• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kemampuan menulis menggunakan media cerita bergambar pada kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat untuk siswa kelas II SD N Karangsari Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan kemampuan menulis menggunakan media cerita bergambar pada kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat untuk siswa kelas II SD N Karangsari Yogyakarta."

Copied!
291
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MENGGUNAKAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA KOMPETENSI DASAR MELENGKAPI CERITA

SEDERHANA DENGAN KATA YANG TEPAT

UNTUK SISWA KELAS II SD N KARANGSARI YOGYAKARTA

Fajar Ari Wibowo Universitas Sanata Dharma

2016

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kemampuan menulis dengan nilai rata-rata 64,2 untuk kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat untuk siswa kelas II SD N Karangsari Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan menulis pada kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat untuk siswa kelas II SD N Karangsari Yogyakarta semester 1 pada tahun pelajaran 2015/2016.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 Siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subyek penelitian adalah siswa kelas II SD N Karangsari Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 11 siswa. Objek penelitian ini adalah kemampuan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi ketelitian, kerjasama dan kemampuan menulis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa, dapat diketahui dari nilai rata-rata kemampuan menulis siswa pada kondisi awal adalah 64,2, setelah dikenai tindakan menjadi 70 pada siklus I dan meningkat menjadi 80 pada siklus II. Sedangkan jumlah persentase siswa yang memiliki nilai mencapai KKM pada kondisi awal adalah 36,4%, pada siklus I mencapai 63,6% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 81,8%.

(2)

ABSTRACT

IMPROVEMENT OF WRITING SKILL USING STORY WITH PICTURE MEDIA ON THE BASIC COMPETENCE IN COMPLETING SIMPLE STORY WITH

CORRECT DICTION FOR GRADE 2 STUDENTS OF SD N KARANGSAI YOGYAKARTA.

Fajar Ari Wibowo Universitas Sanata Dharma

2016

The background of this research was the poor skills in the writing of the students grade II in SD N Karangsari Yogyakarta. This research to know whether the use of story with picture media could improve the writing skills on the basic competence in completing simple story with correct diction for grade 2 students of SD N Karangsari Yogyakarta in the first semester year 2015/2016.

This research was a classroom action research which was done in 2 cycles. Each cycle consist of 2 meetings. The subjects of this research were eleven students the first semester grade 2 in SD N Karangsari Yogyakarta year 2015/2016. The object of this research the writing skill on the Bahasa Indonesia subject. The instrument which was used was observation sheet of writing skill.

The result shows that the application of story with picture media. It can be seen through the improvement of the students’ average initial improvement of writing skill score of the students was 64,2, after the first cycle the score became 70 and increased to 80 in the second cycle. The initial percentage of the students who reach the standard was 36,4% then improved into 63,6% in the first cycle and became 81,8% in the second cycle.

(3)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MENGGUNAKAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA KOMPETENSI DASAR MELENGKAPI CERITA

SEDERHANA DENGAN KATA YANG TEPAT

UNTUK SISWA KELAS II SD N KARANGSARI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Fajar Ari Wibowo NIM: 121134208

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Allah SWT yang maha Pengasih lagi maha Penyayang

Yang telah mengasihiku dengan memberikan orang orang tersayang dalam hidupku dibawah ini:

Kedua orangtuaku tercinta untuk Bapak Jumar (alm) yang telah memberikan sayang dan semangat untukku hingga akhir hayatnya, dan Ibu Sri Lestari yang telah memberikan

segalanya untuk membesarkanku.

Adikku tercinta Deni Dwi Aryani yang selalu menemani dan menguatkanku dalam setiap waktu tanpa henti.

Semua sahabatku yang telah memberi dorongan dan semangat.

Keluarga besar SD N Karangsari Yogyakarta yang telah memberikan dukungan kepadaku.

PGSD Universitas Sanata Dharma tempatku menuntut ilmu. Seluruh dosen Universitas Sanata Dharma yang telah membimbingku.

Almamaterku

(7)

v

MOTTO

(8)
(9)
(10)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MENGGUNAKAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA KOMPETENSI DASAR MELENGKAPI CERITA

SEDERHANA DENGAN KATA YANG TEPAT

UNTUK SISWA KELAS II SD N KARANGSARI YOGYAKARTA

Fajar Ari Wibowo Universitas Sanata Dharma

2016

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kemampuan menulis dengan nilai rata-rata 64,2 untuk kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat untuk siswa kelas II SD N Karangsari Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan menulis pada kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat untuk siswa kelas II SD N Karangsari Yogyakarta semester 1 pada tahun pelajaran 2015/2016.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 Siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subyek penelitian adalah siswa kelas II SD N Karangsari Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 11 siswa. Objek penelitian ini adalah kemampuan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi ketelitian, kerjasama dan kemampuan menulis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa, dapat diketahui dari nilai rata-rata kemampuan menulis siswa pada kondisi awal adalah 64,2, setelah dikenai tindakan menjadi 70 pada siklus I dan meningkat menjadi 80 pada siklus II. Sedangkan jumlah persentase siswa yang memiliki nilai mencapai KKM pada kondisi awal adalah 36,4%, pada siklus I mencapai 63,6% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 81,8%.

(11)

ix ABSTRACT

IMPROVEMENT OF WRITING SKILL USING STORY WITH PICTURE MEDIA ON THE BASIC COMPETENCE IN COMPLETING SIMPLE STORY WITH CORRECT DICTION FOR GRADE 2 STUDENTS OF SD N KARANGSAI

YOGYAKARTA.

Fajar Ari Wibowo Universitas Sanata Dharma

2016

The background of this research was the poor skills in the writing of the students grade II in SD N Karangsari Yogyakarta. This research to know whether the use of story with picture media could improve the writing skills on the basic competence in completing simple story with correct diction for grade 2 students of SD N Karangsari Yogyakarta in the first semester year 2015/2016.

This research was a classroom action research which was done in 2 cycles. Each cycle consist of 2 meetings. The subjects of this research were eleven students the first semester grade 2 in SD N Karangsari Yogyakarta year 2015/2016. The object of this research the writing skill on the Bahasa Indonesia subject. The instrument which was used was observation sheet of writing skill.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Menggunakan Media Cerita Bergambar Pada Kompetensi Dasar Melengkapi Cerita Sederhana Dengan Kata Yang Tepat Untuk Siswa Kelas II SD N Karangsari Yogyakarta”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama masa studi dan penyusunan skripsi, penulis mendapat dukungan dari berbagai pihak. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

(13)

xi

7. Seluruh dosen dan staf PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terima kasih atas bantuan dan motivasinya.

8. Siti Fathonah, S.Pd.I. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Karangsari Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

9. Ajeng Risky Wulandari, S.Pd. selaku guru kelas II yang telah membantu dan mendukung peneliti untuk mengadakan penelitian.

10. Semua guru dan karyawan serta siswa-siswi SD N Karangsari Yogyakarta yang telah membantu dalam pelaksanaaan penelitian.

11. Bapakku tercinta Jumar (alm) yang telah memberikan sayang dan semangat untukku hingga akhir hayatnya.

12. Ibuku Sri Lestari yang telah memberikan segalanya untuk membesarkanku.

13. Adikku Deni Dwi Aryani, yang telah baik hati memberikanku semangat dalam pengerjaan penelitian ini.

14. Sahabat-sahabatku PGSD 2012 dan semua teman-teman kelas B angkatan 2012 terima kasih atas dorongan, semangat, bantuan dan kehadirannya.

15. Teman kontrakan terhebat: Bahari, Hutama, Rendi, Ndolu.

16. Orang-orang baik: Defirra Alizunna, Mbak Ut, Mbak Vina, Opertor Warnet.

17. Teman kelompok yang selalu memberiku semangat yang hangat: Yahya, Erwina, Sr.Susan

18. Semua orang yang mendorongku untuk lebih maju dan membuatku lebih berkembang.

(14)

xii

Semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan yang terbaik dan berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa.

(15)

xiii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Definisi Operasional ... 6

BAB 2 LANDASAN TEORI... 7

2.1 KajianPustaka ... 7

2.1.1 Menulis ... 7

2.1.2 Media ... 11

2.1.3 Cerita... 12

(16)

xiv

2.1.5 Kemampuan Menulis ... 18

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 19

2.3 Kerangka Berpikir... 21

2.4 Hipotesis Tindakan ... 23

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Jenis Penelitian... 24

3.2 Setting Penelitian ... 27

3.3 Persiapan ... 27

3.4 Rencana Setiap Siklus... 30

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 43

3.6 Instrumen Penelitian ... 45

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ... 48

3.8 Teknik Analisis Data... 54

3.9 Jadwal Penelitian ... 58

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1 Hasil Penelitian ... 59

4.1.1 Kondisi Awal ... 59

4.1.2 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas... 60

4.1.3 Data Kemampuan Menulis ... 89

4.2 Pembahasan... 94

4.2.1 Penggunaan Media Cerita Bergambar ... 94

4.2.2 Kemampuan Menulis ... 97

BAB 5 PENUTUP ... 100

5.1 Kesimpulan ... 100

5.2 Keterbatasan Penelitian... 100

5.3 Saran ... 101

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus I ... 46

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus II... 46

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara... 48

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Validasi RPP ... 51

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Validasi Soal Evaluasi ... 52

Tabel 3.6 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 52

Tabel 3.7 Kriteria Keberhasilan Kemampuan Menulis ... 56

Tabel 3.8 Jadwal Penelitian ... 58

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Siklus I ... 90

Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Siklus II... 91

Tabel 4.3 Hasil Akhir Evaluasi Siklus I dan II ... 91

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kemampuan Menulis ... 92

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Surat Ijin

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ...104

Lampiran 2 Surat Keterangan sudah melakukan penelitian ...105

Lampiran Perangkat Pembelajaran Lampiran 3 Silabus Pembelajaran ...106

Lampiran 4 RPP Lengkap Siklus 1 pertemuan 1 ...114

Lampiran 5 RPP Lengkap Siklus 1 pertemuan 2 ...132

Lampiran 6 RPP Lengkap Siklus 2 pertemuan 1 ...149

Lampiran 7 RPP Lengkap Siklus 2 pertemuan 2 ...170

Lampiran Instrumen Pengumpulan Data Lampiran 8 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ...188

Lampiran 9 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II...196

Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan II...206

Lampiran 11 Validasi RPP...219

Lampiran 12 Validasi Soal Evaluasi...227

Lampiran Hasil Penelitian Lampiran 13 Sampel hasil tes kemampuan menulis siklus I ...235

Lampiran 14 Sampel hasil tes kemampuan menulis siklus II...241

Lampiran 15 Sampel hasil tes kemampuan menulis siklus I dan II...253

Lampiran 16 Nilai evaluasi siklus I ...267

Lampiran 17 Nilai evaluasi siklus II...268

Lampiran 18 Nilai evaluasi gabungan siklus I dan siklus II ...269

Lampiran 19 Foto Kegiatan ...270

(20)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran dan mempunyai peran dalam pengembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa (Usman dan Setiawati, 2001:4). Dengan menggunakan bahasa, siswa bisa saling berbagi pengalaman dan saling meningkatkan kemampuan intelektual. Pada hakikatnya bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk bertukar pemikiran dan dengan bertambahnya tingkat pemikiran siswa dapat menambah tingkat kemampuan intelektual siswa.

Salah satu pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah kemampuan menulis. Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis (Akhadiah, 2003:3). Bahasa yang digunakan untuk menlis adalah bahasa tulis, kegiatan menulis dapat lebih mudah dilakukan bila menggunakan media yang mendukung. Pada jenjang sekolah dasar siswa diajak untuk mengenal berbagai media pelajaran untuk mempermudah siswa memahami suatu pembelajaran. Media sangat berguna bagi kemampuan dasar menulis siswa, khususnya untuk jenjang siswa sekolah dasar.

(21)

2 anak untuk belajar menulis, lambat laun anak akan mampu untuk menulis dengan baik. Keterampilan menulis ini jugalah yang nantinya membuat anak mampu untuk menuangkan gagasan-gagasan yang ia pikirkan kedalam sebuah tulisan.

Keterampilan menulis di sekolah dasar dapat berupa melengkapi cerita. Menurut Keraf (1994:2), cerita adalah bahasa tulis yang tersusun dari rangkaian kata sehingga menjadi sebuah kalimat, dan susunan kalimat menjadi sebuah paragraf cerita. Cerita lebih mudah dipahami oleh pembaca jika cerita itu disusun dengan menggunakan tulisan yang baik.

Keterampilan menulis sudah menjadi hal pokok yang harus dimiliki siswa sekolah dasar, namun membuat siswa terampil dalam menulis bukan merupakan hal yang mudah. Salah satu penyebabnya adalah pengajaran yang terlalu monoton dan kaku, sehingga keterampilan menulis dirasa sulit oleh siswa. Maka dari itu, maka nilai menulis anak pada kompetensi dasar “melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat” masih rendah.

(22)

3 dihadapi oleh guru. Kendala siswa yang masih merasa bosan dengan pembelajaran yang cenderung menggunakan LKS dan menggunakan motode ceramah menjadikan kegiatan belajar mengajar yang membosankan.

Siswa sekolah dasar termasuk dalam tahap operasional konkret, sehingga untuk mengoptimalkan pembelajaran menulis khususnya pada kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat diperlukan media yang konkret. Penggunaan media sangatlah menunjang dalam proses pembelajaran, supaya ketika pembelajaran menulis berlangsung siswa tidak lagi merasa bosan karena pengajaran yang monoton. Pembelajaran menulis pada kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat dengan menggunakan media gambar akan membuat pelajaran lebih menarik dan tidak monoton. Karena di dalam media cerita bergambar terdapat faktor visualisasi, maka dapat membangun daya imajinasi siswa dan memudahkan siswa untuk dapat melengkapi media cerita bergambar dengan kata yang tepat.

(23)

4

1.2 Batasan Masalah

Dari masalah yang telah dikemukakan, permasalahan peneliti dibatasi pada kemampuan menulis pada KD melengkapi cerita sederhana untuk kelas II SD Negeri Karangsari Yogyakarta semester 1 pada tahun pelajaran 2015/2016. Karena nilai akademis yang masih rendah, maka penulis akan mengatasi masalah dengan menggunakan media cerita bergambar dalam penelitian yang dilakukan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti merumuskan rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut:

1.3.1 Apakah penggunaan media cerita bergambar mampu meningkatkan kemampuan menulis pada kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat untuk siswa kelas II SD Negeri Karangsari Yogyakarta semester 1 pada tahun pelajaran 2015/2016?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dirumuskan oleh peneliti, tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

(24)

5

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penggunaan cerita bergambar untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas II SD Negeri Karangsari Yogyakarta pada kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.

1.5.2 Manfaat Praktis 1.5.2.1 Bagi Siswa

Melalui penelitian ini, pemahaman siswa kelas II SD Negeri Karangsari Yogyakarta mengenai melengkapi cerita sederhana dapat meningkat. Siswa juga dapat lebih mudah untuk menulis cerita dengan menggunakan media cerita bergambar.

1.5.2.2 Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan contoh PTK untuk membuat PTK lain yang dapat dikembangkan kembali oleh guru untuk meningkatkan nilai akademis siswa dalam pelajaran Bahsa Indonesia.

1.5.2.3 Bagi Peneliti

(25)

6 1.5.2.4 Bagi Sekolah

Hasil dari penelitian ini, dapat dijadikan referensi tentang cerita bergambar dalam pelajaran Bahasa Indonesia, dapat menjadi daya peningkat kemampuan menulis siswa kelas II SD Negeri Karangsari Yogyakarta dan menambah media untuk pelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis cerita.

1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Cerita

Cerita merupakan bahasa tulis yang tersusun dari rangkaian kata sehingga menjadi sebuah kalimat, dan susunan kalimat menjadi sebuah paragraf cerita. 1.6.2 Media Cerita Bergambar

Media cerita bergambar merupakan media pembelajaran yang digunakan untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran tentang membuat cerita. Media ini berupa gambar yang menarik disertai dengan cerita yang menarik berdasarkan gambar. Media ini merupakan media yang mudah dan praktis karena media ini tergolong media visual yang mudah dipahami siswa.

1.6.3 Kemampuan Menulis

(26)

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam bab II ini peneliti membahas mengenai teori-teori yang mendasari penelitian yang meliputi kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Menulis

2.1.1.1 Pengertian Menulis

Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan kegiatan menuangkan ide atau gagasan menggunakan media bahasa tulis (Tarigan, 1996:35). Sedangkan menurut Slamet (2008:96), menulis adalah kegiatan menggali pikiran dan perasaan tentang suatu subjek dengan memilih hal-hal yang akan ditulis dan menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Menurut kedua ahli tersebut, menulis dapat diartikan sebagai proses berpikir yang dituangkan dalam bentuk tulisan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.

(27)

8 hal yang mudah. Karena dari itu maka berkomunikasi dengan cara tulis memerlukan keterampilan yang baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan mengungkapkan suatu pikiran atau ide untuk dimengerti oleh orang lain.

2.1.1.2 Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang ditekanan. Keterampilan menulis di sekolah dasar dibedakan atas keterampilan menulis permulaan dan keterampilan menulis lanjut. Menurut Akhidiah, dkk. (1988:94-96), setiap tulisan pasti memiliki sasaran untuk siapakah tulisan itu ditunjukan. Cerita anak mempunyai sasaran untuk anak-anak. Sasaran tulisan akan menentukan ragam bahasa, kalimat, serta kata-kata yang digunakan.

Keterampilan menulis permulaan ditekankan pada kegiatan menulis dengan menjiplak, menyalin, dikte, melengkapi cerita, dan menyalin puisi. Sedangkan pada keterampilan menulis lanjut, diarahkan pada menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk percakapan, petunjuk, dan cerita.

(28)

9 lanjut yang diajarkan untuk kelas IV sampai kelas VI, siswa lebih ditekankan dalam kegiatan menuliskan ide.

2.1.1.3 Tujuan Menulis

Pengetahuan bahasa diajarkan kepada siswa untuk melatih siswa agar trampil dalam berbahasa dan mempermudah berkomunikasi. Keterampilan berbahasa meliputi: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan bahasa akan bisa dikuasai dengan cara berlatih.

Kegiatan menulis adalah kemampuan yang paling sedikit dipahami oleh sebagian besar orang terutama siswa sekolah dasar. Siswa SD lebih banyak menguasai tentang kemampuan menyimak, berbicara dan membaca. Keterampilan menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif (Wassid dan Suhendar, 2008:248) karena itu keterampilan menulis sedikit dipahami oleh siswa sekolah dasar.

(29)

10 Menurut Akhidah, dkk. (1994:32), menulis memiliki beberapa manfaat, yang pertama adalah dengan menulis kita dapat mengenali potensi dan kemampuan pribadi dengan permasalahan yang sedang ditulis. Kegiatan ini dapat menjadikan kita untuk dapat menemukan potensi dan kemampuan yang kita miliki dalam bidang menulis, karena dalam hal ini kita dapat menanggapi permasalahn yang sedang kita tulis.

Kedua, menulis dapat mengembangkan berbagai ide atau pemikiran yang akan dikemukakan. Kegiatan ini membantu kita untuk berpendapat dan menuangkan pemikiran kita dalam tulisan. Hal ini juga dapat membantu mereka yang kurang percaya diri untuk mengungkapkan pemikiran dalam gagasan lisan untuk menjadikan bahasa tulis menjadi alternatif untuk menuangkan pemikiran yang dimiliki.

Ketiga, menulis dapat memperluas wawasan kemampuan berpikir seseorang dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk terapan. Menulis dapat membuat kemampuan berpikir seseorang menjadi lebih luas, apalagi bila diimbangi dengan membaca. Dengan membaca seseorang dapat memperoleh pengetahuan dan dapat dikembangkan dalam sebuah karya tulis.

(30)

11 Manfaat menulis yang terakhir adalah tulisan dapat menilai gagasan secara objektif. Karena dengan tulisan dapat meminimalisir sebuah kesamaan gagasan dibanding dengan menggunakan bahasa lisan, maka penilaian gagasan akan lebih obyektif bila menggunakan tulisan.

2.1.2 Media

2.1.2.1 Pengertian Media

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau penyalur. Seperti yang dikemukakan oleh Sadiman (1986:6) media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dengan mudah untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung. Media digunakan dalam proses perantara pembelajaran untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan yang diinginkan, khususnya dalam memudahkan penyampaian materi dari guru kepada siswa.

(31)

12 2.1.2.2 Fungsi Media

Menurut Daryanto (2010:5-6) menyatakan bahwa media bermanfaat untuk: a) menimbulkan semangat belajar bagi para siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan sumber belajar yang digunakan oleh guru; b) dapat mempermudah guru untuk menyampaikan pesan, sehingga dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera; c) dapat membuat siswa untuk belajar lebih mandiri sesuai dengan kemampuan visual, auditori dan kinestetik diri sendiri.

Jika semua fungsi media pengajaran diaplikasikan ke dalam proses pelajaran, maka akan terjadi peranan seperti: a) media akan memperjelas tentang bahan materi yang disampaikan oleh guru; b) media dapat memunculkan suatu permasalahan yang dapat dikaji dengan lebih lanjut untuk dipecahkan oleh siswa dalam proses belajarnya, karena itu media bias dijadikan sebagai sumber belajar siswa.

2.1.3 Cerita

(32)

13 Naratif atau penceritaan, yang berarti cerpen bukanlah cerita deskripsi dan analisis tentang suatu hal, melainkan hanya sebuah cerita yang pendek.

Unsur-unsur yang membentuk sebuah cerpen menurut Sumardjo (1986:36) adalah peristiwa (alur atau plot), tokoh cerita (karakter), tema cerita, suasana cerita (mood atau atmosfir cerita), latar belakang cerita (setting), sudut pandang pencerita (point of view), dan gaya (style).

Dengan demikian cerita pendek dapat diartikan sebagai susunan bahasa yang mengandung unsur peristiwa, tema, suasana, latar belakang dan sudut pandang cerita.

2.1.3.2 Jenis-jenis Cerita

Menurut Subyantoro (2007), terdapat jenis-jenis cerita yang diklasifikasikan menurut asal-usulnya yaitu: (1) isinya, (2) bentuk penulisannya, (3) fungsinya, (4) bahannya.

Berdasarkan isinya, cerita anak-anak dapat berasal dari sastra tradisional, dantasi modern, fiksi realitas, fiksi sejarah, dan puisi. Menurut bentuk penulisannya, buku bacaan bergambar, komik, buku ilustrasi, dan novel. Dilihat dari fungsinya, ada pula buku untuk pemula disebut sebagai buku konsep, buku partisipasi, dan toybooks.

2.1.4 Media Cerita Bergambar

2.1.4.1 Pengertian

(33)

14 bantuan gambar untuk penjelasnya. Gambar merupakan media visual yang dapat membantu guru dalam mempermudah penyampaian materi pelajaran, gambar juga dapat menimbulkan semangat siswa dan dapat membuat siswa lebih mandiri dalam belajar (Daryanto, 2010:5-6). Cerita bergambar dapat mempermudah pemahaman dan dapat memperjelas pengertian dari suatu cerita yang diberikan oleh guru kepada siswa, selain itu cerita bergambar lebih menarik karena dilengkapi dengan gambar sebagai penjelas cerita.

Menurut Hamalik (2006:29) media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan atau pikiran yang bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip dan projector. Seperti dengan yang dikemukakan oleh Sardiman, dkk (2006:29) mengatakan bahwa media gambar adalah media yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Wibawa dan Mukti (1993:60) menunjukkan bahwa gambar adalah media sederhana yang dapat digunakan dengan baik, sebab gambar disukai oleh siswa, mudah dicari dan dapat dicari dengan harga yang murah.

(34)

15 disukai oleh siswa dan harganya yang murah, maka media gambar memiliki nilai besar dalam proses pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.

2.1.4.2 Unsur-unsur Media Cerita Bergambar

Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan media gambar untuk pembelajaran adalah unsur-unsur yang terkandung dalam media tersebut. Penyampaian informasi yang ingin disampaikan harus ditata dengan baik supaya penyampaian informasi menjadi lebih mudah. Menurut Kustandi dan Sutjipto (2001:104-105) unsur-unsur yang diperhatikan dalam media gambar adalah : 2.1.4.2.1 Kesederhanaan

Kesederhanaan mengacu pada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visualisasi. Pemahaman siswa akan lebih mudah bila jumlah elemen yang terkandung hanya berjumlah sedikit.

2.1.4.2.2 Keterpaduan

(35)

16 2.1.4.2.3 Penekanan

Dengan menggunakan ukuran hubungan perspektif warna atau ruang penekanan, maka konsep yang disajikan oleh guru akan menjadi media yang menjadi pusat perhatian siswa.

2.1.4.2.4 Keseimbangan

Dua gambaran visual yang diberikan yaitu gambaran keseimbangan formal dengan menetapkan dua bayangan visual yang sama dan cenderung tampak simetris. Dan keseimbangan informal yang tidak seluruhnya tampak simetris, maka akan menimbulkan persepsi keseimbangan penayangan menempati ruang. Dengan keseimbangan tersebut, maka akan menimbulkan kesan dinamis dan menarik perhatian siswa.

2.1.4.2.5 Bentuk

Bentuk yang jarang ditemui oleh siswa dapat menimbulkan minat dan perhatian, oleh karena itu diperlukanya pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian.

2.1.4.2.6 Garis

Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa dalam mempelajari suatu urutan-urutan khusus. 2.1.4.2.7 Tekstur

(36)

17 2.1.4.2.8 Warna

Warna digunakan untuk memberi kesan penekanan, pemisahan, keterpaduan, mempertinggi tingkat realisme objek, menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respons emosional tertentu. Ada tiga hal penting yang diperhatikan dalam menggunakan media warna yaitu: 1) pemilihan warna khusus (merah, kuning, hijau dan sebagainya); 2) nilai warna, yaitu tingkat ketebalan dan ketipisan warna dibandingkan dengan unsur lain dalam visual; 3) intensitas atau kekuatan warna, digunakan untuk memberikan kesan yang lebih nyata.

2.1.4.3 Kriteria Pemilihan Media Cerita Bergambar

(37)

18 Pendapat lain yang dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (2002:14) berpendapat bahwa keriteria pemilihan media pembelajaran khususnya media gambar, harus disesuaikan dengan taraf berpikir siswa. Kegiatan penyesuaian taraf berpikir siswa dapat memberikan kemudahan dalam pemahaman siswa mengenai isi bahan pelajaran. Selain itu, media yang dipilih harus memberikan manfaat terhadap proses pembelajaran. Khususnya manfaat bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam meningkatkan keterampilannya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, gambar yang digunakan dalam pembelajaran harus besar, mudah dimengerti atau sesuai dengan taraf berpikir siswa agar dapat mempermudah penyampaian materi pelajaran.

2.1.5 Kemampuan Menulis

Kemampuan adalah kemampuan untuk berbahasa secara aktif dan produktif. Keterpaduan isi dan pemilihan kata yang tepat adalah hal yang sangat penting supaya menghasilkan sebuah cerita karangan yang baik. Dalam proses menulis, setiap ide perlu dilibatkan pada suatu kata, kata-kata dirangkai supaya menjadi sebuah kalimat, kumpulan kalimat membentuk paragraf, dan paragraf-paragraf mewujudkan sebuah cerita karangan (Wassid dan Suhendar, 2008:248).

(38)

19

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang menulis cerita telah banyak dan dikaji oleh beberapa peneliti. Beberapa peneliti terdahulu yang membahas tentang topik peningkatan kemampuan menulis antara lain Lusia Munde (2009), Feronika Natalia Susanti (2013) dan Natalia Kartika Sari (2015).

Munde, Lusia (2009) melakukan penelitian berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Siswa Kelas IV SD Kanisius Kadirojo Kalasan

Sleman Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 Dengan Menggunakan Media

Gambar Seri”. Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Kadirojo Kalasan Sleman

Yogyakarta pada kelas IV dengan jumlah siswa 31 anak yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Berdasarkan penelitian dengan menggunakan media gambar seri dapat menunjukan peningkatan prestasi menulis. Peningkatan prestasi ditunjukan dengan semakin meningkatnya nilai rata-rata kelas dari kondisi awal sampai dengan siklus II, pada kondisi awal nilai rata-rata kelas adalah 52,68. Pada akhir siklus I, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 65,21. Pada akhir siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 72,68.

Natalia Susanti, Feronika (2013) melakukan penelitian berjudul “Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Menulis Karangan Melalui Penggunaan

Media Gambar Seri Dengan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif Pada

Siswa Kelas IV SD Kanisius Minggir Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012”.

(39)

20 dapat menunjukan peningkatan prestasi menulis. Peningkatan prestasi ditunjukan dengan semakin meningkatnya nilai rata-rata kelas dari kondisi awal sampai dengan siklus II, pada kondisi awal nilai rata-rata kelas adalah 65,8. Pada akhir siklus I, nilai rata kelas meningkat menjadi 78. Pada akhir siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 82,83.

Kartika Sari, Natalia (2015) melakukan penelitian berjudul “Penggunaan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis, Percaya Diri,

Dan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas II Pada Tema 4 “Aku Dan

Sekolahku” ”.Penelitian ini dilakukan di SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu

Kabupaten Bantul pada kelas II dengan jumlah siswa 41 anak yang terdiri dari 20 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki. Berdasarkan penelitian dengan menggunakan media gambar seri dapat menunjukan peningkatan prestasi menulis. Peningkatan prestasi ditunjukan dengan semakin meningkatnya nilai rata-rata kelas dari kondisi awal sampai dengan siklus II, pada kondisi awal nilai rata-rata kelas adalah 73,65. Pada akhir siklus I, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 80,73. Pada akhir siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 89,87.

(40)

21 Peningkatan Kemampuan Menulis Menggunakan Media Cerita Bergambar Pada Kompetensi Dasar Melengkapi Cerita Sederhana Dengan Kata Yang Tepat Untuk Siswa Kelas II SD N Karangsari Yogyakarta.

Penjelasan di atas dapat digambarkan secara singkat dalam literature map.

Gambar 2.1 Literature Map

2.3 Kerangka Berpikir

Menulis merupakan kemampuan seseorang dalam mengungkapkan suatu pikiran atau ide untuk dimengerti oleh orang lain. Menulis juga merupakan alat komunikasi secara tidak langsung. Penelitian yang dilakukan di SD N Karangsari menunjukan bahwa kemampuan menulis siswa pada kompetensi dasar

Munde, Lusia (2009) Kelas IV SD Kanisius

Minggir Semester

Peningkatan Kemampuan Menulis Menggunakan Media Cerita Bergambar Pada Kompetensi Dasar Melengkapi Cerita Sederhana Dengan Kata Yang

(41)

22 melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat masih rendah. Ditunjukan dengan adanya 7 siswa atau 63,6% siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM dan rata-rata nilai ulangan siswa pada kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat yakni 64,2.

Keberhasilan kegiatan pembelajaran menulis ditunjang dari faktor media yang dipergunakan oleh seorang guru. Karena hal itu, seorang guru harus dapat memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerimanya. Media sebagai sarana komunikasi untuk memudahkan siswa untuk belajar dan guru lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa pada kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat. Dengan menggunakan media cerita bergambar, siswa dapat memahami cerita dengan bantuan gambar dan dengan memahami cerita tersebut, maka siswa akan dapat melengkapi cerita dengan kata yang tepat. Media gambar memiliki nilai besar dalam proses pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa SD N Karangsari Yogyakarta, karena media cerita bergambar merupakan media yang disukai oleh siswa dan harganya yang murah.

(42)

23 media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas II SD N Karangsari Yogyakarta semester 1 tahun ajaran 2015/2016.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan batasan masalah, kajian pustaka, dan kerangka berpikir di atas. Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

(43)

24

BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab III beisikan tentang jenis penelitian, setting penelitian, persiapan, rencana setiap siklus, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang memiliki prosedur yang mudah dan tidak mengganggu proses belajar mengajar. Menurut Sanjaya (2010) Penelitian Tindakan Kelas berkembang dari istilah penelitian tindakan. Sedangkan menurut Bahri (2012:12) PTK adalah sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajar menjadi baik. Berdasarkan definisi dari kedua ahli tersebut mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diartikan bahwa PTK merupakan suatu tindakan untuk meneliti kejadian-kejadian di dalam kelas dalam usaha penikatan kualitas proses belajar agar menjadi lebih baik.

(44)

kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat untuk

siswa kelas II SD N Karangsari Yogyakarta.

Menurut Kasbolah (2001:10) PTK memiliki 4 tahapan kegiatan yang

ada pada setiap siklus yaitu (a)perencanaan, (b)tindakan,

(c)pengamatan/pengumpulan data, dan (d)refleksi. Seperti yang digambarkan

oleh Kasbolah sebagai berikut:

Gambar 3.1. Bagan Penelitian menurut Kasbolah (2001:10)

Dari bagan menurut Kasbolah (2001:10) dapat dijelaskan bahwa PTK

mulai dilaksanakan dari siklus I yang terdiri dari empat kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada kegiatan yang

pertama yaitu pada kegiatan perencanaan, peneliti merancang tindakan yang

akan dilakukan berdasarkan masalah yang ada mengenai kurangnya

kemampuan menulis pada siswa kelas II SD N Karangsari Yogyakarta.

Dengan menggunakan media cerita bergambar, peneliti merancang agar

permasalahan mengenai kemampuan menulis tepatnya pada kompetensi dasar

melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat dapat teratasi. Kegiatan

yang kedua adalah pelaksanaan, tindakan atau pelaksanaan PTK dilakukan

(45)

berdasarkan perencanaan sebelumnya yang didasarkan pada pertimbangan

teoritik dan empirik sehingga hasil yang dicapai akan optimal. Kegiatan ketiga

adalah pengamatan, kegiatan pengamatan adalah proses mengamati

pelaksanaan tindakan dan hasil yang ditimbulkan setelah melakukan tindakan.

Pada kegiatan ini, peneliti mengumpulkan data mengenai proses perubahan

yang terjadi setelah menggunakan media cerita bergambar pada pembelajaran

menulis untuk kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata

yang tepat. Kegiatan keempat adalah tahap refleksi, kegiatan ini merupakan

tindakan untuk merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan. Pada tahap ini,

peneliti menganalisis semua informasi yang diperoleh pada pelaksanaan

kegiatan menulis cerita sederhana dengan kata yang tepat dengan

menggunakan media gambar. Hasil refleksi akan dipakai sebagai dasar

kegiatan siklus selanjutnya. Melalui siklus I, peneliti melihat peluang

keberhasilan yang dicapai dan melihat hambatan dari kegiatan refleksi yang

telah dilakukan. Apabila hasil akhir pada siklus I belum maksimal, maka

peneliti akan melakukan penelitian kembali pada siklus selanjutnya yaitu

siklus II.

Pelaksanaan siklus II merupakan kegiatan untuk memaksimalkan hasil

dari siklus I. Pada siklus II kegiatan yang dilakukan hampir mirip dengan

siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Siklus II

dilakukan untuk perbaikan dari siklus I dalam tiap proses kegiatannya supaya

mendapatkan hasil yang di inginkan. Hasil dari siklus II diharapkan

menunjukkan perbaikan dari siklus I dan lebih meningkat sehingga tujuan dari

(46)

hasil yang diinginkan, maka penelitian dapat dilanjutkan pada siklus III yang

merupakan perbaikan dari siklus I dan siklus II.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD N Karangsari

Yogyakarta kelas II. Sekolah ini terletak di Desa Karangsari, Rejowinangun,

Kotagede, Yogyakarta.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD N Karangsari

Yogyakarta. Siswa kelas II yang berada di SD N Karangsari berjumlah 11

siswa. Terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Peneliti sengaja

memilih subjek penelitian tersebut karena berdasarkan observasi kemampuan

menulis dalam kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata

yang tepat, para siswa masih menunjukan kekurangan.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menulis

dalam kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

menggunakan media cerita bergambar.

3.3 Persiapan

Awal perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan

penelitian di SD N Karangsari Yogyakarta adalah meminta izin kepada Kepala

Sekolah SD N Karangsari Yogyakarta untuk melakukan penelitian tindakan

(47)

observasi pada siswa kelas II SD N Karangsari terlebih dahulu, lalu peneliti

melakukan tindakan untuk mengidentifikasi masalah, kemudian mengkaji

kompetensi dasar, mempersiapkan silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), menyusun alat dan bahan yang diperlukan untuk media

cerita bergambar.

Persiapan dimulai dari Observasi, menyusun media cerita bergambar,

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan silabus,

mengkaji Kompetensi Dasar (KD), dan mengidentifikasi masalah.

3.3.1 Observasi

Dari hasil observasi yang dilakukan di kelas II SD N Karangsari

Yogyakarta menunjukkan bahwa masih kurangnya kemampuan siswa dalam

keterampilan menulis khususnya pada kompetensi dasar melengkapi cerita

sederhana dengan kata yang tepat. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai

kelas yang masih dibawah KKM (KKM = 70), yakni nilai rata-rata kelas pada

kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

mendapatkan nilai 64,2. Ada 7 siswa atau 63,6% siswa yang nilainya masih

dibawah KKM. Lemahnya nilai kemampuan menulis khususnya pada

kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

membutuhkan peran seorang guru dan media untuk membantu menyelesaikan

permasalahan yang di hadapi oleh siswa kelas II SD N Karangsari Yogyakarta.

3.3.2 Identifikasi Masalah

Peneliti mengidentifikasi masalah mengenai kemampuan menulis

siswa pada kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang

tepat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Yang pertama dilakukan dalam

(48)

menulis dalam pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II SD N

Karangsari Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui

permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam materi pokok menulis

pada kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.

3.3.3 Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Standar Kompetensi dalam penelitian ini adalah SK 4. Menulis

permulaan melalui kegiatan melengkapi cerita dan dekte, dan Kompetensi

Dasar dalam penelitian ini adalah KD 4.1. Melengkapi cerita sederhana

dengan kata yang tepat.

3.3.4 Mempersiapkan Silabus

Silabus yang digunakan dalam penelitian ini disusun sendiri oleh

peneliti, menggunakan silabus model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP).

3.3.5 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat di tiap siklus dan di

tiap siklus terdapat dua RPP karena di tiap siklus terdapat dua kali proses

pembelajaran.

3.3.6 Menyusun Media Cerita Bergambar

Media cerita bergambar perlu disusun terlebih dahulu sebelum

melakukan penelitian dilaksanakan, sehingga pada saat pelaksanaan penelitian

pembelajaran dapat menggunakan media yang baik dan pembelajaran akan

(49)

3.4 Rencana Tiap Siklus

Penelitian berlangsung dalam 2 siklus, dalam setiap siklus terdapat 2

pertemuan dan pada masing-masing pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran

(2jp). Adapun perencanaan setiap siklusnya sebagai berikut :

3.4.1 Siklus I

3.4.1.1 Perencanaan

Peneliti membuat instrumen pembelajaran meliputi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sebelum

instrumen pembelajaran digunakan, peneliti mengkonsultasikan kepada guru

terlebih dahulu. Jika terjadi kesalahan mengenai RPP dan LKS yang peneliti

buat, maka peneliti akan merevisi terlebih dahulu sebelum menggunakannya

dalam penelitian.

Setelah instrumen pembelajaran selesai dibuat, peneliti meminta

bantuan guru kelas II untuk menggunakan RPP dan media gambar yang telah

dibuat oleh peneliti dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kompetensi

dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat. Guru kelas dirasa

lebih dapat memahami pribadi masing-masing siswa di dalam kelas,

dikarenakan guru kelas lebih berpengalaman dalam bertatap muka dengan

siswa sekolah dasar terutama kelas II.

3.4.1.2 Pelaksanaan

Tahaap kedua yaitu pelaksanaan, guru kelas II melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh peneliti dan di

(50)

3.4.1.2.1 Pertemuan Pertama

1. Keguatan Awal

Kegiatan awal merupakan kegiatan pembuka dalam proses

belajar mengajar, pada pertemuan pertama siklus I guru memberikan

materi tentang melengkapi cerita rumpang berdasarkan gambar.

Kegiatan pembuka diawali dengan mengucap salam kepada guru,

berdoa bersama, melakukan persensi, apresiasi, orientasi dan motivasi.

Langkah-langkah kegiatan awal ini diuraikan sebagai berikut :

a. Siswa mengucapkan salam kepada guru

b. Siswa diajak berdoa bersama.

c. Siswa melakukan kegiatan presensi dengan guru.

d. Siswa diberi pertanyaan untuk menggali pengetahuan yang dia

miliki, “siapa yang pernah melihat orang sedang berolaahraga?”.

e. Siswa menerima penjelasan mengenai pembelajaran yang akan

dilaksanakan, yaitu melengkapi cerita rumpang berdasarkan

gambar.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan rangkaian proses pembelajaran yang

berlangsung. Rangkaian tersebut meliputi eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi. Langkah-langkah kegiatan inti ini diuraikan sebagai

berikut :

a. Siswa menerima gambar-gambar tentang permainan olahraga.

b. Siswa menerima gambar-gambar tentang permainan olahraga.

c. Siswa melakukan kegiatan tanya jawab mengenai isi dari 4 gambar

(51)

d. Siswa menerima tanggapan dari guru mengenai jawaban siswa

tentang gambar permainan olahraga.

e. Siswa menerima penjelasan mengenai gambar permainan olahraga.

f. Siswa menceritakan tentang pengalamannya berolahraga saat di

rumah maupun di sekolah.

g. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.

h. Siswa membentuk menjadi 5 kelompok yang masing-masing

kelompok beranggotakan 2-3 siswa.

i. Setiap kelompok diberi gambar dan teks cerita rumpang.

j. Siswa mengisi teks cerita yang rumpang secara berkelompok.

k. Setiap perwakilan kelompok membacakan teks yang telah dibuat di

depan kelas.

l. Siswa mendapat apresiasi mengenai keberanian untuk maju

membacakan hasil pekerjaan dari kelompoknya.

m. Siswa mendapat penguatan dari guru terhadap kegiatan melengkapi

cerita rumpang berdasarkan gambar yang sudah disampaikan.

n. Siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif selama

pembelajaran mendapat motivasi agar berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran.

o. Siswa diberi kesempatan bertanya dan berpendapat mengenai

kegiatan melengkapi cerita rumpang berdasarkan gambar.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilaksanakan

setelah kegiatan inti atau setelah proses belajar mengajar dilaksanakan.

(52)

melakukan tindak lanjut. Langkah-langkah kegiatan penutup ini

diuraikan sebagai berikut :

a. Siswa mengerjakan post test

b. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran tentang

melengkapi cerita rumpang berdasarkan gambar yang sudah

disampaikan.

c. Siswa menulis refleksi tentang pembelajaran mengenai materi

melengkapi cerita rumpang berdasarkan gambar.

d. Siswa diberikan PR oleh guru mengenai materi yang telah

diajarkan tentang melengkapi cerita rumpang berdasarkan gambar.

e. Siswa berdoa bersama-sama.

3.4.1.2.2 Pertemuan Kedua

1. Keguatan Awal

Pada pertemuan kedua siklus I, guru meminta PR yang telah

diberikan kepada siswa pada pertemuan pertama lalu mengoreksinya

bersama siswa. Kegiatan lalu dilanjutkan ke materi berikutnya, yaitu

materi tentang menyusun kata menjadi cerita berdasarkan gambar,

Kegiatan pembuka diawali dengan mengucap salam kepada

guru, berdoa bersama, melakukan persensi, apresiasi, orientasi dan

motivasi. Langkah-langkah kegiatan awal ini diuraikan sebagai

berikut:

a. Siswa menucapkan salam kepada guru

b. Siswa diajak berdoa bersama.

(53)

d. Siswa diberi pertanyaan untuk menggali pengetahuan yang dia

miliki, “siapa yang pernah melihat keindahan alam?”.

e. Siswa menerima penjelasan mengenai pembelajaran yang akan

dilaksanakan, yaitu menyusun kata menjadi cerita.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan rangkaian proses pembelajaran yang

berlangsung. Rangkaian tersebut meliputi eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi. Langkah-langkah kegiatan inti ini diuraikan sebagai

berikut :

a. Siswa menerima gambar-gambar tentang alam.

b. Siswa melakukan kegiatan tanya jawab mengenai isi dari 4 gambar

tentang alam.

c. Siswa menerima tanggapan dari guru mengenai jawaban siswa

tentang gambar alam.

d. Siswa menerima penjelasan mengenai cara menyusun kata menjadi

kalimat.

e. Siswa menerima contoh menyusun kata menjadi kalimat.

f. Siswa diberikan penjelasan mengenai cara menyusun kalimat

mejadi cerita.

g. Siswa diberikan contoh menyusun kalimat menjdi cerita.

h. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.

i. Siswa membentuk menjadi 5 kelompok yang masing-masing

kelompok beranggotakan 2-3 siswa.

j. Siswa diberi gambar dan kata acak untuk disusun oleh siswa

(54)

k. Siswa menyusun kata acak menjadi cerita berdasarkan gambar.

l. Setiap perwakilan kelompok membacakan teks yang telah dibuat di

depan kelas.

m. Siswa mendapat apresiasi mengenai keberanian untuk maju

membacakan hasil pekerjaan dari kelompoknya.

n. Siswa mendapat penguatan dari guru terhadap kegiatan menyusun

kata menjadi cerita berdasarkan gambar yang sudah disampaikan.

o. Siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif selama

pembelajaran mendapat motivasi agar berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran.

p. Siswa diberi kesempatan bertanya dan berpendapat mengenai

kegiatan menyusun kata menjadi cerita berdasarkan gambar.

3. Keguuatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilaksanakan

setelah kegiatan inti atau setelah proses belajar mengajar dilaksanakan.

Rangkaian kegiatan penutup meliputi merangkum, refleksi dan

melakukan tindak lanjut. Langkah-langkah kegiatan penutup ini

diuraikan sebagai berikut :

a. Siswa mengerjakan post test.

b. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran tentang

menyusun kata menjadi cerita berdasarkan gambar yang sudah

disampaikan.

c. Siswa menulis refleksi tentang pembelajaran mengenai materi

(55)

d. Siswa diberikan PR oleh guru mengenai materi yang telah

diajarkan tentang menyusun kata menjadi cerita berdasarkan

gambar.

e. Siswa berdoa bersama-sama.

3.4.1.3 Pengamatan

Pada tahap pengamatan, peneliti mengamati siswa yang sedang

mengerjakan tugas berkaitan mengenai materi melengkapi cerita rumpang

berdasarkan gambar dan menyusun kata menjadi cerita berdasarkan gambar.

Peneliti mengamati mengenai perbedaan yang terjadi antara sebelum dan

sesudah penelitian berlangsung. Pengamatan ini juga bertujuan untuk melihat

kemampuan siswa menulis bila dibantu dengan menggunakan media cerita

bergambar.

3.4.1.4 Refleksi

Tahap terakhir yaitu refleksi, kegiatan refleksi dilakukan pada akhir

pertemuan kedua. Kegiatan refleksi bertujuan untuk menganalisis mengenai

hasil pengamatan yang telah dilakukan selama proses berlangsungnya siklus I.

Jika hasil dari siklus I belum memuaskan, maka perlu di adakan modifikasi

dan penyusunan skenario yang baru dengan pertimbangan kekurangan pada

(56)

3.4.2 Siklus II

3.4.2.1 Perencanaan

Siklus II dilakukan karena siklus I kurang menunnjukan hasil yang

maksimal. Seperti pada siklus I, pada perencanaan peneliti membuat

instrumen pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sebelum instrumen pembelajaran digunakan,

peneliti mengkonsultasikan kepada guru terlebih dahulu. Jika terjadi kesalahan

mengenai RPP dan LKS yang peneliti buat, maka peneliti akan merevisi

terlebih dahulu sebelum menggunakannya dalam penelitian.

Setelah instrumen pembelajaran selesai dibuat, peneliti meminta

bantuan guru kelas II untuk menggunakan RPP dan media gambar yang telah

dibuat oleh peneliti dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kompetensi

dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat. Guru kelas dirasa

lebih dapat memahami pribadi masing-masing siswa di dalam kelas,

dikarenakan guru kelas lebih berpengalaman dalam bertatap muka dengan

siswa sekolah dasar terutama kelas II.

3.4.2.2 Pelaksanaan

Tahaap kedua yaitu pelaksanaan, guru kelas II melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh peneliti dan di

sepakati antara peneliti dan guru kelas.

3.4.2.2.1 Pertemuan Ketiga

1. Kegiatan Awal

Kegiatan awal merupakan kegiatan pembuka dalam proses

(57)

kepada guru, berdoa bersama, melakukan persensi, apresiasi, orientasi

dan motivasi. Langkah-langkah kegiatan awal ini diuraikan sebagai

berikut :

a. Siswa mengucapkan salam kepada guru.

b. Siswa diajak berdoa bersama.

c. Siswa melakukan kegiatan presensi dengan guru.

d. Siswa diberi pertanyaan untuk menggali pengetahuan yang dia

miliki, “siapa yang pernah melihat peninggalan bersejarah di

daerahmu ?”.

e. Siswa menerima penjelasan mengenai pembelajaran yang akan

dilaksanakan, yaitu membuat kalimat berdasarkan cerita

bergambar.

f. Siswa diberi semangat dengan diajak untuk melakukan tepuk

semangat

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan rangkaian proses pembelajaran yang

berlangsung. Rangkaian tersebut meliputi eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi. Langkah-langkah kegiatan inti ini diuraikan sebagai

berikut :

a. Siswa menerima gambar-gambar tentang tempat bersejarah di

yogyakarta.

b. Siswa melakukan kegiatan tanya jawab mengenai isi dari 4 gambar

tempat bersejarah di yogyakarta.

c. Siswa menerima tanggapan dari guru mengenai jawaban siswa

(58)

d. Siswa menerima penjelasan mengenai kalimat sederhana.

e. Siswa menerima contoh cara membuat kalimat sederhana.

f. Siswa menerima penjelasan mengenai cara membuat kalimat

berdasarkan cerita bergambar.

g. Siswa menerima contoh membuat kalimat berdasarkan cerita

bergambar.

h. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.

i. Siswa membentuk menjadi 5 kelompok yang masing-masing

kelompok beranggotakan 2-3 siswa.

j. Siswa diberi gambar dan cerita tempat bersejarah di yogyakarta.

k. Siswa membuat kalimat berdasarkan cerita bergambar.

l. Setiap perwakilan kelompok membacakan teks yang telah dibuat di

depan kelas.

m. Siswa mendapat apresiasi mengenai keberanian untuk membacakan

hasil pekerjaan dari kelompoknya.

n. Siswa mendapat penguatan dari guru terhadap kegiatan membuat

kalimat berdasarkan cerita bergambar.

o. Siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif selama

pembelajaran mendapat motivasi agar berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran.

p. Siswa diberi kesempatan bertanya dan berpendapat mengenai

kegiatan membuat kalimat berdasarkan cerita bergambar.

3. Kegiatan penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilaksanakan

(59)

Rangkaian kegiatan penutup meliputi merangkum, refleksi dan

melakukan tindak lanjut. Langkah-langkah kegiatan penutup ini

diuraikan sebagai berikut :

a. Siswa mengerjakan post test.

b. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran tentang

membuat kalimat berdasarkan cerita bergambar.

c. Siswa menulis refleksi tentang pembelajaran mengenai materi

membuat kalimat berdasarkan gambar.

d. Siswa diberikan PR oleh guru mengenai materi yang telah

diajarkan tentang membuat kalimat berdasarkan gambar.

e. Siswa berdoa bersama-sama.

3.4.2.2.2 Pertemuan Keempat

1. Kegiatan Awal

Kegiatan awal merupakan kegiatan pembuka dalam proses

belajar mengajar. Kegiatan pembuka diawali dengan mengucap salam

kepada guru, berdoa bersama, melakukan persensi, apresiasi, orientasi

dan motivasi. Langkah-langkah kegiatan awal ini diuraikan sebagai

berikut :

a. Siswa mengucapkan salam kepada guru.

b. Siswa diajak berdoa bersama.

c. Siswa melakukan kegiatan presensi dengan guru.

d. Siswa diberi pertanyaan untuk menggali pengetahuan yang dia

miliki, “siapa yang pernah melihat kebersihan lingkungan alam

(60)

e. Siswa mendapat penjelasan mengenai pembelajaran yang akan.

dilaksanakan, yaitu menyusun kalimat acak dan menjadikan cerita

berdasarkan gambar.

f. Siswa diberi semangat dengan diajak untuk melakukan tepuk

semangat

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan rangkaian proses pembelajaran yang

berlangsung. Rangkaian tersebut meliputi eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi. Langkah-langkah kegiatan inti ini diuraikan sebagai

berikut :

a. Siswa menerima gambar-gambar tentang lingkungan kepada siswa.

b. Siswa melakukan kegiatan tanya jawab mengenai isi dari 4 gambar

lingkungan.

c. Siswa menerima tanggapan dari guru mengenai jawaban siswa

tentang gambar lingkungan.

d. Siswa menerima penjelasan mengenai gambar lingkungan.

e. Siswa diminta menceritakan tentang pengalamannya melihat

lingkungan.

f. Siswa diminta membuat kalimat sendiri berdasarkan gambar

lingkungan.

g. Siswa diberi tanggapan mengenai setiap jawabannya oleh guru.

h. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.

i. Siswa membentuk menjadi 5 kelompok yang masing-masing

kelompok beranggotakan 2-3 siswa.

(61)

k. Siswa menyusun kalimat acak yang telah dibagikan menjadi

susunan kalimat yang baik berdasarkan gambar.

l. Siswa menyusun kalimat yang telah dibuat menjadi cerita

berdasarkan gambar.

m. Setiap perwakilan kelompok membacakan cerita yang telah dibuat

di depan kelas.

n. Siswa mendapat apresiasi mengenai keberanian untuk membacakan

hasil pekerjaan dari kelompoknya.

o. Siswa mendapat penguatan dari guru terhadap kegiatan menyusun

kalimat acak dan menjadikan cerita berdasarkan gambar.

p. Siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif selama

pembelajaran mendapat motivasi agar berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran.

q. Siswa diberi kesempatan bertanya dan berpendapat mengenai

kegiatan menyusun kalimat acak dan menjadikan cerita

berdasarkan gambar.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilaksanakan

setelah kegiatan inti atau setelah proses belajar mengajar dilaksanakan.

Rangkaian kegiatan penutup meliputi merangkum, refleksi dan

melakukan tindak lanjut. Langkah-langkah kegiatan penutup ini

diuraikan sebagai berikut :

a. Siswa mengerjakan post test.

b. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran tentang

(62)

c. Siswa menulis refleksi tentang pembelajaran mengenai materi

menyusun kalimat acak dan menjadikan cerita berdasarkan gambar.

d. Siswa diberikan PR oleh guru mengenai materi yang telah

diajarkan tentang menyusun kalimat acak dan menjadikan cerita

berdasarkan gambar.

e. Siswa berdoa bersama-sama.

3.4.2.3 Pengamatan

Pada tahap pengamatan, peneliti mengamati siswa yang sedang

mengerjakan tugas berkaitan mengenai materi cerita rumpang dan menyusun

kata menjadi cerita berdasarkan gambar. Peneliti mengamati mengenai

perbedaan yang terjadi antara sebelum dan sesudah penelitian berlangsung.

Pengamatan ini juga bertujuan untuk melihat kemampuan siswa menulis bila

dibantu dengan menggunakan media cerita bergambar.

3.4.2.4 Refleksi

Tahap terakhir yaitu refleksi, kegiatan refleksi pada akhir siklus II

dilakukan untuk menganalisis mengenai hasil pengamatan yang telah

dilakukan selama proses berlangsungnya siklus I dan siklus II. Kemudian

peneliti membandingkan hasil dari kedua siklus, jika dirasa sudah memberikan

hasil yang diharapkan maka penelitian dicukupkan sampai pada siklus II.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan dalam

penelitian untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan penelitian

(63)

data dalam penelitian yang dilakukan di SD N Karangsari Yogyakarta pada

siswa kelas II semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 mengenai kemampuan

menulis dilaksanakan dengan menggunakan teknik tes dan non tes.

3.5.1 Tes

Menurut Arikunto (2009:31) tes adalah alat pengumpul informasi yang

bersifat resmi di banding alat pengumpul data yang lain karena teknik tes

penuh dengan batasan-batasan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data

menggunakan teknik tes berguna sebagai alat pengumpul informasi yang

digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa peroleh tentang

materi menulis pada kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan

kata yang tepat.

3.5.2 Non Tes

Teknik non tes merupakan teknik pengumpulan data tanpa

menggunakan tes. Teknik penelitian non tes biasanya dilakukan dengan cara

wawancara, pengamatan secara sistematis, menyebarkan angket, ataupun

menilai/mengamati dokumen-dokumen yang ada (Sudjiono, 2009:67). Dalam

penelitian ini, teknik non tes terdiri dari observasi dan wawancara.

3.5.2.1 Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa ketika

mengikuti pelajaran di kelas. Menurut Soeharto (1995:25) observasi adalah

pengamatan dengan menggunakan indera pengelihatan yang berarti tidak

mengajukan pertanyaan. Observasi dapat diartikan sebagai teknik

pengumpulan data dengan cara mengamati menggunakan indera pengelihatan.

(64)

yang berlangsung di dalam kelas. Observasi bertujuan untuk mengamati

proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas II SD N Karangsari

Yogyakarta.

Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk memantau atau

mengamati segala kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran di dalam

kelas. Pengamatan yang dilakukan adalah mengamati tentang cara siswa

mendapat pengajaran dari guru dan mengamati kemampuan menulis siswa

dalam kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.

3.5.2.2 Wawancara

Menurut Moleong (2005:13) wawancara merupakan percakapan

dengan maksud tertentu. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas II

mengenai proses pembelajaran yang berlangsung dan melakukan wawancara

mengenai kemampuan siswa menulis dalam kompetensi dasar melengkapi

cerita sederhana dengan kata yang tepat. Peneliti melakukan wawancara untuk

mengetahui tentang kemampuan siswa menulis sebelum dilakukan tindakan

penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan informasi yang diinginkan (Anggoro, 2007:52).

Instrumen penelitian dalam penelitian yang dilakukan di SD N Karangsari

Yogyakarta pada siswa kelas II semester 1 tahun pelajaran 2015/2016

mengenai kemampuan menulis dilaksanakan dengan menggunakan teknik tes

Gambar

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Kemampuan Menulis.....................................................92
gambar akan membuat pelajaran lebih menarik dan tidak monoton. Karena di
Gambar Seri”. Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Kadirojo Kalasan Sleman
Gambar Seri Untuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan tujuan khusus adalah untuk meningkatkan kemampuan bercerita melalui penggunaan media buku cerita bergambar anak kelompok A TK Kemiri 02 Kebakkramat, Karanganyar Tahun

Adapun peningkatan kemampuan menulis cerita siswa dapat dilihat dari perolehan nilai siswa dalam menulis cerita dengan media gambar seri yang meningkat dari siklus

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP. PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA

PENGGUNAAN MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA BERBAHASA PERANCIS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 BANDUNG.. Universitas

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar secara bersama-sama terhadap kemampuan menulis cerita

Bagaimana perencanaan pembelajaran keterampilan menulis dengan menerapkan metode Pisang Batita untuk meningkatkan kemampuan melengkapi cerita rumpang sehingga menjadi

Bertolak dari rumusan masalah dalam penelitian ini maka tujuan Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa melalui membaca buku cerita

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh (1) format perencanaan pembelajaran dengan menggunakan kartu gambar untuk peningkatan kemampuan siwa menulis karangan deskripsi sederhana,