• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENGARUH SUKU BUNGA TERHADAP JUMLAH DANA PIHAK KETIGA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of PENGARUH SUKU BUNGA TERHADAP JUMLAH DANA PIHAK KETIGA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Suku Bunga Terhadap Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah Di Indonesia

Muhammad Bahrul Ulum, Roswaty, Meilin Veronica Fakultas Ekonomi Universitas Indo Global Mandiri

bahrulu1994@uigm.ac.id

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suku bunga terhadap jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia. Periode pengamatan selama Januari hingga Desember 2021.

Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa suku bunga berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia.

Kata kunci: DPK, Suku Bunga.

Abstract: The purpose of this study was to determine the effect of interest rates on the amount of third party funds of Islamic commercial banks and Islamic business units in Indonesia. The observation period is from January to December 2021. This study uses multiple regression analysis tools. In this study, it is concluded that interest rates have a negative and insignificant effect on the amount of third party funds of Islamic commercial banks and Islamic business units in Indonesia.

Keywords: TPF, Interest Rate.

1. PENDAHULUAN

Bank merupakan institusi keuangan yang paling penting dalam ekonomi. Ketika konsumen dan produsen harus melakukan pembayaran untuk pembelian barang dan jasa, mereka menggunakan bank untuk menyediakan fasilitas cek atau kartu kredit. Saat seseorang kelebihan uang maka mereka dapat menitipkan di bank kemudian bank menyalurkan uang tersebut pada orang yang memerlukannya.

Manakala mereka memerlukan informasi keuangan dan perencanaan keuangan, bank dapat menjadi penasehat dan konsultannya (Erlyna, 2021).

Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hampir semua sektor usaha, yang meliputi sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, dan perumahan sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan transaksi keuangan.

Peran bank bagi masyarakat individu, maupun masyarakat bisnis sangat penting bahkan bagi suatu negara, karena bank sebagai suatu lembaga yang sangat berperan dan berpengaruh dalam perekonomian suatu negara (Etale & Ayunku, 2016).

Saat ini, bank di Indonesia terbagi menjadi dua, yang pertama ada bank konvensional yang beroperasi menggunakan suku bunga dan yang kedua ada bank syariah yang beroperasi menggunakan prinsip-prinsip syariah yang sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits. Dengan cara beroperasi yang berbeda keduanya saat ini saling memperebutkan pangsa pasar di Indonesia dengan keunggulannya masing-masing.

Suku bunga dapat dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari tabungan. Rumah tangga akan membuat lebih banyak tabungan apabila suku bunga tinggi karena lebih banyak pendapatan dari penabung akan diperoleh. Pada suku bunga yang

(2)

rendah orang tidak begitu suka membuat tabungan karena mereka merasa lebih baik melakukan pengeluaran konsumsi dari menabung. Dengan demikian pada tingkat bunga yang rendah masyarakat cenderung menambah pengeluaran konsumsi (Witjaksono, 2010).

Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi loanable funds.

Pembayaran atas modal yang dipinjam dari pihak lain dinamakan bunga. Bunga yang dinyatakan sebagai persentase dari modal dinamakan tingkat suku bunga.

Berarti tingkat bunga adalah persentase pembayaran modal yang di pinjam dari lain pihak (Jannah, A’ini,

& Hidayat, 2016).

Tingkat suku bunga diatur dan ditetapkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan perekonomian suatu negara. Suku bunga ini penting untuk diperhitungkan karena rata- rata para investor selalu mengharapkan hasil investasi yang lebih besar. Menaikkan suku bunga adalah alat bagi bank sentral untuk menstabilkan perekonomian.

Dengan membuat biaya pinjaman semakin mahal maka jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang dan aktivitas perekonomian akan menurun. Kejadian sebaliknya bisa terjadi. Turunnya suku bunga akan menyebabkan biaya pinjaman menjadi makin murah. Para investor akan cenderung terdorong untuk melakukan perpindahan dana ke bank syariah apa bila suku bunga diturunkan. Hal ini dapat menyebabkan dana pihak ketiga di bank syariah menjadi meningkat (Lutfiana, 2015).

Dana pihak ketiga diartikan sebagai dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing.

Pada sebagian besar atau setiap bank, dana masyarakat ini umumnya merupakan dana terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat (Susmiati, 2021).

Dalam beberapa waktu terakhir persaingan antara bank konvensional dan bank syariah terus bergejolak.

Hal ini terlihat dari bergabungnya beberapa bank syariah milik pemerintah menjadi Bank Syariah Indonesia. Bukan hanya itu, perkembangan pangsa pasar keuangan Indonesia juga diperebutkan oleh Unit Usaha Syariah.

A. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia ?

B. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh suku bunga terhadap jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia.

C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan kajian dan mendukung penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan suku bunga terhadap jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dan industri keuangan terutama bank konvensional dan bank umum syariah serta unit usaha syariah. Bagi pihak lain, penelitian ini juga diharapkan dapat membantu dalam penyajian informasi untuk mengadakan penelitian serupa.

2. LANDASAN TEORI 2.1 Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga (simpanan) berdasarkan UU Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank

(3)

berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan bentuk lainnya.1 Dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat luas merupakan sumber dana terpenting bagi operasional bank. Menurut Ismail, dana pihak ketiga biasanya lebih dikenal dengan dana masyarakat, merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat dalam arti luas, meliputi masyarakat individu, maupun badan usaha (Aziz, 2020).

Pentingnya sumber dana dari masyarakat luas, disebabkan sumber dana dari masyarakat luas merupakan sumber dana yang paling utama bagi bank.

Sumber dana yang disebut juga sumber dana pihak ketiga ini disamping mudah untuk mencarinya juga tersedia banyak di masyarakat. Kemudian persayaratan untuk mencarinya juga tidak sulit (Kusdino, 2018).

Menurut Muhammad (2005) Sumber dana yang berasal dari pihak ketiga antara lain:

a. Simpanan Giro

Simpanan giro merupakan simpanan yang diperoleh dari masyarakat atau pihak ketiga yang sifat penarikannya adalah dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan cek dan bilyet giro atau sarana perintah bayar lainnya atau pemindahbukuan. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

b. Tabungan

Jenis simpanan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang penarikannya dilakukan menurut syarat tertentu sesuai perjanjian antara bank dan pihak nasabah. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998, tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan

itu.

c. Deposito

Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Jenis simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan antara bank dan nasabah.

Menurut Prasasti & Slamet (2020), deposito adalah simpanan berjangka yang dikeluarkan oleh bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan sebelumnya. Dana tersebut dapat berupa mata uang rupiah ataupun valuta asing. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa deposito adalah simpanan berjangka yang penarikannya dapat diambil sesuai dengan perjanjian berdasarkan jangka waktu tertentu. Kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana merupakan fokus utama kegiatan bank syariah. Oleh karena itu, untuk dapat menyalurkan dana secara optimal, bank harus memiliki kemampuan dalam menghimpun dana pihak ketiga karena DPK ini merupakan sumber utama pembiayaan bank syariah.

2.2 Teori Suku Bunga

Tingkat suku bunga ditentukan oleh suatu persilangan antara kurva permintaan investasi dan kurva tabungan. Jadi bunga adalah “harga” dari (penggunaan) Loanable Funds, yaitu harga yang terjadi di pasar dana investasi. Menurut teori klasik dalam suatu periode ada anggota masyarakat yang menerima pendapatan melebihi apa yang mereka perlukan untuk konsumsinya selama periode tersebut.

Mereka ini adalah kelompok “penabung”. Secara bersama jumlah tabungan merka membentuk “sup- ply” atau penawaran akan Loanable Funds. Di lain pihak dalam periode yang sama ada anggota masyarakat yang membutuhkan dana mungkin karena ingin mengkonsumsi lebih dari pendapatan yang diterima selama periode tersebut atau yang lebih

(4)

penting karena merka pengusaha yang memerlukan dana untuk operasi atau perluasan usahanya. Mereka ini adalah “investor” dan jumlah dari seluruh kebutuhan mereka akan dana membentuk permintaan akan Loanable Funds (Prasasti & Slamet, 2020).

Selanjutnya para penabung dan para investor ini bertemu di pasar Loanable Funds dan dari proses tawar menawar antara mereka akhirnya akan dihasilkan tingkat bunga atau “keseimbangan”.

Dalam teori bunga yang lain yaitu yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes menganggap tingkat

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan landasan teori maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:

Suku bunga berpengaruh terhadap jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia.

3. METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang pengaruh suku bunga terhadap jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen yaitu jumlah dana pihak ketiga dan menggunakan satu variabel independen yaitu suku bunga. Data yang digunakan memiliki periode waktu dari Januari hingga Desember 2021.

3.3 Tehnik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis mengenai pengaruh suku bunga terhadap jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia dilakukan dengan

bunga sebagai harga atas penggunaan uang. Keynes menganggap tingkat suku bunga sebagai suatu gejala keuangan yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan uang. Dengan adanya permintaan dan penawaran akan kebutuhan uang akan timbul naik turunnya bunga di pasar Loanable Funds (Metreveli, 2021).

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dari penelitian ini bisa dilihat pada Gambar 1.

menggunakan bantuan berupa tabel-tabel dan grafik yang memuat data variabel - variabel yang diamati dan dikaitkan dengan teori yang relevan.

Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis pengaruh suku bunga terhadap jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan regresi berganda. Untuk mengestimasi data-data yang tersedia dengan menggunakan program Eviews 9 dengan bentuk fungsi sebagai berikut:

Dimana:

= Jumlah Dana Pihak Ketiga (Miliyar)

= Suku Bunga (Persen)

= Konstanta

= Koefisien Regresi

= Error Term

4. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berikut ini adalah hasil regresi suku bunga terhadap jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

(5)

Tabel 1. Hasil Regresi

4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Perhitungan yang dilakukan untuk mengukur proporsi atau prosentase dari variasi total variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh model regresi.

R2 dalam regresi sebesar 0.127877. Ini berarti variabel jumlah dana pihak ketiga (Y) dapat dijelaskan oleh variabel suku bunga ( ) sebesar 12,78 persen, sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

4.2 Uji T (Signifikansi Parsial)

Uji t-statistik digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai prob. t hitung dari suku bunga sebesar 0.2538 yang lebih besar dari 0,05 sehingga suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah dana pihak ketiga. Koefisien variabel suku bunga sebesar -1.085978 menunjukan bahwa kenaikan suku bunga sebesar 1 persen akan menyebabkan penurunan terhadap jumlah dana pihak ketiga sebesar 1.085978 persen.

5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis pengaruh suku bunga terhadap jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia yang parameternya menggunakan metode OLS telah mengungkapkan pengaruh dari suku bunga, maka dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Suku bunga mampu menjelaskan proporsi pengaruh variasi total jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia yang dicerminkan dalam penghitungan koefisien determinasi (R2) dalam model statistik.

2. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel suku bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, saran berkaitan dengan hasil penelitian adalah:

Suku bunga tidak begitu besar pengaruhnya terhadap jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah. Hal ini menunjukan bahwa bank

(6)

konvensional yang beroperasi berdasarkan suku bunga dan bank umum syariah serta unit usaha syariah yang beroperasi berdasarkan Al-Quran dan hadits masing-masing memiliki pangsa pasar yang berbeda. Semua perbedaan-perbedaan tersebut menyebabkan nasabah akan semakin puas karena dapat memilih bank yang sesuai dengan keinginannya.

Bagi pemerintah, sebaiknya persaingan antara bank konvensional dan bank umum syariah dan unit usaha syariah perlu diberikan kebijakan-kebijakan yang dapat menciptakan iklim usaha yang sehat agar di masa yang akan datang perbankan di Indonesia semakin baik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Aziz, A. 2020. Peran BPRS Dalam Pengembangan UMKM di Indonesia.

Inklusif/: Jurnal Pengkajian Penelitian, (2), 114–126.

[2] Erlyna. 2021. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. 7(01), 250–255.

[3] Etale, L. M., & Ayunku, P. E. 2016. The Relationship Between Interest Rate and Economic Growth in Nigeria: An Error Correction Model (ECM) Approach.

International Journal of Economics and Financial Research ISSN, 2(6), 2411–9407.

Retrieved from http://arpgweb.com/

[4] Jannah, W., A’ini, Y., & Hidayat. 2016.

Pengaruh Penurunan Harga Karet Mentah Terhadap Daya Beli Masyarakat di Pasar Desa Pasir Jaya. Jurnal Ilmiah Cano Ekonoms, 5(2), 125–132.

[5] Kusdino, U. 2018. Pengaruh Program Dana Desa Terhadap Kesempatan Kerja, Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Kemiskinan, dan Pemerataan. 4.

[6] Lutfiana, I. M. 2015. Harga Saham Kelompok Jakarta Islamic Index di Indonesia Periode 2007-2015.

[7] Metreveli, B. S. 2021. Media Trend Hypothesis. 16(1), 143–153.

[8] Muhammad. 2005. Bank Syariah. Yogyakarta:

PT. Graha Ilmu.

[9] Prasasti, K. B., & Slamet, E. J. 2020. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Airlangga Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi dan Suku Bunga, Serta Terhadap Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi. 30(1), 39–48. https://

doi.org/10.20473/jeba.V30I12020.6249

[10] Purwanto, E. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarya: Pustaka Pelajar.

[11] Susmiati. 2021. Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2011-2018. 4(2), 68–74.

[12] Utoyo, N. N. 2016. Pengaruh tingkat Inflasi, Suku Bunga, Harga Emas Dunia, dan kurs Rupiah pada jii. 5(c).

[13] Witjaksono, A. A. 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones Terhadap IHSG (studi kasus pada IHSG di BEI selama periode 2000-2009). USU Repository, 4(1), 134.

Referensi

Dokumen terkait

Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang

Untuk fenomena tanggap chaos (chaotic response), dengan tinjauan sejarah waktu (time history) yang sangat sensitif terhadap syarat awal dimana perubahan yang kecil terhadap

Data yang telah direduksi kemudian disajikan atau ditampilkan (display) dalam bentuk deskripsi sesuai dengan komponen-komponen penelitian. Penyajian data ini dimaksudkan

Pasal 13 ayat 3 Ketentuan mengenai penyusunan rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d (memiliki rencana kerja penempatan dan perlindungan TKI di luar

Meningkatkan Pemahaman Matematik melalui Pembelajaran Berbasis Masalah yang Menekannkan pada Representasi Matematik dalam Kelompok Kecil dengan Bantuan Khusus (Tesis, 2008). 2008

Pasal 1 butir 5 Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau

Analisis kimia fluida dan isotop dilakukan pada dua sampel air mataair hangat yaitu Candi Umbul dan Candi Dukuh, analisis petrografi dilakukan pada 12 sampel batuan

DMD´ (Bapak Mukti Ali Harahap, Desember 2016) Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan kegiatan wisata pada Pusat Latihan Gajah Minas