• Tidak ada hasil yang ditemukan

rofil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "rofil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

No Daftar: 194/S/PPB/2014

PROFIL PERILAKU KONFORMITAS SISWA DAN

IMPLIKASI PADA PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif terhadap Siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

RIZKY RESTIANI 0901125

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

No Daftar: 194/S/PPB/2014

PROFIL PERILAKU KONFORMITAS SISWA

DAN IMPLIKASI PADA PROGRAM

BIMBINGAN DAN KONSELING

Oleh Rizky Restiani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rizky Restiani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

No Daftar: 194/S/PPB/2014

RIZKY RESTIANI

PROFIL PERILAKU KONFORMITAS SISWA DAN

IMPLIKASI PADA PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif terhadap Siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung

Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Drs. Yaya Sunarya, M. Pd. NIP. 19591130 198703 1 002

Pembimbing II,

Dra. Setiawati, M. Pd. NIP. 19621112 198610 2 001

Diketahui Oleh

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan,

(4)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan

Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Rizky Restiani. (2014). Profil Perilaku Konformitas Siswa dan Implikasi bagi Layanan Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).

Penelitian dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang melakukan kenakalan remaja sebagai akibat dari pengaruh konformitas. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran konformitas siswa di sekolah baik secara umum, berdasarkan gender dan tingkatan kelas. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII, VIII dan IX SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konformitas yang ada pada diri siswa berada pada kategori sedang yang artinya siswa memiliki kecenderungan yang sedang terhadap perilakunya untuk menyesuaikan diri dengan kelompok melalui perubahan perilaku berdasarkan pengaruh sosial informasional dan pengaruh sosial normatif. Pengaruh konformitas memiliki perbedaan yang signifikan antara siswa laki-laki dengan perempuan begitupun antara siswa kelas VII, VIII dan IX Rekomendasi yang diberikan, yaitu kepada: (1) Guru bimbingan dan konseling sebaiknya menggunakan layanan bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk mencegah siswa berprilaku negatif akibat koformitas. (2) Peneliti selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian dapat mengembangkan suatu teknik yang tepat untuk mengatasi konformitas Tinggi.

(5)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan

Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACK

Rizky Restiani. (2014). Profile Conformity Behavior of Students and

Implications for Guidance and Counseling. (Descriptive Study to Junior High School Students Kartika XIX-2 Bandung, School Years 2013/2014)

Research background for the number of students doing juvenile deliquency as a result of the influence of conformity to be accepted and considered to be true by the group. This study aims to provide an overview of conformity of students in school in general, by gender and grade level. The approach used is a quantitative approach with descriptive methods. Subjects were students in grade seventh, eighth and ninth SMP Kartika XIX-2 Bandung 2013/2014 school year. The results showed that the exixting conformity on students have a tendency being in the category of the behavior to conform to the group through behavioral changes based on social informasional influence and social normative influence. Conformity influence has a significant difference between boys and girls students likewise the students in seventh, eighth and ninth grade. Recomendations given, namely to; (1). Guidance and counseling teacher should use personal- social guidance and counseling services for students behave negatively to avoid due conformity (2) researcher further, based on the results of the research can develop a proper technique to over conformity.

(6)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan

Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 9

BAB II KONSEP PERILAKU KONFORMITAS DAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ... 10

A. Konsep Perilaku Konformitas ... 10

B. Konsep Remaja ... 18

C. Konsep Bimbingan dan Konseling ... 24

D. Penelitian Terdahulu ... 30

E. Asumsi dan hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 34

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

C. Definisi Operasional Variabel ... 36

D. Instrumen Pengumpulan Data... 37

E. Uji Coba Alat Ukur ... 40

F. Teknik Analisis Data ... 44

G. Prosedur Penelitian ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 48

B. Profil Perilaku Konformitas Siswa dan Implikasi pada Layanan Bimbingan dan Konseling ... 72

(7)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan

Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(8)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan

Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Jumlah Sampel di SMP Kartika XIX-2 Bandung ... 36

3.2 Pola Skor Opsi Alternatif Respon Model Summated Ratings (Likerts) Pada SKPBS ... 39

3.3 Kisi-kisi Instrumen Perilaku Konformitas Siswa (Sebelum Uji Coba) 39 3.4 Kisi-kisi Instrumen Perilaku Konformitas Siswa (Setelah Uji Coba) .. 40

3.5 Hasil Uji Kelayakan Instrumen (Judgement)... 41

3.6 Hasil Uji Validitas Empiris (Validitas Item dengan Skor Total) ... 43

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 44

3.8 Interpretasi Skor Kategori Perilaku Konformitas Siswa... 46

4.1 Profil Perilaku Konformitas Siswa di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ... 55

4.2 Varians Kelompok Data Siswa Perempuan dan Siswa Laki-laki ... 63

4.3 Profil Perbedaan Perilaku Konformitas antara Siswa Perempuan dan Siswa Laki-laki di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ... 66

4.4 Varians Kelompok Data Siswa Kelas VII, VIII dan IX ... 70

4.5 Data Uji Bartlett ... 70

4.6 Daftar Analisa Variansi untuk H0: μ1= μ2 = μ3 (Populasi Normal dan Homogen) ... 71

4.7 Deskrpsi Kebutuhan Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Siswa Yang Memiliki Perilaku Konformitas Tinggi di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ... 76

4.8 Rencana Operasional Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Siswa Yang Memiliki Perilaku Konformitas Tinggi di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ... 80

(9)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan

Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 Gambaran Umum Perilaku Konformitas Siswa ... 49

4.2 Gambaran Umum Aspek Pengaruh Sosial Informasional ... 51

4.3 Gambaran Umum Aspek Pengaruh Sosial Normatif ... 53

4.4 Gambaran Umum Perilaku Konformitas pada Siswa Perempuan ... 60

4.5 Gambaran Umum Perilaku Konformitas pada Siswa Laki-laki ... 61

4.6 Gambaran Umum Perbedaan Perilaku Konformitas antara Siswa Perempuan dan Siswa Laki-laki ... 62

4.7 Perbandingan Aspek-aspek Perilaku Konformitas antara Siswa Perempuan dan Laki-laki ... 66

(10)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan

Implikasi pada program bimbingan dan konseling

(11)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan

Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Administrasi

A. SK Pembimbing B. Surat ijin penelitian

C. Surat keterangan melakukan penelitian D. Rekap jadwal bimbingan

Lampiran 2 Instrumen Penelitian A. Hasil Judgement

B. Instrumen sebelum uji coba C. Instrumen setelah uji coba D. Validitas Rasional

E. Validitas Empiris F. Reliabilitas Lampiran 3 Data Penelitian

A. Data penelitian secara umum di SMP Kartika XIX-2 Bandung B. Data penelitian berdasarkan gender

C. Data penelitian berdasarkan tingkatan kelas Lampiran 4 Rancangan Layanan Bimbingan dan Konseling

A. Format Validasi Layanan Bimbingan dan Konseling

B. Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Siswa yang Memiliki Konformitas Tinggi di SMP Kartika XIX-2 Bandung

(12)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan individu yang berada pada usia sekitar 11-14 tahun, tahapan perkambangan siswa SMP berada pada masa remaja, hal ini diperkuat dengan pernyataan Santrock (2003: 31) yang mengungkapkan bahwa “remaja dimulai kira-kira usia 11-13 tahun dan berakhir pada usia kira-kira 18-22 tahun”. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa remaja ini merupakan fase pencarian jati diri bagi remaja. Biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru yang di lihat atau diketahui dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga, sekolah, teman sepermainan dan masyarakat. Semua pengetahuan yang baru diketahuinya yang bersifat positif ataupun negatif akan diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan kepribadian masing-masing. Remaja dituntut untuk menentukan dan membedakan yang terbaik dan yang buruk dalam kehidupannya (Sarwono, 2011: 6).

(13)

2

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses perkembangan remaja meliputi masa transisi biologis kemudian masa transisi kognitif, serta masa transisi sosial (Santrock, 2003: 22). Pada bagian lainnya, Santrock (2003: 24) mengungkapkan “...pada transisi sosial remaja mengalami perubahan pada hubungan individu dengan individu yang lain dalam emosi, kepribadian, dan peran dari konteks sosial dalam perkembangan”. Conger (Karina, 2007: Online) mengemukakan bahwa „perkembangan sosial pada remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua‟. Begitupun pendapat Santrock (2003: 31-32) yang mengungkapkan bahwa “...perkembangan sosial remaja ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan remaja”. Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil investigasi yang dilakukan oleh Barker dan Wrigh (Santrock, 2003: 31-32), ditemukan bahwa anak berhubungan dengan teman sebaya 10% dari waktunya setiap hari pada usia 2 tahun, 20% pada usia 4 tahun, dan lebih dari 40% pada usia 7-11 tahun.

Salah satu perubahan besar yang dialami remaja terjadi pula pada hubungan sosialnya, para remaja memiliki minat yang semakin besar untuk terlibat dalam pergaulan dengan temannya. Perilaku yang ditunjukkan oleh remaja adalah perilaku yang lebih memilih pola pengelompokkan dan kegiatan sosial dengan teman serta adanya dukungan dari kelompok tersebut sehingga remaja memperkecil kesempatannya untuk mempelajari pola perilaku sosial yang lebih matang. Kelompok bagi remaja merupakan sebuah dunia, tempat remaja dapat melakukan sosialisasi dalam suasana dengan nilai-nilai yang berlaku untuk teman-teman seusianya (Hurlock, 1997: 214).

(14)

3

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perilaku konformitas dengan teman sebaya karena sangat berarti bagi mereka untuk memiliki teman‟. Remaja cenderung melakukan perilaku konformitas dengan teman sebaya berkaitan masalah-masalah sosial seperti cara berpakaian, selera musik, pilihan aktivitas diwaktu luang dsb.

Robert A. Baron (2003: 52) mendefinisikan “perilaku konformitas sebagai suatu jenis perilaku dengan pengaruh sosial dengan individu mengubah sikap dan tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial yang ada”. Pada bagian lain, menurut Robert A. Baron (2003: 65), seorang remaja menunjukan “perilaku konformitas pada suatu situasi, akan cenderung melihatnya sebagai suatu yang dapat dibenarkan, meskipun telah menyebabkan seseorang bertingkah laku secara berlawanan dengan belief (keyakinan) yang sebenarnya”. Oleh karena itu, perilaku konformitas merupakan perubahan perilaku individu baik sikap maupun tingkah laku yang sesuai ataupun tidak sesuai dengan keyakinan yang dipengaruhi pengaruh sosial.

Konformitas pada masa remaja sangat bervariasi tergantung pada sejumlah faktor yaitu: umur, kemampuan untuk berpikir, jenis konformitas yang diharapkan (untuk menangkal perilaku positif atau negatif), kualitas hubungan keluarga, harga diri yang dihasilkan dari remaja, dan jenis kelamin. Literatur tentang konformitas di isi dengan penemuan bahwa remaja awal yang paling mungkin dipengaruhi oleh penilaian orang lain. Remaja yang dapat meningkatkan kematangan kognitif dan emosional akan lebih mampu menilai manfaat dari yang diharapkan dan untuk menambah kepercayaan diri yang memungkinkan remaja untuk melawan tekanan kelompok (Furhmann, 1990: 116).

(15)

4

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdahulu yang dilakukan oleh Trivia S. Gozali (2011) di SMA Puragabaya Bandung pada 16 Maret 2011 menemukan fakta bahwa di sekolah terdapat beberapa kelompok sebaya (peer group). Kelompok terbentuk karena teman sepermainan. Anggota satu sama lain terlihat saling membela anggota lain yang terkena masalah, contohnya ketika salah satu anggota kelompok mempunyai masalah dengan kakak kelas, maka kelompok akan membela anggota kelompok yang bermasalah. Kelompok-kelompok yang terbentuk tidak jarang terlibat perselisihan diantara kelompok lain, baik kelompok di dalam kelas ataupun di luar kelas (kelompok kelas lain dan kakak kelas), hal membuktikan bahwa siswa di sekolah tersebut memiliki keyakinan yang tinggi terhadap kelompoknya.

Penelitian ini difokuskan di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/-2014, berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui observasi di lapangan pada Tahun 2013, diketahui banyak siswa yang melakukan kenakalan remaja dilatarbelakangi karena pengaruh dari kelompoknya. Gejala yang muncul ketika melakukan observasi adalah siswa banyak mengikuti tuntutan lingkungan kelompok sebagai suatu perbandingan secara sosial sehingga ingin merasa setara dengan teman-teman sebayanya, sedangkan ketika siswa tidak mengikuti gaya hidup temannya, siswa merasa tidak percaya diri, minder, cemas, terkucilkan, serta merasa tidak diperhatikan oleh orang lain.

Remaja menghabiskan banyak waktu dengan kelompoknya. Dengan persetujuan atau tidak menurut kelompoknya dapat menjadi pengaruh yang kuat dalam perkembangan perilaku gender remaja (Santrock, 2003: 373). Stereotip menggambarkan perempuan lebih menerima, pasrah dan cenderung menurut dibanding dengan laki-laki.

(16)

5

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak akan menjadi masalah bagi perempuan karena perempuan sangat rentan pada suatu ancaman. Perempuan akan memiliki usaha yang lebih untuk melawan kecemasan dan gangguan yang muncul dari ancaman tersebut. Ancaman tersebut difokuskan pada tingginya status kelompok. Perempuan yang menampilkan diri dengan percaya diri, asertif, dan kompetitif dipandang akan lebih mampu menyesuaikan diri dengan yang lain dibandingkan laki-laki (Rudman, L. A., et al., 2008: 160).

Menurut Eagly (Taylor, et. al., 2009: 439) „laki-laki lebih sulit dipengaruhi dibanding perempuan‟. Pengaruh sosial yang penting adalah prestise atau kekuasaan seseorang, sehingga stereotip gender mengenai kepengaruhan perempuan yang berdasarkan persepsi bahwa laki-laki lebih banyak memiliki posisi yang prestisius dan kuat pada suatu kelompok. Alen, dkk pada tahun 1990 (Cowell, 1984: 267) telah membuktikan bahwa perempuan lebih cenderung menyesuaikan diri dengan kelompoknya di banding laki-laki melalui metodelogi

Crutchfield. Studi yang dilakukan oleh Alen, dkk menunjukkan dukungan yang

meyakinkan bahwa perempuan lebih menyesuaikan diri dengan kelompoknya dibandingkan laki-laki. Menurut Sarwono (2001: 102) di Indonesia kecenderungan perempuan lebih konfrom di banding laki-laki karena kepribadian perempuan lebih fleksibel dan status perempuan lebih terbatas, sehingga perempuan tidak memiliki banyak pilihan kecuali untuk menyesuaikan diri pada situasi. Konformitas cenderung lebih tinggi muncul pada diri remaja perempuan dibanding remaja laki-laki karena perempuan lebih mudah dipengaruhi, lebih patuh, lebih fleksibel, dan lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan kelompok dibandingkan dengan laki-laki.

(17)

6

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagian dari sistem pendidikan yang memiliki peran penting dalam mendukung pencapaian proses pembelajaran dengan memfasilitasi siswa agar mampu mencapai perkembangannya dengan optimal. Salah satu perkembangan yang harus dicapai siswa sesuai dengan standar kompetensi kemandirian siswa (Rusmana, 2009: 104), pada bidang pribadi sosial, siswa harus mampu menghargai diri sendiri dan oranglain, dengan kompetensi yang dikembangkan yakni mengenali peran yang dijalankan oleh nilai dan keyakinan siswa dalam perancangan pemerolehan pengetahuan, sikap, dan keterampilan interpersonal untuk membantu memahami diri dan oranglain utamanya ketika berada pada suatu kelompok.

Layanan bimbingan dan konseling di rancang untuk membantu siswa dalam mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan pilihan pribadinya serta dapat membantu individu dalam memecahkan masalah khususnya perilaku konformitas siswa yang berlebihan. Dengan demikian, sudah menjadi tugas konselor untuk mengambil peran serta peduli dalam membantu siswa mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialaminya dan membantu siswa dalam mengembangkan potensinya secara optimal. Layanan bimbingan dan konseling dirancang bagi siswa yang memiliki konformitas tinggi yang direncanakan secara sistematis, terarah, dan terpadu. Layanan bimbingan dan konseling juga diharapkan dapat menjadi suatu upaya dalam menunjang kompetensi atau kemampuan yang dimiliki siswa pada aspek perkembangannya khususnya aspek pribadi sosial.

(18)

7

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Menurut Berndt (Furhmann, 1990:117) „konformitas yang cukup kuat tidak jarang membuat individu melakukan sesuatu yang merusak atau melanggar norma sosial (anti sosial)‟. Tidak mengherankan, alasannya, terkadang remaja begitu

ingin diterima sehingga akan melakukan apapun sesuai penilaian dan persetujuan dari kelompok teman sebaya agar diterima dan diakui keberadaannya dalam kelompok. Pada bagian lainnya, Furhmann (1990:117) menyebutkan bahwa

“konformitas tidak selalu untuk hal-hal yang negatif tergantung pada individu yang melakukannya. Konformitas untuk hal-hal yang positif dianalogikan seperti sekumpulan remaja yang selalu belajar bersama kelompok hal ini menunjukkan bahwa remaja yang berinteraksi dengan kelompok sebaya yang mendukung prestasi akademik dan memberikan persetujuan sosial pada anggota yang mendapatkan nilai bagus, maka konformitas terhadap kelompok akan memberikan pengaruh yang positif terhadap remaja. Sebaliknya, jika remaja berinteraksi dengan kelompok yang membenci kegiatan akademik sekolah dan lebih senang mabuk-mabukan atau menggunakan obat-obatan terlarang, maka konformitas terhadap kelompok akan memberi pengaruh negatif.

(19)

8

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengingat pentingnya layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan lingkungan masyarakat dan kebijakan lembaga untuk membantu siswa mencapai kompetensi yang optimal, maka rumusan permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah

1. Bagaimana deskripsi perilaku konformitas siswa secara umum di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

2. Bagaimana perbedaan perilaku konformitas antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

3. Bagaimana perbedaan perilaku konformitas siswa pada kelas VII, VIII dan IX di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

4. Bagaimana rancangan program bimbingan dan konseling bagi siswa yang memiliki konformitas tinggi di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah menyajikan data kuantitatif dalam memberikan gambaran secara umum mengenai perilaku konformitas siswa di SMP Kartika XIX-2 Bandung. Adapun tujuan khusus dilaksanakan penelitian adalah.

1. Mendeskripsikan perilaku konformitas siswa secara umum di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

(20)

9

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mendeskripsikan perbedaan perilaku konformitas siswa pada kelas VII, VIII dan IX di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

4. Menyusun rancangan program bimbingan dan konseling bagi siswa yang memiliki konformitas tinggi di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat bermanfaat bagi:

1. Peneliti selanjutmya. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti selanjutnya dapat menggunakan data sebagai data valid dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.

2. Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) dapat mengungkapkan permasalahan mengenai perilaku konformitas siswa, yang belum terungkap sebelumnya, dan perilaku konformitas siswa yang ada di sekolah serta memiliki model intervensi khusus sebagai panduan layanan bimbingan dan konseling untuk menghadapi perilaku konformitas siswa.

3. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yaitu dapat menjadi referensi tambahan mengenai konformitas dan implikasi pada layanan bimbingan dan konseling.

E. Metode Penelitian

(21)

10

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau angka yang menunjukkan profil perilaku konformitas siswa di SMP Kartika XIX-2 Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data mengenai kondisi yang akan menjadi pokok permasalahan dalam penelitian. Metode deskriptif menghasilkan penjelasan mengenai peristiwa dan permasalahan perilaku konformitas yang terjadi pada siswa di SMP Kartika XIX-2 Bandung.

Penelitian dilaksanakan di SMP Kartika XIX-2 Bandung dengan populasi seluruh siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket atau instrumen, studi dokumentasi dan studi literatur dalam mengumpulkan data. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan skripsi dimulai dari bab pertama mengenai pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

Pada bab kedua merupakan tinjauan teoritis mengenai permasalahan yakni perilaku konformitas siswa. Isi dari tinjauan teoritis mencakup konsep konformitas, peranan Bimbingan dan Konseling, penelitian terdahulu yang relevan serta asumsi dan hipotesis.

(22)

11

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(23)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pada umumnya teknik pengambilan sampel dilakukan secara random, dengan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, serta analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013: 14).

Kuantitatif merupakan pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, pengukuran data serta penafsiran terhada data tersebut (Arikunto, 2006: 12). Pendekatan kuantitatif menghasilkan hasil statistik atau angka yang menunjukkan profil perilaku konformitas di SMP Kartika XIX-2 Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data mengenai kondisi yang akan menjadi pokok permasalahan dalam penelitian. Metode deskriptif digunakan agar memperoleh gambaran mengenai perilaku konformitas siswa beserta indikator-indikator pada masing-masing aspek perilaku konformitas siswa di SMP Kartika XIX-2 Bandung. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha untuk memecahkan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data faktual.

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

(24)

35

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan juga berada dekat dengan lingkungan pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, serta cukup dekat dengan lingkungan religius Da’arut Tauhid.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, khususnya perilaku konformitas siswa di SMP Kartika XIX-2 Bandung. Populasi pada penelitian ini merupakan seluruh siswa di SMP Kartka XIX-2 Bandung Tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 486 orang yang terbagi kedalam 162 orang siswa kelas 7, 223 orang siswa kelas 8, dan 99 orang siswa kelas 9.

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Simple

random sampling merupakan cara pengambilan sampel dari anggota populasi

dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan tingkatan dalam anggota populasi tersebut, hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (sejenis) (Riduwan, 2011: 58). Penentuan jumlah sampel dirumuskan sebagai berikut (dikembangkan dari Isaac dan Michael dalam Sugiyono, 2013: 126).

s = α2.N.P.Q ... III(1)

Jumlah Sampel di SMP Kartika XIX-2 Bandung

Kelas Jumlah Siswa

Sampel

Laki-laki Sampel Perempuan Sampel

(25)

36

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8 130 78 93 56 134

9 51 31 48 29 60

∑ Sampel 292

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah konformitas. Konformitas merupakan perilaku dari siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 untuk menyesuaikan diri dengan kelompoknya melalui perubahan perilaku berdasarkan pengaruh sosial informasional dan pengaruh sosial normatif. Hal-hal yang mendasari siswa melakukan perilaku konformitas sebagai berikut.

1. Pengaruh Sosial Informasional

Pengaruh sosial informasional merupakan motif siswa untuk belajar dari orang lain sesuai dengan informasi yang diterima dari kelompoknya agar sehingga muncul keinginan untuk bertindak benar, namun terkadang siswa tidak mengetahui tidak tahu hal yang benar ataupun tepat pada situasi tertentu.

Pengaruh sosial informasional merupakan keinginan siswa untuk bertindak benar dalam mengambil keputusan yang sulit, dengan indikator-indikatornya sebagai berikut.

a. Siswa menyesuaikan diri dengan kelompoknya melalui perubahan perilaku berdasarkan kepercayaan siswa pada informasi dari kelompok.

b. Siswa menyesuaikan diri dengan kelompoknya melalui perubahan perilaku berdasarkan pandangan siswa secara individu.

2. Pengaruh Sosial Normatif

(26)

37

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lain dengan norma kelompok atau standar kelompok sehingga dapat diterima secara sosial. Muncul keinginan siswa untuk menghindari rasa takut akan penolakan dari kelompok sehingga siswa mengubah tingkah lakunya untuk mendapatkan persetujuan dan penerimaan yang diinginkan serta untuk memenuhi harapan orang lain.

Maka pengaruh normatif yang berupa keinginan untuk disukai, indikator-indikatornya sebagai berikut.

a. Siswa menyesuaikan diri dengan kelompoknya melalui perubahan perilaku sesuai dengan norma atau standar kelompok.

b. Siswa menyesuaikan diri dengan kelompoknya melalui perubahan perilaku untuk mendapat persetujuan kelompok.

c. Siswa menyesuaikan diri dengan kelompoknya melalui perubahan perilaku untuk menghindari penolakan anggota kelompok.

d. Siswa menyesuaikan diri dengan kelompoknya melalui perubahan perilaku namun tidak mengubah pendapat pribadinya.

D. Instrumen Pengumpulan Data

1. Jenis Instrumen

Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti sehingga penelitian menjadi sistematis. Instrumen pengumpulan data pada penelitian menggunakan kuisioner atau angket. Variabel perilaku konformitas siswa disusun menjadi sebuah instrumen pengumpulan data yang berbentuk angket berperingkat 1 sampai dengan 5, seperti daftar cocok antara pernyataan dengan alternatif jawaban yang disediakan. Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup dalam bentuk

cheklist, yakni angket yang disajikan di bentuk sedemikian rupa sehingga

responden tinggal memberikan tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang sesuai.

(27)

38

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen ini berbentuk angket berskala dengan kategori pilihan jawaban. Instrumen pengumpul data menggunakan skala likert. Pernyataan-pernyataan pada alat ukur konformitas siswa terdiri dari Pernyataan-pernyataan positif dan pernyataan negatif. Masing-masing pernyataan menyediakan lima alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Antara Setuju dan Tidak Setuju (A), Tidak Setuju (TS), dan Tidak Setuju (TS).

Skor setiap pernyataan berkisar dari 1 sampai dengan 5, sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh subjek. Skor pernyataan yaitu:

Tabel 3.2

Pola Skor Opsi Alternatif Respons Model Summated Ratings (likert) pada SKPBS

PERNYATAAN

Skor Empat Opsi Alternatif Respons

SS S KS TS STS

Nilai untuk Skor Positif (+) 5 4 3 2 1

Nilai untuk Skor Negatif (-) 1 2 3 4 5

3. Penyusunan Kisi-Kisi Instrumen

Instrumen dibuat melalui kisi-kisi instrumen mengenai perilaku konformitas siswa yang disajikan sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Perilaku Konformitas Siswa

(28)

39

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek Indikator No. Item Jumlah

Kisi-kisi Instrumen Perilaku Konformitas Siswa

(29)

40

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek Indikator No. Item Jumlah

Angket sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan telah melalui beberapa tahap pengujian, sebagai berikut.

1. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen bertujuan mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten. Penimbang dilakukan oleh tiga dosen ahli/dosen dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, diantaranya Dr. H. Nani M. Sugandhi, M. Pd., Eka Sakti Yudha, M. Pd., dan Dra. S. W. Indrawati, M. Pd.

Penilaian oleh tiga dosen ahli dilakukan dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M menyatakan item dapat digunakan, dan item yang diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan yaitu item tidak dapat digunakan atau diperlukannya revisi pada item. Hasil dari uji kelayakan instrumen terlampir.

Tabel 3.5

(30)

41

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Item

Memadai 1, 5, 6, 9, 11,13, 14, 15, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 51, 53.

Revisi 2, 3, 4, 7, 8, 12, 17, 21, 29, 40, 43, 44, 45, 49, 50, 52, 54, 55

Tidak Memadai 10, 16, 26, 27, 38, 41, 42, 46, 47, 48.

2. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan dilakukan kepada subjek usia remaja yaitu kepada lima orang siswa SMP untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kata-kata yang kurang dipahami, sehingga kalimat dalam pernyataan dapat disederhanakan tanpa mengubah maksud dari pernyataan tersebut.

Setelah uji keterbacaan pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh usia remaja dan kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Namun hasil dari uji keterbacaan ini tidak ditemukan kekeliruan dari maksud pernyataan pada instrumen.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas Item

(31)

42

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

validitas butir item dilakukan untuk mengetahui instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk mengukur hal-hal yang di ukur khususnya perilaku konformitas siswa (Sugiyono, 2013:267). Semakin tinggi nilai validasi butir item menunjukan semakin valid instrumen yang akan digunakan.

Secara rinci, pengujian validitas butir item dengan skor total ini akan menggunakan rumus korelasi product-moment dengan skor mentah.

rxy : Koefisien korelasi yang dicari

n : Jumlah sampel x : Skor Mentah y2 : Skor Total

(Arikunto, 2006 : 170)

Untuk melihat signifikasinya digunakan rumus t sebagai berikut.

2

t = harga thitung untuk tingkat signifikansi

r = koefisien korelasi n = banyaknya subjek

(Sugiyono, 2007 : 230)

Tabel 3.6

(32)

43

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

VALIDITAS NO ITEM JUMLAH

Valid 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45.

42

Tidak Valid 3, 14, 15 3

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen menunjukan derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Derajat konsistensi diperoleh sebagai proposi varians skor perolehan subjek. Skor perolehan terdiri dari skor-skor murni dan skor keliruan alat pengukuran. Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha karena skoring yang digunakan dalam angket merupakan angket berskala atau rentang 1-5 dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2006 : 196).

... III(4)

Keterangan :

r11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya Butir Soal Atau Butir Pertanyaan ∑σb2 = Jumlah Varians Butir

σ12 = Varians Total

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas

Instrumen Perilaku Konformitas Siswa Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(33)

44

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah

0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi

0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

Berdasarkan pada pedoman klasifikasi perbandingan r11 dengan rtabel,

koefisien reliabilitas instrumen perilaku konformitas adalah sebesar 0,668, maka semua data yang dianalisis dengan metode Alpha adalah reliabel. Tingkat korelasi dan derajat keterandalan berada pada kategori tinggi untuk instrumen perilaku konformitas, yang menunjukkan bahwa intrumen yang dibuat tidak perlu direvisi

4. Revisi Akhir dan Pengemasan Instrumen Bentuk Final

Item-item instrumen yang memenuhi kualifikasi di himpun dan diperbaiki sesuai kebutuhan, sehingga dihasilkan seperangkat instrumen yang siap untuk digunakan dalam pengumpulan data terhadap subjek penelitian.

F. Teknik Analisis Data

1. Verifikasi Data

(34)

45

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pensekoran

Data yang ditetapkan untuk diolah kemudian diberi skor untuk setiap jawaban sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. Instrumen pengumpul data menggunakan skala likert. Pernyataan-pernyataan pada alat ukur perilaku konformitas terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Masing-masing pernyataan menyediakan lima alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Antara Setuju dan Tidak Setuju (A), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skor setiap pernyataan berkisar dari 1 sampai dengan 5, sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh subjek. Perhitungan skor konformitas adalah dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pernyataan sehingga di dapatkan skor total tingkat perilaku konformitas. Responden dibagi ke dalam lima tingkat konformitas dengan menggunakan kategorisasi total skor konformitas, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut.

a) Menghitung skor total masing-masing responden. b) Menghitung rerata dari skor total responden.

... III(5) (Furqon, 2011 : 42)

c) Menentukan standar deviasi dari skor total responden.

... III(6) (Furqon, 2011 : 65)

d) Menghitung Z skor dengan menggunakan rumus :

... III(7)

e) Z skor ditransformasikan ke dalam data interval, dengan menggunakan rumus :

... III(8)

(35)

46

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

s = 10, Setiap kategori interval mengandung pengertian sebagai berikut (Azwar. S, 2013: 148).

Tabel 3.8

Interpretasi Skor Kategori Perilaku Konformitas Siswa Ketegori

> 66,00 Kecenderungan yang sangat tinggi terhadap perilaku siswa untuk

56,00-65,99 Kecenderungan yang tinggi terhadap perilaku siswa untuk menyesuaikan

46,00-55,99 Kecenderungan yang sedang terhadap perilaku siswa untuk menyesuaikan

36,00-45,99 Kecenderungan yang rendah terhadap perilaku siswa untuk menyesuaikan

< 35,99 Kecenderungan yang sangat

rendahterhadap perilaku siswa untuk

(36)

47

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

layanan bimbingan dan konseling bagi siswa yang memiliki prilaku konformitas siswa. Gambaran umum karakteristik sumber data penelitian yaitu perilaku konformitas siswa yang akan dijadikan landasan dalam pembuatan layanan bimbingan dan konseling, terlebih dahulu dilakukan pengelompokan data menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

G. Prosedur Penelitian

1. Penyusunan Proposal

Penyusunan proposal dilakukan sebelum melakukan penelitian. Proses penyusunan proposal dimulai dari pengajuan tema bahasan penelitian kepada dewan skripsi, kemudian proposal penelitian diseminarkan untuk mendapatkan berbagai masukan dari dewan skripsi dan dari teman-teman mahasiswa lainnya sebagai peserta seminar. Berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh ketika seminar, proposal kemudian direvisi dan hasil revisi diajukan kembali untuk memperoleh pengesahan dan pengangkatan dosen pembimbing skripsi.

2. Perizinan Penelitian

Perizinan penelitian dilakukan sebagai persiapan selanjutnya untuk mengumpulkan data. Proses perizinan penelitian dimaksudkan untuk memperlancar pelaksanaan pengumpulan data. Perizinan penelitian diperoleh dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, BAAK Universitas Pendidikan Indonesia, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandung, dan SMP Kartika XIX-2 Bandung.

3. Penyusunan dan Pengembangan Alat Pengumpul Data

(37)

48

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(38)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan dan rekomendasi yang diharapkan menjadi masukan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling serta penelitian selanjutnya.

A.Kesimpulan

Pengaruh teman merupakan hal yang umum pada kehidupan remaja yang dapat diamati hampir tiap sisi kehidupan remaja, begitupun dengan perilaku konformitas, konformitas pada penelitian merupakan perilaku dari siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 untuk menyesuaikan diri dengan kelompoknya melalui perubahan perilaku berdasarkan pengaruh sosial informasional dan pengaruh sosial normatif. Perilaku konformitas pada subjek penelitian pada umumnya merupakan perilaku yang terstimulus oleh kelompok namun tidak mengikuti perilaku negatif. Berdasarkan temuan penelitian dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut.

(39)

92

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada diri siswa pada kelompoknya, karena pengaruh sosial informasional merupakan sumber konformitas yang sangat kuat.

2. Konformitas memiliki perbedaan yang signifikan antara perilaku konformitas siswa perempuan dengan siswa laki-laki, pengaruh perilaku konformitas sebagian besar lebih dominan pada siswa perempuan, artinya perempuan lebih konfrom dibanding laki-laki karena kepribadian perempuan lebih fleksibel dan status perempuan yang lebih terbatas, sehingga perempuan tidak memiliki banyak pilihan kecuali untuk menyesuaikan diri berdasarkan pengaruh sosial informasional maupun pengaruh sosial normatif.

3. Konformitas memiliki perbedaan yang signifikan antara siswa kelas VII, VIII, dan IX di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 baik secara umum maupun per aspek dari perilaku konformitas hal ini dikarenakan siswa pada masa remaja memiliki keinginan untuk menyesuaikan diri berdasarkan pengaruh sosial informasional maupun pengaruh sosial normatif.

4. Rancangan program bimbingan dan konseling pribadi sosial yang peneliti rancang diberikan kepada siswa yang memiliki kategori sedang, tinggi serta sangat tinggi, hal ini bertujuan agar siswa dapat terreduksi perilaku konformitas yang tinggi sehingga tidak mengarah pada perilaku negatif seperti kenakalan remaja.

B.Rekomendasi

1. Bagi Bimbingan dan Konseling (Konselor)

(40)

93

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

program yang telah dirancang peneliti guna mereduksi perilaku konformitas yang tinggi yang ada pada diri siswa.

b. Berdasarkan hasil penelitian, ketika konselor menemukan kembali suatu masalah pada siswa akibat konformitas baik secara individu atau kelompok, konselor dapat menggunakan suatu teknik bimbingan dan konseling yang tepat seperti assertive training untuk mereduksi perilaku konformitas siswa yang tinggi sehingga siswa dapat menghindari perilaku negatif.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya agar dapat membandingkan gambaran umum perilaku konformitas siswa pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA/sederajat), berdasarkan gendernya, dan jenjang kelasnya sehingga gambaran yang dihasilkan dapat lebih luas dan menyeluruh.

b. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya agar konformitas yang tinggi dapat direduksi dengan membantu konseli untuk mengendalikan dirinya sendiri, dengan menghubungkan antara konformitas yang tinggi dengan locus

of control.

(41)

94

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

(42)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron. R. A dan Byrne, D. (2003). Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Cowell, R.G, dkk (1984). “The Effects of Gender and Product Stereotyping on

Conformity Judgements: an Experiment”. Advances in Consumer Research Volume 11, Pages 265-269. [Online]. Tersedia:

http://www.acrwebsite.org. 15 Oktober 2013.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Rambu-Rambu Penyelenggaraan

Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. ABKIN:

Bandung.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Fauziah, E. (2010). Implikasi Perilaku Konformitas Teman Sebaya Terhadap

Layanan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial. Skripsi Sarjana

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Fuhrmann, B. S. (1990). Adolescence, Adolest. Second edition. Scott, Foresman and company, Illinois.

(43)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gumulya, 2012. Hubungan Konformitas dengan Prilaku Konsumtif Mahasiswa

Universitas Esa Unggul. [Online]. Tersedia: http://jessicagumulya.blog.

24 September 2012.

Gozali. TS. (2011). Efektivitas Assertive Training dalam Mereduksi Perilaku

Konformitas Teman Sebaya yang Berlebihan. Skripsi Sarjana Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hadijah, A.S. (2010). Kontribusi Konformitas Tehadap Pencapaian Identitas Diri

Remaja. Skripsi Sarjana Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Hanurawan, F. (2012). Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Huerta, R. (2013). “To Confrom or Not To Confrom”. Journal of Conformity.

[Online]. Tersedia: http://www.plosone.org/. 29 September 2013.

Hurlock, E. (1994). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga.

Hurlock, E. (1997). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

Karina. (2007). “Konformitas dan Kreativitas Afektif Remaja”. Jurnal

Konformitas [Online]. Vol. 3. 104 Halaman. Tersedia :

http://books.google.co.id/. 06 November 2012.

Myers, D. G. (2003). Social Psychology Edisi 1. New York: Mc Graw-Hill Companies, Inc.

(44)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurhayati, R. (2011). Teknik Sosiodrama untuk Mengurangi Konformitas yang

Berlebihan Pada Siswa. Skripsi Sarjana Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rudman, L. A., et al. (2008). Psychology of Gender: How Power and Intimacy

Shape Gennder Relations. New York: The Guilford Press.

Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah. Bandung; Rizqi Press.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga.

Sarwono, S. W. (2001). Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Terapan. Jakarta: Balai Pustaka.

Sarwono, S. W. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Press.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Taylor, et al. (2009). Psikologi Sosial Edisi 12. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

(45)

Rizky Restiani, 2014

Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yusuf, S dan Nurihsan, J. (2009). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Sampel di SMP Kartika XIX-2 Bandung
Tabel 3.2 Pola Skor Opsi Alternatif Respons
Tabel 3.4  Kisi-kisi Instrumen Perilaku Konformitas Siswa
Tabel 3.5 Hasil Uji Kelayakan Instrumen (
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas XI pada Materi Kesetimbangan Kimia Berdasarkan Tingkatan Sekolah .... Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas XI pada Materi

gambaran tentang Pengaruh penggunaan Internet dengan Motif Kreatif dan Hiburan oleh para peserta didik sehingga dapat memberikan informasi serta pemahaman di

Hasil uji reliabilitas menunjukan koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel penggunaan media internet dengan motif kreatif (X 1 ), diperoleh

Penulis membuat aplikasi ini tidak menggunakan database tetapi dengan memanggil gambar dengan bahasa pemograman yang ada pada microsoft visual basic 6.0. Permasalahan yang

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan wahana dalam pembentukan karakter yaitu memberi kontribusi pendidikan ditujukan untuk mencapai terbentuknya karakter warga negara

Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan merupakan salah satu pajak yang potensial dalam artian apabila pajak tersebut terus dikembangkan dan dikelola dengan baik maka dapat

Bahwa agar pelaksanaan perkuliahan mahasiswa Program Kelanjutan Studi (pKS) dari D2 ke 51 Pendidikan Jasmani (Penjas) Fakultas llmu Keotahragaan'(FlKj universitas Negeri

[r]