• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BERBASIS MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA PENGUATAN EKONOMI LOKAL DAN PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM DI KABUPATEN KARANGANYAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BERBASIS MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA PENGUATAN EKONOMI LOKAL DAN PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM DI KABUPATEN KARANGANYAR."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BERBASIS MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA PENGUATAN EKONOMI LOKAL DAN

PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

(Purwanto Setyo Nugroho, Istijabatul Aliyah)

Penelitian ini merupakan penelitian multi tahun dan dilaksanakan selama dua tahun. Pada tahun ke-1 penelitian ini lebih ditujukan untuk: (1) Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat lokal dalam pemberdayaan SDM dan pengelolaan kawasan wisata di Kabupaten Karanganyar; (2) Mengidentifikasi faktor internal (kelemahan dan potensi) dan faktor eksternal (hambatan, tantangan, dan peluang) kawasan wisata dalam lingkup wilayah Kabupaten Karanganyar; (3) Mengidentifikasi upaya dan peran serta yang telah dilakukan oleh pengambil keputusan (stakeholder) baik masyarakat, pemerintah, swasta maupun akademisi; (4) Merumuskan model pengelolaan kawasan wisata berbasis masyarakat sebagai upaya penguatan ekonomi lokal dan pelestarian SDA di Kabupaten Karanganyar.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data akan dilakukan melalui beberapa metode termasuk pengamatan lapangan (site observation), wawancara mendalam (in-depth interview), diskusi kelompok terarah (focus group discussion) serta metode simak (documment study). Teknik pengambilan sampel akan dilakukan dengan metode purposive sampling dan snowball. Data akan dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif (Miles & Huberman, 1992) dan Analisis Lingkungan Internal-Eksternal (ALI-ALE). Lokasi penelitian adalah Kabupaten Karanganyar yang memiliki banyak kawasan wisata dan sekaligus terdapat kecenderungan untuk mengembangkan kawasan wisata berbasis masyarakat.

Penelitian tahun pertama telah menghasilkan Model Pengelolaan Kawasan Wisata Berbasis Masyarakat sebagai Upaya Penguatan Ekonomi Lokal dan Pelestarian Sumber Daya Alam di Kabupaten Karanganyar disebut dengan Model Pariwisata Inti Rakyat Berperspektif Eko (PIRBE). Pariwisata Inti Rakyat menggarisbawahi bahwa pengelolaan kawasan wisata menuntut adanya partisipasi masyarakat dalam berbagai sektor. Sedangkan Perspektif Eko yang memiliki makna Perspektif Ekonomi dan Perspektif Ekologi. Pemahaman tentang perspektif ekonomi bahwa dalam pengelolaan kawasan wisata faktor ekonomi memegang peran penting dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pariwisata. Sedangkan Perspektif Ekologi memiliki arti bahwa dalam banyak hal pariwisata mengandalkan modal utamanya pada lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan budaya. Oleh karena itu unsur-unsur ekologi yang menjadi modal utama pariwisata harus dipelihara dan dijaga kelestariannya agar dapat berfungsi secara berkelanjutan.

Referensi

Dokumen terkait

Jawaban : Untuk paket pekerjaan ini dapat diberikan uang muka dengan nilai paling tinggi 30 % (tiga puluh perseratus) dari nilai kontrak. Pokja ULP akan

[r]

bioa*ailabilitas sangat baik +' dan epat diserap dengan konsentrasi maksimal ter$adi sekitar ' $am setelah in$eksi.. )onsentrasi punak gentamisin dalam urin berkisar

Strategi guru untuk meningkatkan motivasi intrinsik yaitu dengan caraa. mengajak siswanya untuk selalu bertafakur, merenungkan

8. Dengan mencontoh cerita yang ada pada tayangan slide powerpoint, siswa mampu membuat permasalahan berkaitan dengan penjumlahan dua bilangan cacah dengan hasil

Pengaruh yang positif bagi Pekon Kuala Stabas ini diantaranya sejak adanya destinasi wisata di Pekon ini membuat nama Kampung yang berada di Tengah- tengah

Akan tetapi di Dusun Ngawinan Desa Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang ini, jam bencet ini masih digunakan dalam menentukan waktu Zuhur karena jam bencet ini

Penggunaan kayu sebagai material bangunan dan teknik sambungan tradisional menggunakan wole (pasak) dan purus-lubang menjadi jawaban dari ketahanan bangunan Uma