• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasar Kawasan Terpadu Hamdan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pasar Kawasan Terpadu Hamdan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN

II.1. Judul

Judul dari perancangan adalah “Kawasan Terpadu Hamdan, Medan Maimun - Sumatera Utara” yang merupakan kawasan terpadu multifungsi yang berada di kawasan CBD sebagai wujud dari revitalisasi permukiman kumuh Hamdan.

Sesuai dengan UU No. 4/1992 pasal 27, lingkup penanganan lingkungan permukiman kumuh mencakup hal-hal sebagi berikut:

1. Perbaikan dan pemugaran

Secara konseptual, implementasi prinsip perbaikan dan pemugaran meliputi :

 Revitalisasi adalah upaya menghidupkan kembali suatu kawasan mati,

yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan dan mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki oleh sebuah kota,

 Rehabilitasi merupakan upaya mengembalikan kondisi komponen

fisik lingkungan permukiman yang mengalami degradasi,

 Renovasi adalah melakukan perubahan sebagian atau beberapa bagian

dari komponen pembentukan lingkungan permukiman,

 Rekontruksi merupakan upaya mengembalikan suatu lingkungan

(2)

 Preservasi merupakan upaya mempertahankan suatu lingkungan

pemukiman dari penurunan kualitas atau kerusakan. Penanganan ini bertujuan untuk memelihara komponen yang berfungsi baik dan mencegah dari proses penyusutan dini (kerusakan), misalnya dengan menggunakan instrument: ijin mendirikan bangunan (IMB). Ketentuan atau pengaturan tentang: Koefisien Lantai Bangunan, Koefisien Dasar Bangunan, Garis Sempadan Bangunan, Garis Sempadan Jalan dan Garis Sempadan Sungai .

2. Peremajaan

Peremajaan adalah upaya pembongkaran sebagian atau keseluruhan lingkungan perumahan dan pemukiman dan kemudian di tempat yang sama dibangun prasarana dan sarana lingkungan perumahan dan pemukiman baru yang lebih layak dan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai pemanfaatan lahan yang optimal sesuai dengan potensi lahannya.

3. Pengolahan dan pemeliharaan berkelanjutan

Pengolahan dan pemeliharaan berkelanjutan adalah upaya-upaya untuk mencengah, mengendalikan atau mengurangi dampak negatif yang timbul, serta meningkatkan dampak positif yang timbul terhadap lingkungan hunian.

II.2. Tema

II.2.1. Definisi

(3)

segi sosial, ekonomi, fisik dan lingkungan menjadi masyarakat dengan pola kehidupan yang lebih baik tanpa mengubah karakteristik masyarakatnya.

II.2.2. Interpretasi Tema

Tiga syarat kawasan urban regeneration, yaitu:

1. Urban centre yaitu memiliki jaringan transportasi yang kuat,

terdapat CBD dengan tata guna lahan yang padat dan harga lahan tinggi.

2. Informal settlement yaitu tingkat kemiskinan yang tinggi, lingkungan

kumuh dan tidak sehat, rendahnya kualitas hidup, tingkat kriminalitas yang tinggi

3. Exclusion areas yaitu kurangnya fasiitas lingkungan

Spesifikasi tema urban regeneration adalah sebagai berikut :

1. Desain untuk ruang publik yang inklusif dan aman dalam segala bentuk dari grand intim.

2. Tentukan ruang terbuka hijau dalam rencana pembangunan.

3. Membuat rute pejalan kaki hijau yang komprehensif di sekitar dan / atau di setiap tapak.

4. Berikan prioritas untuk kebutuhan pejalan kaki dan pengendara sepeda dalam pengembangan dan jalan pada tapak.

5. Menyediakan layanan bus.

6. Tentukan maksimum jarak berjalan kaki ke halte bus dan angkutan umum lainnya.

(4)

8. Menetapkan standar maksimum tempat parkir satu mobil per hunian bagi semua pembangunan pemukiman baru perkotaan 9. Memberlakukan pembatasan ketat atas penggunaan mobil

pribadi, seperti biaya parker

10.Membangun dan mengembangkan potensi keterampilan di daerah tersebut

11.Memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat lokal

12. Memprioritaskan masyarakat lokal ketika melakukan perbaikan lingkungan lokal dan mengembangkan fasilitas masyarakat

13.Menyediakan bangunan sekolah, untuk mengakomodasi peningkatan jumlah murid pada masa depan dengan fasilitas berkualitas tinggi

14.Menciptakan lapangan kerja

II.3. Studi Banding

II.3.1. Studi Banding Perancangan Sejenis

(5)

Dalam merenovasi Kampung Stren konsep yang diterapkan adalah prinsip Kampung Jogo Kali. Artinya adalah menjaga kebersihan sungai, menjaga lingkungan kampung yang sehat dan tidak mencemari sungai, menghadapkan bangunan/rumah ke arah sungai, menjaga ikatan social dan budaya kampong.

(6)

2. Revitalisasi China Town Sebagai Kawasan Bersejarah Etnis Tionghoa

di Singapura

Gambar II.3. Peta Lokasi China Town di Singapura

Kota tua kawasan bersejarah ini memiliki potensi yang besar dikembangkan dengan memanfaatkan kembali bangunan-bangunan yang sudah ada (adaptive re-use) sesuai fungsi lama atau bahkan fungsi yang sama sekali baru.

Kekayaan arsitektural pada masa lampau adalah nilai lebih dan potensi yang besar. Maka dalam hal ini harus dipertahankan atau dibangun kembali seperti aslinya (restorasi).

Skenario pariwisata yang ditawarkan China Town adalah :

 Menjadi distrik tersebut sebagai lokasi pusat-pusat budaya dan kesenian

(7)

Gambar II.4. Kondisi China Town Dari Waktu Ke Waktu

II.3.2. Studi Banding Tema Sejenis

1. New East Manchester

(8)

New East Manchester berada di tepi Manchester City Centre ke batas timur kota atau East Manchester dengan luas lahan lebih dari 1900 ha.

Upaya yang dilakukan untuk meregenerasi kawasan ini adalah sebagai berikut :

 Memasarkan dan mempromosikan daerah

 Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan program sosial dan ekonomi

seperti New Deal untuk komunitas tunggal, zona pendidikan, zona kesehatan, zona olahraga, Kelurahan Ancoats, pembaharuan dana dalam pemasaran rumah

 Fokus utama pendanaan public secara efektif - £ 150 m per tahun

 Mengamankan sumber daya public dan sector swasta untuk memberikan

(9)
(10)

II.4. Data

II.4.1. Lokasi Perancangan

1. Data Kawasan

Letak geografis daerah adalah sebagai berikut :

Lokasi : Kecamatan Medan Maimun Kota Medan

a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

b. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Pulau Kabupaten Deli Serdang.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

(11)

.

Gambar II.7. Lokasi Kawasan

2. Lokasi Site

Lokasi : Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Luas Area : ± 5,87 Ha

Kasus Perancangan : Kawasan Pemukiman Kumuh Kampung Hamdan Status Perancangan : Tidak nyata

Kontur Lahan : Berkontur

(12)

Gambar II.8. Peta Site

3. Ketentuan Site

 GSB (Garis Sempadan Bangunan)

GSB untuk Jl. Ir. Juanda : 15 m GSB untuk Jl. Samanhudi : 15 m GSB untuk Jl. Multatuli : 10 m GSB untuk Sungai Deli : 15 m

 KDB (Koefisien Dasar Bangunan) KDB = 60% x 5,87 ha

= 4,322 ha  KLB (Koefisien Lantai Bangunan) KLB = 4,5 x 5,87 ha

= 26,514 ha  KDH (Koefisien Daerah Hijau) KDH = 25% x 5,87 ha

(13)

4. Kriteria Lokasi

Untuk menentukan lokasi perancangan perlunya

mempertimbangkan kriteria-kriteria pada site yang dipilih. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya :

Tabel 1. Kriteria Pemilihan Lokasi Perancangan

NO. KRITERIA LOKASI

kawasan ini yaitu, Jalan Ir. H. Juanda,

3. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan seperti fungsi

perbelanjaan dan bangunan publik lainnya atau disekitar permukiman yang belum ada

4. Peraturan Tanah milik kesultanan.

Nilai lahan cukup tinggi untuk daerah komersial.

(14)

5. Topografi

Site ini memiliki kontur terutama area yang dekat dengan sungai dan

perbedaan setiap konturnya adalah 1 meter.

Gambar II.9. Peta Kontur Site

II.4.2. Isu

 Lingkungan Padat

(15)

bagian dalam kawasan, sehingga mengakibatkan sangat cepat penyebaran api karena jarak rumah yang sangat rapat dan material rumah yang mudah terbakar.

 Lingkungan Kumuh

Kondisi lingkungan kawasan ini sangat mengenaskan. Kondisi bangunan yang berbatasan dengan jalan memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi perumahan yang berbatasan langsung dengan sungai. Kondisi rumah yang berbatasan langsung dengan sungai hanya berdindingkan triplek, kolom kayu dan atap seng dengan konstruksi yang tidak kokoh sehingga sewaktu- waktu rumah ini dapat roboh. Dan jika terjadi hal ini akan membahayakan dan merugikan pemilik rumah.

Gambar II.10. Foto Kondisi Lingkungan Site

 Lingkungan yang Tidak Sehat

(16)

Serta ada juga rumah yang sampahnya bukan hanya diluar rumah tetapi didalam rumah juga banyak berserakan sampah.

II.5. Analisa

II.5.1. Analisa Undang-Undang

Gambar II.11. Analisa Undang-Undang

(17)

II.5.2. Analisa Sosial Budaya

Hubungan sosial masyarakat pada kawasan ini sangat erat, ini merupakan suatu perilaku yang positif dan potensi kawasan. Ini dapat dilihat dari interaksi yang sering terjadi, banyak kegiaan yang dilakukan bersama.

Gambar II.12. Perilaku Positif

(18)

Gambar II.13. Perilaku Negatif

(19)

Gambar II.14.b. Analisa View

Masalah yang terjadi pada view adalah view yang tidak bagus. Terutama pada arah utara, site dibelakangi oleh deretan ruko multatuli.

Potensi view yang ada pada kawasan hamdan ini adalah dibagian barat terdapat sungai dan selatan terdapat JL.Samanhudi dan Jl.Juanda.

Rekomondasi dari sudut pandang view adalah membuat tanaman buffer

(20)

II.5.4. Analisa Sirkulasi

1. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki

Gambar II.15. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki

Pedestrian yang terlalu sempit dan dengan kondisi yang buruk. Karena kondisi seperti ini sebaiknya pedestrian didesain kembali dengan memenuhi persyaratan dan kenyamanan.

2. Analisa Sirkulasi Kendaraan

(21)

kendaraan yang melaluinya paling sedikit dari pada Jl.Juanda dan Jl.Samanhudi serta untuk menghindari kemacetan. Sedangkan Jl Juanda merupakan jalan arteri primer Kota Medan. Jl.Samanhudi tidak direkomondasikan sebagai entrance utama karena Jl.Samanhudin yang memalui site tidak panjang dan diantara 2 simpang yang berdekatan sehingga dapat memicu kemacetan serta memiliki intensitas kendaraan yang lebih tinggi dari pada Jl.Multatuli.

Gambar II.16. Analisa Sirkulasi Kendaraan

Untuk memudahkan sirkulasi dalam site disarankan diadakannya transfortasi dalam site seperti bus dan tempat pemberhentiannya (halte).

(22)

II.5.5. Analisa Kebisingan

Gambar II.17. Analisa Kebisingan

Area yang tingkat kebisingannya paling tinggi adalah area yang berbatasan langsung dengan jalan. Sedangkan area yang tingkat kebisingannya rendah adalah area yang dekat dengan sungai.

(23)

II.6. KONSEP

II.6.1. Zoning

Fungsi publik (sekolah, pasar, gedung seni budaya dan gedung olahraga) diletakan dibagian site yang berbatasan langsung dengan jalan. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan akses ke fungsi yang bersifat publik. Fungsi yang bersifat private (rusunawa) diletakan dibagian site yang berbatasan dengan sungai karena untuk memprivatkan fungsi tersebut.

(24)

Gambar II.19. Zoning fungsi

II.6.2. Matriks dan Flowchart

(25)

II.6.3. Konsep

1. Konsep Sirkulasi

Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki

Konsep sirkulasi pejalan kaki dari Kawasan Terpadu Hamdan adalah pejalan kaki dapat mengakses setiap fungsi dan setiap sudut kawasan. Setiap fungsi dihubungan dengan sirkulasi pejalan kaki. Entrance utama pejalan kaki terletak di Jl.Multatuli. Hal ini dikarenakan intensitas pejalan kaki lebih banyak dari pada Jl. Juanda dan Jl. Samanhudi serta intensitas kendaraan pada Jl.Multatuli yang lebih sedikit.

(26)

 Konsep Sirkulasi Kendaraan

Konsep sirkulasi kendaraan dari Kawasan Terpadu Hamdan adalah radial. Hal ini dikarenakan bentuk site yang tidak berarturan sehingga akan memudahkan pencapaian setiap fungsi.

Gambar II.22. Konsep Sirkulasi Kendaraan

2. Konsep Penataan Kawasan

Penataan posisi fungsi pada site dengan mempertimbangkan akses fungsi dan sifat fungsi itu sendiri.

(27)

Area parkir pasar diletakkan sekat dengan akses kendaraan dala site

sehingga akses keluar lebih mudah.

Area RTH sebagai central kawasan dan pedoman orientasi bangunan dan penghubung fungsi-fungsi dalam kawasan serta untuk menciptakan jalur sirkulasi yang jelas.

Fungsi gedung seni budaya diletakan di depan simpang Jl.Juandda agar mudah terlihat dari tiga jalan sehingga menjadi icon kawasan dan memudahkan akses dari gedung olahraga ke taman komunitas serta plaza.

Area parkir umum diletakan pada entrance utama untuk memudahkan akses parkir dari entrance utana dan parkiran mudah diakses dari gedung seni budaya dan gedung olahraga.

Fungsi rusunawa diletakan agak kedalam site dimaksudkan untuk menghindari kebisingan dari jalan, memberikan privasi dan memudahkan akses ke semua sudut site.

Area parkir rusunawa diletakan dekat dengan rusunawa dan entrance pintu 2 dimaksudkan agar memudahkan akses keluar rusunawa dan akses dari rusunawa ke parkiran.

GSB sungai dimanfaatkan sebagai pasar kuliner dan plaza untuk pedagang kaki lima dan dapat menjadi karakter kawasan ini.

(28)

Gambar II.23. Konsep Penataan Kawasan

3. Konsep Bentukan Massa

Konsep bentukan massa bangunan olahraga yang berbentuk hurup

“U” dimaksudkan untuk menanggapi lapangan dalam gedung dan untuk

(29)

Konsep bentukan massa gedung seni budaya yang diharapkan menjadi icon kawasan. Bentuk lengkung pada gedung seni budaya untuk menanggapi simpang Jl.Juanda. Massa diusahakan membuka lebar pada sungai, hal ini dimaksudkan agar view dapat maksimal ke arah sungai.

Bentuk massa sekolah dibuat memanjang dengan tujuan untuk memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam ruang kelas sehingga lebih hemat energi. Bangunan sekolah juga dibuat terpisah untuk memaksimalkan sirkulasi udara yang masuk ke dalam ruangan.

Konsep bentukan massa pasar mengadopsi konsep solid vs void dimana solid merupakan badan bangunan sedangkan void sebagai paru-paru bangunan yang berperan sebagai vokal sirkulasi udara dan pencahayaan.

Sedangkan konsep bentukan massa rusunawa yang direncanakan per unitnya memiliki modul 6 x 6 meter berdasarkan hal tersebut massa bangunan direncanakan pelantainya 14 unit dengan susunan double loaded. Perletakan yang monoton tidak memunculkan vista yang bagus pada site ini. Sehingga perletakan massa yang maju dan mundur menciptakan vista yang menarik dari berbagai sudut penglihatan, serta memungkinkan angin masuk ke setiap hunian

4. Konsep Ketinggian Bangunan

(30)

Gambar

Gambar II.1.       Peta Lokasi Kampung Stren
Gambar II.2.       Contoh Desain Kampung Stren
Gambar II.3.       Peta Lokasi China Town di Singapura
Gambar II.5.       Peta Lokasi New East Manchester
+7

Referensi

Dokumen terkait

Capaian output yang telah dihasilkan oleh pengusul proposal akan menjadi nilai tambah dalam penilaian proposal.

Pertumbuhan bibit pala selama 7 minggu setelah pindah tanam dengan kecambah yang berasal dari media pasir lebih baik dibandingkan kecambah yang berasal dari media

Memperhatikan tugas dan fungsi serta tata kerja Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 77 Tahun

Dalam tahap kelima dari siklus hidup pengembangan sistem, penganalisis bekerja bersama-sama dengan pemogram untuk mengembangkan suatu perangkat lunak awal yang

kesimpulan mengenai berapa kadar optimum dalam penggunaan serat Fiber Polypropylene dan polimer Resin Polyester yang menghasilkan kuat tekan dan kuat tarik lentur

LOGISTIK & FASILITAS - PERALATAN KEPALA SEKSI PELAYANAN KEPALA SEKSI JANG-OP KEPALA UNIT KOMUNIKASI KEPALA UNIT TI /SI KEPALA UNIT MAK-MIN KEPALA UNIT PEKERJA /SDM KEPALA

15 Maka sahutnja kepada mereka itu: Demikianlah firman Tuhan, Allah orang Israil: Katakanlah olehmu kepada orang jang telah menjuruhkan kamu mendapatkan Aku: 16 Demikianlah

Pengguna merupakan setiap individu yang ada dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo yang dapat mengakses sistem informasi sarana prasarana atau petugas yang