• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Keberadaan internet sangat membantu dan membawa pengaruh yang sangat besar dudunia pendidikan, saat ini internet sudah banyak digunakan dalam membangun jaringan pendidikan.Salah satu bentuk pemanfaatan dari teknologi internet dalam mendukung proses pembelajaran adalah e-learning. Keberadaan e- learning membawa suasana baru dalam berbagai pengembangan pembelajaran,

dengan adanya e-learning pengajar maupun guru dapat membuat materi pembelajaran, memberi tugas dan kuis untuk evaluasi, serta memonitor dan menjalin komunikasi dengan siswa melalui web. Dengan demikian aktivitas pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Sejak adanya pandemi covid-19 sistem pembelajaran dalam pendidikan berubah, yang dulu dimana proses belajar dan mengajar dilakukan secara tatap muka namun kini berubah menjadi online atau dalam jaringan (daring). Tentu saja hal tersebut berdampak pada perubahan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang akan digunakan. Menurut Roslina Panjaitan (2021: 104) untuk mendukung kebijakan pemerintah dibuatlah peraturan guna dalam rangka memutus rantai penyebaran covid-19, maka semua kegiatan pembelajaran diarahkan dalam jaringan (daring) dengan menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi seperti laptop dan handphone dengan memanfaatkan aplikasi yang paling sederhana yaitu whatsapp sampai pada penggunaan e-learning.

Sehingga tidak dapat dipungkiri dalam dua tahun terakhir penggunaan e- learning sangat meningkat pesat karena e-learning menjadi kebutuhan bagi

(2)

pendidik dan peserta didik. Selain itu e-learning memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan pembelajaran tanpa harus bertemu secara fisik dan tidak dibatasi juga oleh waktu untuk melakukan pembelajaran. Pemanfaatan e-learning sudah banyak digunakan oleh berbagai kalangan dibidang pendidikan. Salah satu pembelajaran melalui e-learning adalah moodle.

Moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment) yang berarti tempat belajar dinamis dengan menggunakan model berorientasi objek atau merupakan paket pendidikan berbasis web yang dinamis. Moodle merupakan perangkat lunak open source yang gratis yang dapat di download, digunakan ataupun dimodifikasi oleh siapa saja dengan lisensi secara GNU (General Public License). Moodle mendukung implementasi e-learning dengan paradigma terpadu

dimana berbagai fitur penunjang pembelajaran dengan mudah dapat diakomodasi dalam suatu portal e-learning.

Moodle berfungsi sebagai alat bantu yang efektif dalam menyediakan fasilitas pembelajaran karena moodle dilengkapi dengan fitur-fitur penting penunjang pembelajaran seperti kehadiran siswa, tugas, video pembelajaran, kuis, pemberian nilai serta fitur utama yang dapat mengupload berbagai format materi pembelajaran baik dalam bentuk pdf, word, maupun ppt. Sehingga lebih mudah untuk peserta didik dalam memahami sebuah materi karena informasi yang disajikan tidak hanya berbentuk tulisan tetapi juga gambar dan video. Selain itu, moodle memuat semua penilaian dalam forum, jurnal, kuis, dan penugasan yang ditampilkan dalam satu halaman serta dapat di download dalam file spreadsheet.

Pencatatan log dan pelacakan penuh terhadap pengguna, laporan aktivitas setiap

(3)

murid tersedia dalam grafik, serta detail dari masing-masing akses (akses terakhir, total waktu akses) dengan menyatakan keterlibatan setiap peserta didik secara detail dimuat dalam satu halaman.

Penggunaan moodle ini sangat membantu karena selain mudah untuk di akses tetapi dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Pengembangan moodle juga sangat memungkinkan seperti, mengintegrasikan video conference. Sehingga fungsi e-learning berbasis moodle nantinya tidak hanya sebatas ruang kelas yang membantu dalam mendistribusikan tugas maupun materi saja, tetapi dapat juga dilakukan pertemuan virtual meeting tanpa mengunduh aplikasi atau menggunakan aplikasi tambahan. Dengan hal tersebut moodle akan mampu mengakomodir hampir semua kebutuhan pendidikan konvensional yang ditransfer dalam wujud e- learning.

Perkembangan teknologi ini juga mendorong dunia pendidikan untuk selalu berupaya melakukan pembaharuan dan memanfaatkan teknologi yang ada dalam proses pembelajaran. Untuk menunjang proses pembelajaran yang berkualitas diperlukan suatu bahan ajar. Bahan ajar merupakan sumber belajar yang sangat penting untuk mendukung tercapainya kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran. Bahan ajar memberikan panduan instruksional bagi para pendidik yang akan memungkinkan mereka mengajar tanpa harus melihat silabus karena bahan ajar tersebut telah dirancang sesuai dengan silabus dan kurikulum yang berlaku. Bahan ajar berguna untuk mengembangkan wawasan terhadap proses pembelajaran yang ditempuh menjadi panduan dalam belajar dan langkah-langkah operasional untuk menelusuri secara lebih teliti materi secara tuntas.

(4)

Pengembangan bahan ajar diperlukan agar dapat membuat peserta didik mudah untuk memahami materi dan menarik minat peserta didik untuk belajar.

Bahan ajar yang dikembangkan harus interaktif, hal ini untuk merubah proses pembelajaran yang satu arah menjadi proses pembelajaran yang interaktif.

Pengembangan bahan ajar interaktif tentunya akan sangat menarik lagi jika berbasis moodle. Artinya bahan ajar interaktif tersebut dibuat dalam sebuah moodle sehingga peserta didik dapat mengaksesnya dimana saja dan kapan saja. Hal ini tentunya dapat mengatasi masalah jam belajar peserta didik yang terbatas di sekolah. Peserta didik dapat belajar mandiri melalui bahan ajar berbasis moodle dan mengulang materi pembelajaran tersebut dimana saja dan kapan saja.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana kelas XI OTKP-3 SMK PAB 2 Helvetia, belum tersedia e-learning berbasis moodle di SMK PAB 2 Helvetia. Dan dalam dua tahun terakhir atau semenjak adanya pandemi covid-19 proses belajar dan mengajar dilakukan secara online dengan menggunakan whatsapp dan e-learning berbasis google form dan zoom.Namun pada saat

dilakukan virtual meeting terdapat kendala yang dihadapi guru yaitu ketika guru menyampaikan materi melalui video conference yaitu zoom, terdapat beberapa siswa yang tidak bergabung dengan alasan ruang penyimpanan handphone untuk mendowload aplikasi zoom tidak cukup, sehingga penggunaan whatsapp lebih sering digunakan selama pebelajaran secara daring.

Untuk pelaksanaan pembelajaran semester genap tahun ajaran 2021/2022 adalah pembelajaran tatap muka terbatas, dimana siswa melakukan sekolah secara

(5)

bergantian dengan jumlah peserta didik 50% (lima puluh persen) dari kapasitas ruang kelas. Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa buku teks dan terkadang guru menjelaskan dengan menggunakan power point. Namun beberapa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi. Kurangnya bahan ajar yang dapat digunakan dalam sekolah merupakan keterbatasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Terlihat dari beberapa peserta didik kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan karena penggunaan bahan ajar yang kurang untuk mendukung pemahaman peserta didik, sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hal tersebut terlihat dari perolehan hasil belajar siswa yang belum maksimal.

Tabel 1 - Nilai Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran OTK Sarana Prasarana Kelas XI OTKP-3 Tahun

Ajaran Nilai Jumlah siswa (orang)

Persentase

(%) Keterangan

2021/2022 ≤75 10 33,33 Tidak Kompeten

76 – 79 3 10 Cukup Kompeten

80 – 89 16 53,33 Kompeten

90 – 100 1 3,33 Sangat Kompeten

Jumlah 30

Sumber : Nilai Ujian Harian Kelas XI OTKP-3

Dengan memperhatikan tabel diatas maka dapat diketahui persentase hasil ujian harian siswa pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana tahun 2021/2022 dengan jumlah siswa 30 orang yang memperoleh nilai ≤ 75 sebanyak 33,33% (10 orang), yang memperoleh nilai 76-79 sebanyak 10% (3 orang), yang memperoleh nilai 80-89 sebanyak 53,33% (16 orang), dan yang memperoleh nilai 90-100 sebanyak 3,33% (1 orang).

(6)

Dari penjelasan diatas diketahui bahwa masih ada siswa yang nilainya dibawah ketuntasan minimum untuk mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana dimana KKM yaitu 76 sesuai dengan standar kelulusan mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana di SMK PAB 2 Helvetia.

Maka dengan itu dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana masih perlu untuk ditingkatkan lagi.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka saya tertarik untuk melakukan sebuah pengembangan bahan ajar yaitu “Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle Pada Mata Pelajaran Otomatisasi Tata Kelola Sarana dan Prasarana Di SMK PAB 2 Helvetia”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Saat pembelajaran dilakukan secara daring terdapat kendala yang dihadapi yaitu pada saat virtual meeting, beberapa siswa tidak ikut bergabung karena penyimpangan ruang handphone yang belum mendukung untuk mengunduh aplikasi video conference (zoom).

2. Belum tersedianya e-learning berbasis moodle yaitu e-learning yang berfungsi bukan hanya sebagai ruang kelas saja, tetapi dapat digunakan untuk virtual meeting tanpa aplikasi tambahan.

3. Beberapa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan dan bahan ajar yang kurang untuk mendukung pemahaman siswa, hal tersebut terlihat dari perolehan hasil belajar pada ujian harian yang lulus

(7)

KKM berjumlah 20 orang atau dalam persentase yaitu 66,66% dari jumlah keseluruhan siswa 30 orang.

1.3 Batasan Masalah

Untuk menjaga agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka diperlukan adanya batasan masalah, yaitu :

1. Bahan ajar interaktif dikembangkan dengan menggunakan jenis penelitian R&D (Research and Developmment) dengan model ADDIE.

2. Bahan Ajar yang akan dikembangkan dibatasi pada KD 3.7 dengan Materi ajar perabot kantor

3. Penelitian dilakukan di SMK PAB 2 Helvetia pada siswa kelas XI OTKP 1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar interaktif berbasis moodle pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana untuk kelas XI OTKP di SMK PAB 2 Helvetia?

2. Apakah bahan ajar interaktif berbasis moodle yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI OTKP di SMK PAB 2 Helvetia?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar interaktif berbasis moodle yang layak

(8)

dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana kelas XI OTKP SMK PAB 2 Helvetia.

1.6 Manfaat Pengembangan

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti, untuk menambah dan memperluas wawasan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar interaktif berbasis moodle pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana.

2. Bagi Sekolah, Bahan ajar interaktif berbasis moodle yang dikembangkan dapat digunakan sebagai media dan bahan ajar dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana di SMK PAB 2 Helvetia.

3. Bagi Peneliti lain, sebagai bahan referensi serta bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

summarize, test dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas VIII SMP Penyimbang Kota Bandar Lampung, hal ini dapat dilihat dari adanya

Gambar ini memperlihatkan keberadaan zona favourable dominan berada pada bagian tengah (selatan) daerah penelitian yang ditunjukkan oleh batuan dengan nilai

Dengan demikian, penelitian ini diakhiri dengan kesimpulan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Kancing Gemerincing dapat meningkatkan prestasi siswa dalam

Penggunaan ke tiga metode akan menghasilkan kandungan radionuklida 137 Cs yang berbeda di dalam PEB U 3 Si 2 -Al pasca- iradiasi, sehingga hasil penelitian ini dapat

Skripsi yang berjudul Usulan Pengendalian Persediaan Produk Oli Menggunakan Metode Economic Order Quantity Studi Kasus di CV.. Mandiri Luas Jaya ini adalah benar-benar hasil karya

Diharapkan pendidikan yang dikelola lembaga-lembaga Islam sudah harus diupayakan untuk mengalihkan paradigma yang berorientasikan ke masa lalu (abad pertengahan) ke

Tujuan dalam penelitian ini yang akan dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui penggunaan Penyelesaian Soal Secara Sistematis Melalui Metode Diskusi dapat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media apa saja yang digunakan sebagai pendukung kegiatan layanan informasi di MAN 2 Model Banjarmasin, mengetahui upaya guru BK