• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh motivasi belajar dan sikap belajar siswa terhadap hasil belajar Matematika pada pokok bahasan integral untuk siswa kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh motivasi belajar dan sikap belajar siswa terhadap hasil belajar Matematika pada pokok bahasan integral untuk siswa kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016."

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)

Yuliani, Benedieta ukallna. (2016). Pengaruh Mltivasi Belajar dan Sikap Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika pada Plklk Bahasan Integral untuk Siswa Kelas XII MIA SMA Santl Mikael Sleman Ylgyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Prlgram Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Ylgyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) motivasi belajar siswa di kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakata Tahun Ajaran 2015/2016, (2) sikap belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika siswa kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif kualitatif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta yang berjumlah 18 siswa. Instrumen penelitian untuk variabel motivasi belajar dan sikap belajar adalah kuesioner, dan untuk variabel hasil belajar adalah dengan tes hasil belajar. Validitas isi diperoleh dengan melakukan uji pakar yaitu oleh dosen pembimbing dan guru mata pelajaran. Validitas butir diperoleh dengan uji coba dan apabila hasil butir tidak valid maka dilakukan revisi. Sedangkan reliabilitas soal untuk motivasi belajar fakta adalah r11 0,806 dengan kriteria tinggi, motivasi belajar opini adalah r11 0,831 dengan kriteria sangat tinggi, sikap belajar r11 0,877 dengan kriteria sangat tinggi dan hasil belajar r110,756 dengan kriteria tinggi.

Berdasarkan analisis diperoleh bahwa (1) tidak ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,267 serta didapat bahwa konstribusi pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar sebesar 7,17% dan (2) tidak ada pengaruh antara sikap belajar terhadap hasil belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,09 serta didapat bahwa konstribusi pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar sebesar 0,97%.

(2)

Yuliani, Benedieta ukallna. (2016). The Influence lf Studentd’ Mltivatiln and Studentd’ Learning Attitude Tlward the Learning Redult lf The Studentd ln the tlpic lf Integerd flr Grade XII MIA Student ld SMA Saint Michael Sleman Ylgyakarta Academic Year 2015/2016. Thedid. Mathematicd uducatiln Study Prlgram, Departement lf Mathematicd and Science uducatiln, Faculty lf Theached Training and uducatiln, Sanata Dharma Univerdity, Ylgyakarta.

The research has purpose to find out (1) how was the motivation learning of student on the class XII MIA SMA Saint Michael Sleman Yogyakarta. (2) how was the attention learning of student on the class XII MIA Saint Michael Yogyakarta.

The reseach belongs to descriptive qualitative quantitative. The subject of the reseach were students on the class XII MIA Saint Michael Sleman Yogyakarta. The instrument of students’ motivation and students’ learning attitude variables is this research is question naire while the student’s learning results is a test. The contect validity is achieved by conducting the expert’s evaluation that is from the advisor and the teacher. The questions validity is achieved by testing it and if the question are not valid there will be no revision. However, the questions reliability of students’ fact motivation is r11 0,806 with high criteria, students’ opinion motivation is r110,831

with high criteria, students’ learning attitude is r11 0,877 with high criteria, and

students’ score is r11 0,756 with high criteria.

Based on the analysis it is found that (1) there is no influence between students motivation toward the learning result with the correlation coefficient is 0,267 and the contribution of the influence toward the learning result is 7,17%, and (2) there is no influence between students attitude toward the learning result with the correlation coefficient is 0,09 and the contribution of the influence toward the learning result is 0,97%.

(3)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK

BAHASAN INTEGRAL UNTUK SISWA KELAS XII MIA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh: Benedieta Ekalona Yuliani

NIM : 101414055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK

BAHASAN INTEGRAL UNTUK SISWA KELAS XII MIA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh: Benedieta Ekalona Yuliani

NIM : 101414055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau;

Janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;

Aku akan meneguhkan bahwa akan menolong engkau;

Aku akan memegang engkau

Dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”

Yesaya, 41:10

(8)
(9)
(10)

vii ABSTRAK

Yuliani, Benedieta Ekalona. (2016). Pengaruh Motivasi Belajar dan Sikap Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Integral untuk Siswa Kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) motivasi belajar siswa di kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakata Tahun Ajaran 2015/2016, (2) sikap belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika siswa kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif kualitatif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta yang berjumlah 18 siswa. Instrumen penelitian untuk variabel motivasi belajar dan sikap belajar adalah kuesioner, dan untuk variabel hasil belajar adalah dengan tes hasil belajar. Validitas isi diperoleh dengan melakukan uji pakar yaitu oleh dosen pembimbing dan guru mata pelajaran. Validitas butir diperoleh dengan uji coba dan apabila hasil butir tidak valid maka dilakukan revisi. Sedangkan reliabilitas soal untuk motivasi belajar fakta adalah r110,806 dengan kriteria tinggi, motivasi belajar opini adalah r110,831 dengan kriteria sangat tinggi, sikap belajar r11 0,877 dengan kriteria sangat tinggi dan hasil belajar r11 0,756 dengan kriteria tinggi.

Berdasarkan analisis diperoleh bahwa (1) tidak ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,267 serta didapat bahwa konstribusi pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar sebesar 7,17% dan (2) tidak ada pengaruh antara sikap belajar terhadap hasil belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,09 serta didapat bahwa konstribusi pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar sebesar 0,97%.

(11)

viii ABSTRACT

Yuliani, Benedieta ukallna. (2016). The Influence lf Studentd’ Mltivatiln and Studentd’ Learning Attitude Tlward the Learning Redult lf The Studentd ln the tlpic lf Integerd flr Grade XII MIA Student ld SMA Saint Michael Sleman Ylgyakarta Academic Year 2015/2016. Thedid. Mathematicd uducatiln Study Prlgram, Departement lf Mathematicd and Science uducatiln, Faculty lf Theached Training and uducatiln, Sanata Dharma Univerdity, Ylgyakarta.

The research has purpose to find out (1) how was the motivation learning of student on the class XII MIA SMA Saint Michael Sleman Yogyakarta. (2) how was the attention learning of student on the class XII MIA Saint Michael Yogyakarta.

The reseach belongs to descriptive qualitative quantitative. The subject of the reseach were students on the class XII MIA Saint Michael Sleman Yogyakarta. The instrument of students’ motivation and students’ learning attitude variables is this research is question naire while the student’s learning results is a test. The contect validity is achieved by conducting the expert’s evaluation that is from the advisor and the teacher. The questions validity is achieved by testing it and if the question are not valid there will be no revision. However, the questions reliability of students’ fact motivation is r11 0,806 with high criteria, students’ opinion motivation is r11 0,831 with high criteria, students’ learning attitude is

877 , 0

11 

r with high criteria, and students’ score is r110,756 with high criteria.

Based on the analysis it is found that (1) there is no influence between students motivation toward the learning result with the correlation coefficient is 0,267 and the contribution of the influence toward the learning result is 7,17%, and (2) there is no influence between students attitude toward the learning result with the correlation coefficient is 0,09 and the contribution of the influence toward the learning result is 0,97%.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Bapa di surga yang telah melimpahkan kasih dan karuniannya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Sikap Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Integral untuk Siswa Kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”.

Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus yang memberikan penulis anugerah, rahmat dan kekuatan dalam menjalani penelitian dan penyusunan skripsi di SMA Santo Mikael Sleman sehingga dapat berjalan dengan lancar.

2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

3. Bapak Dr. Hongki Julie, S.Pd., M.Si., dan Beni Utomo, M.Sc., selaku dosen penguji yang telah memberi kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Sukardjono M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi dengan sabar dan waktu yang telah diberikan serta segala arahan dan masukan yang sangat membantu peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap dosen pendidikan matematika dan staf sekretariat JPMIPA yang telah banyak membantu saya selama saya kuliah di Sanata Dharma.

6. Bapak Swantoro S.Pd yang telah memberikan izin penelitian kepada saya. 7. Bapak Drs. Petrus Sardjana selaku guru matematika yang telah memberikan

waktu, dukungan, dan masukan kepada saya sehingga saya dapat melaksanakan penelitian dengan baik.

8. Siswa SMA Santo Mikael kelas XII IPA dan XII IPS atas segala kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

(13)

x

10. Teman-teman masa kuliah Irene Larasati, Theodora Novarinatha, Bernadeta Ivana Devi, Desyka, Minny, Dhea, Nisha dan seluruh mahasiswa angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Matematika.

11. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi ini.

Penulis berharap semoga apa yang telah penulis paparkan dalam skripsi ini dapat berguna. Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam skripsi ini.Oleh sebab itu, penulis mengharapkan masukan, kritik, ataupun saran untuk lebih baiknya skripsi ini.

(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iv

PENYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Batasan Istilah ... 7

G. Manfaat Hasil Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Belajar ... 10

1. Pengertian Belajar ... 10

2. Jenis-Jenis Belajar ... 12

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 15

B. Pembelajaran ... 18

(15)

xii

D. Motivasi Belajar Siswa ... 20

E. Sikap Belajar Siswa ... 25

F. Materi Pembelajaran (Integral) ... 30

G. Kerangka Berpikir ... 34

H. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

C. Subyek Penelitian ... 37

D. Obyek Penelitian ... 37

E. Populasi dan Sampel ... 37

F. Variabel Penelitian ... 37

G. Instrumen Penelitian ... 38

1. Tes Motivasi Belajar ... 38

2. Tes Sikap Belajar ... 39

3. Tes Hasil Belajar ... 39

H. Validitas dan Realiabilitas ... 41

1. Validitas ... 41

2. Reliabilitas ... 42

I. Metode Analisis Data ... 43

1. Kelayakan Analisis ... 43

2. Analisis Data Motivasi Belajar Siswa ... 43

3. Analisis Data Sikap Belajar Siswa ... 44

4. Analisis Data Hasil Beljar Siswa ... 45

5. Analisis Korelasi ... 46

BAB IV HASIL-HASIL PENELITIAN ... 49

A. Uji Coba Validitas dan Reliabitas Instrumen ... 49

B. Kelayakan Analisis ... 55

C. Deskripsi Data ... 55

(16)

xiii

2. Sikap Belajar Siswa ... 58

3. Hasil Belajar Siswa ... 61

C. Inferensi ... 63

1. Uji Normalitas ... 64

2. Uji Korelasi ... 65

3. Regresi Linier ... 68

D. Pembahasan ... 72

E. Pendalaman Analisis ... 73

F. Keterbatasan Penelitian ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan

Fakta ... 38

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Opini ... 39

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Belajar ... 39

Tabel 3.4 Silabus Matematika ... 40

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar ... 41

Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Validitas ... 42

Tabel 3.7 Interpretasi Tingkat Reliabilitas ... 43

Tabel 3.8 Hasil Validitas Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Fakta ... 44

Tabel 3.9 Hasil Validitas Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Opini ... 46

Tabel 3.10 Hasil Validitas Kuesioner Sikap Belajar Siswa ... 47

Tabel 3.11 Hasil Validitas Tes Hasil Belajar ... 48

Tabel 3.12 Kriteria Penilaian Motivasi Berdasarkan Fakta ... 51

Tabel 3.13 Kriteria Penilaian Motivasi Berdasarkan Opini ... 51

Tabel 4.1 Data Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 56

Tabel 4.2 Statistik Data Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 56

Tabel 4.3 Frekuensi Motivasi Belajar Siswa ... 57

Tabel 4.4 Data Kuesioner Sikap Belajar Siswa ... 58

Tabel 4.5 Statistik Data Kuesioner Sikap Belajar Siswa ... 59

Tabel 4.6 Frekuensi Sikap Belajar Siswa ... 60

Tabel 4.7 Data Kuesioner Hasil Belajar Siswa ... 61

Tabel 4.8 Statistik Data Hasil Belajar Siswa ... 62

Tabel 4.9 Frekuensi Hasil Belajar Siswa ... 63

(18)

xv

Tabel 4.11 Tabel Wawancara Sikap Belajar Tinggi dan Hasil Belajar

(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Motivasi ... 21

Gambar 4.1 Histogram Motivasi Belajar ... 58

Gambar 4.2 Histogram Sikap Belajar ... 60

Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar ... 63

Gambar 4.4 Gambar Regresi Linier Motivasi Belajar dan Tes Hasil Belajar ... 69

Gambar 4.5 Gambar Regresi Linier Sikap Belajar dan Tes Hasil Belajar ... 70

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Lampiran A.1 Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Fakta ... 84

Lampiran A.2 Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Opini .... 86

Lampiran A.3 Kuesioner Sikap Belajar ... 88

Lampiran A.4 Tes Hasil Belajar ... 90

Lampiran A.5 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 91

LAMPIRAN B Lampiran B.1 Validasi Kuesioner Motivasi Belajar ... 96

Lampiran B.2 Validasi Kuesioner Sikap Belajar ... 101

Lampiran B.3 Validasi Tes Hasil Belajar ... 104

Lampiran B.4 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Motivasi Belajar ... 111

Lampiran B.5 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Sikap Belajar ... 125

Lampiran B.6 Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar ... 132

LAMPIRAN C Lampiran C.1 Uji Normalitas ... 138

Lampiran C.2 Uji Korelasi ... 144

Lampiran C.3 Analisis Regresi ... 158

LAMPIRAN D Lampiran D.1 Lembar Jawab Siswa - Kuesioner Motivasi Belajar ... 164

Lampiran D.2 Lembar Jawab Siswa - Kuesioner Sikap Belajar ... 172

Lampiran D.3 Lembar Jawab Siswa - Tes Hasil Belajar ... 176

LAMPIRAN E

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan kegiatan penting bagi setiap orang. Belajar adalah suatu aktifitas sosial yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas (W.S. Winkel, 2002). Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan, pemahaman dan keterampilan maupun yang menyangkut nilai dan sikap. Perubahan dalam belajar haruslah bersifat relatif permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja. Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku merupakan proses belajar sedangkan perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar (Herman Hudojo, 1988;1).

(22)

langsung. Oleh karena itu, agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran harus dirancang terlebih dahulu oleh guru dengan memperhatikan berbagai prinsip. W.S Winkel (1989:82) mengemukakan hasil belajar adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha untuk menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester.

Keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi dari berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi adalah motivasi. Motivasi adalah keadaan internal manusia yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Fungsi motivasi adalah mendorong seseorang untuk berfokus pada kegiatan yang akan dikerjakan, menentukan arah perbuatan dan mendorong seseorang untuk pencapaian prestasi.Menurut Sardiman (2009:75) motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan terlihat nampak melalui proses belajar. Selain motivasi faktor internal lain yang mempengaruhi adalah minat, minat sangat berpengaruh dalam keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi minat yang dimiliki oleh siswa maka semakin tinggi pula usaha yang akan dilakukan oleh siswa untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Dan usaha-usaha tersebut membutuhkan suatu dorongan atau motivasi yang bisa membuat siswa giat belajar.

(23)

pada guru. Menurut Muhamad Surya (2004:89) dalam pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang paling utama. Di sekolah guru berperan sebagai perancang pengajaran, penilai hasil pembelajaran, pengarah pembelajaran, dan sebagai pembimbing murid. Selain itu, guru juga harus memiliki strategi pembelajaran yang lengkap, seperti menjelaskan tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai siswa, menuliskan rencana pelaksanaan pembelajaran, memotivasi para siswa, memaparkan isi mata pelajaran, memfasilitasi siswa sebagai peserta yang aktif dalam proses pembelajaran, dan mengatur serta menilai kemajuan belajar siswa (Rusmono, 2012:20). Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar adalah sikap, dimana sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan sikap menentukan bagaimana siswa bereaksi terhadap situasi. Sikap dan potensi siswa memiliki pengaruh kebiasaan dalam mengikuti pembelajaran dan berperilaku di sekolah.

Peneliti melakukan observasi di SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta. Sekolah ini jauh dari keramaian dan hampir di setiap bagian sekolah ditanam pohon yang sangat besar dan rimbun sehingga suasana di sekolah sangat mendukung terjadinya proses pembelajaran. Fasilitas di sekolah ini lengkap.

(24)

statistika.

Model pembelajaran yang digunakan guru masih berupa ceramah, selama proses pembelajaran guru dominan didepan di dalam menjelaskan tetapi sesekali berkeliling untuk bertanya kepada siswa. Guru hanya menggunakan papan tulis dalam menjelaskan materi, tanpa bantuan media lain. Saat proses pembelajaran, guru lebih menekankan latihan soal pada buku materi dan ditambah dengan soal yang dibuat guru pada saat itu juga. Latihan soal yang diberikan bertujuan agar siswa lebih memperdalam materi yang telah disampaikan oleh guru. Namun yang terjadi, ada juga siswa yang tidak mengerjakan soal latihan yang diberikan, mereka cenderung tidak mempunyai motivasi di dalam kelas, itu terlihat pada saat diberikan latihan soal mereka bersikap acuh terhadap latihan yang diberikan, ada juga siswa yang melihat hasil pekerjaan siswa lainnya. Siswa terlihat kurang antusias dalam pembelajaran dikelas, terlihat yang aktif hanya siswa tertentu saja selama proses pembelajaran.

(25)

Observasi kedua dilaksanakan pada tanggal 3 - 15 Agustus 2015 di kelas XII MIA dengan murid berjumlah 20 siswa. Materi yang diajarkan adalah materi integral. Peneliti melakukan observasi kedua karena pada saat melakukan observasi pertama, peneliti sempat sakit dan harus dirawat secara intensif di rumah sakit.

Model pembelajaran yang digunakan guru di kelas XII MIA sama seperti saat di kelas XI MIA. Siswa yang dikelas sebelumnya duduk di barisan belakang, sekarang duduk di bagian depan. Intensitas siswa yang suka ribut berkurang, pada saat guru menerangkan materi tidak ada siswa yang keluar masuk kelas. Ada juga siswa yang masih melihat hasil pekerjaan siswa lainnya, barangkali mereka belum percaya diri.

Berdasarkan hasil wawancara, pembuatan RPP dilakukan diawal semester kemudian disesuaikan dengan agenda pembelajaran. Ulangan bisanya diberikan pada saat materi tiap bab yang diajarkan telah berakhir dan hasil ulangan dikembalikan lagi ke siswa. Untuk hasil ulangan tengah semester dikembalikan ke siswa, sehingga para siswa tetap mengerti bagaimana hasil belajar mereka selama ini.

(26)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran.

2. Beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan guru di depan.

3. Beberapa siswa mengobrol di kelas ketika guru memberikan penjelasan. 4. Beberapa siswa masuk kelas pada saat jam pelajaran sudah dimulai. 5. Beberapa siswa keluar kelas pada saat pembelajaran berlangsung. 6. Beberapa siswa membuat kegaduhan, misalnya dengan melempar kertas. 7. Ada siswa yang ketiduran pada saat jam pelajaran berlangsung.

C. Pembatasan Masalah

Dari sekian banyak masalah yang telah diidentifikasi karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka penelitian ini dibatasi pada masalah mengenai Pengaruh Motivasi dan Sikap Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Integral di Kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

(27)

diteliti yaitu:

1. Bagaimana motivasi belajar siswa di kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 ?

2. Bagaimana sikap belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika di kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui motivasi belajar siswa di kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Mengetahui sikap belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika di kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

F. Batasan Istilah

Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Belajar adalah suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap (Winkel, 2009:59).

(28)

dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang sifatnya internal (Gagne, 1977). Pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar (Gagne, 1985).

3. Hasil belajar merupakan perubahan atau kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar (Rusmono, 2012:8).

4. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu karena alasan tertentu (Herman Hudojo, 1988:106).

5. Sikap merupakan suatu bentuk kesiapan untuk beraksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Sikap juga dapat dikatakan sebagai bentuk evaluasi atau reaksi perasaan (Kusaeri Suprananto, 2012:206).

G. Manfaat Hasil Penelitian

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai oleh peneliti, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dunia pendidikan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

(29)

2. Bagi Sekolah

Dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam proses belajar mengajar, terutama motivasi belajar dan sikap belajar pada siswa. 3. Bagi Fakultas

(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam belajar tidak hanya terlihat pada perubahan ilmu pengetahuan, tetapi juga bentuk kecakapan keterampilan, sikap, pengettian, harga diri, minat, watak atau adaptasi diri (Slameto, 2010:2).

Menurut Winkel (2009), belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.

(31)

untuk memperoleh tujuan tertentu.

Suyono dan Hariyanto (2011:9) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian.

Menurut Agus Suprijono (2009:2-3) beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut:

a. Gagne

Belajar adalah perubahan diposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan diposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses petumbuhan seseorang secara alamiah.

b. Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. c. Cronbach

Learning is shawon by a change in behavior as a result of

experince. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).

d. Harold Spears

(32)

e. Geoch

Learning is change in perfomance as a result of practice. (Belajar adalah perubahanperfomancesebagai hasil latihan).

f. Morgan

Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience.(Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses dimana seseorang akan memperoleh ilmu pengetahuan atau ilmu, keterampilan, perubahan tingkah laku dan sikap serta menguatkan kepribadian yang didapat dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

2. Jenis-Jenis Belajar

Menurut Slameto (2010:5), ada berbagai jenis-jenis belajar, antara lain sebagai berikut:

a) Belajar bagian (part learning)

Belajar yang dilakukan oleh seseorang apabila dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas, misalnya mempelajari sajak atau gerakan motoris. Dalam hal ini, individu membagi seluruh materi pelajaran menjadi beberapa bagian materi.

b) Belajar dengan wawasan (learning by insight)

(33)

mereorganisasikan pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan.

c) Belajar diskriminatif (discriminatif learning)

Belajar disktiminatif merupakan suatu usaha untuk memilih beberapa sifat dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

d) Belajar global atau keseluruhan (global whole learning)

Dalam belajar global atau keseluruhan, individu belajar secara keseluruhan sampai benar-benar menguasai materi.

e) Belajar insidental (incidental learning)

Belajar disebut insidental bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang diberikan pada individu mengenai materi belajar yang akan diujikan kelak.

f) Belajar instrumental (instrumental learning)

Salah satu bentuk belajar instrumental yang khusus adalah pembentukan tingkah laku. Individu diberi hadiah apabila ia bertingkah laku sesuai yang dikehendaki, dan sebaliknya individu dihukum apabila ia bertingkah laku tidak sesuai yang dikehendaki. g) Belajar intensional (intentional learning)

(34)

h) Belajar laten (latent learning)

Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera.

i) Belajar mental (mental learning)

Belajar mental merupakan belajar dengan cara melakukan observasi dari tingkah laku orang lain, membayangkan gerakan-gerakan orang lain dan lain-lainnya.

j) Belajar produktif (productive learning)

R. Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar disebut produktif apabila individu mampu menstranfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalamsatu situasi ke situasi yang lain.

k) Belajar verbal (verbal learning)

Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui latihan dan ingatan.

(35)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar individu. Menurut Muhibbin (2005:144), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor Eksternal

Merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, yakni kondisi lingkungan sekitar siswa. Faktor dari luar siswa terdiri dari 2 macam, yaitu:

1) Lingkungan sosial

a) Lingkungan sosial sekolah, seperti para guru, para staf administrasi dan teman sekelas.

b) Lingkungan sosial sekitar, seperti masyarakat, tetangga, siswa dan juga teman bermain.

c) Lingkungan sosial keluarga, seperti orang tua dan keluarga.

2) Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

b. Faktor Internal

(36)

dua aspek yaitu:

1) Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

Kondisi jasmani dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Terutama indra pendengaran dan indra penglihatan, sebab belajar pada umunya menggunakan kedua indra tersebut.

2) Aspek Psikologis (yang bersifat rohaniah)

Banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor-faktor rohaniah siswa yang umumnya lebih esensial itu adalah sebagai berikut:

a) Intelegensi Siswa

Tingkat kecerdasan atau intelektual (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.

b) Bakat Siswa

(37)

karenanya adalah hal yang tidak bijaksana apabila orang tua memaksa kehendaknya untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya tersebut.

c) Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

d) Minat Siswa

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu.

e) Motivasi Siswa

(38)

materi tersebut. (2) motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan seharusnya merupakan contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketidakadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses mempelajari materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.

c. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan guru untuk mengajar.

B. Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

(39)

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Muhammad surya, 2004:7).

Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang langsung dialami siswa (Winkel, 2009).

Pembelajaran sangat erat kaiatannya dengan belajar dan mengajar, ketiganya terjadi secara bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal, sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.

C. Hasil Belajar

(40)

menguasai isi bahan pelajaran (Nana Sudjana, 2010:23).

Pengukuran hasil belajar berguna untuk mrngetahui kemajuan atau keberhasilan program pendidikan untuk memberikan bukti pencapaian yang diperoleh siswa.

D. Motivasi Belajar Siswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Dapat juga diartikan sebagai usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan kepuasannya.

Motivasi berasal dari bahasa Inggris ”motivation”, yang berarti dorongan dan motivasi. Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan (Suryabrata dalam Eveline, 2011:49).

Herman Hudojo (1988:106) mengatakan, kekuatan pendorong yang ada dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan, disebut motif. Segala sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya dan berlangsungnya motif itu disebut motivasi.

(41)

(2011:102-103), Maslow mengusulkan hierarki kebutuhan manusia sebagai berikut:

Gambar 2.1

Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasikan gagasannya mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai yang paling rendah (bersifat dasar) sampai yang paling tinggi. Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi lima tingkatan, antara lain sebagai berikut:

1) Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)

(42)

2) Kebutuhan akan rasa aman (Safety Needs)

Kebutuhan akan rasa aman meliputi pengertian bebas dari rasa takut, seperti misalnya takut akan lingkungan yang tidak aman, terancam secara sosial, takut kehilangan sesuatu, dsb. Kebutuhan ini biasanya terlihat jelas pada anak-anak, seperti misalnya rasa takut akan orang asing. Kebutuhan akan rasa aman ini biasanya terpenuhi pada kebanyakan orang dewasa yang tinggal di lingkungan yang ramah dan hangat.

3) Kebutuhan akan kasih sayang (Belonging Needs)

Fokus pada kebutuhan ini adalah aspek afeksi dari manusia. Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi, manusia sebagai makhluk sosial akan merasa perlu memenuhi kebutuhannya akan kedekatan dengan orang lain, seperti rasa pertemanan, kekeluargaan, dan kedekatan seksual. Menurut Maslow (1970), hambatan dari kebutuhan akan kasih sayang ini adalah penyebab utama terjadinya kasus-kasus ketidakmampuan untuk beradaptasi dan penyakit psikologis lain yang lebih parah.

4) Kebutuhan akan rasa mampu (Esteem Needs)

(43)

dianggap mampu oleh orang lain, meliputi kebutuhan untuk dihormati, ketenaran, status, dominasi, perhatian, dan kebanggaan.

Semua empat tingkatan sebelumnya disebutdeficit needd, atauD-needd. Yaitu, jika kita tidak memiliki cukup sesuatu (defisit) maka akan merasa perlu. Tetapi jika kita mendapatkan semua yang dibutuhkan maka tidak akan merasakan apa-apa.

5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self-actualization)

Dalam istilah yang digunakan Maslow (1970), aktualisasi diri diartikan sebagai “keinginan untuk menjadi lebih dan lebih sesuai jati diri kita, untuk menjadi apapun yang mampu kita capai”.

Untuk tingkatan yang terakhir (kelima) ini sedikit berbeda. Maslow telah menggunakan berbagai istilah untuk merujuk ke tingkat ini. Dia menyebutnya growth motivation (berbeda dengan motivasi defisit), being needd (atau B-needd, berbeda dengan D-needs), dan self-actualization itu sendiri.

Secara umum, terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar (Eveline, 2011:51), yaitu:

a. Motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan.

(44)

mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.

Menurut Sardiman (1986:85) ada beberapa macam-macam motivasi yang dilihat dari berbagai macam sudut pandang. Berikut adalah motivasi dilihat dari berbagai macam sudut pandang:

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya 1) Motif-motif bawaan

Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir tanpa dipelajari. Sebagai contoh, misalnya dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk beristirahat, dan sebagainya.

2) Motif-motif yang dipelajari

Motif yang dipelajari adalah motif yang dipelajari. Motif ini juga sering disebut motif yang diisyaratkan secara sosial karena manusia hidup dalam lingkungan sosial. Sebagai contoh, misalnya dorongan untuk belajar, dorongan untuk mengajar di masyarakat, dorongan untuk bergotong royong, dan sebagainya.

b. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik 1) Motivasi intrinsik

(45)

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar, misalnya pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang memiliki daya dorong motivasi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah daya penggerak atau pendorong yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku. Dorongan-dorongan untuk belajar tersebut adalah adanya kebutuhan fisik, rasa aman, kasih sayang, rasa mampu atau bebas dari ketakutan dan menunjukkan kemampuan diri sendiri.

E. Sikap Belajar Siswa

Winkel (2009:177) mengemukakan bahwa sikap (attitude) adalah kecenderungan seseorang menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu, berguna/berharga baginya atau tidak. Bila objek dinilai baik baginya maka dia akan mempunyai sikap positif, bila objek dinilai jelek baginya maka dia akan mempunyai sikap negatif, sedangkan bila objek dinilai biasa-biasa saja maka dia akan mempunyai sikap netral.

(46)

potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar, 1995:15).

Berikut beberapa pengertian sikap menurut beberapa ahli yang dikemukakan (dalam Azwar, 1988:3) adalah sebagai berikut:

a. Louis Thurstone dan Charles Osgood mengatakan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorabel) ataupun perasaan tak mendukung (tak-favorabel) objek tersebut.

b. Gordon Allport mengatakan bahwa sikap adalah semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap sesuatu objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud adalah suatu kecenderungan potensial untuk bereaksi apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.

c. Berkowits mengatakan bahwa sikap adalah suatu respon evaluatif dikarenakan batasan seperti itu akan lebih mendekatkan kita kepada operasinalisasi sikap dalam kaitannya dengan penyusunan alat ungkapnya.

Berdasarkan uraian di atas, sikap adalah respon seseorang setelah mengamati, menilai dan bereaksi terhadap stimulus yang diberikan, dimana sikap terdiri dari tiga macam, yaitu sikap positif, sikap negatif dan sikap netral.

(47)

a. Pengalaman Pribadi

Apa yang telah atau sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek. Pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat yang melibatkan faktor emosional, dengan begitu maka sikap akan lebih mudah terbentuk.

b. Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting

Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak mungkin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.

c. Pengaruh Kebudayaan

Kebudaaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Tanpa kita sadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.

d. Media Massa

(48)

besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

e. Pengaruh Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, benar dan salah, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan dan dari pudat keagamaan serta ajarannya. Konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan kepercayaan yang ikut berperan dalam menetukan sikap individu terhadap suatu hal.

f. Pengaruh Faktor Emosional

Suatu sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyalur frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah menghilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.

(49)

Saiffudin Azwar (1988:17-22), sebagai berikut: a. Komponen Kognitif

Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Sebagai contoh, misalnya ada seorang siswa pernah mengalami kejadian dimana saat dia bersekolah, dia mempunyai guru matematika yang sangat galak, jadi dia mempunyai kepercayaan dan kesimpulan bahwa semua guru matematika adalah guru yang galak.

b. Komponen Afektif

Menyangkut masalah yang emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Komponen ini berkenaan dengan perasaan yang dimiliki seseorang dalam menanggapi objek. Sebagai contoh, seorang siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika karena guru matematikanya galak.

c. Komponen Konatif

Menunjukkan perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Komponen ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan dan perasaan seseorang terhadap stimulus tertentu. Sebagai contoh, seorang siswa yang percaya bahwa guru matematika galak yang menjadikan siswa itu tidak menyukai matematika maka ia akan enggan untuk mengikuti segala kegiatan dalam pembelajaran matematika.

(50)

karena telah diijinkan oleh guru Mata Pelajaran dan Kepala Sekolah di SMA Santo Mikael. Peneliti meminta ijin ke sekolah dari tanggal 23 Februari, selama kurang lebih 2 minggu peneliti meminta ijin untuk observasi proses kegiatan belajar mengajar dikelas XI MIA.

Saat peneliti akan melaksanakan uji coba penelitian ada beberapa kendala yang sedang dihadapi, peneliti sempat mengalamingedrop dan sakit Demam Berdarah (DBD). Uji coba penelitian pun sempat tertunda selama satu semester.

Akhirnya peneliti pun menunggu waktu hingga semester berikutnya atau Tahun Ajaran baru. Pada bulan Agustus, peneliti melakukan observasi lagi di kelas XII MIA. Namun ada beberapa perubahan yang terjadi di kelas, diantaranya tempat duduk siswa sedikit berubah, siswa yang sebelumnya sering ribut di kelas semakin jarang. Peneliti meminta ijin ke guru mapel untuk melakukan uji coba lagi dengan mata pelajaran Integral karena sesuai dengan yang diajarkan saat itu juga.

F. Materi Pembelajaran (Integral)

Standar Kompetensi : Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah sederhana

Kompetensi Dasar : Menghitung integral tak tentu dan integral tentu dari fungsi aljabar dan fungsi trigonometri yang sederhana

(51)

aljabar dan fungsi trigonometri

2. Menentukan rumus integral tertentu dari fungsi aljabar dan fungsi trigonometri

Materi : (Depdikbud, 1990) 1. Pengertian

Suatu fungsi F dikatakan sebagai antiturunan (antiderivatif) dari fungsi f apabila F ('x) f(x),x dalam domain dari f . Pendeferensialan (penurunan) adalah invers dari pengintegralan.

 

f xdx

F x C dx

d

( )

Pengintegralan adalah invers dari pendeferensialan. C 2. Integral Tak Tentu

Integral tak tentu ditulis dalam bentuk

f ('x)F(x)C Aturan integral tak tentu :

1)

dxxC

Berikut adalah rumus integral fungsi trigonometri :

1) ax C

a dx

ax  

(52)

2) ax C

3. Integral Tertentu

Jika F ('x) f(x) kontinu, maka f(x)dx

F(x)

b F(b) F(a) sifat-sifat berikut :

(53)

6) a. Jika f(x)0 dalam interval axb, maka

b f(x)dx0

4. Teknik Integrasi

a. Pengintegralan dengan subtitusi

Pengintegralan dengan substitusi dilakukan untuk menyederhanakan fungsi dengan mengganti variabel dalam fungsi sehingga fungsi dapat diintegralkan dengan mudah. Pengintegralan dengan substitusi aljabar menggunakan persamaan

g x

g x dx f g x C

f   

' ( ) (' ) ( ( ))

b. Pengintegralan dengan subtitusi trigonometri

(54)

menggunakan pemisalan. Untuk integral dengan fungsi yang memuat :

a2u2 , pemisalannya uasin

, sehingga

cos

2

2 u a

a  

a2u2 , pemisalannya uatan

, sehingga

sec

2

2 u a

a  

u2a2 , pemisalannya uasec

, sehingga

tan

2

2 u a

a  

c. Integral parsial

Pengintegralan fungsi yang sulit dilakukan termasuk dalam cara substitusi, dapat dilakukan dengan pengintegralan parsial. Rumus pengintegralan parsial adalah

du v uv dv

u

 

G. Kerangka Berpikir

Motivasi belajar dan sikap belajar merupakan dua hal yang memiliki pengaruh dalam ketercapaian tujuan belajar atau hasil belajar. Motivasi

MOTIVASI BELAJAR

SIKAP BELAJAR

(55)

belajar yang tinggi akan memberikan hasil belajar yang baik, begitu pula jika motivasi rendah umumnya akan memberikan hasil yang rendah. Bila siswa memiliki motivasi dalam belajar maka siswa akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih terhadap matematika. Dengan demikian motivasi belajar akan meningkatkan belajar siswa sehingga siswa akan mendapatkan hasil belajar yang baik.

Sikap belajar juga merupakan hal yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sikap positif siswa terhadap belajar mempengaruhi sikapnya dalam mengikuti atau menerima matematika. Sehingga sikap positif dalam memandang matematika akan memberikan hasil belajar yang baik karena siswa cenderung untuk belajar dan memahami matematika secara lebih mendalam.

Dari uraian di atas, nampak bahwa motivasi belajar dan sikap belajar mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan motivasi belajar yang tinggi dan sikap positif dalam belajar akan memberikan hasil belajar yang baik.

H. Hipotesis

Berdasarkan uraian kerangka di atas maka penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

(56)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

I. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif kuantitatif. Penelitian deskripsi merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan sesuai dengan kenyataan di lapangan. Penelitian kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan menurut kualitas masing-masing variabel pada siswa kelas XII MIA SMA Santo Mikael dalam mengikuti pembelajaran matematika. Setelah ada hasil penelitian akan dilakukan pendalaman. Sedangkan untuk penelitian deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui bagaimana hasil belajar matematika kelas XII MIA SMA Santo Mikael Sleman Yogyakarta.

J. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Santo Mikael kelas XII MIA semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Dimulai dengan observasi pada tanggal 23 Februari sampai 15 Agustus 2015 dan pengambilan data dari 31 Agustus sampai 19 September 2015. SMA Santo Mikael beralamat di Warak, Sumberadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.

(57)

K. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII MIA SMA Santo Mikael semester gasal tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

L. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah motivasi belajar siswa, sikap belajar siswa dan hasil belajar matematika pokok bahasan Integral.

M. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XII SMA Santo Mikael semester I Tahun Ajaran 2015/2016 dengan sampel siswa siswa kelas XII MIA.

N. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan sikap belajar siswa pada pembelajaran matematika.

(58)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika pokok bahasan Integral dalam pembelajaran matematika.

Definisi operasional dari hasil belajar adalah skor yang diperoleh siswa untuk mengikuti tes hasil belajar matematika pokok bahasan Integral yang dirancang secara khusus.

O. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tes Motivasi Belajar

Berikut ini adalah indikator-indikator yang berkaitan dengan motivasi dan akan diukur dalam kuesioner ini, seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

TABEL 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Fakta

No. Aspek Pengertian No. ItemPositif No. ItemNegatif

1. Kebutuhanfisik Kebutuhan yang behkaitan denganfisik dalam nhoses nembelajahan 3, 12 1, 13

2. Kebutuhanakan hasa aman

Kebutuhan hasa aman ketika

mengikuti nhoses belajah mengajah 2, 18 10, 14

3.

Kebutuhan akan kasih sayang

Kebutuhan akan kasih sayang dalam hubungannya dengan teman dan guhu dalam nhoses nembelajahan

8, 15 5, 20

4. Kebutuhanakan hasa mamnu

Kebutuhan akan mamnu dalam

nhoses nembelajahan 6, 9 11, 16

5.

Kebutuhan akan aktualisasi dihi

Kebutuhan akan diakui kemamnuan dihinya dahi teman dan guhu dalam nhoses nembelajahan

(59)

TABEL 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Opini

No. Aspek Pengertian No. ItemPositif No. ItemNegatif

1. Kebutuhanfisik Kebutuhan yang behkaitan denganfisik dalam nhoses nembelajahan 3, 9 17, 20

2. Kebutuhanakan hasa aman

Kebutuhan hasa aman ketika

mengikuti nhoses belajah mengajah 1, 6, 13 15

3.

Kebutuhan akan kasih sayang

Kebutuhan akan kasih sayang dalam hubungannya dengan teman dan guhu dalam nhoses nembelajahan

2, 11 5, 10

4. Kebutuhanakan hasa mamnu

Kebutuhan akan mamnu dalam

nhoses nembelajahan 4, 19 8, 14

5.

Kebutuhan akan aktualisasi dihi

Kebutuhan akan diakui kemamnuan dihinya dahi teman dan guhu dalam nhoses nembelajahan

7, 12, 18 16

2. Tes Sikap Belajar

Berikut ini adalah indikator-indikator yang berkaitan dengan sikap dan akan diukur dalam kuesioner ini, seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

TABEL 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Belajar

No. Aspek Pengertian Jumlah Pernyataan

1. Sikan Positif Sikan yang mencehminkan nehilakusenang tehhadan matematika 7

2. Sikan dethal Sikan yang mencehminkan nehilakubiasa-biasa saja tehhadan

matematika 6

3. Sikan degatif Sikan yang mencehminkan nehilakutidak senang tehhadan matematika 7

3. Tes Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan skor yang diperoleh siswa berdasarkan tes hasil belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini dapat diketahui dengan memberikan soal tes berdasarkan indikator yang ditentukan peneliti.

(60)

mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran matematika sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.

Nama Sekolah : SMA Santo Mikael Kelas/Program : XII-Ilmu Alam

Semester : 1

Peneliti memilih materi pokok Integral karena sesuai dengan kelas dan materi yang sedang diajarkan di kelas XII MIA.

TABEL 3.4. Silabus Matematika kelas XII MIA

Standar

Kompetensi KompetensiDasar MateriPokok Tujuan Indikator Penilaian Waktu Sumber

1. Menggunakan tak tentu dan integhal tentu

 Siswa danat menentukan

 Siswa danat menentukan Tes tehtulis uhaian

(61)

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar

No. Indikator Mudah Tingkat KesulitanSedang Susah Jumlah

1. Menuhunkaninteghal tak tentu dahisifat-sifat

tuhunan 2 - - 2

2. Menentukan integhal taktentu dahi fungsi aljabah dan

fungsi thigonomethi - 1 1 2

3. Menentukan humus fungsiinteghal tak tentu - 1 2 3

4. Menuhunkaninteghal tentu dahi tuhunansifat-sifat 1 - - 1

5. Menentukan integhal tentudahi fungsi aljabah dan

fungsi thigonomethi - 1 1 2

JUMLAH 10 soal

P. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Instrumen di atas harus diuji validitasnya yaitu validitas isi dan validitas butir.

a. Validitas isi

Validitas isi adalah mengukur apa yang hendak diukur. Validitas isi dilakukan oleh pertimbangan pakar. Dalam hal ini diperiksakan oleh dosen dan guru matematika. Setelah dilakukan uji pakar maka peneliti dapat melakukan penelitian untuk menguji valid atau tidaknya instrumen tersebut.

b. Validitas butir

(62)

 

r : koefisien validitas butir antara variabel i dan variabel t

i

 : skor butir ke i

t

 : skor butir ke t n : banyaknya siswa

X : skor tiap butir soal untuk tiap siswa Y : total skor keseluruhan setiap siswa

Kriteria penolakan : suatu intrumen dikatakan valid apabila hasil perhitungan ritrtabel, dan apabila ritrtabel maka data tidak valid dan

karena itu harus direvisi. Tingkat kualifikasi validitas untuk masing-masing butir soal menggunakan tabel di bawah ini.

Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Validitas

Koefisien korelasi Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah

(Arikunto, 2006:276)

2. Reliabilitas

(63)

Perhitungan reliabilitas butir soal dicari dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha yaitu:

r : reliabilitas instrumen

2

i

: jumlah varians skor tiap butir soal

2

t

: varians total

N : banyaknya butir soal

Suatu butir soal dikatakan valid apabila hasil perhitungan r11rtabel,

dan apabila r11rtabel maka data tidak valid atau direvisi. Tingkat

kualifikasi validitas untuk masing-masing butir soal menggunakan tabel di bawah ini.

Tabel 3.7 Interpretasi Tingkat Validitas

Koefisien korelasi Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah

(Arikunto, 2006:276)

Q. Metode Analisis Data

1. Kelayakan Analisis

(64)

kelas tersebut. Berikut ini adalah persentase kelayakan analisis data :

% 100  

ikutkan direncana

yang siswa banyak

ujian ikut hadir yang siswa banyak Persentase

Berdasarkan persentase di atas, data dianggap layak untuk dianalisis apabila data yanag didapat dalam pelaksanaan penelitian telah terlaksana lebih dari atau sama dengan

 

 80%.

2. Analisis Data Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar siswa dianalisis berdasarkan lembar jawab kuesioner motivasi belajar siswa yang dijawab oleh setiap siswa yang hadir dalam pelaksanaan penelitian. Data yang didapat berdasarkan lembar jawab kuesioner dianalisis dengan perhitungan skala Likert sehingga data tersebut adalah data mentah. Jadi data mentah yang diperoleh tersebut dideskripsikan sebagai data kelompok dengan rumusan sebagai berikut:

A = Jumlah skor terbesar B = Jumlah skor terkecil

, 5

B A

C  sehingga didapat lima kriteria motivasi yaitu sebagai

berikut :

(65)

Tinggi Sekali : B4CxB5CA

TABEL 3.12. Kriteria Penilaian Motivasi Berdasarkan Fakta

Pilihan Pernyataan Pernyataan PositifSkorPernyataan Negatif

S (Selalu) 5 1

SR (Sering) 4 2

KK (Kadang-Kadang) 3 3

JR (Jarang) 2 4

TP (Tidak Pernah) 1 5

TABEL 3.13. Kriteria Penilaian Motivasi Berdasarkan Opini

Pilihan Pernyataan Pernyataan PositifSkorPernyataan Negatif

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 5

TS (Tidak Setuju) 2 4

R (Ragu-Ragu) 3 3

S (Setuju) 4 2

SS (Sangat Setuju) 5 1

3. Analisis Data Sikap Belajar Siswa

Sikap belajar siswa dianalisis berdasarkan lembar jawab kuesioner sikap belajar siswa yang dijawab oleh setiap siswa yang hadir dalam pelaksanaan penelitian. Data yang didapat berdasarkan lembar jawab kuesioner dianalisis dengan perhitungan skala Likert sehingga data tersebut adalah data mentah. Jadi data mentah yang diperoleh tersebut dideskripsikan sebagai data kelompok dengan rumusan sebagai berikut:

(66)

, 5

B A

C  sehingga didapat lima kriteria sikap yaitu sebagai

berikut :

Rendah Sekali : BxBC Rendah : BCxB2C Sedang : B2CxB3C Tinggi : B3CxB4C Tinggi Sekali : B4CxB5CA

4. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dianalisi berdasarkan lembar jawab kuesioner hasil belajar siswa yang dijawab oleh setiap siswa yang hadir dalam pelaksanaan penelitian. Data yang didapat berdasarkan lembar jawab kuesioner dianalisis dengan perhitungan skala Likert sehingga data tersebut adalah data mentah. Jadi data mentah yang diperoleh tersebut dideskripsikan sebagai data kelompok dengan rumusan sebagai berikut:

A = Jumlah skor terbesar B = Jumlah skor terkecil

, 5

B A

C  sehingga didapat lima kriteria sikap yaitu sebagai

berikut :

(67)

Tinggi : B3CxB4C Tinggi Sekali : B4CxB5CA

5. Analisis Korelasi

Analisis korelasi dalam penelitian ini ada dua yaitu korelasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar dan korelasi antara sikap belajar dengan hasil belajar. Analisis korelasi adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa dan sikap belajar dengan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui adanya korelasi maka diadakan perhitungan statistik, yaitu dengan uji normalitas dan uji korelasiProduct Moment Pearson.

a. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Uji normalitas dipakai untuk menganalisis apakah pada data keaktifan dan hasil belajar siswa memenuhi sebaran kurva normal. Apabila terbukti normal maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan uji korelasiProduct Moment Pearson untuk mengetahui korelasi antara motivasi belajar dan hasil belajar siswa serta sikap belajar dan hasil belajar siswa.

b. Uji KorelasiProduct Moment Pearson

(68)

data berdistribusi normal. Apabila hasil dari uji syarat (uji normalitas data) variabel motivasi belajar, sikap belajar dan hasil belajar berdistribusi normal maka dapat dilakukan uji korelasi Product Moment Pearsondengan rumus berikut :

  

apabila hasil perhitungan rrtabel , maka dapat dikatakan ada

korelasi positif yang signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar siswa serta sikap belajar dan hasil belajar siswa.

c. Regresi Liniar

Regresi linier ini digunakan baik untuk mengetahui grafik dari hubungan motivasi belajar dan tes hasil belajar siswa, maupun untuk mengetahui grafik dari hubungan sikap belajar dan tes hasil belajar pada sumbu positif.

Persamaan garis regresi linier : bx

(69)

49 BAB IV

HASIL - HASIL PENELITIAN

A. Hasil Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas adalah uji yang dilakukan sebelum pengambilan data. Uji coba tersebut bertujuan untuk mengetahui valid atau tidak butir soal dan reliabel atau tidak instrumen penelitian. Uji coba kuesioner motivasi dan sikap belajar dilakukan di kelas XI IPA pada hari Sabtu, 22 Agustus 2015. Sedangkan untuk uji coba tes hasil belajar dilakukan di kelas XII IPS pada hari Selasa, 31 Agustus 2015. Berikut ini adalah tabel hasil validitas dan reliabilitas terhadap instrumen penelitian yaitu, : kuesioner motivasi belajar, kuesioner sikap belajar dan tes hasil belajar.

a. Uji Validitas

1) Kuesioner Motivasi Belajar Siswa

a) Fakta

TABEL 3.8. Hasil Validitas Kuesioner Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan Fakta

hitung

r rtabel Validitas Keterangan

1 0,141 0,323 Tidak Valid Revisi

2 0,591 0,323 Valid

-3 0,362 0,323 Valid

-4 0,715 0,323 Valid

-5 0,344 0,323 Valid

-6 0,193 0,323 Tidak Valid Revisi

7 0,487 0,323 Valid

(70)

-9 0,672 0,323 Valid

-10 0,715 0,323 Valid

-11 0,600 0,323 Valid

-12 0,209 0,323 Tidak Valid Revisi

13 0,810 0,323 Valid

-14 0,728 0,323 Valid

-15 0,639 0,323 Valid

-16 0,034 0,323 Tidak Valid Revisi

17 0,024 0,323 Tidak Valid Revisi

18 0,453 0,323 Valid

-19 0,461 0,323 Valid

-20 0,733 0,323 Valid

-Berdasarkan hasil validitas tersebut, didapat 5 butir soal yang tidak valid karena rhitungrtabel 0,323 maka

dilakukan revisi pada 5 butir soal tersebut. Perhitungan uji validitas kuesioner terdapat dalam Lampiran B.1. Berikut ini adalah pernyataan yang tidak valid :

1) Begitu guru matematika datang, saya merasa takut 6) Saya mempunyai teman belajar saat berada di sekolah 12) Meskipun sakit saya tetap mengikuti pelajaran

matematika

16) Saya malu untuk bertanya ke teman jika ada materi pelajaran matematika yang sulit dipahami

17) Saya puas ketika mengerjakan soal walaupun tidak tuntas

Kelima soal yang tidak valid kemudian direvisi dan diubah menjadi berikut :

(71)

12) Meskipun sakit, saya tetap mengikuti pelajaran matematika dan tidak ingin tertinggal pelajaran matematika di sekolah

16) Saya takut bertanya jika ada materi pelajaran matematika yang sulit dipahami

17) Saya sudah puas ketika mengerjakan soal matematika walaupun tidak tuntas

b) Opini

TABEL 3.9. Hasil Validitas Kuesioner Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan Opini

hitung

r rtabel Validitas Keterangan

1 0,361 0,323 Valid

-2 0,486 0,323 Valid

-3 0,398 0,323 Valid

-4 0,287 0,323 Tidak Valid Revisi

5 0,434 0,323 Valid

-6 0,618 0,323 Valid

-7 0,571 0,323 Valid

-8 0,713 0,323 Valid

-9 0,416 0,323 Valid

-10 0,371 0,323 Valid

-11 0,535 0,323 Valid

-12 0,235 0,323 Tidak Valid Revisi

13 0,723 0,323 Valid

-14 0,454 0,323 Valid

-15 0,650 0,323 Valid

-16 0,455 0,323 Valid

-17 0,674 0,323 Valid

-18 0,546 0,323 Valid

-19 0,483 0,323 Valid

-20 0,470 0,323 Valid

Gambar

TABEL 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Fakta
tabel berikut ini :
TABEL 3.4. Silabus Matematika kelas XII MIA
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus, mengambil kalor dari reservoir yang bersuhu rendah dan memberikannya ke reservoir bersuhu tinggi tanpa memerlukan

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang ditinjau dari aktivitas guru dan siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa

Hasil kegiatan menunjukkan capaian yang baik ditandai oleh berhasilnya, kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari : (1) penyuluhan dan koordinasi pada anggota dan

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara, dan angket. Dengan empat teknik pengumpulan data yang digunakan

Institusional, adalah keluarga yang terdiri dari anak-anak atau orang dewasa yang tinggal dalam satu panti.. Comunal, adalah keluarga yang berada dalam satu rumah terdiri dari

” Sekilas tentang Beberapa Hambatan dalam Pengajaran Sastra” dalam Bumiku Bahasa dan Sastra.. Bandung: Jurusan Sastra Indonesia

Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan tambahan dengan pertumbuhan anak balita di Desa Jetis Kalaten Selatan.. Karya

[r]