OPTIM
KE
MASI FOR
ERSEN (
M
E
UN
RMULA
FA
Muntingia
EXPLOTA
S
NIVERSIT
FAST DISI
calabura
L
AB DAN B
NASKA
SUNJAWA
K
FAKUL
TAS MUHA
SUR
INTEGRA
L.) DENG
BAHAN P
AH PUBLI
Oleh:
A ALIF S
K100110001
LTAS FAR
AMMADI
RAKART
2015
TING TAB
GAN BAH
ENGISI A
IKASI
SAPUTRI
1
RMASI
IYAH SU
TA
BLET
EK
AN PENG
AMILUM
URAKART
KSTRAK D
GHANCUR
TA
OPTIMASI FORMULA FAST DISINTEGRATING TABLET
EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) DENGAN BAHAN PENGHANCUR EXPLOTAB DAN BAHAN PENGISI AMILUM
FORMULA OPTIMIZATION OF FAST DISINTEGRATING TABLET OF CHERRY LEAVES EXTRACT (Muntingia calabura L.) WITH EXPLOTAB
DISINTEGRATING AGENT AND AMYLUM FILLER
Sunjawa Alif Saputri dan Suprapto
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Surakarta 57102
ABSTRAK
Kandungan flavonoid daun kersen pada IC50 22 µg/mL menunjukkan aktivitas antioksidan.
Sediaan Fast Disintegrating Tablet diformulasi agar cepat hancur sehingga mudah diabsorbsi dan mudah dalam penggunaannya. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh kombinasi bahan penghancur explotab dan bahan pengisi amilum pada sediaan Fast Disintegrating Tablet ekstrak daun kersen dan mendapatkan formula optimum. Metode formulasi yang digunakan yaitu granulasi basah. Konsentrasi explotab : amilum yaitu F1 (14 mg : 17,5 mg); F2 (28 mg : 17,5 mg); F3 (14 mg : 70 mg); dan F4 (28 mg : 70 mg). Software design expert digunakan untuk optimasi dengan parameter sifat fisik granul dan tablet. Uji one sample t-Test dengan taraf kepercayaan 95% untuk menganalisis dan memverifikasi hasil prediksi dari factorial design. Hasil formula Fast Disintegrating Tablet optimum pada explotab 22,55 mg dan amilum 61,78 mg. Kombinasi explotab-amilum meningkatkan kecepatan alir, indeks pengetapan, kekerasan, kerapuhan, respon tanggapan rasa tetapi menurunkan keseragaman bobot, waktu hancur, daya hancur tablet oleh responden. Hasil verifikasi uji-t satu sampel menunjukkan perbedaan tidak signifikan pada uji kecepatan alir, waktu hancur dan daya hancur tablet oleh responden, sedangkan indeks pengetapan, kekerasan, kerapuhan, dan uji tanggapan rasa responden menunjukkan perbedaan signifikan.
Kata Kunci:Muntingia calabura L., explotab, amilum, Fast Disintegrating Tablet, faktorial desain.
ABSTRACT
Cherry leaves contains flavonoids that showed antioxidant activity with IC50 at 22 µg/mL. Fast Disintegrating Tablet preparations are formulated to quickly disintegrate in order to ease the administration and absorption. The aim of study was to know the effect in the use of Explotab disintegrating agent in combination with amylum filler in Fast Disintegrating Tablet preparation of cherry leaves extract and to obtain an optimum formulation. Wet granulation was used in the formulation method. Explotab and amylum concentration ratio used were F1 (14 mg : 17,5 mg); F2 (28 mg : 17,5 mg); F3 (14 mg : 70 mg); and F4 (28 mg : 70 mg). Design expert software was used in optimizing the physical properties of the granules and tablets. One-sample t-Test with 95 % level of confidence used to analyze and verify the predicted result generated by factorial design. The optimum Fast Disintegrating Tablet formula gained from the combination of Explotab 22,55 mg and amylum 61,78 mg. Explotab-amylum combination increases the flow rate, tapping index, hardness, friability, and improves taste however reduces the weight uniformity, disintegration time, and oral dissolution time. The result from verification using one-sample t-test showed insignificant difference in flow rate, disintegration time, and oral dissolution time, while in tapping index, hardness, friability, and taste response test showed a significant result.
Key words:Muntingia calabura L., explotab, amylum, Fast Disintegrating Tablet, factorial design.
PENDAHULUAN
Penggunaan produk herbal saat ini semakin banyak diminati oleh masyarakat. Sani et
al., (2012) melaporkan bahwa daun kersen menunjukkan adanya kandungan senyawa saponin,
yang diekstrak dengan metanol menunjukkan aktivitas antioksida signifikan pada IC50
sebanyak 22µg/mL (Premakumari et al., 2010). Aktivitas antioksidan dihasilkan dari
kandungan senyawa fenolik dalam daun kersen (Kuntorini dkk., 2013).Tablet konvensional
dan kapsul merupakan bentuk sediaan yang paling populer di masyarakat. Salah satu
kelemahan dari bentuk sediaan tersebut adalah “Disfagia” atau kesulitan dalam menelan bagi
banyak pasien, terutama anak-anak dan usia lanjut. Saat ini masih belum banyak penelitian
yang melakukan formulasi kersen dalam bentuk sediaan farmasi. Oleh karena itu, ekstrak
daun kersen akan diformulasi menjadi bentuk sediaan FastDisintegrating Tablet (FDT). Fast
Disintegrating Tablet adalah bentuk sediaan padat jika diletakkan di lidah, hancur atau cepat
larut, melepaskan obat, dalam beberapa detik tanpa perlu air. Akhir-akhir ini permintaan
sediaan FDT semakin meningkat di masyarakat dan berkembang pesat dalam industri farmasi.
Baru-baru ini sediaan FDT mulai populer, karena mudah dalam penggunaannya dan
meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat(Deepak et al., 2012).
Penelitian ini menggunakan bahan penghancur explotab dan bahan pengisi amilum.
Keuntungan explotab yaitu menggunakan mekanisme swelling untuk mendisintegrasikan
tablet dengan cepat. Pembuatan tablet berbahan explotab biasanya menggunakan metode
kempa langsung atau granulasi basah dengan konsentrasi optimum dalam formulasi adalah
4% (Mangal et al., 2012). Kekurangan explotab yaitu pada konsentrasi tinggi dapat
membentuk gel dan hilangnya disintegrasi (Bala et al., 2012). Bahan pengisi amilum
ditambahkan pada formulasi FDT dengan tujuan untuk penyesuaian bobot, ukuran tablet dan
membantu kemudahan dalam pembuatan tablet (Siregar, 2010). Pati (amilum) sebagai bahan
pengisi (filler) dan bahan pengikat (binder) dalam pembuatan tablet banyak digunakan dalam
bidang industri dan farmasi. Kekurangan pati (amilum) yaitu tidak mempunyai daya alir
(fluiditas) dan kompaktibilitas dalam membentuk tablet yang baik (Yusuf et al., 2008).
Amilum mempunyai efek lain sebagai pengikat (Hausler, 2009). Konsentrasi kedua bahan
tersebut belum diketahui sehingga perlu dioptimasi.
Optimasi dilakukan dengan metode Factorial Design yang bertujuan untuk melihat
efek dan interaksi dari kombinasi explotab dan amilum ditinjau dari sifat fisik tablet yang
baik, serta didapat formula yang optimum.
METODE PENELITIAN
Alat: Mortir dan stamfer, cawan porselin, alat pencetak tablet single punch EKO-Korsch,
pengayak, stopwatch, alat penyari, evaporator, timbangan analitik, friabilitor-Roche
(pengukur kerapuhan), pengukur kekerasan (hardness tester), cawan petri (pengukur waktu
Bahan : ekstrak daun kersen tua yang diambil dari daerah Sukoharjo, larutan penyari metanol,
explotab, amilum, mg stearat, aspartam, talk dan akuades.
Jalannya penelitian. Pengumpulan daun kersen, pencucian, dan pengeringan dalam lemari
pengering. Pembuatan serbuk simplisia daun kersen, pembersihan simplisia daun kersen dari
pengotor, penghalusan simplisia dan dilakukan pemeriksaan karakteristik, meliputi: bentuk,
bau, warna, dan rasa. Pembuatan ekstrak kental dengan metode maserasi menggunakan
pelarut metanol. Filtrat yang didapat, diuapkan menggunakan Rotary Evaporator sampai
didapat ekstrak cair. Ekstrak cair dikentalkan diatas waterbath (Kuntorini dkk., 2013)
kemudian diformulasi. Pemeriksaan kualitatif ekstrak simplisia meliputi pemeriksaan
organoleptis dan daya lekat.
1) Formula. Dosis ekstrak daun kersen dalam pembuatan FDT adalah sebanyak 46 mg. Dosis
tersebut didapat berdasarkan perhitungan
=
/
/ 25 = 46 mg
Tabel 1. Formula FDT ekstrak daun kersen dengan bahan penghancur explotabdan bahan pengisi amilum
Bahan F1
(mg) F2 (mg)
F3 (mg)
F4
(mg) Fungsi
Ekstrak kental daun kersen 46 46 46 46 Zat aktif
Explotab 14 28 14 28 Bahan Penghancur
Amilum 17,5 17,5 70 70 Bahan Pengisi dan pengikat
Mg stearat (1%) 3,5 3,5 3,5 3,5 Bahan pelicin
Aspartam (14%) 49 49 49 49 Bahan perasa
Talk 220 206 167,5 153,5 Bahan pengisi (Anwar, 2012)
Bobot tablet 350 350 350 350
Keterangan:
F1: dengan explotab 4% (14 mg) dan amilum 5% (17,5 mg) F2: dengan explotab 8% (28 mg) dan amilum 5% (17,5 mg) F3: dengan explotab4% (14 mg) dan amilum 20% (70 mg) F4: dengan explotab8% (28 mg) dan amilum 20% (70 mg)
2) Pemeriksaan Sifat Fisik Granul. Uji kecepatan alir menggunakan metode corong. Uji
pengetapan dengan cara memasukkan granul ke dalam gelas ukur 100 mL. Pembuatan
FDT menggunakan metode granulasi basah. Pengempaan menggunakan mesin pencetak
tablet single punch dengan bobot 350 mg. Setiap FDT mengandung 46 mg ekstrak kersen.
3) Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet. Uji keseragaman bobot dengan cara menimbang 20
tablet satu persatu. Uji kekerasan tablet menggunakan alat hardness tester. Uji kerapuhan
tablet menggunakan friabilitor-Roche. Uji waktu hancur menggunakan petri dish. Waktu
hancur FDT adalah <1 menit (Bhowmik et al., 2009). Uji tanggapan rasa dilakukan secara
acak atau teknik random sampling dengan jumlah 20 responden.
4) Uji Kromatografi Lapis Tipis. Kromatografi lapis tipis dilakukan dengan cara
mengelusinya menggunakan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak kloroform :
metanol (8 : 1). Hasil elusi dilihat dibawah sinar UV dengan panjang gelombang 366 nm
Analisis data
Membandingkan data yang didapat dari hasil penelitian dengan ketentuan yang
dipersyaratkan Farmakope Indonesia ataupun pustaka lain. Software design expert version
9.0.4.1. digunakan untuk optimasi dengan parameter sifat fisik granul dan tablet dari keempat
formula. Membandingkan data hasil verifikasi yang diperoleh dengan hasil prediksi
berdasarkan factorial design menggunakan uji one sample t-test dengan taraf kepercayaan
95%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Determinasi Tanaman Daun Kersen
Kersen merupakan tanaman pohon, tinggi sampai ±10m, perakaran tunggang,
persebaran dengan bantuan hewan atau zoogami. Daun tunggal, duduk daun berseling, tepi
daun bergerigi, permukaan daun berbulu (trikoma berkelenjar), basis rata membulat, apex
runcing-meruncing, pertulangan daun menyirip (nervatio pinninervis), tekstur daun lunak
dengan pertulangan yang jelas pada permukaan bawah dan halus pada permukaan atas, daun
berwarna hijau, tangkai ±3cm, warna coklat dan berambut halus.
Kunci determinasi tanaman kersen:
1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120b, 128b, 129b,
135b, 136b, 139b, 140b, 142b, 143b, 146b, 154b, 155b, 156b, 162b, 163b, 167b, 169b,
171b, 177b, 179a, 180b, 182b, 183b, 184b, 185b, 186b,... → Familia : Tiliaceae
1a,.... → Genus : Muntinga
→ Spesies : Muntingia calabura L.
Berdasarkan hasil determinasi yang dilakukan menunjukkan kebenaran bahwa
tanaman yang digunakan adalah tanaman kersen (Muntingia calabura L.).
B.Pemeriksaan Serbuk Simplisia dan Ekstrak Kental Daun kersen Tabel 2. Hasil pemeriksaan organoleptis serbuk simplisia dan ekstrak kental daun kersen
Serbuk simplisia Ekstrak kental
1 Bentuk serbuk pasta kental
2 Bau khas Khas
3 Warna hijau kecoklatan coklat kehitaman
4 Rasa pahit Pahit
Pemeriksaan daya lekat ekstrak kental daun kersen bertujuan untuk mengetahui
kekentalan dari ekstrak itu sendiri. Hasil uji daya lekat ekstrak kental daun kersen dengan
rata-rata waktu yang diperlukan untuk memisahkan ekstrak dari kedua objek glass adalah
99,67 detik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak kental daun kersen mempunyai daya
C.Pemeriksaan Ekstrak Kering Daun Kersen
Ekstrak kental daun kersen dikeringkan dengan menambahkan bahan pengisi amilum.
Pengayakan ekstrak kering daun kersen bertujuan agar serbuk yang diperoleh seragam.
Tabel 3. Hasil ekstrak kering 4 formula
Formula Ekstrak kental (gram) Pengering amylum (gram) Ekstrak kering (gram)
I 13,8 38 44,15
II 13,8 38 43,35
III 13,8 38 43,26
IV 13,8 38 44,97
D.Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Granul
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah granul yang dibuat memenuhi
persyaratan sehingga dengan konsentrasi yang tepat dihasilkan kualitas tablet yang baik.
Tabel 4. Hasil pemeriksaan sifat fisik granul ekstrak daun kersen
Pemeriksaan sifat fisik granul Formula
I II III IV
Kecepatan alir (gram/detik) 12,01 ± 0,38 11,68 ± 0,31 11,50 ± 0,40 11,33 ± 0,16
Pengetapan (%) 16 ± 1 15 ± 1 16 ± 1,73 16 ± 1
Tabel 5. Persamaan factorial design sifat fisik granul kombinasi explotab dan amilum
Pemeriksaan sifat fisik granul Persamaan
Kecepatan alir (gram/detik) Y= +11,63 – 0,12 (A) – 0,21 (B) + 0,040 (A)(B)
Pengetapan (%) Y= +15,75 – 0,25 (A) + 0,25 (B) + 0,25 (A)(B)
Keterangan: Y = respon, (A) = explotab, (B) = amilum, (A)(B) = interaksi explotab dan amilum
A B
Gambar 1. Contour plot (A) kecepatan alir granul dan (B) pengetapan granul fast disintegrating tablet dengan bahan penghancur explotab dan bahan pengisi amilum.
A B
Gambar 2. Grafik hubungan antara level explotab dan amilum terhadap (A) kecepatan alir granul dan (B) pengetapan granul. Keterangan:
: amilum level tinggi : amilum level rendah
1. Hasil Uji Kecepatan Alir Granul. Kecepatan alir granul yang baik yaitu 100 gram serbuk
yang diuji mempunyai waktu alir kurang dari sama dengan 10 detik atau kecepatan alir ≥10
g/dt (Hadisoewignyo & Fudholi, 2013). Hasil uji kecepatan alir granul semua formula (Tabel
4) memiliki kecepatan alir granul yang baik, karena dari hasil penelitian semua formula
menunjukkan kecepatan alirnya lebih dari 10 g/dt. Semakin besar kecepatan alir granul
menunjukkan sifat alirnya semakin baik, mempermudah pengisian granul dalam ruang
kompresi sehingga diperoleh bobot tablet yang seragam. Persamaan faktorial desain (Tabel 5)
Design Points 2.66
1.21
X1 = A: Explotab X2 = B: Amylum
14.00 17.50 21.00 24.50 28.00 17.50
30.63 43.75 56.88
70.00 kecepatan alir granul (g/dt)
A: Explotab (mg)
B: A m y lu m ( m g ) 11.4 11.6 11.8 12 Prediction 11.46
14.00 17.50 21.00 24.50 28.00 17.50
30.63 43.75 56.88
70.00 Pengetapan Granul (%)
A: Explotab (mg)
B : Am yl um (m g) 15.2 15.4 15.6 15.8 Prediction 15.90
A: Explotab (mg) B: Amylum (mg)
14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 26.00 28.00
k e ce pat a n al ir gr a nul ( g /d t) 11.20 11.40 11.60 11.80 12.00 12.20 Interaction
A: Explotab (mg) B: Amylum (mg)
14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 26.00 28.00
menunjukkan bahwa penambahan explotab dan amilum dapat menurunkan kecepatan alir
granul dengan koefisien regresi explotab - 0,12 dan amilum - 0,21. Penambahan amilum lebih
dominan dalam menurunkan kecepatan alir granul. Koefisien regresi interaksi
explotab-amilum mempunyai pengaruh meningkatkan kecepatan alir granul yang ditunjukkan adanya
koefisien regresi interaksi yaitu + 0,040. Hasil contour plot (Gambar 1A) kombinasi
explotab-amilum level rendah pada area berwarna merah menunjukkan peningkatan kecepatan alir
granul, sedangkan kombinasi explotab-amilum level tinggi pada area berwarna biru
menunjukkan penurunan kecepatan alir granul. Interaksi (Gambar 2A) bersifat sinergis
ditunjukkan dengan garis searah. Pada amilum level tinggi (garis berwarna merah) dan
amilum level rendah (garis berwarna hitam) menunjukkan semakin banyak explotab yang
ditambahkan dapat menurunkan kecepatan alir granul. Efek amilum level tinggi lebih besar
menurunkan kecepatan alir granul dibandingkan dengan efek amilum level rendah. Penurunan
kecepatan alir granul karena explotab dan amilum mempunyai ukuran partikel kurang dari
100 µm, sehingga pengaruh kohesi dan adhesi menjadi lebih besar yang menyebabkan
berkurangnya kemampuan alir granul. Explotab dan amilum memiliki partikel yang berbentuk
bulat dan tersusun dari partikel dengan permukaan halus dan licin sehingga mempunyai sifat
alir yang lebih baik dibanding partikel dengan bentuk tidak beraturan dan tersusun dari
partikel dengan permukaan kasar, hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan
kecepatan alir granul. (Hadisoewignyo & Fudholi, 2013). Penambahan explotab konsentrasi
tinggi juga dapat meningkatkan kecepatan alir granul karena sifat mudah mengalir (Young,
2009) dari explotab itu sendiri.
2. Hasil Uji Pengetapan Granul. Granul dikatakan dapat mengalir bebas, jika perubahan
volume sesudah pengetapan <20 % (Hadisoewignyo & Fudholi, 2013). Pengetapan
menunjukkan penerapan volume sejumlah granul akibat hentakan atau getaran. Hasil uji
pengetapan granul semua formula memiliki indeks pengetapan yang baik (Tabel 4).
Persamaan faktorial desain (Tabel 5) menunjukkan bahwa penambahan explotab dapat
menurunkan indeks pengetapan granul dengan koefisien regresi - 0,25, sedangkan
penambahanamilum dapat meningkatkan indeks pengetapan granul dengan koefisien regresi
+ 0,25. Penambahan explotab lebih dominan dalam menurunkan indeks pengetapan granul.
Koefisien regresi interaksi explotab-amilum mempunyai pengaruh meningkatkan indeks
pengetapan granul ditunjukkan adanya koefisien regresi interaksi + 0,25. Hasil contour plot
(Gambar 1B) explotab dan amilum semua level pada area berwarna merah menunjukkan
peningkatan indeks pengetapan granul, sedangkan explotab level tinggi dan amilum level
rendah pada area berwarna biru menunjukkan penurunan indeks pengetapan granul. Interaksi
(Gambar 2B) bersifat antagonis ditunjukkan dengan garis berlawanan arah. Pada amilum level
tinggi (garis berwarna merah) menunjukkan semakin banyak explotab yang ditambahkan
berwarna hitam) menunjukkan semakin banyak explotab yang ditambahkan dapat
menurunkan indeks pengetapan. Variasi ukuran granul yang kecil dari campuran explotab dan
amilum akan dapat mengisi ruang kosong antar partikel sehingga menyebabkan terjadinya
penurunan indeks pengetapan granul, sedangkan variasi ukuran granul yang besar dari
campuran explotab dan amilum akan sulit mengisi ruang kosong antar partikel sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan indeks pengetapan granul.
E.Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Fast Disintegrating Tablet
Pemeriksaan ini untuk mengetahui kualitas tablet ekstrak daun kersen dan diharapkan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia dan pustaka lain.
Tabel 6. Hasil pemeriksaan sifat fisik tablet
Pemeriksaan sifat fisik tablet Formula
I II III IV
Kekerasan (kg) 2,63 ± 0,24 2,77 ± 0,58 2,08 ± 0,23 2,61 ± 0,25
Keseragaman bobot (mg) 350,35 ± 9,33
(CV: 2,66%)
357,35 ± 8,26 (CV: 2,31%)
355,50 ± 6,05 (CV: 1,70%)
346,35 ± 4,20 (CV: 1,21%)
Kerapuhan (%) 0,58 ± 0,15 0,74 ± 0,44 0,56 ± 0,37 0,80 ± 0,62
Waktu hancur (menit) 0,88 ± 0,04 0,79 ± 0,02 0,86 ± 0,03 0,68 ± 0,02
Daya hancur tablet oleh responden 2,90 2,90 2,95 2,95
Tanggapan rasa responden 3,60 3,45 4,10 3,95
Tabel 7. Persamaan factorial design sifat fisik tablet kombinasi explotab dan amilum
Sifat fisik tablet Persamaan
Kekerasan (kg) Y= +2,52 + 0,17 (A) – 0,18 (B) + 0,097 (A)(B)
Keseragaman bobot (mg) Y= +1,97 – 0,21 (A) – 0,52 (B) – 0,035 (A)(B)
Kerapuhan (%) Y= +0,67 + 0,100 (A) + 0,010 (B) + 0,020 (A)(B)
Waktu hancur (menit) Y= +0,80 – 0,067 (A) – 0,032 (B) – 0,023 (A)(B) Daya hancur tablet oleh responden Y= +2,92 + 0,025 (B)
Tanggapan rasa responden Y= +3,78 – 0,075 (A) + 0,25 (B)
Keterangan: Y = respon, (A) = explotab, (B) = amilum, (A)(B) = interaksi explotab dan amilum
A B
C D
E F
Gambar 3. Contour plot (A) kekerasan tablet, (B) keseragaman bobot tablet, (C) kerapuhan tablet, (D) waktu hancur tablet metode
Design Points 2.66
1.21
X1 = A: Explotab X2 = B: Amylum
14.00 17.50 21.00 24.50 28.00 17.50
30.63 43.75 56.88
70.00 Kekerasan Tablet (kg)
A: Explotab (mg)
B: Am y lum ( m g) 2.2 2.4 2.6 Prediction 2.45219
14.00 17.50 21.00 24.50 28.00 17.50
30.63 43.75 56.88
70.00 Keseragaman Bobot Tablet (CV%)
A: Explotab (mg)
B: Am y lum ( m g) 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 Prediction 1.56
14.00 17.50 21.00 24.50 28.00 17.50
30.63 43.75 56.88
70.00 Kerapuhan Tablet (%)
A: Explotab (mg)
B: Am y lum ( m g)
0.6 0.65 0.7 0.75
Prediction 0.70
14.00 17.50 21.00 24.50 28.00 17.50
30.63 43.75 56.88
70.00 Waktu Hancur Tablet Metode Petridisk (menit)
A: Explotab (mg)
B: A m y lu m ( m g ) 0.7 0.75 0.8 0.85 Prediction 0.761938
14.00 17.50 21.00 24.50 28.00 17.50
30.63 43.75 56.88
70.00 Daya Hancur Responden
A: Explotab (mg)
B: Am y lu m ( m g ) 2.91 2.92 2.93 2.94 Prediction 2.94
14.00 17.50 21.00 24.50 28.00 17.50
30.63 43.75 56.88
70.00 Tanggapan Rasa Responden
A: Explotab (mg)
A B
C D
E F
Gambar 4. Grafik hubungan antara level explotab dan amilum terhadap (A) kekerasan tablet, (B) keseragaman bobot tablet, (C) kerapuhan tablet, (D) waktu hancur tablet metode petri dish, (E) daya hancur tablet oleh responden dan (F) tanggapan rasa responden.
Keterangan:
: amilum level tinggi : amilum level rendah
1. Hasil Uji Kekerasan Tablet. Uji kekerasan tablet bertujuan agar tablet tidak rusak atau
pecah saat proses pengepakan maupun distribusi karena adanya tekanan atau benturan.
Kekerasan tablet dapat mempengaruhi waktu hancur karena jika tablet terlalu keras maka
waktu hancur tablet semakin lama, sebaliknya jika kekerasan tablet kurang maka waktu
hancur tablet semakin cepat (tablet mudah hancur). Hasil uji kekerasan tablet semua formula
(Tabel 6) memenuhi persyaratan. Persamaan faktorial desain (Tabel 7) menunjukkan bahwa
penambahan explotab dapat meningkatkan kekerasan tablet dengan koefisien regresi + 0,17,
sedangkan penambahan amilum dapat menurunkan kekerasan tablet dengan koefisien regresi
– 0,18. Koefisien regresi interaksi explotab-amilum mempunyai pengaruh meningkatkan
kekerasan tablet yang ditunjukkan adanya koefisien regresi interaksi yaitu + 0,097. Hasil
contour plot (Gambar 3A) kombinasi explotab level rendah dan amilum level tinggi pada area
berwarna biru menunjukkan penurunan kekerasan tablet, sedangkan kombinasi explotab dan
amilum semua level pada area berwarna merah menunjukkan peningkatan kekerasan tablet.
Interaksi (Gambar 4A) bersifat sinergis ditunjukkan dengan garis searah. Pada amilum level
A: Explotab (mg) B: Amylum (mg)
14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 26.00 28.00
Ke ker a san T abl et (k g) 2 2.2 2.4 2.6 2.8 Interaction
A: Explotab (mg) B: Amylum (mg)
14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 26.00 28.00
Ke ser a gam an Bobo t Tabl et ( C V% ) 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 2.20 2.40 2.60 2.80 Interaction
A: Explotab (mg) B: Amylum (mg)
14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 26.00 28.00
K e ra puh an Tabl et (% ) 0.55 0.60 0.65 0.70 0.75 0.80 0.85 Interaction
A: Explotab (mg) B: Amylum (mg)
14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 26.00 28.00
Wa ktu H anc ur T a b let Me tod e P e tr idis
k (
m en it) 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85 0.9 Interaction
A: Explotab (mg) B: Amylum (mg)
14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 26.00 28.00
D a ya H a n c ur R e spon den 2.89 2.90 2.91 2.92 2.93 2.94 2.95 Interaction
A: Explotab (mg) B: Amylum (mg)
14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 26.00 28.00
tinggi (garis berwarna merah) dan amilum level rendah (garis berwarna hitam) menunjukkan
semakin banyak explotab yang ditambahkan dapat meningkatkan kekerasan tablet. Efek
amilum level rendah lebih besar meningkatkan kekerasan tablet dibandingkan dengan efek
amilum level tinggi. Penambahan explotab lebih dominan dalam menghasilkan kekerasan
tablet. Peningkatan kekerasan tablet juga dapat terjadi karena adanya penambahan bahan
amilum yang mempunyai sifat selain sebagai bahan pengisi juga sebagai bahan pengikat.
Peningkatan jumlah bahan pengikat akan meningkatkan kekerasan tablet (Hadisoewignyo &
Fudholi, 2013). Begitu juga dengan penurunan kekerasan tablet terjadi karena penurunan
konsentrasi amilum dan peningkatan konsentrasi explotab akan menurunkan kekerasan tablet.
2. Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet. Hasil keseragaman bobot tablet (Tabel 6)
menunjukkan bahwa keempat formula memenuhi uji keseragaman bobot tablet menurut
Farmakope Indonesia edisi III. Persamaan faktorial desain (Tabel 7) menunjukkan bahwa
penambahan explotab dan amilum dapat menurunkan keseragaman bobot tablet dengan
koefisien regresi explotab - 0,21 dan amilum - 0,52. Koefisien regresi interaksi
explotab-amilum juga mempunyai pengaruh menurunkan keseragaman bobot tablet yang ditunjukkan
adanya koefisien regresi interaksi yaitu – 0,035. Penambahan amilum lebih dominan dalam
menurunkan keseragaman bobot tablet. Hasil contour plot (Gambar 3B) kombinasi
explotab-amilum level tinggi pada area berwarna biru menunjukkan penurunan keseragaman bobot
tablet, sedangkan kombinasi explotab-amilum level rendah pada area berwarna merah
menunjukkan peningkatan keseragaman bobot tablet. Interaksi (Gambar 4B) bersifat sinergis
ditunjukkan dengan garis searah. Pada amilum level tinggi (garis berwarna merah) dan
amilum level rendah (garis berwarna hitam) menunjukkan semakin banyak explotab yang
ditambahkan dapat menurunkan keseragaman bobot tablet. Efek amilum level tinggi lebih
besar menurunkan kecepatan alir granul dibandingkan dengan efek aamilum level rendah.
Pengujian kecepatan alir granul berhubungan dengan keseragaman pengisian ruang cetakan
yang akan mempengaruhi keseragaman bobot (Hadisoewignyo & Fudholi, 2013). Campuran
explotab dan amilum dengan ukuran partikel yang besar, bentuk partikel yang bulat dan
tersusun dari partikel dengan permukaan halus dan licin akan menghasilkan kecepatan alir
yang baik. Kecepatan alir yang baik akan mempermudah pengisian ruang cetakan sehingga
akan meningkatkan keseragaman bobot tablet. Sebaliknya campuran explotab dan amilum
dengan ukuran partikel yang kecil, bentuk partikel yang tidak beraturan dan tersusun dari
partikel dengan permukaan yang tidak rata akan menurunkan kecepatan alir granul sehingga
3. Hasil Uji Kerapuhan Tablet. Kerapuhan FDT tidak boleh lebih dari 1% (Ratnakar &
Prajapati, 2011). Hasil uji kerapuhan menunjukkan bahwa semua formula memenuhi
persyaratan (Tabel 6). Persamaan faktorial desain (Tabel 7) menunjukkan bahwa penambahan
explotab dan amilum dapat meningkatkan kerapuhan tablet dengan koefisien regresi explotab
+ 0,100 dan amilum + 0,010. Koefisien regresi interaksi explotab-amilum mempunyai
pengaruh meningkatkan kerapuhan tablet ditunjukkan adanya koefisien regresi interaksi yaitu
+ 0,020. Penambahan explotab lebih dominan dalam meningkatkan kerapuhan tablet. Hasil
contour plot (Gambar 3C) kombinasi explotab dan amilum semua level pada area berwarna
biru menunjukkan penurunan kerapuhan tablet, sedangkan kombinasi explotab-amilum level
tinggi pada area berwarna merah menunjukkan peningkatan kerapuhan tablet. Interaksi
(Gambar 4C) bersifat antagonis (Bolton, 1997) ditunjukkan dengan garis berlawan arah. Pada
amilum level tinggi (garis berwarna merah) menunjukkan semakin banyak explotab yang
ditambahkan dapat meningkatkan kerapuhan tablet, begitu juga pada amilum level rendah
(garis berwarna hitam) menunjukkan semakin banyak explotab yang ditambahkan dapat
meningkatkan kerapuhan tablet. Efek amilum level tinggi lebih besar meningkatkan
kerapuhan tablet dibandingkan dengan efek amilum level rendah. Kerapuhan tablet dapat
meningkat karena pengaruh penambahan bahan explotab yang berfungsi sebagai bahan
penghancur untuk menanggulangi sifat kedua dari amilum yaitu sebagai bahan pengikat.
Bahan pengikat dapat memberikan kekuatan dan mengurangi friabilitas tablet (Siregar, 2010).
4. Hasil Uji Waktu Hancur Tablet. Uji waktu hancur tablet digunakan untuk mengetahui
kecepatan hancurnya tablet ketika diletakkan di lidah. Uji waktu hancur tidak dapat mewakili
kondisi dalam mulut maka uji waktu hancur dilakukan dengan cara meletakkan tablet di
tengah cawan petri berisi 10 mL air. Waktu dihitung mulai dari meletakkan tablet sampai
tablet hancur sempurna (Mangal et al., 2012). Pengaruh kekerasan tablet dan kerapuhan tablet
dapat dilihat pada uji waktu hancur. Semakin tinggi kekerasan tablet menggambarkan
semakin lama waktu hancur tablet. Semakin tinggi kerapuhan tablet menggambarkan semakin
mudah tablet untuk hancur. Persyaratan waktu hancur tablet untuk sediaan FDT adalah 15
detik sampai 3 menit (Mehta et al., 2013). Hasil dari semua formula menunjukkan hasil <1
menit (memenuhi persyaratan). Persamaan faktorial desain (Tabel 7) menunjukkan bahwa
penambahan explotab dan amilum dapat menurunkan waktu hancur tablet dengan koefisien
regresi explotab - 0,067 dan amilum - 0,032. Koefisien regresi interaksi explotab-amilum
mempunyai pengaruh menurunkan waktu hancur tablet yang ditunjukkan adanya koefisien
area berwarna biru menunjukkan penurunan waktu hancur tablet, sedangkan kombinasi
explotab dan amilum semua level pada area berwarna merah menunjukkan peningkatan waktu
hancur tablet. Interaksi (Gambar 4D) bersifat sinergis ditunjukkan dengan garis searah. Pada
amilum level tinggi (garis berwarna merah) dan amilum level rendah (garis berwarna hitam)
menunjukkan semakin banyak explotab yang ditambahkan dapat menurunkan waktu hancur
tablet. Efek amilum level tinggi lebih besar menurunkan waktu hancur tablet dibandingkan
dengan efek amilum level rendah. Semakin banyak explotab dan amilum yang ditambahkan
dapat meningkatkan kerapuhan tablet sehingga dapat menurunkan waktu hancur tablet.
Penambahan amilum konsentrasi tinggi saat pentabletan akan meningkatkan kekerasan tablet,
dengan penambahan bahan explotab yang mempunyai fungsi sebagai bahan penghancur
dengan mekanisme swelling dapat menyebabkan penurunan waktu hancur tablet karena
disintegrasi terjadi dengan penyerapan air yang cepat, selain itu peningkatan tekanan
kompresi tablet juga tampaknya tidak berpengaruh pada waktu hancur (Mangal et al., 2012).
5. Hasil Uji Daya Hancur Tablet Oleh Responden. Uji daya hancur tablet oleh responden
bertujuan untuk menggambarkan waktu hancur tablet secara langsung pada responden
manusia. Hasil uji daya hancur tablet responden dilakukan dengan cara mengelompokkan dan
memberikan penilaian dari 3 kriteria penilaian. Persamaan faktorial desain (Tabel 7)
menunjukkan bahwa penambahan amilum juga dapat meningkatkan daya hancur tablet oleh
responden dengan koefisien regresi +0,025. Hasil contour plot (Gambar 3E) semua area
menunjukkan daya hancur tablet responden yang baik karena mendekati nilai 3 (cepat).
Kombinasi explotab dan amilum semua level pada area berwarna biru menunjukkan
penurunan daya hancur tablet oleh responden, sedangkan kombinasi explotab dan amilum
semua level pada area berwarna merah menunjukkan peningkatan daya hancur tablet oleh
responden. Interaksi (Gambar 4E) bersifat sinergis ditunjukkan dengan garis searah. Pada
amilum level tinggi (garis berwarna merah) dan amilum level rendah (garis berwarna hitam)
menunjukkan semakin banyak explotab yang ditambahkan dapat berefek konstan pada daya
hancur tablet oleh responden, hal ini dikarenakan dari keempat formula menunjukkan
masing-masing 2 data yang nilainya sama. Peningkatan daya hancur tablet oleh responden terjadi
karena penambahan bahan explotab yang mempunyai sifat sebagai bahan penghancur.
Penambahan bahan amilum dapat menurunkan daya hancur tablet oleh responden karena
amilum punya sifat lain sebagai pengikat. Konsentrasi explotab tinggi dan amilum rendah
menurunkan waktu hancur teblet dan meningkatkan daya hancur tablet oleh responden.
6. Hasil Uji Tanggapan Rasa Responden. Uji tanggapan rasa bertujuan untuk mengetahui
menggambarkan formula yang dapat diterima atau tidak oleh konsumen. FDT merupakan
tablet yang hancur di mulut maka FDT ekstrak daun kersen harus memiliki rasa yang manis.
Persamaan faktorial desain (Tabel 7) menunjukkan bahwa penambahan explotab dapat
menurunkan tanggapan rasa responden dengan koefisien regresi – 0,075. Penambahan amilum
dapat meningkatkan tanggapan rasa responden dengan koefisien regresi + 0,25. Penambahan
amilum lebih dominan dalam meningkatkan tanggapan rasa responden. Amilum dalam proses
hidrolisis parsial dengan enzim α-amilase akan menghasilkan maltodekstrin yang dapat
mempengaruhi rasa manis (Anwar, 2012).
Gambar 5. Diagram Pie rasa formula fast disintegrating tablet yang dapat diterima.
Hasil contour plot (Gambar 3F) kombinasi explotab level tinggi dan amilum level
rendah pada area berwarna biru menunjukkan penurunan tanggapan rasa responden,
sedangkan kombinasi explotab level rendah dan amilum level tinggi pada area berwarna
merah menunjukkan peningkatan tanggapan rasa responden. Interaksi (Gambar 4F) bersifat
sinergis ditunjukkan dengan garis searah. Pada amilum level tinggi (garis berwarna merah)
dan amilum level rendah (garis berwarna hitam) menunjukkan semakin banyak explotab yang
ditambahkan dapat menurunkan tanggapan rasa responden. Berdasarkan rasa dari keempat
formula, responden diminta untuk memilih satu formula yang dapat diterima. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa formula IV paling banyak diterima oleh responden dengan nilai
persentase sebesar 65% (Gambar 5).
F.Optimasi Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun Kersen dengan Bahan Penghancur
Explotab dan Bahan Pengisi Amilum
Penentuan titik optimum FDT ekstrak daun kersen dengan bahan penghancur explotab
dan bahan pengisi amilum menggunakan metode desain faktorial melalui penelusuran sifat
fisik granul dan sifat fisik tablet yang diambil dari percobaan dan dimasukkan ke dalam
program Design Expert version 9.0.4.1. Kecepatan alir dan pengetapan merupakan parameter
sifat fisik granul yang diamati. Kekerasan, keseragaman bobot, kerapuhan, waktu hancur,
daya hancur tablet oleh responden dan tanggapan rasa responden merupakan parameter sifat
fisik tablet yang diamati. Penentuan titik optimum ini bertujuan untuk mendapatkan daerah
Tabel 8. Parameter kriteria uji fast disintegrating tablet
Parameter Kriteria Keterangan
Kecepatan alir granul (gram/detik) 11,33 – 12,01 Maksimal
Pengetapan granul (%) 15,00 – 16,00 In range
Kekerasan tablet (kg) 2,08 – 2,77 Maksimal
Keseragaman bobot teblet (CV%) 1,21 – 2,66 Minimal
Kerapuhan tablet (%) 0,56 – 0,80 Minimal
Waktu hancur (menit) 0,68 – 0,83 Minimal
Daya hancur tablet oleh responden 2,90 – 2,95 Maksimal
Tanggapan rasa responden 3,45 – 4,01 Maksimal
Berdasarkan kriteria pada parameter di atas didapatkan formula optimum melalui
pendekatan desain faktorial dengan program Design Expert version 9.0.4.1. Penggabungan
dari parameter kriteria tersebut menunjukkan titik formula optimum dengan sifat fisik granul
dan sifat fisik tablet yang baik.
Gambar 6. Contour plot super imposed tablet ekstrak daun kersen dengan bahan penghancur explotab dan bahan pengisi amilum.
Titik optimum diperoleh berdasarkan contour plot superimposed (daerah berwarna
kuning) menunjukkan daerah yang memenuhi persyaratan. Formula optimum terpilih pada
komposisi explotab 22,55 mg dan amilum 61,78 mg menunjukkan sifat fisik granul dan sifat
fisik tablet yang optimal. Hasil tersebut didapat berdasarkan nilai kecepatan alir granul 11,46
g/dt, pengetapan granul 15,90%, kekerasan tablet 2,45 kg, CV keseragaman bobot tablet
0,70%, waktu hancur tablet 0,76 menit, daya hancur tablet oleh responden 2,94, dan
tanggapan rasa responden 3,39.
G.Hasil Uji Sifat Fisik Granul dan Sifat Fisik Tablet Formula Optimum
Formula optimum explotab 22,55 mg dan amilum 61,78 mg dicampur dengan bahan
lain dan di granul. Kemudian diuji sifat fisik granul yaitu kecepatan alir granul dan
pengetapan. Dilakukan pengujian granul dan penabletan. Kemudian diuji sifat fisik tablet
yaitu kekerasan, keseragaman bobot, kerapuhan, waktu hancur, daya hancur tablet oleh
responden dan tanggapan rasa responden.
Tabel 9. Formula optimum fast disintegrating tablet ekstrak daun kersen
Bahan Formula optimum (mg)
Ekstrak daun kersen 46
Explotab 22,55 Amilum 61,78
Mg stearat 3,5
Aspartam 49 Talk 167,17
Bobot tablet 350
14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 26.00 28.00 17.50 25.00 32.50 40.00 47.50 55.00 62.50
70.00 Overlay Plot
A: Explotab B: A m y lu m
Waktu Hancur Tablet Metode Petridisk : 0.830
Tabel 10. Hasil uji sifat fisik granul dan tablet formula optimum
Uji sifat fisik Hasil
Kecepatan alir granul (g/dt) 11,34 ± 0,69 Pengetapan granul (%) 14,33 ± 0,58 Kekerasan tablet (kg) 2,74 ± 0,07 Keseragaman bobot tablet (CV%) 2,29
Kerapuhan tablet (%) 0,45 ± 0,07 Waktu hancur (menit) 0,77 ± 0,02 Daya hancur tablet oleh responden 2,85 ± 0,37 Tanggapan rasa responden 3,70 ± 0,47
H.Hasil Verifikasi Formula Optimum
Hasil formula optimum explotab 22,55 mg dan amilum 61,78 mg dibandingkan
dengan hasil prediksi sifat fisik granul dan sifat fisik tablet berdasarkan desain faktorial
ditentukan secara statistik menggunakan program SPSS versi 15 dengan uji one sample t-Test
dengan taraf kepercayaan 95%.
Tabel 11. Hasil verifikasi dan prediksi uji sifat fisik granul dan sifat fisik tablet
Parameter Prediksi Verifikasi Signifikansi
(95%) Keterangan
Kecepatan alir granul (g/dt) 11,46 11,34 0,800 Berbeda tidak signifikan
Pengetapan granul (%) 15,90 14,33 0,042 Berbeda signifikan
Kekerasan tablet (kg) 2,45 2,74 0,022 Berbeda signifikan
Keseragaman bobot tablet (CV%) - - -
Kerapuhan tablet (%) 0,70 0,45 0,030 Berbeda signifikan
Waktu hancur (menit) 0,76 0,77 0,423 Berbeda tidak signifikan
Daya hancur tablet oleh responden 2,94 2,85 0,286 Berbeda tidak signifikan
Tanggapan rasa responden 3,39 3,70 0,008 Berbeda signifikan
Hasil uji sifat fisik granul dan sifat fisik tablet ekstrak daun kersen pada tabel 10, nilai
yang menunjukkan perbedaan signifikan diperoleh pada uji pengetapan granul, kekerasan
tablet, kerapuhan tablet dan tanggapan rasa responden. Hal ini berarti bahwa nilai hasil
prediksi dan hasil verifikasi memiliki perbedaan yang bermakna sehingga nilai tersebut dapat
dikatakan tidak valid. Hasil uji kecepatan alir granul, waktu hancur petridisk dan daya hancur
tablet oleh responden menunjukkan adanya perbedaan yang tidak signifikan antara hasil
prediksi dan hasil verifikasi karena nilai signifikasinya p>0,05 untuk taraf kepercayaan 95%,
sehingga uji yang dilakukan dapat dikatakan valid dan dapat dipercaya.
I. Hasil Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis
Tujuan KLT untuk mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam ekstrak kental
dan FDT ekstrak daun kersen. Senyawa yang diidentifikasi adalah senyawa fenolik, senyawa
yang diduga bertanggung jawab terhadap aktivitas antioksidan dalam daun kersen (Kuntorini
dkk., 2013). Salah satu senyawa fenolik adalah flavonoid. Standar yang digunakan yaitu
quersetin.
Gambar 7. Hasil KLT ekstrak kental dan FDT ekstrak daun kersen dengan standar quersentin pada fase diam silika gel GF 1
2
3 B
A C
Hasil uji KLT menunjukkan adanya bercak yang berwarna kuning kehijauan dengan
deteksi UV366 menggunakan pereaksi semprot sitroborat. Hal ini berarti bahwa ekstrak kental
dan FDT ekstrak daun kersen terdapat senyawa flavonoid di dalamnya yang ditunjukkan
dengan adanya bercak dan nilai Rf.
Tabel 12. Data hasil uji kromatografi lapis tipis
No. Rf UV 366 setelah disemprot sitroborat
1 Pembanding quersetin A 0.48 Kuning kehijauan
Ekstrak daun kersen B 0.41 Kuning lemah
2 C 0.93 Hijau
FDT ekstrak daun kersen D 0.30 Kuning kehijauan
3 E 0.93 Kuning lemah
J. Hasil Saran Responden
Berdasarkan kuisioner 4 formula dan formula optimum kebanyakan responden
berpendapat bahwa rasa dan warna dari tablet FDT ekstrak daun kersen sudah sesuai.
Sedangkan bau dan bentuk dari FDT ekstrak daun kersen belum sesuai, sehingga perlu
penambahan corigen odoris dan variasi bentuk FDT agar lebih menarik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kombinasi bahan explotab dan amilum berpengaruh terhadap sifat fisik granul dan tablet
FDT ekstrak daun kersen. Kombinasi explotab-amilum meningkatkan kecepatan alir,
indeks pengetapan, kekerasan, kerapuhan, respon tanggapan rasa tetapi menurunkan
keseragaman bobot, waktu hancur, daya hancur tablet oleh responden.
2. Konsentrasi bahan penghancur explotab 22,55 mg dan bahan pengisi amilum 61,78 mg
didapatkan formula optimum.
SARAN
Perlu dilakukan uji stabilitas dan homogenitas pada optimasi formula fast
disintegrating tablet ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan bahan penghancur
explotab dan pengisi amilum.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, E., 2012, Eksipien dalam Sediaan Farmasi, 89, 93-95, Jakarta, Dian Rakyat.
Bala, R., Sushil, K., & Pravin, P., 2012, Polymers In Fast Disintegrating Tablets – A Review,
Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, 5 (2), 11, ISSN - 0974-2441.
Bhowmik, D., Chiranjib, B., Krishnakanth., Pankaj. & Chandira, R. M., 2009, Fast Dissolving Tablet: An Overview, Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 1 (1): 163-177.
Deepak, S., Kumar, D., Singh, M., Singh, G. & Rathore, M. S., 2012, Fast Disintegrating Tablets: A New Era In Novel Drug Delivery System And New Market Opportunities,
Journal of Drug Delivery & Therapeutics, 2 (3): 74-86.
Hadisoewignyo, L., & Fudholi, A., 2013, Sediaan Solid, 21, 30, 31, 36, 43, 73, 80, 82, 118, 119, 244, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Hausler, O., 2009, Starch, in: Rowe, R. C., Sheskey, P. J. & Quinn, M. E. (eds.), Handbook
Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, 686-691, London, Pharmaceutical Press and
America Pharmacists Association.
Kuntorini, E. M., Setya, F., & Maria, D. A., 2013, Struktur Anatomi dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Kersen, Lampung, Prosiding Semirata FMIPA
Universitas Lampung, 291-296.
Mangal, M., Sunil, T., Manish, G. & Pankaj, G., 2012, Superdisintegrants: An Updated Review, International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science Research, 2 (2) 26-35, ISSN: 2249-0337.
Mangal, M., Sunil, T., Manish, G. & Nishant, T., 2012, Comparison Study Between Various Reported Disintegrating Methods for Fast Disintegrating Tablets, African Journal of
Basic & Applied Sciences, 4 (4), 106-109, ISSN: 2079-2034.
Mehta, M., Raghuvir, S., Anupama, S., & Sanjeev, K., 2013, Fast Disintegrating Drug Delivery Systems: An Updated Review, International Journal of Recent Advances in
Pharmaceutical Research, 3 (3) 1-11.
Premakumari, K. B., Ayesha, S., Rokeya, S.,Vithya. & Savitha., 2010, Antioxidant Activity And Estimation Of Total Phenolic Content Of Muntingia Calabura By Colorimetry,
International Journal Of Chemtech Research Coden( Usa): Ijcrgg, 2 (1), 205-208,
ISSN: 0974-4290.
Ratnakar, N. C & Prajapati, B. G., 2011, Formulation Design and Development of Cinnarizine Fast Disintegrating Tablet, Pelagia Research Library, 2 (2), 333-340, ISSN: 0976-8688.
Sani, M. H. M., Zakaria, Z. A., Balan, T., Teh, L. K. & Salleh, M. Z., 2012 Antinociceptive Activity Of Methanol Extract Of Muntingia Calabura Leaves And Themechanisms Of Action Involved, Evidence-Based Complementary And Alternative Medicine, 1-10.
Siregar, C. J. P., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, 145, 147, 166, 172, 193, 198, 199, Jakarta, Buku Kedokteran EGC.
Young, PM., 2009, Sodium Starch Glycolate, in: Rowe, R. C., Sheskey, P. J. & Quinn, M. E. (eds.), Handbook Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, 663-666, London, Pharmaceutical Press and America Pharmacists Association.