• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKANAN PENDAMPING ASI (MP - ASI) DAN STATUS GIZI BALITA Oleh: Yuniar Khasanah & Wiwin Widiastuti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKANAN PENDAMPING ASI (MP - ASI) DAN STATUS GIZI BALITA Oleh: Yuniar Khasanah & Wiwin Widiastuti"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MAKANAN PENDAMPING ASI (MP - ASI) DAN STATUS GIZI BALITA Oleh: Yuniar Khasanah & Wiwin Widiastuti

PENDAHULUAN

Asupan makanan yang bergizi amat penting untuk si kecil agar bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Kualitas serta jumlah pemberian asupan makanan sangat penting diperhatikan mengingat akan memiliki efek yang berbeda bahkan dinilai buruk buat kesehatan.

Makanan pendamping ASI (MP- ASI) penting diperhatikan karena setelah bayi berusia 6 bulan kebutuhan gizi, baik minronutrien maupun makronutrien tidak dapat dipenuhi oleh ASI saja.

Sehingga pemberian MP –ASI pada saat yang tepat akan sangat bermanfaat dalam pemenuhan kebutuhan gizi serta membantu dalam proses tumbuh kembangnya. Parameter keberhasilan dalam pemberian MP – ASI bisa dilihat dari status gizi balita tersebut, sehingga pemberian MP –ASI bisa dievaluasi.

MAKANAN PENDAMPING ASI (MP - ASI)

Makanan Pendamping ASI (MP – ASI) merupakan makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 4-6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan atau sampai bayi sudah siap untuk menerima makanan orang dewasa . makanan pendamping ASI dapat juga disebut dengan istilah lain yaitu makanan pelengkap, makanan tambahan, makanan padat atau makanan sapihan (weaning food). Pemberian MP – ASI bertujuan memberikan gizi yang cukup bagi kebutuhan bayi atau balita guna pertumbuhan dan perkembangan fisik psikomotorik yang optimal serta untuk mendidik bayi supaya memiliki kebiasaan makan yang baik (Mufida, dkk., 2015).

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembuatan MP – ASI, yaitu MP – ASI hendaknya bersifat padat zat gizi, kandungan serat dan bahan lain yang sukar dicerna seminimal mungkin, tidak boleh bersifat Kamba. MP –ASI biasanya dibuat dai berbagai komponen bahan pangan dengan perbandingan tertentu untuk mengejar nilai gizi. Pencampuran ini harus memperhatikan konsep komplementasi protein sehingga mashing-masing bahan akan saling menutupi kekurangan asam-asam amino essensial, serta diperlukan suplementasi vitamin, mineral serta energy (Muchtadi, 1996).

(2)

Pemberian MP – ASI sangat penting karena ASI dinilai sudah tidak mencukupi lagi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembangnya. Dengan demikian, pemberian MP – ASI harus berkualitas karena sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi dan anak usia 6 sampai 24 bulan (Anonim, 2004). Masalah gangguan tumbuh kembang bayi dan anak usia dibawah 2 tahun merupakan masalah yang sangat serius dan dihindari, karena usia ini sangat kritis dalam proses perkembangan fisik serta kognitif. salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan kecukupan asupan ASI serta pemberian MP –ASI yang berkualitas.

Pemberian MP –ASI dilakukan setelah bayi berumur 6 bulan dan diperkenalkan secara bertahap. Menurut Sri (2013), ciri – ciri bayi yang siap mendapatkan MP – ASI, yaitu: (1) reflex ekstrusi (menjulurkasn lidah) telah sangat berkurang atau sudah menghilang; (2) mampu menahan kepala tetap tegak; (3) duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga keseimbangan badan ketika tangannya meraih benda di sekitarnya; (4) perubahan sikap dari reflektif ke imitative; (5) lebih mandiri dan eksploratif; (6) mampu menunjukkan keinginan makan dengan membuka mulutnya; (7) menunjukkan rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan/kea rah makanan; (8) tidak berminat atau sudah kenyang dengan menarik tubuh ke belakang/ menjauh.

STATUS GIZI BALITA

Studi-studi tentang status gizi menunjukkan adanya hubungan antara pola pemberian MP - ASI dan status gizi pada balita. Pemberian makanan yang kurang tepat dapat menyebabkan terjadinya kekurangan gizi dan pemberian yang berlebihan akan terjadi kegemukan. Secara teoritis pola pemberian MP-ASI dipengaruhi oleh faktor ibu, karena ibulah yang sangat berperan dalam mengatur konsumsi anak, yang kemudian akan berpengaruh terhadap status gizi anak. Hal yang mempengaruhi pola pemberian MP-ASI diantaranya yakni pengetahuan ibu tentang gizi, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, tingkat pendapatan keluarga, adat istiadat dan penyakit infeksi (Suhardjo, 2000).Menurut UNICEF (1999) dalam Soekirman (2000) secara mendasar ada dua

(3)

RESEP MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) 1. Semprit Sagu Keju Tempe Telur

Bahan:

225 gram unsaltedbutter

150 gram gula halus (sesuaikan selera) 3 btr kuningtelur

175 gram keju cheddar, parut dan angin-anginkan hingga agak kering 300 gram tepung sagu tani

2 lembar daun pandan 50 gram maizena

50 gram tepung tempe telur

Cara membuat:

1. Sangrai tepung sagu bersama daun pandan sambil diaduk-aduk hingga daun pandan layu dan agak mengering,tepung terasa lebih ringan, dinginkan.

2. Campur dan ayak tepung sagu yang telah disangrai, maizena, tepung tempe telur, sisihkan.

3. Kocok butter + margarin dan gula halus hingga lembut. Masukkan kuning telur satu persatu sambil dikocok rata.

4. Masukkan keju, aduk rata dengan spatula.

5. Masukkan campuran tepung. Aduk rata dengan spatula.

6. Masukan adonan ke dalam piping bag yang telah diberi spuit. Semprotkan ke loyang yang telah disemir margarin tipis. Bentuk sesuai selera. Beri jarak satu sama lain. .

7. Panggang di oven suhu 130-140'C hingga matang dan kering (kurang lebih 30 menit tergantung besar kecil/tebal tipis adonannya). Sesuaikan waktu pemanggangan dengan oven masing-masing.

8. Angkat dan dinginkan di wire rack. Simpan dalam toples kedap udara.

(4)

2. Gluten Free ~ Cookies Ubi Ungu (8+) Bahan :

115 gram tepung Mocaf

60 gram ubi ungu kukus, haluskan selagi panas, dinginkan 75 gram unsaltedbutter

1 kuning telur

50 gram keju, parut ~ bisa ditambah jika suka

Cara membuat :

1. Campur semua bahan menjadi satu, 2. Gilas adonan, cetak cookies sesuai selera.

3. Panggang dalam oven hingga matang.

GFF adalah Gluten Free Flour (Tepung bebas kandungan Gluten). Biasanya tepung ini memiliki perbandingan antara tepung beras : tepung tapioka : tepung maizen (7 : 2 : 1) untuk membuat cake, dan perbandingan 6 : 2 :1 untuk kue kering. Pencampuran tepung cukup diayak dan dicampur rata. Ibu- Ibu biasanya membuat GFF ini untuk bahan camilan anak pengganti terigu.

3. Chesse Bliss Tempe Bahan :

220 g GFF

50 gr tempe kukus halus 50 gr keju parut

170 gr nsalted butter 1 btr kuning telur

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004. Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Dirjen Bina Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan, Jakarta.

Moehyi, S., 1998. Pemeliharaan Gizi Bayi Dan Balita, Bhatara Karya Aksara, Jakarta.

Muchtadi, D. 1996. Gizi Untuk Bayi ASI, Susu Formula dan Makanan Tambahan, Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

Mufida, L., Tri DW., Jaya , MM., 2015. Prinsip dasar makanan pendamping ASI (MP –ASI) untuk bayi 6 – 24 bulan: kajian Pustaka, Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p. 1646 – 1651 Soekirman., 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat, Dirjen Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Sri S nassar, 2013. Makana Pendamping ASI (MP – ASI). http://idai.or.id/public- articles/klinik/asi/makanan-pendamping-asi-mpasi.html.

Suhardjo, 2000. Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Makanan tambahan atau makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya, MP-ASI diberikan mulai umur 6-24

Adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 4- 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi, selain makanan pendamping ASI, ASI harus tetap diberikan

Pengumpulan data untuk pengaruh perilaku ibu yang berbudaya jawa dalam pemberian makanan pendamping ASI ( MP-ASI) pada bayi usia 0-6 bulan yaitu dengan

Semakin tinggi pengetahuan tentang makanan pendamping ASI pada bayi 0-6 bulan akan semakin tau dampak pemberian MP-ASI pada bayi 0-6 bulan, dan semakin rendah pengetahuan

HUBUNGAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6 – 24 BULAN.. DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN

Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan pada bayi setelah usia 6 bulan Pemberian makanan pendamping (MP-ASI) sangat berpengaruh terhadap kejadian

GAMBARAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI MP-ASI DINI DAN STATUS GIZI USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LOMBAKASIH KABUPATEN BOMBANA RINGKASAN Waode Deswin Zulfianti

Hubungan pemberian makanan pendamping air susu ibu Mp-ASI dengan status gizi bayi pada usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bahu Manado.. Jurnal Keperawatan,