• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KECANDUAN MENONTON YOUTUBE PADA ANAK. Oleh SITI MINAKHUL ULYA NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KECANDUAN MENONTON YOUTUBE PADA ANAK. Oleh SITI MINAKHUL ULYA NIM"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KECANDUAN MENONTON YOUTUBE PADA ANAK

Oleh

SITI MINAKHUL ULYA NIM 201733162

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2021

(2)
(3)

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KECANDUAN MENONTON YOUTUBE PADA ANAK

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Mura Kudus untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

SITI MINAKHUL ULYA 201733162

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2021

(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

Berusahalah semaksimal mungkin dan jangan menyerah, urusan hasilnya serahkan pada Allah

PERSEMBAHAN

Alhamdulilah Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah atas kemudahan yang diberikan sehingga penlitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Bagi peneliti penelitian ini bukan akhir dari segalanya melainkan awal dari kehidupan yang sebenarnya. Dengan segala kerendahan hati, peneliti mempersembahkan skripsi ini kepada :

1. Diri sendiri, sebagai pembuktian bagi diri sendiri bahwa peneliti mampu menapaki banyak fase dalam kehidupan dan melewati proses sekaligus bersedia belajar dari proses yang telah terlewati tersebut untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

2. Orang tua Bapak Surip dan Ibu Nur Faizah sebagai bukti kesungguhan dalam menuntut ilmu sekaligus tanda terimakasih atas besarnya pengorbanan dan tulusnya kasih yang terus mengalir tanpa henti.

3. Dosen Pembimbing Bapak Deka Setiawan, S.Pd., M.Pd dan Bapak Dr.

Irfai Fathurohman, S.Pd., M.Pd yang selalu sabar dan tidak pernah lelah membimbing peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.

4. Mbak-mbak tercinta, Sri Wahyuningsih dan Dwi Ernawati yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada peneliti sehingga penelitian ini bisa selesai.

5. Para sahabat dan teman-teman mulai dari bayi hingga sekarang ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, sebagai pribadi-pribadi yang datang dan pergi silih berganti dalam kehidupan peneliti, yang memainkan perannya masing-masing dengan baik sekaligus mengajarkan makna kehidupan yang sesungguhnya. Terutama untuk teman-teman satu perjuangan PGSD UMK angkatan 2017 yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

6. Semua orang yang terlibat dalam penelitian ini, terutama kepada masyarakat Desa Buaran yang telah memberikan izin, apresiasi dan motivasi terhadap pelaksanaan penelitian ini.

(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya kepada peneliti sehingga dapat menysusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor Penyebab Kecanduan Menonton Youtube Pada Anak”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi pada jenjang Strata Satu (S1) di program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus.

Untuk mencapai keberhasilan penyusunan skripsi ini peneliti tidak hanya berjuang sendiri, melainkan juga dukungan dan bantuan dari segenap pihak. Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi, yaitu :

1. Drs. Sucipto, M.Pd., Kons. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menjadi mahasiswa dan menjalani pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

2. Siti Masfuah, S.Pd., M.Pd. selaku Ka. Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus, yang telah memberikan layanan akademik yang sangat memadai, sehingga terselesainya belajar peneliti.

3. Dr. Irfai Fathurohman, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti sehingga penelitian skripsi ini bisa terselesaikan.

4. Deka Setiawan, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti sehingga penelitian skripsi ini bisa terselesaikan.

5. Seluruh bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Penddikan Universitas Muria Kudus yang telah memberikan ilmu kepada peneliti selama menjadi mahasiswa.

(8)

6. Untuk orang tua (bapak Surip dan Ibu Nur Faizah) dan mbak-mbakku (Sri Wahyuningsih dan Dwi Ernawati) yang sangat tulus selalu memberikan doa dan semangat.

7. Ketua RT 08 dan RT 07 desa Buaran yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di desa Buaran.

8. Anak-anak Desa Buaran dan Bapak ibu desa Buaran selaku orang tua anak yang telah memberikan izin dan membantu dalam pelaksanaan penelitian di desa Buaran sekaligus sebagai informan.

9. Semua pihak yang telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa peneliti sebutkan satu-persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini masih terdapat kekurangan. Pada saat penelitian ini berlangsung masih terdapat pademi COVID- 19 sehingga proses penysusnan skripsi hingga sidang yang peneliti lalui jelas berbeda dengan proses penelitian pada umumnya. Namun, peneliti tetap berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan penelitian yang sempurna. Sehingga pada tahun ini peneliti berhasil meraih gelar sarjana dan membuat bangga orang tua peneliti. Atas kekurangan yang masih terdapat dalam skripsi ini, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan peneliti untuk kesempurnaan skrpsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Untuk yang sama- sama sedang berjuang semangat ya, peneliti yakin kondisi sulit ini yang menimpa kita menjadi akan membuat kita menjadi manusia inteletual yang tahan banting.

Sehingga kedepannya kita tidak kaget dalam menempuh dan meraih masa depan yang cerah.

Kudus, 3 Agustus 2021 Peneliti

Siti Minakhul Ulya NIM. 201733162

(9)

ABSTRAK

Ulya, Siti Minakhul, 2021. Analisis Faktor Penyebab Kecanduan Menonton Youtube Pada Anak. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muria Kudus. Pembimbing (1) Dr. Irfai Fathurohman, S.Pd., M.Pd., (2) Deka Setiawan, S.Pd., M.Pd.

Kata Kunci : Youtube, penyebab kecanduan, kontrol diri pada anak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor Penyebab Kecanduan Menonton Youtube Pada Anak. Manfaat pada penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai faktor penyebab kecanduan menonton youtube pada anak. Sehingga orang tua dapat mengantisipasi dampak dari kecanduan youtube pada anak.

Penelitian ini membahas tentang faktor penyebab kecanduan menonton Youtube pada anak. Faktor penyebab kecanduan menonton Youtube sangat banyak untuk itu orang tua harus mengawasi anak ketika menonton Youtube sehingga tidak akan terjadi kecanduan. Sedangkan apabila anak sudah terkena kecanduan youtube sebaiknya orang tua segera mengambil tindakan agar kecanduannya tidak semakin parah.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam melaksanakan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Buaran Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara, dengan mengambil subjek orang tua anak dan anak yang menonton Youtube sebagai objek penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data meliputi tahap observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Analisis data yang digunakan merupakan analisis data deskriptif kualitatif

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa menonton Youtube bagi anak harus didasari kebutuhan apalagi saat pandemic seperti ini waktu untuk memegang smartphone sangat banyak karena pembelajaran dilakukan secara online. Youtube juga bisa menjadi sarana pembelajaran dan hubungan bagi anak karena menyediakan banyak video dan informasi yang bermanfaat. Selain manfaat yang ada dalam Youtube, menonton Youtube berlebihan juga menimbulkan efek yang buruk bagi anak. Adapun saran dalam penelitian ini bagi orang tua diharapkan mampu memberikan pengawasan pada anak ketika menonton youtube. Agar anak tidak leluasa dalam menonton Youtube yang tidak pantas untuk ditonton. Karena hal itu dapat menimbulkan dampak negatif terhadap anak.

(10)

ABSTRACT

Ulya, Siti Minakhul, 2021. Analysis of Factors that Cause Youtube Addiction in Children. Thesis. Primary School Teacher Education. Faculty of Teacher Training and Education. Muria Kudus University. Advisors (1) Dr. Irfai Fathurohman, S.Pd., M.Pd., (2) Deka Setiawan, S.Pd., M.Pd.

Keywords: Youtube, causes of addiction, self-control in children

This study aims to determine the factors that cause YouTube addiction in children. The formulation of the problem in this study is the factors that cause addiction to watching YouTube in children, the impact of YouTube addiction on children and solutions to overcome YouTube addiction in children.

This study discusses the factors that cause YouTube addiction in children.

There are so many factors causing addiction to watching Youtube, so parents must supervise their children when watching Youtube so that addiction won't occur.

Meanwhile, if the child is addicted to YouTube, parents should immediately take action so that the addiction does not get worse. One solution that can overcome this is to increase outside activities so that children will feel happy and forget about watching on Youtube.

This study uses a qualitative descriptive method in conducting research.

This research was conducted in Buaran Village, Mayong Sub district, Jepara Regency, by taking the subject of parents of children and children who watched Youtube as the research object. This study used data collection techniques including the observation, interview, documentation questionnaire and note-taking stages. The data analysis used is qualitative descriptive data analysis.

The results of this study indicate that watching Youtube for children must be based on needs, especially during a pandemic like this, the time to hold a smartphone is very much because learning is done online. Youtube can also be a means of learning and relationships for children because it provides many useful videos and information. In addition to the benefits that exist in Youtube, watching YouTube excessively has a bad effect on children. The suggestions in this research for parents are expected to be able to provide supervision to children when watching YouTube. So that children do not freely watch Youtube which is inappropriate to watch. Because it can have a negative impact on children.

(11)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LOGO ... ii

JUDUL SKRIPSI ... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Deskripsi Konseptual ... 6

2.2 Kajian Penelitian Relevan ... 17

2.3 Kerangka Berpikir ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 21

3.3 Peranan Peneliti ... 22

3.4 Data dan Sumber Data ... 23

3.5 Pengumpulan Data ... 24

3.6 Keabsahan Data ... 26

3.7 Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1 Deskripsi Latar Penelitian ... 29

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 31

(12)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1 Simpulan ... 46

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 52

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 19

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Miles dan Huberman ... 27

Gambar 4.1 Peta Desa Buaran ... 29

Gambar 4.2 Observasi Anak Ketika Menonton Youtube ... 31

Gambar 4.3 M.H sedang menonton youtube ... 35

Gambar 4.4 H.A.F sedang menonton youtube ... 39

Gambar 4.5 F.M.R sedang menonton youtube ... 43

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2020/2021 ... 52

Lampiran 2 Hasil Observasi Anak ... 53

Lampiran 3 Hasil Kartu data Narasumber Anak I Desa Buran ... 55

Lampiran 4 Hasil Kartu data Narasumber Anak II Desa Buran ... 58

Lampiran 5 Hasil Kartu data Narasumber Anak III Desa Buran ... 61

Lampiran 6 Hasil Kartu data Narasumber Anak IV Desa Buran ... 64

Lampiran 7 Hasil Kartu data Narasumber Anak V Desa Buran ... 66

Lampiran 8 Hasil Kartu data Narasumber Orang tua Anak I Desa Buran ... 71

Lampiran 9 Hasil Kartu data Narasumber Orang tua Anak II Desa Buran .... 74

Lampiran 10 Hasil Kartu data Narasumber Orang tua Anak III Desa Buran . 77 Lampiran 11 Hasil Kartu data Narasumber Orang tua Anak IV Desa Buran . 80 Lampiran 12 Hasil Kartu data Narasumber Orang tua Anak V Desa Buran .. 83

Lampiran 13 Hasil Observasi Anak Ke I Saat Penelitian ... 87

Lampiran 14 Hasil Observasi Anak Ke II Saat Penelitian ... 89

Lampiran 15 Hasil Observasi Anak Ke III Saat Penelitian ... 91

Lampiran 16 Hasil Observasi Anak Ke IV Saat Penelitian ... 93

Lampiran 17 Hasil Observasi Anak Ke V Saat Penelitian ... 95

Lampiran 18 Kesimpulan Hasil Wawancara Anak ... 97

Lampiran 19 Kesimpulan Hasil Wawancara Orang Tua Anak ... 100

Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian ... 103

Lampiran 21 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 107

Lampiran 22 Letter of Accepted (LoA) ... 108

Lampiran 23 Penetapan Pembimbingan Skripsi ... 109

Lampiran 24 Keterangan Selesai Bimbingan Skripsi ... 110

Lampiran 25 Permohonan Ujian Skripsi ... 111

Lampiran 26 Surat Pernyataan ... 112

Lampiran 27 Berita Acara Bimbingan ... 113

Lampiran 28 Daftar Riwayat Hidup ... 119

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan teknologi semakin yang selalu berkembang dengan pesat sesuai dengan perkembangan zaman. Saat ini tiap orang di dunia tentu telah mempunyai smartphone tidak terkecuali anak-anak. Dahulu orang tua masih membiarkan anaknya bermain di luar rumah dengan permainan tradisional bersama anak-anak yang lain. Tetapi saat ini orang tua lebih mempercayai smartphone selaku media permainan untuk anaknya. Dikala teknologi terus maju jejaring sosial juga turut serta melaju pesat. Saat ini mengakses jejaring sosial seperti facebook maupun youtube bisa dilakukan dimana saja serta kapan saja cuma dengan satu sentuhan. Sehingga saat ini banyak anak-anak yang memakai smartphone untuk menonton Youtube.

Rustam (2015:12) Smartphone adalah alat telekomunikasi elekronik yang memiliki fungsi dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa kemana-mana (portable mobile ) dan memerlukan sambungan kabel (nirkabel, wireless) ke jaringan telepon. Didalam smartphone ada bermacam-macam aplikasi seperti Youtube, Whatshap, facebook, Instagram, dan lain-lain. Sehingga bisa menarik pelanggannya tidak terkecuali anak-anak.

Saat ini banyak anak-anak menjadi konsumen aktif smartphone. Sarana yang diberikan smartphone juga membuat seorang jadi kecanduan. Sebab, begitu menariknya sarana yang ditawarkan.

Jejaring sosial yang kerap di akses oleh anak-anak yaitu Youtube. Mulai dari kartun, berita, music, komendi serta masih banyak lagi. Semua itu terdapat di dalam youtube. Menurut Muhaemin Youtube menyediakan berbagai informasi berupa video, termasuk di dalamnya audio. Youtube ditunjukan bagi mereka yang ingin mencari informasi dalam bentuk video. Selain itu pengunjung youtube juga bisa menggunggah video mereka ke Youtube dan membagikan ke seluruh dunia.

(Dalam Putra, 2018:151)

(16)

Putra (2018: 160) Youtube merupakan sebuah platform jejaring sosial untuk mempublikasikan video yang dapat diakses oleh semua orang didunia. Jejaring sosial Youtube resmi berdiri pada tahun 2005. Pendiri Youtube adalah Chad Hurley, Steve Chen, Jawed Karim dimana mereka bertiga adalah mantan karyawan PayPal. Kemudian Youtube dibeli oleh Google dan diperkenalkan kembali pada tahun 2006. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh hootsuite sangat jelas bahwa Youtube sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, dengan menduduki most active social media. Youtube telah memudahkan miliyaran orang dalam menemukan, mononton, dan membagikan berbagai macam video. Youtube menyediakan forum bagi orang-orang untuk saling berhubungan, memberikan informasi, menginspirasi orang lain di seluruh dunia, serta bertindak sebagai sosial media distribusi bagi pembuat konten dan pengiklan, baik yang besar maupun kecil.

Sekarang banyak sekali konten-konten youtube yang beragam ada yang positif dan juga negatif. Jika anak bisa dengan mudah mengaksesnya tanpa pengawasan orang tua maka bisa berakibat buruk pada perilaku anak tersebut.

Untuk itu pengawasan orang tua sangat lah penting. Karena banyak konten negatif seperti kekerasan, pornografi, bullying, dan lain-lain. Jika orang tua kurang membatasi anak dalam pengunaan smartphone, maka waktu anak akan terbuang sia-sia dan melupakan kewajiban mereka sebagai seorang siswa yaitu belajar.

Terlebih sekarang ini sedang dilaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena terjadi virus corona sehingga anak sering memegang smartphone dan bisa jadi anak bukannya membuka pelajaran malah membuka Youtube.

Pada usia SD, anak mengalami perkembangan dalam tahap mengeksplor dan berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitarnya. Anak biasanya cenderung senang dengan hal-hal yang baru yang didapatkan dengan bermain.

Sekarang tak jarang anak bermain dengan smartphone karena bagi mereka smartphone sangat menarik. Padahal anak seusia SD harus bermain dan berbaur dengan teman-teman untuk bersosialisasi.

Penggunaan Youtube yang berlebihan dapat mengakibatkan kecanduan.

Kecanduan menurut baker (dalam Kusumadewi, 2009) seseorang dapat dikatakam

(17)

sebagai orang yang kecanduan jika mereka sampai mengabaikan kehidupan sehari-hari, seperti sekolah, bekerja, bergaul, kebersihan dan kesehatan pribadi, hanya supaya bisa melakukan hal yang diinginkannya tersebut. Selain itu semakin terbukanya akses Youtube mereka dapat mengakses video yang mereka senangi secara berulang-ulang kali sehingga dapat menyebabkan kecanduan. Banyak anak-anak yang mulai kecanduan Youtube dan lupa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya yang berdampak pada psikologis terutama krisis percaya diri pada perkembangan anak.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada hari minggu 16 Agustus 2020, peneliti melakukan observasi di desa Buaran. Berdasarkan pengamatan peneliti, banyak anak-anak yang menggunakan smartphone untuk menonton youtube apalagi dimusim pandemi sekarang. Banyak anak-anak yang meminta orang tuanya untuk diberikan smartphone dengan alasan untuk mempermudah dalam mengerjakan tugas sekolah. Selain itu kesibukan pekerjaan orang tua juga menjadi faktor anak menonton youtube. Keasikan dalam menonton Youtube menjadikan mereka acuh dengan lingkungan sekitar. Sampe mereka lupa waktu selalu menonton Youtube dari pagi hingga malam sehingga mereka kurang tidur dan mereka bangun kesiangan hal ini sangat memperihatinkan dalam tumbuh kembang anak. Walaupun awalnya smartphone digunakan untuk proses pembelajaran dan mencari informasi baru akan tetapi malah bisa menjerumuskan anak ke lembah keacanduan. Apabila hal tersebut terjadi maka pikiran anak-anak tidak fokus pada materi pembelajaran sekolah malah lebih fokus pada tontonan mereka diYoutube. Sehingga materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru tidak akan bisa ditangkap oleh pemahaman siswa, akibatnya jika tidak bisa fokus pada materi pembelajaran maka akan berakibat fatal, karena materi pembelajaran menentukan keberhasilan seorang anak dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya yaitu tentang penggunaan smartphone pernah dilakukan oleh Wahyuningsih &

Suprihartini (2017) dari Universitas Diponegoro, hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi intensitas menggunakan smartphone dan semakin rendah.

Pengawasan orang tua makan akan semakin tinggi perilaku antisosial pada remaja.

(18)

Melalui intensitas penggunaan smartphone yang tinggi berpengaruh dalam munculnya perilaku antisosial yang tinggi, karena responden bebas mengakses apa saja yang ada di smartphone tanpa adanya batasan konten apa saja yang boleh diakses. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh syarief (2015) dari Universitas Mulawarman, dalam penelitian “Pengaruh Perilaku Penggunaan Smartphone Terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa SMK TI Airlangga Samarinda”

mengatakan ada pengaruh yang signifikan antara perilaku Pengguna Smartphone terhadap komunikasi interpersonal siswa khususnya pada kelas tiga SMK TI Airlangga Samarinda, hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku pengguna smartphone mempunyai hubungan sedang terhadap komunikasi interpersonal siswa

Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk menganalisa faktor apa saja yang menyebabkan anak kecanduan nonton Youtube melalui penelitian yang berjudul “Analisis Faktor Penyebab Kecanduan Menonton Youtube Pada Anak”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apa saja faktor penyebab kecanduan menonton youtube pada anak ? 2. Bagaimana tingkatan kecanduan menonton youtube pada anak ? 3. Bagaimana dampak kecanduan menonton youtube pada anak?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Menganalisis faktor penyebab kecanduan menonton youtube pada anak 2. Menganalisis tingkatan kecanduan menonton youtube pada anak 3. Menganalisis dampak kecanduan menonton youtube pada anak 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain :

(19)

3.4.1 Manfaat Teoretis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai faktor penyebab kecanduan menonton youtube pada anak. Sehingga orang tua dapat mengantisipasi dampak dari kecanduan youtube pada anak.

3.4.2 Manfaat praktis 3.4.2.1 Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan siswa tentang dampak kecanduan youtube dan cara memanfaaatkan youtube dengan baik.

3.4.2.2 Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan kepada orang tua untuk mengawasi anak dalam menonton youtube. Sehingga tidak terjadi penyimpangan pada anak.

3.4.2.3 Manfaat peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti mengenai faktor penyebab kecanduan menonton youtube pada anak.

Sekaligus menjadi bekal untuk peneliti sebagai pendidik di masa yang akan datang.

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Konseptual

Deskripsi konseptual dalam penelitian ini meliputi : (1) kecanduan, (2) youtube (3) dampak menonton youtube pada anak. (4) Tingkat kecanduan

2.1.1 Kecanduan

2.1.1.1 Hakikat Kecanduan

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kecanduan merupakan kejangkitan suatu kegemaran hingga lupa hal-hal yang lain. Hal ini secara tidak langsung dapat merangsang anak-anak untuk selalu melakukan aktivitas yang sama.

Apabila hal tersebut terjadi maka pikiran anak-anak menjadi tidak fokus pada materi pembelajaran sekolah. Sehingga materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru tidak akan bisa ditangkap oleh pemahaman siswa, akibatnya jika tidak bisa fokus pada materi pembelajaran maka ketuntasan belajar juga akan terhambat. Menurut Nurfajri (dalam Nurmandia, 2013:109) kecanduan merupakan gangguan psilologis di mana penggunanya menambahkan jumlah penggunaan sehingga dapat membangkitkan kesenangan, yang dapat menimbulkan, kecemasan, dan perubahan mood, gangguan afeksi, dan terganggunya kehidupan social. Anak biasanya secara otomatis akan melakukan apa yang disenangi pada kesempatan yang ada. mereka menggangap bahwa layar smartphone lebih menarik.

Dodes (Wulandari, 2015:3) menyatakan kecanduan terdiri dari physical addiction, yaitu kecanduan yang berkaitan dengan keadaan fisik dan non-physical addiction,yaitu kecanduan yang tidak melibatkan keadaan fisik, dengan demikian dapat dikatakan kecanduan youtube termasuk dalam non-physical addiction.

Pendapat ini sejalan dengan pendapat dari Essau, (2008) menyatakan bahwa kecanduan merupakan aspek perilaku yang komplosif, adanyanya ketergantungan dan kurang control. Cooper (Wulandari, 2015:3) berpendapat bahwa kecanduan merupakan perilakuk ketergantungan pada suatu hal yang disenangi. Anak-anak dikatakan kecanduan apabila dalam satu hari mereka melakukan kegiatan yang

(21)

sama sebanyak lima kali atau lebih. Kecanduan merupakan kondisi terikat pada kebiasaan yang sangat kuat dan tidak mampu lepas dari keadaan itu, anak kurang mampu mengontrol dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan tertentu yang disenangi.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kecanduan merupakan sebuah perilaku yang menyebabkan keterkaitan atau ketergantuang pada teknologi yang memiliki dampak negatif pada anak. Untuk itu orang tua harus menanganinya sebagai orang tua harus memberikan contoh yang baik agar anak dapat menirunya.

2.1.1.2 Faktor-Faktor Kecanduan

Menurut Smart (2010:23) beberapa faktor- faktor yang memungkinkan anak mengalami kecanduan adalah sebagai berikut :

a. Kurang perhatian dari orang-orang terdekat. Beberapa anak berpikir bahwa mereka dianggap ada jika mereka mampu menguasai keadaan. Mereka merasa bahagia jika mendapatkan perhatian dari orang-orang terdekatnya, terutama orang tua. Dalam rangka mendapatkan perhatian, anak akan berperilaku yang tidak menyenangkan hati orang lain. Karena dengan begitu maka orang lain akat memperingatkan dan mengawasinya

b. Stress atau depresi. Beberapa orang menggunakan media untuk mengilangkan rasa stressnya, diantranya dengan bermain internet. Dan dengan rasa nyaman yang ditawarkan, maka lama-kelamaan akan menjadi kecanduan.

c. Kurang kontrol. Orang tua yang memanjakan anak dengan fasilitas, efek kecanduan sangat mungkin terjadi. Anak tidk terkontrol biasanya akan berperilaku over.

d. Kurang kegiatan. Menganggur adalah kegiatan yang tidak menyenangkan.

Dengan tidak adanya kegiatan maka internet sering dijadikan pelarian yang dicari

e. Lingkungan. Perilaku anak tidak hanya terbentuk dari dalam keluarga. Saat disekolah, bermain dengan teman juga dapat membentuk perilaku anak.

(22)

Artinya meskipun anak tidak dikenalkan dengan internet dirumah, maka anak akan kenal dengan internet karena pergaulannya.

f. Pola asuh. Pola asuh orang tua juga sangat penting bagi anak. Maka, sejak dini orang tua harus berhati-hati dalam mengasuh anaknya. Karena kekeliruan dalam pola asuh maka suatu saat anak akan meniru perilaku orang tua.

2.1.1.3 Ciri-Ciri Kecanduan

Ciri-ciri anak yang mengalami kecanduan menurut Wulansari (2017:28-29) antara lain:

1. Penggunaan smartphone secara terus-menerus dan disertai kurangnya minat untuk bersosialisasi,

2. Menghabiskan waktu lebih dari 2 jam untuk menggunakan smartphone

3. Melakukan protes atas segala pembaasan dan aturan menggunakan smartphone 4. Selalu meminta diberikan smartphone, jika tidak diberi maka anak akan

mengamuk

5. Tidak mau terlalu lama beraktivitas diluar rumah

6. Menolak melakukan rutinitas sehari-hari dan lebih memilih bermain smartphone.

2.1.1.4 Gejala Kecanduan

Gejala kecanduan bisa terjadi kepada siapa saja terutama anak-anak, pada penelitian ini peneliti menggunakan teori dari Junida (2019:63-64) yang menemukan dua masalah yang timbul dari kecanduan yaitu timbulnya gangguan psikologi dan gangguan kesehatan sorang anak, Seorang yang anak sering bermain media social mulai dari bangun tidur, masih diatas kasur sudah memegang smartphone. setelah mandi, smartphonenya dipegang lagi sambil sarapan. Setelah sarapan smartphone masih ditangan. Siang hari nya anak-anak tidak istirahat untuk tidur siang, dia berbaring sambil memainkan smartphone orang tuanya ketiduran di siang hari sedangkan anaknya asik bermain smartphone.

Disore harinya sesekali anak-anak bermain sepeda di lapangan dekat rumahnya namun lebih sering juga masih tetap bermain smartphone. Malam harinya, anak- anak masih memegang smartphone walaupun baterai smarphonenya habis

(23)

mereka bisa menggunakan powerbank sebagai pengganti cas jadi gadgetnya masih bisa dimainnyakn sekalipun baetainya sudah habis. Kegiatan tersebut hampir setiap hari dilakukan walaupun terkadang orang tuanya sudah menyembunyikan smartphonenya. Namun anak-anak tetap merengek untuk meminta kembali smartphoneya.

2.1.1.5 Karakter kecanduan

Menurut Santosa (2017:107) terdapat delapan karakteristik yang bisa dikatakan sebagai kecanduan antara lain:

1. Perilaku tak terkontrol

Orang tua pasti khawatir jika anak-anak sudah kecanduan smartphone. Tidak jarang mereka mengabaikan panggilan orang tua ketika sedang berinteraksi dengan smartphone. Meskipun orang tua sudah menegurnya namun anak-anak selalu punya cara untuk mengakses kembali smartphone karena tak dapat menghentikan kecanduannya.

2. Menunjukkan euphoria saat berselancar di internet

Anak mulai kecanduan ketika ia menaruh fokus berlebih pada layar ponsel atauu layar computer. Walaupun tidak melepaskan pandangan dari layar mereka tetap merasa bahagia.

3. Menelantarkan teman dan keluarga

Ketika anak-anak sudah malas diajak berkumpul dengan keluarga, tidak tertarik untuk menanyakan kabar, atau tidak bercengkrama dengan keluarga dan asyik sendiri dengan smartphone, ia sudah kecanduan.

4. Tetap online sampai larut malam

Jika anak-anak sudah kecanduan smartphone pasti tidak memperdulikan waktu hingga mereka kurang tidur.

5. Menunjukan sikap tak biasa

Anak yang kecanduan smartphone akan menunjukan sikap bersalah, rasa malu dan cemas atau depresi sebagai akibat dari perilaku adiksinya.

6. Perubahan perilaku yang signifikan

(24)

7. Anak yang sudah kecanduan umumnya akan merasa cemas dan cepat mengganti topic pembicaraan.

8. Perubahan fisik

Ada beberapa perubahan fisik yang biasanya dialami anak yang kecanduan smartphone dengan segala fungsinya. Sakit kepala lebih disebabkan pada banyaknya sinar monitor yang masuk ke retina mata.

9. Menghindar dari aktivitas lain yang menyenangkan

Anak-anak mulai sulit untuk dibujuk bermain ditaman, bermain permainan tradisional, berolahraga, dan lain sebagainya. Beberapa kasus kecanduan smartphone bahkan ditandai dengan penurunan nilai akademik.

2.1.1.6 Indikator Kecanduan

Indikator yang mencerminkan individu yang mengaami kecanduan, yaitu individu tersebut merasa ketergantungan terhadap sesuatu hal atau aktivitas sehingga mengabaikan tugas atau kewajibannya, dan memiliki emosi yang tidak stabil sehingga mengakibatkan kurangnya kontrol terhdap perilaku. Menurut Kuss & Griffiths (2011) kecanduan media sosial pada seseorang memiliki enam indikator yang saling berhubungan antara lain :

a. Salience

Hal ini terjadi saat penggunaan internet menjadi aktivitas yang paling penting dalam kehidupan seseorang, mendominasi pemikiran mereka (kesibukan dan distorsi kognitif), perasaan, dan perilaku. Misalya, meski tidak benar-benar berada di internet, individu tersebut akan memikirkan kapan dia akan menggunakan internet kembali.

b. Mood modification

Hal ini mengacu pada pengalaman subjektif sesorang yang dilaporokan orang sebagai konsekuensi dari penggunaan internet.

c. Tolerance

Merupakan proses di mana intensitas penggunaan internet meningkat untuk mencapai mood-modifying sebelumnya. Hal ini berarti bahwa sesorang secara

(25)

bertahap meningkatkan jumlah waktu yang mereka habiskan untuk mengakses internet.

d. Withdrawal Syndrome

Keadaan perasaan tidak menyenangkan yang terjadi saat penggunaan internet dihentikan atu tiba-tiba berkurang.

e. Conflict

Mengacu pada konflik antara pengguna internet dan orang-orang di sekitar mereka, konflik dengan kegiatan sehari-hari, pekerjaan, tugas sekolah, kehidupan social, hobi dan minat atau dari dalam individu itu sendri yang peduli dengan menghabiskan terlalu banyak waktu terllibat dalam penggunaan internet.

f. Relapse

Kecenderungan untuk melakukan hal yang sama dengan pola sebelumnya.

2.1.1.7 Cara Mengidentifikasi Kecanduan

Adapun cara untuk mengidentifikasi kecanduan menurut Young (2010) antara lain :

Gejala perilaku yang paling jelas terlihat pada orang yang kecanduan internet antara lain :

a. Penggunaan yang berlebihan (Excesive Use)

Kaitannya dengan pengguankan pengabaian waktu kebutuhan-kebutuhan dasar dalam kehidupannya.

b. Antisipasi (Anticipation)

Internet digunakan sebagai startegi coping dari masalah, yaitu sebagai sarana untuk melarikan diri atau mengabaikan permasalahan yang terjadi di kehidupan nyata.

c. Ketidakmampuan Mengontrol Diri (Lack Of Control)

Ketidak mampuan dalam mengontrol diri sendiri mengakibatkan bertambahnya waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas dengan internet, dalam hal frekuensi maupun durasi waktu penggunaan.

d. Mengabaikan Kehidupan Sosial (Neglect to Social Life)

(26)

Individu mengabaikan kehidupan sosialnya, yaitu dengan sengaja mengurangi kegiatan sosial, individu akan menggunakan waktunya untuk melakukan aktivitas yang ada kaitannya dengan internet dan mengurangi aktivitasnya diluar yang berkaitan dengan internet.

2.1.2 Youtube

2.1.2.1 Hakikat Youtube

Youtube merupakan jejaring social yang sering sekali dikunjungi seluruh orang didunia ini. Youtube juga sangat populer di Indonesia. Banyak konten creator yang berasal dari Indonesia yang sudah mempunyai banyak subscribe sampai juataan. Budiargo (2015:47) mengatakan “Youtube adalah video online dan yang utama dari kegunaan situs ini ialah sebagai media untuk mencari, melihat dan berbagi video yang asli ke dan dari segala penjuru dunia melalui suatu web”. Youtube merupakan jejaring social yang paling populeh saat ini.

Youtube diluncurkan pada bulan Mei 2005, youtube telah memudahkan miliaran orang untuk menemukan, menonton, dan membagikan beranekaragam video. Didalam youtube juga terdapat sebuah forum bagi orang-orang untuk saling berhubunga, memberikan informasi, dan menginspirasi orang lain di seluruh dunia, serta bertindak sebagi platform distribusi bagi pembuat konten asli dan pengiklan, baik besar maupun kecil. Youtube juga termasuk perusahaan milik google. Youtube dibuat oleh 3 orang yaitu Chad Hurley, Steve Chen, Jawed Karim yang dahulu pernah sebagai karyawan PayPal salah satu website online komersial yang bertempat di Amerika.

Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh Youtube pada tanggal 9 mei 2018, Youtube telah memiliki lebih dari 1 miliar pengguna yang berarti hamper sepertiga seluruh pengguna internet. Mayoritas pengguna berusia 18-34 tahun dan lebih dari 70% waktu menonton video di Youtube berasal dari perangkat seluler. 1 miliar jam konten ditonton setiap harinya. Ggole mewakili Youtube menyampaikan hasil riset yang dilaksanakan bersama Kantar TNS tentang pengguna di Indonesia. PT. Kantar TNS Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang riset pasar dan informasi pasar. Berdasarkan hasil riset, penonton di Indonesia rata-rata menghabiskan waktu 59 menit setiap harinya di

(27)

Youtube. Menurut riset 92% pengguna internet Indonesia menyatkan youtube adalah tujuan pertama mereka mencari video.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa Youtube sebagai media yang membuat nilai tersendiri dalam penyebaran informasi pada masyarakat luas. Tanpa harus memberikan informasi satu persatu ke orang-orang asal kita mengupload video ke youtube pasti semua orang bisa melihatnya. selain itu, youtube juga memiliki fitur yang dapat menambah pengetahuan dan bisa menjadi penghilang stress.

2.1.2.2 Fungsi Youtube

Youtube mempunyai banyak fungsi yang bisa dimanfaatkan oleh para penggunanya menurut Abraham A. (2011) antara lain:

1. Memperluas interaksi berdasarkan kesamaan nilai yang dimiliki masing- masing individu, kesamaan karakteristik tertentu, ataupun pernah berinteraksi dalam kurun waktu tertentu, sehingga melahirkan nostalgia yang dapat dirasakan bersama.

2. Menambah wawasan atau pengetahuan dengan sarana information, Sharing, dan Comment.

3. Pencitraan atau memasarkan diri dalam arti positif, dalam hal ini juga berkaitan dengan prestige dan kemauan untuk upadate teknologi informasi.

4. Media rasaksi dan meikiran dalam hal perdagangan, politik, budaya, bahkan dimungkinkan juga dibidang pendidikan.

5. Dalam eskalasi lebih lanjut bisa juga sarana ini sebagai media intelejen, penggungkapan berbagai kejahatan hukum media pertolongan dan sarana Citizen Journalism.

6. Selanjutnya mungkin adalah sebagai media rekratif atau cuci mata setelah ditempa beratnya beban pemikiran, misalnya melihat film lucu, penemuan baru, permainan game dan lain sebagainya.

(28)

2.1.2.3 Bentuk media youtube

Youtube dapat di kategorikan kedalam media audio-visual hal ini karena youtube banyak berisi video yang berupa gambar-gambar bergerak di sertai dengan suara. Seperti yang dilansir oleh pihak youtube, youtube berisikan video dengan format berkas FLV(Flash Video) yang merupakah bentuk format standar pengodean video yang diuplad oleh para pengguna youtube. Menurut Ratna (2013) didalam media youtube mempunyai beberapa keunggulan yaitu:

a. Potensial

Youtube merupakan sistu yang paling populer di dunia internet saat ini yang mampu memberikan edit value terhadap pendidikan.

b. Praktis

Youtube mudah digunakan dan dapat diikuti oleh semua kalangan termasuk siswa dan guru

c. Informatif

Youtube memberikan informasi tentang perkembangan ilmu pendidkan, teknologi, dll.

d. Interaktif

Youtube memfasilitasi kita untuk bediskusi ataupun melakukan tanya jawab bahkan mereview sebuah video pembelajaran.

e. Shareable

Youtube memiliki fasilitas link HTML, Embd kode video pembelajaran yang dapat di share di jejaring social seperti facebook, twitter dan juga blog/website.

f. Terdapatnya Teachertube

Terdapat alternatif lain yang merupakan garian dari youtube yakni teachertube.

Tahun 2007 lalu telah diluncurkan Teachertube yaitu sebuah komunigtas guru online untuk memposting dan melihat video buatan para pendidik.

2.1.3 Tingkat Kecanduan

Seseorang dikatakan kecanduan dapat dilihat dari intensitas dan frekuensi penggunaannya. Menurut Ma’rifatul Laili & Nuryono (2015) Seseorang bisa dikatakan kecanduan internet jika penggunaanya bisa lebih dari tiga puluh menit

(29)

dalam sehari atau jika dilihat dari frekuensinya maka penggunaannya bisa lebih dari tiga kali dalam sehari. Selain itu menurut The Graphic, Visualization&

Usability Center, The George Institute of Tecnologi (dalam Surya, 2002) menggolongkan intensitas penggunaan ke dalam 3 tahapan antara lain :

1. Heavy User (pengguna berat) yaitu penggunaan yang memakan waktu lebih dari 40 jam per bulan atau sekitar 6 jam per hari

2. Medium User (pengguna sedang) yaitu penggunaan yang memakan waktu lebih dari 10 - 40 jam per bulan atau sekitar 3 - 6 jam per hari

3. Light User (pengguna ringan) yaitu penggunaan yang memakan waktu lebih dari 10 jam per bulan atau sekitar 3 jam per hari

2.1.4 Dampak menonton youtube pada anak

Youtube merupakan salah satu aplikasi yang digermari anak-anak. Meski di youtube terdapat banyak manfaat yang didapat kan oleh anak-anak. Tetapi terdapat hal yang menghawatirkan yaitu screen time yang terlalu lama dapat mengakibatkan dampak buruk bagi anak-anak. Untuk itu peneliti akan menjelaskan dampak negatif dan positif dari youtube antara lain :

1. Dampak Positif Youtube a. Sebagai Media Belajar

Saat ini anak lebih paham apabila anak-anak belajar menggunakan media visual seperti dengan menonton video ilustrasi yang berkaitan denganmata pelajaran anak akan cepat paham dibandingkan anak hanya membaca buku. Bentuk animasi yang menarik membuat anak lebih gampang untuk mengingatnya. Di youtube banyak sekali video-video yang bermanfaat seperti video edukasi yang memberikan materi pelajaran.

Untuk saat pandemi seperti ini orang tua dapat memanfaatkan hal tersebut ketika anak mereka kebingungan dengan materi yang diajarkan guru secara daring.

b. Membuat anak kreatif

Didalam youtube terdapat konten-konten video yang melatih anak untuk kreatif seperti konten DIY(DoIt Yourself). Di dalam konten video DIY seperti membuat slime. Anak akan meniru apa yang dilihatnya

(30)

divideo tersebut. Untuk itu sebaiknya orang tua tidak perlu melarang atau membatasi anak untuk melakukan hal yang baru jika itu hal yang baik.

Karena hal tersebut akan membuat anak dapat berpikir kreatif.

c. Mengenal kosakata baru

Saat anak usia sekolah, mereka sering menonton youtube yang berisi lagu ceria dengan begitu akan membuat anak lebih mudah menyerap kosakata baru. Orang tua juga bisa mengajak anak untuk menonton youtube berbahasa asing sehingga kosakata anak lebih banyak. Dan orang tua juga tetap mendampingi karena apabila anak tersebut tidak paham mengenai kosakata baru tersebut maka orang tua bisa menjelaskannya.

2. Dampak Negatif Youtube a. Kurang Disiplin

Jika sedang menonton youtube anak biasanya akan ketagihan hingga lupa waktu. Sehingga membuat mereka akhirnya menyepelekan segala hal dan asik dengan dunianya sendiri. Kebiasaan ini harus dihindari karena dapt merusak sifat disiplin dari anak tersebut. Sebaiknya orang tua harus bertindak lebih tegas apabila didapati anaknya yang tidak disiplin hanya karena keasyikan menonton video di Youtube.

b. Malas

Akibat kecanduan menonton youtube, anak menjadi lupa dengan kewajibannya, yaitu belajar, mengerjakan PR(Pekerjaan Rumah), dan melakukan tugas rumah sehari-hari. Setelah lama menonton youtube, anak akan merasa penat dan capek sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya.

Hal ini jika dibiarkan akan menjadi kebiasaan, dan seseorang menjadi malas dalam segala hal.

c. Suka bolos les.

Keasyikan menonton video youtube membuat anak-anak melalaikan kewajibannya untuk les. Anak sering bolos les dan pergi bermain ke tempat yang terdapat wifi bersama teman-temannya. Perilaku menyimpang ini tentu saja mengakibatkan anak kurang memahami materi yang dipelajari saat les.

(31)

d. Suka berbohong.

Sikap seseorang yang suka berbohong biasanya terkait dengan kegemarannya menonton youtube. Seorang anak cenderung untuk berbohon agar dapat monton youtube, misalnya berbohong sudah mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah), berbohong bahwa ia tadi menonton youtube secara berlebihan.

e. Kurang bergaul.

Akibat keseringan menonton youtube. Anak akan menjadi jarang bergaul dengan teman dan keluarga. Sehingga hubungan dengan teman dan keluarga menjadi renggang akibat waktu bersama mereka yang jauh berkurang. Apalagi jika anak kecanduan menonton youtube, hingga pergaulan mereka hanya sekerdar menonton youtube saja. Maka dari itu, pergaulannya dengan teman-teman dan lingkungan menjadi tidak ada 2.2 Kajian Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang sesuai dengan topik pembahasan pada penelitian ini, kaitannya dengan kecanduan menonton Youtube adalah sebagai berikut:

Pertama, oleh Wahyuningsih & Suprihartini (2017) dengan judul “Pengaruh Intensitas Penggunaan Smartphone dan Pengawasan Orang Tua Terhadap Perilaku Antisosial(Penggunaan Smartphone dan Pengawasan Orang Tua SMP Purnama 3 Semarang Terhadap Munculnya Perilaku Anti Social)” dari Universitas Diponegoro, hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi intensitas menggunakan smartphone dan semakin rendah. Pengawasan orang tua makan semakin tinggi perilaku antisosial pada remaja. Melalui intensitas penggunaan smartphone yang tinggi berpengaruh dalam munculnya perilaku antisosial yang tinggi, karena responden bebas mengakses apa saja yang ada di smartphone tanpa adanya batasan konten apa saja yang boleh diakses.

Kedua penelitian yang dilakukan oleh syarif (2015) dari Universitas Mulawarman, dalam penelitian “Pengaruh Perilaku Penggunaan Smartphone Terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa SMK TI Airlangga Samarinda”

mengatakan ada pengaruh yang signifikan antara perilaku Pengguna Smartphone

(32)

terhadap komunikasi interpersonal siswa khususnya pada kelas tiga SMK TI Airlangga Samarinda, hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku pengguna smartphone mempunyai hubungan sedang terhadap komunikasi interpersonal siswa

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Cepi Saepul Farid (2017) dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan Program Keagamaan pada Youtube terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Aqidah Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015-2016. Berdasarkan Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil uji regresi sederhana diperoleh hasil uji t 0,014 < 2,01. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari Pemanfaatan Program Keagamaan pada youtube terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Aqidah Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015-2016.

(33)

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan suatu konsep teori yang menjadi dasar penelitian sehingga penelitian mempunyai arahan yang jelas. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana penyebab kecanduan menonton youtube yang di sajikan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Dari bagan diatas dapat dijabarkan bahwa anak-anak di Desa Buaran sering menonton Youtube apa lagi sekarang sedang terjadi pandemi dan pembelajaran lewat daring sehingga anak-anak sering memegang Smartphone. Youtube menyediakan begitu banyak video menarik sehingga membuat penonton menjadi nyaman. Dibalik fitur Youtube yang memberikan dampak positif terdapat juga dampak negatifnya.tergantung bagaimana penggunanya menonton Youtube itu.

Kebanyakan menonton Youtube juga menjadikan candu yang nantinya sulit untuk ditanggulangi dan berakibat penyimpangan terhadap perilaku anak. Sehingga

Anak Desa Buaran

Penggunaan Youtube

Dampak Youtube Pada Anak Penyebab Kecanduan Youtube

Pada Anak

Analisis Faktor Penyebab kecanduan

Menonton Youtube pada Anak

(34)

butuh pengawasan dan pengarahan yang tepat dari orang tua agar anak-anak mereka tidak kecanduan menonton Youtube yang menjadikan anak enggan untuk berinteraksi social di lingkungannya. Jika anak menonton Youtube secara berlebihan menimbulkan ganguan perilaku seperti mudah berbohong, mudah marah, dan sulit bersosialisasi. Apabila anak sudah kecanduan menonton youtube dan sulit diajak berkomurikasi atau lebih senang menyendiri. Maka mereka merasa cemas apabila tidak menonton youtube. Pada penelitian ini mempunyai tujuan yaitu analisis faktor penyebab kecanduan menonton youtube pada anak.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa Buaran Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara dan dalam prosesnya penelitian ini meneliti tentang faktor kecanduan menonton Youtube pada anak kelas 4 dan kelas 2. Dengan 5 anak yang diteliti dengan dasar pekerjaan orang tua. Saat ini kondisi masyarakat di Desa Buaran sudah mulai berkembang. Sebagian besar warganya bekerja sebagai buruh pabrik, usaha mebel, membuka warung, dan lain-lain. Dari kesibukan pekerjaan orang tua tersebut membuat anak-anaknya sudah mengenal smartphone sejak dini.

Apalagi sekarang sedang terjadi pandemi covid-19 semua pembelajaran melewati daring dan mau tidak mau harus menggunakan smartphone.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Buaran, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara. Pada penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pengumpulan data dan tahap pelaporan. Adapun tahap perencanaan dilakukan pada bulan Desember 2020, selanjutnya pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari-April 2021 dan tahap pelaporan dilakukan pada bulan Mei 2021. Dengan adanya acuan waktu penelitian tersebut, diharapkan penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan tepat waktu dan memperoleh hasil yang diharapkan.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.2.1 Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti memakai pendekatan kualitatif. Pada umumnya waktu penggumpulan data pada pendekatan ini yaitu berbentuk kata- kata dan gambar. Yang dimaksud data disini adalah transkrip-transkrip wawancara, catatan data lapangan, dokmen pribadi, foto-foto dan lain-lainnya.

(36)

Sugiyono (2015:213) Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai dengan jumlah variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kulitatif yang bersifat holistic, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan.

3.2.2 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian yaitu studi kasus.

Menurut Dimyanti (2013:63) studi kasus adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara kasusistik. Artinya, penelitian yang hanya mencurahkan perhatian terhadap kasus yang spesifik saja. Dilihat dari jumlah subjek yang diteliti studi kasus sangat terbatas, tetapi ditinjau dari sifat penelitiannya, kegiatan penelitian kasus lebih mendalam.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Buaran, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara. Lokasi Desa Buaran lumayan jauh dari perkotaan, jaraknya 5 KM dari kecamatan Mayong. Dari lokasi tersebut, peneliti tertarik untuk memilih desa Buaran sebagai tempat penelitian. Dari pengamatan peneliti di era pandemi ini terdapat anak-anak yang menggunakan smartphone untuk menonton youtube.

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari ketika anak-anak sedang berada di lingkungan Desa Buaran.

Pada penelitian kualitatif ini mengarah pada 2 jenis informan yaitu informan kunci dan informan utama. Informasi kunci adalah orang yang mengetahui secara menyeluruh tentang permasalah yang dibutuhkan peneliti.

Sedangkan informan utama adalah orang yang mengetahui secara teksnis dan detail mengenai masalah yang dipelajari. Didalam penelitian ini terdapat informan kunci yaitu orang tua si anak dan informan utama yaitu anak Desa Buaran sebagai penonton Youtube.

3.3 Peranan Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki peran yang begitu penting dalam keberhasilan penelitian. Peneliti berperan sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Peranan peneliti antara lain :

(37)

1. Melakukan observasi terhadap perilaku anak dalam menonton Youtube.

2. Mencari data yang diperoleh secara lisan maupun tulisan.

3. Melakukan wawancara dengan anak yang menonton Youtube.

4. Mengolah atau menganalisis data yang telah didapat kan dari penelitian dan pengumpulan data.

5. Menyimpulkan data yang didapat dari penelitian.

Oleh karenanya peneliti disini memiliki peranan yang begitu penting untuk melkukan sebuah penelitian. Peneliti tidak hanya sebagai seorang yang murni mengumpulkan data melainkan peneliti juga berperan sebagai pendamping dari objek yang diteliti.

3.4 Data dan Sumber Data 3.4.1 Data

Data adalah suatu pernyataan yang diminta secara apa adanya. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data kualitatif. Data ini berupa uraian kata- kata. Dalam penelitian ini, memperoleh secara lisan maupun tulisan. Data lisan pada penelitian ini berupa deskripsi hasil wawancara kepada narasumber mengenai analisis perilaku anak terhadap menonton Youtube. Sedangkan data tulisan pada penelitian ini berupa deskripsi hasil teori pendukung yang terdapat pada buku atau jurnal yaitu analisis perilaku anak terhadap menonton Youtube.

3.4.2 Sumber Data

Ada beberapa upaya yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data yaitu :

a. Sumber data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langusng. Menurut Sugiyono (2015:225) menjelaskan bahwa data primer adalah sumber data yang langusng memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah orang tua anak. Nantinya orang tua anak diwawancarai peneliti untuk memperoleh data mengenai tingkat kecanduan menonton youtube pada anak.

(38)

b. Sumber data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung.

Menurut Sugiyono (2015:225) sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, missal lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini data sekundernya antara lain dokumentasi, catatan data lapangan dan data pendukung lainnya.

Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Alasan menggunakan teknik purposive sampling ini adalah peneliti memilih informan yang dinilai cukup memiliki informasi memadai dan tepat, sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan data dalam penelitian ini.

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini antara lain : observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menurut Sugiyono (2015:224) Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Berdasakan pendapat tersebut maka tahap pengumpulan data menjadi paling penting dalam penelitian ini, karena dari tahapan ini peneliti memperoleh data yang dianalisis.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data antara lain : a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati kenyatan yang terjadi secara langsung. Menurut Dimyati metode Dimyati (2013:92) metode observasi merupakan metode pengumpulan data penelitian dengan melalui pengamatan terhadap objek yang diteliti. Dalam observasi pengumpulan datanya melalui subjek yang diteliti sedang melakukan kegiatan menonton youtube. Nanti data yang diteliti berupa perilaku, kegiatan, atau perbuatan.

(39)

Pada penelitian ini observasi yang dilakukan adalah observasi nonpartisipan. Dimana peneliti tidak terlibat secara langsung dan hanya sebagai pengamat independen ( Sugiyono, 2015:204)

b. Wawancara

Pada teknik wawancara peneliti memperoleh data lebih mendalam yang tidak ditemui saat observasi. Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2015:231) mendefinisikan bahwa wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Apabila peneliti ingi melakukan studi pendahuan, teknik wawancara dapat gunakan sebagai pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.

Wawancara dilakukan untuk meperoleh data terkait dengan analisis faktor penyebab kecanduan menonton youtube pada anak yang dibutuhkan peneliti. Pada wawancara kali ini peneliti menggunakan teknik wawancara semi terstruktur (Semistucture Interview). Pelaksanaan wawancara semi terstruktur lebih bebaas dibandingkan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah utuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2015:233).

Dalam penelitian kualitatif wawancara menjadi dasar utama untuk memperoleh data yang valid. Karena data yang didapat kan berupa data yang berbentuk deskriptif sehingga peneliti dapat menganalisi data sesuai dengan informasi yang diperoleh dari informan. Dalam penelitian ini peneliti memperoleh informasi dari orang tua dan anak yang menonton Youtube.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari observasi dan wawancara sehingga lebih dapat dipercaya. Menurut Sugioyono (2015:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dukumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

(40)

misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.

Semua kegiatan dalam penelitian ini mulai dari observasi, wawancara dan lainnya didokumentasikan dan hasil gambarnya untuk menjadi sumber data pendukung dan untuk memperoleh bukti nyata dari proses penelitian.

3.6 Keabsahan Data

Keabsahan data digunakan untuk menguji tingkat kepercayaan dan kebenaran data menggunakan triangulasi data. Menurut Sugiyono (2015:241) triangulasi diartikan sebagai eknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi menjadi sumber untuk menguji validitas data yang dilakukan dengan cara mengecekk data yang diperoleh melalui beberapa sumber seperti orang tua anak dan anak yang menonton Youtube. Langkah lainnya yang digunakan peneliti untuk mengujji validitas data yaitu dengan menggunakan triangulasi teknik pengumpulan data. Triangulas teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda sesperti data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi.

3.7 Analisis Data

Pada peneltian ini, analisis data yang di peroleh dari analisis kualitatif yang dianalisis secara deskriptif. Menurut Sugiyono analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawncara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintes, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Sedangkan menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2017:243) analisis data telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penelitian hasil penelitian.

Pada penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Miles dan Huberman

(41)

(dalam Sugiyono, 2015:243) menyatakan bahwa aktivitas dalam anlisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Dalam menganalisis data penelitian kualitatif terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan meliputi mereduksi data, penyajian data dan verifikasi atasu penyimpulan.

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Miles dan Huberman

1. Reduksi Data

Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang hal yang tidak diperlukan serta mencari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi lalu diperiksa gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian Data

Langkah selanjutnya setelah mereduksi data adalah menyajikan data.

Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sebagainya.

3. Verifikasi atau penyimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Verifikasi masih bersifat sementara namun apabila

Koleksi Data

Penyajian Data Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

(42)

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten maka data yang disimpulkan merupakan kesimpulan yang kredibel.

(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Latar Penelitian

Pada deskripsi latar penelitian pada kali ini meliputi kondisi geografis daerah penelitian, kondisi ekonomi daerah peneltian, kondisi pendidikan daerah penelitian.

4.1.1 Kondisi Geografis Daerah Penelitian

Gambar 4.1 Peta Desa Buaran Sumber: Google Maps

Desa Buaran merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara sekitar 26 km dari pusat kota Jepara yang terdiri atas 5 dukuh yaitu dukuh Buwaran Kulon, dukuh Buwaran Wetan, dukuh Kedung ombo, dukuh Kepel, dukuh Karang Panas. Dengan luas wilayahnya 1.088 dengan keseluruhan dataran rendah. Terdiri atas sawah dan tegalan seluas 838 Ha dan pemukian seluas 250,35 Ha. Yang memiliki jumlah penduduk yaitu lebihdari 6935 jiwa. Jarak desa Buaran ke Kecamatan Mayong hanya 5 km. Mengenai batas wilayah geografisnya sebelah utara berbatasan dengan desa Pule, sebelah timur berbatasan dengan desa Muryolobo, sebelah selatan berbatasan dengan desa Singorojo dan Jatisari, dan sebelah barat berbatasan dengan desa Ngroto dan Bandung. Di desa Buaran mempunyai curah hujan rata-rata sedang, suhu udara pada musim penghujan antara 25-35 ºC dan pada musim kemarau antara 25-35 ºC

(44)

Di Desa Buaran terdapat sarana dan prasarana yang lengkap seperti kondisi jalan yang lumayan baik sehingga mempermudah aktifitas warga. Alat komunikasi dan jaringan listrik juga sudah menyeluruh sehingga warga dengan mudah memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Selain sarana dan prasarana yang dimiliki desa, masyarakat desa Buaran juga memiliki sarana kebutuhan komunikasi dan informasi seperti Televisi, Smartphone, dan Internet. Bahkan menurut beberapa warga yang ditemui peneliti semua itu kini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi warga desa Buaran.

4.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Penelitian

Kondisi Ekonomi di desa Buaran sebagian besar warganya merupakan warga kalangan menengah ke bawah. Walaupun terdapat keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah namun secara umum kondisi ekonomi masyarakat Desa Buaran lumayan baik karena sudah ada perhatian dari pemerintah baik itu daerah ataupun pusat. Warga desa Buaran rata-rata bekerja sebagai buruh pabrik, home industry mebel dan membuka warung-warung kecil. Dalam penelitian ini orang tua informan pertama bekerja sebagai pedagang, orang tua informan ke dua bekerja sebagai ibu rumah tangga dan serabutan, orang tua informan yang ke tiga bekerja sebagai penjahit dan tukang ojek, orang tua informan yang keempat bekerja sebagai buruh pabrik, dan orang tua informan yang ke lima bekerja sebagai guru dan ibu rumah tangga. Dari beberapa pekerjaan tersebut menjadikan masyarakat desa Buaran menjadi fokus kepada pekerjaan mereka, sehingga mereka lebih mempercayai smartphone sebagai permainan anaknya. Selain itu kesibukan pekerjaan menjadikan masyarakat desa Buaran kurang memperhatikan anaknya saat menonton youtube.

4.1.3 Kondisi Pendidikan Daerah Penelitian

Di desa Buaran sebagaian besar warganya memiliki latar belakang pendidikan SMP dan SMA sederajat. Hanya sebagian kecil yang lulusan sarjana dan SD. Dari beranekaragaram latar belakang pendidikan yang ditempuh masyarakat di desa Buaran. Menjadi terpengaruhnya pengetahuan dan cara mendidik anak-anaknya. Karena perilaku anak itu tergantung bagaimana cara orang tua mendidik sejak kecil. Pada penelitian ini 2 orang tua informan

(45)

berpendidikan SMP, 2 orang tua berpendidikan SMA dan 1 orang tua berpendidikan D II. Karena usia dan pendidikan tersebut pula menjadikan masyarakat desa Buaran kurang paham terhadap teknologi. Sehingga orang tua kurang memahami cara memperhatikan anaknya ketika sedang menonton youtube. Saat menonton youtube peran orang tua sangat diperlukan bagi anak- anak mereka, terdapat orang tua yang mampu mengontrol anak-anaknya saat menonton youtube. Akan tetapi ada juga orang tua yang tidak mampu mengontrol anak-anaknya saat menonton youtube.

4.2 Hasil Peneltian dan Pembahasan

4.2.1 Faktor penyebab kecanduan menonton youtube pada anak

Gambar 4.2 Observasi anak ketika menonton youtube Dokumentasi diambil tanggal 4 September 2020

Kemajuan teknologi yang pesat saat ini ternyata sudah merambah ke Desa Buaran. Salah satu teknologi yang digunakan yaitu alat komunikasi seperti Smartphone. Smartphone merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (Syarif ,2015:41). Saat ini, smartphone semakin berkembang tidak hanya untuk alat komunikasi, namun sekarang sudah dilengkapi dengan fitur-fitur canggih lain seperti Youtube, Instagram, Tiktok,

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Miles dan Huberman
Gambar 4.1 Peta Desa Buaran  Sumber: Google Maps
Gambar 4.2 Observasi anak ketika menonton youtube  Dokumentasi diambil tanggal  4 September 2020
+6

Referensi

Dokumen terkait

- Kenmore Sewing Machine instructions Manuals available in Hard Copy, On CD or Download Wed, 07 Mar 2018 11:11:00 GMT Kenmore 385 Models Instruction Manuals - Popular Appliance

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik hidrolisis enzim yaitu pada konsentrasi enzim selulase 5% v/v selama 12 jam pada hidrolisat asam sulfat 1%

Manfaat dari kerja sama yang saling ketergantungan antarsiswa di dalam pembelajaran kooperatif berasal dari empat faktor diungkapkan oleh Slavin (dalam Eggen dan Kauchak, 2012:

Dari hasi wawancara pada mahasiswa Poso dalam hal ini anggota IKMAPPOS, yang diperkuat dengan pengamatan secara langsung di tempat penelitian diperoleh jumlah data

bahwa dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi penyebaran hama penyakit hewan karantina, Keputusan Menteri Pertanian Nomor

Perencanaan dalam pengembangan suatu daerah wisata merupakan hal yang sangat penting untuk mengimbangi pesatnya permintaan akan wisata, sehingga hal – hal yang

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang sifatnya eksploratif untuk mengetahui pengaruh gangguan terhadap kinerja sistem

[r]