• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pembebanan pada Dinding Penahan Tanah Segmental.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pembebanan pada Dinding Penahan Tanah Segmental."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBEBANAN PADA DINDING

Pembimbing: Ir. Asriwiyanti Desiani, MT.

ABSTRAK

Salah satu konstruksi dinding penahan tanah yang aman, fleksibel, awet dan murah adalah dinding penahan tanah segmental. Prosedur desain yang digunakan mengacu pada NCMA (National Concrete Masonry Association), Design Manual for Segmental Retaining Walls, USA dan AASHTO (The American Association of State Highway and Transportation Officials). Hasil penyelidikan tanah, menunjukkan lokasi yang diusulkan adalah tanah dengan perbedaan elevasi 5 m, yang memiliki nilai N(SPT) 0-6 pukulan/30 cm pada kedalaman 0-5 m. Analisis pemodelan menggunakan software Geo5.

Perhitungan dinding penahan tanah segmental dihitung tanpa perkuatan dan dengan perkuatan pada ketinggian 5 m. Pada dinding penahan tanah segmental dengan perkuatan, tanah yang diperkuat diganti menggunakan tanah pasir dengan parameter  = 19 kN/m2 dan  = 34. Variasi pembebanan berupa beban merata dan beban strip.

Hasil analisis perhitungan untuk dinding penahan tanah tanpa perkuatan didapat faktor keamanan yang rendah. Perhitungan pada dinding penahan tanah dengan perkuatan berdasarkan metode NCMA didapat nilai pembebanan merata maksimal yang dipikul sebesar 22.5 kN/m2 dan pembebanan strip sebesar 32.5 kN/m2, dengan metode AASHTO didapat nilai pembebanan merata maksimal yang dipikul sebesar 20.5 kN/m2 dan pembebanan strip sebesar 27 kN/m2. Maksimal pembebanan yang dihitung dengan metode AASHTO memiliki nilai yang lebih kecil dari NCMA, karena metode AASHTO menggunakan faktor beban dan faktor tahanan dalam proses perhitungan.

Kata kunci: AASHTO, dinding penahan tanah segmental, NCMA, parameter, strip.

 

 

(2)

 

LOADING EFFECT ON SEGMENTAL RETAINING

WALL

Dwi Rahayu Purwanti NRP: 1321902

Supervisor: Ir. Asriwiyanti Desiani, MT.

ABSTRACT

One of the safe, flexible, durable and inexpensive retaining wall construction is the segmental retaining wall. Design procedure used is refered to NCMA (National Concrete Masonry Association), Design Manual for Segmental Retaining Walls, USA and AASHTO (The American Association of State Highway and Transportation Officials). The results of soil investigation, indicate that the proposed location is soil with 5m different elevation and N (SPT) values 0-6 blows / 30 cm at a depth of 0-5 m. Modeling analysis using Geo5 software.

Segmental retaining wall was calculated without reinforcement and with reinforcement at a height of 5 m. On segmental retaining wall with reinforcement, reinforced soil is changed using sand with parameter  = 19 kN / m2 and  = 34. Loading variation calculated in the form of distributed load and strip load.

The calculation results of retaining wall without reinforcement obtained a low safety factor. Calculations on retaining wall with reinforcement by NCMA methods obtained maximum distributed load value 22.5 kN / m2 and maximum strip load value 32.5 kN / m2, calculation using AASHTO method obtained maximum distributed load value 20.5 kN / m2 and maximum strip load value 27 kN / m2. Maximum loading calculated by AASHTO method shown a smaller value than NCMA, because the AASHTO method used a load factor and resistance factor in the calculation process.

 

Keywords: AASHTO, NCMA, parameter, segmental retaining wall, strip.

 

 

 

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR NOTASI ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 2

1.4 Sistematika Penelitian ... 3

1.5 Lisensi Perangkat Lunak ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Jenis Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall) ... 5

2.1.1 Dinding Penahan Tanah Gravitasi ... 5

2.1.2 Dinding Penahan Tanah Semi Gravitasi ... 6

2.1.3 Dinding Penahan Tanah Kantilever ... 6

2.1.4 Dinding Penahan Tanah Counterfort ... 7

2.1.5 Dinding Penahan Tanah Beton Bertulang Dengan Penahan (Buttress) 7 2.2 Dinding Penahan Tanah Segmental ... 8

2.2.1 Bahan Unit Dinding ... 9

2.2.2 Kuat Tekan Unit Dinding ... 9

2.2.3 Metode Desain Berdasarkan NCMA ... 10

2.2.4 Metode Desain Berdasarkan AASHTO ... 14

2.3 Teori Tekanan Tanah Lateral ... 17

2.3.1 Tekanan Tanah Aktif dan Pasif ... 17

2.3.2 Tekanan Tanah Berdasarkan Teori Rankine (1857) ... 18

2.3.3 Tekanan Tanah Berdasarkan Teori Coulomb (1776) ... 19

2.4 Pengaruh Beban Di Atas Tanah Urug ... 20

2.4.1 Beban Terbagi Rata ... 20

2.4.2 Beban Titik ... 21

2.4.3 Beban Strip ... 22

2.5 Stabilitas Dinding Penahan Tanah Cara Solid ... 22

2.5.1 Stabilitas Terhadap Momen Guling ... 22

2.5.2 Stabilitas Terhadap Penggeseran ... 23

(4)

2.6 Stabilitas Dinding Penahan Tanah Segmental ... 25

2.6.1 Stabilitas Eksternal ... 25

2.6.2 Stabilitas Internal ... 33

2.7 Bentuk Bidang Longsor ... 35

2.8 Penyelidikan Tanah ... 36

2.8.1 Pekerjaan Pengeboran ... 37

2.8.2 Pekerjaan Pengambilan Contoh Tanah Tidak Terganggu ... 37

2.8.3 Pekerjaan Standard Penetration Test (SPT) ... 38

2.8.4 Pekerjaan Tes Laboratorium ... 39

2.9 Parameter Tanah ... 40

2.9.1 Berat Isi () ... 40

2.9.2 Kohesi (c) ... 42

2.9.3 Sudut geser dalam ()... 43

2.10 Tanah Pada Perkuatan Tanah ... 43

2.11 Perkuatan Tanah Geosintetik ... 44

BAB III DATA LAPANGAN DAN PENGGUNAAN PROGRAM GEO5 ... 47

3.1 Diagram Alir Penelitian ... 47

3.2 Hasil Penyelidikan Tanah ... 48

3.3 Penggunaan Program Geo5 ... 49

3.3.1 Lembar Kerja ... 50

3.3.2 Pengaturan ... 50

3.3.3 Mendefinisikan Pemodelan ... 51

3.3.4 Pemeriksaan Pemodelan ... 60

3.3.5 Hasil Perhitungan Program ... 61

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN MASALAH ... 63

4.1 Analisis Data ... 63

4.1.1 Analisis Daya Dukung Tanah Dasar ... 64

4.1.2 Dinding Penahan Tanah Segmental Tanpa Perkuatan ... 65

4.1.3 Analisis Bidang Longsor ... 68

4.1.4 Dinding Penahan Tanah Segmental Dengan Perkuatan ... 69

4.2 Hasil Pembahasan ... 87

4.2.1 Dinding Penahan Tanah Segmental Tanpa Perkuatan ... 87

4.2.2 Dinding Penahan Tanah Segmental Dengan Variasi Jarak Perkuatan 88 4.2.3 Dinding Penahan Tanah Segmental Dengan Pembebanan Merata .... 91

4.2.4 Dinding Penahan Tanah Segmental Dengan Pembebanan Strip ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 95

5.1 Kesimpulan ... 95

5.2 Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

LAMPIRAN ... 97

 

(5)

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 2-1 Dinding Penahan Tanah Gravitasi ... 6

Gambar 2-2 Dinding Penahan Tanah Semi Gravitasi ... 6

Gambar 2-3 Dinding Penahan Tanah Kantilever ... 7

Gambar 2-4 Dinding Penahan Tanah Counterfort ... 7

Gambar 2-5 Dinding Penahan Tanah Beton Bertulang Dengan Penahan... 8

Gambar 2-6 Dinding Penahan Tanah Segmental ... 9

Gambar 2-7 Komponen DPT Segmental dengan Perkuatan Tanah ... 11

Gambar 2-8 MSE dengan Muka Dinding Blok Beton Segmental ... 15

Gambar 2-9 Ketentuan Untuk Hinge High Blok Beton Segmental ... 16

Gambar 2-10 Tekanan Tanah Akibat Beban Titik ... 21

Gambar 2-11 Hubungan Antara NB, Nw, dan r/z Untuk Menghitung Beban Titik 21 Gambar 2-12 Ilustrasi Pergeseran Pada Dinding Penahan Tanah Segmental ... 26

Gambar 2-13 Ilustrasi Penggulingan Pada Dinding Penahan Tanah Segmental .. 29

Gambar2-14 Ilustrasi Keruntuhan Kapasitas Dukung Tanah Pada Dinding Penahan Tanah Segmental ... 31

Gambar 2-15 Ilustrasi Keruntuhan Terhadap Kelongsoran Pada Dinding Penahan Tanah Segmental ... 33

Gambar 2-16 Bidang Longsor Potensial Insitu ... 36

Gambar 2-17 Bidang Longsor Potensial Rankine ... 36

Gambar 2-18 Bor Mesin Putar ... 38

Gambar 2-19 Split Spoon ... 38

Gambar 2-20 Perkiraan Hubungan Nspt vs cu ... 38

Gambar 2-21 Geotekstil Woven (a), Geotekstil Nonwoven (b) ... 45

Gambar 2-22 Pemasangan Konstruksi Geotekstil Metode US.Forest Service ... 45

Gambar 3-1 Diagram Perancangan Dinding Penahan Tanah Segmental ... 47

Gambar 3-2 Interpretasi Lapisan-Lapisan Tanah Hasil BH-1 ... 49

Gambar 3-3 Lembar Kerja Baru ... 50

Gambar 3-4 Kotak Pengaturan ... 50

Gambar 3-5 Kotak Data Blok Beton Pada Masonry Wall ... 51

(6)

Gambar 3-7 Geometri Dinding Pada MSE Wall ... 52

Gambar 3-8 Data Bahan Blok Beton Pada Masonry Wall ... 53

Gambar 3-9 Data Bahan Blok Beton Pada MSE Wall ... 54

Gambar 3-10 Jenis Perkuatan Pada MSE Wall ... 54

Gambar 3-11 Data Perkuatan Pada MSE Wall ... 55

Gambar 3-12 Kedalaman Lapisan Tanah ... 55

Gambar 3-13 Data Parameter Tanah ... 55

Gambar 3-14 Menempatkan Lapisan Tanah ... 56

Gambar 3-15 Parameter Lapisan Tanah Pondasi ... 56

Gambar 3-16 Model Geometri Tanah Permukaan Pada Masonry Wall ... 56

Gambar 3-17 Model Geometri Tanah Permukaan Pada MSE Wall ... 56

Gambar 3-18 Kedalaman Muka Air Tanah Pada Masonry Wall ... 57

Gambar 3-19 Kedalaman Muka Air Tanah Pada MSE Wall ... 57

Gambar 3-20 Pembebanan Merata ... 58

Gambar 3-21 Pembebanan Strip ... 58

Gambar 3-22 Model Pembenaman Dinding Pada Masonry Wall ... 59

Gambar 3-23 Model Pembenaman Dinding Pada MSE Wall ... 59

Gambar 3-24 Aplikasi Gaya ... 59

Gambar 3-25 Pengaturan Analisis ... 60

Gambar 3-26 Verifikasi Pemodelan ... 60

Gambar 3-27 Mengecek Dimensi Pemodelan ... 60

Gambar 3-28 Mengecek Daya Dukung Pondasi ... 60

Gambar 3-29 Mengecek Geser Pada Perkuatan ... 61

Gambar 3-30 Mengecek Stabilitas Internal... 62

Gambar 3-31 Mengecek Stabilitas Global ... 62

Gambar 3-32 Mengecek Stabilitas Keseluruhan ... 62

Gambar 4-1 Elevasi dan Parameter Tanah DPT ... 62

Gambar 4-2 Perencanaan Desain DPT ... 64

Gambar 4-3 Sketsa DPT Segmental Tanpa Perkuatan ... 66

Gambar 4-4 Pemodelan DPT Segmental Tanpa Perkuatan Pada Geo5 ... 66

(7)
(8)

DAFTAR TABEL

 

Tabel 2-1 Persyaratan Kuat Tekan dan Penyerapan ... 9

Tabel 2-2 Kedalaman Minimum Pembenaman Dinding Metode NCMA ... 18

Tabel 2-3 Kedalaman Minimum Pembenaman Dinding Metode AASHTO ... 15

Tabel 2-4 Nilai – Nilai Kisaran Koefisien Tekanan Tanah Lateral ... 18

Tabel 2-5 Faktor Kedalaman, Bentuk, Kemiringan Dasar, Kemiringan Permukaan, dan Kemiringan Beban Persamaan Daya Dukung Hansen ... 24

Tabel 2-6 Faktor – Faktor Kapasitas Daya Dukung Hansen... 25

Tabel 2-7 Faktor Tahanan untuk Tahanan Geoteknik Dari Pondasi Dangkal Pada Kedudukan Kuat Batas ... 27

Tabel 2-8 Faktor Beban dan Faktor Tahanan dari Desain LRFD AASHTO ... 30

Tabel 2-9 Hubungan N dengan Kerapatan Relatif (Dr) Tanah Pasir (Terzaghi dan Peck, 1948) ... 30

Tabel 2-10 Hubungan N dengan Konsistensi untuk Tanah Lempung Jenuh (Terzaghi dan Peck, 1948) ... 30

Tabel 2-11 Nilai Berat Isi Tanah () Untuk Tanah Kohesif ... 41

Tabel 2-12 Nilai Berat Isi Tanah Jenuh Untuk Tanah Kohesif (Hunt, 1986) ... 41

Tabel 2-13 Nilai Berat Isi Tanah () Untuk Tanah Cohesionless ... 41

Tabel 2-14 Nilai Berat Isi Tanah Basah (wet) Untuk Tanah Cohesionless (Bowles, 1997) ... 41

Tabel 2-15 Gradasi Untuk Tanah Pada Perkuatan Tanah Rekomendasi NCMA . 44 Tabel 2-16 Gradasi Untuk Tanah Pada Perkuatan Tanah Rekomendasi AASHTO ... 44

Tabel 2-17 Faktor Tahanan untuk Dinding Penahan Tanah Permanen ... 44

Tabel 3-1 Deskripsi Tanah Titik Bor BH-1 ... 48

Tabel 4-2 Hasil Perhitungan DPT Segmental dengan Jarak Perkuatan 0.2 m ... 71

Tabel 4-1 Hasil Perhitungan Masonry Wall dengan Ketinggian DPT = 5m ... 67

Tabel 4-2 Hasil Perhitungan DPT Segmental dengan Jarak Perkuatan 0.2 m ... 71

Tabel 4-3 Hasil Perhitungan DPT Segmental dengan Jarak Perkuatan 0.4 m ... 72

Tabel 4-4 Hasil Perhitungan DPT Segmental dengan Jarak Perkuatan 0.6 m ... 74

(9)
(10)

DAFTAR NOTASI

 

 

c Kohesi tanah

Cds     Koefisien geser langsung Ci      Koefisien interaksi 

cu Undrained cohesion

e Eksentrisitas

FGL Faktor keamanan penggulingan FGS Faktor keamanan penggeseran FDT Faktor keamanan daya dukung tanah FP Faktor keamanan putus perkuatan FC Faktor keamanan cabut perkuatan Hemb Tinggi pembenaman dinding Ka Koefisien tekanan tanah aktif 

Nc,Nq, N Faktor – faktor kapasitas daya dukung

q Beban terbagi rata

qs Beban strip

qu Daya dukung ultimit

Rc Rasio cakupan perkuatan

Sv Jarak vertikal perkuatan Tal Kuat desain perkuatan Tmax Beban yang diterima perkuatan Wu Lebar unit blok beton segmental  Sudut gesek antara dinding dan tanah

 Sudut geser dalam

 Berat isi tanah

R Berat volume tanah yang diperkuat

sat Berat isi jenuh

w Berat isi air

h Tekanan tanah horizontal

(11)

v Tegangan vertikal       Kemiringan dinding 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

 

 

LAMPIRAN L. 1 DATA BORING LOG DAN DATA LABORATORIUM ... 98

LAMPIRAN L. 2 ASTM C 1372 ... 99

LAMPIRAN L. 3 SPESIFIKASI GEOTEKSTIL ... 100

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan konstruksi yang cepat membuat pembangunan di segala

aspek harus ditingkatkan begitu juga dengan pembangunan konstruksi penahan

tanah yang semakin berkembang. Perkembangan ini disebabkan banyaknya

pembangunan jalan layang, sempitnya lahan yang tersedia, keadaan geografis

alam sehingga kebutuhan akan konstruksi dinding penahan tanah amat diperlukan.

Dinding penahan tanah berfungsi menahan tanah yang memiliki perbedaan

tinggi agar kondisinya terus stabil dan untuk menahan longsor atau terlindung dari

bahaya erosi. Dinding penahan tanah dapat tegak (vertikal) atau memiliki

kemiringan. Saat ini dinding penahan tanah memiliki bentuk yang beragam

sehingga secara estetika bisa menambah daya tarik bangunan. Salah satu

konstruksi dinding penahan tanah yang aman, fleksibel, awet dan murah adalah

dinding penahan tanah segmental bisa menjadi pilihan untuk sebuah desain

dinding penahan tanah. Dinding penahan tanah segmental adalah suatu konstruksi

dinding penahan tanah yang diaplikasikan pada oprit jembatan, oprit jalan layang

serta dapat dipakai sebagai dinding perkuatan lereng perumahan atau perkantoran

yang mengkombinasikan antara aspek engineering, ekonomi dan estetika dalam

desainnya.

Prinsip dari desain perkuatannya sederhana yaitu sesuai dengan

perhitungan dinding penahan tanah pada umumnya. Perhitungan desain dinding

penahan tanah segmental mengacu pada pola keruntuhan Rankine, tekanan aktif,

dan pasif tanah serta apabila ada beban statis, seismik, dan gempa di lokasi yang

akan didesain.

Pada laporan tugas akhir ini akan dianalisis dinding penahan tanah berupa

dinding penahan tanah segmental dimana tanah timbunan yang ditahan memakai

perkuatan geotekstil. Prosedur desain yang digunakan mengacu pada NCMA

(14)

Retaining Walls, USA dan AASHTO (The American Association of State

Highway and Transportation Officials).

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Menghitung faktor keamanan (Fk) dari dinding penahan tanah segmental

berdasarkan pada standar NCMA (National Concrete Masonry

Association), Design Manual for Segmental Retaining Walls dan

AASHTO (The American Association of State Highway and

Transportation Officials).

2. Menentukan beban optimal berupa beban merata dan beban strip yang

dapat diterima dinding penahan tanah segmental dan pengaruh jarak

vertikal dari perkuatan tanah pada dinding penahan tanah segmental.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun pembatasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Data tanah yang digunakan adalah hasil pengujian tanah Laboratorium

Geoteknik Universitas Katolik Parahyangan di Proyek Ateja, digunakan

data hasil borelog dan data Laboratorium BH-1.

2. Jenis dinding penahan tanah adalah dinding penahan tanah segmental yang

mengacu pada NCMA (National Concrete Masonry Association)

Segmental Retaining Wall Units TEK 2-4B Unit Properties (2008).

3. Tanah timbunan diperkuat dengan geotekstil jenis Polyester Nonwoven

Geotextile UNW-500 dengan ketebalan 3 mm, berat per lembar 500

gram/m2, warna putih.

4. Lantai kerja berupa tanah jenis lempung kepasiran dengan parameter tanah

c = 39 kN/m2 dan  = 17.

5. Penggantian tanah sepanjang perkuatan pada dinding penahan tanah

segmental dengan perkuatan memakai tanah pasir dengan parameter tanah

 = 19 kN/m2 dan  = 34.

6. Unit blok beton dengan dimensi tebal 320 mm, tinggi 200 mm, dan lebar

(15)

7. Digunakan program Geo5 dalam analisis pemodelan.

8. Variasi pembebanan dinding penahan tanah segmental dicoba hingga

beban optimal pada variasi besarnya beban merata 5, 10, 15, 20 dan 22.5

kN/m2 , dan variasi besarnya beban strip 10, 20, 27 dan 32.5 kN/m2.

9. Menganalisis pengaruh variasi pembebanan dan jarak vertikal perkuatan.

10. Desain mengacu pada NCMA (National Concrete Masonry Association),

Design Manual for Segmental Retaining Walls, USA dan AASHTO (The

American Association of State Highway and Transportation Officials).

1.4 Sistematika Penelitian

Sistematika penyusunan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Membahas latar belakang, tujuan penelitian, ruang lingkup

penelitian, sistematika penelitian dan lisensi software.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Membahas tentang dinding penahan tanah (retaining wall),

dinding penahan tanah segmental, teori tekanan tanah lateral,

pengaruh beban di atas tanah urug, stabiltas dinding penahan

tanah cara solid dan segmental, bentuk bidang longsor,

penyelidikan tanah, parameter tanah, tanah timbunan dan

perkuatan tanah geosintetik.

BAB 3 : DATA LAPANGAN DAN PENGGUNAAN PROGRAM

GEO5

Bab 3 membahas diagram alir penelitian, hasil penyelidikan

tanah dan penggunaan program Geo5.

BAB 4 : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN MASALAH

Bab 4 membahas analisis data daya dukung tanah dasar,

dinding penahan tanah segmental tanpa perkuatan, analisis

bidang longsor, analisis dinding penahan tanah segmental

dengan perkuatan dan hasil pembahasan dari analisis data.

(16)

Bab 5 membahas tentang kesimpulan analisis dan

pembahasan serta saran.

1.5 Lisensi Perangkat Lunak

Geo5, versi 19, dengan sifat demo vertion, atas nama Fine Civil

Engineering Software, url: http://www.finesoftware.eu/geotechnical-software/.

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Faktor keamanan (FK) dinding penahan tanah segmental, tanpa

pembebanan dan tanpa perkuatan metode NCMA pada kedalaman 5 m ,

FK guling = 0.57, FK geser = 0.4, FK daya dukung tanah = 0.01 dan FK

stabilitas lereng = 0.89.

2. Faktor keamanan (FK) pada dinding penahan tanah segmental tanpa

perkuatan tidak mencukupi, maka digunakan dinding penahan tanah

segmental dengan perkuatan geotekstil.

3. Pada perhitungan dinding penahan tanah segmental dengan perkuatan,

jarak perkuatan vertikal yang aman adalah 0.2 m dan 0.4 m, jarak

perkuatan tanah yang lebih dari 0.4 m struktur tidak kuat untuk menahan

stabilitas internal berupa faktor keamanan terhadap putus tulangan.

4. Berdasarkan metode NCMA, analisis perhitungan dinding penahan tanah

segmental tinggi 5 m dengan perkuatan geotekstil dan jarak perkuatan 0.4

m, didapat nilai pembebanan merata maksimal yang dapat dipikul sebesar

22.5 kN/m2 dan pembebanan strip dengan panjang 7.5 m sebesar 32.5

kN/m2.

5. Berdasarkan metode AASHTO, analisis perhitungan dinding penahan

tanah segmental tinggi 5 m dengan perkuatan geotekstil dan jarak

perkuatan 0.4 m, didapat nilai pembebanan merata maksimal yang dapat

dipikul sebesar 20 kN/m2 dan pembebanan strip dengan panjang 7.5 m

sebesar 27 kN/m2.

6. Besarnya pembebanan yang dihitung menggunakan metoda AASHTO

nilainya lebih kecil dari perhitungan menggunakan metode NCMA, hal ini

dikarenakan metode AASHTO memiliki nilai faktor reduksi dan faktor

(18)

5.2 Saran

1. Disarankan menguji berbagai pemodelan yang telah dianalisis dengan

software lain, seperti Plaxis.

2. Membandingkan perhitungan dengan metode manual, dengan Microsoft

Excel dan dengan peraturan lain, seperti: British Standard.

3. Mengecek besarnya kondisi batas dari pemodelan Geo5 agar perhitungan

faktor keamanan dinding penahan tanah lebih akurat.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

1. American Association of State Highway and Transportation, 1996, Bridge

Design Specifications, Washington DC, USA.

2. Bowles E. Joseph 1997, Foundation Analysis And Design 5th Edition,

McGraw-Hill Companies, Inc., New York.

3. Das, B.M., 1985, Principles of Geotechnical Engineering, PWS-Kent

Publishing Company, Boston.

4. Hardiyatmo, H.C., 2014, Analisis dan Perancangan Pondasi I, Gajah Mada

University Press, Yogyakarta.

5. Hunt, Roy E., 1986, Geotechnical Engineering Analysis and Evaluation,

MacGraw – Hill Companies, Inc., New York.

6. Jones, C.J.F.P., 1996, Earth Reinforcementand Soil Structures, Thomas

Tellford Publishing, New York.

7. Koerner, R.M., 1984, Construction and Geotechnical Methods in

Foundation Engineering, McGraw-Hill Companies, Inc., New York.

8. National Concrete Masonry Association, 1997, Design Manual for

Segmental Retaining Walls, NCMA, USA.

9. Naval Facilities Engineering Command, 1986, Foundation & Earth

Structures Design Manual 7.02, Alexandria, Virginia.

10. Rahardjo, P.P., 2014, Geotechnical Engineering Properties, Parahyangan

Catholic University.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan sosialiasi digunakan media sebagai instrument untuk mengkomunikasi informasi maupun pesan melalui slide presentasi yang dikondisikan dengan

melaksanakan pengawasan intern melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga yang didanai dengan Anggaran

Berdasarkan hasil evaluasi semen segar kambing Nubian, maka semen memenuhi syarat untuk diproses menjadi semen cair yang diencerkan dengan bahan pengencer semen

Sedangkan dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik

Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2015 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2016;..

Jika investor non profesional percaya pada sistem pelaporan keuangan, tetapi sulit menentukan keputusan investasi, maka akan memilih berinvestasi lebih besar pada perusahaan

Penggunaan strategi inkuiri terbimbing adalah siswa dapat terarah dalam menyelesaikan permasalahan dalam belajar ( Rustaman 2011). Menurut Sanjaya tujuan utama

Zainoel Abidin Banda Aceh dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan radiografer tentang kesehatan dan keselamatan kerja, gambaran pengetahuan radiografer tentang penggunaan