MANAJEMEN KEUANGAN OLEH : DRS. AKHMAD SAKHOWI
BAB I FUNGSI DAN TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN
1. Fungsi Manajemen Keuangan 2. Tujuan Manajemen Keuangan
3. Keuangan Perusahaan
4. Perkembangan Manajemen Keuangan
5. Pasar Keuangan
BAB II NILAI WAKTU UANG ( TIME VALUE OF MONEY ) 1. Nilai Yang Akan Datang ( Future Value )
2. Nilai Sekarang ( Present Value ) 3. Model-model Perhitungan
BAB III KEPUTUSAN INVESTASI 1. Menaksir Arus Kas
2. Menilai Investasi Aktiva Tetap 3. Risiko Investasi
BAB IV MANAJEMEN AKTIVA LANCAR
1. Manajemen Modal Kerja 2. Manajemen Kas
3. Manajemen Piutang 4. Manajemen Persediaan
BAB V STRUKTUR MODAL
1. Sumber-Sumber Modal 2. Analisis Sumber Modal
BAB VI BIAYA MODAL
1.
2. Menghitung biaya modal masing-masing sumber midal 3. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
4. Menghitung biaya modal marginal
BAB VII ANALISA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
1. Laporan Keuangan Perusahaan 2. Rasio- Rasio Keuangan
3. Teknik Analisis Laporan Keuangan
BAB VIII KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DEVIDEN 1. Pendanaan Jangka Panjang
2. Kebijakan Deviden
BAB I
FUNGSI DAN TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN
1. Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan
1.1. Pengertian Manajemen Keuangan
Pengertian manajemen keuangan cukup beragam sesuai dengan pihak yang menafsirkan. Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto manajemen keuangan adalah “ semua aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan dan usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin”. Dari aspek manajemen pengertian tersebut berarti manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan perusahaan.
1.2. Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi manajemen keuangan ada dua yaitu mencari dana yang dibutuhkan perusahaan dan menggunakan dana yang diperoleh secara efisien (Suad Husnan 1996).
Fungsi pertama mencari dana berarti meliputi berbagai kegiatan menemukan, menganalisis serta memutuskan sumber dana mana yang akan dipilih dan diambil serta berapa jumlahnya. Melalui pelaksanaan fungsi ini akan terbentuk struktur finansiel dan struktur modal. Struktur finansiel adalah susunan seluruh sumber dana perusahaan ( jangka pendek dan jangka panjang ) yang tercermin dalam neraca bagian kredit, sedang struktur modal adalah susunan sumber dana jangka panjang perusahaan yang terdiri dari hutang jangka panjang dan ekuitas ( modal sendiri ).
Fungsi kedua menggunakan dana berarti kegiatan merencanakan, menganalisis serta memutuskan aktiva apa yang akan dibiayai dan berapa jumlahnya sehingga dapat memberikan peningkatan keuntungan sekaligus meningkatkan nilai perusahaan.
Melalui pelaksanaan fungsi ini akan diperoleh struktur kekayaan (aktiva).
GAMBAR 1
PENGGUNAAN ANALISIS SUMBER DANA
(Investasi ) & KEPUTUSAN
PT. ASM
1. Hutang Dagang 2. Kredit BANK 3. OBLIGASI 4. Setoran Modal
Pemilik (Saham) 1. Kas
2. Piutang
3. Persediaan Brng 4. Tanah
5. Gedung 6. Mesin-mesin 7. Dlsb
1.3.Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan manajemen keuangan secara umum adalah membantu tercapainya tujuan perusahaan. Secara normatif tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Sedang nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Nilai perusahaan berkaitan dengan kemakmuran pemilik, bila nilai perusahaan meningkat maka kekayaan pemilik meningkat dan berarti kemakmuran pemilik akan meningkat. Nilai perusahaan dapat diukur dari harga saham perusahaan, semakin tinggi harga saham akan semakin tinggi nilai perusahaan.
Misal ; Ada dua perusahaan wartel ( wartel A dan wartel B ) keduanya memiliki investasi awal yang sama ( Rp. 100.000.000 tiap wartel ), bedanya wartel A berada di daerah ramai pengunjung ( depan pasar ) sehingga pendapatannya banyak sedang wartel B berada didaerah sepi pengunjung sehingga pendapatannya sedikit. Kedua wartel tersebut bila dijual akan memiliki harga yang berbeda, harga wartel A akan lebih tinggi dari wartel B karena wartel A dianggap memiliki nilai lebih tinggi. Tingginya nilai wartel A adalah akibat keputusan manajemen yang tepat. ( Contoh diambil dari Suad Husnan )
2. Keuangan Perusahaan
Perusahaan merupakan sebuah lembaga ( organisasi ) yang mengelola kegiatan usaha (bisnis) dan berorientasi pada memperoleh keuntungan. Dalam setiap organisasi perusahaan memiliki berbagai aspek seperti pemasaran, produksi, sumberdaya manusia serta keuangan, semua aspek tersebut harus dimanajemeni (dikelola) dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan didirikannya perusahaan. Salah satu aspek yang harus dikelola yaitu aspek keuangan perusahaan melalui penerapan manajemen keuangan perusahaan ( corporate finance ).
Dalam memahami keuangan perusahaan perlu dibedakan secara tegas adanya perbedaan antara keuangan pemilik dan keuangan perusahaan. Keuangan pemilik (share holder) bearada pada rumah tangga tangga pemilik sedangkan keuangan perusahaan berada pada rumah tangga perusahaan yang terpisah secara tegas.
3. Perkembangan Manajemen Keuangan
Disiplin keuangan mengalami perkembangan dari disiplin yang diskriptif menjadi makin analitis dan teoritis. Perkembangan ini karena banyaknya sumbangan para ekonom dalam perumusan teori – teori keuangan seperti konsep capital budgeting dengan memasukkan teori tentang bunga uang ( time value of money ), teori portfolio serta lainnya.
4. Laporan Keuangan Perusahaan
Secara periodik ( bulan / tahun ) perusahaan harus membuat laporan keuangan. Laporan keuangan perusahaan terdiri dari Neraca ( Balance sheet ), Laporan Laba / Rugi ( Income Statement ) serta Laporan Aliran Kas ( Cash flow ). Laporan keuangan perusahaan sangat penting karena melalui laporan keuangan tsb berbagai pihak baik internal maupun eksternal perusahaan akan dapat menilai kinerja perusahaan selama periode tertentu.
Pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan diantanya adalah ; manajemen, pemilik, kreditur serta pemerintah dan pihak lain yang memiliki kepentingan dengan perusahaan.
a. Neraca ( Balance sheet )
Neraca merupakan laporan posisi keuangan pada saat tertentu yang terdiri dari kekayaan ( aktiva ), kewajiban dan ekuitas.
( 1 ). Aktiva terdiri dari ;
i. Aktiva lancar ( Current assets ) yaitu aktiva yang memiliki masa perputaran kurang dar satu periode pembukuan ( satu tahun )
ii. Aktiva tetap atau aktiva jangka panjang ( Fixed asset and long-term assets ) yaitu aktiva yang memiliki masa perputaran lebih dari satu periode
pembukuan ( satu tahun ).
iii. Aktiva lain ( Other assets ) yaitu aktiva yang tidak dapat dikatagorikan aktiva lancar maupun aktiva tetap diatas, misalnya hak paten, good will, investasi surat2 berharga jangka panjang.
( 2 ). Kewajiban terdiri dari ;
Kewajiban lancar yaitu kewajiban / hutang yang harus dibayar pada tahun berjalan, seperti hutang dagang, hutang biaya, hutang bank yang jatuh tempo dll.
Kewajiban / hutang jangka panjang yaitu hutang yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun.
( 3 ). Ekuitas
Ekuitas merupakan kekayaan bersih dari perusahaan yang menjadi hak pemilik perusahaan dan sering disebut sebagai modal sendiri..
b. Rugi / Laba ( Income statement )
Laporan Laba / Rugi merupakan laporan kegiatan operasi perusahaan yang terdiri dari penerimaan dikurangi dengan seluruh beban ( biaya ) dalam periode tertentu.
c. Aliran Kas ( Cashflow )
Laporan arus kas menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas untuk jangka waktu tertentu ( biasanya satu tahun ).
Arus kas terdiri dari ; Arus kas dari operasi dan Arus kas dari pendanaan
Arus Kas dari Operasi
Arus Kas dari Pendanaan
Contoh : Laporan Neraca
PT. JAMIN CORPORATION LAPORAN LABA / RUGI Per 31 Desember 2004 dan 2005
AKTIVA Jumlah HUTANG DAN
EKUITAS
Jumlah Aktiva Lancar
Kas
Piutang dagang Persediaan barang Aktiva lancar lainnya Jumlah aktiva lancar
Rp. 44.000 Rp. 78.000 Rp.211.400 Rp. 13.800 (+) Rp.347.200
Hutang Lancar Hutang dagang Hutang pajak Hutang upah Hutang bunga
Jumlah Hutang lancar
Rp. 76.110 Rp. 17.390 Rp. 3.900 Rp. 2.500 (+) Rp. 99.900 Aktiva Tetap
Bangunan dan Peralatan Akumulasi penyusutan Tanah
Jumlah aktiva tetap
Rp.838.000 Rp.( 383.200 ) Rp. 70.000 (+) Rp.524.800
Hutang Obligasi
Total Hutang Rp. 200.000 (+) Rp. 299.900
Aktiva lain ( Hak Paten ) Rp. 30.000
Saham biasa Saldo laba ditahan Total ekuitas
Rp. 300.000 Rp. 327.100 (+) Rp. 627.100 Total Asktiva Rp.927.000 Total Hutang dan Ekuitas Rp. 927.000
Contoh : Laporan Rugi / Laba
PT. JAMIN CORPORATION LAPORAN LABA / RUGI
Tahun Buku yang berakhir 31 Desember 2005 Penjualan
Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasi
Beban / Biaya Penjualan
Beban / Biaya Umum dan Administrasi Depresiasi
Total Beban / Biaya Operasi Laba Operasi Beban Bunga
Laba Bersih Sebelum pajak Pajak Penghasilan
Laba Bersih Setelah Pajak
Rp. 90.750 Rp. 71.800 Rp. 28.200
Rp. 830.200 Rp. 539.750 ( - ) Rp. 290.450
Rp. 190.750 (- ) Rp. 99.700 Rp. 20.000 ( - ) Rp. 79.700 Rp. 17.390 ( - ) Rp. 62.310 Pendapatan bersih bagi pemegang saham Rp. 62.310
Pembayaran Deviden saham biasa Rp. 15.000 ( - )
Perubahan saldo laba Rp. 47.310
5. Pasar Keuangan
Kehidupan perusahaan dewasa ini dalam aspek keuangan didukung oleh banyak lembaga keuangan modern seperti bank, pasar uang, pasar model dalam berbagai produk generik maupun derevatifnya, asuransi , dana pensiun, leasing dll. Berbagai lembaga tsb menjadikan semua aktivitas dan keputusan keuangan perusahaan menjadi lebih mudah.
5.1.Bank Umum
Bank yang memiliki fungsi intermediasi dan dapat menciptakan uang giral. Bank memiliki peran yang sangat penting bagi terciptanya effisiensi keuangan perusahaan karena melalui bank kelebihan likuiditas bisa diinvestasikan serta membantu proses transfer keuangan dengan mudah.
5.2.Lembaga Keuangan Lainnya
Lembaga pembiayaan merupakan lembaga yang berusaha dibidang pembiayaan seperti modal ventura, leasing, anjak piutang, pegadaian dsb.
• Perusahaan asuransi
Perusahaan asuransi adalah lembaga keuangan yang berusaha dibidang pertanggungan atas kerugian baik kerugian atas nyawa, harta dsbnya.
• Dana Pensiun
Dana Pensiun merupakan lembaga keuangan yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pension.
• Pasar Modal
Pasar modal merupakan suatu aktivitas bertemunya permintaan (orang/lembaga yg butuh dana) dan penawaran (orang/lembaga yang menawarkan dana) akan modal jangka panjang. Secara fisik pasar modal merupakan lembaga yang mengelola permintaan dan penawaran akan modal, di Indonesia misalnya Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya ( BES ) dlsbnya.
Dipasar modal diperdagangkan instrumen keuangan seperti ; saham, obligasi, warrant.
• Pasar uang
Pasar uang merupakan aktivitas bertemunya permintaan dan penawaran dana jangka pendek ( kurang dari satu tahun ). Dipasar ini ditransaksikan ; call money, Pronote (promessory notes), Repo (reepurchases agreement), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertfikat Bank Indonesia ( SBI ) dll.
BAB II
NILAI WAKTU UANG ( TIME VALUE OF MONEY )
Berbagai keputusan keuangan memiliki tujuan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik dan umumnya berhubungan dengan masa yang akan datang, sementara keadaan masa yang akan datang memiliki ketidakpastian ( risiko ). Disamping itu dalam investasi ada perbedaan waktu antara uang yang dikeluarkan dengan uang yang diterima oleh investor, sementara rupiah ( uang ) yang diterima sekarang akan berbeda nilainya dengan rupiah ( uang ) yang akan diterima dimasa masa yang akan datang disebabkan adanya inflasi, kesempatan untuk memperoleh untung dsb. Dengan kata lain dalam kalkulasi keuangan masalah nilai waktu dari uang sangat menentukan dalam mempengaruhi penilaian atas investasi.
1. Nilai Yang Akan Datang ( Future Value )
Future value yaitu nilai uang yang akan diterima dimasa yang akan datang dari sejumlah modal yang ditanamkan sekarang dengan tingkat discount rate ( bunga ) tertentu.
Nilai waktu yang akan datang dapat dirumuskan sbb ;
Future Value = Mo ( 1 + i )n
Mo = Modal awal
i = Bunga per tahun
n = Jangka waktu dana dibungakan Contoh 1 :
Tuan Budi pada 1 januari 2005 menanamkan modalnya sebesar Rp. 10.000.000,-dalam bentuk deposito di bank selama 1 tahun, dan bank bersedia memberi bunga 10 % per tahun, maka pada 31 Desember 2005 Tuan Budi akan menerima uang miliknya yang terdiri dari modal ppoko ditambah bunganya.
Perhitungannya sbb ;
Future Value = Mo ( 1 + i )n
FV = 10.000.000 ( 1 + 0.10 )1. FV = 10.000.000 ( 1 + 0.10 ).
FV = 10.000.000 + 1.000.000 . FV = 11.000.000
Jadi nilai yang akan datang uang milik Tn Budi adalah Rp. 11.000.000,-
Contoh 2 :
Bila tuan depositi tuan Budi tersebut menjadi 2 tahun berapa nilai modal pada akhir tahun ke dua ?
FV = 10.000.000 ( 1 + 0.10 )1( 1 + 0.10 )1 FV = 10.000.000 ( 1 + 0.10 )2.
FV = 10.000.000 ( 1,21 ).
FV = 10.000.000 + 1.210.000 . FV = 12.100.000
Jadi nilai yang akan datang uang milik Tn Budi adalah Rp. 12.100.000,-
Contoh 3 :
Tuan Ali selama 3 tahun berturut turut mulai 1 januari 2005 sampai dengan tahun 2008 menanamkan modalnya sebesar Rp. 10.000.000,-pertahun dalam bentuk deposito di bank dan bank bersedia memberi bunga 10 % per tahun. Berapa jumlah uang milik Tuan Ali pada 31 Desember 2008 ?.
Perhitungannya sbb ;
∑
=+
= n
t
i Mo
FV
1
) 1 (
FV = Mo ( 1 + i )1 + Mo ( 1 + i )2 + Mo ( 1 + i )3
FV = 10.000.000 ( 1,1 ) + 10.000.000 ( 1,1 )2 + 10.000.000 ( 1,1 )3 FV = 10.000.000 ( 1,1 ) + 10.000.000 ( 1,21 ) + 10.000.000 ( 1,331 ) FV = 10.000.000 ( 3,641 ).
FV = 36.641.000
2. Nilai Sekarang ( Present Value )
Nilai sekarang ( Present Value ) yaitu nilai sejumlah uang yang akan diterima dimasa yang akan datang apabila dinilai sekarang dengan tingkat bunga tertentu.
1 Januari 2004 1 Januari 2005
Bunga 10 %
Rp. 909.090.91 Rp. 1.000.000
Sejumlah dana ( Rp.1.000.000 ) yang akan diterima 1 tahun yang akan datang apabila dinilai sekarang dengan tingkat bunga 10 % maka nilainya Rp. 909.090,91
Rumus Nilai sekarang ( Present Value ) yaitu ;
Present Value =
+i n Mn (1 )
1
Mn = Modal yang akan diterima dimasa yang akan datang
i = Bunga per tahun
n = Jangka waktu Contoh 1 :
Tuan Budi tahun depan ( th 2005 ) akan menerima warisan senilai Rp. 100.000.000 apabila warisan tsb dinilai sekarang ( tahun 2004 ) dengan tingkat bunga 10 % pertahun berapa nilai warisan tsb sekarang ?
Present Value = 100.000.000
+0.10)1 1 (
1
Present Value = 100.000.000 x 0.90909 Present Value = 90.909.090,91 Untuk mempermudah perhitungan maka dapat digunakan tabel present value yang ada di berbagai buku manajemen keuangan
3. Model-model Perhitungan Contoh 2 :
Tuan Budi tahun depan ( th 2005 ) akan menerima warisan senilai Rp. 100.000.000 apabila warisan tsb dinilai sekarang ( tahun 2003 ) dengan tingkat bunga 10 % pertahun berapa nilai warisan tsb sekarang ?
Karena jangka waktu dana yg akan diterima adalah 2 tahun yang akan datang maka perhitungannya menjadi ;
Present Value = 100.000.000
+0.10)2 1 (
1
Present Value = 100.000.000 x 0.82645 ( dibulatkan ) Present Value = 82.645.000
Contoh 3 :
Proyeksi penerimaan PT “X” untuk 5 tahun kedepan dimulai tahun 2006 s/d 2010 berturut-turut sebagai berikut ; Rp 300 juta ;Rp 350 juta; Rp 400 juta; Rp 450 juta ; Rp.
500 juta. Berapa nilai penerimaan tsb bila dinilai ditahun 2005 ( present value ) penerimaan tsb dengan tingkat bunga ( discount factor ) 15 %
Jawaban dapat menggunakan cara sbb ;
Tahun Penerimaan (Rp) Discount Factor 15 %
Present Value Penerimaan
2006 300.000.000 0.869565 260.869.500
2007 350.000.000 0.756144 264.650.400
2008 400.000.000 0.657516 263.006.400
2009 450.000.000 0.571753 257.288.850
2010 500.000.000 0.497177 248.588.500
Present Value Penerimaan tahun 2005 1.294.403.650
Jadi nilai sekarang ( th 2005 ) atas penerimaan selama 5 tahun berturut turut adalah Rp.
1.294.403.650.
Contoh 4 :
Proyeksi penerimaan PT “Y” untuk 5 tahun kedepan dimulai tahun 2006 s/d 2010 sebesar Rp 400 juta setiap tahun. Berapa nilai penerimaan tsb bila dinilai ditahun 2005 ( present value ) dengan tingkat bunga ( discount factor ) 15 %
Karena penerimaan sama ( Rp. 400.000.000 ) pertahun maka solusinya tidak perlu mengalikan satu persatu penerimaan per tahun dengan discount factor, cukup dengan mengalikan penerimaan 1 tahun dengan jumlah discount factor selama 5 tahun.
PV = 400.000.000 x (0.8695 + 0.7561 + 0.6575 + 0.5717 + 0.4971) PV = 400.000.000 x 3.352155
PV = Rp. 1.340.862.000
BAB III
KEPUTUSAN INVESTASI
1. Investasi
Pengertian investasi yaitu penanaman dana pada suatu aktiva. Dalam hal investasi aktiva tetap sering di hubungkan dg Capital Budgeting ( CB )
Capital Budgeting merupakan keseluruhan proses menganalisis proyek untuk menentukan apakah suatu proyek dapat masuk dlm anggaran modal atau tidak.
Keputusan dalam C B penting karena ;
• Implikasi keputusan akan berlangsung dalam jangka panjang.
• Menentukan bentuk-bentuk aktiva perusahaan
• Menyangkut pengeluaran dana yg besar Proyek yang dianalisis dalam CB terdiri dari ;
1. Penggantian (replacement) utk mempertahankan bisnis yg ada 2. Penggantian untuk mengurangi ( menghemat ) biaya
3. Pengembangan produk yg ada pada pasar yg ada 4. Pengembangan produk baru pada pasar baru 5. Keamanan dan pemeliharaan lingkungan.
2. Analisis dan Penilaian dalam Capital Budgeting
Menganalisis / menilai dalam capital budgeting hampir sama dg penilaian sekuritas ( saham / obligasi ). Prosedure penilaian menggunakan tahap-tahab sebagai berikut ; 1. Penentuan biaya proyek
2. Menaksir cash-flow proyek ( operating maupun terminal cash flows )
3. Menaksir risiko cash-flow proyek ( misal dg menggunakan biaya modal untuk mendiskontokan cash-flow proyek )
4. Menghitung present value cash-flow proyek
5. Membandingkan present value cash-inflow dg cash-outflow proyek, bila hasilnya positif maka layak diterima bila negatif tidak layak diterima.
3. Cash Flow Proyek
Cashflow adalah aliran dana yang berkait investasi suatu proyek
Suatu proyek biasanya tidak hanya memerlukan aktiva tetap tapi juga membutuhkan modal kerja.
Cash-flow suatu proyek akan terdiri dari ;
a. Cash out flows sering disebut juga sebagai initial investment yaitu total jumlah dana yg dikeluarkan untuk membiayai proyek baik untuk pengadaan aktiva tetap maupun modal kerja.
b. Operating Cash-flows sering disebut dg proceeds yaitu kas masuk bersih yg terdiri dari depresiasi dan laba bersih
c. Terminal cash flows yaitu kas masuk bersih sebagai akibat berakhirnya proyek, misalnya nilai residu aktiva tetap, pencairan modal kerja.
Secara skematis
Th 0 th 1 th 2 th3 th 4
x---x---x---x---x
(- ) Cash out
( + ) proceed th 1
( + ) proceed th 2
( + ) proceed th 3
( + ) proceed th 4 Cash flow berbeda dengan laporan laba rugi karena laba rugi melihat penerimaan dan pengeluaran dari sisi akrual sedang cash flow melihat dari sisi kas.
Contoh Perbandingan Laporan Laba Rugi dan Arus Kas
Keterangan Akuntasi Keterangan Arus Kas
Penjualan Biaya-biaya
a. Tunai.
b. Depresiasi
Laba Operasi ( EBIT ) Pajak
Laba bersih ( EAT )
2.000.juta 1.000.juta 500 juta 500 juta 150 juta 350. juta
Kas masuk Kas keluar
Kas keluar
Kas masuk bersih
2.000. jt 1.000. jt
150. jt 850. jt
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sesuai akuntansi yg dilaporkan dalam R/L adalah laba Rp. 350 juta namun sesuai arus kas maka kas yg nasuk sebesar Rp. 850 (EAT + Depresiasi).
4. Metode Penilaian Capital Budgeting
Untuk melakukan penilaian atas suatu proyek ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu
4.1. Metode Payback Period dan Discounted Payback Period 4.2. Metode Accounting Rate of Return ( ARR )
4.3. Metode Net Present Value
4.4. Metode Internal Rate of Return ( IRR ) 4.5. Profitability Index ( PI )
4.1. Metode Payback Period
Metode Payback Period ( PP ) yaitu mengukur periode ( jangka waktu) yg diperlukan agar investasi dapat kembali dari proyek.
Contoh 1 :
Total Investasi pendirian Cold Storage sebesar Rp. 1.000.000,- Umur investasi 4 tahun dan laba bersih pertahun berturut turut Rp. 250.000, Rp.150.000, Rp. 50.000, Rp. (150.000 ).
Apakah Investasi tsb menguntungkan bila metode depresiasi dengan garis lurus
a. Metode Payback Periode ( PP ) Perkiraan Arus Kas Investasi
Tahun EAT Depresiasi Perkiraan Arus Kas Arus Kas Kumulatif
0 250.000 ( 1.000.000 ) ( 1.000.000 )
1 250.000 250.000 500.000 ( 500.000 )
2 150.000 250.000 400.000 ( 100.000 )
3 50.000 250.000 300.000 200.000
4 (150.000) 250.000 100.000 300.000
Sampai tahun ke 2 arus kas menunjukkan investasi masih sisa Rp. 100.000 dan dpt ditutup oleh sebagian proceed th ke 3.
Payback Periode = 2 + x12bulan 4bulan 000
. 300
000 .
100 =
Kesimpulan : Investasi menguntungkan karena akan dapat kembali lebih cepat ( 2 tahun 4 bulan ) dari jangka waktu ekonomisnya ( 4 tahun )
b. Metode Discounted Payback Period
Metode ini memasukkan time value of money yg merupakan kritik atas kelemahan metode Payback Period. Arus kas dipresent valuekan dgn tingkat bunga tertentu dan kemudian dihitung periode pengembalian investasi
Tahun Perkiraan Arus Kas
DF 10 % PV Arus Kas Diskonto 10 %
Arus Kas Kumulatif
0 ( 1.000.000 ) 1 ( 1.000.000 ) ( 1.000.000 )
1 500.000 0.909 454.500 ( 545.500 )
2 400.000 0.826 330.400 ( 215.100 )
3 300.000 0.751 225.300 10.200
4 100.000 0.683 68.300 78.500
Discounted PP = 2 +
300 . 225
100 .
215 Discounted PP = 2, 95 tahun ( 2 tahun + 11,4 bln )
4.2.Metode Accounting Rate Of Return ( ARR )
Metode ini mencari kemampuan investasi dalam menghasilkan rata-rata laba akuntansi.
ARR = x100%
rata ata Investasir
rata rata LabaBersih
−
−
Dengan menggunakan contoh diatas maka ARR dapat dicari sbb ;
Rata-rata Laba bersih = ( 250.000 + 150.000 + 50.000 -150.000) / 4 =Rp. 75.000 Rata-rata Investasi = Rp. 1.000.000 / 2 = Rp. 500.000
ARR = 100%=
000 . 500
000 .
75 x 15 %
4.3. Metode Net Present Value
Metode ini menggunakan Discounted Cash Flow ( DCF ) dengan mempresent valuekan seluruh cash flow.
Rumus NPV NPV=
∑
= +
n
t k
CFt
0 (1 )
Dimana ;
CFt ( Cash flow atau arus kas pada th t ), k ( biaya modal proyek ), t ( periode waktu ), n ( usia proyek )
dengan contoh proyek diatas maka arus kas dan biaya modal proyek 10 % sbb ; Tahun Perkiraan Arus Kas DF 10 % Present Value Cash Flow
0 1 2 3 4
( 1.000.000 ) 500.000 400.000 300.000 100.000
1 0.909 0.826 0.751 0.683
( 1.000.000 ) 454.500 330.400 225.300 68.300
Net Present Value ( NPV ) 78.500
Atau
NPV = 0 1 2 3 4
) 1 . 0 1 (
000 . 100 )
1 . 0 1 (
000 . 300 )
1 . 0 1 (
000 . 400 )
1 . 0 1 (
000 . 500 )
1 . 0 1 (
000 . 000 . 1
+ + + +
+ + + +
+
−
NPV = - 1.000.000 + 454.500 + 330.400 + 225.300 + 68.300 NPV = 78.500
Kesimpulan : Karena NPV positif, proyek feasable ( menguntungkan ) 4.4. Profitability Index
Profitability index sering disebut sebagai cost benefit analysis method. Metode ini merupakan modifikasi metode NPV yaitu dengan mencari rasio antara present value proceeds dengan present value investasi bila hasilnya > 1 maka investasi menguntungkan tapi bila hasilnya < 1 maka investasi tidak menguntungkan.
PI =
low PVcashoutf
low PVCash inf
PI = 1.078.820 / 1.000.000
P I = 1.078
Karena PI proyek 1,078 atau > 1 maka berarti proyek diterima / menguntungkan.
4.5. Metode Internal Rate of Return ( IRR )
Metode IRR yaitu mencari tingkat diskonto ( interest ) yg dapat menghasilkan NPV = 0 (PV cash out flow = PV cash in flow).
IRR juga dianggap sebagai tingkat keuntungan yang diperkirakan akan dihasilkan oleh suatu proyek.
Rumus IRR =
∑
= +
n
t r t
CFt
0 (1 ) = 0
Dimana r = IRR yaitu tingkat diskonto yang menghasilkan NPV = 0 Dengan contoh proyek diatas maka IRR dpt dihitung sbb ;
0 = - 1.000.000 1 2 3 4
) 1 (
000 . 100 )
1 (
000 . 300 )
1 (
000 . 400 )
1 (
000 . 500
r r
r
r + +
+ + + +
+ +
r dicari dgn prosedure sbb ;
Cari DF sehingga menghasilkan NPV positif
Cari DF sehingga menghasilkan NPV negatif
Lakukan Interpolasi antara dua DF ( i ) dan dua NPV diatas Atau dengan rumus pendek
1 2
1 1 2
1 C C
r C r
r
IRR −
− −
= Dimana :
C1 = nilai NPV positif C2 = nilai NPV negatif
r1 = tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif ( C1 ) r2 = tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif ( C2 )
083 . 8 330 . 8
% 14
% 083 15
. 8
%
14 − −
− −
=
IRR IRR = 14 % + 0.49 %
IRR = 14.49 % Bila biaya dana > dari 14.49 proyek tidak menguntungkan tapi bila biaya dana < 14.49 proyek menguntungkan
5. Investasi Penggatian
Penggantian aktiva tetap lama dg aktiva tetap baru membutuhkan investasi karena itu perlu dianalisis. Analisis penggantian aktiva tetap ( replacement analysis ) memiliki perbedaan dg analisis investasi baru dalam hal menentukan cashflows investasi, sementara dalam menilai layak tidaknya memiliki kesamaan dengan penilaian investasi baru.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam investasi penggatian yaitu ; a. Nilai sisa investasi aktiva lama yang akan diganti.
b. Nilai depresiasi aktiva lama c. Nilai jual aktiva lama.
d. Nilai investasi aktiva baru e. Umur ekonomis aktiva baru f. Pengaruh penggantian terhadap ;
Penghasilan ( Revenue ) apakah bertambah atau berkurang.
Biaya ( Cost ) apakah bertambah atau berkurang
g. Taksiran arus kas harus dihitung atas dasar selisih ( incrimental )
Contoh : PT.GTN akan mengganti mesin pengering jagung yg lama dg mesin baru. Nilai buku mesin lama Rp. 800 juta dg sisa usia ekonomis 4 tahun tanpa nilai residu dan disusut dg metode garis lurus. Harga mesin baru Rp. 1.200 juta (untuk memudahkan analisis diumpamakan umur ekonomis sama dg mesin lama = 4 tahun ). Penggunaan mesin baru tsb akan menghemat biaya Rp. 150 juta pertahun. Mesin lama dijual sesuai dg nilai bukunya dan pajak keuntungan 30 %.
Buatlah analisis apakah keputusan penggantian tsb layak dilaksanakan.
Langkah analisis sbb ;
Langkah 1 : Menghitung Cashflows (1). Arus kas keluar ( besarnya investasi )
Harga mesin baru Rp. 1.200.000.000,- Hasil penjualan mesin lama Rp. 800.000.000,- ( - )
Nilai investasi Rp. 400.000.000,- (2). Arus kas masuk
Tambahan laba akibat penghematan Rp. 150.000.000 Tambahan penyusutan
Penyusutan mesin baru Rp. 300.000.000,- Penyusutan mesin lamaRp. 200.000.000,-
Tambahan penyusutan Rp. 100.000.000 ,- ( - ) Tambahan laba sebelum pajak Rp. 50.000.000,- Tambahan pajak 30 % Rp. 15.000.000 ,- ( - ) Tambahan laba setelah pajak Rp. 35.000.000,-
Jadi penggantian mesin tsb mengeluarkan investasi Rp. 400.000.000,- dan akan memberi tambahan laba bersih setelah pajak Rp. 35.000.000,-pertahun
Langkah 2 : Melakukan penilaian
Proceeds = tambahan laba bersih + tambahan depresiasi
Proceeds = Rp. 35.000.000 + Rp. 100.000.000 = Rp. 135.000.000,- a. Metode Payback Periode
PP = Investasi / Proceed pertahun PP = 400.000.000 / 135.000.000
PP = 2.96 tahun ( 2 tahun 11,5 bulan )
Jadi investasi akan kembali dalam 2 tahun 11,5 bulan sedang umur investasi 4 tahun sehingga kesimpulannya investasi penggantian layak ( menguntungkan ) untuk dilaksanakan.
b. Metode ARR
ARR = Rata-rata laba bersih tahunan / Rata-rata investasi ARR = 35.000.000 / (( 400.000.000 + 0 ) / 2 )
ARR = 35.000.000 / 200.000.000
ARR = 0.175 ( dalam prosentase 17.5 % ) c. Metode NPV dengan discount rate 10 %
PV Proceeds = Rp. 135.000.000 x 3.170 = Rp. 427.950.000,- PV Investasi = Rp. 400.000.000 x 1 = Rp. 400.000.000,- ( - )
NPV = Rp. 27.950.000,-
Karena hasil NPV positif maka investasi penggantian tsb layak (menguntungkan) bila dilaksanakan.
d. Metode IRR
Karena dengan DF 10 % diperoleh NPV positif = Rp. 27.950.000
Maka kita perlu mencari NPV negative dengan menaikkan DF misalnya dengan DF 18 % sbb ;
PV Proceeds = Rp. 135.000.000 x 2.690 = Rp. 363.150.000,- PV Investasi = Rp. 400.000.000 x 1 = Rp. 400.000.000,- ( - )
NPV = Rp. ( 36.850.000,-) 1
2 1 1 2
1 C C
r C r
r
IRR −
− −
=
000 . 950 . 27 000 . 850 . 36
10 000 18
. 950 . 27
10 − −
− −
= IRR
IRR = 10 + 3.45 atau 13.45 %
6. Menilai Aktiva Tetap Dengan Umur Tidak Sama
Manajemen kadang dihadapkan pada pemilihan atas beberapa alternatip aktiva tetap. Dalam analisis yang bersifat membandingkan maka harus digunakan basis waktu yang sama atau common horizon approach.
Dalam hal beberapa aktiva tetap yang dianalisis memiliki harga, kapasitas, umur
present value kas keluar dan hasil PV yang paling kecil yang efisien. Namun bila aktiva yg harus dipilih memiliki umur ekonomis tidak sama maka perlu pendekatan yg berbeda yaitu dg equivalent annual cost approach( EACA).
Equivalent annual cost approach (EACA) yaitu metode analisis yang mencari besarnya pengeluaran tahunan yg ekuivalen ( sama ) dg PV kas keluar ( initial investment).
Contoh : Perusahaan dihadapkan pada pemilihan dua buah mesin yaitu mesin A dan mesin B dg karaketeristik sbb ;
Mesin A B
Harga
Umur ekonomis Biaya operasi
Rp. 15 jt 3 tahun Rp. 4 juta
Rp. 10 juta 2 tahun Rp. 6 juta
Karena umur ekonomis tidak sama maka perlu menggunakan metode penilaian equivalen annual cost approach dengan langkah sbb ;
1. Mencari present value kas keluar keseluruhan
Present Value Kas keluar ( dlm jutaan ) dengan DF 10 %
Mesin Th 0 Th 1 Th 2 Th 3 PV pd DF 10 %
A
B 15
10 4
6 4
6 4
- 24, 95
20,41 2. Menghitung equivalen annual cost
Mesin A 24,95 = (1+0.10)1
X +(1+0.10)2
X +(1+0.10)3
X
24,95 = 0.9091 X + 0.8264 X + 0.7513 X
24,95 = 2,4868 X X = 2,244868,95 X = 10,03 juta Jadi equivalent annual cost mesin A sebesar Rp. 10,03 juta
Dengan cara yg sama maka mesin B dapat dihitung dan akan menghasilkan equivalent annual cost ( EACA) sebesar Rp. 11,76 juta. Karena EACA mesin A sebesar Rp. 10,03 maka mesin A lebih efisien dibanding mesin B, karena itu alternatif yang dipilih adalah mesin A
BAB IV
MANAJEMEN AKTIVA LANCAR 1. Manajemen Modal Kerja
1.1. Pengertian / Konsep Modal Kerja
Modal kerja merupakan modal / asset yang beroperasi dan berputar terus menerus didalam perusahaan dalam rangka menghasilkan pendapatan.
Modal kerja dapat didiskripsi menurut tiga konsep yaitu ;
a. Modal kerja kotor ( brutto ) yaitu konsep yang menganggap bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar yang ada dalam perusahaan.
b. Modal kerja bersih ( netto ) yaitu konsep yang menganggap bahwa modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar.
c. Modal kerja fungsionil yaitu konsep yang menganggap bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan perusahaan pada suatu periode.
Dari konsep modal kerja tsb maka aktiva lancar merupakan bagian yang terpenting.
Unsur aktiva lancar yang dominan biasanya adalah ; Kas , Piutang , Persediaan Barang Aktiva lancar yaitu aktiva selalu berputar dalam periode jangka pendek ( < 1 tahun ) Aktiva lancer berputar berarti berubah dari kas menjadi barang dan menjadi kas lagi, seperti dibawah ini ;
KAS BARANG KAS ( Penjualan Tunai )
KAS BARANG PIUTANG KAS ( Penjualan Kredit )
CONTOH :
Neraca PT. GTN pada tanggal 31 Desember 2003
Rekening Nilai Rekening Nilai
Kas Sekuritas Piutang Persediaan
Jumlah Aktiva Lancar Aktiva tetap
Akumulasi penyusutan Jumlah aktiva tetap
22.000 10.000 170.000 117.000 319.000 700.000 (100.000) 600.000
Hutang dagang Hutang bank Hutang pajak
Jumlah hutang lancar Hutang jangka panjang Modal saham
Laba ditahan
91.000 160.000 30.000 281.000 200.000 300.000 138.000
Total 919.000 Total 919.000
Dengan menggunakan neraca diatas maka dapat ditentukan besarnya modal kerja PT GTN tahun 2003 menurut konsep-konsep tersebut diatas sbb ;
Modal kerja kotor ( brutto ) = Rp. 319.000 yaitu jumlah aktiva lancar
Modal kerja bersih ( netto ) = Rp. 38.000 atau ( Rp.319.000 – Rp.281.000 )
Modal kerja fungsionil terdiri dari ;Kas, Piutang, Persediaan, Aktiva tetap (sebesar penyusutan tahun tersebut ).
1.2. Menghitung Kebutuhan Modal Kerja
Modal kerja yang harus ada dalam perusahaan harus ditetapkan secara baik karena bila kurang dapat mengganggu kelancaran operasi perusahaan namun bila terlalu banyak maka akan menyebabkan unefisiensi dan mengurangi keuntungan.
Besar kecilnya kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh dua hal yaitu ;
Lama waktu terikatnya dana pada aktiva lancar sebagai unsur modal kerja
Jumlah pengeluaran perhari dari unsur aktiva lancar tsb
Dengan melihat faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja maka kebutuhan modal kerja dapat dicari dengan cara sbb ;
( 1 ). Tentukan lama waktu dana terikat pada aktiva lancar unsur modal kerja.
( 2 ). Tentukan besarnya pengeluaran perhari dari masing-masing aktiva lancar yang menjadi unsur modal kerja.
( 3 ). Kalikan lama waktu dana terikat dengan jumlah pengeluaran per hari dari masing-masing aktiva lancar.
( 4 ). Jumlahkan seluruh hasil perkalian masing-masing aktiva lancar.
Contoh 1 :
PT. KUDA TEX adalah perusahaan yang memproduksi sarung palekat dengan merk kuda terbang. Volume produksi sebanyak 1000 potong / perhari. Proses produksi sbb ;
Benang dibeli secara tunai untuk kebutuhan produksi tiap hari senilai Rp.
5.000.000 atau Rp. 5.000 / perpotong dibeli 1 hari sebelum diproses
Biaya pewarnaan sebesar Rp. 1000,- perpotong dengan lama proses 2 hari
Proses persiapan penenunan memerlukan waktu 5 hari
Proses penenunan dan finishing membutuhkan rata-rata waktu 2 hari
Biaya bahan penolong sebesar sebesar Rp 500,-
Biaya tenaga kerja Rp. 2.000,- perpotong
Biaya administrasi dan persediaan kas Rp. 500.000 / hari
Hasil produksi dijual secara tunai dengan lama waktu menunggu trasaksi 5 hari Dari data diatas kebutuhan modal kerja PT.KUDA TEX dapat dihitung sbb ;
1. Lama proses
Bahan baku = 1 hari
Pewarnaan = 2 hari
Proses persiapan tenun = 4 hari
Penenunan dan finishing = 3 hari
Menunggu laku di gudang = 5 hari ( + ) Lama waktu proses = 15 hari 2. Jangka waktu terikat dana
Bahan baku = 15 hari
Pewarnaan = 14 hari
Proses persiapan tenun = 12 hari
Penenunan dan finishing = 8 hari
Menunggu laku di gudang = 5 hari
3. Pengeluaran perhari
Biaya bahan baku = Rp. 5.000.000,-
Biaya pewarnaan = Rp. 1.000.000,-
Biaya bahan penolong = Rp. 500.000,-
Biaya tenaga kerja persiapan, tenun & finishing = Rp. 2.000.000,-
Biaya administrasi dan kas = Rp. 500.000,- 4. Kebutuhan modal kerja
Bahan baku = 15 x Rp. 5.000.000 = Rp. 75.000.000,-
Pewarnaan = 14 x Rp. 1.000.000 = Rp. 14.000.000,-
Proses persiapan tenun = 12 x Rp. 500.000 = Rp. 6.000.000,-
Pesiapan, tenun, finishing = 12 x Rp. 2.000.000 = Rp. 24.000.000,- ( + ) Jumlah kebutuhan modal kerja = Rp.119.000.000,- Cara lain yaitu menghitung dengan rumus sbb ;
Perputaran Modal kerja =
ModalKerja Penjualan
Modal Kerja =
odalKerja PerputaraM
Penjualan
Misal : Target penjualan tahun 2006 sebesar Rp. 900.000.000 dan perputaran modal kerja 12 kali, maka kebutuhan modal kerja tahun 2006 dapat ditentukan sbb ;
Modal kerja =
12
000 . 000 . 900 .
Rp = Rp. 75.000.000,-
1.3. Efisiensi Modal Kerja
Penggunaan modal kerja dalam perusahaan sangat berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, salah satu ukuran kinerja keuangan yaitu efisiensi penggunaan modal kerja yang dapat diukur dengan rasio Return on Working Capital ( RWC ) yang mengukur kemampuan modal kerja dalam menghasilkan keuntungan.
RWC =
ModalKerja i LabaOperas
x 100 %
Hasil pengukuran RWC yang makin tinggi menunjukkan makin efisien penggunaan modal kerja perusahaan.
2. Manajemen Kas
Kas dan surat berharga merupakan aset yang paling likuid dan sangat menentukan bagi kelancaran operasi perusahaan, karena kas menjadi alat tukar yang memungkinkan perusahaan membiayai kegiatannya.
Ada tiga motif memiliki kas ( Keynes dalam Agus Sartono, 2001 ) yaitu ; (1). Alasan untuk memenuhi kebutuhan transaksi
(2). Alasan untuk berjaga-jaga karena aliran kas perusahaan sulit diprediksi (3). Alasan kebutuhan untuk spekulasi
Karena alasan pentingnya kas dalam perusahaan maka manajemen harus mengelola kas secara tepat sehingga menjamin kelancaran operasi dan dapat mendukung dicapainya tujuan perusahaan yaitu diperolehnya keuntungan dan meningkatnya kekayaan perusahaan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam rangka mengelola kas diataranya yaitu ;
Membuat anggaran kas yaitu anggaran yang berisi rencana kas masuk dan rencana kas keluar baik dari kegiatan operasi maupun dari rencana pengambilan dan pembayaran pinjaman selama periode tertentu ( satu tahun )
Melalui anggaran ini manajemen mampu me
Menentukan jumlah kas optimal ( metode inventory dan metode Stochastik ).
Memelihara kas membawa konsekwensi menanggung 2 biaya yaitu (1). Biaya bunga bila sumber dana tsb dari pinjaman
(2). Biaya peluang ( opportunity cost ) yaitu hilangnya kesempatan meraih keuntungan bila kas tsb digunakan untuk investasi surat berharga.
Jumlah kas optimal dapat ditentukan melalui metode inventory dengan rumus sbb ; i
Q= 2OD
Q ( jumlah kas minimal ), O ( biaya pengadaan kas / perubahan surat berharga menjadi kas ), D ( kebutuhan kas selama 1 tahun )
Contoh : Kebutuhan kas PT GTN pertahun Rp. 1.200.000.000 dengan pemakaian perhari konstan. Biaya transaksi perubahan surat berharga (efek) menjadi kas Rp.
50.000 setiap kali perubahan. Pendapatan bunga bila memiliki surat berharga adalah 12 % pertahun. Berapa jumlah kas optimal bagi PT GTN ?
12 . 0
000 . 000 . 200 . 1 000 . 50
2x x
Q= = Rp. 31.622.777
Hasil perhitungan menunjukkan Q = Rp. 31.622.777 ( Rp. 31.623.000 dibulatkan ) Berarti bila kas perusahaan habis ( 0 ) maka perusahaan harus melakukan penjualan surat berharga sebesar Rp. 31.623.000.
Dengan cara tsb maka manajemen dapat meminimumkan biaya kas sebagaimana dijelaskan diatas.
3. Manajemen Piutang
Piutang yang ada dalam perusahaan umumnya timbul sebagai akibat kebijakan penjualan kredit. Apabila kebijakan manajemen menggunakan penjualan tunai maka tidak akan muncul piutang dagang ( investasi dalam piutang ). Persoalannya lebih menguntungkan mana bagi manajemen apakah dengan penjualan tunai atau penjualan kredit ? Persoalan ini dapat dianalisis dengan cost and benefit kebijakan penjualan kredit.
Bila cost > benefit penjualan kredit maka sebaiknya digunakan penjualan tunai.
Bila cost < benefit penjualan kredit maka sebaiknya digunakan penjualan kredit.
Contoh : PT GTN saat ini ( tahun 2005 ) menggunakan sistim penjualan tunai dan memiliki omzet Rp. 800.000.000,- Untuk tahun 2006 manajemen akan mempertimbangkan mengubah kebijakan penjualan tunai menjadi penjualan kredit dengan syarat n/60 artinya pembeli diberi tempo untuk membayar sampai hari ke 60 dari saat pembelian. Dengan perubahan tsb diharapkan penjualan akan meningkat menjadi Rp.1.050.000.000,- dan profit margin 15 %, sementara biaya dana sebesar 16 % pertahun.
Apakah rencana kebijakan penjualan kredit tsb menguntungkan bagi perusahaan ?
Masalah diatas dapat dianalisis dengan membandingkan manfaat (benefit) dan biaya (cost) sebagai berikut ;
MANFAAT
Tambahan keuntungan adanya penjualan kredit.
( Rp. 1.050.000.000 – Rp. 800.000.000 ) x 15 % = Rp. 37.500.000,- BIAYA
Perputaran piutang = = 60
360 6 kali pertahun
Rata-rata piutang = =
6
000 . 000 . 050 . 1 .
Rp Rp. 175.000.000
Modal yg diperlukan untuk investasi dalam piutang dihitung adalah = ( 100 % - 15 % ) x Rp. 175.000.000 = Rp. 148.750.000 Biaya dana untuk tambahan modal guna investasi pada piutang
= Rp. 148.750.000 x 16 % = Rp. 23.800.000 SIMPULAN
Manfaat = Rp. 37.500.000
Biaya = Rp. 23.800.000 ( - )
Tambahan keuntungan = Rp. 13.700.000
Jadi kebijakan penjualan kredit akan memberi manfaat bersih (keuntungan) sebesar Rp.
13.700.000,-
4. Manajemen Persediaan
Persediaan barang bagi perusahaan baik usaha dagang maupun industri merupakan aktiva lancar yang penting, karena persediaan berpengaruh terhadap kelancaran produksi dan pelayanan pelanggan. Untuk itu manajemen harus mengelola
persediaan dengan tepat agar tidak terlalu banyak yang dapat berakibat risiko kerusakan dan tidak terlalu sedikit yang dapat mengakibatkan kegagalan melayani pelanggan.
Dalam mengelola persediaan perusahaan akan terbebani dua biaya yaitu biaya pemesanan ( procuremen cost ) dan biaya penyimpanan ( carrying cost ). Dua biaya ini sifatnya berlawanan sbb ;
Biaya pesan dihitung atas dasar frekwensi pesan tidak berkait dengan jumlah yang dipesan yang berarti semakin sedikit jumlah yang dipesan akan semakin besar biaya pemesanan perunit.
Biaya simpan dihitung atas dasar jumlah unit yang dipesan yang berarti makin banyak yang barang disimpan maka biaya makin besar dan sebaliknya.
a. Metode penentuan persediaan optimal menggunakan EOQ (Economic Order Quantity)
C
EOQ= 2RS
EOQ ( Jumlah pembelian yang ekonomis ), R (jumlah kebutuhan bahan satu tahun), S ( set up cost / biaya pemsanan ), C ( Carrying cost / biaya penyimpanan )
Contoh :
PT. GTN memiliki kebutuhan bahan baku 1 tahu sebesar 1.600 unit, biaya pesan Rp.
100.000 untuk sekali pesan, biaya penyimpanan Rp. 500 per unit pertahun. Jumlah pembelian yang ekonomis adalah ;
500 1600 000 . 100
2x x
Q= = 800 unit
Dari hasil perhitungan diatas maka jumlah pembelian yang ekonomis ( efisien ) adalah 800 unit setiap kali beli sehingg frekwensi pembelian menjadi 1.600 / 800 = 2 kali dalam satu tahun.
b. Lead time dan Reorder Point
Lead time yaitu jangka waktu antara saat barang dipesan dan barang dating.
Reorder point yaitu saat yang tepat untuk memesan kembali barang. Reorder point depengaruhi oleh lead time,
Misal menggunakan contoh diatas lead time = 6 hari.sementara penggunaan perhari = 1.600 / 300 hari = 5.3 unit, maka reorder point = 5.3 x 6 = 32.8 atau 33 unit.
Jadi bila persediaan sudah tinggal 33 unit maka bagian pembelian harus memesan barang.
c. Savety Stock
Savety stock yaitu persediaan pengaman ( persediaan besi ) yang biasanya digunakan untuk berjaga jaga untuk menghadapi masalah keterlambatan pembelian maupun lainnya. Besarnya savety stock biasanya ditentukan berdasarkan pemakaian barang dalam waktu tertentu misal 6 hari atau 10 hari dsb. Dengan menggunakan contoh diatas maka bila ditentukan savety stock sebesar penggunaan 10 hari = 10 x 5.3 = 53 unit.