• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adopsi teknologi informasi dan komunikasi guru Ekonomi dalam kegiatan pembelajaran di SMA EKS RSBI di Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Adopsi teknologi informasi dan komunikasi guru Ekonomi dalam kegiatan pembelajaran di SMA EKS RSBI di Yogyakarta."

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

i

ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

GURU EKONOMI DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

DI SMA EKS RSBI DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Andreas Adi Setya Nugraha NIM : 101324005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

(5)

v MOTTO

(6)
(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Andreas Adi Setya Nugraha

Nomor Mahasiswa : 101324005

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

GURU EKONOMI DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

DI SMA EKS RSBI DI YOGYAKARTA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk rangkaian data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memimnta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 20 Januari 2017 Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI GURU EKONOMI DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMA EKS RSBI

DI YOGYAKARTA

Andreas Adi Setyo Nugroho Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh keunggulan relatif, kesesuaian, kemudahan dalam penggunaan, kesukarelaan, dan citra terhadap adopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran ekonomi di SMA Eks RSBI (rintisan sekolah bertaraf internasional) Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan teori Divusi Inovasi atau IDT (Innovation Diffusion Theory). Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian dilaksanakan pada bulan April–Mei 2016. Populasi penelitian terdiri dari seluruh guru ekonomi di SMA eks RSBI di Yogyakarta. Jumlah responden sebanyak 22 guru mata pelajaran ekonomi. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Teknik analisis data menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Variabel Keunggulan Relatif berpengaruh terhadap Adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi di SMA eks RSBI di Yogyakarta; 2) Variabel Kesesuaian tidak berpengaruh terhadap Adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi di SMA eks RSBI di Yogyakarta; 3) Variabel Kemudahan Dalam Penggunaan berpengaruh terhadap Adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi di SMA eks RSBI di Yogyakarta; 4) Kesukarelaan berpengaruh terhadap Adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi di SMA eks RSBI di Yogyakarta; 5) Variabel Citra tidak berpengaruh terhadap Adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi di SMA eks RSBI di Yogyakarta; dan 6) Variabel keunggulan relatif (relative advantage), kesesuaian (compatibility), kemudahan dalam penggunaan (easy of use), kesukarelaan (voluntariness), dan citra (image) secara bersama-sama berpengaruh terhadap adopsi TIK dalam proses pembelajaran ekonomi di SMA eks RSBI di Yogyakarta.

(9)

ix ABSTRACT

ADOPTION OF INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGIES OF ECONOMICS TEACHERS IN THE LEARNING

PROCESS IN THE EX-RSBI HIGH SCHOOLS IN YOGYAKARTA

Andreas Adi Setyo Nugroho

Sanata Dharma University

2017

This research aims to examine and analyze the relative advantage, compatibility, easy of use, voluntariness, and image towards the adoption of information and communication technologies in the economics learning process in ex-RSBI high schools in Yogyakarta. This research applies the Innovation Diffusion Theory. This research is a correlational research. The research population were consisted of economics teachers of ex-RSBI high schools in Yogyakarta. The research was held on April until May 2016. The respondents are 22 economics teachers. The method used in this research is the saturated sampling technique. The analysis technique used in the research is the multiple linear regression analysis.

The research showed that: 1) the relative advantage affected the adoption of information and communication technologies in the learning process of economics subject in ex-RSBI high schools in Yogyakarta; 2) the compatibility variable did not affect the adoption of information and communication technologies in the learning process of economics subject in ex-RSBI high schools in Yogyakarta; 3) the easy of use variable affected the adoption of information and communication technologies in the learning process of economics subject in ex-RSBI high schools in Yogyakarta; 4) the voluntariness variable affected the adoption of information and communication technologies in the learning process of economics subject in ex-RSBI high schools in Yogyakarta; 5) the image variable did not affect the adoption of information and communication technologies in the learning process of economics subject in ex-RSBI high schools in Yogyakarta; and 6) relative advantage, compatibility, easy of use, voluntariness, and image simultaneously affected the the adoption of information and communication technologies in the learning process of economics subject in ex-RSBI high schools in Yogyakarta.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Kasih karena skripsi ini akhirnya selesai. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan PS Pendidikan Eknomi. Penulis menyadari bahwa proses penyususnan skripsi ini mendapatkan masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ignasius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku ketua Jurusan Pendidikan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si, M. Ed. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan, semangat dan motivasi selama perkuliahan.

4. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo dan Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan untuk ketercapaian skripsi ini.

5. Segenap Bapak/Ibu dosen yang telah banyak memnerikan pengetahuan, nasihat serta motivasi selama proses perkuliahan.

6. Ibu Christina Kristiani selaku tenaga administrasi Pendidikan Ekonomi yang selalu membantu dan memberikan informasi akademik selama proses perkuliahan.

7. Bapak Kepala Sekolah, Waka Humas, dan Guru Ekonomi SMA Eks RSBI di Yogyakarta yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

(11)
(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

(13)

xiii

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 10

1. Variabel Penelitian ... 10

2. Definisi Operasional ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Kajian Teori ... 12

1. Teknologi Informatika dan Komunikasi ... 12

2. Teori Adopsi Teknologi Informasi ... 23

B. Penelitian Terdahulu ... 27

C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 35

C. Jenis dan Sumber Data ... 36

1. Data Primer ... 36

2. Data Sekunder ... 36

D. Variabel Penelitian ... 36

1. Variabel Penelitian ... 36

2. Pengukuran Variabel ... 36

E. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel ... 38

1. Populasi ... 38

2. Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel ... 38

(14)

xiv

G. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data ... 39

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reliabilitas ... 43

I. Teknik Analisis Data ... 43

1. Uji Prasyarat Regresi ... 43

2. Uji Asumsi Klasik ... 45

3. Analisis Deskriptif ... 46

4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 47

5. Uji Hipotesis ... 48

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 50

A. Profil SMA Eks RSBI di Yogyakarta ... 50

1. SMA N 1 Yogyakarta ... 50

2. SMA N 2 Yogyakarta ... 50

3. SMA N 3 Yogyakarta ... 51

4. SMA N 8 Yogyakarta ... 52

5. SMA Kolese De Britto ... 52

6. SMA N 2 Wates ... 53

7. SMA N 1 Wonosari ... 54

8. SMA N 1 Kasihan ... 54

9. SMA N 1 Bantul ... 55

(15)

xv

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Deskripsi Data... 57

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 58

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Menjadi Guru ... 58

4. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Mengikuti Pelatihan TIK ... 59

5. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ... 59

B. Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Variabel Penelitian ... 60

1. Deskripsi Penilaian Responden Pada Adopsi TIK pada Pembelajaran Ekonomi ... 60

2. Deskripsi Penilaian Responden Pada Keunggulan Relatif ... 61

3. Deskripsi Penilaian Responden Pada Kesesuaian... 62

4. Deskripsi Penilaian Responden Pada Kemudahan Dalam Penggunaan ... 62

5. Deskripsi Penilaian Responden Pada Kesukarelaan ... 63

6. Deskripsi Penilaian Responden Pada Citra ... 64

C. Analisis Data dan Pembahasan ... 64

1. Uji Prasyarat Analisis ... 64

2. Uji Multikolinearitas ... 67

(16)

xvi

D. Analisis Regresi Linier Berganda ... 69

1. Persamaan Model Regresi ... 70

2. Uji F ... 72

3. Uji T ... 73

4. Analisis Koefisien Determinasi ... 75

E. Pembahasan dan Implikasi ... 75

1. Pengaruh Keunggulan Relatif Terhadap Adopsi TIK Dalam Pembelajaran Ekonomi ... 76

2. Pengaruh Kesesuaian Terhadap Adopsi TIK Dalam Pembelajaran Ekonomi ... 77

3. Pengaruh Kemudahan Dalam Penggunaan Terhadap Adopsi TIK Dalam Pembelajaran Ekonomi ... 79

4. Pengaruh Kesukarelaan Terhadap Adopsi TIK Dalam Pembelajaran Ekonomi ... 80

5. Pengaruh Citra Terhadap Adopsi TIK Dalam Pembelajaran Ekonomi ... 81

6. Pengaruh Keunggulan Relatif, Kesesuaian, Kemudahan Dalam Penggunaan, Kesukarelaan, dan Citra Bersama-sama Terhadap Adopsi TIK Dalam Pembelajaran Ekonomi ... 82

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 83

A. Kesimpulan ... 83

(17)

xvii

C. Saran Penelitian Selanjutnya ... 85

D. Keterbatasan... 86

Daftar Pustaka ... 84

(18)

xviii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Skala Likert ... 34

Tabel 3.2 Tabel Instrumen dan Variabel Penelitian ... 37

Tabel 3.3 Tabel Variabel dan Instrumen Penelitian ... 38

Tabel 5.1 Tabel Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 5.2 Tabel Deskripsi Responden Berdasarkan Umur Responden ... 55

Tabel 5.3 Tabel Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Menjadi Guru ... 55

Tabel 5.4 Tabel Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Mengikuti Pelatihan TIK... 56

Tabel 5.5 Tabel Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .... 56

Tabel 5.6 Tabel Deskripsi Penilaian Responden Pada Adopsi TIK pada Pembelajaran Ekonomi ... 57

Tabel 5.7 Tabel Deskripsi Penilaian Responden Pada Keunggulan Relatif ... 58

Tabel 5.8 Tabel Deskripsi Penilaian Responden Pada Kesesuaian... 59

Tabel 5.9 Tabel Deskripsi Penilaian Responden Pada Kemudahan Dalam Penggunaan ... 60

Tabel 5.10 Tabel Deskripsi Penilaian Responden Kesukarelaan ... 60

Tabel 5.11 Tabel Deskripsi Penilaian Responden Pada Citra ... 61

Tabel 5.12 Tabel Uji Normalitas ... 62

(19)

xix

(20)

xx

DAFTAR GAMBAR

(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner dan Rekap Data Mentah ... 87

Lampiran II Hasil Uji Validasi & Reliabilitas ... 91

Lampiran III Hasil Uji Prasyarat ... 102

Lampiran IV Hasil Uji Asumsi Klasik ... 109

Lampiran V Hasil Uji Regresi Berganda ... 112

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi dan globalisasi semakin hari semakin kental mempengaruhi setiap kehidupan manusia di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri kemajuan Teknologi khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah mengubah cara hidup masyarakat Indonesia. TIK sudah menjadi tumpuan hidup masyarakat modern. Pengaruh TIK juga telah mengubah cara masyarakat berinteraksi dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan pendidikan. Dengan adanya TIK masyarakat berharap akan adanya peningkatan kinerja dan hasil pada tugas-tugas yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

(23)

Namun demikian kecepatan siswa dalam mengadopsi teknologi nampaknya memberikan jarak antara guru dan siswa disekolah dalam pemanfaatan TIK. Perbedaan usia dan zaman tentu saja menjadi alasan bagaimana kesenjangan dalam penggunaan TIK itu bisa terjadi. Generasi Guru saat ini bisa diklasifikasikan ke dalam dua kelompok dalam hal peggunaan teknologi informasi,generasi guru yang termasuk dalam generasi Baby Boom dan Generasi X. Generasi Baby Boom adalah generasi yang lahir dalam rentang Januari 1946 Desember 1964. Generasi Baby Boom ini adalah generasi yang menikmati awal perkembangan Televisi dan Radio. Sedangkan Generasi X lahir dalam rentang Januari 1965 – Desember 1976. Generasi ini adalah generasi yang mulai merambah teknologi internet setelah adanya televisi dan radio (Tapscott; 2009, dalam Harsoyo; 2009:19).

Lahir sebagai orang asing dalam dunia TIK membuat guru masih banyak yang melaksanakan pembelajaran dengan cara konvensional. Hal ini yang membuat generasi siswa saat ini cenderung melakukan resistensi terhadap proses pembelajaran yang masih menggunakan cara konvensional. Proses pembelajaran konvensional sudah tidak mampu dikomunikasikan dengan maksimal kepada siswa yang dalam berkegiatan dan cara berinteraksinya sudah terbiasa dengan cara digital modern.

(24)

pendidikan Indonesia. Beriringan dengan pembaruan kurikulum, TIK secara resmi telah menjadi bagian yang menyatu dan wajib ada disetiap proses pembelajaran. Selain itu mulailah pemerintah memunculkan buku-buku digital. Dan juga jaringan-jaringan digital yang bisa di akses seluruh masyarakat Indonesia sebagai penunjang proses pembelajaran berbasis TIK.

Namun demikian nampaknya kebijakan diatas dirasa belum cukup mampu mengintegrasikan TIK secara menyeluruh ke dalam proses pembelajaran. Pemerintah kian menyadari bahwasanya fasilitas dan juga sumberdaya manusia dalam hal ini Guru sebagai pemeran utama belum mampu memanfaatkan TIK secara maksimal. Kemampuan guru harus diperbarui, harus dilakukan standarisasi melalui berbagai pelatihan dan juga percobaan untuk mengangkatkan kualitas Guru dalam mendukung pengimplementasian TIK. Akhirnya tibalah momentum yang sangat baik bagi pemerintah untuk mencetuskan ide dan merealisasikan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), dimana sekolah RSBI ini nantinya akan mengintegrasikan TIK secara menyeluruh disetiap mata pelajaran.

(25)

kelas. Namun juga masih ada saja guru yang belum mampu meneruskan penerapan TIK dalam pembelajaran secara menyeluruh.

Berawal dari fakta banyaknya guru yang masih mengajar dengan cara konvensional penulis berinisiatif untuk meneliti keberhasilan Adopsi Teknologi di SMA Eks RSBI khususnya dalam pembelajaran ekonomi. Pembelajaran ekonomi sendiri memiliki karakteristik materi yang beragam. Mulai dari materi teoritis tulisan sampai dengan materi bergambar kurva yang rumit. Dengan adanya TIK materi yang memiliki kerumitan mampu dijelaskan dengan cara yang lebih mudah. Hal inilah yang membuat TIK begitu penting dalam menunjang keberhasilan pembelajaran ekonomi di kelas.

Terdapat berbagai model yang dibangun untuk dapat menjelaskan bagaimana teknologi dapat diterima dan diimplementasikan oleh pengguna. (Venkatesh, et al. (2003) dalam Jogiyanto (2008:299-300)) menyebutkan ada delapan teori yang bisa digunakan yaitu:

1. teori tindakan beralasan (theory of reasoned action atau TRA)

2. model penerimaan teknologi (technology acceptance model atau TAM) 3. model motivasional (motivational model atau MM)

4. teori perilaku rencanaan (Theory of planned behavior atau TPB)

5. model gabungan TAM dan TPB (a model combining the technology

acceptance model and the theory of planned behavior atau TAM+TPB)

(26)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang adopsi teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Teori Difusi Inovasi atau IDT (Innovation Diffusion Theory). Determinan penting dalam adopsi teknologi menurut teori IDT (Innovation Diffusion Theory) adalah persepsi atribut inovas (perceived attributes innovation) atau juga disebut karakteristik inovasi (innovation characteristics). Atribut atau karakteristik tersebut meliputi keungggulan relatif (relative advantage), kesesuaian (compatibility),

kemungkinan uji coba (trialability), keterlibatan hasilnya (result demonstrability), persepsi kemudahan dalam penggunaan (easy of use), dan visibilitas (visibility). (Agarwal & Prasad 1997: 565; Moore & Benbasat, 1991: 194; Rogers, 2003: 222; Askarany, 2009: 2051; dalam Yohanes Harsoyo, 2014: 8)). Penulis hanya mengambil tiga atribut milik Rogers yang dirasa paling berpengaruh yaitu keungggulan relatif (relative advantage), kesesuaian (compatibility),dan persepsi kemudahan dalam penggunaan (easy of use), dan menambahkan dua atribut lain dari Moore & Benbasat yaitu kesukarelaan (voluntariness) dan citra (image).

(27)

efektif, menarik dan memberikan hasil yang lebih baik daripada menggunakan cara belajar yang konvensional. Dengan demikian adanya TIK ini mampu memicu perkembangan konsep dan teknik baru yang dapat mempengaruhi guru untuk lebih mengembangkan teknologi tersebut agar kualitas pembelajaran maupun inovasi pembelajaran yang dilakukan guru dapat mengungguli sekolah non-RSBI, sehingga menciptakan guru-guru yang memiliki keunggulan tersendiri. Selain itu, standar KKM yang lebih tinggi dari sekolah non-RSBI menuntut penggunaan TIK oleh guru akan lebih besar pada sekolah RSBI sehingga guru mendapatkan manfaat dan hasil lebih dari penggunaan TIK dengan mengembangkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif dengan menggunakan TIK pada pembelajaran ekonomi.

Kesesuaian (Compatibility) dalam penggunaan TIK oleh guru berkaitan pada penyusunan perangkat pembelajaran seperti RPP, Prota, Prosem, Silabus dan materi pembelajaran yang secara rutin harus dilakukan oleh guru. Oleh sebab itu penting bagi guru untuk menguasai penggunaan media TIK seperti Microsoft

Word, Excel maupun Power Point untuk memudahkan pekerjaan guru.

Selain itu Guru akan memiliki citra (image) mengikuti perkembangan kurikulum sesuai zamannya jika telah menggunakan program-program TIK tersebut. Para guru yang masih menggunakan cara konvensional akan mendapatkan citra kuno pada pembelajaran yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan kenyataan pada sekolah RSBI maupun non-RSBI. Guru akan memiliki

status-status seperti “guru gaul” yang disematkan pada guru yang mengikuti trend

(28)

Kemudahan dalam penggunaan (easy of use) ini pada penerapan TIK yang dituntut harus sesuai dengan pembelajaran modern seperti sekarang ini, membuat banyak guru beranggapan bahwa penggunaan TIK sebagai sarana pendukung kegiatan pembelajaran sulit untuk digunakan, khususnya bagi guru yang sudah berumur. Sedangkan bagi guru muda, penggunaan TIK sangatlah membantu. Karena pada dasarnya TIK dapat mecahkan masalah-masalah pembelajaran seperti pembuatan materi pembelajaran yang memiliki kerumitan seperti kurva, tabel, diagram yang lebih lebih mudah jika dikerjakan dengan TIK daripada secara konvensional.

Variabel terakhir adalah kesukarelaan (Voluntariness). Penggunaan TIK sebagai media pembelajaran juga dituntut bagi para guru. Pada sekolah-sekolah non-RSBI penggunaan TIK belum ditekankan seperti pada sekolah RSBI. Sekolah RSBI telah memberikan aturan kewajiban penggunaan TIK dalam memberikan pembelajaran. Maka dari itu, sekolah RSBI menuntut kesukarelaan para guru untuk mengerti cara menjalankan fungsi-fungsi dalam TIK dan mampu berinovasi sesuai kebutuhan pembelajaran khususnya ekonomi yang banyak memiliki berbagai karakteristik materi misalnya kurva, diagram, bagan dan lain sebagainya.

(29)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan untuk penelitian ini yaitu:

1. Apakah ada pengaruh keunggulan relatif (relative advantage) terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

2. Apakah ada pengaruh kesesuaian (compatibility) terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

3. Apakah ada pengaruh kemudahan dalam penggunaan (easy of use) terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

4. Apakah ada pengaruh kesukarelaan (voluntariness) terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi ?

5. Apakah ada pengaruh citra (image) guru terhadap adopsi TIK dalam proses pembelajaran ?

6. Apakah ada pengaruh keunggulan relatif (relative advantage), kesesuaian

(compatibility), kemudahan dalam penggunaan (easy of use), kesukarelaan

(voluntariness), dan citra (image) secara bersama-sama terhadap adopsi TIK dalam proses pembelajaran ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh keunggulan relatif terhadap adopsi TIK dalam proses pembelajaran ekonomi.

(30)

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kemudahan dalam penggunaan terhadap adopsi TIK dalam proses pembelajaran ekonomi.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kesukarelaan terhadap adopsi TIK dalam proses pembelajaran ekonomi.

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh citra guru terhadap adopsi TIK dalam proses pembelajaran ekonomi.

6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh keunggulan relatif (relative

advantage), kesesuaian (compatibility), kemudahan dalam penggunaan (easy

of use), kesukarelaan (voluntariness), dan citra (image) secara bersama-sama

terhadap adopsi TIK dalam proses pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengalaman, wawasan, dan pengetahuan penulis yang nantinya juga bisa berguna ketika menjadi seorang guru.

2. Bagi Kepala Sekolah dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan

(31)

TIK dengan menonjolkan sisi kemanfaatannya, dan sisi kemudahan penggunaannya sehingga guru tertarik untuk menggunakan TIK.

3. Bagi pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan kepada pengembang TIK untuk membuat produk TIK yang lebih banyak memberikan manfaat dari penggunaan TIK, dan yang lebih mudah digunakan sehingga guru sebagai pengguna bisa semakin besar kemampuan untuk mengadopsi TIK di sekolah. 4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Semoga penelitian ini memberi kontribusi untuk perpustakaan dan menambah referensi mengenai keberhasilan adopsi teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Semoga hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi untuk melakukan penelitian-penelitian lainnya.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari variabel berikut:

(32)

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:59). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah adopsi TIK.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Ekonomi merupakan proses penggunaan peralatan TIK yang berupa perangkat keras dan lunak yang terkait dengan internet ataupun tidak yang berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar mengajar oleh guru ekonomi.

b. Keunggulan Relatif (Relative Advantage), adalah derajat posisi TIK dianggap lebih unggul dari inovasi sebelumnya.

c. Kesesuaian (Compatibility), adalah derajat posisi TIK dianggap sesuai dengan kebutuhan guru sekarang.

d. Kemudahan dalam penggunaan (easy of use), adalah derajat posisi TIK yang dianggap lebih mudah digunakan oleh guru untuk mengerjakan tugas-tugasnya.

e. Kesukarelaan (Voluntariness), adalah derajat kesediaan guru menggunakan TIK secara sukarela untuk mengerjakan tugas-tugasnya. f. Citra (Image), adalah tingkat penggunaan TIK dianggap dapat

(33)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Teknologi Informasi dan Komunikasi

a. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Ada berbagai macam definisi TIK menurut ahli, yaitu:

Definisi yang diberikan oleh UNESCO Asia and Pacific Regional

Bureau for Education and Commonwealth of Learning bahwa TIK

adalah teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi dan untuk membuat, mengelola dan mendistribusiakn informasi yang diantaranya: komputer, internet, telepon, televiosi, radio dan peralatan audiovisual (Fitriyadi, 2013:270).

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah sesuatu teknologi baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) yang digunakan untuk mengelola data/informasi dan komunikasi (Gunawan, 2015:1). TIK mencakup banyak teknologi yang memungkinkan kita untuk menerima informasi dan berkomunikasi atau bertukar informasi dengan orang lain, dengan perangkat dsn fungsi untuk capturing (menangkap), interpreting (menafsirkan),

storing (menyimpan), dan transmiting (mengirim) (Anderson dalam

Fitriyadi, 2013:270).

(34)

Menurut Siahaan (2012:14) menyatakan bahwa pesatnya kemajuan dalam TIK telah mengakibatkan perubahan pandangan terhadap pembelajaran adalah pembelajaran sebagai: 1. Proses alami, 2. Proses sosial, 3. Proses aktif dan pasif, 4. Proses linier dan atau tidak linier, 5. Proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, 6. Aktivitas yang berbasis pada model kekuatan,m kecakapan, minat dan kultur siswa, 7. Aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nayata baik inidvidual maupun kolompok.

(35)

b. Generasi Siswa Saat ini

Berikut ini penjelasan Tapscott (2009: 11-16) dalam bukunya “Grown Up Digital” mengenai pengelompokan generasi pengguna teknologi informasi dan komunikasi yang diklasifikasikan dari tahun 1946 sampai sekarang. (1) Generasi Baby Boom. Generasi yang lahir dalam rentang Januari 1946 – Desember 1964. Generasi ini adalah generasi yang tumbuh setelah perang dunia kedua. Pada masa ini tingkat kelahiran sangat tinggi karena banyak pasangan yang menunda menikah ketika terjadi perang akhirnya melakukan pernikahan pada masa ini. Suasana masyarakat saat itu adalah suasana optimis menuju kemakmuran. Pada masa ini juga terjadi migrasi penduduk yang besar menuju pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Karena pada umumnya pada masa ini terjadi

pertumbuhan ekonomi maka generasi ini disebut juga sebagai “Generasi

Pertumbuhan Ekonomi”. Generasi ini merupakan generasi yang menikmati

perkembangan awal televisi dan radio. (2) Generasi X (The Baby Bust

(36)

radio, televisi, film, dan internet sehingga generasi ini dapat disebut juga sebagai komunikator agresif yang menguasai berbagai jenis media. (3) Generasi Net (The Net Generation) Generasi ini lahir dalam rentang Januari 1977 – Desember 1997 merupakan generasi yang memiliki periode terpanjang dibandingkan dengan genarsi-generasi sebelumnya dan pada umumnya merupakan anak-anak dari generasi baby-boom, maka sering juga disebut sebagai The Echo of Baby Boom atau disebut sebagai generasi milenium atau juga disebut dengan Generasi Y. Salah satu alasan utama mengapa Generasi Net telah berlangsung begitu lama adalah banyak

baby-boomperempuan yang telah menunda memiliki anak sampai usia tiga

(37)

pertama yang “bermandikan” teknologi digital. (4) Generasi Z (generation

Next) Generasi yang lahir dalam rentang Januari 1998 – saat ini. Generasi ini juga disebut dengan generasi Z. Generasi ini adalah generasi yang sedang tumbuh dan belum memasuki dalam pasar kerja. Generasi ini juga disebut sebagai Digital Natives (komunitas asli digital) karena mereka dilahirkan dan dibesarkan dalam era digital, sehingga generasi ini menerima pengaruh dunia digital yang sangat kuat seperti generasi net. Generasi ini umumnya merasa nyaman dan bahkan tergantung pada teknologi dan mampu mengerjakan beberapa hal dengan teknologi digital dalam waktu yang bersamaan.Umumnya mereka selalu terhubung dengan berbagai alat komunikasi dan jejaring sosial yang sering mempengaruhi keputusan-keputusan mereka. Karena generasi ini cenderung memiliki informasi yang lebih banyak maka mereka lebih cerdas, fleksibel, dan lebih toleran terhadap keragaman budaya.

c. Penggunaan TIK dalam Konteks Pendidikan di Indonesia

(38)

penguatan konsep bahan pelajaran dalam memecahkan masalah sehari-hari (Siahaan, 2012:14).

Fitriyadi (2012:216) meyatakan bahwa pengunaan TIK di lingkungan pendidikan di Indonesia telah teridentifikasi, meliputi: Penggunaan TIK yang paling dominan yaitu email, TIK dimasukkan dalam kurikulum di beberapa sekolah, Pusat pelatihan swasta menawarkan kursus singkat terkait TIK (contoh: MS Office, desain web dan animasi), Anggaran telah dialokasikan untuk fasilitas TIK dan koneksi internet di sekolah, dan pelatihan komputer dasar disediakan untuk guru. Dengan demikian Indonesia bertekad untuk memanfaatkan penggunaan TIK untuk meningkatkan daya saing nasional.

Menurut Mahendra (2012:4) pengggunaan media dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dapat mengembangkan sumber belajar yang dinamis, serta menarik bagi indra yang berbeda dan beragam gaya belajar peserta didik. Penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses belajar mengajar akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, menfasilitasi belajar aktif, menfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada siswa, dan menuntun untuk belajar lebih baik.

(39)

mengembankan materi mengajar yang kreatif. Ketidaksiapan guru untuk mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran yang dikarenakan kurangnya kompetensi guru dalam memanfaatkan TIK. Padahal kompetensi guru dalam menggunakan TIK sangat mempengaruhi potensi pengimplementasikan TIK dalam pembelajaran (Restiyani, dkk,. 2014:2).

Namun demikian sebenarnya pemerintah sendiri telah mengeluarkan peraturan mengenai pemanfaatan TIK ini ke dalam sebuah peraturan pemerintah yang isinya mengenai standar proses dan standar sarana dan prasarana pelaksanaan pendidikan untuk mencapai standar kopentensi lulusan. Di dalam permen tersebut tersurat juga penggunaan TIK dalam proses pendidikan nasional.

Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

(40)

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan:

1. dari peserta didik diberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu;

2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar;

3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;

4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;

5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; 7. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

8. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);

9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat

(41)

karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran (tut wuri handayani);

11.pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

12.pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas;

13.pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

14.pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Selain itu saat ini penerapan standar proses sudah semakin disempurnakan di setiap perubahan kurikulum. Ini dilakukan untuk peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Teknologi Informasi dan Komuniakasi sendiri juga menjadi salah satu bagian penting dalam standar proses ini. Hal ini terlihat jelas pada lampiran penyusunan RPP yang mencantumkan TIK sebagai salah satu poinnya. Prinsip-prinsip penyusunan RPP menurut Permendiknas nomor 41 tahun 2007 Memperhatikan perbedaan individu peserta didik; (2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik; (3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis; (4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut; (5) Keterkaitan dan keterpaduan; (6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi;

(42)

Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) yang mengatur perlunya ruang laboratorium komputer yang berfungsi berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Peraturan-peraturan ini merupakan bentuk dan sekali gus dasar dari difusi TIK dalam pembelajaran di sekolah.

d. Pentingnya TIK dalam Pembelajaran Ekonomi

Pentingnya TIK dalam pembelajaran ekonomi bisa dikaitkan dengan Ragam pengalaman belajar menurut Peter Shea yang dikutip oleh Munir (2008: 57-58) berikut ini:

Gambar 2.1 : Pengalaman Belajar menurut Peter Shea

(43)

Diagram tersebut menunjukkan, bahwa sebanyak 90% dari yang peserta didik menjalani pembelajaran dengan mengatakan dan melakukan, 70% dari yang peserta didik mengatakan, 50% dari yang peserta didik melihat dan mendengar, 30% dari yang peserta didik melihat, 20% dari yang peserta didik mendengar, dan hanya 10% dari yang peserta didik membaca. Kerucut pengalaman mengungkap bahwa pembelajaran secara verbalisme atau ucapan dengan kata-kata (ceramah) merupakan pengalaman belajar rendah. Untuk meningkatkan pengalaman belajar peserta didik, pengajar perlu memberikan variasi dalam pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran tertentu, sehingga pengalaman belajar tersebut tidak telalu abstrak.

(44)

2. Teori Adopsi Teknologi Informasi

Terdapat berbagai model yang dibangun untuk dapat menjelaskan bagaimana teknologi dapat di terima dan di implementasikan oleh pengguna. Venkatesh, et al. (2003) dalam Jogiyanto (2008:299-300) menyebutkan ada delapan teori yang bisa digunakan yaitu (1) Teori tindakan beralasan (theory of reasoned action atau TRA), (2) Model penerimaan teknologi (technology acceptance model atau TAM), (3) Model motivasional (motivational model atau MM) (4) Teori perilaku perencanaan (Theory of planned behavior atau TPB), (5) Model gabungan TAM dan TPB (a model combining the technology acceptance model and

the theory of planned behavior atau TAM+TPB), (6) Model pemanfaatan

PC (model of PC utilization atau MPCU), (7) Teori difusi inovasi (innovation diffusion theory atau IDT), (8) Teori kognitif sosial (social

cognitive theory atau SCT).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Teori Difusi Inovasi dengan pertimbangan penelitian-penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa model IDT cocok digunakan untuk mengungkap adobsi TIK, salah satunya Dari hasil penelitian Richardson (2009) di Kamboja yang dikutip Harsoyo (2014:31), penelitian yang dilakukan Richardson terhadap para widyaiswara (master teacher) dalam menggunakan TIK mengungkapkan bahwa IDT efektif dalam mengungkap adopsi TIK.

Dalam bukunya “Diffusion Of Innovation”Rogers mendefinisikan

(45)

saluran tertentu dari waktu ke waktu di antara para anggota suatu sistem sosial (Rogers, 1983: 5). Sedangkan, inovasi adalah suatu ide, praktek, atau objek yang dianggap sebagai baru dengan unit individu atau unit adopsi lainnya (Rogers, 1983: 11). Dari kedua definisi di atas dapat di jelaskan difusi inovasi adalah proses mengkomunikasikan ide atau pembaruan ke individu atau kelompok sosial.

(46)

Gambar 2.2. Model Lima Tahap Keputusan Inovasi

Sumber: Rogers (1983: 165)

Gambar di atas menunjukan, (1) Pengetahuan terjadi ketika seorang individu (atau unit pengambilan keputusan lainnya) terkena keberadaan inovasi dan keuntungan beberapa pemahaman tentang bagaimana fungsinya, (2) Persuasi terjadi ketika seorang individu (atau unit pengambilan keputusan lainnya) membentuk sikap menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap inovasi, (3) Keputusan terjadi ketika seorang individu (atau lainnya Unit pengambilan keputusan) terlibat dalam kegiatan yang mengarah pada pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi, (4) Pelaksanaan terjadi ketika seorang individu (atau unit pengambilan keputusan lainnya) menempatkan suatu inovasi mulai digunakan, (5) Konfirmasi terjadi ketika seorang individu (atau unit pengambilan keputusan lainnya) berusaha menguatkan keputusan-inovasi yang sudah dibuat, tapi ia dapat membalikkan keputusan ini sebelumnya jika terkena pesan yang bertentangan tentang inovasi (Rogers, 1983:164).

Dari pemaparan di atas diketahui inovasi tidak selalu bisa diterima, tergantung dari presepsi individu atau kelompok dalam mengkaji

(47)
(48)

baik akan mempengaruhi ketetarikan seseorang, sehingga dengan mudah TIK dapat dipahami dan digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat, seperti guru.

Moore dan Benbasat juga memasukan dua konstruksi lebih lanjut yang diidentifikasi di luar klasifikasi Rogers yang dianggap penting dalam keputusan untuk mengadopsi suatu inovasi. Yang pertama adalah Citra (image), didefinisikan sebagai "sejauh mana penggunaan inovasi dianggap untuk mengubah citra atau status seseorang dalam sistem sosial seseorang". Konstruk lain yang dianggap diperlukan untuk studi khusus ini adalah sukarela penggunaan, yang didefinisikan sebagai "sejauh mana penggunaan inovasi tersebut dianggap sebagai sukarela (voluntariness), atau kehendak bebas" (Moore dan Benbasat, 1991:195).

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang membahas mengenai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran telah beberapa kali dilakukan. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang dapat ditemukan sebagai pembanding dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti:

1) Penelitian berjudul “Adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi Oleh Guru

Dalam Inovasi Pembelajaran Ekonomi Sekolah Menengah Atas di Daerah

Istimewa Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan oleh Yohanes Harsoyo pada

(49)

menggunakan 16 karakteristik persepsi dalam penelitian ini, 4 diantaranya adalah, keunggulan relatif, kesesuaian, kesukarelaan, dan citra. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keunggulan relative, kesesuaian, kesukarelaan, dan citra berpengaruh secara signifikan terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran.

2) Penelitian berjudul “Model Pengukuran Konstruks Adopsi Inovasi

E-Learning”. Penelitian ini dilakukan oleh I Made Suarta dan I ketut

Suwintana. Dipublikasikan April 2012. Penelitian ini mengadaptasi teori adopsi inovasi dalam konteks pendidikan di Politeknik Negeri Bali. Tujuan penelitian adalah: (1) mendeskripsikan faktor-faktor adopsi inovasi

e-learning; dan (2) menguji model pengukuran adopsi inovasi e-learning.

karakteristik inovasi e-learning terdiri atas lima faktor yaitu: (1) keunggulan relatif, (2) kompatibilitas, (3) kompleksitas, (4) trialability, dan (5)

observability. Hasil dari penelitian ini adalah faktor keunggulan relatif

mempunyai rerata tertinggi yakni 3,92, kemudian berturut-turut diikuti oleh faktor trialability (3,71), observability (3,66), kompatibilitas (3,53), serta faktor kompleksitas mempunyai rerata terendah yakni 2,99.

3) Penelitian berjudul “Fenomena Pemanfaatan TIK Pada Mahasiswa”.

(50)

compatibility, complexity, trialability, dan observability. Hasil dari penelitian

ini menunjukan bahwasanya relative advantage, compatibility, trialability, dan observability dipersepsikan memiliki nilai yang tinggi dalam mempengaruhi mahasiswa untuk mengadopsi komputer dan internet. Sedangkan complexity adalah satu-satunya yang menjadi potensi penghambat bagi responden untuk mengadopsi komputer dan internet tanpa masalah.

C. Kerangka Berpikir Dan Hipotesis

Penelitian ini dilakukan untuk melihat keberhasilan adopsi teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran ekonomi. Tingkat keberhasilan adopsi TIK, dilihat berdasarkan teori difusi inovasi dari Rogers yang terdiri dari Keunggulan Relatif, Kesesuaian, dan kemudahan. Kemudian ditambahkan dua konstruk lagi dari Moore, dan Benbasat, yaitu Kesukarelaan, dan Citra.

1. Pengaruh Keunggulan relatif (Relative Advantage) terhadap Adopsi TIK

(51)

pembelajaran yang dilakukan guru, jika suatu inovasi dirasa membuat proses pembelajaran ataupun pekerjaan akademik menjadi lebih mudah dan efisien tentunya inovasi tersebut akan diadopsi. Lebih khusus lagi dalam adopsi TIK, ketika TIK dirasakan membawa manfaat, memberikan keunggulan ataupun meningkatkan kinerja maka TIK akan semakin banyak digunakan oleh guru dalam menjalankan tugas-tugas mereka.

Dari hasil pemaparan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis :

Ha : Terdapat pengaruh keunggulan realtif (relative advantage) terhadap keberhasilan adopsi TIK.

Ho : Tidak terdapat pengaruh keunggulan realtif (relative advantage) terhadap keberhasilan adopsi TIK.

2. Pengaruh Kesesuaian (Compatibility) Terhadap Adopsi TIK

(52)

masyarakat, TIK justru sesuai seperti apa yang di inginkan masyarakat, bisa memudahkan, mempercepat, lebih efektif dalam mengerjakan tugas-tugas masyarakat. Begitu pula dengan pekerjaan guru, ketika TIK dirasa memiliki kesesuaian dengan segala aspek pekerjaan guru, maka akan semakin besar kemungkinan TIK untuk diadopsi oleh guru.

Dari hasil pemaparan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis :

Ha : Terdapat pengaruh kesesuaian (compatibility) terhadap keberhasilan adopsi TIK.

Ho : Tidak terdapat pengaruh kesesuaian (compatibility) terhadap keberhasilan adopsi TIK.

3. Pengaruh Kemudahan dalam Penggunaan (Ease of Use) Terhadap Adopsi TIK

(53)

Dari hasil pemaparan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis :

Ha : Terdapat pengaruh persepsi kemudahan dalam penggunaan (easy of use) terhadap keberhasilan adopsi TIK.

Ho : Tidak terdapat pengaruh persepsi kemudahan dalam penggunaan (easy

of use) terhadap keberhasilan adopsi TIK.

4. Pengaruh Kesukarelaan (Voluntariness) Terhadap adopsi TIK

Kesukarelaan dalam penggunaan (voluntariness of use) atau hanya disebut kesukarelaan (voluntariness) adalah tingkat sejauh mana penggunaan inovasi dianggap sebagai sukarela, atau kehendak bebas (Moore & Benbasat, 1991: 195). Di dalam menjalankan tugasnya tentunya guru mendapatkan tekanan dari atasan untuk menggunakan teknologi dan inovasi agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam mengajar. Namun tentunya tanpa kesukarelaan dalam menggunakan suatu teknologi atau inovasi maka hasilnya tidak akan maksimal. Dengan adanya kesukarelaan dari dalam diri guru kemungkinan TIK akan semakin banyak digunakan oleh guru dalam kegiatan akademik mereka.

Dari hasil pemaparan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis :

(54)

Ho : Tidak terdapat pengaruh kesukarelaan (voluntariness) terhadap keberhasilan adopsi TIK.

5. Pengaruh Ciitra (Image) terhadap adopsi TIK

Citra merupakan tingkat dimana penggunaan suatu inovasi dianggap meningkatkan citra seseorang atau status dalam sistem sosial. Hal ini menandakan sejauh mana pengguna sebuah inovasi akan menambah gengsi atau status sosial (Moore & Benbasat, 1991:195). Dalam hal penggunaan TIK oleh guru, semakin sering guru menggunakan TIK maka guru merasa semakin naik status sosial nya dibandingkan dengan guru-guru yang tidak bisa menggunakan TIK, karena dianggap lebih menguasai teknologi.

Dari hasil pemaparan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis :

Ha : Terdapat pengaruh citra (image) terhadap keberhasilan adopsi TIK. Ho : Tidak terdapat pengaruh citra (image) terhadap keberhasilan adopsi TIK.

6. Pengaruh keunggulan relatif (relative advantage), kesesuaian (compatibility), kemudahan dalam penggunaan (easy of use), kesukarelaan (voluntariness), dan citra (image) secara bersama-sama terhadap adopsi TIK

Ha : Terdapat pengaruh keunggulan relatif (relative advantage), kesesuaian

(55)

(voluntariness), dan citra (image) secara bersama-sama terhadap adopsi TIK dalam proses pembelajaran.

Ho : Tidak terdapat pengaruh keunggulan relatif (relative advantage), kesesuaian (compatibility), kemudahan dalam penggunaan (easy of use), kesukarelaan (voluntariness), dan citra (image) secara bersama-sama terhadap adopsi TIK dalam proses pembelajaran.

Keterangan:

= pengaruh secara parsial

= pengaruh secara bersama-sama Gambar 2.3. Kerangka Berpikir

Keunggulan Relatif (X1) Kesesuaian (X2)

Presepsi Kemudahan (X3)

Kesukarelaan (X4)

Citra (X5)

(56)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Sugiyono (2010:13) mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian korelasi adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan, atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada (Arikunto, 2010:4). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Keunggulan Relatif, Kesesuaian, Kerumitan, Kerelaan, dan Citraterhadap adopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sehingga dapat diketahui tingkat adopsi TIK oleh guru ekonomi dalam kegiatan pembelajaran di SMA eks RSBI di Yogyakarta.

B. Subjek dan Objek Penelitian

(57)

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung responden di tempat penelitian yaitu hasil kuesioner.

2. Data sekunder, merupakan data pendukung data primer. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai dokumen yang berhubungan dengan adopsi TIK dalam kegiatan pembelajaran, seperti TIK yang digunakan, profil SMA eks RSBI di Yogyakarta, serta data mengenai sarana dan prasarana TIK di sekolah tersebut.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut dari orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok tersebut (Sugiyono, 2010:38). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah keunggulan relatif (relative advantage), kesesuaian (compatibility), kemudahan penggunaan (easy to use), kesukarelaan (voluntariness), citra (image).

2. Pengukuran Variabel a. Skala Likert

(58)

Tabel 3.1

Skala Likert

NO. KETERANGAN

SKOR

PERNYATAAN

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Netral 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

b. Kategorisasi Variabel

Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata (mean) dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Namun dalam penelitian ini, untuk mencari jumlah mean dan standar deviasi dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Analisis dilakukan pada masing-masing item pertanyaan. Rumus digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut:

Mean =

Standar Deviasi = √∑ ∑

(59)

Pengkategorian variabel :

Batas kelompok Tinggi : X Mean + SD

Batas Kelompok Sedang : Mean – SD ≤X ≤ Mean + SD

Batas Kelompok Rendah : X Mean – SD

(Sumber: Arikunto, 2010:264)

E. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010: 115) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru ekonomi di SMA eks RSBI di Yogyakarta yang berjumlah 35 guru.

2. Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel

(60)

n = 32 Ketereangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = error

Dari hasil perhitungan rumus, seharusnya dengan ukuran populasi sebanyak 35 responden peneliti harus mendapatkan minimal 32 ukuran sampel. Akan tetapi karena terbentur masalah perizinan dengan pihak sekolah, peneliti hanya mampu mendapatkan 22 ukuran sampel yang bisa diolah.

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMA eks RSBI di Yogyakarta. Adapun waktu penelitian dari bulan April sampai bulan Mei 2016.

G. Insturmen Penelitian dan Pengumpulan Data

(61)

Tabel 3.2

Instrumen dan Variabel Penelitian

No Variabel Sumber Instrumen

A. Variabel Terikat

1. Adopsi TIK Diadaptasikan dari Agarwal & Prasad, 1997:581 B. Variabel Bebas

1. Keunggulan Relatif (Relative Advantage)

Diadaptasikan dari More & Benbasat, 1991:216

2. Kesesuaian (Compatibility)

Diadaptasikan dari More & Benbasat, 1991:216

3. Kemudahan dalam Penggunaan (easy of

use)

Diadaptasikan dari More & Benbasat, 1991:216

4. Kesukarelaan (voluntariness)

Diadaptasikan dari More & Benbasat, 1991:216

5. Citra (Image)

Diadaptasikan dari More & Benbasat, 1991:216

Sumber : dikutip dari Disertasi Yohanes Harsoyo, 2014:70-73

(62)

Tabel 3.3

Variabel dan Instrumen Penelitian

No. Variabel Indikator No.

Pernyataan 1. Adopsi Teknologi 1) Guru menggunakan TIK

untuk mengerjakan tugasnya 2) Ketika dimungkinkan, guru

menggunakan TIK untuk mengerjakan tugasnya

3) Frekuensi guru menggunakan TIK

4) Penggunaan TIK jika ada kesesuaian pekerjaan dengan fungsi TIK pekerjaan guru dengan menggunakan TIK.

3) Tugas guru dipermudah oleh TIK.

4) Kinerja guru meningkat dengan menggunakan TIK. 5) Secara keseluruhan, TIK

sangat menguntungkan pekerjaan guru.

6) Efektivitas kerja guru dengan menggunakan TIK.

(63)

4. Kemudahan dalam Penggunaan (easy of

use)

1) Menggunakan TIK adalah hal yang mudah.

2) Kemudahan interaksi guru dengan TIK.

3) Kemudahan mendapatkan TIK untuk pekerjaan guru. 4) TIK mampu memudahkan

mengingat bagaimana cara mengerjakan tugas guru. 2) Tuntutan Kepala Sekolah

dalam penggunaan TIK bagi guru.

3) Meski mungkin membantu, TIK tidak diwajibkan bagi

1) Dalam organisasi sekolah, citra guru meningkat.

2) Gengsi guru yang

menggunakan TIK dengan yang tidak.

3) Profil guru yang lebih tinggi (lebih terpandang) daripada yang tidak jika meggunakan

H. Uji validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

(64)

sampel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013:52-53).

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013:47-48) disebutkan bahwa reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan cara pengukuran sekali saja (one shot). Pengukuran dengan cara ini hanya dilakukan sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Cara ini dapat dilakukan dengan program SPSS dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0,05.

I. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Regresi

Uji prasyarat terdiri dari 2 uji, yaitu: a. Pengujian Normalitas

(65)

D = max [F0(X1)-Sn(X1)]

Keterangan:

d : Deviasi maksimum

F0(X1) : Fungsi distribusi kumulatif yang ditentukan

Sn(X1) : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Jika nilai asymp. sig < taraf nyata (0,05), maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan tidak normal. Dan sebaliknya jika asymp. sig > taraf nyata (0,05) maka variabel penelitian dinyatakan normal.

b. Pengujian Linearitas

Asumsi linearitas dapat terpenuhi apabila nilai residual dan nilai prediksi tidak menggambarkan satu pola hubungan tertentu atau dengan kata lain jika menggambarkan suatu hubungan yang acak, maka asumsi linearitas terpenuhi. Adapun rumusnya yaitu:

= Keterangan:

F : harga bilangan F untuk garais regresi KR1 : harga kuadrat rata-rata garis regresi KR2 : harga kuadrat residu

Kriteria penerimaan data ini linear atau tidak adalah apabila F hitung lebih besar dari level of signifiikan (α) 0,05 maka hubungan data linier. Sedangkan apabila F hitung lebih kecil dari level of signifikan (α) 0,05

(66)

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari: a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan linear yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Adapun rumus korelasinya sebagai berikut:

= N XY – (

- (ƩX)2] [NƩ -(ƩY)2]

Keterangan:

R : Koefisien korelasi Y : Skor Variabel Y X : Skor Variabel X N : Jumlah Data

Kriteria penerimaan dalam analisis uji multikolinearits adalah sebagai berikut:

VIF < 5 tidak terjadi multikolinearitas

VIF > 5 terjadi multikolinearitas

b. Uji Heteroskedasitas

(67)

heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka dinamakan homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Untuk menguji ada tidaknya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang diperoleh digunakan uji Glejser dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya.

Untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heterokedastisitas maka digunakan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolutnya residualnya > 0,05, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

2. Jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolutnya residualnya < 0,05, maka terjadi heterokedastisitas. 3. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul (Sugiyono, 2010:206). Analisis deskriptif dalam penelitian ini menjelaskan berbagai karakteristik data, seperti rata-rata

(68)

minimal (minimum), dan nilai maksimum (maximum) pada masing-masing variabel penelitian.

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik-turunnya) variabel terikat, bila dua atau lebih variabel bebas sebagai prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilkukan jika jumlah variabel bebasnya minimal dua. Rumus regresi berganda adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010:277):

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 Di mana:

Y = variabel adopsi TIK

a = konstanta, nilai Y apabila X= 0 b = koefisien regresi linear

X1 = variabel keuntungan relatif X2 = variabel kesesuaian

X3 = variabel persepsi kemudahan dalam penggunaan X4 = variabel kesukarelaan

(69)

5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari: a. Uji F

b. Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2013:98). Uji F pada penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis berikut:

 Terdapat pengaruh antara keunggulan relatif, kesesuaian, kerumitan, kesukarelaan, dan citra terhadap adopsi TIK.

Langkah-langkah yang digunakan untuk menguji statistik F adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Ho dan Ha

 Ho = tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama.

 Ha = terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama.

2) Adapun kriteria yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel tersebut dengan cara melihat nilai sig (p-value) pada tabel ANOVA. Jika nilai sig. lebih kecil dari nilai alpha (0,05) maka dapat dikatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat secara bersama-sama.

(70)

b. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Uji t pada penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis berikut:

1) Terdapat pengaruh antara keunggulan relatif terhadap adopsi TIK. 2) Terdapat pengaruh antara kesesuaian terhadap adopsi TIK.

3) Terdapat pengaruh antara persepsi kemudahan dalam penggunaan terhadap adopsi TIK.

4) Terdapat pengaruh antara kesukarelaan terhadap adopsi TIK. 5) Terdapat pengaruh antara citra terhadap adopsi TIK.

Langkah-langkah yang digunakan untuk menguji statistik t adalah sebagai berikut:

a) Menyusun Ho dan Ha

 Ho = tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

 Ha = terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

(71)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Profil SMA Eks RSBI di Yogyakarta

1. SMA N 1 YOGYAKARTA

Semula SMA Negeri 1 Yogyakarta bernama "Algernere Midlebaar School" (AMS) Afdelling Yogyakarta yang kemudian menjadi SMA A. Pada Tahun 1957 oleh Pemerintah Republik Indonesia (dengan surat keputusan Nomor 12607/a/c tertanggal 16 Desember 1957) SMA I/A dan SMA 2 A dilikuidasi menjadi SMA Teladan yang menempati gedung di Jalan Pakuncen atau Jalan H.O.S. Cokroaminoto 10 Yogyakarta.

Berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 097atL I3/QIKpts11995 tanggal 24 Mei 1995 SMA I Yogyakarta ditunjuk sebagai Sekolah Unggulan yang kemudian tahun 1998 disempurnakan dengan sebutan SMA Berwawasan Keunggulan. Mulai tahun 2001/2002 berdasarkan SK Dirjen Dikdasmen Depdiknas RI Nomor 511 /C / Kp / MN 2002 melaksanakan program percepatan akselerasi pendidikan. Dengan SK 4180 / ditunjuk sebagai Sekolah Model Budi pekerti.

2. SMA N 2 YOGYAKARTA

SEJARAH SMA 2 adalah penjelamaan dari SMA YPK, yang didirikan oleh Yayasan Pembinaan Kesejahteraan POMG SMA Negeri 6 Yogyakarta atas gagasan guru-guru SMP Negeri 6, untuk menampung eks siswa-siswi SMP 6 yang

(72)

tidak mendapat tempat untuk melanjutkan belajarnya di SMA Negeri. Dengan SK Kepala Perwakilan Departemen Pdan K DIY tgl 15 September 1964 No. 36/C1/UM/64, maka SMA YPK dijadikan filial SMA Negeri 1 Yogyakarta. Meskipun tanpa gedung sendiri, penegerian terlaksana juga, dengan SK Menteri P dan K Republik Indonesia tgl 17 Juli 1965 No. 96/SA/B/III/65-66, dan sebagai kepala sekolah ditunjuk Drs. Soemardji.

Pada tanggal 1 Maret 1978, SMA 2 Yogyakarta dari Jetis pindah ke Bener kecamatan Tegalrejo Yogyakarta. Suasana keprihatinan masih menyeliputi SMA 2 di tahun-tahun pertama setelah perpindahan. Kuasa SMA negeri 2 mampu menunjukkan prestasinya dan sejak tahun 2008 diberi amanah untuk melaksanakan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Sejak berdirinya hingga sekarang, SMA Negeri 2 telah 16 .kali mengalami pergantian pimpinan sekolah

3. SMA N 3 YOGYAKARTA

(73)

nama PADMANABA. Sejak berdiri hingga sekarang SMA Negeri 3 Yogyakarta mengalami pergantian nama dan kepala sekolah. Setelah pada tahun 1942 namanya diubah dari AMS B menjadi SMT Bagian A dan B, pada tahun 1948 nama sekolah ini diubah menjadi SMA Bagian B. Tahun 1956 bernama SMA III-B. Pada tahun 1964 nama sekolah ini adalah SMA Negeri 3 Yogyakarta. Sejak tahun 1942 sampai sekarang, sekolah ini telah mengalami 19 kali pergantian kepala sekolah.

4. SMA N 8 YOGYAKARTA

Riwayat Singkat SMA Negeri 8 Yogyakarta tidak dapat meninggalkan riwayat SMPP 10 Yogyakarta, karena secara kelembagaan SMA Negeri 8 Yogyakarta adalah nama baru SMPP 10 Yogyakarta. Perubahan nama berdasarkan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0353/O/1985 tertanggal 8 Agustus 1985, tentang perubahan nama Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP) menjadi Sekolah Menengah Atas Tingkat Atas (SMA). Selanjutnya dengan instruksi Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 01/F/96 tertanggal 17 Januari 1986 tentang perubahan nama SMPP 10 Yogyakarta menjadi SMA Negeri 8 Yogyakarta.

5. SMA KOLESE DE BRITTO

Gambar

Tabel 5.16    Tabel Estimasi Regresi Linear Berganda ...................................
Gambar 2.3    Kerangka Berpikir...........................................................
Gambar 2.1 : Pengalaman Belajar menurut Peter Shea
Gambar 2.2. Model Lima Tahap Keputusan Inovasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat.. Ut wisi enim ad minim veniam,

Salah satu upaya peningkatan produksi padi pada lahan rawa lebak adalah dengan mengintroduksikan paket teknologi dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya

Informasi mengenai kekuatan pasar, persaingan pasar, direktur independen, kepemilikan manajerial, tingkat pertumbuhan aset, rasio buku terhadap pasar, leverage, dan ukuran

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan kejadian penyakit skabies Di Pondok Pesantren Nurul Quran Desa Jumoyo

Penelitian ini menggunakan alat ukur skala perilaku konsumtif dengan indikator (a) membeli produk karena iming-iming hadiah, (b) membeli produk karena kemasan

Syarikat di bawah sektor pembuatan tertentu yang tidak tersenarai dalam Senarai Perkhidmatan Perlu (essential services) dibenarkan beroperasi dengan kapasiti

Diskusi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa campur kode dan alih kode bahasa guru yang terdapat di SD Negeri 118080 Sidonok yaitu bahasa Mandailing dan bahasa

(2) Tugas dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko Pimpinan Tinggi Madya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) yaitu menetapkan kebijakan manajemen risiko