• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROJEK ZERO EMISSION AIRCRAFT AIRBUS DALAM MENGURANGI EMISI KARBON DI UDARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV PROJEK ZERO EMISSION AIRCRAFT AIRBUS DALAM MENGURANGI EMISI KARBON DI UDARA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

25

BAB IV

PROJEK ZERO EMISSION AIRCRAFT AIRBUS DALAM MENGURANGI EMISI KARBON DI UDARA

4.1. Penyebaran Emisi Karbon Oleh Pesawat Serta Dampak Yang Ditimbulkan Terhadap Lingkunan Dan Kesehatan

Pada saat ini sudah sangat banyak pesawat yang terbang di udara dengan berbagai jenis dan ukuran. Mulai dari yang berukuran kecil seperti jenis pesawat Cessna 172 hingga yang berukuran besar seperti jenis Airbus A380 (untuk pesawat penumpang dan belum termasuk pesawat kargo komersial). Dengan banyaknya jumlah pesawat di udara maka jumlah konsumsi bahan bakar jet pun sangatlah besar.

Apa lagi, setiap tahunnya ada banyak pesawat-pesawat baru yang diproduksi untuk keperluan komersial (begitu pula untuk keperluan militer) sehingga terus menambah jumlah penggunaan bahan bakar jet setiap tahunnya. Sebagai contoh, ditahun 2019 jumlah penggunaan bahan bakar jet mencapai 95 Miliyar Galon (Statista. 2022). Hal tersebut menempatkan pesawat sebagai salah satu penyumbang emisi karbon terbesar ketiga di dunia menurut data dari Our World In Data (Hannah Ritchie, 2020).

Sebagai salah satu contoh, satu jenis pesawat Airbus A3204 dapat mengkonsumsi sekitar 2,5 ton bahan bakar Jet A-15 per jam. Termasuk di dalamnya bahan bakar yang digunakan saat hendak melakukan takeoff (banyak bahan bakar yang digunakan pada fase ini). Tangki bahan bakar pada A320 dapat menampung

4 Airbus A320 merupakan salah jenis pesawat narrow-body yang dikembangkan dan diproduksi oleh Airbus. A320 pertama kali diluncurkan pada Maret 1984 dan penerbangan pertamanya pada Februari 1987. Airbus A320 sendiri merupakan bagian dari keluarga A320 yang juga termasuk A321 yang merupakan versi panjang dari A320 dan A319 dan A318 yang merupakan versi yang lebih pendek.

Saat ini anggota keluarga A320 mulai bertambah dengan hadirnya A320neo, A321neo, A321LR dan A321XLR

5 Bahan bakar Jet A-1 merupakan jenis bahan bakar minyak tanah yang sesuai untuk digunakan pada pesawat bermesin turbin. Titik nyala pada jenis ini minimum sekitar 38 derajat C (sekitar 100 derajat F) dan titik bekunya sekitar -47 derajat C

(2)

26

sekitar 24,2 ton bahan bakar, mencakup semua tangki yang dimiliki baik itu pada bagian kiri dan kanan pesawat serta pada bagian tengah. Pada umumnya, tangki bagian tengah hanya digunakan untuk penerbangan yang memakan waktu lama atau pada saat tangki pada sayap pesawat telah habis. Besarnya jumlah bahan bakar yang dapat dikonsumsi oleh jenis pesawat A320 ini biasanya bergantung pada faktor jarak, cuaca, ketinggihan jelajah, jumlah penumpang yang diangkut serta jenis mesin yang digunakan, yaitu jenis CFM566 atau IAE V25007.

Saat ini jenis pesawat Airbus A320 merupakan salah satu jenis pesawat yang paling banyak digunakan. Hal ini dikarenakan jenis pesawat ini sangat cocok untuk penerbangan jarak pendek dan menegah serta cukup efisien dalam penggunaan bahan bakar. Dengan banyaknya jenis pesawat ini serta dengan banyaknya jumlah bahan bakar yang bisa digunakan, maka banyak pula emisi karbon yang dikeluarkan dari hasil pembakaran bahan bakar jet yang digunakan.

Emisi Karbon sendiri merupakan sebuah karbon jenis CO2 yang dilepas ke udara. Secara alami, CO2 memang harus berada di udara karena merupakan makanan bagi tumbuhan untuk bisa berfotosintesis dan menghasilkan O2 (oksigen) yang sangat dibuutuhkan oleh seluruh makhluk yang hidup di bumi. Dengan demikian CO2 sendiri baik adanya bagi dunia. Yang kemudian menjadi masalah ialah ketika CO2 dilepas secara berlebihan ke udara (akibat dari aktivitas manusia seperti pembukaan lahan dan industri yang berkembang serta menciptakan alat-alat transportasi yang semakin memperbanyak produksi CO2) dan diperparah dengan penggundulan hutan secara besar-besaran. Dengan penggundulan hutan tersebut, kemampuan bumi untuk

6 CFM56 merupakan salah satu jenis mesin turbofan high-bypass buatan CFM Internasional (perusahaan milik Safran Aircraft Engines dari Perancis dan General Electric Aviation dari Amerika Serikat) yang memiliki daya dorong sekitar 18.500 hingga 34.000 lbf. Jenis mesin ini banyak dipakai pada jenis pesawat Airbus A320

7 IAE V2500 merupakan jenis mesin yang sama dengan CFM56, yaitu jenis turbofan high-bypass, yang dibuat oleh Internasional Aero Engines. Jenis ini juga dipakai sebagai salah satu opsi untuk Airbus A320 dan beberapa jenis pesawat lain seperti McDonnell Douglas MD-90 dan Embraer C-390 Millennium

(3)

27

secara alami menyerap CO2 semakin berkurang dan berujung pada peningkatan suhu permukaan bumi (Global Warming).

Emisi karbon dari pesawat merupakan hasil dari pembakaran bahan bakar jet yang dipakai oleh pesawat. Hal tersebut terjadi di dalam mesin pesawat yang terletak di dua sisi pesawat (sayap pesawat). Mesin pesawat bekerja dengan menghisap sejumlah besar udara yang kemudian merubahnya menjadi daya dorong untuk membawa pesawar maju ke depan. Mesin pesawat memiliki beberapa jenis, yaitu jenis Turboprop8, Turbojet9, Turbofan10, Turboshafts11, dan Ramjets12

Mesin pesawat sendiri terdiri dari beberapa komponen, yaitu komponen kipas (Fan), yang berfungsi sebagai penyedot udara dalam jumlah yang besar. Komponen kedua ialah Compressor, komponen ini berfungsi sebagai penekan udara yang masuk kedalam mesin yang kemudian dapat menghasilkan tekanan udara yang sangat besar yang berpotensi menjadi tenaga udara. komponen ketiga ialah Combustor, yang mana didalamnya terjadi pencampuran antara udara bertekanan tinggi dengan bahan bakar jet yang dipakai oleh pesawat dan kemudian akan dinyalakan. Campuran udara tekanan tinggi dan bahan bakar jet tersebut dapat menghasilkan tenaga dorong yang cukup kuat bagi sebuah pesawat. Komponen berikutnya ialah Turbine, yang mana gas yang sudah dihasilkan sebelumnya bergerak dan memutar baling-baling turbin. Dan yang terakhir ialah Nozzle, yang merupakan saluran pembuangan mesin. Bagian ini yang dapat menghasilkan daya dorong bagi pesawat dan membuat pesawat dapat

8 Turboprop merupakan jenis mesin dengan baling-baling yang mampu membrikan dorongan serta menggerakan baling-baling pesawat

9 Turbojet merupakan jenis mesin yang mana kompresor yang digerakkan dapat menyerap udara dalam jumlah yang banyak, memasukkan udara ke dalam tempat pembakaran, mengalir ke turbin dan kemudian menjadi gaya dorong keluar ke bagian nosel dibelakang

10 Turbofan merupakan jenis mesin yang memiliki kemiripan dengan Turbojet namun tidak menghasilkan suara yang besar saat mesin ini menyala

11 Turboshafts mesin ini juga memiliki kemiripan dengan Turbojet, dengan tambahan ekspansi turbin untuk mengekstrak panas dan menjadikannya tenaga pendorong bagi pesawat

12 Ramjets merupakan bentuk mesin yang menggunakan gerakan maju untuk bisa menghasilkan daya dorong

(4)

28

melaju ke depan. Selain komponen-komponen di atas, ada juga bagian dari mesin pesawat yang akan membantu pesawat untuk berhenti, yaitu Reverse Thrust. Bagian ini bekerja dengan mengalihkan aliran udara ke depan agar dapat memperlambat laju pesawat dan dapat membuat pesawat berhenti.

Dampak yang paling terlihat pada saat ini ialah peningkatan suhu permukaan bumi (Global Warming) yang mengakibatkan perubahan iklim dan juga penipisan zat ozon di kutub selatan (yang akan berdampak pada hilangnya kemampuan bumi untuk berlindung dari sinar UV yang dangat berbahaya bagi setiap makhluk yang ada termasuk manusia). Emisi karbon yang dihasilkan melalui pembakaran bahan bakar jet pada pesawat juga ikut terlibat dalam meningkatnya jumlah emisi karbon di udara.

Dengan penggunaan bahan bakar yang banyak dan menghasilkan emisi yang banyak pula, tidak heran jika pesawat dianggap berbahaya.

Gambar 1. Anomali Suhu Rata-Rata Global (Sumber: ourworldindata.org)

(5)

29

Gambar di atas menunjukkan rata-rata peningkatan suhu permukaan bumi.

Yang mana bisa lihat pada tahun 1980-an hingga tahun 2019 telah terjadi peningkatan suhu permukaan bumi yang sangat tinggi (data dari Our World In Data). Hal ini menunjukkan bahwa mendekati akhir dari abad ke-20 perkembangan peradaban manusia mulai meningkat dan terus meningkat dengan pesat terlebih dengan munculnya alat-alat transportasi pada saat itu yang banyak membantu pergerakan manusia dan banyak membantu dalam hal pengiriman barang baik di darat, laut dan udara. Namun pada saat itu alat-alat transportasi yang muncul tidak begitu efisien karena hanya dapat melakukan perjalanan dalam jarak-jarak tertentu sehingga diperlukan tempat-tempat untuk berhenti untuk beristirahat ataupun untuk mengisi bahan bakar yang diperlukan.

Seiring dengan berjalannya waktu, alat-alat transportasi yang muncul mulai efisien dengan jarak tempuh yang bertambah dan semakin dapat mempersingkat waktu perjalanan. Namun karena masih menggunakan jenis bahan bakar yang sama (bahan bakar fosil, batu bara dan sebagainya) dan jumlah alat transportasi yang diproduksi semakin bertambah, maka tidak mengherankan jika suhu permukan bumi semakin bertambah. Bisa dilihat dalam dunia penerbangan, dimana pada saat ini salah satu perusahaan pembuat pesawat terbesar , Airbus, mencoba untuk memperbaharui mesin pesawat mereka agar dapat menjadi mesin yang hemat bahan bakar. Hal tersebut merupakan langkah yang baik, tetapi hal tersebut justru tidak efisien dalam mengurangi emisi karbon karena permintaan akan jenis pesawat yang hemat bahan bakar semakin bertambah dan emisi karbon yang dilepas tetaplah sangat banyak. Jika hal ini terus-menerus dibiarkan maka emisi karbon di udara akan terus bertambah begitu pula dengan bertambahnya suhu permukaan bumi.

Peningkatan suhu bumi inilah yang menjadi kecemasan bagi para pemikir perspektif hijau. Yang mana mereka melihat bahwa tindakan manusialah yang menyebabkan hal tersebut. Mereka mencoba untuk memberitahukan hal tersebut kepada banyak orang khususnya para pemilik kekuasaan seperti para pemerintah

(6)

30

yang ada di seluruh dunia. Namun justru mereka tidak mendapatkan perhatian seperti apa yang mereka harapkan. Pemerintah dunia justru lebih mementingkan diri mereka sendiri dan lebih memfokuskan pada apa yang mereka anggap penting bagi negara mereka masing-masing (kepentingan ekonomi dan militer). Apa lagi pada awal kemunculan perspektif hijau terlampau kalah dengan perspektif-perspektif seperti liberalme dan realisme.

Seiring dengan berjalannya waktu, pandangan-pandangan dari persepktif hijau ini mulai ditanggapi serius oleh banyak orang. Hal tersebut dikarenakan mulai bermunculan dampak-dampak negatif yang didapatkan oleh manusia. Terkhususnya dampak yang terjadi pada lingkungan serta bagi kesehatan manusia sendiri. Dengan demikian gerakan untuk mulai memperhatikan lingkungan mulai dijalankan dan tentunya mendapat banyak dukunngan baik itu dari pemerintah maupun dari organisasi-organisasi multinasional. Jika gerakan memperhatikan lingkunan tidak segera dilakukan maka akan memberikan dampak buruk, baik itu bagi lingkungan maupun bagi kesehatan manusia.

4.1.1. Dampak Terhadap Lingkungan

Lingkungan merupakan tempat bagi setiap makhluk untuk tinggal dan melakukan setiap kegiatan yang yang diperlukan. Secara umum, lingkungan mencakup komponen dan sistem biologis, fisik dan kimia. Kondisi lingkungan yang baik akan sangat berpengaruh bagi berlangsungnya kehidupannya ada. Baik itu untuk tumbuh-tumbuhan yang ada, berbagai jenis binatang dan tentu saja manusia. Oleh karenanya, sangatlah penting untuk bisa menjaga lingkungan karena semuanya untuk kebaikan bersama.

Pada saat ini emisi karbon menjadi hasil dari perkembangan manusia.

Mesikpun emisi karbon merupakan hal yang alami, tetapi dengan adanya perkembangan oleh manusia, emisi karbon yang ada di udara meningkat drastis dan dengan adanya penebangan serta pembakaran hutan secara besar-besaran.

(7)

31

Akibatnya, kemampuan bumi untuk dapat menyerap emisi karbon semakin berkurang dan juga dapat berdampak buruk bagi setiap makhluk yang hidup di dalamnya, bahkan dapat berdampak buruk bagi manusia sendiri. Oleh karena itu diperlukannya jaminan terhadap lingkungan yang aman agar dapat terciptanya kehidupan yang sejahtera dan manusia, sebagai makhluk yang berakal budi, harus menjadi yang terdepan dalam memastikan hal tersebut.

Keamanan lingkungan merupakan sebuah jaminan keamanan dari bahaya lingkungan yang disebabkan baik itu oleh alam atau akibat dari tindakan manusia karena ketidaktahuan, kecelakaan, mismanagement yang berasal dari dalam atau melintasi batas negara. Ide terkait keamanan lingkungan sendiri dimaksudkan untuk memberikan isu-isu yang benar-benar terjadi (perubahan iklim, peningkatan emisi karbon, penaikan suhu permukan bumi dan lain sebagainya) dan meningkatkan relevansi masalah lingkungan dalam agenda politik.

Ada enam hal yang dapat dilihat dari konsep keamanan lingkungan ini, yaitu yang pertama ialah keamanan lingkungan muncul sebagai dampak dari aktivitas manusia terhadap lingkungan, yang mana banyak dari aktivitas manusia yang justru lebih merusak lingkungan. Yang kedua ialah dampak dari industri militer, seperti dampak yang muncul akibat adanya perang antar bangsa yang tidak hanya menghancurkan kehidupan manusia tetapi juga lingkungan sekitar ikut rusask akibat perang yang terjadi. Yang ketiga ialah perubahan lingkungan merupakan masalah dalam keamanan lingkungan yang umum untuk semua negara sehingga memerlukan tindakan yang kolektif. Yang keempat ialah perubahan lingkungan dapat menjadi ancaman yang serius bagi negara. Yang kelima ialah perubahan lingkungan menjadi penyebab terjadinya konflik kekerasan. Dan yang keenam ialah perubahan lingkungan dapat menjadi resiko yang buruk bagi manusia.

(8)

32

Secara singkat, sebagian besar hal buruk yang telah terjadi pada lingkungan saat ini merupakan akibat dari tindakan manusia yang terus menerus menguras sumber daya yang ada namun mengabaikan kerusakan yang timbul dari kegiatan tersebut. hal ini tentunya akan menjadi hal yang sangat buruk jika didiamkan, karena di masa yang akan datang, dengan tindakan manusia yang tidak bisa dirubah, lingkungan yang ada saat ini akan hilang dan setiap makhluk yang hidup saat ini akan menderita dan akan mengalami kepunahan termasuk manusia sendiri.

Dalam hal ini emisi karbon berlebih yang bertebaran diudara saat ini merupakan ulah dari manusia. Meskipun bumi memiliki kemampuan untuk menyerap emisi karbon tersebut (karena emisi karbo merupakan hal yang alami), namun dengan jumlah yang besar, akan sangat susah bagi bumi untuk menyerap semua emisi karbon tersebut dan diperparah dengan berkurangnya kemampuan bumi untuk bisa menyerap semua emisi karbon yang ada (akibat dari penggundulan hutan untuk membuka lahan bagi pembangunan). Hal ini akan berdampak pada penipisan ozon yang akan sangat berbahaya bagi kehidupan di bumi.

4.1.2. Dampak Terhadap Kesehatan

Kesehatan (menurut WHO) merupakan kondisi fisik, mental dan sosial yang sejahtera secara utuh dan tidak hanya terbatas pada kebebasan dari penyakit. Kesehatan dilihat sebagai penyeimbangan antara batin manusia dengan sifat emosional manusia terhadap lingkungan. Definisi lainnya terkait dengan kesehatan ialah keadaan di mana seseorang dapat berfungsi dengan baik secara fisik, mental sosial dan spiritual untuk dapat mengekspresikan potensi yang dimiliki seseorang dalam lingkungan tempat tinggalnya. Sehat dan sakit merupakan proses dinamis mulai dari kesehatan dalam setiap aspek kehidupan di satu sisi hingga penyakit yang tidak berbahaya sampai pada penyakit yang dapat

(9)

33

menyebabkan kematian di sisi lainnya. Ketidakpedulian dalam menjaga kesehatan akan berdampak buruk bagi manusia, termasuk dalam menjaga lingkungan seperti membiarkan emisi karbon terus meningkat tanpa adanya keinginan untuk mencegah dan mencoba untuk mengurangi hal tersebut.

Secara global, keamanan akan kesehatan merupakan hal yang diperlukan untuk memperkecil bahaya akan kesehatan masyarakat di seluruh dunia.

Kesehatan menjadi sangat penting bagi pembangunan manusia. Hal tersebut menjadi hal dasar dalam mencapai kualitas hidup yang optimal. Kesehatan juga menjadi hal yang paling utama dalam masyarakat dalam hal membantu perkembangan ekonomi dalam masyarakat serta dalam hal-hal lainnya.

Kesehatan kini telah menjadi salah satu hak asasi manusia. Hal ini terkait dengan kesehatan individu, negara dan komunitas internasional. Hak atas kesehatan tidak bisa hanya diartikan sebgai sebuah klaim atas sumber daya yang ada. Dengan kata lain, hak akan kesehatan ialah hak akan kondisi yang memungkinkan seseorang untuk mencapai dan menikmmati hidup yang sehat secara penuh. Setiap negara harus bisa memastikan bahwa hak akan kesehatan dapat dijangkau oleh setiap orang dan harus menghindari tindakan diskriminasi dalam artian tidak hanya mementingkan salah seorang individu (dengan status sosial tertentu dalam masyarakat) ataupun kelompok-kelompok tertentu.

Pemerataan akses kesehatan haruslah menjadi yang paling utama.

Dalam kasus kali ini, emisi karbon yang terus meningkat dapat memberikan potensi yang buruk bagi kesehatan manusia. Beberapa diantaranya ialah dehidrasi yang diakibatkan oleh peningkatan suhu atau temperatur berlebih sehingga semua orang merasakan panas yang luar biasa. Kemudian ada juga permasalahan dalam pernafasan, yang diakibatkan oleh jumlah karbon dioksida yang terus bertambah dan produksi oksigen yang terus berkurang serta dengan adanya peningkatan udara kotor yang dihirup baik oleh manusia maupun

(10)

34

makhluk hidup lainnya (akibat dari penggundulan dan pembakaran hutan secara besar-besaran). Lalu emisi karbon dapat menyebabkan kanker, yang merupakan salah satu penyakit berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan kematian.

4.2. Kyoto Protocol And Paris Agreement

Dengan semakin besar ancaman emisi karbon bagi kehidupan tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi setiap makhluk yang ada, maka tindakan untuk mencegah emisi karbon bertambah harus dilakukan segera. Oleh karena itu dibentuklah Kyoto Protocol pada tahun 1997, dan kemudian diikuti oleh Paris Agreement pada tahun 2015.

Kyoto Protocol (Protokol Kyoto) merupakan bagian dari the United Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim) yang mewajibkan negara-negara dalam transisi industri dan ekonomi untuk membatasi serta mengurangi Greenhouse Gases (GHG) atau emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sesuai dengan target yang sudah disepakati bersama, selain itu juga perlu bagi negara-negara tersebut untuk menerapkan dan memberikan laporan secara berkala. Protokol Kyoto ini lebih mengikat negara-negara maju dengan menerapkan prinsip tanggung jawab bersama. Hal ini dikarenakan merekalah yang bertanggung jawab atas tingginya tingkat emisi GRK saat ini. Protokol ini mulai di adopsi pada 11 Desember 1997 dan mulai diberlakukan pada 16 Februari 2005 dengan 192 pihak di dalamnya. Kemudian ada penetapan target pengurangan emisi untuk 37 negara transisi industri dan ekonomi serta dengan Uni Eropa, yang secara keseluruhan akan menambah target pengurangan sebesar 5 persen dengan periode waktu dari 2008 hingga 2012, yang merupakan bagian dari periode komitmen pertama.

(11)

35

Pada 8 Desember 2012 di Doha, Qatar, dalam Amandemen Doha, Protokol Kyoto diterapkan untuk periode komitmen kedua yang dimulai pada tahun 2013 hingga 2020. Amandemen Doha meliputi komitmen baru untuk mengambil komitmen dalam periode kedua mulai 1 Januari 2013 hingga 31 Desember 2020, daftar GRK direvisi dan dilaporkan oleh setiap pihak dalam periode kedua dan beberapa pasal Protokol Kyoto pada masa periode pertama perlu dirubah pada periode kedua. amandemen ini diedarkan pada 21 Desember 2012 oleh Sekretaris Jendral PBB. Pada masa periode pertama, 37 negara transisi industri dan ekonomi serta Uni Eropa berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK sebanyak 5 persen, dan diperiode kedua, semua pihak berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK sekitar 18 persen.

Selain Protokol Kyoto, ada juga Paris Agreement (Perjanjian Paris) yang merupakan perjanjian internasional terkait perubahan iklim. Perjanjian ini telah diadopsi oleh 196 pihak pada 12 Desember 2015 dan mulai berlaku pada 4 November 2016. Perjanjian ini bertujuan untuk membatasi pemanasan global hingga mencapai 2 derajat atau bahkan bisa mencapai 1,5 derajat celcius. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, setiap negara menargetkan untuk mengakhiri emisi GRK secepat mungkin demi mencapai dunia yang iklimnya netral. Perjanian Paris menjadi tongkat penting dalam mencapai perubahan iklim yang baik karena hal ini mengikat setiap negara untuk secara bersama mealakukan upaya untuk memerangi perubahan iklim yang buruk. Implementasi Perjanjian Paris membutuhkan tranformasi ekonomi dan sosial yang didasarkan pada ilmu pengetahuan baik yang telah tersedia. Perjanjian Paris bekerja dalam jangka waktu 5 tahun dengan aksi peduli lingkungan yang semakin ambisius yang dilakukan oleh banyak negara. Pada tahun 2020, setiap negara menyerahkan aksi tersebut ke dalam Nationally Determined Contributions (NDCs) atau Kontribusi yang ditentukan secara nasional.

Dalam NDC, setiap negara saling berkomunikasi dalam mengambil tindakan untuk mengurangi emisi GRK. Selain hal tersebut, setiap negara juga perlu untul

(12)

36

terus berkomunikasi terkait dengan membangun ketahanan agar dapat beradaptasi dengan suhu yang terus naik. Perjanjian Paris mengundang setiap negara agar merumuskan dan mengajukan Long-Term Greenhouse Gas Emission Development Strategies (LT-LEDS) atau strategi pembangunan rendah emisi gas rumah kaca jangka panjang pada tahun 2020. LT-LEDS sebagai langkah jangka panjang, menempatkan NDC ke dalam perencanaan jangka panjang dan prioritas pembangunan negara, memberikan visi dan arahan untuk pembangunan masa depan.

Perjanjian Paris memiliki beberapa kerangka kerja guna membantu setiap negara yang membutuhkan seperti dalam hal keuangan, teknis (teknologi) dan juga pengembangan kapasitas. Dalam hal keuangan, Perjanjian Paris menegaskan bahwa negara-negara yang maju harus menjadi yang terdepan dalam memberikan bantuan keuangan kepada negara-negara yang kurang mampu dan rentan serta mendorong pihak-pihak lain agar juga dapat berkontribusi dalam memberikan bantuan yang berupa bantuan keuangan juga. Kemudian ada teknis (teknologi), yang mana Perjanjian Paris memiliki visi untuk melakukan pengembangan dan transfer teknologi demi meningkatkan daya tahan terhadap perubahan iklim yang terjadi serta mampu mengurangi emisi GRK. Lalu ada juga peningkatan kapasitas, yang dalam hal ini Perjanjian Paris meminta negara berkembang untuk mengembangkan kapasitas mereka dalam menangani perubahan iklim dan meminta negara maju untuk memberikan dukungan (baik itu dalam hal finansial maupun bantuan teknologi) terhadap tindakan pengembangan yang dilakukan oleh negara-negara berkembang.

Melalui Perjanjian Paris ini, setiap negara dapat membentuk Enhanced Transparency Framework (ETF) atau kerangka transparansi yang disempurnakan.

Melalui ETF, setiap negara akan secara transparan memberikan laporkan tindakan yang telah diambil terkait dengan perubahan iklim, langkah-langkah untuk dapat beradaptasi dan terkait dukungan baik itu yang diberikan maupun yang didapatkan pada tahun 2024. Setiap informasi yang dikumpulkan melalui ETF akan masuk ke dalam intentarisasi global dan kemudian akan dinilai apakah hal tersebut memiliki

(13)

37

tujuan jangka panjang. Hal ini akan mengarah pada sebuah rekomendasi bagi negara- negara untuk menciptakan rancangan-rancangan yang lebih ambisius lagi untuk ke depannya.

Dengan banyak tindakan-tindakan yang dilakukan demi terwujudnya Perjanjian Paris ditahun-tahun setelah perjanjian tersebut terbentuk, mulailah bermunculan ide-ide untuk mencari solusi untuk bisa mencapai target rendah karbon dan pasar baru. Banyak negara dan perusahan yang ada mulai memasang target untuk mencapainya netralitas karbon. Hal ini membuat solusi tanpa karbon menjadi sangat kompetitif pada sektor ekonomi dan mulai lebih banyak terlihat pada sektor seperti sektor tenaga listrik dan transportasi, serta telah munculnya peluang-peluang bisnis baru karena hal tersebut. Diperkirakan pada tahun 2030, solusi nol-karbon akan menjadi sangat kompetitif disektor-sektor yang telah menyumbang sekitar 70 persen emisi global.

Kedua hal di atas menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran untuk menjaga lingkungan, khususnya dalam hal emisi karbon. Banyak negara mulai mejalankan apa yang sudah ditetapkan dalam Protokol Kyoto dan Perjanjian Paris.

Bahkan aktor-aktor non-negara seperti perusahaan juga mulai menjalankan hal tersebut. Salah satunya ialah perusahaan pembuat pesawat, Airbus, yang mana dalam hal ini mereka membuat jenis pesawat baru yang tidak hanya akan menjadi pesawat berbeda dari jenis pesawat lainnya karena tidak menggunakan bahan bakar yang sama, tetapi juga jenis pesawat ini akan menjadi pesawat yang ramah terhadap lingkungan. Jenis pesawat tersebut akan dikenal sebagai Zero Emission Aircraft (Pesawat Nol Emisi).

4.3. Zero Emission Aircraft

Zero Emission Aircraft merupakan jenis pesawat terbaru Airbus yang saat ini masih dalam tahap pengembangan. Jenis pesawat ini dipercaya dapat menjadi sarana

(14)

38

transportsi yang baik tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi lingkungan, terkhususnya dalam hal mengurangi tingkat emisi karbon yang sangat tinggi pada saat ini. Jenis pesawat ini akan mulai diperkirakan akan mulai beroperasi pada tahun 2035, yang mana hal ini merujuk pada apa yang telah disepakati dalam Perjanjian Paris terkait dengan pengurangan suhu permukaan bumi hingga menjadi netral dan aman bagi setiap mahkluk yang hidup saat ini.

Projek ini disampaikan pada September 2020, di mana Airbus mengungkapkan tiga konsep untuk projek ini dan masing-masing konsep memiliki pencapaian yang berbeda dalam penerbangan tanpa emisi. Hal ini bertujuan agar Airbus dapat menjadi yang terdepan dalam memimpin dekarbonasi dalam dunia penerbangan. Berkut adalah gambaran ketiga konsep pesawat tanpa emisi:

Gambar 2. Tiga Jenis Pesawat Nol Emisi (Sumber: airbus.com)

Ketiga konsep di atas akan menggunakan jenis bahan bakar hidrogen cair, yang menurut Airbus merupakan opsi bahan bakar yang sangat menjanjikan dan juga

(15)

39

bersih serta dapat menjadi opsi bahan bakar pesawat untuk masa depan yang dapat membantu mencapai iklim yang netral tanpa emisi karbon.

Dengan menciptakan Zero-Emission Development Centres (ZEDC) atau Pusat Pengembangan Tanpa Emisi, Airbus mulai membuat tangki hidrogen metalik pada Juni 2021 yang berlokasi di Bremen, Jerman dan Nantes, Prancis. Tujuan dari ZEDC ini ialah untuk menyepakati biaya pembuatan tangki kriogenik yang dapat mendukung peluncuran pasar Zero-E di masa depan dan untuk mempercepat pengembangan teknologi propulsi hidrogen. Pengembangan akan mencakup produk dan kemampuan industri mulai dari bagian dasar, perakitan integrasi sistem dan pengujian kriogenik pada sistem tangki hidrogen cair (LH2). ZEDC akan mulai beroperasi pada tahun 2023 untuk membangun tangki LH2 dengan ujicoba penerbangan pertama pada tahun 2025. Pemilihan lokasi di Bremen, Jerman dikarenakan pengalaman kota tersebut dengan LH2 selama puluhan tahun dalam Defence and Space and ArianeGroup. Fokus awalnya ialah pada pemasangan sistem serta pengujian tangki secara keseluruhan. Kemudian pemilihan lokasi di Nantes karena pengalaman dalam membuat tangki pesawat yang aman, baik itu untuk tangki pada sayap maupun tangki tengah pada pesawat.

Airbus mendorong kolaborasi antar industri untuk memberikan dukungan terhadap transisi menuju teknologi propulusi hidrogen serta infrastruktur yang mendukung. Jenis bahan bakar LH2 ini lebih menantang karena perlu untuk disimpan pada suhu -250 °C dan pengembangan komponen tangki yang tepat untuk menahan siklus tersebut. Airbus juga telah bergabung dengan dana investasi infrastruktur hidrogen terbesar dunia yang dikelola oleh Hy2413. Dana investasi Hy24 ini akan memberikan modal untuk dapat mendukung pembangunan infrastruktur hidrogen hijau skala besar. Keikutsertaan Airbus telah menunjukkan komitmen mereka unuk

13 Hy24 merupakan perusahan gabungan antara Ardian (investasi swasta terkemuka) dan FiveTHydrogen (manajer investasi yang berfokus pada investasi hidrogen bersih)

(16)

40

mengangkat level ekonomi hidrogen dunia, dan agar hal tersebut bisa terwujud dengan cepat, projek Zero-E Aircraft harus berhasil diluncurkan pada tahun 2035.

Pada tahun 2019, diluncurkan sebuah koalisi yang bernama Coalition for the Energy of the Future atau Koalisi untuk Energi Masa Depan. Koalisi ini bertujuan untuk mepercepat pengembangan dan teknologi yang berbasis mobilitas hijau dan mencoba untuk mengurangi dampak yang telah ditimbulkan oleh transportasi dan logistic terhadap lingkungan. Kemudian pada tahun 2021, memiliki 7 projek yang akan dikembangkan, yaitu yang pertama Green Hydrogen (hidrogen hijau), dengan memanfaatkan projek Carrefour Cathyope dan H2Haul yang mana untuk pertama kalinya dilakukan eksperimen truk jarak jauh menggunakan sel bahan bakar bertenaga hidrogen. Yang kedua ialah Biofuel, dengan melakukan pengujian minyak mentah bio pertama untuk keperluan maritim. Yang ketiga ialah Carbon Neutral Liquefied Natural Gas (LNG) atau Gas Alam Cair netral Karbon, yang menunjukkan jalur penggunaan bioLNG yang mengarah pada netralitas karbon. Yang keempat ialah Green Electricity yang mengidentifikasi dan mengubah semua rantai pasokan global serta mempercepat konvensi listrik dalam transportasi. Yang kelima ialah kendaraan tanpa emisi untuk transportasi darat, laut dan udara yang muncul dengan berbagai visi dan kemudian pada awal tahun 2021 mulai mengembangkan projek yang inovatif terkait dengan energi baru seperti hidrogen atau amoniak. Yang ke enam ialah ekokalkulator digital dari rantai tranportasi global, yang mana telah mengembangkan kalkulator ramah lingkungan yang dapat menunjukan dampak CO2 dari setap rute transportasi dan memberikan alternatif terkait rendah emisi. Yang terkahir ialah Intermodal Green Hubs yang berupa usulan rencana bisnis konversi pelabuhan ke arah pelabuhan multimoda hijau pada akhir tahun 2021.

Ketujuh projek di atas menunjukkan adanya perubahan pola pikir dalam diri manusia. Ketujuh projek tersebut meruakan projek yang lebih condong ke arah lingkungan. Hal ini secara tidak langsung telah menjawab apa yang menjadi kekwahatiran dalam teori hijau bahwa manusia lebih memikirkan diri sendiri dan

(17)

41

tidak memperdulikan soal lingkungan sekitarnya apa lagi jika hal tersebut berada diluar jangkauannya. Apalagi yang menjadi permasalahan dalam teori hijau ialah terkait dengan adanya batas-batas negara. Dalam 7 projek tersebut (yang memiliki dampak besar dalam pengembangan projek Zero Emission Aircraft), tidak hanya melibatkan satu negara, tetapi beberapa negara yang ada di Eropa. Meskipun yang terlibat langsung dalam projek ini adalah aktor non-negara, namun bukan berarti negara tidak terlibat secara langsung.

Tahun 2021 juga menjadi tahun dimana Airbus, sebagai pelopor penerbangan global dan juga sebagai pelopor penerbangan berkelanjutan, menjadi bagian dari koalisi ini yang juga diikuti oleh dua perusahaan lainnya, yaitu Bureau Veritas yang merupakan pemimpin dunia dalam hal pengujian, inspeksi dan sertifikatsi. Lalu ada juga PSA Internasional yang merupakan grup pelabuhan global dan mitra terpercaya dalam hal kepentingan kargo. Kehadiran ketiganya memberikan bakat dan sumber daya baru bagi koalisi ini untuk menghadapi kondisi dimasa yang akan datang. Selain itu, koalisi ini juga bisa mempercepat ambisi mereka dalam memimpin industri utama dan pengembangan energi dan teknologi yang rendah karbon demi dapat mencapai netralitas karbon dalam sektor transportasi dan logistik.

Tindakan-tindakan tersebut dilakukan Airbus agar dapat mewujudkan projek pesawat nol emisi. Berbagai riset dan kolaborasi sangatlah dibutuhkan termasuk juga tes-tes penting yang diperlukan untuk keberhasilan projek ini. selain itu dukungan dari pemerintahan setempat juga memiliki dampak yang besar. Dalam hal ini, pemerintah di kawasan Eropa telah banyak memberikan dukungan untuk projek ini.

Dengan dukungan yang ada, Airbus semakin memantapkan diri untuk terus mengembangkan projek Zero Emission Aircraft ini. Namun, perlu waktu yang cukup lama untuk bisa melihat pesawat jenis ini terbang di udara karena saat ini masih dalam proses pengembangan. Pesawat ini baru akan memulai penerbangan perdananya pada tahun 2035 (belum dapat dipastikan waktu pasti dari penerbangan perdana Zero Emission Aircraft).

(18)

42

Airbus mendapatkan kesempatan besar dalam hal untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan projek Zero Emission Aircraft. Hal ini terlihat dari bergabungnya Airbus dalam sebuah koalisi yang memiliki tujuan untuk mempercepat pengembangan dan teknologi yang berbasis mobilitas hijau (Coalition for The Energy of The Future). Koalisi tersebut memiliki 7 projek yang mana menjadi alasan bagi Airbus untuk bergabung bersama

Projek Zero Emission Aircraft ini akan menjadi projek yang sangat krusial bagi dunia penerbangan dan tentunya bagi lingkungan. Maka dari itu, kehadiran projek ini sangatlah diperlukan dalam membantu mengurangi emisi karbon di udara.

Terlebih dimasa depan akan muncul kebijakan-kebijakan untuk membatasi atau bahkan menghilangan emisi karbon yang dikeluarkan oleh alat-alat transportasi, khususnya pesawat terbang. Dan sebagai salah satu penyumbang terbesar emisi karbon, kebijakan-kebijakan untuk membatasi atau menghilangkan emisi karbon tersebut akan berdampak besar bagi pesawat. Maka dari pada itu Zero Emission Aircraft bisa menajdi alternatif agar pesawat bisa tetap ada. Dan di sisi lain juga membantu mengurangi bahkan mungkin bisa saja menghilangkan emisi karbon dimasa yang akan datang dan dapat membantu dalam mengurangi dampak kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh emisi karbon.

4.4. Projek Zero Emission Aircraft Dari Sudut Pandang Green Theory

Projek Zero Emission Aircraft merupakan sebuah projek yang akan menjadi salah satu jawaban untuk permasalahan lingkungan dimasa yang akan datang. Hal ini dikarenakan projek ini akan menjadi projek pertama (dalam hal transportasi udara) yang akan menggunakan jenis bahan bakar yang tidak akan menghasilkan emisi karbon. Projek pesawat ini akan menggunakan bahan bakar berupa hidrogen cair sebagai pengganti bahan bakar jet yang banyak dipakai saat ini. Hal ini kemudian menarik untuk dilihat dari sudut pandang green theory.

(19)

43

Green Theory atau teori hijau merupakan teori yang muncul karena adanya kesadaran terkait dengan lingkungan yang mulai rusak. Teori ini merupakan teori baru dalam ranah hubungan internasional. Oleh karenanya diawal kemunculan teori ini tidak begitu diperhitungkan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, teori ini mulai mendapatkan tempat dikarenakan apa yang menjadi kekhawatiran teori ini mulai nampak kepermukaan. Oleh karenanya, usaha-usaha untuk menjaga lingkungan perlu untuk dilaksanakan.

Dalam hal projek Zero Emission Aircraft, dilihat dari sudut pandang teori hijau, maka ada dua hal yang dapat terlihat. Yang pertama ialah bahwa kehadiran projek ini yang muncul karena adanya kesadaran akan bahaya dari emisi karbon yang dikeluarkan oleh pesawat. Hal ini serupa dengan hal yang mendasari kemunculan dari teori hijau, yang mana tindakan-tindakan manusia secara langsung telah merusak lingkungan. Dengan kata lain, toeri ini melihat projek Zero Emission Aircraft sebagai sebuah bentuk kesadaran terhadap kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia. Dan melalui Airbus, manusia mulai mengambil tindakan untuk setidaknya mengurangi emisi karbon di udara dengan menciptakan projek tersebut.

Yang kedua ialah bahwa dalam teori hijau (menurut John Berry) ada tiga jenis prinsip dasar dan salah satu prinsip tersebut ialah usaha untuk mempertahankan kelestarian ekologi. Dalam hal ini, teori hijau melihat projek Zero Emission Aircraft sebagai bentuk dari usaha manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan. Apalagi dengan menggunakan bahan bakar yang berbeda dan tidak menghasilkan emisi karbon, projek pesawat ini akan menjadi yang pertama dalam hal pesawat yang ramah lingkungan. Dengan demikian, tindakan Airbus ini secara langsung akan membantu mengurangi peningkatan emisi karbon di udara.

Secara singkat, teori hijau melihat projek Zero Emission Aircraft sebagai sebuah bentuk kesadaran dalam diri manusia, yang mana mereka menyadari bahwa tindakan yang dilakukan demi untuk memuaskan keingnannya telah berujung pada

(20)

44

kerusakan lingkungan yang parah. Dalam hal ini tindakan manusia dalam menggunakan alat-alat transportasi, khususnya pesawat, secara langsung telah terlibat dalam kerusakan lingkungan, yang mana hasil dari penggunaan bahan bakar pada alat-alat transportasi menjadi emisi karbon yang bertebaran di udara. Dan melalui projek ini, dapat terlihat bahwa ada usaha yang mulai dilakukan oleh manusia dalam hal menjaga lingkungan. Projek Zero Emission Aircraft ini bisa menjadi jawaban untuk permasalahan emisi karbon dimasa yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

Modal sosial yang dimiliki oleh Panti Asuhan Nurul Haq mulai tahun 1987 sampai dengan tahun 2014, baik dari unsur kepercayaan, norma, jaringan dan timbal-baliknya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pembelajar telah memiliki pola pemahaman yang baik mengenai puisi sebelum diberi tindakan hanya saja mereka tidak terbiasa menulis

Pada tahap persiapan, tim pengabdian masyarakat menyiapkan beberapa peralatan dan instrument yang diperlukan dalam kegiatan ini yaitu satuan acara pembelajaran (SAP),

Berdasarkan tanggapan dari 20 responden yang telah memberikan jawabannya, dapat dilihat frekuensi dari indicator-indikator variabel ditinjau dari tingkat kepentingan

Hubungan Antara Kreativitas, Moral Judgment, Dan Perilaku Menyontek Pada Siswa Sma “X” Di Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

BODY IMAGE PADA REMAJA PUTRI PENGGEMAR GIRL BAND K-POP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Standar pekerjaan lapangan audit pemerintahan, seperti yang tertera dalam GAGAS dan Draft SPKN, mengharuskan auditor mengomunikasikan informasi yang berkaitan dengan

pembangunan wilayah yang utuh dan terpadu adalah kemampuan menemukenali potensi wilayah yang ada untuk dikembangkan dengan berbagai masukang.