• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADA AREAL PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis quineensisjacq.) DI DESA PAYA ANGUS KECAMATAN SUNGAI ROTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PADA AREAL PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis quineensisjacq.) DI DESA PAYA ANGUS KECAMATAN SUNGAI ROTAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

5 . ,=

4*

HUBUNGAN KETEBALAN DAN KEMATANGAN DENGAN KARAKTERISTIK KIMIA TANAH GAMBUT

PADA AREAL PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis quineensisjacq.) DI DESA PAYA ANGUS KECAMATAN SUNGAI ROTAN

KABUPATEN MUARA ENIM

Oleh :

HENDRA SUPRI

(2)

• 4\

v, \SSNMEJs

PADAAREALPERKEBUNAN KELAPAf^T

D( DESAPAYAANGUSKECAMATAN SUNGAIROTA KABUPATENMUARAENIM

Ifc 1iC il*8?

Oleh : HENDRASUPRI

JURUSANTANAH FAKULTASPERTANIAN UNIVERSITASSRIWIJAYA

INDERALAYA 2007

(3)

SUMMARY

HENDRA SUPRI. The Relationship between Boldness and Ripeness toward the CharacteriSticofChemical Turfin Kelapa Sawit(Elaeis queneensisjacq) Plantation at Desa paya Angus Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten Muara Enim (GuidedbyA HALIMPKSAND KEMASALI HANAFIAH).

The objective ofthis research is to assess the relationship between boldness and ripeness toward the characteristic of Chemical turf in Kelapa Sawit {Elaeis queneensisjacq) Plantation owned by PT. Roempoen Enam Bersaudara (R6B). The implementation of this research had been completed about 5 months, started from May toJuly 2007. The method ofthis research is conducted by usingdetail survey.

Thelarge oftheareais approximately 1.275,27haconsists of50blocks. Mostly,the Iargeoftheblockis around30ha, specifically300mx 1.000 m.Theobservationand sample of the turf is worked at three drip in each blocks. The parameter or characteristic ofthe turf which is observed as follow: (1) turfprofundity, (2) turf ripeness,and(3)pH,C-org, thedegreeofN-totaland P-Bray 1 andthedegreeofKm Na, Ca,Mg Aland H arecouldbe swap. Theascertainment oftheturfripeness’ rate isjust forlining 0— 30 cm (A) and lining 30 — 60 cm (B) and it done onthe work space. And forthe ascertainment ofparameter in Chemical turfisjust forliningAin eachcombination ofturfprofundity andripenesswhichis examined inLaboratorium tanahFakultasPertanianUniversitasSriwijaya.

(4)

The assessment ofthe turfboldness uses a characteristic ofboldness that is sort in three levels ofboldness, they are: 50 - 100 cm, categorized as thin turf(T), 100-200cm, categorized as intermediate turf(S),and200 -300 cm, categorizedas inside turf(D). The assessment of the turfripeness uses a color dissolvent in Na- pyrophosphate. And for the assessment of a Chemical turf is observed as the procedure which is observed by Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. This procedureasrecommended byPusatPenelitianTanah (1982).

The result ofthis turfs characteristic assessment is connected ffom one to another forassessing the relationship betweenturfs boldnessand ripeness toward a Chemicalcharacteristicoftheturf.

The turf area in this research is dominated by intermediate turf (60,59%) within thesaffik ripenesslevel (69,00%).And most ofallChemical characterarenot interacted by the turf boldness and ripeness, but just for an element K which is interacted.

(5)

RINGKASAN

HENDRA SUPRI. Hubungan Ketebalan dan Kematangan Dengan Karakteristik KimiaTanah GambutPadaAreal PerkebunanKelapaSawit (Elaeisquineensisjacq.) Di Desa Paya Angus Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten Muara Enim (DibimbingolehAHALIM PKSDAN KEMASALI HANAFIAH).

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan ketebalandan kematangan dengan karakteristik kimia tanah gambut pada areal perkebunan kelapa sawit PT. Roempoen Enam Bersaudara (R6B). Pelaksanaan penelitian selama 5 bulan dimulai Maret hingga Juli 2007. Metodologi yang digunakan survai detail. Luas areal studi ± 1.275,27 hektar terdiri atas 50 blok. Luas blok sebagian besar sekitar 30 hektar dengan ukuran 300 m x 1.000 m. Pengamatan dan pengambilan contoh gambut dilakukan pada tiga titik setiap blok. Parameter atau karakteristik gambut yang diamati meliputi : (1) kedalaman gambut, (2) kematangan gambut, dan (3) pH, C-org, kadar N-total dan P-Bray 1 serta kadar K, Na, Ca, Mg Al dan H dapat dipertukar. Penetapan tingkatkematangan gambuthanyalapisan 0-30 cm(A) dan lapisan 30-60 cm(B)dilakukandi lapangan. Sedangkanpenetapanparameterkimia gambut dilakukan hanya pada lapisan A untuk setiap kombinasi parameter kedalaman dan kematangan gambut di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian UniversitasSriwijaya.

Penilaianketebalangambut menggunakankriteriaketebalanyangdipilahatas tigatingkatketebalan, yaitu: 50- 100 cm tergolong gambuttipis (T), 100-200 cm tergolong gambut sedang (S), dan 200 - 300 cm tergolong gambut dalam (D).

(6)

Penilaian tingkat kematangan gambut menggunakan metode warna larutan dalam Na-pirofosfat. Sedangkan penetapan parameter kimia gambut dilakukan menurut dilakukan Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Penilaian cara-cara yang

parameterkimiagambuttersebutmenurutkriteria PusatPenelitian Tanah (1982).

Data hasil penetapan parameter gambut di atas dihubungkan satu sama lain untuk menetapkan hubunganketebalandan kematangangambutdengankarakteristik kimiatanahgambutsecaraparsial.

Lahan gambut pada areal studi dominan gambut sedang (60,59%) dengan tingkat kematangan safrik (69,00%). Sebagian besar sifat kimia tanah tidak dipengaruhi ketebalan dan kematangan gambut tapi hanya unsur K yang berpengaruh.

(7)

“jikaAllah(Penolongmu, lakjadayangcfapatmengaCahkanmu,danjikg(Dia mencabut

(Pertolongan-lNyadarimu,siapayangmampumenoCongmuselain(Dia?KepadaAliahlahorang BerimansemestinyaBertawakjhgl”(QS.AliImron;160)

“SaBar,pasrah, doadanusahadalammencarikebenarandanpemurnianmerupakansuatu keberhasilandalamtujuanhidup "

Kupersembahkankaryakeciliniuntuk.

AyahdanAmakjTercinta. ‘Terima kasihatasdoadanBantuannya.

KeluargaBesarAminusindanZainaB

Adikku(RidwanSaputra,Jfaris Arrahman, Rahma‘Fajriani,

'MaulanaAkhardankeluargayang tersayang...

SaifulMahdijlmd, Jabrik^ Oteh,, Vda,AyangdanAjiserta(Dwi Aryanto.

‘Winarti,Amdyangselalu

memBerikgnartidalamhidupku...

(Barudak^Soil2000

(8)

HUBUNGAN KETEBALAN DANKEMATANGAN DENGAN KARAKTERISTIK KIMIA TANAHGAMBUT

PADAAREALPERKEBUNAN KELAPA SAWIT(Elaeisquineensisjacq.) DI DESA PAYAANGUS KECAMATANSUNGAI ROTAN

KABUPATEN MUARAENIM

Oleh : HENDRASUPRI

SKRIPSI

sebagaisalahsatu syaratmemperoleh gelar SarjanaPertanian

pada

PROGRAMSTUDIILMUTANAH JURUSANTANAH

FAKULTASPERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDERALAYA 2007

(9)

Skripsi berjudul

HUBUNGAN KETEBALANDAN KEMATANGAN DENGAN KARAKTERISTIKKIMIATANAHGAMBUT

PADAAREAL PERKEBUNAN KELAPASAWIT (Elaeisquineensisjacq.) DI DESAPAYA ANGUSKECAMATAN SUNGAI ROTAN

KABUPATENMUARAENIM

Oleh : HENDRA SUPRI

05003102033

telah diterimasebagai salahsatu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjanapertanian

PembimbingI Inderalaya, Juli2007

Fakultas Pertanian UniversitasSriwijaya

Dekan Dr. Ir.H. A.Halim PKS,M.

PembimbingII

r_»>

o

Dr. Ir.Kemas AliHanafiah. M.S. Dr. Ir. H. Imron Zahri.M.S.

NIP.130516530

(10)

Skripsi berjudul“Hubungan KetebalandanKematanganDenganKarakteristik Kimia Tanah Gambut Pada Areal Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensisjacq.) di Desa Paya Angus Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten Muara Enim” oleh Hendra Supritelahdipertahankandi depan KomisiPenguji padatanggal24Juli 2007

Komisi Penguji : 1. Dr.H.AbdullahHalimPKS Ketua

Sekretaris 2. Dr. A.Napoleon

3. Dr. H.AbdullahHalim PKS Anggota 4. Dr. KemasAliHanafiah, M.S. Anggota 5. Ir. AgusHermawan,M.T. Anggota 6. Ir. AlamsyahPohan,M.S. Anggota

Mengetahui,

Plh. KetuaJurusanTanah

Mengesahkan,

KetuaProgramStudiIlmuTanah

/

Dr. A.Napoleon Ir.Agus Herma\lan,M.T.

NIP. 131916243 NIP. 132047821

(11)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa seluruh data dan informasi yang disajikan dalam laporan Skripsi ini, kecuali yang disebutkan dengan jelas sumbernya, adalah hasil penelitian dan investigasi saya sendiri danbelumatau tidak sedang diajukan sebagai syaratuntukmemperolehgelar kesarjanaanlainataugelaryangsamadi tempatlain.

Inderalaya, Juli 2007 Yangmembuatpernyataan

HendraSupri

(12)

RIWAYATHIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang padatanggal 8 April 1982 yang merupakan putrapertamadariduabersaudaradari keluarga Supri dan Kartini Chaniago.

Penulis menyelesaikan Sekolah dasr di SD N 329 Palembang pada tahun 1994, SekolahMenengah Pertamadi SMPN2Palembangpadatahun 1997, Sekolah LanjutanTingkatAtasdi SMUN2Palembangpadatahun2000.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas SriwijayasejakbulanAgustus2000melaluijalurUMPTN.

(13)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini diberi judul

“ Hubungan Ketebalandan Kematangan Dengan Karakteristik KimiaTanah Gambut PadaAreal Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeisquineensisjacq.) di Desa PayaAngus KecamatanSungai RotanKabupatenMuaraEnim”.

UcapanTerimakasih penulis sampaikan padakesempatan ini, kepada Bapak Dr. Ir. H. A. Halim PKS, MS dan Dr. Ir. Kemas Ali Hanafiah, MS, yang telah bersedia memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulisan skripsi bisaterselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Pimpinan PT. Roempoen Enam Bersaudara (R6B) yang telah memberikan izin dan juga kepada asisten serta para mandor yang telah membantu penulis dalam melaksanakan segala kegiatannya pada PT. Roempoen Enam Bersaudara (R6B), serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telahmembantupenulisdariawalsampaiakhirpenulisan skripsi.

Penulisjuga mengucapkanterimakasih yangtak terhingga kepada ayah dan amak atas bimbingan moril dan materiil yang telah diberikan tiadaterhingga, untuk adikku (Ridwan Saputra), saudara-saudaraku (Saiful Mahdi, Haris Ar rahman, Rahma Fajriani, Maulana Akbar, Dwi Aryanto) terima kasih atas semangatnya kepadakk . Adaanugerahterindah yangAllahberikan dantetaplah menjadi bintang dilangit. Untukangkatan2000,semogakitaselaludiberkatiolehAllahSWT.

(14)

Penulissangat menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan bantuan, pemikiran dan pendapatsehinggapenulisdalam menyusunlaporan yanglain akan lebihbaik lagi.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaatbagi kitasemua. Amin

Inderalaya, Juli 2007

Penulis

(15)

DAFTAR ISI

Halaman KATAPENGANTAR XI

DAFTARISI XII

DAFTARTABEL xni DAFTARLAMPIRAN xv I. PENDAHULUAN 1

A. LatarBelakang I B. Permasalahan 4 C. Tujuan 4

II.TINJAUAN PUSTAKA 5

A. Sebaran Gambutdi Indonesia 5

B. PembentukandanKlasifikasiGambut 6

8 C. KarakteristikFisikdanKimiaTanahGambut

D. KendalaPemanfatanGambut 9

E. SyaratTumbuhTanamanKelapaSawit 10

III. PELAKSANAANPENELITIAN 12

A. TempatdanWaktu 12

TANGGAL :

B. BahandanAlat 12

C. MetodologiPenelitian , .r*fy r\

.... v:rb 12

ilJ.Ufi.2Q0Z

D. CaraKerja 13

(16)

1. Persiapan 14

2. PelaksanaanSurvai 14 3. Analisis Laboratorium 16

4. AnalisisDatadanPenyusunanSkripsi 16 IV. HASIL DANPEMBAHASAN 17

A. Ketebalan Gambut 17

B. KematanganGambutdanHubungandengan

KetebalanGambut... 19 C. HubunganKetebalan danKematangandengan

KarakteristikKimiaTanahGambut ... . 24

V.KESIMPULAN DANSARAN 27

A.Kesimpulan 27

B. Saran 27

DAFTARPUSTAKA 28

LAMPIRAN

(17)

DAFTARTABEL

Halaman 1. SebaranJenisTanahGambut 5

2. SifatKimiadanKadarUnsurHaraUtama(% bobot)Lahan

GambutSumatera... 9 18 3. Rata-rataKetebalanGambutMasing-masing Blok

4. Rata-rataTingkatKematangan GambutMasing-masingBlok 20 5.DistribusiRata-rataKetebalandan Kematangan Gambut 22 6.DistribusiKetebalan danKematangan Gambut

denganpH, C/N, KTK,KejenuhanBasadan KejenuhanAl 25 7. DistribusiKetebalandanKematanganGambut

denganKetersediaanHaraN,P,K,CadanMg. 26

(18)

DAFTARLAMPIRAN

Halaman 1. KriteriaPenilaianSifat KimiaTanah 30

2. PetaLokasi 31

3. PetaLokasiPenelitianPadaR6B 32 4. PetaKetebalan Gambut 33

5. PetaKematanganGambutLapisan A 34 6. PetaKematangangambutLapisanB 35

7. PetaKetebalandanKematanganGambutLapisan A 36 8.PetaPengambilanSampelTanah 37

38 9. PetaPengambilanSampelKetebalanGambut

39 10. PetaPengambilan Sampel KematanganGambut

11. TingkatKetebalanGambutMasing-masing Blok 40

12.TingkatKematanganBlokAlapA 42

13. TingkatKematanganBlokAlap B 43

14. TingkatKematanganBlokB lapA 44

15. TingkatKematangan BlokB lapB 45

16. TingkatKematanganBlokClapA 46

17. TingkatKematanganBlokClapB 18. TingkatKematanganBlokD lapA 19. TingkatKematangan BlokDlap B

47 48 48

(19)

I. PENDAHULUAN

A.LatarBelakang

Gambut terbentukdari seresah organik yangterdekomposisi secara anaerobik dimana laju penambahan bahan organik lebih tinggi daripada laju dekomposisinya.

Di dataran rendah dan daerah pantai, mula-mula terbentuk gambut topogen karena kondisi anaerobik yang dipertahankan oleh tinggi permukaan air sungai, tetapi kemudian penumpukan seresah tanaman yang semakin bertambah menghasilkan pembentukan hamparan gambut ombrogen yang berbentuk kubah (dome). Gambut ombrogen di Indonesia terbentuk dari seresah vegetasi hutan yang berlangsung selamaribuantahun,sehinggastatuskeharaannyarendahdanmempunyai kandungan kayuyangtinggi(Radjagukguk, 1990).

Lahan gambut di Indonesia menurut Djaenuddin (1993) mencapai luas 16 juta hayang tersebar di Irian Jaya, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Jawa/Bali.

Areal perkebunan kelapa sawit pada lahan gambut sampai dengan 1995 telah mencapailuas230.000 haatau 13% dari seluruhareal kelapasawit di Indonesiaatau 1,4% dari seluruh lahan gambut di Indonesia. Perkebunan kelapa sawit pada tanah gambut terutama terdapat di propinsi Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, KalimantanTimur,Kalimantan SelatandanIrianJaya. Di propinsi lainnya, areal kelapa sawit pada tanah gambut dapat ditemukan dengan penyebaran yangterbatas.

Sejalan dengan pertambahan penduduk dan keterbatasan lahan pertanian menyebabkanpilihandiarahkanpadalahangambutbaikuntuk kepentinganpertanian

1

(20)

2

maupun untuk pemukiman penduduk. Penggunaan lahan gambut untuk pertanian dengan semestinya dan efisien akan memberikan sumbangan bagi kelangsungan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dengan kata lain, pemanfaatan lahan gambut yangdengan tidaksemestinyaakanmenyebabkan kehilangan salah satusumberdaya yang berharga,dikarenakanlahan gambutmerupakan lahanmarginal dan merupakan sumberdayayangtidak dapatdiperbaharui.

Pemanfaatan gambut dan lahan gambut untuk pertanian dan usaha-usaha yang berkaitan dengan pertanian berkembang cukup pesat. Berbagai tanaman semusim dan tanaman tahunan dapat dibudidayakan pada lahan gambut tetapi yang paling berhasil atau menunjukkan harapan adalah tanaman sayuran, tanaman buah- buahan (seperti nanas, pepaya dan rambutan) dan tanaman perkebunan (terutama kelapa,kelapasawit,kopi dankaret).

Pengembangan pertanian pada lahan gambut menghadapi banyak kendala yangberkaitan dengansifattanahgambut. MenurutSoepardi(1979) dalamMawardi et al, (2001), secara umum sifat kimia tanah gambut didominasi oleh

organik yang merupakan suatu hasil akumulasi sisa-sisa tanaman. Asam organik yang dihasilkan selama proses dekomposisi tersebutmerupakan bahan yang bersifat toksidbagi tanaman, sehingga mengganggu proses metabolisme tanamanyang akan berakibat langsung terhadap produktifitasnya. Sementara itu secara fisik, tanah gambut bersifat lebih berpori dibandingkan tanah mineral. Sehingga hal ini akan mengakibatkan cepatnya pergerakan air pada gambut yang belum terdekomposisi dengansempurna, sehinggajumlahairyangtersediabagitanamansangatterbatas.

asam-asam

(21)

3

Berdasarkan tingkat kesuburan alami, gambut dibagi dalam 3 kelompok yakni eulrofik (kandungan mineral tinggi, reaksi gambut netral atau alkalin), Ca rendah dan reaksi masam) dan oligotrofik (kandungan mineral, terutama

sotrofik(terletakdiantarakeduanyadengan pHsekitar5, kandunganbasasedang).

me

Ketebalan atau kedalaman gambut juga menentukan tingkat kesuburan alami dan potensikesesuaiannyauntuk tanaman. WidjajaAdhi etal, (1992)dan Subagyo etal, (1996) membagi gambut dalam 4 kelas, yaitu tipis

(100-200cm),dalam(200-300cm)dansangatdalam (lebihdari 300cm).

Berdasarkan lingkungan tumbuh dan pengendapannya, gambut di Indonesia dapat dibagi menjadi duajenis yaitu 1) Gambut Ombrogenous, dimana kandungan airnya hanya berasal dari air hujan. Gambut jenis ini dibentuk dalam lingkungan pengendapan dimana tumbuhan pembentuk yang semasa hidupnya hanya tumbuh dari air hujan, sehingga kadar abunya adalah asli (inherent) dari tumbuhnya itu sendiri 2) Gambut Topogenous, dimana kandungan airnya hanya berasal dari air permukaan. Jenis gambut ini diendapkandari sisatumbuhan yang semasahidupnya tumbuh dari pengaruh elemen yang terbawa oleh air permukaan tersebut. Daerah gambut topogenous lebih bermanfaat untuk lahan pertanian dibandingkan dengan gambut ombrogenous, karena gambut topogenous mengandung relatiflebih banyak unsurhara(Rismunandar,2001).

Menurut Widjaja Adhi (1986), susunan kimia dan kesuburan tanah gambut ditentukanoleh : 1) ketebalan lapisandantingkatkematangan lapisan-lapisannya,2) keadaantanahmineral dibawahgambut, dan 3) kualitas air sungai ataupasang yang

mpengaruhilahangambutdalamprosespembentukanmaupunpematangannya.

(50-100 cm), sedang

me

(22)

4

Pembukaan lahan pada lahan rawa gambut untuk pengembangan pertanian (terutama untuk tanaman pangan dan perkebunan) menyebabkan menyusutnya ketebalan gambut secara cepat. Bahkan pada wilayah-wilayah lahan gambut yang diusahakanuntuk tanamanpangan.

B.Permasalahan

Tidak seluruh lahan gambut sesuai dan layak dimanfaatkan untuk budidaya tanaman kelapa sawit karena adanya berbagai kendala, seperti : ketebalan gambut, kesuburan tanah, kemasaman tinggi, lapisan pirit dan kondisi tanah di bawah gambut.

Ketebalan dan kematangan gambut dengan karakteristik kimia merupakan informasi yang dapat menunjang untuk pemanfaatan lahan gambut dalam membudidayakantanamankelapasawit.

C.Tujuan

Penelitian inibertujuan untuk mengkaji hubungan ketebalandan kematangan dengan karakteristik kimia tanah gambut pada areal perkebunan kelapa sawit (Elaeis quineensisjacq.) di Desa Paya Angus Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten MuaraEnimpropinsi SumateraSelatan.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Chotimah, H. E. N. C. 2002. Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Tanaman Pertanian. Makalah PengantarSains. Desember2002. InstitutPertanianBogor.

Programpascasarjana(S3).

Chokkalingam. U., Suyanto. 2004. Kebakaran, Mata Pencarian, Dan Kerusakan Lingkungan PadaLahan Basah Di Indonesia : LingkaranYangTiada Berujung Pangkal. FireBrief.No. 4. CIFOR, Bogor, Indonesia.

Direktorat Jendral Perkebunan. 1976. Pedoman Bercocok Tanam Kelapa Sawit.

DepartemenPertanian.Jakarta.

Djaenuddin, D. 1993. Lahan Marginal. Tantangan dan Pemanfaatannya. Jurnal BadanLitbangtanXII(4), 1993.p. 79-86

Fauzi, Y., Y.E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2002. Kelapa Sawit:

Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis dan Usaha Pemasaran.

EdisiRevisi. PenebarSwadaya.Jakarta.

Halim. 1987. Pengaruh Pencampuran Tanah Mineral dan Basa dengan Tanah Gambut Pedalaman Kalimantan Tengah Dalam Budidaya Tanaman Kedelai.

FakultasPascaSaijana. InstitutPertanianBogor.

Hanafiah, K.A. 2004.Dasar-dasarIlmuTanah.PT.RajaGrafindo Persada.Jakarta.

Ismunadji, M. K. And G. Soepardi. 1982. peat soil problems and crop production dalam Halim, 1987. PengaruhPencampuran Tanah Mineral dan Basa dengan Tanah Gambut Pedalaman Kalimantan Tengah Dalam Budidaya Tanaman Kedelai. FakultasPascaSaijana.InstitutPertanianBogor.

Munir, M. 1991. Tanah-tanah Utama Indonesia; Karakteristik, Klasifikasi, dan Pemanfaataannya. PTDuniaPustakaJaya.Jakarta.

Notohadiprawiro, T. 1996. Selidik Cepat Tanah di Lapangan. Ghadia Indonesia.

UniversitasGadjahMada.

Poerwowidodo. 1991. Gatra Tanah dalam Pembangunan Hutan Tanaman di Indonesia. RajawaliPers.Jakarta.

28

(24)

29

Penebar Swadaya.1994. Kelapa Sawit Usaha Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran. PenebarSwadaya. 1994.

Pusat Penelitian Tanah. 1982. Terms ofReference Type A Pemetaan Tanah. Pusat PenelitianTanah.Bogor.

Radjagukguk, A. 1990. Pertanian berkelanjutan di Lahan Gambut dalam Alami PengolahanGambutberwawasanLingkunganVolume2. Nomor 1 tahun 1997.

Sukandarrumidi. 1995. Batubara dan Gambut. Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.Gadjah MadaPress. Yogyakarta.

Wahyunto, S. Rintung, Suparto, H. Subagjo. 2005. SebaranGambut dan Kandungan Karbondi SumateradanKalimantan. WetlandsIntemasional-IP. Bogor.

Widjajadan Adhi,I. P. G. 1986. Pengelolaan Lahan Pasang SurutdanLebak Jurnal PenelitiandanPengembanganPertanian, DepartemenPertanian.30Halaman.

i

V

'r

••

p

r

**

t-

*>

tl

;

\

Referensi

Dokumen terkait

Keluaran Terpenuhinya Perbaikan Peralatan Kerja 1 Tahun Hasil Meningkatnya layanan Administrasi Perkantoran 0,77%. Kelompok Sasaran Kegiatan : Aparatur

Sesuai dengan Berita Acara Evaluasi Penawaran Nomor : 105/PANNllll2O12 tanggal 24 Agustus 241?-, Beritia Acara Hasil Evaluasi Pelelangan Nomor :122 /PANll)fJZAlz tanggal

Meskipun dokumen ini telah dipersiapkan dengan seksama, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia tidak bertanggung jawab atas segala konsekuensi hukum dan keuangan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kepadatan kultur Daphnia carinata King dan fotoperiode yang berbeda terhadap produksi efipium.. Hasil

Selain menggunakan SMS gateway yang dapat mengirim informasi berupa titik koordinat ke handphone lainnya, kita juga dapat langsung mengunci dan mengamankan data yang

Pada penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah rumus korelasi Chi Square yaitu untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan harga diri

Didalam penulisan laporan akhir ini, penulis ingin mengetahui bagaimana perencanaan yang baik dalam merencanakan desain geometrik dan konstruksi perkerasan pada

 testiranje za otkrivanje šećerne bolesti tipa 2 i predijabetesa u asimptomatskih osoba treba uzeti u obzir kod odraslih osoba bilo koje dobi koje su prekomjerne