• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KADAR KLORIDA PADA AIR SUMUR BOR DI PDAM TIRTANADI MEDAN DENGAN METODE ARGENTOMETRI LAPORAN TUGAS AKHIR AZRIENA CHARIZA HASIBUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KADAR KLORIDA PADA AIR SUMUR BOR DI PDAM TIRTANADI MEDAN DENGAN METODE ARGENTOMETRI LAPORAN TUGAS AKHIR AZRIENA CHARIZA HASIBUAN"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KADAR KLORIDA PADA AIR SUMUR BOR DI PDAM TIRTANADI MEDAN DENGAN METODE

ARGENTOMETRI

LAPORAN TUGAS AKHIR

AZRIENA CHARIZA HASIBUAN 152401023

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

(2)

ANALISIS KADAR KLORIDA PADA AIR SUMUR BOR DI PDAM TIRTANADI MEDAN DENGAN METODE

ARGENTOMETRI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

AZRIENA CHARIZA HASIBUAN 152401023

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

(3)

PERNYATAAN

ANALISIS KADAR KLORIDA PADA AIR SUMUR BOR DI PDAM TIRTANADI MEDAN DENGAN METODE

ARGENTOMETRI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2018

Azriena Chariza Hasibuan 152401023

(4)

i

PE NGESAHAN TUGAS AKHIR

Judul :Analisis Kadar Klorida Pada Air Sumur Bor Di PDAM Tirtanadi Medan Dengan Metode Argentometri

Kategori : Laporan Tugas Akhir

Nama : Azriena Chariza Hasibuan

Nomor Induk Mahasiswa : 152401023

Program Studi : Diploma Tiga (D3) Kimia

Departemen : Kimia

Fakultas : MIPA – Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Mei 2018

Ketua Program Studi D3 Kimia Dosen Pembimbing,

Dr. Minto Supeno,MS Dra. Herlince Sihotang , M.Si

NIP 196105091987031002 NIP 195503251986012002

(5)

ANALISIS KADAR KLORIDA PADA AIR SUMUR BOR DI PDAM TIRTANADI MEDAN DENGAN METODE ARGENTOMETRI

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan analisis kadar klorida pada Air Sumur Bor di PDAM Tirtanadi medan dari 5 sampel yaitu: Air sumur bor jalan Sejarah, Air sumur bor Berastagi, Air sumur bor jalan Padang Bulan, Air sumur bor jalan PJKA, Air sumur bor jalan Perkutut dengan menggunakan metode Argentometri. Dimana analisis klorida dilakukan dengan titrasi Argentometri dengan menggunakan larutan baku Argenium Nitrat (AgNO3) 0,01 N dengan indikator K2CrO4 5%. Dari hasil analisa yang diperoleh, kadar klorida Air sumur bor jalan Sejarah = 3,5 mg/L, Air sumur bor Berastagi = 3,1 mg/L, Air sumur bor jalan Padang Bulan = 3,5 mg/L, Air sumur bor jalan PJKA = 4,4 mg/L, Air sumur bor jalan Perkutut = 3,1 mg/L. Maka dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa kadar klorida pada Air sumur bor dari 5 sampel telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), dimana kandungan maksimum senyawa klorida pada air bersih 600 mg/L.

Kata Kunci : Air Sumur Bor,Analisa, Klorida, Titrasi Argentometri.

(6)

iii ANALYSIS OF CHLORIDE RESEARCH IN WATER SUPPLY IN TIRTANADI MEDAN PDAM WITH ARGENTOMETRY METHOD

ABSTRACT

Experimental analysis of chloride content in Drilled Well Water in PDAM Tirtanadi field of 5 samples are: Water Wells Drill Historical Road, Water Well Drilled Berastagi, Water Well Drilled Padang Bulan Road, Water Well Drilled PJKA Road, Water Well Drilled Ground Knee Using Argentometric method.

Chloride analysis was performed by Argentometric titration using 0.01 N Argenium Nitrate (AgNO3) standard solution with 5% K2CrO4 indicator. From result of analysis obtained, chloride level Water well drill road History = 3.5 mg / L, Water well drill Berastagi = 3,1 mg / L, Water well drill road Padang Bulan = 3,5 mg / L, Water well drill road PJKA = 4.4 mg / L, Water well drilled road Knee = 3.1 mg / L.

So from the analysis results it is known that the chloride content of drilled well water from 5 samples has complied with Indonesian National Standard (SNI), where the maximum content of chloride compounds in clean water 600 mg / L.

Keywords: Analysis, Argentometric Titration, Chloride, Water Well Drilling,

(7)

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini dengan judul “ANALISIS KADAR KLORIDA PADA AIR SUMUR BOR DI PDAM TIRTANADI MEDAN DENGAN METODE ARGENTOMETRI “.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Herlince Sihotang M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan laporan tugas akhir ini. Terima kasih kepada Bapak Dr. Minto Supeno MS dan Ibu Dra.

Nurhaida Pasaribu M.Si selaku ketua program studi dan sekretaris program studi D3 Kimia FMIPA-USU, Dekan dan Wakil Dekan FMIPA USU, seluruh Staf dan dosen Program studi D3 Kimia FMIPA USU, pegawai dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak, Ibu dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

Medan, Mei 2018

Azriena Chariza Hasibuan

(8)

v DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN TUGAS AKHIR i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1 1.2 Permasalahan 5

1.3 Hipotesis 5

1.4 Tujuan penelitian 5

1.5 Manfaat penelitian 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air 6

2.1.1 Karakteristik Air 6

2.1.2 Penggolongan Air 8

2.2 Air Bersih 8

2.2.1 Air Permukaan 8

2.2.2 Air Laut 9

2.2.3 Air Tanah 11

2.2.4 Air Sumur Bor 13

3.1 Pencemaran Air 14

3.1.1 Dampak dari Pencemaran Air 14

3.1.2 Penanggulangan terhadap Pencemaran Air 16

4.1 Klorida 17

4.1.1 Efek Klorida 18

5.1 Titrasi 19

5.1.1 Jenis-jenis Titrasi Argentometri 20 BAB 3 METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat 22

3.2 Alat 22

3.2.2 Bahan 22

3.3 Prosedur Kerja 23

3.3.1 Pembuatan Larutan 23

3.3.3 Pembakuan Larutan AgNO3 0,01N dengan NaCl 0,01 N 23

3.3.4 Prosedur Analisa 24

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 25

4.2 Perhitungan 26

(9)

4.2.1 Perhitungan Pada Air Sumur Bor 26

4.3 Reaksi Percobaan 27

4.4 Pembahasan 28

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 29

5.2 Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN 31

(10)

vii DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

4.1 Data Analisa Kadar Klorida Pada Air Sumur Bor 25

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran

1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN 31 Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990

Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

(12)

ix DAFTAR SINGKATAN

AgNO3 : Argenium Nitrat K2CrO4 : Kalium Kromat mg/L : Miligram Per Liter

SNI : Standar Nasional Indonesia

Cl : Klorida

NaCl : Natrium Klorida

PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

Permenkes RI : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia H2S : Hidrogen Sulfida

DO : Dissolved oxygent

BOD : Biological Oxygent Demand COD : Chemical Oxygent Demand PLTA : Pembangkit Listrik Tenaga Air Ca(HCO3)2 : Kalsium bikarbonat

Mg(HCO3)2 : Magnesium bikarbonat

CO2 : Karbondiosida

Fe : Besi

PIL : Penyajian Informasi Lingkungan

AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan HgCl2 : Merkuri Klorida

AgCl : Perak klorida PbCl2 : Timbal klorida CuCl : Tembaga Klorida BiOCl : Bismuth Oksiklorida SbOCl : Stibium Oksiklorida

Hg2OCl2 : Merkurium (II) Oksiklorida NaOH : Natrium Hidroksida

HCl : Hidrogen klorida TDS : Total Padatan Terlarut

pH : Derajat Keasaman

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi, karenanya orang dewasa perlu minum air minimal sebanyak 1,5-2,0 liter air perhari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme. Di dalam tubuh manusia itu sendiri, air diperlukan untuk transportasi zat-zat makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada sekitar alveoli (Mulia,2005).

Tetapi saat ini air merupakan masalah yang perlu di perhatikan dengan seksama dan cermat. dimana untuk mendapatkan kualitas air yang baik dan sesuai dengan standar tertentu sudah menjadi hal yang sulit, karena banyak air yang telah tercemar oleh berbagai macam limbah dari kegiatan manusia, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga, sehingga diperlukan peningkatan kualitas pengolahan terhadap air yang akan digunakan, baik sebagai air minum maupun untuk kebutuhan sehari-hari.

Seperti halnya air yang berasal dari air permukaan. dimana air bersih mengandung padatan dan mikrooganisme yang dapat berasal dari bahan kimia yang terkandung dalam suatu produk yang digunakan oleh masyarakat, seperti detergen.

(Chandra,2005).

Air yang ada di bumi ini tidak pernah terdapat dalam keadaan murni bersih, tetapi selalu ada senyawa atau mineral (unsur) lain yang terlarut di dalam air tersebut. tetapi tidak semua air di bumi ini tercemar. Sebagai contoh, air yang diambil dari mata air di pegunungan dan air hujan. Keduanya dapat dianggap sebagai air bersih, namun air tersebut memiliki senyawa atau mineral (unsur) . Selain daripada itu air seringkali juga mengandung bakteri atau mikroorganisme lainnya.

Air yang mengandung bakteri atau mikroorganisme tidak dapat langsung digunakan sebagai air minum tetapi harus direbus dulu agar bakteri dan mikroorganisme mati.

(Wardana,2001).

Semua sumber air yang ada, mengandung zat klorida. Kadar klorida bervariasi sesuai sumbernya seperti air yang terdapat di daerah dekat laut kadar klorida cenderung tinggi, dibandingkan air yang berasal di pegunungan kadar klorida nya

(14)

2

lebih rendah. Zat klorida dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran, yaitu dengan mengukur terlebih dahulu kadar klorida pada sumber air yang diperkirakan tidak mengalami pencemaran di sekitar lokasi sumber air yang akan diperiksa. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar klorida yang lebih tinggi dibandingkan kadar klorida pada sumber air yang terdapat di sekitarnya, dapat dipastikan bahwa sumber tersebut telah mengalami pencemaran. (Chandra,2005).

Air tanah merupakan air hujan yang mencapai ke permukaan bumi dan terserap kedalam lapisan tanah dan menjadi air tanah, sebelum mencapai lapisam tempat air tanah, air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya keasadahan pada air. Secara umum air tanah disebut juga air sumur yang merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang tinggal didaerah pedesaan mapun diperkotaan Indonesia.

Sumur bor adalah jenis sumur dengan cara pengeboran lapisan air tanah yang lebih dalam ataupun lapisan tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit dipengaruhi kontaminasi. Agar sumur terhindar dari pencemaran maka harus diperhatikan adalah jarak sumur dengan lubang galian untuk air limbah dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Jarak tersebut tergantung pada keadaan serta kemiringan tanah. Lokasi sumur pada daerah yang bebas banjir sehingga tidak ada genangan air. Jarak sumur minimal 15 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran

Sumber Klorida dalam air berasal dari mineral yang ada dalam tanah, baik itu tanah penutup (top soil) atau mineral dalam batuan di dalam tanah. selain itu sumber klorida lainnya dapat berasal dari air limbah domestik atau air urine manusia dan juga dapat berasal dari air laut yang terbawa oleh air hujan. Konsentrasi kadar klorida dalam air dapat meningkat degan tiba-tiba dengan adanya kontak dengan air bekas. kotoran manusia khususnya urine, mengandung klorida dalam jumlah yang kira-kira sama dengan klorida yang dikonsumsi lewat makanan dan air. Jumlah ini rata-rata sekitar 6 gr kadar klorida perorangan perhari dan menambah jumlah Cl dalam air bekas kira-kira 15mg/L di atas konsentrasi didalam air yang membawanya, disamping itu banyak air buangan dari industri yang mengandung klorida dalam jumlah yang cukup besar.

Salah satu unsur dari senyawa yang terkandung dalam air sumur bor adalah klorida. Tergolong dalam unsur halogen yang merupakan gas berwarna orange kekuningan dan dapat bersenyawa hampir dengan semua unsur.

Klorida adalah senyawa halogen (Cl). Toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. Misalnya NaCl sangat tidak beracun. Di Indonesia, klor digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam jumlah yang banyak, Cl akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air panas. Sebagai desinfektan, residu klor didalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi klor ini

(15)

3

dapat terikat pada senyawa organik dan membentuk halogen hidrokarbon banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik. (Slamet,2002).

Efek yang ditimbulkan dari mengkonsumsi Klorida secara berlebihan adalah:

Rusaknya jaringan tubuh, mematikan bakteri, dan mengganggu kesehatan pada mata dan menyebabkan rasa asin dan dapat merusak pipa-pipa air.

Analisa klorida dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya analisa titrimetri dengan menggunakan metode argentometri. Metode yang sering digunakan yaitu pada penetapan klorida adalah metode argentometri. Metode argentometri (titrasi pengendapan ) dapat dilakukan dengan beberapa cara yang melibatkan ion perak, diantaranya adalah cara Mohr, cara Volhar, dan cara Fajans.

Pada titrasi Mohr biasanya digunakan larutan baku perak 0,1M dan larutan baku Kalium Tiosianat 0,1 M. Kedua peraksi ini dapat diperoleh sebagai zat baku utama, namun Kalium Tiosianat mudah menyerap air sehingga larutannya perlu dilakukan dengan larutan perak nitrat. Kedua larutan baku ini baik selama masa penyimpanan jika disimpan dalam wadah yang kedap udara dan terlindung dari cahaya. (Vogel,1994).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk memilih judul: “ANALISIS KADAR KLORIDA PADA AIR SUMUR BOR DI PDAM TIRTANADI MEDAN DENGAN METODE ARGENTOMETRI“

(16)

4

1.2.Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah berapakah kadar Klorida yang terkandung dari 5 sampel air sumur bor.

1.3.Hipotesis

Dari 5 sampel Air Sumur Bor dengan parameter Klorida telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

1.4. Tujuan

Untuk menentukan kadar klorida pada sampel air sumur bor yang ada dilaboratorium PDAM Tirtanadi Medan.

1.5. Manfaat

Memberikan informasi bagi masyarakat agar dapat mengetahui kualitas air sumur bor yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis.

(17)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang.

Saat ini, masalah utama yang sering dihadapi ialah kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat dan juga kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan dan perlindungan sumber daya air secara seksama. (Sutrisno,1996).

2.1.1. Karakterisik Air

Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3 air yang terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan salju.

Air tawar yang terdapat di sungai, danau, air tanah dan gunung es. Semua badan air didataran dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrlogi yang berlangsung secara kontinu. (Effendi,2003).

1. Sifat fisik air

Sifat Fisik air meliputi : kekeruhan, suhu, warna, bau dan rasa.

a. Kekeruhan

Penyebab terjadinya kekeruhan dapat berupa bahan organik maupun anorganik, seperti lumpur dan limbah industri.

b. Suhu

Suhu air dapat mempengaruhi jumlah oksigen terlarut. Semakin tinggi suhur air, maka jumlah oksigen terlarut semakin rendah.

c. Warna

Warna air dapat dipengaruhi oleh adanya organisme, bahan berwarna yang tersuspensi dan adanya senyawa-senyawa organik.

(18)

6

d. Bau dan rasa

Bau dan rasa dapat disebabkan oleh adanya organisme dalam air, seperti alga, dan juga adanya gas H2S hasil peruraian senyawa organik yang berlangsung secara anaerobik.

2. Sifat kimia air

Sifat kimia air meliputi : pH, DO (dissolved oxygent), BOD (biological oxygent demand), kesadahan dan senyawa kimia beracun.

a. pH

pH air dapat mempengaruhi rasa dan sifat korosi. Beberapa senyawa beracun lebih toksik dalam bentuk molekul daripada dalam bentuk ion, dimana bentuk tersebut dipengaruhi oleh pH.

b. DO

DO menunjukkan jumlah oksigen yng terlarut dalam air. Oksigen terlarut berasal dari hasil fotosintesis, selain dari absorbsi atmosfer. Semakin tinggi jumlah oksigen terlarut, maka mutu air semakin baik.

c. BOD

BOD menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam air secara kimia. Semakin tinggi jumlah bahan organik, maka mutu air semakin rendah.

d. COD

COD menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam air secara kimia. Semakin tinggi jumlah bahan organik, maka mutu air semakin rendah.

e. Kesadahan

Kesadahan air mempengaruhi efisiensi pemakaian sabun. Kesadahan air disebabkan oleh adanya garam-garam kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air. Adanya senyawa arsen meskipun dalam jumlah yang kecil dapat merupakan racun bagi manusia.

2.1.2. Penggolongan Air

Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya.

Adapun penggolongan air adalah sebagai berikut :

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. Contoh : Mata air.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. Contoh : air sungai.

(19)

7

3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. Contoh : air tanah.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan, industri, dan listrik tenaga air. Contoh : Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). (Effendi,2003).

2.2 Air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluaan sehari-hari yang kualitasnya telah memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak terlebih dahulu.

Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990. Persysratan kualitas air bersih adalah :

1. Persyaratan fisik : Memiliki warna jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan suhu berkisar 25oC ±

2. Persyaratan kimia : tidak mengandung bahan kimia dalam jumlah yang melampui batas, seperti klorida (Cl) yaitu 600 mg/L.

3. Persyaratan bakteriologis : tidak mengandung kuman patogen dan parasitik yang dapat mengganggu kesehatan, seperti E.coli

4. Persyaratan radiologis : tidak mengandung zat yang dapat menghasilkan bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.

2.2.1 Air permukaan

Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah, antara lain sumur, sungai, rawa dan danau. Air permukaan berasal dari hujan yang meresap dan membentuk mata air digunung atau hutan. Kemudian mengalir di permukaan bumi dan membentuk sungai atau mengumpul di tempat cekung yang membentuk danau ataupun rawa.

Perairan permukaan di klasifikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu badan air dan air mengalir:

1. Perairan tergenang sangat di pengaruhi oleh intensitas cahaya dan perbedaan suhu perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk, rawa, dan sebagainya.

(20)

8

2. Perairan mengalir dipengaruhi oleh kecepatan arus, sedimen dasar, dan sedimentasi. Salah satu contoh perairan mengalir adalah sungai.

(Effendi,2003).

2.2.2 Air laut

Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam laut 3% artinya dalam 1000 mL air laut mengandung sekitar 30 gram kadar garam Dengan keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi syarat untuk air minum. Efek mengkonsumsi air laut secara berlebihan dapat menyebabkan:

1. Mual dan muntah

Rasa asin pada air laut melebihi rasa asin yang ada pada darah manusia. Jika terlalu banyak mengendap dalam lambung maka tubuh akan menolaknya dengan merespon dengan cara mengeluarkan semacam gas pada lambung yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada jaringan perut dan pencernaan. Kondisi tersebut membuat seseorag mengalami perut yang sakit berupa mual lalu timbul muntah-muntah.

2. Gagal Ginjal

Seseorang yang meminum air laut secara berlebihan maka jaringan ginjalnya akan mengalami pengerutan. Terlalu banyak garam didalam jaringan ginjal dapat menyebabkan ginjal tidak mampu mengendalikan cairan alami dalam tubuh sehingga fungsi ginjal menjadi terganggu. Jika keadaan ini tidak segera diatasi maka seseorang dapat terserang gagal ginjal, kinerja ginjal akan berhenti secara mendadak.

3. Kejang-kejang

Terlalu banyak garam didalam tubuh dapat menyumbat dan menghambat kelancaran aliran darah dan pembuluh arteri yang dapat memicu otot terserang ketegangan dan kram.

4. Menyebabkan koma

Seseorang yang mempunyai penyakit darah tinggi dan gejala stroke sebaiknya hindari apapun aktivitas yang berhubungan dengan berenang di air laut.

Penderita hipertensi dan stroke dapat mengalami koma ketika jumlah garam masuk dalam aliran darah dan saraf-saraf tubuh. Garam dalam kadar yang berlebihan mampu menyumbat aliran darah dan membuat iritasi dinding pembuluh darah sehingga seseorang dapat mengalami penurunan kesadaran, pingsan, koma bahkan kematian.

5. Hipoatremia (Keracunan)

Seseorang yang minum air laut secara berlebihan ketika melakukan aktifitas menyelam atau berenang, Tubuhnya akan merespon dengan cara yang berbeda untuk menolak benda asing agar tidak masuk pada jaringan tubuh, misalnya garam

(21)

9

garaman yang telah terkontaminasi dengan berbagai bakteri. Seseorang bisa mengalami gejala muntah, kepala berat dan pusing, tubuh demam dan menggigil.

Dimana gejala tersebut adalah indikasi bahwa seseorang sedang terserang hipoatremia atau keracunan air laut.

6. Dehidrasi

Bahaya minum air laut dalam jumlah yang cukup banyak dapat mengacaukan kinerja keseimbangan dan kestabilan zat yang ada didalam dan luar sel tubuh. Garam laut bersifat mudah larut dalam tubuh manusia tetapi rentan mengiritasi jaringan tubuh karena bersifat mudah mengikat dan menyerap cairan tubuh manusia sehingga menyebabkan dehidrasi, Dimana dapat menyebabkan bibir dan kerongkongan kering, tubuh lemas dan terserang sakit kepala yang berulang.

7. Kerusakan jaringan otak

Berenang di laut lalu tanpa sengaja minum air laut dengan kadar yang cukup banyak dapat membuat seseorang yang memiliki riwayat penyakit cedera pada otak dapat terancam kesehatan jaringan otaknya. Karena endapan garam masuk pada jaringan pembuluh darah menuju otak dapat menimbulkan peradangan di seluruh dinding pembuluh dan menyumbat aliran darah berisi oksigen kearah otak. Kondisi ini menyebabkan seseorang mengalami kerusakan otak.

2.2.3 Air tanah

Air tanah merupakan air hujan yang mencapai permukaan bumi dan terserap kedalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah, air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya kesadahan pada air. Secara umum air tanah disebut juga air sumur yang merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang tinggal didaerah pedesaan maupun diperkotaan Indonesia. Secara teknis sumur dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

- Sumur dangkal (shalow well)

Sumur semacam ini memiliki sumber air yang berasal dari resapan air hujan diatas permukaan bumi terutama didaerah dataran rendah. Jenis sumur ini banyak terdapat di Indonesia dan mudah sekali terkontaminasi oleh air kotor yang berasal dari kegiatan mandi-cuci-kakus (MCK). Sehingga persyaratan sanitasi yang ada perlu diperhatikan.

- Sumur dalam (deep well)

Sumur ini memiliki sumber air yang berasal dari proses purifikasi alami air hujan oleh lapisan kulit bumi yang menjadi air tanah. Sumber airnnya tidak terkontaminasi dan memenuhi persyaratan sanitasi. (Chandra,2005).

Kadar air tanah bervariasi antara batas-batas yang luas. Dimana kadar air tanah dapat dikurangi setelah dilakukan pengeringan buatan sampai dengan pada air yang dihidrasi secara terpadu. Dipihak lain, suatu tanah lapang dapat dipadati oleh air

(22)

10

dengan semua rongga yang tidak ditempati oleh benda padat, sehigga akan diisi oleh air.

Dalam hal ini pori-pori tanah dapat diisi oleh air sampai pada bermacam- macam tingkatan, dengan memberikan kebebasan pada air untuk bergerak.

Pergerakan air diatur oleh ukuran dan susunan pori-pori tanah. Ruang pori-pori didalam tanah merupakan saluran yang tidak terputus tetapi tidak teratur,dengan ukuran saluran yang bervariasi. Dari ukuran yang tidak terhingga kecilnya sampai pada yang memiliki diameter besar. (Otto,1984).

Ada dua macam air tanah yaitu : a. Air Tanah Dangkal

Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagai bakteri sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam dan unsur terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertrntu untuk masing-masing lapisan tanah. (Effendi, 2003).

b. Air Tanah Dalam

Air tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tidak semudah pada air tanah yang dangkal. Jika tekanan air bersih, maka air dapat menyembur keluar dan dalam keadaan ini sumur ini disebut dengan sumur ‘artetis’. Kualitas air tanah dalam umumnya lebih baik dari air dangkal. Jika melalui tanah kapur, maka air itu akan menjadi sadah, karena mengandung Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2. Jika melalui batuan granit, maka air itu lunak dan agresif karena mengandung CO2 dan Mn(HCO3), untuk mengurangi kadar Fe yang menyebabkan korosi itu harus diadakan dengan jumlah aerasi yaitu memberikan kontak dengan udara sebanyak-banyaknya agar Fe(OH3) Dan (OH) mengendap dan kemudian disaring. (Effendi,2003).

c. Mata Air

Mata air adalah air tanah yang keluar langsung dari permukaan tanah. Mata air biasanya terdapat pada lereng gunung, dapat berupa rembesan dan ada juga keluar di daerah dataran rendah. Mata air memiliki kualitas hampir sama dengan kualitas air tanah dalam dan sangat baik untuk di minum. Selain untuk air minum, mata air juga dapat digunakan untuk keperluan lainnya, seperti mandi dan mencuci. Kualitas air yang dihasilkan mata air cukup banyak dan tidak dipengaruhi oleh musim.(Sutrisno,1996).

2.2.4. Air Sumur Bor

Sumur bor adalah jenis sumur dengan cara pengeboran lapisan air tanah yang lebih dalam ataupun lapisan tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit dipengaruhi kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari pengotoran mikrobiologi dan secara langsung dapat dipergunakan sebagai air minum. Air tanah

(23)

11

ini dapat diambil dengan pompa tangan maupun pompa mesin (Depkes RI, 1985).

Agar sumur terhindar dari pencemaran maka harus diperhatikan adalah jarak sumur dengan lubang galian untuk air limbah dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Jarak tersebut tergantung pada keadaan serta kemiringan tanah. Lokasi sumur pada daerah yang bebas banjir sehingga tidak ada genangan air. Jarak sumur minimal 15 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran . Menurut Gabriel (2001) ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi dalam standart mutu dinding sumur gali, diantaranya adalah:

1. Jarak kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur gali harus terbuat dari tembok yang kedap air (disemen). Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi perembesan air/pencemaran oleh bakteri dengan karakteristik habitat hidup pada jarak tersebut. Selanjutnya pada kedalaman 1,5 meter dinding berikutnya terbuat dari pasangan batu bata tanpa semen, sebagai bidang perembesan dan penguat dinding sumur.

2. Pada kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur harus dibuat dari tembok yang tidak tembus air, agar perembesan air permukaan yang telah tercemar tidak terjadi. Kedalaman 3 meter diambil karena bakteri pada umumnya tidak dapat hidup lagi pada kedalaman tersebut. Kira-kira 1,5 meter berikutnya ke bawah, dinding ini tidak dibuat tembok yang tidak disemen, tujuannya lebih untuk mencegah runtuhnya tanah

3. Dinding sumur bisa dibuat dari batu bata atau batu kali yang disemen. Akan tetapi yang paling bagus adalah pipa beton. Pipa beton untuk sumur gali bertujuan untukn menahan longsornya tanah dan mencegah pengotoran air sumur dari perembesan permukaan tanah. Untuk sumur sehat, idealnya pipa beton dibuat sampai kedalaman 3 meter dari permukaan tanah. Dalam keadaan seperti ini diharapkan permukaan air sudah mencapai di atas dasar dari pipa beton.

4. Kedalaman sumur gali dibuat sampai mencapai lapisan tanah yang mengandung air cukup banyak walaupun pada musim kemarau.

3.1. Pencemaran Air

Menurut Peraturan Pemerintah RI No.20 tahun 1990 yaitu Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang akan membahayakan dan mengakibatkan air tidak berfungsi lain sesuai dengan peruntukkannya. (Mukono,2005).

Menurut Wardhana (1995), indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar, adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui :

(24)

12

1. Adanya perubahan suhu air.

2. Adanya perubahan pH atau konsentrasi hidrogen.

3. Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air.

4. Timbulnya endapan, koloidal, dan bahan terlarut.

5. Adanya Mikroorganisme.

6. Meningkatkan radioaktivitas air terhadap lingkungan.

Pencemaran air merupakan suatu masalah regional ataupun masalah lingkungan global dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan, maka air tersebut sudah tercemar.

Beberapa jenis bahan kimia yang digunakan sebagai pupuk dan pestisida pada lahan pertanian juga akan terbawa air kedaerah sekitarnya, sehingga akan mencemari air pada permukaan lokasi yang bersangkutan. Pengolahan tanah yang kurang baik dapat menyebabkan erosi, sehingga air permukaan akan tercemar dengan tanah endapan. Banyak sekali penyebab terjadinya pencemaran air yang akhirnya akan bermuara ke lautan, sehingga menyebabkan pencemaran pantai dan laut sekitarnya.

(Darmono,2001)

3.1.1 Dampak dari pencemaran air

Menurut Gabriel (2001) akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air adalah a. Terganggunya kehidupan organisme air

b. Pendangkalan dasar perairan c. Punahnya biota air, seperti ikan

d. Menjalarny wabah penyakit, seperti muntaber e. Banjir akibat tersumbatnya saluran air.

Berdasarkan garis besarnya pencemaran air dapat mengakibatkan dua hal yaitu : 1. Air menjadi tidak bermanfaat lagi

Air yang sudah tercemar tidak dapat dimanfaatkan lagi untuk berbagai keperluan seperti keperluan rumah tangga, keperluan industri, dan untuk keperluan pertanian. Hal ini dikarenakan air tersebut sudah tidak memenuhi persyaratan untuk digunakan lagi, sehingga akan menimbulkan dampak sosial bagi masyarakat.

2. Air menjadi penyebab penyakit

Air lingkungan yang kotor karena tercemar oleh berbagai macam komponen dapat menimbulkan kerugian yang lebih jauh lagi yaitu kematian. Kematian ini dapat

(25)

13

terjadi akibatt pencemaran yang terlalu parah. Sehingga air menjadi penyebab berbagai macam penyakit. (wardhana,1995).

3.1.2 Penanggulangan Terdahap Pencemaran Air

Pencemaran dapat menimbulkan dampak yang sangat luas dan merugikan terhadap lingkungan, sehingga dilakukan usaha menanggulanginya. Ada dua macam cara untuk menanggulangi pencemaran tersebut, yaitu :

1. Penanggulangan secara non teknis

Yaitu suatu usaha untuk menanggulangi dan mengurangi pencemaran dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencakan dan mengatur segala macam kegiatan industri yang meliputi :

 Penyajian informasi lingkungan (PIL)

 Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)

 Perencanaan kawasan kegiatan industry dan Teknologi

 Pengaturan dan pengawasan kegiatan

 Menanamkan perilaku disiplin 2. Penanggulangan secara teknis

Yaitu suatu usaha untuk menanggulangi pencemaran dengan cara teknis, dimana dilakukan dengan cara yang meliputi :

 Mengubah proses pengolahan

 Mengolah limbah

 Menambah alat bantu. (Wardhana,1995).

4.1. Klorida

Klorida adalah unsur kimia dengan lambang Cl dengan nomor atom: 17 dalam periodik ketiga bersifat intermediet. Klor adalah gas kuning hijau pada suhu kamar dan elemen ini sangat reaktif dan kuat dalam agen pengoksidasi. Klorin juga memiliki afinitas elektron serta elektronegatifitas yang tinggi, titik lebur: 171,6 K, titik didih : 239,11 K, kepadatan (STP):3,2 g/l klorin. Klorida (Cl-) adalah salah satu senyawa umum yang terdapat pada perairan alam.Senyawa-senyawa klorida tersebut mengalami proses disosiasi dalam air membentuk ion. Ion klorida pada dasarnya mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat kimia dan biologi perairan. Kation dari garam-garam klorida dalam air terdapat dalam keadaan mudah larut. Ion klorida secara umum tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam.

Ion ini juga tidak dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik.

Tetapi dalam kelebihan garam klorida dapat menyebabkan kualitas penurunan kualitas air. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan analisa terhadap klorida.

(26)

14

Karena kelebihan klorida dalam air menyebabkan terbentuknya noda berwarna putih dipinggaran badan air. (Achmad,2004)

Garam klorida banyak terdapat dialam. Salah satu yang terbesar adalah NaCl yang berasal dari air laut, selain itu garam klorida lainnya, seperti Merkurium (l) klorida (HgCl2), Perak klorida (AgCl), Timbel Klorida (PbCl2), yang merupakan senyawa yang sangat sedikit larut dalam air dingin tetapi mudah larut dalam air mendidih. Sedangkan Tembaga(l)klorida (CuCl), Bismuth oksiklorida (BiOCl), Stibium Oksiklorida (SbOCl), dan Merkurium (II) Oksiklorida (Hg2OCl2), tidak dapat larut dalam air.

Konsentrasi 250mg/L unsur ini dalam air merupakan batas maksimal konsentrasi yang dapat mengakibatkan timbulnya rasa asin. Kotoran manusia khususnya urine, mengandung klorida dalam jumlah yang kira-kira sama dengan klorida yang dikonsumsi lewat makanan dan air. Jumlah ini rata-rata kira-kira 6 gram klorida perorangan perhari dan menambah jumlah Cl dalam air yang membawanya, disamping itu banyak air buangan dari industri yang mengandung klorida dalam jumlah yang cukup besar. Klorida dalam konsentrasi yang layak adalah tidak berbahaya bagi manusia. Klorida dalam jumlah yang kecil dibutuhkan untuk desinfektan. Unsur ini apabila berikatan dengan ion Natrium dapat menyebabkan rasa asin dan dapat merusak pipa-pipa air. Konsentrasi maksimal klorida dalam air yang ditetapkan sebagai standar persyaratan oleh Dep.Kes. R.I. adalah sebesar 200.0 mg/l diperbolehkan 600.0 mg/l sebagai konsentrasi maksimal yang diperbolehkan.

(Sutrisno,1996).

4.1.1. Efek Klorida

- Merusak Jaringan Pada Tubuh

Klorida dalam pencernaan membantu memecahkan makanan sehingga akan mudah dicerna, namun jika apabila klorida secara berlebih maka akan dapat merusak jaringan dalam tubuh.

- Bakteri akan mati

Bakteri selama ini dianggap buruk sebab menjadi pemicu berbagai masalah kesehatan tubuh. Bakteri menjadi penyebab disentri dan diare. Namun jika klorida digunakan secara berlebih maka bakteri akan mati dan tidak bisa hidup lagi.

- Menganggu kesehatan pada mata

Kadar klorida dalam jumlah yang tinggi dapat menganggu kesehatan pada mata karena rasa asin tersebut dapat menyebabkan perih pada mata

- Merusak Pipa-pipa air

Kadar klorida dalam air dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pipa-pipa karena banyak endapan dan mengakibatkan pipa tersebut tersumbat.

- Dapat merusak ginjal

(27)

15

5.1. Titrasi

Titrasi merupakan metode analisa kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari suatu reaktan.

Adapun jenis-jenis titrasi adalah sebagai berikut:

1. Titrasi Alkalimetri

Alkalimetri merupakan suatu teknik analisis untuk menentukan kadar keasaman suatu zat dengan menggunakan larutan standar basa. Larutan basa yang sering digunakan Natrium Hidroksida (NaOH).

2. Titrasi Asidimetri

Merupakan suatu metode pengukuran kadar kebasaan suatu zat dengan menggunakan larutan asam sebagai larutan standar. Larutan standar yang sering digunakan Asam klorida (HCl).

3. Titrasi permanganometri

Merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran untuk penetapan kadar zat. Titrasi ini didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan umumnya titrasi ini dilakukan dalam suasana asam karena lebih mudah untuk mengamati titik akhir tirasi nya.

4. Titrasi Iodometri

Adalah analisa titrimetri yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti Besi(III), Tembaga(II). Zat- zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk ditentukan dengan menggunakan larutan baku natrium sulfat.

5. Titrasi Kompleksometri

Adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara titran dan titrat. Salah satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilen diamin tetra asetat (di natrium EDTA).

6. Titrasi Argentometri

Adalah titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Metode argentometri disebut juga sebagai metode pengendapan. karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa relatif yang tidak larut atau endapan. (Underwood,1994).

(28)

16

5.1.1 Jenis- Jenis Titrasi Argentometri 1. Metode Mohr

Seperti halnya suatu sistem asam-basa dapat digunakan sebagai suatu indikator untuk titrasi asam-basa, maka pembentukan endapan yang lain dapat digunakan untuk menunjukkan kesempuraan suatu titrasi pengendapan.

Contoh untuk keadaan demikian disebut dengan titrasi Mohr dari klorida dengan ion perak yang dalam hal ini ion khromat sebagai indikator. Penampilan utama yang tetap dari endapan perak khromat yang kemerah- merahan dianggap sebagai titik akhir titrasi. Titrasi mohr terbatas pada larutan- larutan dengan harga pH dari kira-kira 6-10.

Cara mohr dapat juga digunakan untuk titrasi ion bromida dengan perak dan juga ion sianida dalam larutan sedikit alkalis. Perak tidak dapat dititrasi secara langsung dengan klorida yang menggunakan indikator khromat. Endapan perak khromat yang semula ada, larut kembali hanya dengan perlahan-lahan dekat titik ekuivalen. Tetapi larutan klorida standart dalam jumlah berlebih dapat ditambahkan dan kemudian dititrasi kembali dengan menggunakan indikator khromat.

(Underwood,1994).

Kelebihan metode Mohr:

- Kerja lebih sederhana

- Titik akhir titrasi lebih mudah terlihat Kelemahan metode Mohr:

- Lingkungan untuk titrasi berada pada suasana netral sedikit alkalis pH 6-10

- Pada suasana asam CrO42- dapat melarut sehingga Ag2CrO4 tidak mengendap - Dalam suasana basa AgNO3 akan bereaksi dengan basa sehingga titrasi akan

salah

2. Metode Volhard

Cara volhard ini didasarkan pada pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam nitrat, dengan menggunakan ion besi (III) untuk meneliti ion tiosianat berlebih.

Cara ini dapat dipergunakan untuk cara titrasi langsung dari perak larutan tiosianat standart atau untuk titrasi tak langsung dari ion klorida.

Pada keadaan terakhir ini perak nitrat berlebih ditambahkan dan kelebihannya dititrasi dengan tiosianat standart. Anion-anion yang lain seperti bromia dan iodida daoat ditentukan dengan prosedur yang sama. Cara volhard secara luas dipergunakan untuk perak dan korida, karena kenyataannya bahwa titrasi dapat dilakukan dalam larutan asam. (Underwood,1994).

Kelebihan metode Volhard:

- Dapat menetapkan kadar semua halogen

(29)

17

Kekurangan metode Volhard :

- Suasana lingkungan titrasi harus bersifat asam

- Perubahan warna menuju akhir titrasi dapat terganggu oleh endapan AgCl.

3. Metode Fajans

Apabila suatu senyawa organik berwarna diserap pada permukaan suatu endapan, perubahan struktur organik mungkin terjadi dan warnanya sebagaian besar kemungkinan telah berubah dan mungkin telah menjadi lebih jelas.

Peristiwa ini dapat dipakai untuk mengetahui titik akhir dari titrasi pengendapan garam-garam perak senyawa organik yang digunakan disebut indikator adsorpsi. Fluoresein dan beberapa fluoresein yang disubstitusi dapat bekerja sebagai indikator untuk titrasi perak. Jika perak nitrat ditambahkan pada suatu larutan natrium klorida, maka partikel perak klorida yang terbagi halus itu cenderung menyerap beberapa ion klorida berlebih dalam larutan.(Underwood,2004).

Kekurangan metode Fajans:

- Kelemahan dalam penggunaan indikator adsorpsi adalah terlalu peka terhadap cahaya, sehingga dapat membuat endapan perak terurai.

(30)

18

BAB III

METODE PERCOBAAN 3.1. Waktu dan tempat

22 Januari 2018 – 22 Februari 2018 Di PDAM Tirtanadi Medan 3.2. Alat

1. Buret 50 mL Pyrex

2. Erlenmeyer 250 mL Pyrex 3. Beaker Glass 250 mL Pyrex 4. Pipet Volume 100 mL Pyrex 5. Neraca analitik digital Casio 6. Botol aquadest

7. Spatula

8. Statif dan klem 9. Pipet tetes

3.2.2. Bahan 1. Aquadest

2. AgNO3 0,01 N Merckmillipore 3. K2CrO4 5% Merck

4. Larutan NaCl 0,01 N 5. Kertas Saring

6. Air sumur bor

(31)

19

3.3. Prosedur Kerja 3.3.1. Pembuatan Larutan

a. Larutan NaCl 0,01 N

- Ditimbang sebanyak 0,2 gram kristal NaCl - Dimasukkan ke dalam beaker glass

- Dilarutkan dengan aquadest

- Dimasukkan kedalam labu takar 500 mL - Diencerkan dengan aquadest hingga garis tanda - Dihomogenkan

b. Larutan K2CrO4 5%

- Ditimbang sebanyak 5 gram kalium kromat - Dimasukkan ke dalam beaker glass

- Dilarutkan dengan aquadest

- Dimasukkan kedalam labu takar 100 mL - Diencerkan dengan aquadest hingga garis tanda - Dihomogenkan

c. Larutan AgNO3 0,01 N

- Ditimbang sebanyak 0,85 gram AgNO3

- Dimasukkan ke dalam beaker glass - Dilarutkan dengan aquadest

- Dimasukkan kedalam labu takar 500 mL - Diencerkan dengan aquadest hingga garis tanda - Dihomogenkan

- Disimpan didalam botol yang berwarna gelap

3.3.3. Pembakuan larutan AgNO3 0,01 N dengan NaCl 0,01 N - Dipipet Larutan NaCl 0,01 N sebanyak 25 mL

- Dimasukkan kedalam erlenmeyer 100 mL

- Ditambahkan larutan indikator K2CrO4 5% sebanyak 1 mL dan homogenkan

- Dititrasi dengan larutan AgNO3 0,01 N hingga terjadi perubahan warna menjadi merah coklat

(32)

20

- Dicatat volume AgNO3 0,01 N yang digunakan - Diulangi percobaan yang sama sebanyak 3 kali - Dihitung Normalitas larutan baku AgNO3 0,01N 3.3.4. Prosedur Analisa

- Dipipet SB-24 sebanyak 100 mL

- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL

- Ditambahkan larutan indikator K2CrO4 5% sebanyak 1 mL

- Dititrasi dengan larutan baku AgNO3 0,01Nhingga titik akhir titrasi yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna kuning kemerahan

- Dihitung volume AgNO3 0,01 N yang digunakan - Dilakukan prosedur yang sama sebanyak tiga kali

- Dilakukan prosedur yang sama untuk SB-42, SB-9, SB-18, ASB-49 dan larutan blanko

(33)

21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Tabel 4.1.1. Data Analisa Kadar Klorida Pada Air Sumur Bor

NO KODE

SAMPEL

Volume I (ml)

Volume II (ml)

Volume III (ml)

Volume Rata-

Rata

Kadar Klorida

(mg/L)

1 SB-24 1,2 1,1 1,2 1,1 3,5mg/L

2 SB-42 1,0 1,15 1,1 1,0 3,1mg/L

3 SB-9 1,1 1,15 1,1 1,1 3,5mg/L

4 SB-18 1,3 1,4 1,35 1,35 4,4mg/L

5 ASB-49 1,0 1,1 1,15 1,0 3,1mg/L

Keterangan :

1. SB- 24 : Sumur Bor Sejarah 2. SB-42 : Sumur Bor Berastagi 3. SB-9 : Sumur Bor Padang Bulan 4. SB-18 : Sumur Bor PJKA

5. ASB-49 : Sumur Bor jl. Perkutut

(34)

22

4.2. Perhitungan

- Penentuan Kadar Klorida

Mg/L (Cl-) = (𝐴−𝐵)𝑋 𝑁 𝑋 35,45 𝑋 1000 𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Keterangan :

A = Volume Larutan baku AgNo3 untuk titrasi sampel B = Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko N = Normalitas larutan baku AgNO3

4.2.1 Perhitungan Pada Air Sumur Bor - Air Sumur Bor Sejarah

SB-24 = (1,1−0,1) 𝑋 0,01 𝑋 35,45 𝑋 1000

100

= 3,5 mg/L - Air Sumur Bor Berastagi

SB-42 = (1,0−0,1)𝑋 0,01 𝑋 35,45 𝑋 1000 100

= 3,1 mg/L - Air Sumur Bor Padang Bulan

SB-9= (1,1−0,1)𝑋 0,01𝑋 35,45 𝑋 1000 100

= 3,5 mg/L

- Air Sumur Bor PJKA

SB-18= (1,35−0,1) 𝑋 0,01 𝑋 35,45 𝑋 1000 100

= 4,4 mg/L

(35)

23

- Air Sumur Bor jl. Perkutut

ASB-49= (1,0−0,1)𝑋 0,01 𝑋 35,45 𝑋 1000 100

= 3,1 mg/L

4.3. Reaksi Percobaan

AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s) Putih + NaNO3(aq)

2AgCl (aq) + K2CrO4 → Ag2CrO4(s) merah bata + 2KCl(aq)

4.4. Pembahasan

Berdasarkan reaksi pengendapan bertingkat dimana ion Cl- dari NaCl akan diendapkan oleh ion Ag+ dari AgNO3 yang akan membentuk endapan putih AgCl dan kelebihan ion Ag+ akan bereaksi dengan Ion CrO42- dari Indikator K2CrO4 5%

membentuk Ag2CrO4 yang berwarna merah kecokelatan pada titik akhir titrasi.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh kadar klorida untuk Air Sumur Bor SB-24 = 3,5 mg/L, SB-42 = 3,1 mg/L, SB-9 = 3,5 mg/L. SB-18

= 4,4 mg/L, ASB-49 = 3,1 mg/L. Dan dari data yang diperoleh hasil analisis telah memenuhi Standar Nasional Indonesia yaitu Untuk Air Bersih = 600 mg/L

Klorida dalam konsentrasi yang kecil tidak akan berbahaya bagi manusia.

Klorida dalam jumlah yang kecil dibutuhkan bagi tubuh sebagai desinfektan. Namun, dalam jumlah yang besar ion Cl- dari klorida dapat berikatan dengan ion Na+ yang dapat menyebabkan rasa asin berlebih dan dapat merusak pipa-pipa saluran air.

Dengan demikian analisis kadar klorida harus dilakukan untuk mengendalikan kualitas air agar tetap terjaga dengan baik dan harus memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI).

Hasil kali kelarutan dari AgCl adalah : 1,8x10-10 dengan rumus Ksp=

{𝐴𝑔+|𝐶𝑙}. Hasil kali kelarutan Ag2CrO4 : 9,0x10-12 dengan rumus Ksp={𝐴𝑔2+|𝐶𝑟𝑂42−}. Berdasarkan nilai ketetapan ksp dari AgCl lebih tinggi dibandingkan dengan Nilai Ksp Ag2CrO4 maka endapan AgCl ditambahkan dengan indikator K2CrO4 yang membentuk Endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah bata pada titik akhir titrasi.

(36)

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

- Dari hasil analisa yang diperoleh, kadar klorida Air sumur bor jalan Sejarah = 3,5 mg/L, Air sumur bor Berastagi = 3,1 mg/L, Air sumur bor jalan Padang Bulan = 3,5 mg/L, Air sumur bor jalan PJKA = 4,4 mg/L, Air sumur bor jalan Perkutut = 3,1 mg/L. Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada air sumur bor diperoleh kadar klorida yang sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan oleh SNI yaitu 600 mg/L.

5.2. Saran

- Diharapkan untuk menganalisa Air Sumur Bor menggunakan Parameter yang lain, seperti analisis derajat keasaman (pH), total padatan terlarut (TDS), Temperature, Kesadahan, Turbiditas, Alkalinitas, Warna dan lain-lain. Agar wawasan kita tidak terpaku pada klorida saja

- Diharapkan kepada penulis lain untuk membahas analisa klorida pada air sumur bor dengan menggunakan metode analisa lainnya.

(37)

25

DAFTAR PUSTAKA

Achmad.R.2004. Kimia Lingkungan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Andi.

Chandra.B.2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Darmono.2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta: Penerbit UI Press.

Effendi.H.2003. Telah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Kanisisus

Gabriel.J.F.2001. Fisika Lingkungan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Hipokrates Hach.1999. DR/2010 Spektrofotometer Instrumental Manual. Hach Company.U.S.A.

Mukono.H.J.2005. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Airlangga University press.

Otto.S.1984. Ppencemaran Air. Jakarta:Penerbit C.V. Rajawali.

Sutrisno,T.1996. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rinika Cipta.

Svehla,G.1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.

Underwood.A.L. dan Day.R.A. 1994. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi ke-4. Jakarta:

Erlangga.

Wardhana.W.A. 1999. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan ke-2. Edisi ke-2.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

Gambar

Tabel 4.1.1. Data Analisa Kadar Klorida Pada Air Sumur Bor

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Penjualan, fitur Laporan Penjualan berkaitan dengan fitur utama yang digunakan untuk melakukan Laporan dari penjualan, klien mengirimkan data hasil penjualan

If, as we have seen throughout this chapter, Benjamin insists on a method of criticism that can account for the particularity of its object, then Romantic critique fails in this

Foto akar bibit kakao pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik kascing b.. Foto akar bibit kakao pada perlakuan 10% pupuk kascing dari media tanam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan Metode Numbered Head Together (NHT) dan Media Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi

Kandungan kimia pada rambut jagung antara lain adalah protein; karbohidrat; serat; beberapa vitamin seperti vitamin B, vitamin C, vitamin K; minyak atsiri; garam-garam

Sedangkan pelaksanaan penilaian autentik pada pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Negeri 3 Banyumas dengan evaluasi Akidah Akhlah sebagai seorang guru haruslah dapat merubah

backorder dengan permintaan probabilistic meliputi tahap pengumpulan data (data permintaan dan bahan baku, data daerah asal supplier dan lead time, data onkos pesan,

Pada tahun 2014 telah terjadi 7 kasus kecelakaan kerja dengan jenis. kecelakaan sebagai berikut : terjatuh, jari tangan terjepit, terpeleset,