HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM BERBAHASA
JERMAN DENGAN KEMAMPUAN MENYIMAK
Proposal Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Bahasa Jerman
Oleh Lela Ramadhan
1000597
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Hubungan Intensitas Menonton Film Berbahasa Jerman dengan
Kemampuan Menyimak
Oleh Lela Ramadhan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© LelaRamadhan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM JERMAN DENGAN KEMAMPUAN MENYIMAK
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Drs. Setiawan, M.Pd
NIP. 195906231987031003
Pembimbing II
Pepen Permana, M.Pd
NIP. 198002102005011002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman
FPBS UPI
Drs. Amir, M.Pd
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i ABSTRAK
HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM BERBAHASA JERMAN DENGAN KEMAMPUAN MENYIMAK
Dalam penelitian ini dibahas mengenai hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak. Film merupakan salah satu media alternatif yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Salah satu kelebihan media video yaitu dapat digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan atau kecakapan tertentu. Dengan bantuan visualisasi yang ditampilkan dalam film dapat membantu untuk lebih mudah memahami alur cerita dan kata-kata yang digunakan pada saat berkomunikasi. Menyimak merupakan proses awal pembelajar bahasa untuk mengenal bahasa itu sendiri. Maka dari itu, menyimak mempunyai peranan penting dalam mempelajari bahasa. Pada nyatanya, menyimak adalah salah satu keterampilan yang sulit dikuasai pembelajar bahasa, karena pada saat yang sama pembelajar tidak hanya mendengarkan, melainkan juga memahami informasi yang didapat. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui bagaimana tingkat intensitas menonton film berbahasa Jerman mahasiswa, 2) mendeskripsikan bagaimana kemampuan menyimak mahasiswa, 3) untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif antara intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian korelasional. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa semeter IV jurusan Pendidikan Bahasa Jerman tahun ajaran 2013/2014 dengan sampel penelitian berjumlah 20 orang mahasiswa. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data intensitas menonton film berbahasa Jerman dan data kemampuan menyimak. Setelah data dianalisis diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Nilai rata-rata angket intensitas menonton film berbahasa Jerman adalah 68,85 dengan nilai tertinggi 81, 2) nilai rata-rata tes kemampuan menyimak adalah 81,3 dengan nilai tertinggi 93, 3) terdapat hubungan yang positif antara intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil koefisien korelasi yang didapat yaitu 0,54
dan kontribusi sebesar 29% melalui persamaan regresi Ŷ = 23,82 + 0,83X. Dari hasil
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i ABSTRAKT
DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DER INTENSITÄT DER STUDENTEN BEIM SEHEN DER DEUTSCHEN FILME UND IHREM HÖRVERSTEHEN
In dieser Untersuchung wurde die Beziehung zwischen der Intensität der Studenten beim Sehen der deutschen Filme und Hörverstehen durchgeführt. Der Film ist eins der alternativen Medien, die als Lernmedium verwendet werden können. Einer der Vorteile der Videomedien ist eine bestimmte Fähigkeit zu lernen. Die Visualisierung, die in dem Film gezeigt wird, hilft den Lernenden durch die Handlung und die Wörter, die in der Komunikation benutzt werden, leichter zu verstehen. Hörverstehen ist ein Prozess um die Sprache kennenzulernen. Deshalb spielt das Hörverstehen eine wichtige Rolle beim Sprachunterricht. In der Wirklichkeit ist das Hörverstehen schwierig zu beherrschen, denn in der gleichen Zeit müssen die Lernenden nicht nur die Wörter hören, sondern auch die Information verstehen. Diese Untersuchung hat die Ziele nämlich: 1) die Intensität der Studenten beim Sehen der deutschen Filme zu wissen, 2) das Hörverstehen der Studenten zu erklären, 3) die positive Beziehung zwischen der Intensität der Studenten beim Sehen der deutschen Filme und dem Hörverstehen zu wissen. In dieser Untersuchung wurde Korrelationsmethode benutzt. Die Population dieser Untersuchung waren die Studenten im 4. Semester der Deutschabteilung und als Stichprobe wurden 20 Studenten von der Population ausgewählt. Die Daten dieser Untersuchung sind die Daten der Intensität der Studenten beim Sehen der deutschen Filme und die Daten des Hörverstehens. Die Ergebnisse dieser Untersuchung sind wie folgende: 1) die durchschnittliche Punktzahl der Intensität der Studenten beim Sehen der deutschen Filme ist 68,85 mit den höchsten Punkten 81, 2) die durchschnittliche Punktzahl des Hörverstehens ist 81,3 mit den höchsten Punkten 93, 3) es gibt eine positive Beziehung zwischen der Intensität der Studenten beim Sehen der deutschen Filme und dem Hörverstehen. Das wurde durch die
Korrelationskoefizienten r = 0,54 und die Regressionsgleichung Ŷ= 23,82+0,83X mit dem
Beitrag der Intensität der Studenten beim Sehen der deutschen Filme 29% gezeigt. Aus den oben gennanten Ergebnissen schlägt die Verfasserin vor, dass die Studenten den Film als
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah... ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian...5
BAB II KAJIAN TEORETIS ... 6
A. Keterampilan Menyimak ... 6
1. Hakikat Menyimak... 6
2. Jenis-jenis Menyimak ... 8
3. Proses Menyimak... 10
4. Faktor-faktor yang Mempegaruhi Menyimak... 11
5. Tes Menyimak... 13
B. Film ... 14
1. Hakikat Film ... 14
2. Jenis-jenis Film ... 16
3. Kegunaan Film...17
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Hakikat Intensitas Menonton...21
6. Pengukuran Intensitas Menonton... 21
C. Kerangka Berpikir ... 22
D. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 24
A. Metode Penelitian... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... .24
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
D. Variabel dan Desain Penelitian ... 24
E. Instrumen Penelitian... 25
F. Prosedur Penelitian... 26
G. Hipotesis Statistik... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 29
B. Uji Persyaratan Analisis... 29
C. Analisis data... 30
D. Pengujian Hipotesis... 32
E. Pembahasan Hasil Penelitian... 33
BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 36
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
1
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran bahasa Jerman terdapat empat keterampilan
berbahasa, yaitu menyimak (Hören), berbicara (Sprechen), membaca (Lesen) dan
menulis (Schreiben). Empat keterampilan berbahasa tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain. Untuk dapat menulis dan berbicara seorang
pembelajar bahasa harus membaca dan mendengarkan terlebih dahulu setiap
kata-kata yang akan dibicarakan atau ditulisnya, tetapi pada saat pembelajaran
berlangsung, menyimak (Hören) merupakan salah satu keterampilan yang sulit
dikuasai oleh mahasiswa. Menyimak merupakan salah satu keterampilan yang
membantu pembelajar dalam memahami suatu bahasa, khususnya bahasa Jerman.
Dalam menyimak, pembelajar dituntut untuk membiasakan diri mendengarkan
bagaimana pengucapan setiap kata yang sebenarnya karena dengan begitu
pembelajar dapat mempelajari tidak hanya struktur bahasa itu sendiri, melainkan
juga variasi kata-kata yang dipakai pada saat berkomunikasi secara langsung.
Pada kenyataannya pembelajar selalu mempunyai kendala pada saat menyimak,
tidak hanya dalam pemahaman tapi juga kata-kata yang dikuasai oleh pembelajar
tidak cukup menunjang untuk memahami suatu tema pembicaraan yang diberikan.
Munculnya permasalahan di atas diduga karena adanya beberapa
faktor yang mempengaruhi hasil belajar mahasiswa dalam menyimak, antara lain
konsentrasi, kurangnya pembendaharaan kosakata bahasa Jerman, kurangnya
pemahaman tentang grammatik bahasa Jerman, kurangnya pemahaman tentang
tema yang dibicarakan, kurang efektifnya media yang digunakan pada saat
menyimak, teknik pembelajaran yang digunakan tidak sesuai, keadaan fisik yang
kurang baik dan kurang kondusifnya lingkungan sekitar pada saat pembelajaran
berlangsung. Faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain karena
pada saat yang sama pembelajar dituntut untuk memahami isi percakapan dan
2
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui jawaban dari setiap pertanyaan yang diberikan. Selain itu, rendahnya
tingkat intensitas dalam latihan menyimak pun dapat berpengaruh dalam
penerimaan setiap kata dari percakapaan yang diberikan. Oleh karena itu,
pembelajar tidak terbiasa dengan cara berbicara maupun dialek yang digunakan
oleh narasumber. Karena media yang digunakan pada saat menyimak tidak terlalu
menarik dan tidak mendukung dalam pembelajaran maka para pembelajar pun
akan kehilangan konsentrasi pada saat menyimak karena pembelajar sudah tidak
mempunyai minat untuk mendengarkan bahkan untuk memahami isi percakapan
yang diberikan.
Pada zaman yang semakin berkembang ini, banyak media yang dapat
digunakan untuk melatih kemampuan menyimak. Salah satu di antaranya adalah
film. Film merupakan salah satu media yang menarik dan dapat digunakan dalam
proses pembelajaran. Dengan film pembelajar tidak hanya berlatih menyimak
dengan memanfaatkan audio saja, melainkan dibantu dengan visualisasi dalam
pemahaman terhadap percakapan yang ditampilkan. Selain itu, film dapat menarik
perhatian pembelajar untuk mendengarkan bahasa Jerman dengan memperhatikan
setiap visualisasi yang ada. Pembelajar pun dapat dengan mudah berlatih karena
tidak sulit untuk bisa mendapatkan film Jerman pada era globalisasi ini.
Film sebagai media pembelajaran tidak hanya kemampuan berbicara
yang dapat dilatih, akan tetapi film juga dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan menyimak. Karena cara yang dapat digunakan untuk membiasakan
organ pendengaran untuk menyerap kata ataupun kalimat yang diutarakan dengan
media film ini adalah dengan meningkatkan intensitas menonton film itu sendiri.
Hal tersebut akan menjadi suatu dorongan untuk meningkatkan kualitas
keterampilan berbahasa yang dimiliki, khususnya keterampilan menyimak,
disebabkan karena terbiasanya seseorang dalam mendengar dan memahami
bahasa yang dipelajari. Maka dari itu, pembelajar dituntut untuk aktif mencari
3
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang harus dikuasai agar dapat selalu memperbaiki dan menjadi lebih baik dalam
setiap keterampilan berbahasa.
Berdasarkan pada penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa
kemampuan menyimak membutuhkan latihan yang bervariasi tidak hanya di kelas
akan tetapi pembelajar dapat melakukan latihan dimana saja dan kapan saja
dengan media yang bervariasi pula agar pembelajar dapat meningkatkan
kemampuan yang dimiliki demi mendapatkan hasil yang lebih baik. Maka dari itu,
penulis merumuskan masalah tersebut ke dalam sebuah penelitian dengan judul:
Hubungan Intensitas Menonton Film Berbahasa Jerman dengan Kemampuan Menyimak.
B. Identifikasi Masalah
Dengan mengacu kepada masalah yang telah dijelaskan pada latar
belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Apakah kesulitan mahasiswa dalam menyimak disebabkan kurangnya latihan
menonton film berbahasa Jerman?
2. Apakah kurangnya penguasaan kosakata bahasa Jerman dapat menyebabkan
kesulitan mahasiswa pada saat menyimak?
3. Apakah rendahnya tingkat konsentrasi dapat menyebabkan kesulitan
mahasiswa pada saat menyimak?
4. Apakah penggunaan media yang kurang menarik dapat mempengaruhi
rendahnya kemampuan mahasiswa dalam menyimak?
5. Apakah rendahnya penguasaan grammatik bahasa Jerman dapat mempengaruhi
kesulitan mahasiswa dalam memahami suatu tema pada saat menyimak?
6. Apakah penggunaan teknik pembelajaran yang kurang tepat dapat
mempengaruhi kurangnya kemampuan mahasiswa dalam menyimak?
7. Apakah film dapat dijadikan media pembelajaran untuk membantu dalam
4
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8. Apakah rendahnya intensitas menonton film berbahasa Jerman dapat
mempengaruhi rendahnya kemampuan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa
Jerman dalam menyimak?
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah maka difokuskan pada permasalahan
sebagai berikut:
1. Intensitas Menonton Film Berbahasa Jerman
Menonton film berbahasa Jerman sebagai salah satu cara alternatif
yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan berbahasa khususnya
kemampuan menyimak.
2. Kemampuan Menyimak
Dalam proses menyimak pembelajar tidak harus mengerti setiap
kata yang diucapkan akan tetapi pembelajar hanya perlu memahami inti dari tema
yang dibicarakan.
Penelitian ini dibatasi pada permasalahan tersebut dengan asumsi
bahwa menonton film berbahasa Jerman memberikan manfaat dan lebih
berpengaruh pada kemampuan menyimak.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana intensitas menonton film Jerman mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa Jerman?
2. Bagaimana kemampuan menyimak mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa
5
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Apakah terdapat hubungan yang positif antara intensitas menonton film Jerman
dengan kemampuan menyimak?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan-tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat intensitas mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa Jerman dalam menonton film Jerman.
2. Mendeskripsikan bagaimana kemampuan menyimak mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa Jerman.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif antara intensitas
menonton film Jerman dan kemampuan menyimak mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa Jerman.
F. Manfaat Penelitian
Melalui spenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang
kemampuan menyimak dan film itu sendiri sebagai sebuah media pembelajaran
dalam perkembangan pendidikan bahasa Jerman.
2. Manfaat Praktis
a. Dosen
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
pembuka jalan baru terhadap media pembelajaran yang dapat digunakan para
dosen dalam menyampaikan materi dalam perkuliahan.
6
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman diharapkan
penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu sumber pengetahuan dalam
upaya meningkatkan keterampilan menyimak.
c. Jurusan
Bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman sendiri diharapkan penelitian ini
dapat menjadi salah satu informasi, bahan pertimbangan dan pandangan baru
dalam mengembangkan media pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan
24
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah yang harus ditempuh dalam
melakukan sebuah penelitian. Penelitian kuantitatif ini termasuk ke dalam
jenis penelitian korelasional. Dalam teknik penghitungannya, penelitian ini
disebut dengan koefisien korelasi bivariat. Koefisien korelasi bivariat adalah
statistik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menerangkan keeratan
hubungan antara dua variabel. Pada pelaksanaannya digunakan metode yang
bersifat analisis korelasional untuk mengolah, menyusun dan menganalisis
data yang didapat agar diperoleh suatu kesimpulan dari permasalahan yang
diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman.
Waktu penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa Jerman semester IV. Dalam penentuan sampel penelitian ini
digunakan teknik purpose sampling dengan jumlah sampel 20 orang
mahasiswa dari anggota populasi.
D. Variabel dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti hubungannya
satu sama lain, yaitu:
a. Variabel bebas atau disebut juga variabel X, yaitu intensitas menonton
film berbahasa Jerman.
25
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Variabel terikat atau yang disebut juga variabel Y, yaitu kemampuan
menyimak mahasiswa.
Berdasarkan kedua variabel yang telah disebutkan di atas, maka
desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
r
Keterangan:
X: Intensitas Menonton Film
Y: Kemampuan Menyimak
r: Koefisien Korelasi
Dengan definisi operasional variabel sebagai berikut:
a. Intensitas menonton film yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah
satu cara untuk mengasah kemampuan berbahasa dengan bantuan
visualisasi yang ditampilkan. Intensitas menonton akan dikaji dengan
angket untuk mengetahui seberapa sering mahasiswa menonton film
berbahasa Jerman.
b. Keterampilan menyimak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keterampilan untuk menangkap dan memahami informasi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah:
a. Angket Intensitas Menonton Film
Instrumen intensitas menonton berbentuk kuesioner tertutup dengan
memberikan beberapa alternatif pilihan (A, B, C, D dan E). Angket ini terdiri
dari 11 butir soal yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai frekuensi,
durasi, media yang digunakan pada saat menonton film, motivasi dan manfaat
yang dirasakan oleh responden. Pemberian skor untuk setiap pilihan adalah
A=5, B=4, C=3, D=2 dan E=1 yang selanjutnya akan dikonversi ke dalam
26
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
skala nilai 0-100. Dalam pembuatan angket ini, peneliti dibantu oleh pihak
UPT-LBK UPI bidang bimbingan dan konseling yang seterusnya dilakukan
proses penghitungan validitas dan reliabilitas terhadap angket yang telah
dibuat.
b. Tes Kemampuan Menyimak
Untuk mengetahui nilai kemampuan menyimak mahasiswa dalam
mata kuliah Arbeit mit Hörtexten I, maka data diperoleh dengan memberikan
tes menyimak. Soal-soal yang diberikan diambil dari contoh soal latihan
menyimak B1 dalam buku Zertifikat Deutsch. Penilaian tes ini mengikuti
acuan baku, yaitu 5 poin untuk setiap soal menyimak global dan menyimak
selektif dan 2,5 poin untuk setiap menyimak detail dengan skor maksimal 75
yang selanjutnya skor tesebut akan dikonversi ke dalam skala nilai 0-100. Tes
ini diasumsikan telah memenuhi kriteria validitas dan reabilitas.
Tabel 3.1
Dalam penelitian ini terdapat langkah-langkah yang ditempuh sebagai
berikut:
1. Persiapan Pengumpulan Data
Pada langkah pertama ini, terlebih dahulu disiapkan instrumen angket
27
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rekomendasi dosen pembimbing dan pihak UPT-LBK UPI serta konfirmasi
kepada dosen bersangkutan yang mengajar mata kuliah Arbeit mit Hörtexten I
untuk melakukan pengumpulan data.
2. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pada langkah kedua ini dilakukan dengan maksud mengumpulkan
data mengenai taraf intensitas menonton film serta keterampilan menyimak.
teknik pengumpulan data ini berupa pemberian angket dan tes tertulis kepada
mahasiswa semester IV tahun ajaran 2013/2014 yang mengikuti mata kuliah
Arbeit mit Hörtexten I.
3. Pengolahan Data
Setelah mendapatkan data dari kedua variabel tersebut, dilakukan
proses pengolahan data dengan melakukan langkah uji persyaratan analisis
terlebih dahulu, antara lain:
a. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians dari populasi
yang beragam menjadi satu ragam atau ada kesamaan dan layak untuk diteliti.
b. Uji Normalitas Distribusi data X dan Y
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
data hasil angket intensitas menonton film berbahasa Jerman mahasiswa dan
kemampuan menyimak.
Setelah memperoleh hasil dari uji homogenitas dan normalitas,
langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan menggunakan teknik
analisis korelasi. Teknik analisis korelasi ini dilakukan untuk mengetahui
besarnya hubungan antara variabel X dan variabel Y, dengan menggunakan
korelasi Pearson Product Moment. Selain teknik analisis korelasi, dilakukan
pula teknik analisis regresi linear sederhana yang bertujuan untuk mengetahui
linear dan berarti atau tidaknya hubungan kedua variabel yang akan diteliti.
G. Hipotesis Statistik
28
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0 : rxy = 0
H1 : rxy < 0
Hipotesis H0 dapat diterima apabila tidak terdapat hubungan positif
antara variabel X dan variabel Y, namun apabila terdapat hubungan yang
positif antara variabel X dan variabel Y, maka hipotesis H0 ditolak. Dengan
36
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini,
maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Tingkat intensitas menonton film berbahasa Jerman mahasiswa semester
IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman tahun ajaran 2013/2014 Universitas
Pendidikan Indonesia termasuk ke dalam kategori cukup tinggi dengan
nilai tertinggi 81 dan nilai rata-rata 68,85.
2. Nilai kemampuan menyimak mahasiswa semester IV Jurusan Pendidikan
Bahasa Jerman tahun ajaran 2013/2014 Universitas Pendidikan Indonesia
setelah mengikuti tes termasuk ke dalam kategori baik dengan nilai
tertinggi 93 dan nilai rata-rata 81,3.
3. Intensitas menonton film berbahasa Jerman memiliki hubungan yang
positif dengan kemampuan menyimak mahasiswa semester IV Jurusan
Pendidikan Bahasa Jerman tahun ajaran 2013/2014 Universitas Pendidikan
Indonesia. Hubungan ini dibuktikan dengan koefisien korelasi sebesar 0,54
yang termasuk ke dalam kategori cukup tinggi. Hal tersebut menunjukkan
adanya hubungan berbanding lurus antara intensitas menonton film dengan
kemampuan menyimak, yaitu semakin sering mahasiswa menonton film
berbahasa Jerman maka semakin baik pula kemampuan menyimak
mahasiswa, begitu pun sebaliknya.
4. Dengan besar kontribusi intensitas menonton film berbahasa Jerman
terhadap kemampuan menyimak sebanyak 29%, maka menonton film
berbahasa Jerman tidak dapat dijadikan sebagai faktor utama dalam
meningkatkan kemampuan menyimak mahasiswa.
37
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disarankan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Dengan hasil penelitian yang telah dijelaskan bahwa tingkat intensitas
menonton film berbahasa Jerman mahasiswa yang cukup tinggi, maka film
dapat digunakan para pengajar bahasa Jerman menjadi salah satu media
yang inovatif dan menarik dalam pembelajaran bahasa Jerman. Meskipun
cukup sulit untuk menemukan film berbahasa Jerman di Indonesia, akan
tetapi pembelajar bahasa Jerman dapat mengunduh film-film tersebut atau
dengan meminjam ke perpustakaan Goethe Institut.
2. Dalam meningkatkan kemampuan menyimak, pembelajar pun harus terus
melatih dan mengasah kamampuan menyimak dengan melakukan berbagai
latihan untuk membiasakan diri mendengarkan setiap kata yang
digunakan, tidak hanya menonton film berbahasa Jerman, tetapi juga
pembelajar dapat mendengarkan lagu dalam bahasa Jerman,
memperbanyak komunikasi dengan native speaker dan mendengarkan
8
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Benny, A. (2013). Pengertian dan Perkembangan Konsep Media
Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya. [Online] Tersedia: http://belajar.kemdikbud.go.id.
Brandi, Marie Luise. (1996). Video im Deutschunterricht. München:
Langenscheidt (Goethe Institut).
Butzkamm, Wolfgang. (1996). Unterrichtssprache Deutsch Wörter und
Wendungen für Lehrer und Schüler. Deutschland: Hüber Verlag
Dahlhaus, Barbara. (1994). Fertigkeit Hören. München: Langenscheidt
(Goethe Institut).
Duden. (2010). Das Bedeutungswörterbuch. Mannheim: Bibliographisches
Institut AG.
Hermawan, Herry. (2012). Menyimak: Keterampilan Berkomunikasi yang
Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Klinglmair, Anita. (2008). Zur Rolle des Hörens im Deutsch als
Zweitspracheunterricht. Skripsi Universitas Wien. Wien: Tidak diterbitkan.
Surkamp, Carola (Hrsg.). (2010). Fremdsprachendidaktik. Weimar: J.B.
Metzler.
Obermayr, Karin. (2007). Hören und Verstehen. Sprechanlasse für das
kommunikative Handel im Deutschunterricht. Skripsi Universitas Wien. Wien: Tidak diterbitkan.
Putra, Heriyanto Hendra. (2012). Hubungan antara Daya Ingat Dengan
Keterampilan Menyimak Mahasiswa Semester 5 Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. Skripsi FPBS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan
9
Lela Ramadhan, 2014
Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rampillon, Ute. (1996). Lerntechnicken im Fremdsprachenunterricht.
München: Hüber Verlag.
Riduwan. (2003). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Wiemann, Beatrice. (2009). Wir hören, was wir verstehen, aber wir verstehen nicht immer, was wir hören. Skripsi Universitas Teknik Chemnitz. Deutschland: Tidak diterbitkan.
Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. (2011). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.
. (2010). Grundmuster von Filmgattungen. [Online] Tersedia:
http://www.geschichte-projekte-hannover.de/filmundgeschichte/zitieren_und_dokumentieren/beschrei bung_von_inhalt_und_form/filmgattungen_gestaltungsformen_und_ge nres.html
388