xvi
ABSTRAK
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS STUDI KASUS DI PT. MASKAPAI REASURANSI INDONESIA
Fernandus Ady Dwi Septian NIM: 102114067 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang terdapat di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia sudah berjalan baik. Jenis penelitian ini bersifat studi kasus.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang ada di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia, (2) menganalisis kelemahan yang terdapat di dalam fungsi, dokumen, catatan akuntansi, laporan keuangan, dan jaringan prosedur sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang ada di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia, (3) memberikan rekomendasi terhadap fungsi, dokumen, catatan akuntansi, laporan keuangan dan jaringan prosedur yang memiliki kelemahan dalam siklus penerimaan kas di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia.
xvii
ABSTRACT
THE EVALUATION OF CASH RECEIPT ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM A CASE STUDY IN PT. MASKAPAI
REASURANSI INDONESIA located in the cash receipt accounting PT. Maskapai Reasuransi Indonesia has been running good. The type of research this is a case study.
Steps taken to achieve the purpose of this research is (1) To describe of the cash receipt accounting information system in PT. Maskapai Reasuransi Indonesia. (2) To analyze the weaknesses that there are in the function of, the document, the accounting records, financial reports, network and information system of accounting procedures in PT. Maskapai Reasuransi Indonesia cash receipt. (3) To give recommendations for the function of, the document, the accounting records, financial reports, and a network procedure have weaknesses in the cycle of the reception of cash in PT. Maskapai Reasuransi Indonesia.
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS Studi Kasus di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
:
Oleh :
Fernandus Ady Dwi Septian NIM : 102114067
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS
Studi Kasus di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Fernandus Ady Dwi Septian
NIM: 102114067
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Motto dan Persembahan
“Sakit dalam perjuangan itu sementara. Bisa jadi Anda rasakan dalam semenit,
sejam, sehari, atau setahun. Namun jika anda menyerah, rasa sakit itu akan terasa
selamanya”-Lance Amstrong-
“Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan
berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang
melihat yang tersembunyi akan membalasNya Kepadamu” (Matius 6 : 6)
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktuNya, bahkan Ia memberikan
kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan
yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir” (Pengkhotbah 3 : 11)
“Marilah kita dapat untuk bersyukur dalam segala hal agar semua harapan,
cita-cita, keinginan, dan niat kita dapat terkabul” (Romo Joko)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Ayah dan Ibuku Tercinta
Kakak dan Adikku Tersayang
Saudara-saudaraku yang Tercinta
Sahabat dan Teman-temanku
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun
berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan
segala kerendahan hati pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan karunia yang tak
terhingga.
2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D Selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian penulis.
3. Dr. Herry Maridjo., M.Si Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
5. Dra. YFM. Gien. Agustinawansari. M.M., Akt selaku dosen pembimbing
viii
6. Bapak Yanto Jayadi selaku Direktur Keuangan di PT. Maskapai
Reasuransi Indonesia Jakarta yang telah berkenan memberikan ijin kepada
penulis untuk melakukan penelitian untuk tugas akhir.
7. Ibu Dwi Ana selaku Kepala Divisi Keuangan dan Akuntansi yang telah
memberikan ijin kepada penulis dalam meneliti segala aspek yang berada
di dalam divisi keuangan dan akuntansi.
8. Bapak Marcell selaku Kepala Bagian Akuntansi dan Bapak Jacob selaku
Kepala Bagian Keuangan yang telah bersedia untuk membantu dalam
meneliti bagian keuangan dan akuntansi
9. Bapak dan Ibu tersayang atas doa, kasih sayang, perhatian, kesabaran,
dukungan moral, finansial kalian berikan serta yang sangat peduli akan
pendidikan anaknya dan banyak mendukung dan mendoakan penulis
sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu. Nandus mempersembahkan
Gelar Sarjana ini untuk kalian berdua.
10.Jeny dan Steven selaku kakak dan adik kandung yang terkasih dan aku
sayang yang selalu memberikan semangat dan dukungan doa yang kalian
berikan untuk penulis.
11.Shinta selaku sahabatku yang paling cantik yang sudah membantu untuk
mendoakan skripsi ini serta memberikan semangat dan motivasi sehingga
skripsi ini agar dapat selesai tepat waktu.
12.Boty, Embo, Berry, Bopung, Revy, Angga, Delvin, Ririe, Shinta, Ayu,
Angel selaku teman-teman Jakarta yang telah memberikan dukungan,
ix
13.Ricky, Edo, Doyok, Sindu, Maro, Gendon, Dethu, Albert, Timot, Theo,
Ignas, Aji, Dendy, Niel, dan Yoakim selaku teman-teman bermain
bersama yang selalu memberikan dukungan, doa, dan masukan saran
kepada penulis.
14.Temen-teman Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi yang
mendukung dan memberikan semangat kepada penulis agar dapat
meyelesaikan skripsi.
15.Temen-teman Akuntansi angkatan 2010 atas kebersamaan yang sudah
tercipta selama kuliah, masukan-masukan, semangat dan dukungan serta
doa yang selalu kalian semua berikan.
16.Teman terbaik: Alex, Theo, Ricky, Koido, Ignas, Timot, dan Albert yang
selalu memberikan arti sebuah persahabatan serta berkat semangat,
dukungan dan doa terbaik dari kalian semua.
17.Teman-teman sepermainan: Putra, Riki, Lando, Fernando, Koido, Albert,
Arta, Yoakim, Dendy, Doyok, Gendon, Dethu, Alex dan pihak-pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan terbaiknya kepada penulis.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang
tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, yang langsung maupun tidak
langsung membantu, semoga Tuhan memberkati karya dan usaha anda
semua.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI .... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 8
2. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi ... 10
3. Komponen Sistem Informasi Akuntansi ... 11
4. Peranan Sistem Informasi Akuntansi ... 12
5. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan sistem lainnya ... 14
6. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi bagi Perusahaan ... 16
7. Tujuan Umum Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 17
8. Profesi di Bidang Sistem Informasi Akuntansi ... 18
C. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas ... 20
1. Pengertian Penerimaan Kas ... 20
2. Prinsip-Prinsip dalam Penerimaan Kas ... 21
3. Prosedur Penerimaan Kas ... 22
4. Formulir-Formulir dalam Penerimaan Kas ... 23
5. Diagram Aliran Siklus Penerimaan Kas ... 23
6. Kegiatan Pokok Siklus Penerimaan Kas ... 24
7. Permintaan Penawaran Harga ... 25
9. Sistem Informasi Akuntansi yang Terkomputerisasi ... 26
D. Asuransi ... 28
1. Pengertian Asuransi ... 28
2. Tujuan dari Pengembangan Asuransi ... 28
3. Manfaat dari Asuransi ... 29
4. Risiko yang Timbul dalam Asuransi ... 31
5. Pencegahan Terjadinya Kerugian dan Jenis Pencegahan Asuransi ... 33
7. Prinsip-Prinsip Reasuransi ... 42
F. Sistem Pengendalian Internal ... 45
1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal ... 45
2. Tujuan Sistem Pengendalian Internal ... 46
3. Fungsi-Fungsi dalam Sistem Pengendalian Internal ... 46
4. Jenis-Jenis Sistem Pengendalian Internal ... 47
5. Kerangka Sistem Pengendalian Internal ... 48
BAB III METODE PENELITIAN... 52
A. Jenis Penelitian ... 52
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN REASURANSI ... 60
A. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Maskapai
BAB V HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN ... 73
B. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi ... 75
1. Fungsi-Fungsi Penerimaan Kas di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia ... 79
2. Dokumen Penerimaan Kas di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia ... 85
3. Catatan Akuntansi Penerimaan Kas di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia ... 93
4. Laporan Keuangan Penerimaan Kas di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia ... 97
5. Jaringan Prosedur Penerimaan Kas di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia ... 100
6. Unsur-Unsur dalam Pengendalian Internal Penerimaan Kas di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia ... 117
C. Pembahasan ... 119
BAB VI PENUTUP ... 125
A. Kesimpulan ... 125
B. Keterbatasan Penelitian ... 125
C. Saran ... 126
DAFTAR PUSTAKA ... 127
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sistem Informasi Fungsional yang Banyak Dijumpai
Di Perusahaan... 15
Tabel 4.1 Jabatan dan Nama Karyawan ... 65
Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Analisis terhadap Fungsi, Dokumen,
Catatan Akuntansi, Laporan Keuangan, dan Jaringan Prosedur di
PT. Maskapai Reasuransi Indonesia……… . 120
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi Akuntansi ... 12
Gambar 2.2 Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem yang
Lebih Besar dan Lebih Kecil ... 14
Gambar 5.1 Bagan Alir Penerimaan Kas dari Pembayaran Premi
Ceding PT. Maskapai Reasuransi Indonesia ... 106
Gambar 5.2 Bagan Alir Penerimaan Kas dari Pembayaran Premi
Ceding PT. Maskapai Reasuransi Indonesia ... 107
Gambar 5.3 Bagan Alir Proses Jurnal Umum PT. Maskapai Reasuransi
Indonesia ... 108
Gambar 5.4 Rekomendasi Bagan Alir Penerimaan Kas dari Pembayaran
Premi Ceding PT. Maskapai Reasuransi Indonesia ... 114
Gambar 5.5 Rekomendasi Bagan Alir Penerimaan Kas dari Pembayaran
Premi Ceding PT. Maskapai Reasuransi Indonesia ... 115
Gambar 5.6 Rekomendasi Bagan Alir Proses Jurnal Umum PT.
xvi
ABSTRAK
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS STUDI KASUS DI PT. MASKAPAI REASURANSI INDONESIA
Fernandus Ady Dwi Septian NIM: 102114067 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang terdapat di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia sudah berjalan baik. Jenis penelitian ini bersifat studi kasus.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang ada di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia, (2) menganalisis kelemahan yang terdapat di dalam fungsi, dokumen, catatan akuntansi, laporan keuangan, dan jaringan prosedur sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang ada di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia, (3) memberikan rekomendasi terhadap fungsi, dokumen, catatan akuntansi, laporan keuangan dan jaringan prosedur yang memiliki kelemahan dalam siklus penerimaan kas di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia.
xvii
ABSTRACT
THE EVALUATION OF CASH RECEIPT ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM A CASE STUDY IN PT. MASKAPAI
REASURANSI INDONESIA located in the cash receipt accounting PT. Maskapai Reasuransi Indonesia has been running good. The type of research this is a case study.
Steps taken to achieve the purpose of this research is (1) To describe of the cash receipt accounting information system in PT. Maskapai Reasuransi Indonesia. (2) To analyze the weaknesses that there are in the function of, the document, the accounting records, financial reports, network and information system of accounting procedures in PT. Maskapai Reasuransi Indonesia cash receipt. (3) To give recommendations for the function of, the document, the accounting records, financial reports, and a network procedure have weaknesses in the cycle of the reception of cash in PT. Maskapai Reasuransi Indonesia.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan asuransi dewasa ini sudah sangat pesat dan luas dalam
menjalani perkembangan kegiatan bisnisnya. Kita dapat menemui banyak
sekali karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan dan memiliki asuransi
dalam segala aspek pekerjaannya. Asuransi disini juga mulai dikenal sebagai
sebuah kegiatan bisnis yang memiliki resiko cukup tinggi dalam
pelaksanaannya.
Asuransi merupakan kegiatan perekonomian yang sangat fundamental
karena dapat mendorong dan meningkatakan devisa negara. Asuransi
memiliki peran yang dapat ditunjukkan dengan adanya pelaporan keuangan
yang kompleks, walaupun tujuan utamanya adalah sebagai perusahaan jasa.
Perusahaan jasa seperti asuransi yang sudah go public wajib memiliki
kemauan dalam transparansi tentang laporan keuangan yang diperoleh selama
tahun berjalan. Laporan keuangan berfungsi untuk mendapatkan penilaian
dari masyarakat luas apakah perusahaan ini baik dalam mengelola kegiatan
unit bisnisnya.
Keuangan yang dibuat oleh perusahaan asuransi telah mencakup
syarat-syarat yang terdapat di dalam Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
(PABU), dan telah memenuhi aturan yang berlaku di dalam akuntansi.
Laporan keuangan dapat berfungsi sebagai acuan yang kuat bagi perusahaan
dalam mempertanggung jawabkan kondisi ekonomi yang terjadi dalam
yang bergerak dalam bidang jasa, dagang, dan manufaktur, karena dapat
digunakan sebagai alat pengambilan keputusan dalam bidang ekonomi dan
keuangan yang semakin disadari oleh para pelaku bisnis dan usahawan.
Perusahaan Reasuransi termasuk ke dalam kategori perusahaan jasa
yang kurang lebih menangani claim berbagai macam jenis, seperti claim
asuransi jiwa, kesehatan, kendaraan, dan lain-lain. Penelitian ini ingin melihat
dan menilai tentang sistem penerimaan kas yang ada di dalam perusahaan
reasuransi. Sistem ini dapat berfungsi sebagai pengendalian yang diberikan
oleh perusahaan reasuransi dalam melayani rekan bisnisnya terhadap jasa
yang ditawarkan. Sistem yang berjalan dalam perusahaan reasuransi akan
baik jika timbul pengendalian yang baik dalam perusahaan tersebut. Sistem
informasi akuntansi juga bermanfaat dalam memenuhi standar dari setiap
perusahaan agar pengendalian yang diterapkan oleh perusahaan dapat
dijalankan dengan baik oleh setiap karyawan, terutama siklus penerimaan kas
perusahaan.
Perusahaan ingin mengharapkan agar sistem yang dilaksanakannya
dapat berjalan baik, namun tidak semua sistem dapat berjalan dengan baik.
Sistem yang baik harus pula didukung oleh sumber daya manusia yang baik,
sehebat apapun sistem apabila sumber daya manusianya tidak kompeten maka
sistem tersebut tidak dapat berjalan baik.
Penelitian ini diharapkan dapat melihat sistem penerimaan kas yang
berjalan sudah sesuai atau belum dengan teori yang ada. Perusahaan
bisnisnya, seperti tidak dibayarnya claim yang sudah diajukan oleh
pelanggan, pembagian tugas yang masih belum jelas dalam stuktur
organisasi, dan beberapa penipuan dari rekan kerja bisnis perusahaan.
Dampak negatif seperti ini bisa mengurangi ketidakpercayaan pada rekan
bisnis yang sudah lama bekerja sama, sehingga perusahaan harus dapat terus
menjunjung tinggi kredibilitas yang sudah baik agar rekan bisnis tetap
percaya dalam bekerja sama.
Perusahaan reasuransi harus mulai berani tampil beda untuk
menimbulkan kepercayaan kembali terhadap perusahaan-perusahaan lain
yang ingin melakukan kerjasama. Perusahaan reasuransi yang sudah memiliki
kredibilitas yang baik harus tetap menjaga kegiatan positif tersebut.
Perusahaan yang memiliki kredibilitas yang baik akan tetap dipercaya dalam
menjalani kegiatan bisnisnya. Berdasarkan latar belakang di atas, saya
mengambil judul “Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan
Kas”. Studi Kasus pada PT. Maskapai Reasuransi Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin ditinjau dalam penelitian ini adalah,
apakah sistem informasi akuntansi penerimaan kas di PT. Maskapai
Reasuransi Indonesia sudah berjalan baik?
C. Batasan Masalah
Sistem informasi akuntansi memiliki beberapa siklus yang terdapat di
dalam perusahaan dalam menjalani setiap kegiatan bisnisnya. Penelitian ini
yang terdapat di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia. Penelitian ini khusus
hanya membahas tentang sistem informasi akuntansi yang terkait dengan
siklus penerimaan kas yaitu premi dari ceding. Penelitian ini juga memiliki
batasan masalah yang lain yaitu sistem pengendalian internal yang tidak
diteliti dalam penulisan skripsi ini.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana pelaksanaan
sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang terdapat di PT. Maskapai
Reasuransi Indonesia sudah berjalan baik dan pantas dengan melihat
batasannya yaitu adanya dokumen, catatan akuntansi, fungsi, laporan, dan
jaringan prosedur yang baik dalam perusahaan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi
untuk penelitian di masa yang akan datang, dan memperkaya jumlah
kepustakaan khususnya mengenai sistem informasi akuntansi dalam
Perusahaan Reasuransi.
2. Bagi Perusahaan PT. Maskapai Reasuransi Indonesia
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para
karyawan yang bekerja dalam perusahaan asuransi ini untuk menilai
sistem yang dijalankan oleh perusahaan sudah baik. Penelitian ini juga
yang sudah menerapkan sistem informasi akuntansi dalam
pelaksanaannya.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi saya untuk menerapkan
teori yang diterima secara akademis terhadap implementasinya di
lapangan, dan saya juga dapat memperoleh pengalaman serta wawasan
yang sangat berharga dari pengerjaan penelitian ini.
F. Sistematika Penulisan
Bab I: Pendahuluan
Bab ini membahas dan membicarakan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat peneltian, dan sistematika penulisan.
Bab II: Landasan Teori
Bab ini menjelaskan dan berisi tentang teori-teori yang mendukung
dalam penulisan skripsi dan membahas penelitian secara
mendalam. Teori-teori yang digunakan adalah tentang teori sistem,
sistem informasi akuntansi, sistem informasi akuntansi penerimaan
kas, asuransi, reasuransi dan sistem pengendalian internal.
Bab III: Metode Penelitian
Bab ini akan dijelaskan dan diuraikan mengenai jenis penelitian,
subjek penelitian dan objek penelitian, tempat dan waktu
penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, dan
Bab IV: Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menguraikan tentang Sejarah Singkat Berdirinya PT.
Maskapai Reasuransi Indonesia, Sekilas Tentang PT. Maskapai
Reasuransi Indonesia, Falsafah, Visi, dan Misi PT. Maskapai
Reasuransi Indonesia, Lokasi, Telepon, Fax, Email, dan Website
PT. Maskapai Reasuransi Indonesia, Struktur Organisasi PT.
Maskapai Reasuransi Indonesia, Jabatan dan Nama Karyawan yang
Bekerja di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia, Tugas, Wewenang,
dan Tanggungjawab di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia,
Manajemen Risiko Perusahaan PT. Maskapai Reasuransi
Indonesia, Manajemen Risiko Perusahaan PT. Maskapai
Reasuransi Indonesia, dan Akses Informasi Data Perusahaan
Bab V: Hasil Temuan Lapangan dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan sistem informasi
akuntansi penerimaan kas yang ada di perusahaan. Saya juga akan
menjelaskan mengenai kelemahan dan rekomendasi yang ditujukan
untuk sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang terdapat di
PT. Maskapai Reasuransi Indonesia.
Bab VI: Penutup
Bab ini berisi kesimpulan terkait dengan rumusan masalah yang
diangkat oleh saya, adanya keterbatasan masalah, dan berisi
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem
Sistem menurut Mulyadi (2010:1) adalah sekelompok unsur yang
erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem juga terdiri dari unsur-unsur yang
merupakan bagian terpadu dari berbagai subsistem yang bersangkutan.
Unsur-unsur sistem tersebut juga bekerja sama untuk mencapai tujuan dari
subsistem itu sendiri dan bagian dari sistem lain yang lebih besar dalam
mendukung pencapaian tujuan.
Abdul Halim (1994:16) mengatakan bahwa sistem adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan
dikembangkan sesuai dengan suatu kerangka yang terpadu untuk
melaksanakan kegiatan utama dalam perusahaan, sedangkan Al Bahra
(2005:1-2) menjelaskan bahwa sistem adalah suatu urutan kegiatan yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama, untuk mencapai tujuan
tertentu. Langkah kegiatan disini yang dimaksud sebagai urutan adalah untuk
menjelaskan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan
dikerjakan, dan bagaimana mengerjakannya dalam pencapaian tujuan yang
ditetapkan bersama.
Nugroho (2001:2) berpendapat bahwa sistem adalah suatu unsur
yang memenuhi dua syarat, yang pertama adalah memiliki bagian-bagian
tertentu, sedangkan yang kedua memiliki input, proses, dan output yang
saling berhubungan dan terkait satu dengan yang lain. Menurut Zaki
Baridwan (1994:3-4) sistem merupakan suatu kerangka dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan disusun sesuai dengan suatu skema
yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari
perusahaan, dan suatu kesatuan (entity) yang terdiri dari bagian-bagian atau
subsistem yang saling berkaitan dengan tujuan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Sistem secara menyeluruh dapat disimpulkan berarti suatu
unsur-unsur yang saling berhubungan dan dapat dikembangkan yang terdiri dari
input, proses, dan output. Input, proses, dan output dapat berjalan kemudian
ketiga hal ini saling berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan secara
bersama-sama.
B. Sistem Informasi Akuntansi
1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Nugroho (2001:4) menjelaksan bahwa sistem informasi
akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk
komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga
pelaksanaannya, dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang
didisain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang
dibutuhkan manajemen.
Abdul (1994:31) menjelaskan pengertian sistem informasi
transaksi keuangan (dari hasil transaksi), hasil olahan tersebut akan
menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan. Laporan
keuangan ini yang akan digunakan oleh pembuat keputusan baik pihak
internal maupun pihak eksternal perusahaan. Kumpulan dari
sumber-sumber seperti orang dan peralatan yang dirancang untuk mentransformasi
data keuangan menjadi informasi, sedangkan Mulyadi (2010:5)
mengartikan sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan.
Zaki Baridwan (1994:4) mengatakan bahwa sistem informasi
akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur,
dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu
kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam
bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk
mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan
seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga pemerintah untuk menilai
hasil operasi.
Pengertian sistem informasi akuntansi di atas dari beberapa sumber
dapat ditarik kesimpulannya yaitu sebuah formulir, catatan, laporan,
termasuk komputer dan peralatannya untuk mendukung dalam pencapaian
tentang data keuangan dan laporan keuangan yang akan digunakan untuk
pengambilan keputusan selanjutnya oleh pihak manajemen.
2. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
Suatu sistem akan mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu,
yang akan mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan
luar sistem, penghubung sistem, masukan sistem, keluaran sistem,
pengolahan sistem, sasaran sistem. Penjelasannya adalah sebagai berikut
(Al-Bahra 2005:4-5):
a. Komponen sistem yang saling berinteraksi yang artinya saling
bekerjasama membentuk suatu kesatuan dapat berupa subsistem atau
bagian-bagian dari sistem.
b. Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan
ini juga akan memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu
kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
c. Lingkungan luar sistem adalah apapun yang ada di luar batas dari
sistem yang mempengaruhi operasi sistem, lingkungan luar ini juga
menimbulkan dampak yang menguntungkan dan merugikan.
d. Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan antara satu
subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung ini
kemungkinan sumber daya mengalir dari suatu subsistem yang satu
e. Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem, dapat
berupa masukan perawatan dan masukan sinyal input.
f. Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan dapat merupakan masukan untuk subsistem
yang lain.
g. Pengolahan sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem
itu sendiri sebagai pengolahnya.
h. Sasaran sistem mempunyai tujuan dan sasaran, kalau sistem tidak
mempunyai tujuan maka sistem tidak akan ada. Sasaran disini
dimaksud dan sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang
dihasilkan.
3. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Komponen-komponen sistem informasi akuntansi menurut Wing
Wahyu Winarno (2006:2.3) adalah sebagai berikut:
a. Basis data, baik basis data internal (berada di bawah kendali
perusahaan sepenuhnya) dan basis data eksternal (tidak dapat
dikendalikan oleh perusahaan).
b. Perangkat keras komputer dan berbagai perangkat pendukungnya yang
semuanya berfungsi untuk mencatat data, mengolah data, dan
menyajikan informasi.
c. Perangkat lunak komputer, berfungsi untuk menjalankan komputer
d. Jaringan komunikasi dapat digunakan melalui kabel, gelombang radio,
maupun sarana lain yang berfungsi untuk menghantarkan data dan
informasi dari satu tempat ke tempat yang lain.
e. Dokumen dan laporan (softcopy dan hardcopy) untuk mencatat data
dan menyajikan laporan.
f. Prosedur merupakan kumpulan langkah-langkah baku untuk
menangani suatu peristiwa yang terjadi setiap hari di perusahaan.
g. Pengendalian berfungsi untuk menjamin agar setiap komponen sistem
dapat berfungsi dengan baik.
Gambar 2.1: Komponen Sistem Informasi Akuntansi Sumber: Wing Wahyu Winarno (2006:2.3)
4. Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi yang merupakan salah satu bagian dari
perusahaan dan diperlukan dalam mengendalikan manajer suatu
organisasi. Peranan yang dapat diberikan oleh sistem informasi akuntansi
dalam suatu sistem di perusahaan meliputi, menurut (Abdul, 1994:39-43): Sistem Informasi
Basis Data
Komputer Program Jaringan Komunikasi
Dokumen dan Laporan
a. Perencanaan
Sistem informasi akuntansi menghasilkan informasi berupa
informasi keuangan dan data akuntansi. Perencanaan ini merupakan
data informasi akuntansi telah terjadi di masa lampau, tetapi sebagai
titik awal dapat merencanakan kegiatan masa depan. Informasi yang
paling banyak dibutuhkan oleh perusahaan adalah masa datang yang
dapat diperoleh dari berbagai sumber.
b. Koordinasi
Koordinasi merupakan suatu fungsi dalam suatu organisasi
perusahaan yang memerlukan kerjasama berupa informasi antar bagian
untuk melaksanakan operasi perusahaan, misalnya bagian produksi,
keuangan, dan pemasaran. Informasi antar bagian dalam perusahaan
dapat menggunakan sistem database, dimana sistem database
merupakan suatu sistem informasi yang mengintegerasikan kumpulan
data yang saling berhubungan dengan data yang lainnya.
c. Penilaian dan Pengendalian
Ukuran prestasi kerja merupakan jenis informasi yang jelas untuk
pengendalian dan data tersebut dikumpulkan selama kegiatan operasi
berjalan. Proses penilaian dimulai dengan membandingkan hasil yang
dicapai dengan rencana.
d. Pengambilan Keputusan
Seseorang yang membuat keputusan harus selalu menjadi bagian
perancang sistem informasi akuntansi bahwa data akan banyak
membantu dalam membuat keputusan ada tiga unsur yaitu data, model
keputusan, dan pembuat keputusan.
5. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Informasi Lainnya
Sistem informasi akuntansi menurut Wing Wahyu
(2006:1.15-1.16) tidak dapat berdiri sendiri, karena harus berhubungan dengan
sistem-sistem informasi lain yang ada di dalam perusahaan. Sistem biasanya
memiliki subsistem-subsistem yang lebih kecil, namun bila dilihat dari
sekumpulan subsistem akan memiliki sistem induk, atau disebut
suprasistem.
Suprasistem
Sistem
Subsistem
Gambar 2.2: Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem yang Lebih Besar dan Lebih Kecil
Sumber: Wing Wahyu Winarno (2006:1.15)
Wing Wahyu Winarno (2006:1.15-1.16) berpendapat bahwa setiap
perusahaan biasanya tidak hanya memiliki satu sistem informasi saja,
melainkan beberapa sistem informasi yang masing-masing bermanfaat
sesuai dengan fungsinya. Sistem informasi fungsional, yaitu sistem
informasi yang dirancang dan ditujukan untuk fungsi-fungsi tertentu di
dalam perusahaan seperti fungsi produksi, fungsi keuangan, fungsi
persediaan, dan fungsi penjaminan mutu.
Pejabat perusahaan yang bertanggungjawab terhadap pengadaan,
penerapan, penyelenggaraan, dan perbaikan sistem informasi fungsional
adalah para manajer di departemennya masing-masing. Sistem informasi
departemental dapat terjadi apabila sistem informasi tersebut memang
dapat diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing departemen.
Tabel 2.1 Sistem Informasi Fungsional yang Banyak Dijumpai di Perusahaan
No. Sistem Informasi Fungsi
1. Akuntansi Mencatat dan mengolah data dan transaksi akuntansi
2. Produksi Mencatat dan mengolah data produksi
3. Persediaan Mencatat dan mengolah data persediaan (misalnya persediaan barang dagangan, persediaan bahan baku, persediaan barang jadi). 4. Pemasaran Mencatat dan mengolah data
pemasaran yang meliputi data pelanggan, barang dan jasa yang ditawarkan.
5. Personalia Mencatat juga mengolah data karyawan dan data dari manajer perusahaan.
6. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi bagi Perusahaan
Menurut Wing Wahyu (2006:1.16-1.17) sistem informasi akuntansi
yang dibangun dan digunakan oleh perusahaan, akan memberi pengaruh
proses kegiatan di dalam perusahaan. Sistem informasi akuntansi yang
sudah dikomputerisasi akan memberikan pengaruh sebagai berikut:
a. Pekerjaan administrasi dan klerikal dapat dikerjakan lebih cepat dan
lebih akurat.
b. Karyawan dalam membagi tugas dan tanggungjawabnya tidak dapat
lagi dilakukan secara fisik.
c. Struktur organisasi yang terdapat di dalam perusahaan akan
menerapkan sistem informasi manual lebih bersifat hirarkis atau
birokratis, yaitu banyak tingkatan dan banyak staf karena
masing-masing karyawan perlu menjalankan fungsi yang berbeda meskipun
saling terkait.
d. Perusahaan manual akan menyimpan data dalam dokumen dan berkas
fisik, sehingga perlu disimpan oleh masing-masing bagian yang
menanganinya selain itu diperlukan tempat penyimpanan fisik seperti
lemari dan laci.
e. Sistem manual dalam menghasilkan pelaporannya akan lebih lambat,
7. Tujuan Umum Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Terdapat beberapa tujuan umum dalam pengembangan sistem
informasi akuntansi, yaitu (Mulyadi, 2001:20):
a. Menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru
Pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru
didirikan atau perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan
usaha yang telah dijalankan selama ini.
b. Memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada
Sistem informasi akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi
kebutuhaan bagi perusahaan, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian,
maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan, sehingga dapat
terjadinya perbaikan informasi.
c. Memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan internal
Akuntansi merupakan alat pertanggungjawaban kekayaan dalam
suatu organisasi. Pengembangan dalam sistem informasi akuntansi ini
seringkali ditujukan untuk memperbaiki perlindungan terhadap
kekayaan organisasi, sehingga penggunaan kekayaan dapat berjalan
dengan baik.
d. Mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi
Pengembangan sistem informasi akuntansi seringkali ditujukan
untuk menghemat biaya, sehingga dalam memperolehnya diperlukan
harus dipertimbangkan dengan baik antara manfaat dan pengorbanan,
sehingga catatan akuntansi dapat diperiksa secara seksama.
8. Profesi di Bidang Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi menurut Wing Wahyu
(2006:1.13-1.15) memiliki banyak komponen dan proses di dalamnya, sehingga
memerlukan karyawan dan staf dengan peran yang berbeda-beda.
Peran dan tugas pokok yang cukup sering dijumpai di dalam perusahaan
antara lain sebagai berikut:
a. Analis sistem (system analist), adalah orang yang bertugas
mengevaluasi kinerja sistem informasi, seorang analis sistem wajib
menguasai cara kerja sistem informasi, proses bisnis, akuntansi,
pengetahuan komputer, dan basis data.
b. Perancang sistem (system designer), adalah orang yang bertugas untuk
merancang sistem informasi, pengetahuan yang harus dikuasai sama
dengan pengetahuan yang ada di dalam analis sistem.
c. Administrator basis data (database administrator), adalah orang yang
bertanggungjawab memelihara basis data di dalam perusahaan agar
tetap berfungsi dengan baik. Administrator basis data bertugas
merancang dan membuat tabel yang diperlukan, membagi hak
pemakaian tabel oleh masing-masing jenis pemakai, memelihara dan
mengendalikan data agar selalu update.
d. Penulis program (programmer), adalah staf yang bertugas untuk
program komputer, penulis program harus menguasai setidaknya satu
bahasa komputer.
e. Perancang web (web designer), yaitu orang yang bertugas untuk
membuat situs atau web perusahaan yang akan ditampilkan di internet.
Perancang web wajib menguasai bahasa pemrograman internet, seluk
beluk internet, dan jaringan komputer, dan basis data.
f. Administrator jaringan (network administrator), orang yang bertugas
untuk mengendalikan jaringan komputer agar tetap berfungsi dengan
baik. Administrator jaringan ini perlu mengetahui tentang sistem
operasi jaringan, perangkat satu jaringan komputer, dan pengetahuan
komputer.
g. Administrator web (web administrator), orang yang bertugas untuk
memantau, meng-update, dan mengendalikan jaringan internet.
Pengetahuan yang perlu didalami adalah mirip dengan administrator
jaringan ditambah dengan pengetahuan mengenai internet.
h. Pustakawan (librarian), orang yang bertugas menyimpan dan
mengadministrasi program dan data perusahaan serta memberikan
akses kepada pengguna program dan data pada waktu yang diijinkan.
Pustakawan wajib mengetahui tentang pengarsipan dan penyimpanan
file.
i. Teknisi (technician), yaitu orang yang bertugas untuk merawat dan
Pengetahuan yang wajib diketahui mahir dalam perangkat keras
komputer dan jaringan.
j. Pemakai akhir (end-user), adalah orang yang menggunakan program
aplikasi atau sistem informasi. Pemakai akhir tidak perlu mengetahui
teknik pemrograman, teknik komputer, dan teknik basis data.
C. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
1. Pengertian Penerimaan Kas
Menurut Zaki Baridwan (1994:158) penerimaan kas adalah
berbagai macam sumber, sumber yang sering terjadi seperti pelunasan
piutang, penjualan aktiva tetap, dan pinjaman yang berasal dari bank
ataupun wesel, sedangkan James A Hall (2009:239) berpendapat bahwa
Ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama
dengan permintaan pembayaran, dimana dokumen ini berisi informasi
utama yang diperlukan untuk akun pelanggan.
Wing Wahyu Winarno (2006:15,3) mengemukakan juga tentang
penerimaan kas yang berarti Siklus yang digunakan untuk mengubah
produk dan jasa perusahaan menjadi kas. Perusahaan asuransi termasuk
ke dalam kategori perusahaan jasa yang produknya merupakan pelayanan
jasa yang seringkali tidak memerlukan biaya bahan dalam jumlah besar.
Penerimaan kas dari beberapa pengertian di atas dapat memperoleh
kesimpulan bahwa penerimaan kas adalah suatu siklus yang dapat
mengubah jenis-jenis perusahaan dalam kegiatan bisnisnya menjadi
2. Prinsip-Prinsip dalam Penerimaan Kas
Menurut Zaki Baridwan (1994:158) prinsip-prinsip yang perlu
diingat dalam menyusun prosedur penerimaan kas adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan tanggung jawab pengelolaan dan pengawasan fisik.
b. Semua surat masuk harus dibuka dengan pengawasan yang cukup.
c. Harus dibuat catatan oleh yang membuka surat tentang cek atau
uang yang diterima, dari siapa, jumlah dan tujuannya untuk siapa.
d. Semua penjualan tunai harus dibuatkan nota penjualan yang sudah
diberi nomor urut atau dicatat dalam mesin cash register.
e. Daftar penerimaan uang harus dicocokkan dengan jurnal penerimaan
uang.
f. Tembusan nota penjulan tunai harus dikirimkan ke kasir dan bagian
pengiriman.
g. Bukti setor bank setiap hari dicocokkan dengan daftar penerimaan
uang harian dan catatan dalam jurnal penerimaan uang.
h. Semua penerimaan uang harus disetorkan pada hari itu juga atau pada
awal hari kerja berikutnya.
i. Rekonsiliasi laporan bank harus dilakukan oleh orang yang tidak
berwenang menerima uang maupun yang menulis cek.
j. Kunci cash register harus dipegang oleh orang yang tidak mengelola
kas.
k. Diadakan rotasi pegawai agar tidak timbul kerjasama untuk berbuat
3. Prosedur Penerimaan Kas
James A Hall (2009:239-243) mengatakan prosedur penerimaan
kas memiliki dua aspek, yaitu:
a. Prosedur Ruang Penerimaan Dokumen
Ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan
bersama dengan permintaan pembayaran. Dokumen ini berisi
informasi utama yang diperlukan untuk akun pelanggan. Permintaan
pembayaran merupakan contoh dari dokumen perputaran, dan
biasanya ini adalah bagian dari faktur yang telah ditagihkan ke
pelanggan.
b. Departemen Penerimaan Kas
Cek yang hilang dan salah dikirimkan dari ruang penerimaan
dokumen dan departemen penerimaan kas diidentifikasi pada proses
ini. Jurnal penerimaan kas akan dicatat oleh bagian keuangan setelah
proses rekonsiliasi antara cek dengan permintaan pembayaran. Tiga
departemen dalam penerimaan kas, yaitu departemen piutang dagang,
4. Formulir-Formulir dalam Penerimaan Kas
Formulir-formulir yang digunakan dalam pengelolaan dan
pengawasan untuk siklus penerimaan kas dapat dikelompokkan sebagai
berikut, menurut Zaki Baridwan (1994:168):
a. Dokumen asli pendukung setiap penerimaan kas.
b. Data harian yang menunjukkan kumpulan atau ringkasan penerimaan
kas.
c. Buku jurnal.
d. Buku pembantu piutang dan buku besar.
5. Diagram Aliran Siklus Penerimaan Kas
Siklus penerimaan kas dapat juga digambarkan kegiatannya
dengan diagram alir atau flowchart, yang memiliki perbedaan dengan
DFD hanya menggambarkan aliran data dan informasi. Siklus
penerimaan kas memiliki bagian-bagian yang terdapat di dalamnya,
menurut Wing Wahyu Winarno (2006:15.25), yaitu:
a. Bagian penjualan, yang berfungsi untuk menerima pesanan dari
pembeli dan meng-inputnya ke dalam komputer.
b. Bagian kredit, yang bertanggungjawab untuk memelihara catatan para
konsumen, sehingga dapat diketahui konsumen yang rajin membayar
dan konsumen yang bermasalah (dalam premi).
c. Bagian gudang, yang bertugas menerima perintah dari bagian
diberikan arsip untuk penagihan dari jasa yang telah diberikan kepada
konsumen.
d. Bagian penagihan, yang bertugas mengirimkan faktur penjualan atau
tagihan kepada konsumen.
e. Bagian keuangan, yang bertanggungjawab untuk menerima
pembayaran dari pembeli dan menyelenggarakan pencatatan atas
penerimaan pembayaran.
6. Kegiatan Pokok Siklus Penerimaan Kas
Kegiatan-kegiatan yang ada di dalam siklus ini adalah berisi
kegiatan yang berhubungan dengan penyerahan barang dan jasa dari
perusahaan kepada pembeli. Wing Wahyu (2006:15.4) mengemukakan
kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi permintaan penawaran harga oleh calon pembeli.
b. Menerima pesanan dari pembeli, untuk menjual barang atau jasa
perusahaan.
c. Mengirimkan barang yang dipesan oleh pembeli.
d. Menyampaikan tagihan dan menerima pembayaran.
e. Menyajikan berbagai informasi yang berhubungan dengan penjualan.
Wing Wahyu (2006:15.4) berpendapat juga bahwa departemen
yang terlibat dalam siklus penerimaan kas ada dua, yaitu bagian
pemasaran dan bagian keuangan. Bagian pemasaran terlibat dalam
sedangkan bagian keuangan bertanggungjawab untuk menagih dan
menerima pembayaran dari pelanggan.
7. Permintaan Penawaran Harga
Menurut Wing Wahyu Winarno (2006:15.5) permintaan
penawaran harga seringkali terjadi pembeli tidak dapat secara langsung
membeli barang atau jasa kepada perusahaan ketika memerlukan yang
dibutuhkannya, terutama apabila kebutuhannya meliputi jumlah yang
besar dan berharga material. Pembeli yang tidak langsung membeli
biasanya mereka ingin membandingkan harga dari beberapa pemasok atau
perusahaan. Pembeli yang cocok dengan harga yang ditawarkan oleh
pemasok atau perusahaan tertentu, maka pembeli tersebut akan membeli
kepada pemasok atau perusahaan itu.
8. Penerimaan Pesanan Penerimaan Kas
Wing Wahyu Winarno (2006:15.8) mengatakan penerimaan
pesanan penjualan merupakan kegiatan menerima order dari pembeli
kepada perusahaan. Pembeli dapat memesan barang atau jasa dapat
melalui telepon, fax, e-mail, atau menggunakan formulir pesanan
penjualan. Pesanan penjualan (purchase order) sebenarnya sama dengan
sales order, karena hanya berbeda sudut pandangannya saja. Purchase
order akan dilihat dari sisi pembeli jika mereka membeli sebuah barang
atau jasa yang ditawarkan, sedangkan sales order sebagai penjual karena
Purchase order dapat disediakan oleh penjual, baik melalui kantor
pemasaran, atau melalui jalur internet sehingga pembeli langsung
mengambil, mengisi, dan mengirimkannya kepada perusahaan. Purchase
order bisa juga dibuat sendiri oleh pembeli, karena pembeli sudah
menerapkan formulir purchase order (P/O) khusus, tetapi yang mengisi
formulir ini haruslah tetap pembeli.
9. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas yang Terkomputerisasi
James Hall (2009: 249-252) mengatakan teknologi dapat menjadi
alat yang sangat baik untuk mencapai perubahan organisasi. Perubahan
organisasi dari bawah disebut otomatisasi, sedangkan perubahan
organisasi dari atas disebut rekayasa ulang. Otomatisasi mencakup
penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pekerjaan, namun sistem yang otomatis sering hanya menyerupai proses
manual tradisional yang digantikannya. Rekayasa ulang meliputi
perubahan mendasar pola piker atas proses dan alur pekerjaan, tujuannya
untuk memperbaiki kinerja operasional dan mengurangi biaya dengan
cara mengidentifikasi dan menghilangkan tugas yang tidak bernilai
tambah.
Perpindahan yang utama dari sistem manual adalah tidak adanya
fungsi akuntansi dalam operasi sehari-hari. Prosedur akuntansi tradisional
dari penagihan, pengendalian persediaan, piutang dagang, dan buku besar
James Hall (2009:251) mengatakan pemasukan data, dalam proses
ini dimulai dengan diterimanya sekumpulan dokumen pemberitahuan
pengiriman dari departemen penagihan. Karyawan yang melakukan
pemasukan data mengkonversikan dokumen pemberitahuan pengiriman
ke media digital untuk menghasilkan file transaksi pesanan penjualan.
File transaksi yang dihasilkan berisi beberapa batch pesanan penjualan,
kemudian total pengendalian batch secara otomatis dihitung untuk setiap
batch yang disimpan pada file tersebut.
James Hall (2009: 252) Program edit memvalidasi transaksi dengan
menguji setiap record untuk mengetahui jika terjadi kesalahan yang
diakibatkan karena pengetikan atau kesalahan logis. Program edit
menghitung kembali total pengendalian batch untuk menunjukkan
perubahan yang diakibatkan oleh pemindahan record yang salah. File
pesanan penjualan yang sudah diedit kemudian dijalankan untuk proses
selanjutnya.
Prosedur pembaharuan menurut James Hall (2009: 252)
mengatakan file pesanan penjualan yang diedit, program pembaharuan
memasukkan transaksi pertama ke record buku besar pembantu
persediaan dan piutang dagang dengan menggunakan kunci sekunder
untuk mencari record yang sesuai secara langsung. Record transaksi
dicatat dalam jurnal, dan program kemudian pindah ke transaksi yang
selanjutnya dan mengulangi proses ini. Kegiatan ini terus berjalan sampai
biasanya biasanya diperbaharui setelah setiap batch, dan ketika program
mencapai akhir dari file transaksi, program tersebut akan berakhir.
Prosedur ini akan menghasilkan sejumlah laporan manajemen
mencangkup rangkuman penjualan, laporan status persediaan, daftar
transaksi, daftar voucher jurnal, serta laporan anggaran dan kinerja.
D. Asuransi
1. Pengertian Asuransi
Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan
kerugian-kerugian kecil yang sudah pasti sebagai pengganti kerugian-kerugian-kerugian-kerugian
besar yang belum pasti, pengertian ini diangkat oleh Abbas (1989:1).
Radiks Purba (1992:40) mendefinisikan asuransi menurut paham
ekonomi adalah merupakan suatu lembaga keuangan sebab melalui
asuransi dapat dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk
membiayai pembangunan, di samping bermanfaat bagi masyarakat yang
berpartisipasi ke dalam bisnis asuransi, karena pada dasarnya asuransi
memberikan perlindungan atas kerugian keuangan yang ditimbulkan oleh
peristiwa yang tidak diduga sebelumnya.
Pengertian asuransi yang ada di atas dapat memiliki kesimpulan
bahwa asuransi adalah dimana seseorang melakukan perjanjian dengan
pihak perusahaan asuransi untuk mengurangi kerugian keuangan.
Asuransi dapat juga bermanfaat dalam kegiatan bisnis bagi para pelaku
2. Tujuan dari Pengembangan Asuransi
Asuransi bertujuan untuk memindahkan risiko individu kepada
perusahaan asuransi. Tujuan pertanggungan yang utama untuk
mengurangi risiko-risiko yang terdapat dan sering kita jumpai di dalam
masyarakat. Menurut Abbas (1989:7-8), beberapa tujuan yang ada di
dalam asuransi adalah sebagai berikut:
a. Asuransi terutama bertujuan untuk mengurangi risiko yang sudah ada
di dalam masyarakat, dengan jalan mempertanggungkan pada
perusahaan asuransi.
b. Asuransi mempunyai sifat sosial terhadap masyarakat, berarti dari
risiko-risiko yang ada akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.
Asuransi akan memberikan keuntungan-keuntungan tertentu pada
masyarakat umumnya (jaminan hari tua, pendidikan anak-anak, dan
lain-lain).
c. Besarnya risiko atau kerugian yang timbul bisa diketahui mengenai
kerugian yang diderita, dalam arti diukur atau dapat kita temukan
risiko tersebut.
d. Kontrak asuransi dibuat secara tertulis dan mengikat pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian.
3. Manfaat dari Asuransi
Menurut Abbas (1989:11-13) asuransi memiliki banyak kegunaan
untuk perseorangan, baik bagi masyarakat maupun perusahaan. Manfaat
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, dibawah ini akan dikemukakan
lebih lanjut manfaat dari asuransi, yaitu:
a. Asuransi menyebabkan atau membuat masyarakat dan perusahaan
berada dalam kondisi yang aman. Asuransi dapat dibeli oleh para
pengusaha atau orang-orang yang akan merasa aman dalam dirinya.
b. Asuransi dapat dipertahankan guna menjaga kelancaran perusahaan,
maka dengan jalan pertanggungan risiko dapat dikurangi.
c. Penarikan biaya akan dilakukan seadil mungkin bila terdapat
kecenderungan dari asuransi tersebut, yang dimaksud adalah
ongkos-ongkos asuransi harus adil menurut besar kecilnya risiko yang
dipertanggungkan.
d. Asuransi menurut pandangan Abbas (1989:11-13) sebagai dasar
pemberian kredit, contohnya adalah sebagai berikut:
1) Asuransi sebagai pengangkutan yang berhubungan dengan tata
perdagangan internasional, bila seseorang pedagang meminta
kredit kepada bank, selain pedagang tersebut memiliki bill of
loading, konsumen, dan lain-lain juga harus mempunyai sertifikat
asuransi.
2) Pinjaman hipotik (jangka panjang), dalam hal ini pemberi kredit
menghendaki syarat-syarat apakah permintaan kredit mempunyai
asuransi, misalnya untuk rumah, kapal, pabrik, dan lain-lain.
e. Asuransi merupakan alat penabung, contohnya dalam asuransi jiwa
hari. Asuransi jiwa pada waktu sekarang kurang menarik, sebab tidak
begitu menguntungkan bagi masyarakat. Masyarakat yang
pendapatannya rendah, keadaan ekonomi tidak stabil, dan merosotnya
nilai mata uang adalah contoh masyarakat yang tidak begitu
diuntungkan dengan asuransi jiwa.
f. Asuransi dapat dipandang sebagai suatu sumber pendapatan yang
didasarkan kepada financing the business, misalnya dapat diambil
contoh mesin-mesin dapat dilihat secara teknis berupa kapasitas
produksi yang diberikan oleh mesin tersebut. Manusia dapat
didasarkan pada sumber pendapatannya, yaitu pendapatan yang setiap
bulan diperoleh.
4. Risiko yang Timbul dalam Asuransi
Risiko sendiri adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang
mungkin melahirkan kerugian (loss). Unsur dari ketidaktentuan ini
menurut Abbas Salim (1989:3-7) biasanya mendatangkan kerugian yang
timbul dalam asuransi, ketidaktentuan dapat dibagi ke dalam beberapa
macam yaitu sebagai berikut:
a. Ketidaktentuan ekonomi, yaitu kejadian yang timbul sebagai
akibat dari perubahan sikap konsumen seperti perubahan minat dan
selera konsumen atau terjadinya perubahan pada harga, teknologi, atau
didapatnya temuan baru.
b. Ketidaktentuan yang disebabkan oleh alam, misalnya kebakaran,
c. Ketidaktentuan yang disebabkan oleh perilaku manusia, seperti
peperangan, pencurian, perampokan, dan pembunuhan.
Ketidaktentuan alam dan manusia masih dapat dipertanggungkan
menurut berbagai macam keterangan di atas, sedangkan
ketidaktentuan ekonomi tidak dapat diasuransikan karena bersifat
spekulatif dan sulit diukur keparahannya. Abbas (1989) akan
menjelaskan klasifikasi dari risiko yaitu:
1) Speculative Risk, yaitu risiko yang bersifat spekulatif bisa
mendatangkan laba atau rugi, misalnya pedagang mendapatkan
kerugian atau keuntungan dalam usahanya.
2) Pure Risk, yaitu risiko yang selalu menyebabkan kerugian
perusahaan asuransi yang beroperasi dalam bidang pure risk
(kematian, kapal tenggelam, kebakaran, dan lain-lain).
3) Personal & Family Risk, yaitu risiko yang dapat dihubungkan
dengan kehilangan pendapatan dan milik. Seseorang kehilangan
pendapatannya dapat disebabkan karena kematian, cacat permanen,
cacat sementara, dan pengangguran. Kerugian dari hak milik
misalnya disebabkan oleh kebakaran, kilat, angin badai, air bah,
gempa bumi, kaca pecah, ledakan, huru-hara, perampokan,
pencurian, pemalsuan surat tangan, penggelapan, hujan es, dan
lain-lain.
4) Bussiness Risk, yaitu risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan
barang-barang di darat atau di laut, adanya angin panas dan udara
rendah yang menyebabkan merusak tanaman, ketidakjujuran
pegawai atau karyawan perusahaan, kegagalan dalam memenuhi
kontrak, dan pemogokan.
5. Pencegahan Terjadinya Kerugian dan Jenis Pencegahan Asuransi
Asuransi juga mengenal pula apa yang disebut dengan preventation
of loss (pencegahan kerugian). Keuntungan-keuntungan yang akan
diberikan dengan diadakannya pencegahan menurut Abbas Salim
(2007:9-11) adalah sebagai berikut:
a. Pencegahan asuransi akan mengurangi atau memperkecil kerugian
(reducing of loss).
b. Pencegahan asuransi akan mengurangi biaya-biaya (cost) yang
menyangkut dengan pertanggungan tersebut (reduction cost of
insurance).
Abbas Salim (2007:9-11) mendefinisikan tujuan dari pencegahan
dan proteksi untuk memperkecil kerugian (loss) yang terjadi.
Preventive dan protective efforts akan dibagi ke dalam beberapa
jenis-jenis pencegahan, yaitu:
1) Truly preventive, bertujuan untuk mengeliminasi sebab-sebab yang
bisa menimbulkan kerugian (cause of loss), misalnya help
insurance untuk mengurangi risiko (sakit) dapat dilakukan dengan
2) Protective (quasi preventive), bertujuan untuk melindungi
barang-barang atau orang yang akan dirugikan.
3) Minimizing (mengurangi kerugian), bertujuan untuk mengurangi
kerugian seminimal mungkin.
4) Salvaging, memiliki tujuan supaya barang-barang yang telah rusak
dilindungi agar jangan bertambah rusak, misalnya pada asuransi
laut terdapat kapal yang dipertanggungkan rusak, diusahakan
dilindungi agar tidak mengalami kerusakan lebih lanjut.
E. Reasuransi
1. Pengertian Reasuransi
G.F. Michaelbacher dalam buku Multiple Line Insurance yang
ditulis oleh Safri Ayat (2012:12), menyebutkan bahwa “Reasuransi
adalah suatu poses penyertaan asuradur lain dalam suatu perjanian
asuransi antara tertanggung dengan penanggung dimana penanggung lain
itu disebut sebagai reasuradur”.
Cockerel H dalam bukunya Insurance yang ditulis oleh Safri Ayat
(2012:19), menyebutkan bahwa “Reasuransi adalah suatu sistem yang
dipakai oleh penanggung untuk memberikan seluruh atau sebagian
asuransi yang telah diterimanya kepada penanggung lain yang disebut
sebagai penanggung ulang atau reasuradur”.
Black’s Law Dictionary dalam buku Hukum Asuransi Indonesia
yang ditulis oleh Junaidi Ganie (2011:209), menyatakan “Reasuransi
oleh sebuah perusahaan asuransi, oleh penanggung kedua yang menerima
risiko dengam imbalan suatu persentase dari premi asli”.
Safri Ayat (2012:22) menyebutkan reasuransi adalah suatu
persetujuan atau perjanjian yang dilaksanakan oleh satu penanggung
dengan penanggung lainnya yang disebut reasuradur, dalam persetujuan
mana pihak kedua dengan menerima premi yang ditetapkan terlebih
dahulu, bersedia memberi penggantian kerugian yang pihak pertama
wajib membayar kepada tertanggung, dan yang menjadi akibat dari suatu
persetujuan pertanggungan yang diadakan antara pihak pertama dan
tertanggung.
Reasuransi dapat disimpulkan dari beberapa pengertian di atas
adalah asuransi yang diasuransikan kembali dimana penanggung
memberikan seluruh atau sebagian asuransi kepada penanggung lainnya.
2. Fungsi Utama Reasuransi
Fungsi reasuransi itu dapat dilihat dari dua aspek yaitu dari aspek
kepentingan usaha asuransi itu sendiri, yang disebut sebagai fungsi
utama, dan fungsi dari aspek non asuransi yang disebut sebagai fungsi
tambahan.
Safri Ayat (2012:24-39) mengemukakan fungsi utama atau the
premier function of insurance, antara lain untuk:
a. Meningkatkan kapasitas akseptasi, kapasitas maksudnya adalah
jumlah maksimal dari nilai pertanggungan yang dapat diterima secara
b. Meningkatkan stabilitas keuangan, asuradur akan dapat mengatur
sedemikian rupa sehingga apabila terjadi klaim, beban kerugian yang
akan dideritanya tidak akan melebihi retensinya sendiri.
c. Mempertahankan cadangan premi, berarti disini polis asuransi
biasanya dikeluarkan untuk jangka waktu satu tahun, kecuali untuk
polis-polis jangka pendek, dan tidak semuanya berakhir pada akhir
treaty year. Polis yang belum berakhir pada akhir tahun, maka
sebagian premi dari polis tersebut harus dicadangkan untuk tahun
berikutnya.
Fungsi lain yang bukan merupakan fungsi utama menurut Safri
Ayat (2012:24-39), karena tidak terkait secara langsung dengan
kepentingan asuransi itu sendiri, maka disebut sebagai fungsi tambahan
yang juga tidak kalah pentingnya dengan fungsi utama, antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Distribution of Risk atau fungsi penyebaran resiko, berarti fungsi ini
memungkinkan suatu resiko dengan nilai pertanggungan yang lebih
besar dari retensi sendiri suatu perusahaan asuransi.
b. Mengganti ketidakpastian menjadi kepastian, berarti asuradur akan
bisa lebih percaya diri sehingga tidak akan ragu untuk menerima suatu
objek pertanggungan demi resiko yang terbaik.
c. Invisible Export, bagi beberapa negara tertentu bisnis reasuransi dapat
merupakan sumber devisa karena eksport juga reasuransi keluar negeri
3. Dasar Hukum Reasuransi
Junaidi Ganie (2011:211-213) menyebutkan dasar hukum
reasuransi adalalah sebagai berikut:
a. Perjanjian reasuransi mengakui keberadaan satu atau lebih perjanjian
asuransi. Perjanjian reasuransi itu sendiri merupakan perjanjian yang
berdiri sendiri dan bebas yang meupakan landasan bagi penanggung
memperoleh jaminan dari penanggung ulang atas kewajiban yang
telah diterimanya dan sebagai konsekuensinya berkaitan dengan
hubungan antara penanggung dengan reasuradur saja.
b. Penanggung reasuransi selamanya akan berkuasa untuk sekali lagi
mempertanggungkan apa yang telah dipertanggungkan olehnya.
c. Bisnis reasuransi diperlakukan sebagai bisnis asuransi sesuai dengan
klasifikasi seolah-olah polis diterbitkan oleh reasuradur sendiri. Jenis
asuransi yang direasuransikan akan dibukukan berdasarkan kelas
asuransi yang tercantum dalam polis asli.
d. Reasuransi memberikan hak kepada penanggung untuk menempatkan
reasuransi itu sendiri termasuk ke luar negeri sepanjang sebagian dari
risiko yang akan direasuransikan ke luar negeri harus pula
4. Jenis-Jenis dan Bentuk Perjanjian Reasuransi
Perjanjian reasuransi menurut Junaidi Ganie (2011:213-214) terdiri
atas dua jenis utama, yaitu:
a. Reasuransi proporsional, jenis paling umum dari reasuransi ini adalah
Quota-Share Reinsurance dan Surplus-Share Reinsurance. Pembagian
klaim antara penanggung dan reasuradur dilakukan secara prorata.
b. Reasuransi excess of loss, pembagian klaim ini tidak dilakukan secara
proporsional tetapi untuk kerugian yang melebihi jumlah tertentu yang
telah disepakati.
Junaidi Ganie (2011:213-214) juga membicarakan tentang bentuk
perjanjian reasuransi yang dapat dibagi ke dalam dua penggolongan
utama, yaitu:
1) Reasuransi fakultatif, penanggung terlebih dahulu harus
menawarkan dan menegosiasikan dengan reasuradur (penanggung
ulang) setiap risiko yang hendak direasuransikan untuk diterima,
ditolak, dan diterima dengan syarat-syarat tertentu oleh reasuradur.
Penanggung tidak terikat untuk mengajukan risiko-risiko tersebut
sejak awalnya dan reasuradur tidak terikat untuk menerimanya.
2) Reasuransi treaty, terdapat dua jenis perjanjian utama menurut
Junaidi Ganie (2011:214), yaitu:
a) Proportional reinsurance yang mengharuskan reasuradur
menanggung setiap kerugian apabila timbul di bawah perjanjian