• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekolah National Plus di Kawasan Terpadu Hamdan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sekolah National Plus di Kawasan Terpadu Hamdan"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR SKRIPSI

RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

OLEH (IVONDA) (110406049)

(2)

SEKOLAH NATIONAL PLUS DI KAWASAN TERPADU HAMDAN

LAPORAN AKHIR SKRIPSI

RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

OLEH (IVONDA) (110406049)

(3)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

di Departemen Arsitektur

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Oleh

IVONDA

110406049

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(4)

SEKOLAH NATIONAL PLUS DI KAWASAN TERPADU

HAMDAN

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yan pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2015

(5)

Nama Mahasiswa : Ivonda Nomor Pokok : 110406049 Program Studi : Arsitektur

Koordinator Skripsi,

Ir. N Vinky Rahman, MT NIP. 196606221997021001

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. N Vinky Rahman, MT NIP. 196606221997021001 Menyetujui

Dosen Pembimbing,

(6)

Tanggal: 23 Juli 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir. N Vinky Rahman, MT Anggota Komisi Penguji : 1. Agus Jhonson,ST, MT

(7)

Nama : Ivonda

NIM : 11 0406 049

Judul Proyek Tugas Akhir : SEKOLAH NATIONAL PLUS DI KAWASAN TERPADU HAMDAN

Tema : Arsitektur Kontemporer

Rekapitulasi Nilai :

A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:

No. Status

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa Sidang

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini berisikan

penjelasan mengenai proyek Perancangan Arsitektur VI penulis yang berjudul “ Sekolah Negeri di Kawasan Terpadu Hamdan, Medan –Sumatera Utara”.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir.Vinky Rahman, MT, selaku dosen pembimbing atas kesediaannya

membimbing dan mengarahkan penulis pada mata kuliah Perancangan

Arsitektur 6 dan Skripsi.

2. Bapak Ir. Bauni Hamid, M.Des, Ph.D selaku dosen koordinator pada awal

proses perancangan arsitektur 6 yang telah memberi pengarahan dalam proses

awal perancangan arsitektur 6.

3. Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA, selaku dosen yang telah membantu

memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Agus Jhonson, ST, MT dan Bapak Chichi Asda Artha, ST, MT, selaku

Dosen Penguji yang telah banyak memberi masukan dan saran dalam sidang

preview 1, 2 dan 3.

5. Kedua orangtua yang telah memberi dukungan dan semangat selama

menyelesaikan laporan skripsi ini.

6. Teman-teman stambuk 2011 yang telah memberi semangat dan saran selama

(9)

menyelelesaikan laporan skripsi ini.

Penulis sungguh menyadari bahwa laporan skripsi ini masih mempunyai

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis membuka diri terhadap segala

kritikan dan saran dari semua pihak bagi penyempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2015

Hormat saya,

Ivonda

(10)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...2

1.1.LATAR BELAKANG ...2

1.2.KERANGKA BERPIKIR ...5

1.3.SISTEMATIKA BAHASAN ...6

BAB II ISU KAWASAN TERPADU HAMDAN ...9

2.1.RUMUSAN MASALAH ...9

BAB III DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN ...14

3.1.DEFINISI DAN SPESIFIKASI JUDUL KAWASAN ...14

3.2.TEMA KAWASAN ...15

3.2.1 Pengertian Urban Regeneration ...15

3.2.2 Interpretasi Urban Regeneration ...16

3.3.STUDI BANDING ...17

(11)

3.5.ANALISA KAWASAN ...29

3.5.1 Analisa UUD dan Peraturan ...29

3.5.2 Analisa View...31

3.5.3 Analisa Sosial dan Budaya...32

3.5.4 Analisa Sirkulasi ...34

3.5.5 Analisa Kebisingan ...37

3.6.KONSEP KAWASAN ...38

3.6.1 Konsep Zoning Tapak ...38

3.6.2 Konsep Sirkulasi Tapak...41

3.6.3 Konsep Penataan Kawasan...44

3.6.4 Konsep Bentukan Massa ...47

3.6.5 Konsep Ketinggian Bangunan...47

BAB IV HASIL PERANCANGAN KAWASAN ...50

4.1.MASTER PLAN ...50

4.2.POTONGAN TAPAK ...51

4.3.3DMASTER PLAN ...52

4.4.SUASANA TAPAK ...53

4.5.SKENARIO KAWASAN ...55

BAB V PENGANTAR FUNGSI ...57

BAB VI ISU SEKOLAH NATIONAL PLUS ...59

6.1.RUMUSAN MASALAH ...59

6.2.MAKSUD DAN TUJUAN ...59

6.3.METODE PERANCANGAN ...60

6.3.1 Pendekatan Masalah ...60

6.3.2 Lingkup/ Batasan Perancangan ...60

6.3.3 Asumsi ...60

BAB VII DESKRIPSI PERANCANGAN SEKOLAH NATIONAL PLUS .63 7.1.DEFINISI DAN SPESIFIKASI JUDUL BANGUNAN ...63

7.2.TEMA BANGUNAN ...64

7.2.1 Alasan Pemilihan Tema ...64

7.2.2 Pengertian Arsitektur Kontemporer ...64

7.2.3 Interpretasi Arsitektur Kontemporer...65

7.3.STUDI BANDING BANGUNAN ...67

(12)

7.3.2 Studi Banding Tema Sejenis ...74

7.6.1 Analisa Kegiatan dan Pemakai ...79

7.6.2 Analisa Jumlah Pengguna...83

7.8.3 Konsep Zoning Tapak ...93

7.8.4 Konsep Zoning Bangunan ...93

7.8.5 Konsep Bentukan Massa Bangunan ...94

BAB VIII HASIL PERANCANGAN BANGUNAN ...96

(13)

GAMBAR 1.1: SEKOLAH DASAR MADRASSAH AL-ISLAMIYAH ...4

GAMBAR 3.1: GARIS KONTUR PADA KAWASAN ...28

GAMBAR 3.2: LOKASI PROYEK, KEC. MEDAN MAIMUN, KOTA MEDAN ...28

GAMBAR 3.3: DATA UUD DAN PERATURAN KAWASAN KAMPUNG HAMDAN ...30

GAMBAR 3.4: REKOMENDASI ANALISA UUD DAN PERATURAN ...31

GAMBAR 3.5: DATA VIEW DAERAH SEKITAR KAMPUNG HAMDAN ....31

GAMBAR 3.6: REKOMENDASI DARI PERMASALAHAN ANAILASA VIEW ...32

GAMBAR 3.7: REKOMENDASI DARI POTENSI ANALISA VIEW ...32

GAMBAR 3.8: GAMBAR KEGIATAN MASYARAKAT DI TEPI SUNGAI DELI ...33

GAMBAR 3.9: REKOMENDASI DARI ANALISA SOSIAL DAN BUDAYA .34 GAMBAR 3.10: GAMBAR SITUASI JALAN PADA TAPAK ...35

GAMBAR 3.11: ANALISA SIRKULASI PEJALAN KAKI ...36

GAMBAR 3.12: ANALISA SIRKULASI KENDARAAN ...36

GAMBAR 3.13: DATA ANALISA KEBISINGAN ...37

GAMBAR 3.14: REKOMENDASI PENZONINGAN FUNGSI BERDASARKAN ANALISA KEBISINGAN ...37

GAMBAR 3.15: ZONING HIRARKI ...38

GAMBAR 3.16: ZONING FUNGSI ...39

GAMBAR 3.17: MATRIKS ...40

GAMBAR 3.18: FLOWCHART ...40

GAMBAR 3.19: KONSEP SIRKULASI PEJALAN KAKI DARI LUAR KE DALAM ...41

GAMBAR 3.20: KONSEP SIRKULASI PEJALAN KAKI DARI DALAM KE LUAR SITE ...42

GAMBAR 3.21: KONSEP SIRKULASI KENDARAAN DARI LUAR KE DALAM SITE ...43

(14)

GAMBAR 3.23: KONSEP PENATAAN KAWASAN ...44

GAMBAR 3.24: KONSEP BENTUKAN MASSA ...47

GAMBAR 3.25: KONSEP KETINGGIAN BANGUNAN ...48

GAMBAR 3.26: SKYLINE DARI JALAN IR. H. JUANDA ...48

GAMBAR 3.27: SKYLINE DARI JALAN MULTATULI DAN SAMANHUDI ...48

GAMBAR 7.1: DATA BANGUNAN SEKITAR ...77

GAMBAR 7.2: MASALAH, POTENSI DAN REKOMENDASI ANALISA SIRKULASI ...78

GAMBAR 7.3: MASALAH, POTENSI DAN REKOMENDASI ANALISA KEBISINGAN ...79

GAMBAR 7.4: KONSEP ENTRANCE ...91

GAMBAR 7.5: KONSEP PARKIR ...92

GAMBAR 7.6: KONSEP ZONING TAPAK ...93

GAMBAR 7.7: KONSEP ZONING BANGUNAN ...93

GAMBAR 7.8: KONSEP PEMBENTUKAN MASSA...94

DAFTAR TABEL TABEL 7.1: TABEL JUMLAH PENGGUNA ...84

TABEL 7.2: TABEL KEBUTUHAN RUANG ...86

TABEL 7.3: TABEL AKTIFITAS PENGGUNA SEKOLAH...87

DAFTAR DIAGRAM DIAGRAM 7.1: DIAGRAM ALUR KEGIATAN SISWA ...79

DIAGRAM 7.2: DIAGRAM ALUR KEGIATAN GURU...80

DIAGRAM 7.3: DIAGRAM ALUR KEGIATAN PEGAWAI ...80

DIAGRAM 7.4: DIAGRAM ALUR KEGIATAN ORANGTUA ...80

DIAGRAM 7.5: DIAGRAM ALUR PEMAKAI SISWA ...81

DIAGRAM 7.6: DIAGRAM ALUR PEMAKAI GURU ...81

DIAGRAM 7.7: DIAGRAM ALUR PEMAKAI PEGAWAI ...82

(15)

Kawasan permukiman kumuh terutama yang terletak di pinggiran sungai merupakan masalah utama perkotaan serta dapat memberikan citra yang buruk terhadap Kota Medan. Salah satunya adalah Kawasan Permukiman Padat Kampung Hamdan yang direncanakan akan direvitalisasi menjadi Kawasan Terpadu Hamdan yang terdapat rusun, pasar, sekolah, gedung olahraga dan gedung kesenian.

Skripsi kali ini akan membahas tentang perancangan bangunan komersial (sekolah national plus) yang terletak di Kawasan Terpadu Hamdan (simpang Jalan Juanda, Jalan Samanhudi, dan Jalan Multatuli) yang bertujuan untuk merevitalisasi kualitas pendidikan anak-anak yang tinggal di permukiman kumuh di bantaran sungai serta meningkatkan perekonomian di kawasan tersebut.

Tema kawasan yang diangkat untuk perancangan ini adalah urban regeneration. Tema bangunan yang diangkat adalah arsitektur kontemporer. Tema yang diterapkan dalam bentukan massa bangunan menggunakan konsep ‘content,

more and missing’ serta penggunaan material yang sedang berkembang pada saat

ini.

Kata kunci: sekolah, permukiman kumuh, hamdan, urban regeneration, arsitektur kontemporer

ABSTRACT

Slum district especially on the riverside is an urban major problem and can give a poor image for the city of Medan. One of them is the Region of Solid Settlement Hamdan Village which is planned to be revitalized into Region Integrated Hamdan which contained housing, market, school, sports hall and art gallery.

The essay will discuss about the design of commercial buildings (national plus school) located in Region Integrated Hamdan (the intersection of Jalan Juanda, Samanhudi Road and Jalan Multatuli) which aims to revitalize the quality of education of children living in slums on the riverside as well as improving the economy in the region.

Region theme for this project is urban regeneration. Building theme is contemporary architecture. Theme applied in building mass formations are experiencing 'content, more and missing' as well as the use of materials that are being developed at this time.

(16)

ABSTRAK

Kawasan permukiman kumuh terutama yang terletak di pinggiran sungai merupakan masalah utama perkotaan serta dapat memberikan citra yang buruk terhadap Kota Medan. Salah satunya adalah Kawasan Permukiman Padat Kampung Hamdan yang direncanakan akan direvitalisasi menjadi Kawasan Terpadu Hamdan yang terdapat rusun, pasar, sekolah, gedung olahraga dan gedung kesenian.

Skripsi kali ini akan membahas tentang perancangan bangunan komersial (sekolah national plus) yang terletak di Kawasan Terpadu Hamdan (simpang Jalan Juanda, Jalan Samanhudi, dan Jalan Multatuli) yang bertujuan untuk merevitalisasi kualitas pendidikan anak-anak yang tinggal di permukiman kumuh di bantaran sungai serta meningkatkan perekonomian di kawasan tersebut.

Tema kawasan yang diangkat untuk perancangan ini adalah urban regeneration. Tema bangunan yang diangkat adalah arsitektur kontemporer. Tema yang diterapkan dalam bentukan massa bangunan menggunakan konsep ‘content,

more and missing’ serta penggunaan material yang sedang berkembang pada saat

ini.

Kata kunci: sekolah, permukiman kumuh, hamdan, urban regeneration, arsitektur kontemporer

ABSTRACT

Slum district especially on the riverside is an urban major problem and can give a poor image for the city of Medan. One of them is the Region of Solid Settlement Hamdan Village which is planned to be revitalized into Region Integrated Hamdan which contained housing, market, school, sports hall and art gallery.

The essay will discuss about the design of commercial buildings (national plus school) located in Region Integrated Hamdan (the intersection of Jalan Juanda, Samanhudi Road and Jalan Multatuli) which aims to revitalize the quality of education of children living in slums on the riverside as well as improving the economy in the region.

Region theme for this project is urban regeneration. Building theme is contemporary architecture. Theme applied in building mass formations are experiencing 'content, more and missing' as well as the use of materials that are being developed at this time.

(17)
(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia

terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Apabila kondisi ini tidak segera

ditangani, diperkirakan Indonesia memiliki 67.100 hektar pemukiman kumuh

pada tahun 2020.

Berangkat dari permasalahan di atas, untuk mengatasi perumahan dan

pemukiman kumuh di kota Medan, khususnya pada bantaran sungai, perlu suatu

konsep penataan dan revitalisasi yang baik sehingga mendapatkan suatu

peningkatan mutu lingkungan tata ruang dan mempertegas struktur ruang kota

serta memberikan pemecahan masalah terhadap semakin sempitnya lahan

pemukiman di Kota Medan.

Dalam konteks Kota Medan, permasalahan revitalisasi kawasan muka

sungai ini belum menemukan penerapan ideal yang dianggap berhasil

mengakomodasi kepentingan pihak-pihak terkait, seperti pemerintah,

pengembang, ataupun masyarakat. Kawasan muka sungai sangat identik dengan

kesan kumuh, tidak sehat, dan jauh dari kata bersih.

Sungai Deli yang dahulunya merupakan urat nadi perdagangan pada masa

Kesultanan Deli di Kota Medan juga tidak terlepas dari permasalahan tersebut.

Dijadikannya sungai sebagai area belakang dan tercemarnya air sungai menjadi

(19)

warga kampung tersebut untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti mandi,

mencuci, bahkan sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) baik sampah maupun

limbah.

Pemukiman padat Kampung Hamdan (Kampung Multatuli), Kecamatan

Medan Maimun merupakan salah satu permukiman kumuh yang berada di Kota

Medan. Permukiman ini memiliki sirkulasi yang sangat sempit yaitu 2,5 meter

sehingga sangat sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan apabila terjadi

bencana seperti kebakaran akan sulit bagi pemadam kebakaran untuk mengakses

daerah yang terjadi kebakaran. Selain itu, apabila terjadi kebakaran akan

menyebar ke rumah lain karena tidak memiliki GSB. Lingkungan di daerah ini

juga tidak memenuhi peraturan yang ada. Lokasi ini juga berada di pusat kota

yang lebih cocok untuk daerah perdagangan. Oleh karena itu, perlu adanya

revitalisasi pada permukiman padat Kampung Hamdan ini menjadi Kawasan

Terpadu Hamdan dengan berbagai fungsi bangunan komersial.

Pada daerah-daerah permukiman kumuh, kualitas pendidikan yang ada

tentunya kurang bagus. Oleh karena itu, perlu adanya bangunan sekolah dan

fasilitas pendukung yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di daerah

tersebut.

Beberapa alasan mendesain sekolah di Kawasan Terpadu Hamdan:

a. Sesuai dengan peruntukan kawasan yang terdapat di RUTRK Kota Medan

Maimun, WPP D, yang merupakan salah satu kawasan yang dapat difungsikan

(20)

b. Untuk menyediakan fasilitas yang dapat mengembangkan kemampuan

anak-anak serta meningkatkan mutu kehidupan masyarakat yang tinggal di Kawasan

Terpadu Hamdan.

c. Untuk menggantikan bangunan Sekolah Dasar Madrassah Al-Islamiyah yang

sebelumnya ada di kawasan tersebut serta menambah fasilitas Sekolah

Menengah Pertama pada sekolah tersebut.

Gambar 1.1: Sekolah Dasar Madrassah Al-Islamiyah

d. Untuk membantu meningkatkan tingkat perekonomian di dalam kawasan

dengan mendesain Sekolah Swasta dalam Kawasan Terpadu Hamdan.

Sekolah yang akan dirancang adalah sekolah national plus untuk

anak-anak SD dan SMP yang tinggal di kawasan tersebut dengan latar belakang

ekonomi menengah ke bawah dan anak-anak dari lingkungan lain dengan latar

(21)

Kawasan Terpadu Hamdan, Kec. Medan Maimun - Sumatera Utara

LATAR BELAKANG

TUJUAN DAN SASARAN KAWASAN Tujuan:

 Merancang kawasan terpadu multifungsi sebagai salah satu program pemerintah dalam merevitalisasi kawasan kumuh di pinggiran Sungai Deli Sasaran:

 Masyarakat lokal Kampung Hamdan

PERMASALAHAN KAWASAN

 Bagaimana merancang suatu kawasan terpadu dengan fungsi – fungsi yang membentuk satu kesatuan  Bagaimana merencanakan sirkulasi yang baik di kawasan perancangan Kampung Hamdan

PENGUMPULAN DATA KAWASAN

ANALISA KAWASAN

PRA DESAIN KAWASAN KONSEP KAWASAN

SURVEI LAPANGAN KAWASAN STUDI BANDING KAWASAN

DESAIN KAWASAN

Perencanaan Sekolah National Plus di Kawasan Terpadu Hamdan

MAKSUD DAN TUJUAN

- Merancang sekolah national plus di Kawasan Terpadu Hamdan agar rakyat mampu bersaing pada era globalisasi ini.

- Menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung proses pembelajaran

- Memberikan keringanan biaya terhadap anak-anak yang tinggal di rusun Kawasan Terpadu Hamdan

PERMASALAHAN -Bagaimana meningkatkan sarana fisik pendidikan.

-Bagaimana memanfaatkan kondisi tapak.

-Bagaimana menerapkan tema pada bangunan.

-Bagaimana mengintegrasikan keadaan bangunan sekitar dalam desain.

PENGUMPULAN DATA

SURVEI LAPANGAN STUDI PUSTAKA

(22)

1.3. Sistematika Bahasan

Sistematika penulisan laporan adalah tata cara penulisan laporan

sebagai pedoman agar laporan dapat tersusun dengan benar. Berikut adalah

sistematika penulisan Sekolah National Plus di Kawasan Terpadu Hamdan.

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, kerangka berpikir dan sistematika bahasan.

BAB II : ISU KAWASAN TERPADU HAMDAN

Berisi tentang perumusan masalah, maksud dan tujuan serta metode perancangan

yang berisi lingkup dan batasan perancangan, pendekatan perancangan, dan

asumsi kawasan.

BAB III : DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN

Berisi tentang judul, tema, studi banding, data, analisa, dan konsep kawasan.

BAB IV : HASIL PERANCANGAN KAWASAN

Berisi gambaran hasil perancangan pra-desain kawasan.

BAB V : PENGANTAR FUNGSI

Berisi tentang peralihan antara desain kawasan dengan desain bangunan.

BAB VI : ISU SEKOLAH NATIONAL PLUS

Berisi tentang perumusan masalah, maksud dan tujuan serta metode perancangan

yang berisi lingkup dan batasan perancangan, pendekatan perancangan, dan

asumsi bangunan.

BAB VII : DESKRIPSI PERANCANGAN SEKOLAH NATIONAL PLUS

Berisi tentang judul, tema, studi banding, data, analisa, dan konsep bangunan.

(23)

BAB IX : KESIMPULAN

Berisi kesimpulan dari proses desain kawasan dan bangunan.

DAFTAR PUSTAKA

(24)
(25)

ISU KAWASAN TERPADU HAMDAN

2.1. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalan perencanaan perancangan Kawasan

Terpadu Hamdan, Medan Maimun – Sumatera Utara ini adalah:

1. Bagaimana merancang suatu kawasan terpadu agar membentuk satu kesatuan

dan mencerminkan kawasan CBD

2. Bagaimana menentukan lokasi yag sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan

bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan

3. Bagaimana pengolahan ruang dalam satu kawasan yang saling berintegrasi

antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda, misalnya:

 RUSUN

 SEKOLAH

 PASAR

 PUSAT OLAHRAGA

 PUSAT SENI BUDAYA

 PLAZA

 PUSAT KULINER...etc

4. Bagaimana menerapkan tema “urban regeneration” dalam rancangan masterplan kawasan lokasi perancangan

5. Bagaimana merencanakan sirkulasi pencapaian/ aksebilitas yang mudah untuk

(26)

2.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakannya perancangan ini adalah:

 Pengembangan kawasan Kampung Hamdan sebagai kawasan CBD di Kota

Medan

 Menyediakan suatu kawasan sebagai area rekreasi

 Pengadaan ruang terbuka hijau dalam kawasan Hamdan, Kelurahan Hamdan,

Kecamatan Medan Maimun

2.3. Metode Perancangan

2.3.1 Lingkup/Batasan Perancangan

Lingkup atau batasan digunakan dalam menentukan sejauh mana kajian

yang akan dilakukan. Lingkup dan batasan dalam perancangan ini adalah:

 Lokasi yang menjadi lingkup pembahasan dalam Perancangan Arsitektur VI ini

adalah Kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara dengan batasan

wilayah ± 5,8 Ha

 Fokus perancangan dikaitan dengan aspek fisik dan non-fisik perancangan

yang menyangkut pemakai, pengunjung, kebutuhan ruang, sirkulasi dalam dan

luar, perancangan tapak, massa bangunan, serta potensi pada lokasi

 Masalah sosial, budaya dan ekonomi dalam kasus ini tidak dibahas secara

mendalam

 Faktor pembiayaan, terkait dengan faktor kepemilikan. Dalam hal ini, pemilik

perancangan diasumsikan pihak pemerintah daerah Kota Medan

 Secara umum perancangan kawasan memadukan perancangan bangunan

(27)

disiplin ilmu arsitektur, sedangkan hal-hal diluar pemikiran arsitektur apabila

dianggap berperan dalam menemukan faktor-faktor perencanaan akan

diusahakan untuk membahasnya dengan asumsi-asumsi, pemikiran-pemikiran,

studi banding pada bangunan sejenis dengan melihat perkembangan teknologi

serta menggunakan logika sederhana sesuai dengan kemampuan yang ada

2.3.2 Pendekatan perancangan

Adapun pendekatan perancangan yang dapat dilakukan untuk pemecahan

masalah perancangan ini adalah:

 Pemilihan lokasi, lokasi yang dipilih adalah kawasan perumahan kumuh yang

padat penduduk berada di Kecamatan Medan Maimun – Medan

 Studi banding dengan melakukan pendekatan permasalahan dan kasus yang

memiliki kesamaan dalam perancangan sejenis maupun tema dalam judul

perancangan ini yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet,

media cetak dan lainnya dan sumber-sumber yang dianggap penting

 Survey lapangan, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk mendapatkan

data-data yang akurat dari data-data yang didapat di lokasi tersebut

 Wawancara dengan instansi terkait mengenai permasalahan lokasi perencanaan

kasus perancangan

2.3.3 Asumsi

Karena kasus perancangan bersifat fiktif, maka diperlukan beberapa

(28)

 Perancangan ini merupakan salah satu proyek pemerintah dalam membersihkan

/ merevitalisasi Sungai Deli

 Dalam perancangan ini, fungsi telah ditetapkan oleh pemerintah

 Kepemilikan tanah kawasan perancangan adalah tanah milik pemerintah yang

digarap masyarakat

 Pemerintah sedang menata Kel. Hamdan dengan mengalokasikan pedagang

kaki lima di sepanjang JL. Multatuli ke fungsi pasar

 Dana untuk perancangan ini tidak terbatas

 Tersedianya tempat alokasi masyarakat selama pembangunan

(29)
(30)

BAB III

DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN

3.1. Definisi dan Spesifikasi Judul Kawasan

Judul dari Perancangan adalah “Kawasan Terpadu Hamdan, Medan Maimun” yang merupakan kawasan terpadu multifungsi yang berada di kawasan

CBD sebagai wujud dari revitalisasi permukiman kumuh Hamdan.

Sesuai dengan UU No. 4/1992 pasal 27, lingkup penanganan lingkungan

permukiman kumuh mencakup hal-hal sebagi berikut:

1. Perbaikan dan pemugaran

Secara konseptual, implementasi prinsip perbaikan dan pemugaran meliputi :

a. Revitalisasi adalah upaya menghidupkan kembali suatu kawasan mati, yang

pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan dan mengembangkan

kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki oleh sebua kota,

b. Rehabilitasi merupakan upaya mengembalikan kondisi komponen fisik

lingkungan permukiman yang mengalami degradasi,

c. Renovasi adalah melakukan perubahan sebagian atau beberapa bagian dari

komponen pembentukan lingkungan permukiman,

d. Rekontruksi merupakan upaya mengembalikan suatu lingkungan permukiman

sedakat mungkin dari asalnya yang diketahui, dengan menggunakan

komponen-komponen baru maupun lama,

e. Preservasi merupakan upaya mempertahankan suatu lingkungan pemukiman

(31)

penyusutan dini (kerusakan), misalnya dengan menggunakan instrument: ijin

mendirikan bangunan (IMB). Ketentuan atau pengaturan tentang: Koefisien

Lantai Bangunan, Koefisien Dasar Bangunan, Garis Sempadan Bangunan,

Garis Sempadan Jalan dan Garis Sempadan Sungai .

2. Peremajaan

Peremajaan adalah upaya pembongkaran sebagian atau keseluruhan

lingkungan perumahan dan pemukiman dan kemudian di tempat yang sama

dibangun prasarana dan sarana lingkungan perumahan dan pemukiman baru yang

lebih layak dan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Tujuan utama dari

kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai pemanfaatan lahan yang optimal

sesuai dengan potensi lahannya.

3. Pengolahan dan pemeliharaan berkelanjutan

Pengolahan dan pemeliharaan berkelanjutan adalah upaya-upaya untuk

mencengah, mengendalikan atau mengurangi dampak negatif yang timbul, serta

meningkatkan dampak positif yang timbul terhadap lingkungan hunian.

3.2. Tema Kawasan

Tema yang diangkat dalam Perancangan Kawasan Terpadu Hamdan,

Medan Maimun ini adalah Urban Regeneration.

3.2.1 Pengertian Urban Regeneration

Urban Regeneration adalah arsitektur yang mengubah pola tingkah laku

(32)

dengan pola kehidupan yang lebih baik tanpa mengubah karakteristik

masyarakatnya.

3.2.2 Interpretasi Urban Regeneration

Syarat kawasan yang perlu menggunakan tema urban regeneration ada tiga, yaitu:

1. Urban centre yaitu memiliki jaringan transportasi yang kuat, terdapat CBD

dengan tata guna lahan yang padat dan harga lahan tinggi.

2. Informal settlement yaitu tingkat kemiskinan yang tinggi, lingkungan kumuh

dan tidak sehat, rendahnya kualitas hidup, tingkat kriminalitas yang tinggi.

3. Exclusion areas yaitu kurangnya fasiitas lingkungan.

Spesifikasi tema yang akan diterapkan pada Proyek Kawasan Terpadu

Hamdan, Medan Maimun - Sumatera Utara ini adalah:

1. Desain untuk ruang publik yang inklusif dan aman dalam segala bentuk.

2. Mencegah penggunaan sementara kelas rendah, seperti parkir, dari

gelandangan dan lahan kosong.

3. Pengelolaan sumber daya air perkotaan.

4. Tentukan ruang terbuka hijau dalam rencana pembangunan.

5. Membuat rute pejalan kaki hijau yang komprehensif di sekitar dan / atau di

setiap tapak.

6. Berikan prioritas untuk kebutuhan pejalan kaki dan pengendara sepeda dalam

pengembangan dan jalan pada tapak.

7. Mengembangkan proyek-proyek yang memprioritaskan berjalan, bersepeda

(33)

lainnya.

9. Menetapkan standar maksimum tempat parkir satu mobil per hunian bagi

semua pembangunan pemukiman baru perkotaan.

10. Memberlakukan pembatasan ketat atas penggunaan mobil pribadi, seperti

biaya parkir.

11. Mendorong pola perkembangan, yang mengurangi kebutuhan untuk

perjalanan dengan mobil.

12. Gunakan publik, mode efisien kurang polusi dan lebih banyak energi

perjalanan.

13. Mengurangi jumlah limbah yang tidak diolah dibuang ke TPA dan

memastikan bahwa praktek TPA sesuai dengan standar yang dapat diterima.

14. Meminimalkan limbah dengan menggunakan kembali, daur ulang, menjual

kembali, memulihkan bahan yang dapat digunakan atau menghasilkan energi

dari limbah.

15. Mengurangi penggunaan energi dan menghasilkan sumber energi terbarukan.

16. Membangun dan mengembangkan potensi keterampilan di daerah.

3.3. Studi Banding

3.3.1 Studi Banding Perancangan Kawasan Sejenis

a. Kampung Stren Kali Surabaya

Kawasan stren kali pada awalnya bukan merupakan kawasan yang

disediakan untuk pemukiman, melainkan merupakan bagian dari lahan irigasi

(34)

Namun masyarakat dengan kalangan ekonomi yang rendah mulai

menempati lahan ini dan membangun rumah dengan material seadanya sehingga

akhirnya kawasan ini semakin padat dengan pemukiman yang kumuh. Pemerintah

tidak menyediakan jalan pada kawasan ini, melainkan masyarakat sendiri yang

mengusahakan untuk membuatnya.

Berkaitan dengan perbaikan prasarana dari stren kali, banyak ide dan

usulan yang diajukan, agar pemukiman dan kegiatan sehari-hari dari warga tidak

mengganggu kepentingan dari sungai itu sendiri. Ide perbaikan-perbaikan tersebut

disesuaikan dengan peraturan yang ada, yaitu Rancangan Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Timur oleh Gubernur Jawa Timur Tentang Penataan Sempadan

Sungai Kali Surabaya dan Kali Wonokromo, No. 9 Tahun 2007 dan juga rencana

tata kota yang ada. Dapat dilihat pada beberapa alternatif desain yang dibuat

(35)

kebersihan sungai, menjaga lingkungan kampung yang sehat dan tidak

mencemari sungai, menghadapkan bangunan/rumah ke arah sungai,menjaga

ikatan sosial dan budaya kampung.

 Menguatkan sistem tabungan yang sudah berjalan di kampung dari hasil

penjualan sampah plastik dan kertas yang dipilah dan dikumpulkan tiap hari

Minggu, sebagai modal untuk merenovasi kampung dan rumahnya

 Membuat sistem pengolahan limbah rumahtangga dan praktek kampung ramah

(36)

 Merenovasi rumah-rumah kumuh dengan menggunakan konsep kampung

berkepadatan rendah, yaitu dengan cara membuat rumah-rumah menghadap ke

arah sungai, peremajaan wajah rumah, membuat bertingkatkan menjadi 2-3

lantai, membuat jalan inspeksi dan penghijauan secara swadaya.

 Membuat penghijauan di sepanjang sungai dan lingkungan rumah dengan

TOGA (tanaman obat keluarga)

(37)

Chinatown ini adalah kawasan dimana orang-orang dapat menikmati

atmosfer yang berbeda yaitu melalui moment-moment budaya serta kekayaan

arsitektural di tempat tersebut (Zhu, 1996).

Awalnya ini adalah sebuah kawasan kota tua yang sudah usang. Namun

pemerintah mulai menata kawasan ini untuk menjadikannya sebagai salah satu

tempat yang menarik untuk dikunjungi para wisatawan.

Kota tua atau kawasan bersejarah ini memiliki potensi yang besar untuk

dikembangkan dengan memanfaatkan kembali bangunan-bangunan yang sudah

ada (adaptive re-use) sesuai fungsi lama atau bahkan fungsi yang sama sekali

(38)

Kekayaan arsitektural pada masa lampau adalah nilai lebih dan potensi

dari kawasan ini. Maka dalam hal ini dipertahankan atau dibangun kembali seperti

aslinya (restorasi).

Kemudian pemerintah membuat Landmark, sebagai penanda kawasan ini

yaitu membangun kuil atau bangunan yang menjadi pusat kegiatan atau paling

berbeda dengan bangunan lainnya.

Dan membuat skenario pariwisata seperti : Menjadikan distrik tersebut

sebagai lokasi pusat-pusat budaya dan kesenian, adanya jalan-jalan yang bertema

dan membangun estetika lingkungan, pencahayaan dan landscaping

(39)

Dengan perubahan yang dibuat di kawasan ini, semakin banyak wisatawan

yang berkunjung ke kawasan Chinatown ini dan menjadi ramai dengan pusat

kuliner dan toko-toko yang menjadi khas dari kebudayaan China.

3.3.2 Studi Banding Tema Sejenis

a. New East Manchester

Dalam perancangan kawasan New East Manchester juga digunakan tema

Urban Regeneration. Kawasan ini meliputi lebih dari 1,900ha dari tepi

Manchester City Centre ke batas timur kota, East Manchester.

Pada kawasan ini terdapat bangunan dengan fungsi-fungsi yang berbeda.

(40)

sudah terlihat usang seperti tidak terawat, yang menyebabkan tidak banyak orang

yang berminat untuk tinggal ataupun berada di kawasan ini.

Pemerintah berupaya meregenerasinya untuk memasarkan dan

mempromosikan kawasan ini. Dengan mengkoordinasi dan mengintegrasikan

program sosial dan ekonomi seperti: bangunan komunitas tunggal, zona

pendidikan, zona kesehatan, zona olahraga, kelurahan Ancoats, dan menentukan

biaya yang baru dalam memasarkan rumah. Dan kawasan ini menggunakan dana

dari anggaran kas daerah yang diberikan pemerintahnya. Dengan memanfaatkan

sumber daya masyarakat lokalnya dan pihak swasata untuk menciptakan program

yang komprehensif.

Dengan sumberdaya dan dana yang ada, mereka membuat ruang hijau baru

dalam kawasan. Membuat jalur-jalur pejalan kaki yang bagus, agar orang-orang

merasa nyaman berjalan di dalam kawasan tersebut.

(41)

Membuat Gedung Olahraga untuk meningkatkan daya tarik pengujung

untuk datang ke kawasan ini.

Merancang bangunan yang dapat meningkatkan perekonomian dan

melestraikan hal-hal yang menjadi karakteristik dari kawasan ini.

(42)

b. Dublin Docklands

Dublin Docklands merupakan kawasan padat yang dekat dengan laut.

Kawasan yang berada tidak jauh dari pelabuhan ini merupakan kawasan dengan

peruntukan fungsi sebagai sektor ekonomi dan pendidikan.

Kawasan ini juga penggunakan proses regenerasi dalam mengembangkan

fungsi kawasan tersebut.

Yang menjadi sasaran dalam upaya regenerasi kawasan ini adalah untuk

meningkatkan taraf pendidikan, dan bertambahknya lapangan pekerjaan baru bagi

(43)

digunakan untuk Residential dan Komunitas, Komersil dan Retail, serta

Pariwisata.

3.4. Data Perancangan

Letak geografis daerah adalah sebagai berikut :

 Lokasi : Kecamatan Medan Maimun Kota Medan

 Nama Kawasan : Kawasan Pemukiman Kumuh Kampung Hamdan

 Tipe Kawasan : Kawasan Permukiman Kumuh

 Luas Kawasan : 58.665 m2

 Batas Wilayah :

a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Juanda

b. Sebelah Utara berbatasan dengan Komplek Multatuli

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Deli

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Multatuli dan Jalan Samanhudi

 Iklim : Tropis, suhu minimum 23°C – 24,1°C, suhu

maksimum 30,6°C – 33,1°C, kelembaban udara 60-95%

 Jenis Kawasan : Daerah pusat kota

(44)

Gambar 3.1: Garis kontur pada kawasan (Sumber. Google 2015)

(45)

3.5.1 Analisa UUD dan Peraturan

Pembahasan mengenai Undang – Undang dan peraturan dari bangunan dan lingkungan di sekitar tapak sangat terlihat dari tidak adanya kepatuhan hukum dan

peraturan yang ada di sekitar Kampung Hamdan ini seperti tidak adanya area

resapan sungai yang berupa garis sempadan sungai dan garis sempadan jalan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun

2011, kawasan Kampung Hamdan diperuntukkan sebagai kawasan CBD sehingga

dapat dimanfaatkan sebagai daerah pusat pemerintah, hutan kota, pusat

pendidikan, perkantoran, rekreasi dan permukiman.

Peraturan-peraturan site:

a. Garis Sempadan Bangunan : Mengatur jarak batas bangunan dengan batas

kapling, bisa batas depan, samping atau belakang.

GSB site berdarkan RTRW Kota Medan:

GSB untuk jalan Juanda: 15 meter

GSB untuk jalan Samanhudi: 15 meter

GSB untuk jalan Multatuli: 10 meter

GSB sungai Deli: 15 meter

b. KDB yaitu perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Menurut RTRW

Kota Medan, Koefisien Dasar Bangunan pada Site adalah 60%.

KDB bangunan = 60% x 5,87ha

(46)

c. KLB yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah ditetapakan total

luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100% untuk bangunan bertingkat.

KLB site = 4,5 x 5,87ha

= 26,415ha

d. Jumlah lantai maksimum yaitu perbandingan KLB dengan KDB.

Jumlah lantai= 26,415 / 4,322

= 6 lantai

e. KDH yaitu perbandingan luas daerah hijau pada lahan

KDH site = 25% x 5,87ha

= 1,47ha

Gambar 3.3: Data UUD dan Peraturan Kawasan Kampung Hamdan

(47)

Gambar 3.4: Rekomendasi Analisa UUD dan Peraturan

3.5.2 Analisa View

Gambar 3.5: Data view daerah sekitar Kampung Hamdan

(48)

Gambar 3.6: Rekomendasi dari permasalahan analisa view

Gambar 3.7: Rekomendasi dari potensi analisa view

3.5.3 Analisa Sosial dan Budaya

Kebiasaan masyarakat yang suka berkumpul menjadi sorotan utama di

(49)

Area berkumpul warga pun tersebar di banyak tempat, mulai dari area tepi sungai,

warung-warung makan, area ruang terbuka, bahkan pada jalan di dalam tapak.

Gambar 3.8: Gambar kegiatan masyarakat di tepi Sungai Deli

Kegiatan yang mereka lakukan juga cukup beragam, misalnya apabila

berkumpul di sungai mereka melakukan beberapa kegiatan seperti mandi,

mencuci baju, memancing, bahkan melakukan pembuangan akhir seperti buang

air bahkan buang sampah. Bisa dibayangkan bagaimana tercemarnya air sungai

apabila pembuangan itu tetap berlangsung walaupun kegiatan pokok masyarakat

di sungai lebih mengutamakan air yang bersih dan sehat karena akan digunakan

untuk konsumsi langsung seperti mandi bahkan minum.

Dilihat dari kebiasaan warga Kampung Hamdan yang tingkat sosialnya

sangat tinggi maka direncanakan untuk menyediakan ruang-ruang terbuka

(50)

Gambar 3.9: Rekomendasi dari analisa sosial dan budaya

3.5.4 Analisa Sirkulasi

Pada kawasan Kampung Hamdan ini terdapat banyak sekali jalan kecil

yang hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki dan sepeda motor. Bahkan becak, yang

sebagian besar warga gunakan sebagai kendaraan yang mendukung pekerjaan

mereka di kawasan tersebut sebagai penarik becak harus diparkirkan di rumah

(51)

pemukiman penduduk.

Gambar 3.10: Gambar situasi jalan pada tapak

Karena terlalu banyaknya jalan kecil yang berada di kawasan ini, apabila

berada di kawasan ini bisa saja orang tersesat dan tidak tahu jalan untuk keluar.

Kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 3.10. Perbatasan antar rumah warga pun

juga bisa digunakan sebagai jalur yang dapat ditembus untuk menuju suatu

daerah. Apabila orang yang baru saja berkunjung ke daerah ini pasti merasakan

seperti ada di sebuah labirin yang tidak ketahui di mana ujungnya karena setiap

sela rumah warga pasti dapat ditembus. Jalur ke sungai pun tidak dapat diketahui

dengan pasti karena tertutup oleh rumah warga. Jalan primer pada kawasan ini

terletak pada jalan sekitar tapak yaitu, Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Samanhudi, dan

Jalan Multatuli. Jalan sekundernya merupakan gang-gang kecil yang terdapat di

(52)

Gambar 3.11: Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki

(53)

Gambar 3.13: Data Analisa Kebisingan

Bagian tapak yang menghadap ke sumber kebisingan diusahakan terletak

pada penzoningan yang tidak memerlukan ketenangan misalnya ruang publik.

Pada bagian site yang menghadap sumber kebisingan terutama daerah di pinggir

jalan diberikan buffer misalnya tanaman. Peletakan bangunan agak menjauhi

sumber kebisingan juga dapat dilakukan.

(54)

3.6. Konsep Kawasan

3.6.1 Konsep Zoning Tapak

Penzoningan pada tapak terdiri dari 3, yaitu publik, privat, dan ruang hijau.

Zona-zona ini diletakan sesuai dengan urutan keintimannya. Zona publik

diletakan dekat dengan jalan dimaksudkan untuk memudahkan sirkulasi dan

pencapaiannya. Zona privat diletakkan lebih kedalam dekat dengan sungai

dimaksudkan untuk menjaga keprivasian dan keamanan. RTH diletakan ditengah

dimaksud sebagai pusat site, sebagai penghubung dan pedoman site.

Gambar 3.15: Zoning Hirarki

Penzoningan fungsi-fungsi ditentukan berdasarkan fungsinya, pencapaian,

(55)

Gambar 3.16: Zoning Fungsi

KETERANGAN

1. Pasar

2. Parkir

3. Rusun

4. Sekolah

5. RTH

6. Sport ground

7. Pusat Olahraga

8. Parkir

9. Pusat seni dan

budaya

10. Taman komunitas

11. Plaza

12. Sungai Deli

13. Pusat kuliner

(56)

Hubungan kedekatan antar fungsi yang membantu dalam penentuan

perletakan fungsi dalam tapak.

Gambar 3.17: Matriks

Alur ruang dalam site membantu perencanaan sirkulasi dari luar ke dalam

site dan dari dalam ke luar site.

(57)

a. Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki

Pencapaian pejalan kaki ke site dapat melalui pedestrian Jl.Mutatuli,

pedestrian Jl.Juanda dan pedestrian Jl.Samanhudi. Adanya pedestrian di sepanjang

site yang berbatasan dengan jalan bertujuan untuk memfasilitasi pejalan kaki.

Entrance utama pejalan kaki berada di Jl.Mutatuli. Hal ini dikarenakan

intensitas kendaraan yang lebih sedikit dan banyaknya pejalan kaki. Entrance

Kedua juga terletak di Jl.Mutatuli. Entrance ketiga dan keempat terletak di Jl

Juanda.

(58)

Konsep sirkulasi pejalan kaki dalam site adalah pejalan kaki dapat

mengakses setiap sudut site sehingga perlunya penghubung sirkulasi pejalan kaki

antar fungsi.

Adanya sirkulasi pejalan kaki yang menghubungkan pedestrian Jl.Mutatuli

dan perdestrian Jl.Juanda dari dalam site agar memudahkan pejalan kaki

mengakses site.

Site yang terpisah oleh sungai dihubungkan dengan jembatan yang hanya

dapat dilalui pejalan kaki.

Gambar 3.20: Konsep sirkulasi pejalan kaki dari dalam ke luar site

b. Konsep Sirkulasi Kendaraan

Pencapaian kendaraan ke site dapat melalui Jl.Mutatuli (2 arah), Jl.Juanda

(2 arah) dan Jl.Samanhudi (2 arah). Entrance utama berada di Jl.Mutatuli. Hal ini

(59)

dari kawasan. Dengan bentuk site seperti ini sirkulasi radial akan memudahkan

dalam pencapaian setiap fungsi dan memperjelas arah sirkulasinya.

Gambar 3.21: Konsep sirkulasi kendaraan dari luar ke dalam site

Sirkulasi radial yang digunakan hanya satu arah. Hal ini dimaksudkan agar

tidak terjadi sirkulasi yang silang antar kendaraan yang dapat memicu kemacatan.

Entrance kedua dan ketiga hanya digunakan untuk keluar site. Hal ini

dimaksudkan untuk memusatkan sirkulasi pada RTH sesuai dengan konsep

sirkulasi radial.

Jalur kendaraan yang mengarah ke belakang site dimaksudkan 2 arah. Hal

ini bertujuan untuk memudahkan jalur bus dan kendaraan yang berkelilingi dalam

(60)

Gambar 3.22: Konsep sirkulasi kendaraan dari dalam ke luar site

3.6.3 Konsep Penataan Kawasan

(61)

1) Parkir Pasar

Diletakkan di area ini agar dekat dengan sirkulasi kendaraan dalam site

sehingga akses keluar lebih mudah.

2) Bangunan Pasar

Diletakkan di area ini agar pasar yang merupakan fungsi publik akan lebih

mudah dicapai dari luar site dan penghuni rusun.

3) Parkir Sekolah

Diletakkan di area ini agar sirkulasi fungsi ini tidak mengganggu sirkulasi

Jl.Multatuli sehingga tidak menimbulkan kemacetan.

4) Bangunan Sekolah

Diletakkan di area ini agar mudah dicapai dari luar site, rusun, dan sekolah

mudah mengakses gedung olahraga / gedung kesenian serta fungsi publik ini tidak

mengganggu fungsi private.

5) Parkir Rusun

Diletakkan di area ini agar dekat ke entrance ketiga sehingga memudahkan

akses keluar masuk rusun.

6) Bangunan Rusun

Diletakkan di area ini untuk menghindari kebisingan dari jalan,

memberikan privasi dan memudahkan akses ke semua sudut site

7) Sport ground

Diletakkan di area ini sebagai koneksi fungsi rusun dan gedung olahraga

(62)

Diletakkan di area ini untuk memudahkan akses ke dan dari fungsi lain

yang berhubungan dengan fungsi ini

9) Taman komunitas

Diletakkan di area ini sebagai ruang koneksi komunitas dari fungsi gedung

seni-budaya dan gedung olahraga

10) Parkir Umum

Diletakkan di area ini untuk memudahkan akses parkir dari entrance utama

dan agar parkiran mudah diakses dari gedung seni budaya dan gedung olahraga

11) Gedung Pusat Kesenian

Diletakkan di area ini agar mudah terlihat dari tiga jalan sehingga menjadi

ikon kawasan dan memudahkan akses dari gedung olahraga ke taman komunitas

serta plaza

12) Plaza

Diletakkan di area ini untuk memenuhi peraturan dan UU tentang GSB

sungai, sebagai ruang komunal, pelestarian sungai dan sebagai salah satu daya

tarik dari kawasan ini

13) Amphitheater

Diletakkan di area ini agar lebih dekat ke pusat seni budaya, taman

komunitas, dan plaza.

14) Pasar Kuliner

Diletakkan di area ini sebagai wadah untuk warga yang berdagang kaki

(63)

Konsep bentukan massa memperhitungkan arah view, pencahayaan,

sirkulasi, pengudaraan, dan tipikal ruang yang dibutuhkan.

Gambar 3.24: Konsep Bentukan Massa

3.6.5 Konsep Ketinggian Bangunan

Dari segi UU dan peraturan, ketinggian maksimum bangunan di kawasan

ini adalah 6 lantai. Bangunan di sekitar tapak memiliki ketinggian 1-5 lantai.

Dalam kawasan ini fungsi yang paling utama adalah rusun sehingga

rusunlah yang tertinggi di site yaitu 6 lantai. Oleh karena itu fungsi-fungsi lainnya

tidak boleh melebihi tinggi rusun yaitu sekitar 3-4 lantai. Hal ini terlihat pada

(64)

Gambar 3.25: Konsep Ketinggian Bangunan

Selain itu, dengan adanya perbedaan ketinggian di dalam kawasan

diharapkan dapat tercipta skyline dalam kawasan tersebut.

Gambar 3.26: Skyline dari Jalan Ir. H. Juanda

(65)
(66)

BAB IV

(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)

PENGANTAR FUNGSI

Pada perancangan ini diasumsikan permukiman padat kampung hamdan

merupakan salah satu proyek pemerintah dalam usaha merevitalisasi permukiman

kumuh. Kawasan ini nantinya akan berubah nama menjadi ‘Kawasan Terpadu Hamdan’.

Pada kawasan ini akan dibangun sekolah, rusun, pasar, gedung olahraga,

dan gedung kesenian yang bertujuan untuk mengalokasi permukiman penduduk

serta meningkatkan perekonomian di daerah tersebut. Tema yang digunakan pada

kawasan ini adalah urban regeneration.

Pada skripsi ini, penulis lebih membahas tentang bangunan sekolah yang

akan dirancang pada kawasan ini. Sekolah yang akan dirancang merupakan

(74)
(75)

ISU SEKOLAH NATIONAL PLUS

6.1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam peraancangan Sekolah Negeri di

Kawasan Terpadu Hamdan ini adalah :

1. Bagaimana meningkatkan sarana fisik pendidikan agar dapat membantu proses

belajar dan mengajar.

2. Bagaimana memanfaatkan kondisi tapak agar dapat menjadi fungsional dalam

menambah pengetahuan siswa.

3. Bagaimana menerapkan tema yang digunakan pada bangunan sekolah.

4. Bagaimana mengintegrasikan keadaan bangunan sekitar dalam desain.

6.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakannya perancangan ini adalah :

 Merancang sekolah national plus di kota Medan, khususnya di Kawasan

Terpadu Hamdan agar rakyat mampu bersaing pada era globalisasi ini.

 Menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung proses pembelajaran

anak-anak yang bersekolah di sekolah ini.

 Memberikan keringanan biaya terhadap anak-anak yang kurang mampu,

khususnya anak-anak yang tinggal di rusun Kawasan Terpadu Hamdan untuk

(76)

6.3. Metode Perancangan

6.3.1 Pendekatan Masalah

Pendekatan perancangan yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah

perancangan ini adalah :

 Melakukan survei terhadap lokasi tapak.

 Melakukan studi pustaka yang berhubungan dengan judul dan tema untuk

mendapatkan informasi.

 Melakukan studi literatur mengenai sekolah dari buku dan internet.

6.3.2 Lingkup/ Batasan Perancangan

Batasan proyek digunakan dalam menentukan sejauh mana kajian yang

akan dilakukan. Batasan dalam proyek perancangan ini adalah:

 Hanya membahas masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang sebuah

sekolah.

 Kajian arsitektur akan dibatasi oleh tema dalam penyelesaian kasus ini yaitu

arsitektur kontemporer.

6.3.3 Asumsi

Oleh karena kasus perancangan bersifat fiktif, maka diperlukan beberapa

asumsi sebgai dasar perencanaan dan perancangan yaitu:

a. Proyek ini merupakan proyek pemerintah yang dijual kepada pihak swasta

b. Dalam proyek ini, fungsi telah ditetapkan oleh pemerintah

c. Dana tidak terbatas

d. 75% dari total siswa yang belajar di sekolah tersebut merupakan anak dengan

(77)

yang tinggal di rusun Kawasan Terpadu Hamdan dan mendapatkan beasiswa

(78)
(79)

DESKRIPSI PERANCANGAN SEKOLAH NATIONAL PLUS

7.1. Definisi dan Spesifikasi Judul Bangunan

Sekolah Nasional Plus adalah sekolah-sekolah yang menggunakan

kurikulum Nasional Indonesia dan kurikulum lain misalnya kombinasi dengan

kurikulum dari negara lain atau dari badan akreditasi tertentu.

Spesifikasi yang digunakan oleh ANPS (Association of National Plus

Schools) untuk menilai apakah sebuah sekolah bisa digolongkan sebagai sekolah

Nasional Plus adalah sebagai berikut:

a. Kebijakan dan Prosedur Sekolah yaitu visi dan misi sekolah serta struktur

manajemen, kebijakan, proses dan prosedur di dalam sekolah tersebut.

b. Lingkungan dan Kebudayaan Indonesia yaitu pengetahuan serta penghargaan

mengenai nilai & keragaman budaya serta lingkungan hidup di Indonesia.

c. Bahasa Pengantar yang digunakan adalah bahasa Inggris dan Indonesia.

d. Pengembangan Profesional yaitu komitmen sekolah untuk mengembangkan

karyawannya secara berkesinambungan.

e. Hasil Pembelajaran yaitu pengembangan dan penggunaan kurikulum nasional

& internasional.

f. Program Pembelajaran dan Pengajaran yaitu program pendidikan, metode

(80)

g. Sumber Daya dan Fasilitas Kecukupan sumber daya dan fasilitas untuk

mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan seperti rasio guru dan murid

serta standar keamanan.

7.2. Tema Bangunan

7.2.1 Alasan Pemilihan Tema

Tema bangunan yang terdapat dalam suatu kawasan harus memiliki ciri

yang sama. Mengingat Kawasan Terpadu Hamdan berada di pusat kota serta

bentuk bangunan yang perlu disesuaikan dengan fungsi-fungsi bangunan dalam

kawasan ini, maka tema bangunan yang cocok digunakan pada kawasan ini adalah

arsitektur kontemporer.

Dengan estetika bangunan, orang-orang akan tertarik untuk datang ke

kawasan ini, serta murid-murid yang bersekolah di Sekolah National Plus

Hamdan akan lebih bersemangat untuk belajar di sekolah tersebut. Selain estetika

bangunan, fungsi dan struktur di dalam bangunan juga perlu diperhatikan.

7.2.2 Pengertian Arsitektur Kontemporer

Beberapa pengertian Arsitektur Kontemporer adalah sebagai berikut:

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arsitektur adalah seni

bangunan sedangkan kontemporer adalah masa kini, kekinian atau dewasa ini.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Arsitektur Kontemporer adalah seni bangunan

yang sedang berkembang sekarang atau masa kini.

 Menurut Konemann dalam bukunya yang berjudul “World of Contemporary

Architecture XX”, Arsitektur Kontemporer adalah suatu gaya arsitektur yang

(81)

arsitektur, berusaha menciptakan suatu kenyataan yang nyata-terpisah dari

suatu komunitas yang tidak seragam.

 Menurut Sumalyo dalam bukunya “Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX”. Arsitektur Kontemporer adalah bentuk-bentuk aliran arsitektur

yang tidak dapat dikelompokkan dalam suatu aliran arsitektur atau sebaliknya

berbagai arsitektur tercakup di dalamnya.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan

pengertian Arsitektur Kontemporer, yaitu:

“Arsitektur Kontemporer adalah aliran arsitektur yang lahir pada akhir abad XX

dan memiliki kebebasan berekspresi dan berusaha untuk menampilkan suatu yang

berbeda dari komunitas di sekitarnya yang merupakan sebuah aliran baru atau

penggabungan dari beberapa aliran arsitektur.”

7.2.3 Interpretasi Arsitektur Kontemporer

Menurut Konemann, ciri-ciri Arsitektur Kontemporer, yaitu:

 Ekspresi bangunan bersifat subjektif

 Kontras dengan lingungan sekitar

 Bentuk simple namun berkesan kuat

Menurut Laporan Mata Kuliah Seminar Arsitektur mengenai Arsitektur

Kontemporer di Bali, ciri-ciri Arsitektur Kontemporer dibagi berdasarkan 3 faktor

penentu, yaitu sebagai berikut:

(82)

 Menggunakan bahan-bahan yang baru berkembang dan terkesan artificial

(buatan atau hasil pabrikasi).

 Faktor Warna

 Dominasi satu warna

 Menggunakan warna-warna monokromatik

 Mencolok dari lingkungan sekitar

 Faktor Bentuk

 Bermain dengan bentuk geometris

 Bentuk simple, tegas dan dinamis

 Cenderung mencolok dari lingkungan sekitar

 Personal dan ekspresi yang subjektif

 Cenderung tidak menggunakan ornamen

 Mengekspresikan teknologi

 Teori elementer (ukuran kolom, balok, dinding, perbadingan panjaang dan

lebar, dan lain-lain) tidak diperhitungkan lagi

Dari kedua rincian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa interpretasi

tema Arsitektur Kontemporer yang akan digunakan pada bangunan sekolah, yaitu

sebagai berikut:

 Bentuk sederhana, tapi kuat dan dinamis

 Menggunakan warna-warna monokromatik

 Terlihat mencolok dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya

(83)

7.3.1 Studi Banding Fungsi Sejenis

1. SMP Negeri 1 Medan

SMP Negeri 1 Medan adalah salah satu Sekolah Menengah

Pertama Negeri yang ada di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia terletak di Jalan

Bunga Asoka no 6, Medan. Sama dengan SMP pada umumnya

di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMPN 1 Medan ditempuh dalam waktu

tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas VII sampai Kelas IX.

a. Jumlah Siswa

Jumlah Siswa Kelas VII adalah 398 orang

Jumlah Siswa Kelas VII adalah 248 orang

Jumlah Siswa Kelas VII adalah 216 orang

Total Siswa di SMP Negeri 1 adalah 862 orang

b. Jumlah Tenaga Pengajar dan Pegawai

Jumlah Tenaga Pengajar : 73 orang

Jumlah Tenaga Tata Usaha : 6 orang

Jumlah Tenaga Perpustakaan : 1 orang

(84)

c. Jumlah Beban Belajar

 Kantor Kepala Sekolah

 Kantor Wakil Kepala Sekolah

 Kantor Guru

 Ruang Bimbingan Konseling

 Ruang Seni Musik

 Taman Sanggar pramuka

 Ruang Tata Usaha

 Ruang Pengelolaan Sampah 3R

(85)

Lapangan Voli Lapangan Sepak Bola

Ruang Kelas Ruang 3R (Reduce, Reuse, Recyle)

Aula Perpustakaan

(86)

e. Kegiatan Pembiasaan Sekolah

Bintal Setiap Hari Jumat Lomba Kebersihan Kelas

f. Kegiatan Ekstrakulikuler Sekolah

Pramuka Palang Merah Remaja Sepak Bola

Tari Menanam tumbuhan Paskibra

Tanggapan:

1. SMP Negeri 1 Medan mempunyai lahan yang sangat luas sehingga dapat

memiliki 3 lapangan olahraga. Sebaiknya ada lapangan yang digabung

fungsinya sehingga dapat menampung fungsi lainnya ataupun memanfaatkan

bangunan yang berada di dalam kawasan.

2. SMP Negeri 1 Medan mempunyai fasilitas yang lumayan lengkap.

3. Bentuk dan fasad bangunan termasuk monoton, seperti sekolah-sekolah pada

(87)

SD-SMP Holy Faithful Obedient National Plus School adalah salah

sekolah swasta yang ada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia terletak di Jalan

Kamboja no 18, Depok. Sekolah ini menggunakan kurikulum Singapore dan

KTSP, serta menyelenggarakan pendidikan yang professional, Kristiani, dan

berwawasan global dalam iptek, seni, dan sains.

a. Jumlah Siswa

Jumlah Siswa SD adalah 397 orang

Jumlah Siswa SMP adalah 58 orang

b. Tenaga Pengajar

Tenaga Pengajar di sekolah ini merupakan sarjana (S1)

c. Fasilitas

 Laboratorium Komputer

 Laboratorium Bahasa

 Laboratorium IPA

 Kantin yang steril

 Toilet yang bersih

(88)

d. Aktivitas

Seni Paskibra

Tanggapan:

1. Bentuk dan fasad bangunan termasuk monoton, seperti sekolah-sekolah

pada umumnya.

2. Memanfaatkan fungsi bangunan yang ada di dalam kawasan sebagai

penunjang fasilitas sekolah.

3. Bangunan SD dan SMP terdapat dalam satu gedung.

(89)

Kav. G-8, Jakarta.. Sekolah ini terdiri atas beberapa tingkat yaitu TK, SD, SMP,

dan SMA. Bangunan sekolah terdiri atas 9 lantai dan 2 basement.

Fasilitas:

 Lapangan basket indoor dan

lapngan bulu tangkis

 Playground

 Laboratorium Komputer

 Laboratorium IPA

 Studio Musik

 Pusat Drama

 Ruangan Full AC

 Loker

 Klinik Kesehatan

 Tempat Konselor

 Konektivitas Wi-Fi yang dapat

diakses pada segala area di

sekolah

Ruang Tari Lapangan basket Ruang Seni

(90)

Tanggapan:

1. Penggunaan basement pada bangunan untuk menghindari kemacetan yang

sering terjadi di sekolah.

2. Penyediaan fasilitas yang lengkap serta modern.

3. Desain pada fasad bangunan agak berbeda dengan desain sekolah pada

umumnya.

7.3.2 Studi Banding Tema Sejenis

1. Habitat 67 di Montreal, Kanada

Habitat 67 terdiri 354 prefabrikasi konkrit identik yang disusun dalam

berbagai kombinasi, dengan tinggi mencapai 12 lantai. Bangunan ini membentuk

146 tempat tinggal dari berbagai ukuran dan konfigurasi, masing-masing

terbentuk dari satu sampai delapan unit beton terkait. Kompleks awalnya berisi

158 apartemen, tetapi beberapa apartemen telah digabung untuk membentuk unit

yang lebih besar. Setiap unit terhubung ke setidaknya satu teras pribadi, yang

dengan ukuran antara 20 sampai 90 m2. Project yang impresif ini memiliki tema

kekokohan/kekekaran dan memiliki konsep bangunan masa depan pada interior,

pilar lift, plaza, jalan pedestrian, dan teras gantung. Ukuran kamar tidur bervariasi

dari 1 bedroom(luas: 56 m2) sampai dengan 4 bedroom (luas: 167,5 m2). Untuk

(91)

komplek hunian ini.

Pada bangunan ini juga terdapat 3 lift utama, sebagai transportasi vertical,

lift ini berhenti pada setiap 4 lantai, untuk melayani akses ke jalan pedestrian, dan

selanjutnya dari jalan tersebut terhubung ke hunian masing-masing.

Pada bulan Maret 2012, Habitat 67 memenangkan secara online polling

Arsitektur Lego dan merupakan kandidat yang akan ditambahkan ke daftar

bangunan terkenal yang menginspirasi khususnya replika Lego. Blok lego

benar-benar digunakan dalam perencanaan awal untuk Habitat; menurut perusahaan

Safdie ini, "model awal proyek yang dibangun menggunakan Lego dan iterasi

berikutnya juga dibangun dengan Lego".

Habitat 67 menggunakan gaya arsitektur kontemporer, sehingga bangunan

ini tidak terlihat monoton dan mempermainkan lekukan pada fasadnya.

Ruangan-ruangan disusun secara acak seperti dalam Lego sehingga menciptakan sesuatu

yang berbeda. Habitat 67 juga didesain dengan satu warna yang monokromatik

dan menggunakan bentuk yang simple yaitu kubus yang juga melambangkan

pengetahuan, kejujuran dan kesempurnaan moral.

(92)

Apartemen Harbour Isle dirancang oleh arsitek Denmark Lundgaard &

Tranberg. Bangunan apartemen ini memiliki pemandangan laut yang indah dan

merupakan bagian dari daerah Havneholmen baru Kopenhagen, yang dikenal

sebagai bekas kawasan industri yang telah berubah menjadi daerah pemukiman

dan bisnis.

Proyek bangunan apartemen ini terdiri dari 236 apartemen di dua blok

yang berbentuk U dengan halaman dalam yang terbuka ke pelabuhan. Fasad

bangunannya yang di desain persegi dan dengan bentuk-bentuk susunan yang

tidak beraturan menbuat mata tergelitik untuk melihatnya, ditambah dengan

warnanya yang keseluruhan putih dengan partisi kaca yang tipis membuat

bangunan tampak elegan.

Arsitek Lundgaard & Tranberg telah mencampurkan fasad dan atap dalam

kerangka rencana perkotaan yang didirikan, menciptakan interaksi komposisi atap

miring dan rendah serta roof garden. Ada berbagai macam unit perumahan dalam

kompleks yang terdiri dari Gate House, Townhouse, Garden House, Canal House

dan Menara apartemen yang terlihat di fasad, balkon dan teluk.

Apartemen Harbour Isle menggunakan tema arsitektur kontemporer pada

desain bangunannya. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan material kaca, warna

bangunan yang berwarna putih serta penggunaan bentuk bangunan yang

(93)

Gambar 7.1: Data bangunan sekitar

7.5. Analisa

7.5.1 Analisa Sirkulasi

Sirkulasi menuju site dapat dilalui dari Jalan Multatuli maupun dari dalam

Kawasan Terpadu Hamdan. Sirkulasi dari dalam kawasan dapat dicapai dengan

kendaraan mobil, sepeda motor, maupun bus dalam kawasan. Sirkulasi menuju

(94)

pada sekolah dan tidak tersedianya area drop off untuk menaikkan maupun

menurunkan anak. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya area drop off yang

disediakan oleh sekolah serta penambahan parkir pada sekolah. Bila lahan sekolah

kurang untuk memuat parkir yang banyak, sekolah dapat menyediakan basement

sebagai tempat parkir.

Gambar 7.2: Masalah, potensi dan rekomendasi analisa sirkulasi

7.5.2 Analisa Kebisingan

Tingkat kebisingan sangat mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah.

Sekolah tentunya memerlukan ketenangan agar murid-murid dapat berkonsentrasi

untuk belajar. Sekolah berbatasan dengan pasar, Jalan Multatuli, dan RTH yang

tingkat kebisingannya tinggi. Akan tetapi, Jalan Multatuli tidak dilalui oleh

angkutan umum sehingga Jalan Multatuli memiliki tingkat kebisingan yang tinggi

pada saat-saat tertentu, begitu pula dengan RTH. Untuk mengatasi hal tersebut,

dapat ditanam vegetasi pohon di sekitar tapak yang ingkat kebisingannya tinggi

untuk meredam suara bising ataupun menggunakan material dinding bangunan

(95)

Gambar 7.3: Masalah, potensi dan rekomendasi analisa kebisingan

7.6. Program Ruang

7.6.1 Analisa Kegiatan dan Pemakai

Diagram Alur Kegiatan

a. Siswa

(96)

b. Guru

Diagram 7.2: Diagram alur kegiatan guru

c. Pegawai

Diagram 7.3: Diagram alur kegiatan pegawai

d. Orang Tua

(97)

a. Siswa

Diagram 7.5: Diagram alur pemakai siswa

b. Guru

(98)

c. Pegawai

Diagram 7.7: Diagram alur pemakai pegawai

d. Orang Tua

Gambar

Gambar 3.1: Garis kontur pada kawasan
Gambar 3.3: Data UUD dan Peraturan Kawasan Kampung Hamdan
Gambar 3.5: Data view daerah sekitar Kampung Hamdan (Sumber : Survey langsung ke lapangan)
Gambar 3.6: Rekomendasi dari permasalahan analisa view
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada pembahasan perencanaan dan perancangan Sekolah Dasar Islam Terpadu di Kaliwungu, lebih ditekankan pada bagaimana mewadahi aktifitas sebagai bangunan pendidikan dan

Desain: pos jaga yang berada di ujung jalur yang berbatasan dengan komplek lain (B2, B3 dan B5) dibuat terpadu dengan ruang terbuka yang memanfaatkan bagian ujung jalan dan