o
Sabtu
12 13
27 28
ft
Pikiran
Rakyat
.
Selasa
4 5
20
.Mar
o Rabu
6
7
21
22
OApr
OMei
o Kamis 0 Jumat
8
9
10
11
23
8
25 26OJun
OJul
0 Ags
BLA, Sarat
Relasi
Emosional
~ :":""' ..8'!__J
ELEGURR.RR!! Meski lebih cepat dua jam, le-dakan yang ditunggu pun memecah malam. Ge-dung Indische Restaurant (se-karang BRI Tower, JIn. Asia-Afrika Kota Bandung) luluh lantak. Beberapa saat kemu-dian, serangkaian ledakan tercipta menguasai suasana kota. Di sejumlah titik, api berkobar yang membuat me-rah langit malam KotaBan-dung.
-Beberapa jam sebelumnya, seluruh penduduk kota sudah meninggalkan kediamannya. Berbekal barang seadanya, mereka bergerak, secara ber-gelombang, menuju selatan. Regentsweg (sekarang JIn. Dewi Sartika), Jalan Raya Banjaran (JIn. Moh. Toha), Jln. Kopo, dan Jln. Buah Batu menjadijalur utama peng-ungsian.
** PEMBUMlHANGUSAN Kota Bandung dilakukan sete-lah sekutu mengultimatum Tentara Republik Indonesia (TRI) dan laskar perjuangan untuk mundur ke Bandung selatan. mtimatum itu dike-hiarkan sekutu pada 17 Mar!':t 1946. Sekutu memberi waktu hingga 24 Maret 1946 tengah malam.
Komandan TRI Divisi III Kolonel Abdul Haris Nasu-tion, awalnya, keberatan atas ultimatum itu. Apalagi, ia me-nerima dua perintah yang bertolak belakang. Pimpinan tertinggi TRI Jenderal Soedir-man memerintahkan untuk tetap mempertahankan Ban-dung. Sementara itu, Perdana Menteri Sjahrir berpendapat
.Jain.
"Menurut dia, dilawan atim
tidak, tugas Inggrishanya
sa1Jlpai akhir19.4t1. ~b1)pa.J.:l dtU'ti.senjat1t Uhftikfi1e~a~ da'pr mtiihda, musuh yang se-benamya. Jangan menjadi korban seperti di Surabaya yang korbannya sampai 20.000 jiwa," kata Soewarno Darsoprajitno, pemerhati Bandungyang juga aktif di Bandling Heritage.
,Dalam dilema, akhirnya, ja-limtengah diambil. Kota Ban-dung akan dikosongkan, de-ngan perintah tambahan: bu-mi hangus. "Rakyat menu-rut," tutur Soewarno.
**
MENURUT Soewarno, bu-mi hangus itu merupakan perpaduan yang berhasil, an-tara perjuangan diplomasi dan militer. "Bandung Lautan Api itu dirancang dua orang hebat. Sutan Sjahrir sebagai perdana menteri dengan dip-lomasinya dan A.H. Nasution dari militer," tuturnya.
Sejarawan Universitas Pad-jadjaran Bandung Rieza Dhie-naputra mengatakan, peristi-wa tersebut tak bisa dilepas-kan dari str~egi nasional.
Pa-=-da masa revolusi, memang
-terdapat dua strategi besar yang digunakan, yakni jalur diplomasi dan militer. Strate-gi itu digunakan pula di Ban-dung.
Menurut dia, strategi bumi hangus semacam ini memang satu-satunya di Indonesia. Namun demikian, di belahan dunia lainnya, terutama men-jelang Perang Dunia II, aksi bumi hangus lazim diguna-kan. "Akan tetapi, dalam kon-teks Indonesia, peristiwa Bandung Lautan Api tidak terinspirasi dari sana. Saya melihatnya ini murni pemi-kiran pejuang kita," tutur Rie~
-~
---Kliplng
Humos
Unpod
2009
---
-
-
--OSep
o
Minggu14 15 16
29 30 31
o
Okt ONov
ODes
"",,,. '<""N.~.~'"
~ang,kata dia, aksi bu-mi hangus tersebut menim-bulkan dampak yang tak di-harapkan. Misalnya, .ketika pulang dari pengungsian, ba-nyak penduduk kota yang ke-hilangan tempat tinggal. Ru-mah yang dulu mereka ting-gali telah dihuni orang lain. Kemudian banyak pula terjatli konflik kepemilikan rumah atau tanah. "Tapi, setidaknya, mereka telah menunjukkan perlawanan yang positif, tidak mundur begitu saja. Perla-wanan yang bermakna," ucapnya.
**
SEBAGAI strategi perang, menurut Rieza, aksi bumi ha-ngus akan efektif jika sasaran pembakaran ditujukan kepa-da sarana kepa-dan prasarana mili-ter. Hal itu akan mempersem-pit pergerakan lawan. "Di Bandung, sekutu ingin mem-perkuat posisinya. Sarana dan prasarana militer kan me-mang beberapa ada yang di Bandung selatan," ujar Rieza.
Keterbatasan kemampuan dan kapasitas tentara Indone-sia pada waktu itu memang menyebabkan tidak semua sarana itu hangus. Ada bebe-rapa born yang gagal diledak-kan, ada juga pembakaran yang tidak mulus dilakukan. ''Tapi: setidaknya, itu bisa menghambat pergerakan s&-kutu," katanya.
Salah satu yang menarik dari peristiwa ini, menurut Rieza, adanya kemanunggal~ an rakyat dan TRI. "Pada ulti-matum kedua, yang diperin-tahkan mundur hanya tenta-ra. Berbeda dengan ultima-tum pertama yang memerin-tahkan semua mundur, rakyat dan tentara. Akan tetapi, yang terjadi, rakyat ikut mundur. Ada relasi emosional yang kental," tuturnya.
----MEREKA
Danl Hadlmuktl (28), CPNS SAYA sendiri
tidak hatal betul sejarah peristiwa Bandung Lautan Api. Tetapi, yang jelas, semangat-nya harus terus dipelihara. Cara menerapkan se-ITIa1gat itu ya de-rga1 berbuat sesuatu sebaik mu~n sesuai kemcmpual ycrg kita miliki. M~ salnya kita bekerja dengan penuh pro-fesionalisme, memberikan yang terba-ik bagj institusi tempat kita bekerja.*
Tlan Pumama (27), pegawai SAYA salut dengan perju-angan MOham-mad Toha yang rela mengorban-kan nyawanya untuk meledak-kan gudang me-siu ~gar tidak di-kuasai Belanda. Sekarang ini, orang rela berkorban seperti itu mungkin satu di antara sejuta. Ra-sanya, untuk mencontoh apa yang dilakukan pahlawan Toha, tidak akan bisa persis seperti dulu.
(Handrl HandriansyahI"PR") * **
Sernangat Itu Masih Ada
M
FSKI hanya tahu dari literatur, Melia (27) tetap bersema-ngat menceritakan kisah Mo-hammad Toha. Lewat cerita itu, perempuan muda yang mengajar di sebuah SD swasta Kota Bandung ini berharap dapat menanamkan semangat juang serupa pada anak didik-nya."Di era informasi global saat ini, makna sejarah perlu terns ditanamkan dengan peng-ulangan dan konsistensi. Un-tuk memudahkan anak meng-erti makna sejarahnya, kita bi-sa kasih contoh nyata yang bia-sa mereka lihat sehari-hari. Misalnya, peIjuangan tukang becak untuk menatkahi keluar-ganya," katanya menjelaskan.
** SOSIOLOG Universitas Padjadjaran Budi Rajab me-ngatakan, semangat peIjuang-an BpeIjuang-andung LautpeIjuang-an Api di ka-langan pemuda, sekarang ini, terlihat samar-samar. "Hal ini teIjadi karena ada peralihan zaman yang signifikan. ltu be-sar pengaruhnya," uj~ Budi.
la menegaskan, sebenarnya, anak muda sekarang sadar be-tul bahwa semangat peIjuang-an dpeIjuang-an nasionalisme perlu te-rus dipupuk dan diterapkan, sampai kapan pun. "Mereka juga sadar, semangat itulah yang membuat Indonesia bisa.-= :;:.
merdeka," tuturnya. Namun masalahnya, kata Budi, perbedaan kondisi za-man membuat serpangat itu tidak bisa diterapkan seperti dulu. Semangat itu harns di-transformasikan ke dalam bentuk perbuatan lain yang se-suai dengan kondisi sekarang.
Jika dipertimbangkan seca-ra bijak, sebenarnya, semangat itu masih ada. Hanya, tantang-an zamtantang-an ytantang-ang berbeda mem-buat semangat itu terpendam. "Kalau dulu, dalam keadaan perang, pemuda meretleksikan semangat peIjuangan tanpa pamrih. Keadaan memang menuntut seperti itu. Saya ya-. kin, kalau pemuda sekarang dihadapkan kembali kepada situasi per~g seperti dulu, se-mangat bela tanah air mereka tetap sama," kata.Budi menje-laskan.
Diakui atau tidak, dalam se-buah peIjuangan, sebenarnya, ada tujuan atau reward yang ingin dicapai. Reward yang dulu dicapai para pejuang Bandung Lautan Api adalah kemerdekaan. "Sekarang pun harns ada reward yang dapat memancing semangat peIju-angan agar bisa diretleksikan kembali sesuai zamannya," .ungkap Budi.
Budi j~ga menyarankan, se-mangat BLA ditanamkan ke dalamjiwa-jiwa pemuda se-
~---~
tiap saat. Dengan deJnikian, gaung BLAtidak hanya terde-ngar menjelang peringatan-nya. "Mengingatkan kembali akan sesuatu --termasuk BLA-- seharusnya rutin. Bentuknya bisa dengan menjaga dan mengoptimalkan fungsi mo-numen peringatan atau lewat film dokumenter," kata Budi.
Hal senada diungkapkan pengamat sosial politik Asep Kartiwa. "Sepuluh tabun ke depan, pemuda akan menjadi pengisi peIjuangan generasi sebelumnya. Dengan tantang-an global ytantang-ang semakin ketat, mereka harus terus diingatkan agar mampu mempertahan-kan jati diri bangsa ini, " ujar Asep.