PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA
MENGGUNAKAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS III SD
MUHMMADIYAH TAMANTIRTO SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2015/2016.
Yahya Hidayat
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peningkatan kemampuan menulis
karangan sederhana pada siswa kelas III SD Muhammadiyah Tamantirto semester 2 tahun
ajar 2015/2016 dengan menggunakan media cerita bergambar. Hal ini dilatarbelakangi oleh
rendahnya hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Menulis Karangan Sederhana terlihat
pada kondisi awal sebesar 11 dari 31 siswa yang mencapai nilai KKM (70).
Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa menggunakan media Cerita
Bergambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana. Hal
tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM (70).
Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebelum tindakan adalah 35,48%. Pada siklus I
jumlah siswa yang mencapai nilai KKM meningkat menjadi 61,29%, lalu pada siklus 2
menjadi 80,65%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Cerita
Bergambar dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas
III SD Muhammadiyah Tamantirto semester 2 tahun ajaran 2015/2016.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat saran yang dapat
menjadi bahan pertimbangan guru untuk kemajuan belajar siswa khususnya dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Hendaknya guru dapat lebih kreatif dalam menggunakan
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF SIMPLE TEXT WRITING SKILL OF THIRD GRADE STUDENTS IN SD MUHAMMADIYAH TAMANTIRTO SEMESTER 2 YEAR 2015/2016 THROUGH
PICTURE STORY MEDIA.
Yahya Hidayat Sanata Dharma University
2016
This research aimed to identify the improvement of simple text writing skill of the second semester of third grade students in SD Muhammadiyah Tamantirto 2 year 2015/2016 through picture story media. The background of the research was based on the low achievement of simple text writing, which was proved by the number of students who achieved minimum criteria were 11 of 30 students (70).
The result of the research showed that the picture story media can improve the simple text writing skill. The number of students who achieved the minimum criteria before the research was 35.48%. In the first cycle, the number of students who achieved the minimum criteria was increase became 61.29% and in the second cycle became 80.65%. Therefore, it can be concluded that the picture story media can improve the simple text writing skill of second semester of third grade students in SD Muhammadiyah Tamantirto semester 2 year 2015/2016.
Based on the result of the research, there are some suggestions for teachers to improve students’ achievement, especially in Bahasa Indonesia subject. Teachers should be more
i
PADA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH TAMANTIRTO
SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Yahya Hidayat
NIM: 121134182
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Allah SWT yang maha Pengasih lagi maha Penyayang
Yang telah mengasihiku dengan memberikan orang orang tersayang dalam hidupku
dibawah ini:
Kedua orangtuaku tercinta untuk Bapak Raharjo yang telah memberikan sayang dan
semangat untukku, dan Ibu Hartini yang telah memberikan segalanya untuk
membesarkanku.
Kakakku tercinta Bintang Pangestu yang selalu menemani dan menguatkanku dalam
setiap waktu tanpa henti.
Semua sahabatku yang telah memberi dorongan dan semangat.
Keluarga besar SD Muhammadiyah Tamantirto yang telah memberikan dukungan
kepadaku.
PGSD Universitas Sanata Dharma tempatku menuntut ilmu.
Seluruh dosen Universitas Sanata Dharma yang telah membimbingku.
Almamaterku
v
viii
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA
MENGGUNAKAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS III SD
MUHMMADIYAH TAMANTIRTO SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2015/2016.
Yahya Hidayat
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peningkatan kemampuan menulis
karangan sederhana pada siswa kelas III SD Muhammadiyah Tamantirto semester 2
tahun ajar 2015/2016 dengan menggunakan media cerita bergambar. Hal ini
dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Menulis
Karangan Sederhana terlihat pada kondisi awal sebesar 11 dari 31 siswa yang mencapai
nilai KKM (70).
Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa menggunakan media
Cerita Bergambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan
sederhana. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah siswa yang
mencapai nilai KKM (70). Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebelum tindakan
adalah 35,48%. Pada siklus I jumlah siswa yang mencapai nilai KKM meningkat menjadi
61,29%, lalu pada siklus 2 menjadi 80,65%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media Cerita Bergambar dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan
sederhana pada siswa kelas III SD Muhammadiyah Tamantirto semester 2 tahun ajaran
2015/2016.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat saran yang dapat
menjadi bahan pertimbangan guru untuk kemajuan belajar siswa khususnya dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Hendaknya guru dapat lebih kreatif dalam menggunakan
media-media pembelajaran karena penggunaan media akan memotivasi siswa untuk
ix
THE IMPROVEMENT OF SIMPLE TEXT WRITING SKILL OF THIRD GRADE
STUDENTS IN SD MUHAMMADIYAH TAMANTIRTO SEMESTER 2 YEAR
2015/2016 THROUGH PICTURE STORY MEDIA.
Yahya Hidayat
Sanata Dharma University
2016
This research aimed to identify the improvement of simple text writing skill of the
second semester of third grade students in SD Muhammadiyah Tamantirto 2 year
2015/2016 through picture story media. The background of the research was based on the
low achievement of simple text writing, which was proved by the number of students
who achieved minimum criteria were 11 of 30 students (70).
The result of the research showed that the picture story media can improve the
simple text writing skill. The number of students who achieved the minimum criteria
before the research was 35.48%. In the first cycle, the number of students who achieved
the minimum criteria was increase became 61.29% and in the second cycle became
80.65%. Therefore, it can be concluded that the picture story media can improve the
simple text writing skill of second semester of third grade students in SD Muhammadiyah
Tamantirto semester 2 year 2015/2016.
Based on the result of the research, there are some suggestions for teachers to improve students’ achievement, especially in Bahasa Indonesia subject. Teachers should be more creative in applying teaching media because by using more creative media in
x
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Peningkatan
kemampuan menulis karangan sederhana menggunakan media cerita bergambar pada siswa kelas III SD Muhammadiyah Tamantirto semester II tahun ajaran 2015/2016”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama masa studi dan penyusunan skripsi, penulis mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan
dorongan, motivasi, dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Wahyu Wido Sari, M.Biotech. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Seluruh dosen dan staf PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terima kasih
xi
9. Drs Muji Raharjo S.Pd. selaku guru kelas III yang telah membantu dan mendukung
peneliti untuk mengadakan penelitian.
10.Semua guru dan karyawan serta siswa-siswi SD Muhammadiyah Tamantirto yang
telah membantu dalam pelaksanaaan penelitian.
11.Bapakku tercinta Raharjo yang telah memberikan sayang dan semangat untukku.
12.Ibuku Hartini yang telah memberikan segalanya untuk membesarkanku.
13.Kakakku Bintang Pangestu, yang telah baik hati memberikanku semangat dalam
pengerjaan penelitian ini.
14.Sahabat-sahabatku PGSD 2012 dan semua teman-teman kelas B angkatan 2012
terima kasih atas dorongan, semangat, bantuan dan kehadirannya.
15.Sahabat baikku Ina Aulia Arwindawati.
16.Orang-orang baik: Elizabet Erwina, Fajar Ari Wibowo, Suster Susan.
17.Keluarga Besar Mapasadha Yogyakarta.
18.Semua sahabatku yang telah memberi dorongan dan semangat.
Semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti mendapat
balasan yang terbaik dan berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa.
xii
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Batasan Pengertian ... 6
G. Definisi Operasional ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. KajianPustaka ... 8
1. Kemampuan Menulis. ... 8
a. Kemampuan ... 8
xiii
2. Karangan Sederhana ... 14
3. Media Cerita Bergambar ... 15
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 17
C. Kerangka Berpikir ... 21
D. Hipotesis Tindakan ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Jenis Penelitian ... 23
B. Waktu Penelitian ... 26
C. Tempat Penelitian ... 26
D. Subjek Penelitian ... 27
E. Objek Penelitian ... 27
F. Rencana Setiap Siklus ... 27
G. Teknik Analisis Data ... 35
H. Variabel Penelitian ... 38
I. Teknik Pengumpulan Data ... 38
J. Instrumen Penelitian ... 40
K. Kriteria Keberhasilan ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 51
B. Hasil Penelitian ... 63
1. Hasil Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus I ... 63
2. Hasil Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus II ... 64
C. Pembahasan ... 65
1. Penggunaan Media Cerita Bergambar ... 65
xiv
B. Keterbatasan Penelitian ... 73
C. Saran ... 73
xv
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 43
Tabel 3.2 Patokan Acuan Penilaian Siklus I ... 36
Tabel 3.3 Patokan Acuan Penilaian Siklus II ... 37
Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Siklus I pertemuan I ... 42
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Siklus I pertemuan II ... 45
Tabel 3.7 Kriterian Penilaian Siklus II pertemuan I ... 47
xvi
Gambar 2.1 Literature map ... 20
Gambar 3.1 Bagan Penelitian menurut Kasbolah ... 24
Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Kemampuan Menulis Siklus I ... 63
xvii Lampiran SuratIjin
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 76
Lampiran 2 Surat Keterangan sudah melakukan penelitian... 77
Lampiran Perangkat Pembelajaran Lampiran 3 Silabus Pembelajaran ... 78
Lampiran 4 RPP Lengkap Siklus 1 pertemuan 1 ... 86
Lampiran 5 Soal Siklus I Pertemuan I ... 91
Lampiran 6 Rubrik Penilaian Siklus I Pertemuan I ... 96
Lampiran 7 Lembar Penilaian Siklus I Pertemuan I ... 97
Lampiran 8 RPP Lengkap Siklus 1 pertemuan 2 ... 100
Lampiran 9 Soal Siklus I Pertemuan 2 ... 104
Lampiran 10 Rubrik Penilaian Siklus I Pertemuan 2 ... 109
Lampiran 11 Lembar Penilaian Siklus I Pertemuan 2 ... 111
Lampiran 12 RPP Lengkap Siklus 2 pertemuan 1 ... 112
Lampiran 13 Soal Siklus 2 Pertemuan 1 ... 116
Lampiran 14 Rubrik Penilaian Siklus 2 Pertemuan 1 ... 125
Lampiran 15 Lembar Penilaian Siklus 2 Pertemuan 1 ... 128
Lampiran 16 RPP Lengkap Siklus 2 pertemuan 2 ... 129
Lampiran 17 Soal Siklus 2 Pertemuan 2 ... 133
Lampiran 18 Rubrik Penilaian Siklus 2 Pertemuan 2 ... 137
Lampiran 19 Lembar Penilaian Siklus 2 Pertemuan 2 ... 139
Lampiran Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Lampiran 20 Validasi RPP Dosen I ... 140
Lampiran 21 Validasi Soal Evaluasi Dosen I ... 144
Lampiran 22 Validasi RPP Dosen II ... 148
Lampiran 23 Validasi Soal Evaluasi Dosen II ... 152
Lampran 24 Validasi RPP Guru ... 156
xviii
Lampiran 27 Patokan Acuan Penilaian pada Kondisi Awal ... 165
Lampiran 28 Perubahan Skor menjadi nilai pada Kondisi Awal ... 166
Lampiran 29 Nilai evaluasi siklus I Lampiran 31 Skor Penilaian Kelompok ... 168
Lampiran 32 Skor Penilaian Pribadi ... 169
Lampiran 33 Patokan Acuan Penilaian pada Siklus I ... 170
Lampiran 34 Perubahan Skor menjadi Nilai pada Siklus I ... 171
Lampiran Nilai evaluasi Siklus II Lampiran 36 Skor Penilaian Kelompok ... 173
Lampiran 37 Skor Penilaian Pribadi ... 174
Lampiran 38 Patokan Acuan Penilaian pada Siklus II... 175
Lampiran 39 Perubahan Skor menjadi Nilai pada Siklus II ... 176
Lampiran 40 Sampel hasil tes kemampuan menulis siklus I ... 178
Lampiran 41 Sampel hasil tes kemampuan menulis siklus II ... 181
Lampiran Foto Kegiatan Lampiran 42 Foto Kegiatan ... 186
1 A. Latar Belakang
Bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
mata pelajaran dan mempunyai peran dalam pengembangan intelektual, sosial,
dan emosional siswa (Usman dan Setiawati, 2001:4). Dengan menggunakan
bahasa, siswa bisa saling berbagi pengalaman dan saling meningkatkan
kemampuan intelektual. Pada hakikatnya bahasa berfungsi sebagai alat
komunikasi yang digunakan untuk bertukar pemikiran dan dengan bertambahnya
tingkat pemikiran siswa dapat menambah tingkat kemampuan intelektual siswa.
Salah satu pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah kemampuan
menulis. Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan
bahasa tulis (Akhadiah, 2003:3). Bahasa yang digunakan untuk menlis adalah
bahasa tulis, kegiatan menulis dapat lebih mudah dilakukan bila menggunakan
media yang mendukung. Pada jenjang sekolah dasar siswa diajak untuk mengenal
berbagai media pelajaran untuk mempermudah siswa memahami suatu
pembelajaran. Media sangat berguna bagi kemampuan dasar menulis siswa,
khususnya untuk jenjang siswa sekolah dasar.
Menulis permulaan merupakan dasar yang pertama kali diajarkan dan
Keterampilan menulis ditekankan pada kegiatan menulis dengan menjiplak,
menyalin, dikte, melengkapi cerita, dan menyalin puisi. Dengan membiasakan
anak untuk belajar menulis, lambat laun anak akan mampu untuk menulis
dengan baik. Keterampilan menulis ini jugalah yang nantinya membuat anak
mampu untuk menuangkan gagasan-gagasan yang ia pikirkan kedalam sebuah
tulisan.
Berdasarkan pengamatan, dokumentasi, dan wawancara peneliti pada
hari senin, 14 April 2016, terdapat kondisi yang tidak mendukung siswa
dalam kemampuan menulis. Kondisi tersebut adalah: pertama, siswa
mengalami kesulitan dalam menulis misalnya dalam segi penggunaan huruf
kapital, tanda baca, dan merangkai kata dalam satu kalimat ataupun paragraf,
siswa kurang membiasakan diri untuk berlatih menulis di kelas. Kedua,
pembelajaran yang konvensional sehingga guru belum bisa memberikan
materi pelajaran dengan menarik. Pelajaran hanya berlangsung satu arah, yaitu
guru hanya memberikan materi pelajaran dan siswa hanya duduk
mendengarkan. Ketiga, dari keseluruhan jumlah siswa tersebut, hanya 11
siswa yang dapat mencapai KKM (70). Jika dipersentasekan hanya sekitar
35% saja yang mampu memenuhi tuntutan KKM. Faktor penyebab rendahnya
kemampuan menulis karangan sederhana siswa kelas III SD Muhammadiyah
Tamantirto adalah siswa tidak dibiasakan menulis karangan baik itu di
sekolah maupun di rumah, siswa kurang tertarik saat guru memberikan
lingkungan mereka sehingga membosankan. Keempat, tidak adanya media
pembelajaran sehingga dapat mempersulit siswa dalam menulis. Guru tidak
menggunakan media dalam pembelajaran.
Setelah dilakukan pengamatan dan wawancara dapat ditarik
kesimpulan bahwa faktor utama penyebab rendahnya kemampuan menulis
karangan sederhana adalah tidak adanya penggunaan media pembelajaran.
(Azhar Arsyad, 2009:4-5) mengemukakan bahwa “media adalah komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar”. Dalam proses
belajar mengajar, kehadiran suatu media mempunyai arti yang cukup penting.
Dengan kehadiran suatu media tersebut siswa mampu termotivasi untuk
belajar.
Buku bacaan cerita yang menampilkan teks narasi secara verbal dan
disrtai gambar-gambar ilustrasi itu disebut sebagai buku bergambar aau buku
cerita bergambar” (Nurgiyantoro, 2005:152). Buku cerita bergambar sering
disebut cerita bergambar. Jadi, cerita bergambar adalah cerita dalam bentuk
teks narasi atau kata-kata dan gambar-gambar merupakan kesatuan yang padu,
sehingga ilustrasi tersebut menggambarkan keseluruhan alur narasi. Untuk
lebih meningkatkan keefktifan pengajaran melalui gambar, sebaiknya gambar
itu harus bagus, jelas, mudah dimengerti, dan harus menggambarkan keadaan
yang sebenarnya (Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, 1991:140-141). Media
terhadap proses pembelajaran. Dengan adanya bantuan media cerita
bergambar, siswa tidak hanya membayangkan isi bacaan sesuai dengan
presepsi mereka. Akan tetapi, siswa juga dapat memiliki gambaran yang jelas
mengenai isi bacaan tersebut. Menurut peneliti, penggunaan media cerita
bergambar merupakan upaya efektif untuk dapat meningkatkan kemampun
menulis karangan sederhana siswa. Pelajaran dengan media cerita bergambar
ini diharapkan kemampuan menulis karangan sederhana siswa kelas III SD
Muhammadiyah Tamantirto dapat meningkat.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti
akan memberikan pembatasan masalah, sebagai ruang lingkup dari penelitian
ini yaitu rendahnya kemampuan menulis karangan sederhana dan tidak adanya
media pembelajaran. Dalam penelitian ini media pembelajaran yang
digunakan adalah cerita bergambar.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan
kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas III SD
D. Tujuan Penelitian
Berdasakan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana dengan
menggunakan media cerita bergambar pada siswa kela III SD
Muhammadiyah Tamantirto
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan tentang materi menulis karangan
sederhana dengan media cerita bergambar.
2. Bagi guru, dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana.
3. Bagi siswa, dapat menjadi suatu pembelajaran baru yang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana siswa kelas III
SD Muhammadiyah Tamantirto khususnya pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
4. Bagi Prodi PGSD USD, menambah referensi tentang salah satu media
yang dapat meningkatkan kumampuan menulis karangan sederhana pada
siswa kelas III yaitu media cerita bergambar.
F. Batasan Pengertian
a. Menulis karangan sederhana ialah mennyampaikan suatu gagasan dalam
bentuk
tulisan berupa cerita.
b. Kemampuan menulis karangan sederhana adalah skor yang diperoleh
siswa dalam membuat cerita tunggal maupun seri yang kemudian diubah
menjadi nilai dengan menerapkan PAP (Patokan acuan Penilaian)
G. Definisi Operasional
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Cerita
Cerita merupakan bahasa tulis yang tersusun dari rangkaian
kata sehingga menjadi sebuah kalimat, dan susunan kalimat
menjadi sebuah paragraf cerita.
2. Media Cerita Bergambar
Media cerita bergambar merupakan media pembelajaran yang
digunakan untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran
tentang membuat cerita. Media ini berupa gambar yang menarik
disertai dengan cerita yang menarik berdasarkan gambar. Media ini
merupakan media yang mudah dan praktis karena media ini
3. Kemampuan Menulis Cerita
Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan dengan
menggunakan bahasa tulis. Kemampuan menulis cerita merupakan
kemampuan menggambarkan suatu obyek dengan menggunakan
bahasa tulis. Cerita ditulis dengan jelas seolah-olah penulis berada
8
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1976:628)
mampuberarti kuasa (sanggup melakukan sesuatu). Selain uraian kamus
tersebut, mampu juga memiliki persamaan kata yaitu “dapat” ataupun
“bisa”. Jadi, kemampuan berarti seseorang dapat melakukan sesuatu hal.
b. Pengertian Menulis
Menulis atau mengarang berarti menggunakan bahasa terpilih
dan tersusun. Kata yang dipilih lalu disusun menjadi kalimat. Kalimat
disusun pula menjadi paragraf. Paragraf disusun menjadi wacana atau
bacaan yang lebih lengkap. Menulis merupakan kegiatan aktif,
menulis dikatakan kegiatan aktif karena penulis harus aktif dan kreatif
dalam menyusun pikiran. Pikiran kita akan bekerja untuk
menghasilkan kata-kata yang dapat dimengerti orang lain. Menulis
juga disebut sebagai kegiatan produktif karena menghasilkan sesuatu,
yakni karangan atau karya tulis. Semakin sering seseorang menulis,
maka semakin banyak pula karya tulis yang dihasilkannya
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
tersebut kalau mereka memahami grafik tersebut (Tarigan, 1982: 21)
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (WJS.
Poerwadarminta, 1976: 1098), menulis adalah membuat huruf
dengan pena (pensil, kapur, dsb.)
Jadi, berdasarkan uraian tersebut di atas dapat digaris bawahi
bahwa kemampuan menulis berarti pula suatu kesanggupan
menuangkan ide atau gagasan sehingga dapat mengasilkan sebuah
karya yaitu tulisan.
c. Tujuan menulis
Tujuan menulis sangat beraneka ragam, Hugo Hartig (dalam
buku Muchlisoh, 1993 : 34-35) menggunakan tujuan menulis sebagai
berikut:
1) Assignment purpose (tujuan penugasan).
Penulis tidak memiliki tujuan untuk apa dia menulis.
Penulis hanya menulis tanpa mengetahui tujuannya. Dia menulis
karena mendapat tugas, bukan atas kemauannya sendiri. Misalnya,
2) Altruistic purpose (tuan altruistik).
Penulis mempunyai tujuan untuk menyenangkan para
pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca
lebih mudah dan lebih menyenangkan dari karya itu. Penulis harus
berkeyakinan bahwa pembaca adalah “teman” hidupnya. Sehingga
penulis benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu ide atau
gagasan bagi kepentingan pembaca.
3) Persuasive purpose (tujuan persuasif).
Penulis mempunyai tujuan mempengaruhi pembaca, agar
para pembaca yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang
disampaikan oleh penulis. Tulisan semacam ini banyak
dipergunakan oleh para penulis untuk menawarkan sebuah
produksi barang dagangan atau ide dalam kegiatan politik.
4) Informational purpose (tujuan informasional atau tujuan penerangan).
Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan
memberi informasi atau keterangan kepada pembaca. Disini
penulis berusaha menyampaikan informasi agar pembaca menjadi
5) Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakan
dirinya sendiri kepada para pembaca. Melalui tulisannya, pembaca
dapat memahami “siapa” sebenarnya sang penulis itu.
6) Creative purpose (tujuan kreatif).
Penulis mempunyai tujuan agar paa pembaca dapat
memiliki nilai-nilai artistik atau nilai-nilai kesenian dengan
membaca tulisan si penulis. Disini penulis bukan hanya
memberikan informasi yang disajikan oleh penulis, pembaca
bukan hnaya seedar tahu apa yang disajikan penulis, tetapi juga
merasa terharu setelah membaca tulisan tersebut.
7) Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah).
Penulis berusaha memecahkan masalah apa yan
dihadapinya, dengan tulisannya, penulis berusaha memberi
kejelasan kepada para pembaca tentang bagaimana cara
pemecahan suatu masalah.
d. Tahap-tahap Perkembangan Tulisan yang Dialami Oleh Siswa Temple (Rofi’udin dan Zuchdi, 2001: 52-53) mengidentifikasi
adanya 4 tahap perkembangan tulisan yang dialami oleh anak, yaitu:
1) Tahap prafonemik.
Pada tahap ini anak sudah mengenal bentuk dan ukuran huruf,
Bimbingan yang perlu diberikan pada anak yang berada pada
prafonenik dapat berupa:
a) bacakan dengan keras kata-kata yang dekat dengan dunia anak;
b) bacakan judul atau label yang dekat dengan dunia anak;
c) berikan contoh penulisan huruf; dan
d) jelaskan bentuk serta ukuran huruf.
2) Tahap fonemik awal
Pada tahap ini anak sudah memulai mengenali
prinsip-prinsip (huruf mewakili bunyi-bunyi yang membentuk kata), tahu
cara kerja tulisan, tetapi keterampilan mengoperasikan fonetik
masih sangat terbatas. Akibat dari terbatasnya keterampilan ini,
anak seringkali menuliskan kata dengan satu atau dua huruf saja.
Bimbingan perlu difokuskan untuk memantapkan konsep data
dalam diri anak dapat berupa:
a) membacakan wacana yang sangat dekat dengan anak;
b) fokuskan pada kata-kata tertentu;
c) beri kesempatan pada anak untuk menuliskan apa saja yang
dapat ditulisnya;
d) yakinkan bahwa anak dapat menulis; dan
e) hindarkan anak dari rasa takut membuat kesalahan dalam
menulis
Dalam tahap ini anak mulai dapat menerapkan prinsip fonetik.
Anak sudah dapat menggunakan huruf-huruf untuk mewakili
bunyi-bunyi yang membentuk suatu kata. Ttulisan yang dihasilkan
sering kali belm dapat dibaca, termasuk oleh anak itu sendiri.
Bimbingan yang dapat dibeikan pada anak yang berada pada tahap
ini adalah:
a) latihan penulisan kata atau kelompok kata;
b) latihan mengucapkan kata atau kelompok kata;
c) menunjukkan contoh penulisan kata yang tidak tepat dengan
memanfaatkan kamu; dan
d) mencatat kata-kata yang sering dijumpai dalam kegiatan
membaca.
4) Tahap transisi
Pada tahap inini penguasaan anak terhadap sistem tata tulis
semakin lengkap. Meskipun belum konsisten, anak sudah dapat
menggunakan ejaan dan tanda baca dalam menulis, khususnya
pemberian spasi antar kata.
Bimbingan untuk anak dalam tahap transisi difokuskan pada
penguasaan pola sistem tata tulis, kegiatan bimbingan dapat
berupa:
a) memperkenalkan pada anak tentang aturan tata tulis;
c) memperkenalkan cara menulis dan maknanya dalam
konteks; dan
d) melelaah kesalahan-kesalahan penulisan yang dilakukan
oleh temannya.
5) Tahap menguasai
Pada tahap ini anak sudah dapat menerapkan dengan baik
semua sistem tata tulis.
2. Karangan Sederhana
Membuat karangan sederhana merupakan salah satu bentuk upaya
menulis seseorang dalam menuangkan sebuah gagasan ataupun ide dan
bentuk upaya menulis ini dapat dimasukkan dalam kesusastraan.
Kesusastraan tidak hanya berupa tulisan ada pula yang berbentuk lisan.
Berdasarkan bentuknya, sastra terbagi menjadi tiga jenis, yakni prosa,
puisi, dan drama.
Prosa adalah karya sastra yang penyampaiannya berupa naratif
atau cerita. Prosa disebut juga sebagai karya cangkokan karena di
dalamnya tersaji monolog atau dialog (Kosasih, 2008:5). Secara umum,
prosa terbagi menjadi dua jenis, yakni prosa nonsastra dan prosa sastra.
Karangan yang termasuk prosa nonsastra adalah karangan-karangan yang
biasa disebut sebagai karya ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah,
dan artikel. Adapun prosa sastra terbagi menjadi dua jenis, yakni prosa
sastra, meliputi tema, alur cerita, latar, penokohan, sudut pandang, amanat,
dan gaya bahasa.
Menurut (Kosasih,2008:25) Dalam sebuah karangan di sekolah
dasar khususnya kelas III cakupannya belum begitu luas dimana seorang
siswa baru diajarkan membuat kalimat lalu dari kalimat-kalimat tersebut
nantinya akan dapat disusun menjadi satu paragraf. Setelah itu, mereka
dapat membuat suatu cerita berdasarkan pengalaman nyata ataupun
mengarang berdasarkan pengamatan terhadap lingkungan sekitar siswa.
Dalam cerita siswa kelas III, beberapa unsur intrinsik cerita di atas juga
disebutkan, seperti adanya tokoh dalam cerita, adanya alur cerita, dan juga
latar baik itu latar waktu maupun latar tempat. Namun, siswa kelas III
belum dikenalkan dengan istilah-istilah tersebut karena umumnya guru
memberikan pertanyaan pancingan seperti dengan kata “siapa” untuk
menunjukkan tokohnya, lalu “dimana” untuk menunjukkan latar
tempatnya dan “kapan” untuk menunjukkan latar waktunya.
3. Media Cerita Bergambar
Media cerita bergambar merupakan media yang dapat membantu
guru dalam memahami penyampaian suatu materi bacaan cerita dengan
menggunakan bantuan gambar untuk penjelasnya. Gambar merupakan
media visual yang dapat membantu guru dalam mempermudah
penyampaian materi pelajaran, gambar juga dapat menimbulkan semangat
2010:5-6). Cerita bergambar dapat mempermudah pemahaman dan dapat
memperjelas pengertian dari suatu cerita yang diberikan oleh guru kepada
siswa, selain itu cerita bergambar lebih menarik karena dilengkapi dengan
gambar sebagai penjelas cerita.
Menurut Hamalik (2006:29) media gambar adalah segala sesuatu
yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai
curahan atau pikiran yang bentuknya bermacam-macam seperti lukisan,
potret, slide, film, strip dan projector. Seperti dengan yang dikemukakan
oleh Sardiman, dkk (2006:29) mengatakan bahwa media gambar adalah
media yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa umum yang
dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Pendapat lain yang
dikemukakan oleh Wibawa dan Mukti (1993:60) menunjukkan bahwa
gambar adalah media sederhana yang dapat digunakan dengan baik, sebab
gambar disukai oleh siswa, mudah dicari dan dapat dicari dengan harga
yang murah.
Dengan demikian media cerita bergambar dapat meningkatkan
kemampuan menulis siswa pada kompetensi dasar melengkapi cerita
sederhana dengan kata yang tepat. Dengan media cerita bergambar siswa
lebih dapat memperhatikan gambar untuk memperjelas pemahaman siswa
mengenai cerita dan dengan memahami isi dari cerita, maka siswa akan
dapat melengkapi cerita dengan kata yang tepat. Karena media cerita
murah, maka media gambar memiliki nilai besar dalam proses
pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan kemampuan menulis
siswa.
B. Penelitian Yang Relevan
Indri Lestari (2009) melakukan penelitian tentang Peningkatan
Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III SDN I Balonggebang Kabupaten Nganjuk dengan Strategi 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan). Tujuan umum dari penelitian tersebut ialah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis karangan sederhana
dengan menggunakan strategi 3M (Meniru, Mengolah, dan Mengembangkan)
siswa kelas III SD Negeri I Balonggebang Kabupaten Nganjuk. Sedangkan,
tujuan khusus penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan peningkatan
kemampuan menulis karangan sederhana dengan menggunakan strategi 3M
siswa kelas III SD Negeri I Balonggebang kabupaten Nganjuk pada tahap
meniru, (2) mendiskripsikan peningkatan kemampuan menulis karangan
sederhana dengan menggunakan strategi 3M siswa kelas III SD Negeri I
Balonggebang kabupaten Nganjuk pada tahap mengolah, dan (3)
mendiskripsikan peningkatan kemampuan menulis karangan sederhana
dengan menggunakan strategi 3M siswa kelas di SD Negeri I Balonggebang
kabupaten Nganjuk pada tahap mengembangkan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan sederhana siswa kelas III
mengalami peningkatan. Pada tahap meniru siswa mampu meningkatkan
kemampuan menulis karangan sederhana terutama dalam ketelitian
penggunaan ejaan dan tanda baca. Pada tahap mengolah, siswa mampu
meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana terutama dalam
mengolah bangun struktur karangan sesuai dengan imajinasi dan kreativitas
siswa. Pada tahap mengembangkan, siswa mampu meningkatkan kemampuan
menulis karangan sederhana siswa terutama dalam mengembangkan kerangka
karangan dan ide menjadi karangan utuh. Hal tersebut berdasarkan pada
perolehan nilai siswa di atas SKM yang ditentukan oleh sekolah, yaitu sebesar
≥ 70.
Siti Umayanah (2009) melakukan penelitian tentang Pemanfaatan
Media Lingkungan Sekitar Sekolah untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Kelas IV SDN Resapombo 03 kecamatan Doko kabupaten Blitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis karangan deskripsi dengan memanfaatkan media lingkungan sekitar
sekolah siswa kelas IV SDN Resapombo 03 kecamatan Doko kabupaten
Blitar pada tahap pra menulis, tahap menulis, dan tahap pasca menulis. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan deskripsi siswa
kelas IV SDN Resapombo 03 kecamatan Doko kabupaten Blitar mengalami
peningkatan. Pada siklus I hasil yang diperoleh mencapai rata-rata 40% dan
pada siklus II mengalami peningkatan dengan hasil rata-rata 92%. Hasil
dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi memanfaatkan media
lingkungan sekitar sekolah maka, dapat meningkatkan prestasi siswa SDN
Resapombo 03 kecamatan Doko kabupaten Blitar dalam menulis karangan
deskripsi.
Kedua penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan degan
penelitian ini. Persamaannya yaitu sama-sama bertujuan meningkatkan
kemampuan menulis karangan sederhana dan ketiga penelitian ini sama-sama
menunjukkan peningkatan hasil. Beberapa perbedaan dari penelitian ini dan
kedua penelitian di atas yaitu, (1) cara untuk meningkatkannya atau
melakukan penelitiaannya, dan (2) cara menentukan ketercapaian
penelitiannya. Dalam penelitian di atas, peneliti pertama menggunakan
strategi 3M dan peneliti kedua menggunakan media lingkungan sedangkan
penelitian ini menggunakan media Cerita Berganbar. Kedua penelitian di atas
melihat ketercapaian penelitian dari segi nilai rata-rata siswa sedangkan
penelitian ini melihat ketercapaiannya dari banyaknya jumlah siswa yang
mencapai nilai ≥ KKM (70).
Kedua penelitian ini dapat menjadi salah satu cermin bagi peneliti
dalam melakukan penelitian, seperti pada penelitian Indri Lestari yang
menggunakan strategi 3M yaitu meniru-mengolah-mengembangkan karangan
dan juga pada penelitian Siti Umayanah yang menggunakan media
lingkungan sekitar maka dalam penelitian ini peneliti melakukan kegiatan
kehidupan nyata siswa. Kedua penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan
menulis maka diharapkan penelitian ini pun juga dapat meningkatkan
kemampuan menulis karangan sederhana dengan media cerita bergambar.
Digambarkan secara singkat dalam literature map.
Gambar 2.1 Literature Map
Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana
Menggunakan Media Cerita Bergambar Pada Siswa Kelas III
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pre-test, lemahnya kemampuan menulis karangan siswa
kelas III SD Muhammadiyah Tamantirto disebabkan oleh beberapa hal yang
diantaranya ialah kurang tepatnya pendekatan yang dilakukan oleh guru, baik
itu yang menyangkut strategi pembelajaran maupun metode ataupun bahkan
media pembelajaran yang jarang sekali guru menggunakannya saat proses
pembelajaran berlangsung. Sehingga, siswa merasa kurang tertarik pada
pembelajaran yang disampaikan oleh guru mereka yang berakibat siswa tidak
mau memperhatikan penjelasan guru dengan begitu materi yang disampaikan
oleh guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan sebaik mungkin. Dengan
adanya hal ini, peneliti mulai mencari suatu hal yang kiranya tepat dan dapat
digunakan saat pembelajaran Bahasa Indonesia yang berakaitan dengan
menulis karangan sederhana.
Tahap berpikir anak kelas III masih berada pada tahap operasi berpikir
konkrit, yang artinya mereka akan mudah menerima pengetahuan bila hal
tersebut nyata dan ada. Jadi, diputuskanlah oleh penulis untuk menggunakan
media Cerita Bergambar. Alasanya singkat saja, karena media ini merupakan
salah satu media yang dapat membantu siswa dalam mengaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan atau lingkungan sehari-hari siswa. Dengan
demikian, siswa akan cenderung mudah memahami materi yang disampaikan
D. Hipotesis Tindakan
Penerapan media Cerita Bergambar dapat meningkatkan kemampuan
menulis karangan sederhana pada siswa kelas III SD Muhammadiyah
23 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut
Kemmis (Setiaji, 2010:1), penelitian tindakan adalah sebuah bentuk penelitian
refleksi diri yang dilakukan oleh partisipan dalam situasi-situasi social
(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri.
Sedangkan menurut Bahri (2012: 3) PTK adalah sebuah kegiatan yang
dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk
memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses
sehingga hasil belajar menjadi baik. Berdasarkan definisi dari kedua ahli
tersebut mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diartikan bahwa
PTK merupakan suatu tindakan untuk meneliti kejadian-kejadian di dalam kelas
dalam usaha penikatan kualitas proses belajar agar menjadi lebih baik.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas diberikan oleh guru dan
dilakukan oleh siswa. Dalam penelitian ini peneliti mengkaji permasalahan
yang muncul di dalam kelas mengenai rendahnya kemampuan menulis
khusuusnya pada kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata
yang tepat untuk siswa kelas III SD Muhammadiyah Tamantirto.
Menurut Kasbolah (2001:10) PTK memiliki 4 tahapan kegiatan yang
(c) pengamatan/pengumpulan data, dan (d) refleksi. Seperti yang digambarkan
oleh Kasbolah sebagai berikut:
Gambar 3.1. Bagan Penelitian menurut Kasbolah (2001:10)
Dari bagan menurut Kasbolah (2001:10) dapat dijelaskan bahwa PTK
mulai dilaksanakan dari siklus I yang terdiri dari empat kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada kegiatan
yang pertama yaitu pada kegiatan perencanaan, peneliti merancang tindakan
yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang ada mengenai kurangnya
kemampuan menulis pada siswa kelas III SD Muhammadiyah Tamantirto.
Dengan menggunakan media cerita bergambar, peneliti merancang agar
permasalahan mengenai kemampuan menulis tepatnya pada kompetensi dasar
melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat dapat teratasi. Kegiatan
berdasarkan perencanaan sebelumnya yang didasarkan pada pertimbangan
teoritik dan empirik sehingga hasil yang dicapai akan optimal. Kegiatan ketiga
adalah pengamatan, kegiatan pengamatan adalah proses mengamati
pelaksanaan tindakan dan hasil yang ditimbulkan setelah melakukan tindakan.
Pada kegiatan ini, peneliti mengumpulkan data mengenai proses perubahan
yang terjadi setelah menggunakan media cerita bergambar pada pembelajaran
menulis untuk kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata
yang tepat. Kegiatan keempat adalah tahap refleksi, kegiatan ini merupakan
tindakan untuk merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan. Pada tahap ini,
peneliti menganalisis semua informasi yang diperoleh pada pelaksanaan
kegiatan menulis cerita sederhana dengan kata yang tepat dengan
menggunakan media gambar. Hasil refleksi akan dipakai sebagai dasar
kegiatan siklus selanjutnya. Melalui siklus I, peneliti melihat peluang
keberhasilan yang dicapai dan melihat hambatan dari kegiatan refleksi yang
telah dilakukan. Apabila hasil akhir pada siklus I belum maksimal, maka
peneliti akan melakukan penelitian kembali pada siklus selanjutnya yaitu
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 yaitu sebagai berikut
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Siklus I
Pertemuan ke- Hari Tanggal Jam ke- Keterangan
Pertemuan ke-1 Jumat 15 April 2016 I-VI 2 jam pelajaran
Pertemuan ke-2 Sabtu 16 April 2016 I-VI 2 jam pelajaran
Siklus II
Pertemuan ke- Hari Tanggal Jam ke- Keterangan
Pertemuan ke-1 Senin 25 April 2016 II-IV 2 jam pelajaran
Pertemuan ke-2 Selasa 26 April 201 I-III
2 jam
pelajaran
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Muh Tamantirto yang beralamatkan di
geblagan, Tamantirto, Kasihan Bantul, Yogyakarta, pada kelas III semester II,
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti adalah
semua siswa kelas III SD Muh Tamantirto kasihan di Kabupaten Bantul yang
berjumlah 31 orang siswa terdiri dari 22 orang siswa laki-laki dan 9 orang
siswa perempuan.
E. Objek penelitian
Penelitian ini memiliki obyek yang akan diteliti yaitu kemampuan menulis
karangan sederhana di kelas III SD Muhammadiyah Tamantirto semester II
tahun ajaran 2015/2016.
F. Rencana Tindakan 1. Persiapan
a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SD Muhammadiyah
Tamantirto.
b. Observasi dan wawancara dengan siswa kelas III SD Muhammadiyah
Tamantirto.
c. Identifikasi Masalah.
d. Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus.
e. Penyusunan silabus, LKS, dan instrumen penelitian.
f. Persiapan media pembelajaran.
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
a. Siklus I (2 kali pertemuan)
a) Membuat RPP dan LKS.
b) Mempersiapkan media gambar tunggal.
c) Membuat rubrik penilaian dan pedoman pensekoran untuk
kegiatan “menulis karangan sederhana”.
2) Rencana Tindakan Siklus I
a) Pertemuan 1 (2jp)
(1) Tahap pra menulis
(a) Guru menampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, serta kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
(b) Guru memulai pembelajaran dengan menunjukkan
beberapa gambar, kemudian dari gambar tersebut siswa
diminta untuk mengidentifikasi tema dari
gambar-gambar tersebut.
(c) Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
memberikan beberapa pertanyaan, seperti : “Apakah
tema dari gambargamabr tersebut?” (question)
(d) Melalui jawaban yang disampaikan oleh siswa, guru
mengajak siswa untuk melakukan kegiatan simulasi
bila terjadi bencana merapi. (modeling)
(a) Guru membagi kelas menjadi empat kelompok
masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa. (learning
community)
(b) Guru membagikan 1 amplop pada masing-masing
kelompok. Amplop tersebut berisi gambar tunggal
namun berbentuk puzle (gambar acak yang telah
terpotong-potong).
(c) Berdasarkan gambar acak tersebut, siswa diminta untuk
menyusunnya sehingga terbentuk gambar yang utuh.
(inkuiri)
(d) Setelah gambar acak tersebut menjadi utuh, siswa
menentukan judul yang tepat. Lalu, mulai menulis
sebuah karangan sederhana.
(e) Kemudian, jika semua kelompok telah selesai
mengerjakan tugas yaitu membuat papan “Cerita
Bersama” (membuat karangan sederhana). Selanjutnya
ialah masing-masing kelompok secara bergantian
mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas yang
diwakili oleh 2 orang siswa pada tiap masing-masing
kelompok.
(f) Bagi yang tidak bertugas mempresentasikan hasil
memcoba memperagakan seandainya apa yang ada
pada gambar (gunung meletus) terjadi pada kehidupan
mereka. (modeling)
(g) Hasil pekerjaan siswa dikumpulkan pada guru.
(3) Tahap pasca menulis
(a) Masing-masing siswa diberi lembar penilaian oleh guru
dimana mereka harus menilai teman kelompoknya
secara menyeluruh dan obyektif. Penilaian ini diberi
nama “Penskoran Demokratis” yang artinya penilaian
yang dilakukan oleh siswa pada siswa lainnya yang ada
dalam kelompok. (autentik assesmen).
(b) Lalu guru membuat rangkuman secara tertulis bersama
siswa tentang hal-hal terpenting pada suatu karangan,
meliputi tokoh, alur, ataupun latar. (contruktivisme)
b) Pertemuan 2 (2jp)
Pada pertemuan kedua, guru membagikan hasil pekerjaan pada
pertemuan sebelumnya. Setelah itu, siswa diberi tugas untuk
menggambar suatu peristiwa yang pernah dialaminya dan
menceritakannya dalam sebuah tulisan yang kemudian akan
dipajang pada sebuah papan, papan ini diberi nama papan
“Ceritaku”. Papan “Ceritaku” ialah papan yang berisikan
gambar tentang karangan tersebut. Kemudian, setelah semua
jadi masing-masing siswa dapat menunjukkan pada siswa
lainnya dengan membacakannya di depan kelas. Lalu
dilanjutkan dengan kegiatan refleksi.(reflection)
3) Pengamatan Siklus I
Mencatat temuan-temuan yang ada selama proses belajar mengajar
berlangsung.
4) Refleksi Siklus I
a) Melakukan evaluasi terhadap temuan-temuan selama proses
belajar mengajar.
b) Menentukan langkah untuk melakukan perbaikan pada siklus
selanjutnya (siklus II).
b. Siklus II (2 kali pertemuan)
1) Persiapan siklus II
a) Membuat RPP dan LKS
b) Mempersiapkan media cerita bergambar
c) Membuat rubrik penilaian dan pedoman pensekoran untuk
kegiatan “menulis karangan sederhana”
2) Rencana Tindakan Siklus II
a) Pertemuan 1 (2jp)
(a)Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, serta kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
(b) Guru memulai pembelajaran dengan menunjukkan
gambar seri, kemudian dari gambar tersebut siswa
diminta untuk mengurutkan secara tepat dan
mengidentifikasi tema dari gambar-gambarr tersebut.
(inkuiri)
(c) Guru memulai pembelajaran dengan menunjukkan
gambar seri, kemudian dari gambar tersebut siswa
diminta untuk mengurutkan secara tepat dan
mengidentifikasi tema dari gambar-gambar tersebut.
(inkuiri) lakukan jika hal tersebut terjadi pada
kehidupanmu?”(question) (2) Tahap menulis
(a) Guru membagi siswa dalam kelompok. Masing-masing
kelompok terditi atas 4 siswa. (learning community)
(b) Guru membagikan 1 amplop pada masing-masing
kelompok serta bahan yang dibutuhkan (kertas + tali
pita dan yang lannya). Amplop tersebut berisi 4 gambar
(c) Berdasarkan bahan yang telah diterima, siswa dapat
mulai menyusun keempat gambar tersebut sehingga
menjadi gambar yang urut dan runtut. (inkuiri)
(d) Setelah susunan gambar sudah dapat tersusun, siswa
dapat melanjutkan membuat karangan sederhana
berdasarkan gambar seri tersebut. (contructivisme)
(e) Kemudian, jika semua kelompok telah selesai
mengerjakan tugas yaitu membuat papan “Saku Cerita
Kami” (membuat karangan sederhana). Selanjutnya
ialah masing-masing kelompok secara bergantian
mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas yang
diwakili oleh 2 orang siswa pada tiap masing-masing
kelompok.
(f) Bagi yang tidak bertugas mempresentasikan hasil
karyanya (2 siswa lainnya), maka tugasnya ialah
memcoba memperagakan seandainya apa yang ada
pada gambar (banjir) terjadi pada kehidupan mereka.
(modeling)
(g) Hasil karangan sederhana dikumpulkan pada guru.
(3) Tahap pasca menulis
(a) Masing-masing siswa diberi lembar penilaian oleh
kelompoknya secara menyeluruh dan obyektif.
Penilaian ini diberi nama “Penskoran Demokratis”
yang artinya penilaian yang dilakukan oleh siswa
pada siswa lainnya yang ada dalam kelompok.
(autentik assesmen)
b) Pertemuan 2 (2jp)
(1) Pada pertemuan kedua ini, guru membagikan hasil
karangan sederhana siswa. Lalu siswa membuat “Cerita
Bergambar” dengan didampingi oleh peneliti. “Cerita
Bergambar“ adalah sebuah karangan sederhana yang dibuat
pada sebuah kertas yang isertai gambar. Pada produk itu
siswa dapat memberi warna bahkan hiasan yang menarik.
Tugas ini hampir menyerupai tugas pada pertemuan
sebelumnya namun yang membedakan ialah gambar
serinya yang membuat siswa itu sendiri (tidak disediakan
oleh guru).
(2) Siswa dan guru melakukan kegiatan refleksi (reflection)
3) Pengamatan Siklus II
Mencatan temuan-temuan yang ada selama proses belajar
mengajar berlangsung.
a) Mengidentifikasi masalah baik kekurangan maupun kesalahan
saat proses belajar mengajar berlangsung.
b) Membuat kesimpulan tentang kemampuan siswa dalam
menulis karangan sederhana.
c) Melakukan pengamatan apakah pada siklus ini siswa
mengalami peningkatan dalam menulis karangan sederhana
atau belum, jika belum sesuai dengan target maka peneliti
melanjutkan pada siklus berikutnya.
G. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penilaian PAP (Patokan Acuan
Penilaian).
a) Mengubah skor menjadi nilai
Tabel 3.2
Patokan Acuan Penilaian pada Siklus I
No. Kriteria Ketuntasan Skor Maksimal Kisaran Skor Nilai
10. 0%-35% 0-18 10
Tabel 3.3
Patokan Acuan Penilaian pada Siklus II
No. Kriteria Ketuntasan Skor Maksimal Kisaran Skor Nilai
1. 91%-100%
b) Menentukan jumlah siswa yang mencapai KKM (dalam %)
Jumlah siswa yang mencapai KKM X 100% Jumlah seluruh siswa
Peneliti membandingkan jumlah siswa yang mencapai KKM pada
kondisi awal dengan target akhir untuk menarik kesimpulan apakah
terjadi peningkatan atau tidak dan apakah siklus perlu dilanjutkan atau
H. Variabel Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan
terikat. Variabel bebas adalah variabel yang diperkirakan mempengaruhi
variabel lain, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
variabel bebas. Variabel dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
kemampuan menulis karangan sederhana siswa kelas III SD Muhammadiyah
Tamantirto semester 2 tahun ajar 2015/2016 melalui media cerita
bergambar.Variabel bebasnya adalah media cerita bergambar, sedangkan
variabel terikatnya adalah peningkatan kemampuan menulis karangan
sederhana siswa kelas III SD Muhammadiyah Tamantirto semester 2 tahun
ajar 2015/2016.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan dalam
penelitian untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan penelitian
yang dilakukan untuk memperoleh data (Sugiono, 2012:188). Pengumpulan
data dalam penelitian yang dilakukan di SD Muhammadiyah Tamantirto pada
siswa kelas III semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 mengenai kemampuan
menulis dilaksanakan dengan menggunakan teknik tes dan non tes.
1. Tes
Menurut Arikunto (2009:31) tes adalah alat pengumpul
lain karena teknik tes penuh dengan batasan-batasan. Dalam penelitian
ini teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes berguna sebagai
alat pengumpul informasi yang digunakan untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan siswa peroleh tentang materi menulis pada
kompetensi dasar menulis karangan sederhana menggunakan pilihan
kata yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf
kapital, dan tanda titik.
2. Non Tes
Teknik non tes merupakan teknik pengumpulan data tanpa
menggunakan tes. Teknik penelitian non tes biasanya dilakukan
dengan cara wawancara, pengamatan secara sistematis,
menyebarkan angket, ataupun menilai/mengamati
dokumen-dokumen yang ada (Sudjiono, 2009:67). Dalam penelitian ini,
teknik non tes terdiri dari observasi dan wawancara.
a) Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa
ketika mengikuti pelajaran di kelas. Menurut Soeharto
(1995) observasi adalah pengamatan dengan
menggunakan indera pengelihatan yang berarti tidak
mengajukan pertanyaan. Observasi dapat diartikan
mengamati menggunakan indera pengelihatan. Dalam
penelitian ini, peneliti melakukan observasi terhadap
pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.
Observasi bertujuan untuk mengamati proses kegiatan
pembelajaran yang berlangsung di kelas III SD
Muhammadiyah Tamantirto.
Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk
memantau atau mengamati segala kegiatan yang
dilakukan selama pembelajaran di dalam kelas.
Pengamatan yang dilakukan adalah mengamati tentang
cara siswa mendapat pengajaran dari guru dan
mengamati kemampuan menulis siswa dalam
kompetensi dasar menulis karangan sederhana
menggunakan pilihan kata yang tepat dengan
memperhatikan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.
b) Wawancara
Menurut Moleong (2005) wawancara merupakan
percakapan dengan maksud tertentu. Peneliti
melakukan wawancara dengan guru kelas III mengenai
proses pembelajaran yang berlangsung dan melakukan
wawancara mengenai kemampuan siswa menulis dalam
menggunakan pilihan kata yang tepat dengan
memperhatikan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.
Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui
tentang kemampuan siswa menulis sebelum dilakukan
tindakan penelitian.
J. Instrumen Penelitian
Pada siklus I dan II, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah produk.Produk yang dihasilkan pada siklus I adalah Menulis Karangan
Sederhana pada Papan “Cerita Bersama” berdasarkan gambar tunggal ini
dikerjakan secara kelompok maka penilaiannya pun secara kelompok dan
papan “Ceritaku” (individu).Produk yang dihasilkan pada siklus II adalah
Menulis Karangan Sederhana pada saku “Cerita Kami” (kelompok) dan
“Cerita Bergambar” produk ini dikerjakan secara pribadi makapenilaiannya
pun penilaian pribadi.
1. Siklus I dan II
a) Siklus I
Pada siklus I pertemuan 1, instrumen yang digunakan ialah membuat
karangan sederhana dengan menggunakan media gambar yaitu “
Letusan Gunung “ yang tersusun acak (berupa potongan atau puzzle).
Tugas yang diberikan pada siswa ialah menyusun karangan sederhana
berdasarkan gambar tersebut (kelompok). Tugas ini diberi nama
Tabel 3.4
Kriteria Penskoran siklus I pertemuan I
No Aspek yang dinilai Bobot Skala Skor
1 2 3 4
1. Kerapian 1
2. Kesesuaian isi cerita 1
3. Penggunaan Tanda Baca 1
4. Kesesuaian Huruf Kapital 1
5. Kesesuaian Judul 1
6. Rangkaian gambar puzzle 1
Total Skor
Deskripsi untuk Kriteria Penskoran
1. Kerapian
4 = pekerjaan siswa sangat rapi
3 = pekerjaan siswa rapi
2 = pekerjaan siswa kurang rapi
1 = pekerjaan siswa tidak rapi (kotor)
4 = isi cerita dengan gambar sangat sesuai
3 = isi cerita dengan gambar sesuai
2 = isi cerita dengan gambar kurang sesuai
1 = isi cerita dengan gambar kurang sesuai
3. Penggunaan Tanda Baca (titik,koma dan lainnya)
4 = penggunaan tanda baca sangat tepat
3 = penggunaan tanda baca tepat
2 = penggunaan tanda baca kurang tepat
1 = penggunaan tanda baca tidak tepat
4. Penggunaan Huruf Kapital
4 = penggunaan huruf kapital sangat tepat
3 = penggunaan huruf kapital tepat
2 = penggunaan huruf kapital kurang tepat
1 = penggunaan huruf kapital tidak tepat
5. Kesesuaian Judul
4 = judul dengan gambar sangat sesuai
3 = judul dengan gambar sesuai
2 = judul dengan gambar kurang sesuai
1 = judul dengan gambar tidak sesuai
6. Rangkaian gambar puzzle
4= semua gambar terangkai dengan tepat
2= rangkaian gambar kurang tepat
1=rangkaian gambar tidak tepat
Selain penilaian kelompok atau hasil karya papan “ Cerita Bersama”, masing-masing
siswa diberi tanggung jawab untuk menilai 3 teman lainnya yang ada pada kelompok
masing-masing. Penilaian ini disebut penilaian “Demokratis”.
Tabel 3.5
Kriteria Penilaian siklus I pertemuan 2
No Aspek yang dinilai Bobot Skala Skor
1 2 3 4
1. Kerapian 2
2. Kesesuaian isi cerita 2
3. Penggunaan Tanda Baca 2
4. Kesesuaian Huruf Kapital 2
5. Kesesuaian Judul 2
6. Gambar yang dibuat 2
Total Skor
Deskripsi untuk Kriteria Penilaian :
4 = pekerjaan siswa sangat rapi
3 = pekerjaan siswa rapi
2 = pekerjaan siswa kurang rapi
1 = pekerjaan siswa tidak rapi
2. Kesesuaian cerita
4 = cerita dengan gambar sangat sesuai
3 = cerita dengan gambar sesuai
2 = cerita dengan gambar kurang sesuai
1 = cerita dengan gambar tidak sesuai
3. Penggunaan Tanda Baca
4 = penggunaan tanda baca sangat tepat
3 = penggunaan tanda baca tepat
2 = penggunaan tanda baca kurang tepat
1 = penggunaan tanda baca tidak tepat
4. Penggunaan Huruf Kapital
4 = penggunaan huruf kapital sangat tepat
3 = penggunaan huruf kapital tepat
2 = penggunaan huruf kapital kurang tepat
1 = penggunaan huruf kapital tidak tepat
5. Kesesuaian Judul
4 = judul dengan gambar sangat sesuai
2 = judul dengan gambar kurang sesuai
1 = judul dengan gambar tidak sesuai
6. Gambar yang dibuat
4 = isi gambar dengan cerita sangat sesuai
3 = isi gambar dengan cerita sesuai
2 = isi gambar dengan cerita kurang sesuai
1 = isi gambar dengan cerita kurang sesuai
b) Siklus II
Pada siklus II pertemuan 1, siswa akan diberi tugas oleh guru yaitu membuat
karangan sederhana berdasarkan gambar seri yang dibagikan oleh guru.
Berdasarkan gambar seri yang teracak, maka siswa harus mampu
mengurutkannya kemudian membuat karangan sederhana (kelompok). Tugas
ini diberi nama saku “Cerita Kami”. Kriteria penilaiannya adalah
sebagaiberikut.
Tabel 3.6
Kriteria Penilaian siklus II pertemuan 1
No Aspek yang dinilai Bobot Skala Skor
1 2 3 4
2. Urutan Gambar
3. Kesesuaian isi cerita
4. Penggunaan Tanda Baca
5. Kesesuaian Huruf Kapital
6. Kesesuaian Judul
Total Skor
Deskripsi untuk Kriteria Penilaian:
1. Kerapian
4 = pekerjaan siswa sangat rapi
3 = pekerjaan siswa rapi
2 = pekerjaan siswa kurang rapi
1 = pekerjaan siswa tidak rapi
2. Urutan gambar
4 = keempat gambar urut
3 = hanya 3 gambar yang urut
2 = hanya 2 yang urut
1 = tidak urut sama sekali
3. Kesesuaian cerita dengan gambar
3 = cerita dengan gambar sesuai
2 = cerita dengan gambar kurang sesuai
1 = cerita dengan gambar tidak sesuai
4. Penggunaan Tanda Baca
4 = penggunaan tanda baca sangat tepat
3 = penggunaan tanda baca tepat
2 = penggunaan tanda baca kurang tepat
1 = penggunaan tanda baca tidak tepat
5. Penggunaan Huruf Kapital
4 = penggunaan huruf kapital sangat tepat
3 = penggunaan huruf kapital tepat
2 = penggunaan huruf kapital kurang tepat
1 = penggunaan huruf kapital tidak tepat
6. Kesesuaian Judul
4 = judul dengan gambar sangat sesuai
3 = judul dengan gambar sesuai
2 = judul dengan gambar kurang sesuai
1 = judul dengan gambar tidak sesuai
Selain penialain kelompok atau hasil karya saku “ Cerita Kami”, masingmasing siswa
diberi tanggung jawab untuk menilai 3 teman lainnya yang ada pada kelompok
masing-masing. Penilaian ini disebut penilaian “Demokratis”.Kriteria penskorannya
Tabel 3.7
Kriteria Penilaian siklus II pertemuan 2
No Aspek yang dinilai Bobot Skala Skor
1 2 3 4
1. Kerapian
2. Runtutan Gambar
3. Kesesuaian isi cerita
4. Penggunaan Tanda Baca
5. Kesesuaian Huruf Kapital
6. Kesesuaian Judul
Total Skor
Deskripsi untuk Kriteria Penskoran
1) Kerapian
4 = pekerjaan siswa sangat rapi
3 = pekerjaan siswa rapi
2 = pekerjaan siswa kurang rapi
1 = pekerjaan siswa tidak rapi
6 = keempat gambar urut
3 = hanya 3 gambar yang urut
2 = hanya 2 yang urut
1 = tidak urut sama sekali
3) Kesesuaian cerita dengan gambar
4 = cerita dengan gambar sangat sesuai
3 = cerita dengan gambar sesuai
2 = cerita dengan gambar kurang sesuai
1 = cerita dengan gambar tidak sesuai
4) Penggunaan Tanda Baca
4 = penggunaan tanda baca sangat tepat
3 = penggunaan tanda baca tepat
2 = penggunaan tanda baca kurang tepat
1 = penggunaan tanda baca tidak tepat
5) Penggunaan Huruf Kapital
4 = penggunaan huruf kapital sangat tepat
3 = penggunaan huruf kapital tepat
2 = penggunaan huruf kapital kurang tepat
1 = penggunaan huruf kapital tidak tepat
6) Kesesuaian Judul
4 = judul dengan gambar sangat sesuai
2 = judul dengan gambar kurang sesuai
1 = judul dengan gambar tidak sesuai
Petunjuk Pengisian: Memberi tanda cek (√) pada kolom skala
penilaian untuk setiap aspek.
K. Kriteria Keberhasilan
Tabel 3.8
Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II