• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku bangsa, bahasa, dan agama. Negara Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, dan tidak hanya itu negara Indonesia juga kaya akan kebudayaan yang dimilikinya.

Kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam tersebut antara lain upacara adat, rumah adat, pakaian adat, makanan, tarian, musik, suku, dan bahasa.

Setiap provinsi di Indonesia memiliki seni dan budaya yang patut kita pertahankan kelestariannya. Oleh karena itu setiap provinsi di Indonesia didirikan Taman Budaya yang bertujuan untuk menjaga, melestarikan seni dan budaya yang dimiliki agar dapat menjadi referensi bagi masyarakatnya. Penggagas berdirinya Taman Budaya di Indonesia adalah Ida Bagus Mantra, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (DEPDIKBUD) Republik Indonesia. Ide untuk mendirikan ‘etalase’ seni budaya daerah di tiap provinsi se-Indonesia ini terinspirasi sekitar awal tahun 1970-an2.

Pengertian Taman Budaya berdasarkan tugas dan fungsi menurut surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia NO.0221/0/1991, taman budaya mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut3 :

Tugas : Melaksanakan pengembangan kebudayaan daerah di provinsi.

Fungsi : a. Melaksanakan kegiatan pengolahan dan eksperimentasi karya seni b. Melaksanakan pagelaran dan pementasan seni

c. Melaksanakan ceramah, temu karya, sarahsehan, lokakarya, dokumentasi, publikasi, dan informasi seni

d. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Taman Budaya

1Relly Komaruzaman. INDONESIA. Diakses dari http://id.m.wikipedia.org/wiki/indonesia pada tanggal 1 Desember 2014

2Balai Pengelolaan Taman Budaya Jabar. 2009. Informasi dan Agenda Kegiatan Taman Budaya Jawa Barat.

Bandung. hlm. 2.

3Astuti, Elizabeth Tri. 2014. LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN BUDAYA SRIWIJAYA DI PALEMBANG. hlm. 37, diakses dari http://e-journal.uajy.ac.id/5094/ pada tanggal 2 Januari 2015

(2)

2 Pembangunan Taman Budaya tersebut terdapat dibeberapa provinsi, diantaranya yaitu Provinsi Jakarta Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Bali, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Sulawesi Barat. Taman Budaya Jawa Barat di Bandung merupakan bangunan yang memenuhi standar pembangunan Taman Budaya type A. Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0276/0/1978 serta sesuai dengan masterplan Bappenas, pembangunan Taman Budaya type A berdasarkan : Taman Budaya harus berlokasi di Ibu Kota Provinsi, memilki luas areal 4 hektar, pengadaan tanah menjadi tanggung jawab daerah setempat dan memiliki 30 komponen unit bangunan4.

30 komponen unit bangunan yang dimaksud, diantaranya adalah tersedianya gedung pertunjukan, galeri seni, teater terbuka, ruang workshop, kantor, cafetaria, sanggar tari, pujasera dan pos jaga, wisma, mushola, dan lain-lain. Namun pada saat ini, kenyataannya Taman Budaya Jawa Barat di Bandung masih kurang mendukung kegiatan pengembangan seni dan budaya Sunda, bahkan dapat dikatakan setiap fasilitas yang terdapat didalamnya tidak merepresentasikan budaya Sunda itu sendiri.

Kondisi wisma yang tersedia bagi para seniman, cenderung memprihatinkan. Kondisi ruang yang tidak merepresentasikan budaya Sunda bahkan tidak menerapkan standar-standar yang berlaku dalam perancangan interior, dan juga standar kenyamanan ruang. Kondisi serupa juga terdapat di ruang kantor Taman Budaya Jawa Barat.

Gambar. 1 Ruang Kamar Wisma Sumber : Dokumentasi pribadi

4Balai Pengelolaan Taman Budaya Jabar. 2009. Informasi dan Agenda Kegiatan Taman Budaya Jawa Barat.

Bandung. hlm. 2.

(3)

3 Gambar. 2

Ruang Kantor Sumber : Dokumentasi pribadi

Tidak hanya itu, lobi yang digunakan untuk ruang tunggu tamu sementara digabungkan dengan ruang rapat yang fungsinya jelas berbeda. Bahkan didalam ruang rapat tersebut terdapat alat-alat musik tradisional yang tidak tertata rapi. Standar-standar yang berlaku dalam perancangan interior tidak diterapkan dalam ruang rapat dan lobi.

Gambar. 3 Ruang Rapat

Sumber : Dokumentasi pribadi

(4)

4 Gambar. 4

Kiri (Lobi); kanan (Ruang Rapat) Sumber : Dokumentasi pribadi

Ruang Galeri seni yang juga dijadikan ruang workshop, memiliki permasalahan desain ruang yang tidak sesuai dengan standar perancangan interior bahkan desain ruang tersebut tidak memperhatikan standar kenyamanan ruang.

Gambar. 5 Galeri Seni

Sumber : Dokumentasi pribadi

(5)

5 Pada fasilitas sanggar tari yang terdapat pada taman budaya Jawa Barat juga tidak menerapkan standar kenyamanan ruang serta standar perancangan interior. Masih terdapat ruang-ruang yang tidak sesuai dengan fungsinya didalam fasilitas sanggar tari tersebut.

Contohnya ruang mushola, dan beberapa alat musik disimpan didalam gudang properti panggung.

Gambar. 6

Kiri (Galeri Seni); kanan (Loker Penari) Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar. 7

Kiri (Gudang); kanan (Mushola) Sumber : Dokumentasi pribadi

(6)

6 Permasalahan serupa masih banyak terdapat di beberapa fasilitas lainnya yang ada di Taman Budaya Jawa Barat dan diperlukannya fasilitas ruang yang dapat digunakan sebagai ruang alat-alat musik tradisional. Redesain interior fasilitas taman budaya merupakan salah satu kegiatan yang dapat menjadikan taman budaya Jawa Barat di Bandung sebagai tempat tujuan wisata andalan bagi masyarakat provinsi Jawa Barat, maupun pengunjung yang datang dari luar Jawa Barat. Redesain yang dilakukan bertujuan untuk merancang fasilitas utama dan fasilitas pendukung agar memenuhi standar-standar perancangan interior dan standar kenyamanan ruang. Selain itu, redesain tersebut bertujuan merancang ruang dengan penyuasanaan khas budaya Sunda yang representatif.

1.2. Identifikasi Masalah

Beberapa identifikasi masalah yang muncul berdasarkan latar belakang masalah diatas adalah sebagai berikut:

1. Tidak tersedia ruangan khusus untuk ruang alat kesenian tradisional Jawa Barat 2. Sistem sirkulasi udara dan penghawaan ruang tidak baik, berupa tidak adanya

ventilasi silang ataupun bukaan langsung untuk area-area yang memerlukan pergantian udara

3. Desain ruang pada beberapa fasilitas yang tidak sesuai dengan standar-standar perancangan interior

4. Terdapat beberapa fasilitas ruang yang tidak merepresentasikan budaya Sunda

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah dapat disimpulkan dalam rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mendesain fasilitas baru yang dibutuhkan untuk ruang alat kesenian tradisional Jawa Barat?

2. Bagaimana mendesain ruang pada beberapa fasilitas taman budaya agar memenuhi standar kenyamanan ruang?

3. Bagaimana mendesain fasilitas ruang Taman Budaya Jawa Barat sesuai dengan standar-standar yang berlaku dalam perancangan interior?

4. Bagaimana menerapkan kebudayaan khas Sunda Priangan pada interior bangunan Taman Budaya Jawa Barat?

(7)

7 1.4. Tujuan dan Sasaran Perancangan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, tujuan dan sasaran perancangan yang dicapai dalam tugas akhir penulis adalah sebagai berikut:

1. Merancang beberapa fasilitas baru yang dibutuhkan. Fasilitas baru yang dibutuhkan berupa ruang alat kesenian tradisional Jawa Barat, ruang workshop yang tidak digabung dengan ruang galeri seni, dan juga desain etalase yang layak.

2. Merancang beberapa fasilitas ruangan di taman budaya mengikuti standar kenyamanan ruang, dengan sasaran perancangan berupa rancangan penghawaan, memaksimalkan pencahayaan, dan suhu dalam ruang.

3. Merancang fasilitas utama maupun fasilitas pendukung sebagai fasilitas yang sesuai dengan standar-standar perancangan interior, dengan rancangan yang memperhatikan sirkulasi dalam ruang, aktifitas kerja, cara mengolah lay-out ruang, serta material pendukung dalam ruang.

4. Merancang ruangan dengan penyuasanaan khas budaya Sunda yang representatif, guna mendukung emosi yang ingin ditampilkan dan disampaikan. Rancangan yang berdasarkan pendekatan desain Sunda priangan (filosofi Sunda priangan, ornamen dan ragam hias, seni tari, bahkan filosofi rumah adat sunda).

1.5. Ruang Lingkup

Objek rancangan kasus studi yaitu redesain interior fasilitas Taman Budaya Jawa Barat di Bandung dengan pendekatan desain Sunda priangan, yang bertempat di Jl. Bukit Dago Selatan No. 53 A, Bandung, Jawa Barat.

Definisi Taman Budaya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan tempat (terbuka) untuk kegiatan budaya, sedangkan definisi dari budaya Sunda Priangan adalah tubuh sosok seni yang terkenal lemah gemulai, lengkingan suling serta dibalut oleh merdunya suara Priangan mendayu-dayu seperti semilirnya angin perbukitan5.

Beberapa komponen ruang yang akan diredesain tersebut berkaitan dengan segala unsur kebudayaan Sunda priangan itu sendiri. Segala unsur kebudayaan Sunda priangan yang dimaksud berupa filosofi Sunda priangan, ornamen dan ragam hias, seni tari, bahkan filosofi

5 Balai Pengelolaan Taman Budaya Jabar. 2009. Informasi dan Agenda Kegiatan Taman Budaya Jawa Barat.

Bandung. hlm. 21.

(8)

8 rumah adat Sunda. Objek desain tidak merubah struktur bangunan dari Taman Budaya Jawa Barat, redesain hanya mencakup interior Fasilitas Taman Budaya Jawa Barat saja.

Berikut beberapa fasilitas ruang yang akan diredesain, antara lain : 1. Wisma Seni

2. Galeri Seni 3. Sanggar Tari

4. Gedung Sekretariat (Kantor) 5. Gedung teater tertutup

Berikut fungsi ruang yang akan didesain, antara lain : 1. Ruang alat kesenian tradisional jawa barat

2. Ruang workshop

1.6. Metodologi Perancangan

Dalam menyusun laporan diperlukan data-data serta informasi yang lengkap, relevan, dan jelas. Oleh karena itu dalam mengumpulkan bahan-bahan serta mendapatkan data diperlukan penelitian yang terdiri dari :

1. Pengumpulan Data a. Data Primer

Penelitian dengan melakukan peninjauan langsung untuk mendapatkan data-data yang berhubungan langsung dengan objek redesain interior fasilitas Taman Budaya Jawa Barat, meliputi :

 Observasi (pengamatan langsung)

Data-data dan informasi diperoleh dengan melihat dan mengamati secara langsung di Taman Budaya dan Balai pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat

 Interview

Melakukan tanya jawab langsung kepada karyawan-karyawan kantor yang berada di Gedung Sekretariat, tanya jawab kepada para pengunjung Taman Budaya Jawa Barat, tanya jawab kepada para seniman yang juga tergabung dalam seniman Taman Budaya Jawa Barat.

(9)

9

 Dokumentasi

Data gambar interior diperoleh secara langsung di Taman Budaya serta Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat, dan data masterplan bangunan Taman Budaya yang diperoleh dari Divisi Pengembangan Taman Budaya Jawa Barat di Bandung

b. Data Sekunder

Diperoleh dari studi literatur, buku-buku, majalah, jurnal, dan sebagainya, yang berhubungan dengan tugas akhir didapat data-data sekunder agar dapat melengkapi informasi yang dibutuhkan.

2. Analisis

Analisis yang dilakukan berkaitan dengan standar-standar dalam perancangan interior dan berdasarkan standar kenyamanan ruang, meliputi :

a. Aktifitas : analisis aktifitas dari para karyawan yang bekerja di kantor Taman Budaya Jawa Barat, analisis data para pengunjung yang datang ke Taman Budaya Jawa Barat, dan juga analisis data para seniman yang tergabung dalam seniman Taman Budaya Jawa Barat.

b. Luasan dan kondisi ruang : analisis data bangunan Taman Budaya Jawa Barat beserta luasan fasilitas-fasilitas ruang yang terdapat pada Taman Budaya Jawa Barat

c. Pendekatan : analisis pendekatan budaya Sunda priangan yang akan diterapkan dalam perancangan.

3. Tema dan Konsep

Tema dan konsep perancangan redesain interior pada fasilitas Taman Budaya Jawa Barat berdasarkan pendekatan desain Sunda priangan (filosofi budaya Sunda priangan, ornamen dan ragam hias,seni tari, dan filosofi bangunan Sunda untuk publik).

4. Output Perancangan

Hasil akhir dari perancangan ini adalah redesain interior fasilitas Taman Budaya Jawa Barat di Bandung dengan pendekatan desain budaya Sunda Priangan.

(10)

10 1.7. Kerangka Berpikir

(11)

11 1.8. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut ;

 BAB 1 Pendahuluan

Menguraikan tentang latar belakang masalah, kejadian atau fenomena ; mengapa masalah tersebut diambil sebagai topik tugas akhir atau skripsi yang mengarah pada permasalahan, identifikasi masalah dan rumusan masalah, tujuan dan sasaran perancangan, ruang lingkup perancangan, metodelogi perancangan, kerangka berpikir dan sistematika penulisan.

 BAB 2 Kajian Literatur dan Data Perancangan

Berisi tentang kajian literatur yang menjelaskan dasar pemikiran dari teori-teori atau literatur yang relevan untuk digunakan sebagai pijakan untuk merancang. Data dan analisa proyek; deskripsi proyek, tinjauan lokasi, aktivitas dan program kebutuhan ruang, problem statement yang meliputi aspek pengguna, aspek lingkungan, aspek estetis dan aspek teknis. Pada bab dua juga berisi analisa konsep perancangan interior;

konsep perancangan, organisasi ruang dan lay-out furniture, bentuk, material, warna, pencahayaan, penghawaan, furniture, dan keamanan.

 BAB 3 Konsep Perancangan Desain Interior

Berisi konsep perancangan ; tema umum dan suasana yang diharapkan, organisasi ruang dan lay-out furniture, konsep visual ; konsep bentuk, konsep material, konsep warna. Pada bab tiga juga berisi persyaratan umum ruang; pencahayaan, penghawaan, pengkondisian ruang, keamanan, dan pengolahan furniture.

 BAB 4 Konsep Perancangan Visual Denah Khusus

Berisi mengenai pemilihan denah khusus, konsep tata ruang, persyaratan teknis ruang; sistim penghawaan, sistim pencahayaan, sistim pengkondisian udara, dan sistim pengamanan. Pada bab empat juga berisi mengenai pemilihan elemen interior;

penyelesaian lantai, penyelesaian dinding, penyelesaian ceiling, dan penyelesaian furniture.

 BAB 5 Kesimpulan dan Saran

Berisi kesimpulan dan saran pada waktu sidang

Referensi

Dokumen terkait

daerah pengeboran minyak yang tampak sebagai emisi gas bakar yang dilepas ke lingkungan melalui sebuah pipa yang tingginya sekitar 8 m di atas permukaan tanah. Nyala-api

Atas dorongan Panglima Kodam Siliwangi (kini Kodam III Siliwangi) Ibrahim Adji pada waktu itu, wartawan-wartwan tadi menerbitkan surat kabar “Harian Angkatan Bersenjata” edisi

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan didalam penelitian tentang meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui metode kerja kelompok pada mata pelajaran IPS

mendukung pemberontakan yang keras; d) “manusia baru” menebus dirinya sendiri (menjadi juruselamat bagi dirinya sendiri). Teologi Pembebasan juga menerapkan sepuluh

Aplikasi dapat menampilkan resep makanan sesuai dengan nama resep yang dicari oleh pengguna dibuktikan pada PF- 004 Pengujian Memberikan Informasi Hasil Pencarian

Penelitian lebih lanjut dalam pengembangan terapi untuk asma alergi dengan menggunakan propolis dapat dilakukan dengan memberikan dosis yang berbeda

Kebijakan integrasi sistem mana- jemen mutu dan lingkungan Kawasan Industri Jababe- ka (KIJA) yang telah ada terdiri dari (1) kualitas produk dan jasa yang melampaui

Pengolahan data secara terkomputerisasi juga mampu membantu dalam mengontrol penyetokan barang, mengontrol kadaluarsa barang, mengetahui barang apa yang paling banyak