• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dian Gusfita Putri* *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dian Gusfita Putri* *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BK DALAM PENYELENGGARAAN LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK

(Studi Deskriptif Pada Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung Oleh:

Dian Gusfita Putri*

*Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

This research, in background was carried out since there were counseling teachers doing advising study in not a afective. The aim of this research was to describe the professional competence of counseling teachers in holding and advised group service in term of: 1) Mastering a concept and a praksis judgment to understand the condition, the needs and the problems of student, 2) Implementing a comprehensive advised and counseling program, 3) Evaluating the process and the result of an advised and counseling activity. This was a descriptive and quantitave research.

Population of this research was students taking part in a advised group service. The tecnique used to take samples was total sampling. The number of the samples was students. The reseacher used a questionnaire to collect the data. The result of this research revealed that, in general, the professional competence of counseling teachers in holding an advised group service could be categorized as being very professional. The result based on the sub-variables of the professional competence of counseling teachers in holding an advised group servvice in term of: 1) Mastering a concept and a praksis judgement to understand the condition, the needs, and the problems of students could be categorized as being very professional, 2) Implementing a comprehensive advised and counseling program could be categorized as being very professional, 3) Evaluating the process and result of an advised and counseling activity could be categorized as being very professional. Regarding to the result of this research, it is advised that counseling teachers are able to keep up and improve their professionality in holding an advised group service. This discovery is recommended to all of counseling teachers and headmaster in SMA N 1 Lubuk Basung holding advised group service.

Keyword: Professional Competence, Counseling Teachers, Holding an Advising Group Service.

Pendahuluan

Pelayanan bimbingan dan konseling yang bermutu yaitu pelayanan yang mampu mengarahkan, mengembangkan potensi dan tugas-tugas perkembangan individu yang menyangkut kawasan kematangan personal dan emosional, sosial, pendidikan, dan karir.

Perwujudan pelayanan bimbingan dan konseling yang bermutu salah satunya dipengaruhi oleh kinerja konselor/guru bimbingan dan konseling (BK). Hal ini dikarenakan seorang guru BK yang mempunyai kinerja yang berkualitas akan menampilkan sikap produktif, memiliki motivasi yang tinggi, disiplin, kreatif, inovatif, dan mandiri dalam melaksanakan peran dan tugasnya.

Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan juga akan sesuai dengan beban kerja wajib yang diterimanya yaitu paling kurang 150 (seratus lima puluh) orang peserta didik dan paling banyak 250 (dua ratus lima puluh) orang peserta didik. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru Pasal 54 butir 6 disebutkan bahwa “Beban kerja guru bimbingan dan konseling atau konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah mengampu paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan”.

Pada dasarnya kinerja guru BK profesional ditentukan oleh standar kualifikasi akademik dan kompetensi, serta kesejahteraan. Penetapan standar kualifikasi akademik dan kompetensi

1

(3)

terkait dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (SKAKK) Pasal 1 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa “Untuk dapat diangkat sebagai konselor, seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara nasional”. Sedangkan kesejahteraan guru BK terkait dengan tunjangan yang diberikan kepada konselor yang telah bersertifikasi. Kesejahteraan yang memadai akan mendorong dan memotivasi guru BK agar melakukan peran dan tugasnya secara profesional serta sungguh-sungguh.

Keutuhan kompetensi guru BK tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Guru BK wajib menguasai dan mengimplementasikan keempat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Penguasaan dan implementasi kompetensi tersebut diharapkan mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang bermutu dan bermartabat. Salah satunya pada penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok. Dimana berdasarkan penelitian yang dikemukakan oleh Nurnaningsih (2011) bahwa penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa.

Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Rifa’i (2012) mengemukakan bahwa penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok dapat mengembangkan moral siswa.

Begitu juga halnya dengan hasil penelitian Purwati (2012) bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik fun game efektif mampu mengurangi kecemasan siswa berbicara di depan kelas. Selanjutnya hasil penelitian Utami (2014) mengungkapkan bahwa layanan bimbingan kelompok yang berbasis pada nilai- nilai budaya lokal secara efektif dapat meningkatkan empati siswa. Wijaya (2014) mengungkapkan bahwa penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan interaksi sosial siswa.

Selanjutnya hasil temuan terbaru yang dikemukakan oleh Muslifar (2015) juga mengemukakan bahwa layanan bimbingan kelompok mampu mengembangkan konsep diri positif pada siswa.

Pelaksana layanan konseling sesuai dengan BK pola 17 plus salah satu jenis layanan tersebut adalah layanan bimbingan kelompok.

Menurut Prayitno (2004:L-6) menyatakan:

“Bimbingan kelompok membahas topik-topik yang mengandung permasalahan aktual

(hangat) dan menjadi perhatian peserta.

Melalui dinamika kelompok intensif membahas topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkan tingkah laku yang efektif”.

Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memberikan manfaat bagi anggota. Manfaat tersebut dirasakan dengan berbagai macam perolehan yang dapat membantu mengoptimalkan potensi diri, termasuk penyesuaian diri peserta didik terhadap lingkungan barunya.

Adanya kegiatan layanan bimbingan kelompok mempunyai manfaat besar bagi peserta didik, mereka bisa meningkatkan keterampilan berbicara, bertanya serta berani mengemukakan pendapat dan gagasan di muka forum. Prayitno (1995:23) menyatakan:

Dalam bimbingan kelompok setiap anggota diberi kesempatan mengemukakan pendapat, tanggapan dan berbagai masukan dan berpeluang yang sangat berharga bagi perorangan yang sangat brsangkutan, kesempatan yang timbul balik inilah yang merupakan dinamika dari kehidupan (dinamika kelompok) yang akan bermanfaat bagi peserta layanan.

Selanjutnya menurut Prayitno (2004:L-6) tujuan bimbingan kelompok yaitu:

Melalui bimbingan kelompok hal-hal yang menganggu atau menghimpit perasaan dapat diungkapkan, dilonggarkan, diringankan melalui berbagai cara: pikiran yang suntuk, buntu atau beku dicairkan dan didinamika melalui berbagai masukan dan tanggapan baru:

persepsi dan wawasan yang menyimpang dan atau sempit diluruskan dan perluas melalui pencairan pilirang penyadaran: sikap yang objektif, terkungkung dan tidak terkendali, serta tidak efektif digugat dan diobrak: kalau perlu diganti dengan yang baru efektif. Melalui kondisi dan proses berperasaan, berpikir dan berpesepsi dan wawasan yang terarah, luwes dan serta dinamis kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi dan bersikap dapat dikembangkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan yang efektif dan efisien untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dialami peserta didik. Selanjutnya Prayitno dan Erman Amti (2004:302) mengungkapkan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan

(4)

layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari pemimpin kelompok atau narasumber tertentu dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu (pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial) yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Lebih lanjut lagi, kesempatan mengemukakan pendapat, tanggapan dan berbagai reaksipun dapat merupakan peluang yang amat berharga bagi peserta didik. Kesempatan timbal balik inilah yang merupakan dinamika dari kehidupan kelompok yang akan membawa kebermanfaatan bagi para anggotanya.

Senada dengan pendapat Sukardi (2008:78) pelayanan layanan bimbingan kelompok memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru BK) atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupan sehari- hari dan untuk perkembangan peserta didik dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu.

Namun berdasarkan Pengalaman Praktek Lapangan (PPL) yang peneliti laksanakan pada tanggal 26 Januari sampai 30 Mei 2015 di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, terlihat bahwa penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok dapat dikatakan pernah diselenggarakan oleh guru BK. Adanya guru BK yang melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok dengan waktu singkat, adanya guru BK yang melaksanakan bimbingan kelompok dengan menggunakan topik bebas.

Adanya guru BK dalam memberikan layanan bimbingan kelompok kurang bisa menerima peserta didik dengan terbuka, adanya guru BK dalam memberikan layanan bimbingan kelompok tidak menyampaikan asas-asas pokok dalam layanan bimbingan konseling, adanya guru BK dalam memberikan layanan bimbingan kelompok jarang menyampaikan peranan seluruh anggota kelompok, adanya guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok kurang mampu memicu keberanian peserta didik untuk berbicara, adanya guru BK yang tidak mengevaluasi layanan bimbingan kelompok dan adanya guru BK mengalami

kesulitan untuk mengevaluasi penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok yang telah dilaksanakannya.

Sebagaimana yang dikemukakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor yang menyatakan bahwa guru BK harus menguasai empat kompetensi tanpa terkecuali termasuk kompetensi profesional, namun hal ini bertolak belakang dengan fenomena yang terjadi di SMA Negeri 1 Lubuk Basung. Padahal SMA Negeri 1 Lubuk Basung merupakan salah satu sekolah yang peserta didiknya banyak memperoleh prestasi dalam belajar dan banyak yang lulus Perguruan Tinggi Negeri. Tentunya keberhasilan peserta didik tidak terlepas dari peran ataupun bimbingan guru yang ada di sekolah termasuk guru BK.

Berdasarkan kondisi yang ditemukan di lapangan, maka peneliti tertarik untuk mendalami masalah tersebut dengan merumuskan sebuah penelitian mengenai

“Kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 1 Lubuk Basung”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Kompetensi Profesional Guru BK dalam menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menguasai konsep dan praksis penilaian (assessment) untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik.

2. Kompetensi Profesional Guru BK dalam menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok terkait dengan mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif.

3. Kompetensi Profesional Guru BK dalam menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling.

Sesuai dengan penelitian masalah dan tujuan penelitian yang telah ditemukan sebelumnya, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Guru BK

Sebagai informasi dan masukan bagi guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kompetensi profesional

(5)

sesuai dengan standar kualifikasi dan kompetensi yang telah ditetapkan.

2. Kepala Sekolah

Sebagai umpan balik (feed back) atas penelitian ini agar sekolah dapat memberikan keleluasaan dan menfasilitasi guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya melalui pembinaan atau pelatihan demi peningkatan kualitas pelayanan bimbingan dan konseling.

3. Pengelola program studi Bimbingan dan Konseling

Sebagai bahan masukan keleluasaan dan menfasilitasi guru BK untuk mengembangkan calon guru BK yang profesional.

4. Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan masukan bagi peneliti agar dapat menjadi konselor profesional yang dapat melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling secara optimal.

5. Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan untuk mengadakan penelitian lanjutan terutama yang belum menjadi fokus dalam penelitian ini.

Agar penelitian ini terarah dan dapat mencapai sasaran maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Profesional Guru BK dalam menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menguasai konsep dan praksis penilaian (assessment) untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik.

2. Kompetensi Profesional Guru BK dalam menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok terkait dengan mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif.

3. Kompetensi Profesional Guru BK dalam menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling.

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kompetensi

profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok

?.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini alhamdulilah telah peneliti laksanakan pada tanggal 31 Oktober sampai 09 Februari di SMA Negeri 1 Lubuk Basung yaitu kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok. Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah karena sekolah ini merupakan sekolah tempat peneliti praktek lapangan. Selain itu, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini peneliti temukan di SMA Negeri 1 Lubuk Basung ini, sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik yang telah mengikuti layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 1 Lubuk Basung. Data lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Populasi Penelitian

No Kelas Populasi 1. XI IPA 1 8 orang 2. XI IPA 2 8 orang 3. XI IPA 3 8 orang 4. XI IPS 1 8 orang 5. XI IPS 2 8 orang 6. XI IPS 3 8 orang 7 XI IPS 4 10 orang 8 XI IPS 5 8 orang

Jumlah 66 orang Sumber: Guru BK SMA Negeri 1 Lubuk Basung Tahun 2015/2016

Alat pengumpulan data yang digunakan untuk melihat Kompetensi Profesional dalam Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Kelompok (Studi Deskriptif Pada Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung) adalah angket. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal yang ia ketahui. (Arikunto 2012:128).

Dengan memberikan lembaran angket yang dapat dijawab oleh responden. Angket ini diisi oleh Peserta didik yang telah mengikuti layanan bimbingan kelompok kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung.

(6)

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari penyebaran angket kepada responden maka diperoleh deskripsi mengenai kompetensi profesional guru BK dalam Penyelengaraan Layanan Bimbingan Kelompok Kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung sebagai berikut:

1. Menguasai Konsep dan Praksis Penilaian (Asesesment) untuk Memahami Kondisi, Kebutuhan dan Masalah Peserta Didik.

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 35 orang peserta didik (53,03%), pada kategori profesional sebanyak 30 orang peserta didik (45,45%), pada kategori cukup profesional sebanyak 1 orang peserta didik (1,52%), pada kategori kurang profesional dan sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menguasai konsep dan praksis penilaian (asesesment) untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik tergolong ke dalam kategori sangat profesional.

a. Menguasai Hakekat Asesmen

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 34 orang peserta didik (51,52%), pada kategori profesional sebanyak 28 orang peserta didik (42,42%), pada kategori cukup profesional sebanyak 4 orang peserta didik (6,06%), pada kategori kurang profesional dan sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menguasai konsep dan praksis penilaian (asesesment) untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik dari segi menguasai hakekat asesmen tergolong ke dalam kategori sangat profesional

b. Memilih Teknik Asesmen

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 22 orang peserta didik (33,33%), pada kategori

profesional sebanyak 42 orang peserta didik (63,64%), pada kategori cukup profesional sebanyak 2 orang peserta didik (3,03%), pada kategori kurang profesional dan sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menguasai konsep dan praksis penilaian (asesesment) untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik dari segi memilih teknik asesmen tergolong ke dalam kategori profesional.

c. Menyusun dan Mengembangkan Instrumen

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 18 orang peserta didik (27,27%), pada kategori profesional sebanyak 26 orang peserta didik (39,39%), pada kategori cukup profesional sebanyak 18 orang peserta didik (27,27%), pada kategori kurang profesional sebanyak 3 orang peserta didik (4,55%), dan sangat kurang profesional sebanyak 1 orang peserta didik (1,52). Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menguasai konsep dan praksis penilaian (asesesment) untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik dari segi menyusun dan mengembangkan instumen tergolong ke dalam kategori profesional.

d. Mengadministrasikan Asesmen Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 23 orang peserta didik (34,85%), pada kategori profesional sebanyak 37 orang peserta didik (56,06%), pada kategori cukup profesional sebanyak 4 orang peserta didik (6,06%), pada kategori kurang profesional sebanyak 2 orang peserta didik (3,03%), dan sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menguasai konsep dan praksis penilaian (asesesment) untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik dari

(7)

segi mengadministrasikan asesmen tergolong ke dalam kategori profesional.

e. Memilih dan Mengadministrasikan Teknik Asesmen Pengungkapan Kemampuan Dasar dan Kecendrungan Pribadi Peserta Didik

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 33 orang peserta didik (50,00%), pada kategori profesional sebanyak 21 orang peserta didik (31,82%), pada kategori cukup profesional sebanyak 9 orang peserta didik (13,64%), pada kategori kurang profesional sebanyak 2 orang peserta didik (3,03%), dan sangat kurang profesional sebanyak 1 orang peserta didik (1,52). Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menguasai konsep dan praksis penilaian (asesesment) untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik dari segi memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar dan kecendrungan pribadi peserta didik tergolong ke dalam kategori sangat profesional.

f. Memilih dan Mengadministrasikan Instrumen untuk Mengungkapkan kondisi aktual peserta didik berkaitan dengan lingkungan

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 26 orang peserta didik (39,39%), pada kategori profesional sebanyak 32 orang peserta didik (48,48%), pada kategori cukup profesional sebanyak 7 orang peserta didik (10,61%), pada kategori kurang profesional sebanyak 1 orang orang peserta didik (1,52) dan kategori sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menguasai konsep dan praksis penilaian (asesesment) untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik dari segi memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual peserta didik berkaitan dengan lingkungan tergolong ke dalam kategori profesional, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:

g. Mengakses Data Dokumentasi tentang Peserta Didik dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 55 orang peserta didik (12,12%), pada kategori cukup profesional sebanyak 3 orang peserta didik (4,55%), pada kategori kurang profesional dan kategori sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menguasai konsep dan praksis penilaian (asesesment) untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik dari segi mengakses data dokumentasi tentang peserta didik dalam pelayanan bimbigan dan konseling tergolong ke dalam kategori profesional.

h. Menggunakan Hasil Asesmen dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan Tepat

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 29 orang peserta didik (43,94%), pada kategori cukup profesional sebanyak 3 orang peserta didik (4,55%), pada kategori kurang profesional dan kategori sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menguasai konsep dan praksis penilaian (asesesment) untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik dari segi mengunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat tergolong ke dalam kategori profesional.

i. Menampilkan Tangung Jawab Profesional

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 32 orang peserta didik (48,48%), pada kategori

(8)

cukup profesional sebanyak 21 orang peserta didik (31,82%), pada kategori kurang profesional sebanyak 1 orang peserta didik (1,52%), dan kategori sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menguasai konsep dan praksis penilaian (asesesment untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik dari segi menampilkan tangung jawab profesional tergolong ke dalam kategori sangat profesional.

2. Mengimplementasikan Program BK yang Komprehensif

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 36 orang Peserta didik (54,55%), pada kategori profesional sebanyak 29 orang Peserta didik (43,94%), pada kategori cukup profesional tidak ada, pada kategori kurang profesional sebanyak 1 orang peserta didik (1,52%) dan sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan

kelompok terkait dengan

mengimplementasikan program BK yang komprehensif tergolong ke dalam kategori sangat profesional.

a. Melaksanakan Program Bimbingan Konseling

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 24 orang peserta didik (36,36%), pada kategori profesional sebanyak 34 orang peserta didik (51,52%), pada kategori cukup profesional sebanyak 7 orang peserta didik (10,61%), pada kategori kurang profesional sebanyak 1 orang peserta didik (1,52) dan pada kategori sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan

kelompok terkait dengan

mengimplementasikan program BK yang komprehensif dari segi melaksanakan program bimbingan dan konseling tergolong ke dalam kategori profesional.

b. Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 62 orang Peserta didik (93,94%), pada kategori profesional sebanyak 1 orang peserta didik (1,52%), pada kategori cukup profesional sebanyak 3 orang peserta didik (4,55%), pada kategori kurang profesional dan pada kategori sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan

kelompok terkait dengan

mengimplementasikan program BK yang komprehensif dari segi melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan konseling tergolong ke dalam kategori sangat profesional.

c. Memfasilitasi Perkembangan Akademik, Karir, Personal dan Sosial Peserta Didik

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 31 orang peserta didik (46,97%), pada kategori profesional sebanyak 30 orang peserta didik (45,45%), pada kategori cukup profesional sebanyak 4 orang peserta didik (6,06%), pada kategori kurang profesional sebanyak 1 orang peserta didik (1,52%) dan pada kategori sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan

kelompok terkait dengan

mengimplementasikan program BK yang komprehensif dari segi memfasilitasi perkembangan akademik, karir, personal,dan sosial peserta didik tergolong ke dalam kategori sangat profesional.

d. Mengelola Sarana dan Biaya Program Bimbingan dan Konseling Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 24 orang peserta didik (36,36%), pada kategori profesional sebanyak 37 orang peserta didik (56,06%), pada kategori cukup

(9)

profesional sebanyak 4 orang peserta didik (6,06%), pada kategori kurang profesional sebanyak 1 orang peserta didik (1,52%) dan pada kategori sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok terkait dengan mengimplementasikan program BK yang komprehensif dari segi mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling tergolong ke dalam kategori profesional, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:

3. Menilai Proses dan Hasil Kegiatan BK

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 39 orang peserta didik (59,09%), pada kategori profesional sebanyak 21 orang peserta didik (31,89%), pada kategori cukup profesional sebanyak 6 orang peserta didik (9,09%), pada kategori kurang dan sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok terkait dengan menilai proses dan hasil kegiatan BK tergolong ke dalam kategori sangat profesional.

a. Melakukan Evaluasi Hasil, Proses dan Program Bimbingan Konseling

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 58 orang peserta didik (87,88%), pada kategori profesional sebanyak 5 orang peserta didik (7,58%), pada kategori cukup profesional sebanyak 3 orang peserta didik (4,55%), pada kategori kurang profesional dan kategori sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan

kelompok terkait dengan

mengimplementasikan program BK yang komprehensif dari segi melakukan evaluasi hasil, proses dan program bimbingan konseling tergolong ke dalam kategori sangat profesional, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:

b. Melakukan Penyesuaian Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 65 orang peserta didik (98,48%), pada kategori profesional tidak ada, pada kategori cukup profesional sebanyak 1 orang peserta didik (1,52%), pada kategori kurang profesional dan kategori sangat kurang profesional tidak ada.

Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok terkait dengan mengimplementasikan program BK yang komprehensif dari segi melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling tergolong ke dalam kategori sangat profesional, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:

c. Menginformasikan Hasil Pelaksanaan Evaluasi dan Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 65 orang peserta didik (98,48%), pada kategori profesional tidak ada, pada kategori cukup profesional sebanyak 1 orang peserta didik (1,52%), pada kategori kurang profesional dan kategori sangat kurang profesional tidak ada.

jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok terkait dengan mengimplementasikan program BK yang komprehensif dari segi menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi dan pelayanan bimbingan dan konseling tergolong ke dalam kategori sangat profesional.

d. Menggunakan Hasil Pelaksanaan Evaluasi untuk Merevisi dan Mengembangkan Program Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Basung, dapat diketahui bahwa pada kategori sangat profesional sebanyak 62 orang peserta didik (93,94%), pada kategori profesional sebanyak 1 orang peserta didik (1,52%), pada kategori cukup profesional sebanyak 3 orang peserta didik (4,55%), pada

(10)

kategori kurang profesional dan kategori sangat kurang profesional tidak ada. Jadi dapat disimpulkan kompetensi profesional guru BK dalam penyelenggaraan layanan bimbingan

kelompok terkait dengan

mengimplementasikan program BK yang komprehensif dari segi menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling tergolong ke dalam kategori sangat profesional.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan temuan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan Kompetensi Profesional Guru BK dalam Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Kelompok ebagai berikut:

1. Menguasai konsep dan praksis penilaian (asesesment) untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah peserta didik di SMA Negeri 1 Lubuk Basung tergolong ke dalam kategori sangat profesional, selanjutnya dilihat juga dari menguasai hakekat asesmen sangat profesional, memilih teknik asesmen profesional, menyusun dan mengembangkan instrumen profesional, mengadministrasikan asesmen

profesional, memilih dan

mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar dan kecendrungan pribadi peserta didik sangat

profesional, memilih dan

mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual peserta didik berkaitan dengan lingkungan profesional, mengakses data dokumentasi tentang peserta didik dalam pelayanan bimbingan dan konseling sangat profesional, menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat profesional, dan menampilkan tanggung jawab profesional sangat profesional.

2. Mengimplementasikan program BK yang komprehensif di SMA Negeri 1 Lubuk Basung tergolong ke dalam kategori sangat profesional, selanjutnya dilihat juga dari melaksanakan program bimbingan dan konseling profesional, melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan konseling sangat profesional, memfasilitasi perkembangan akademik,

karir, personal dan sosial peserta didik sangat profesional, dan mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling profesional.

3. Menilai Proses dan hasil kegiatan BK di SMA Negeri 1 Lubuk Basung tergolong ke dalam kategori sangat profesional, selanjutnya dilihat juga dari melakukan evaluasi hasil, proses dan program bimbingan dan konseling sangat profesional, melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling sangat profesional, menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan dan konseling sangat profesional, dan menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling sangat profesional.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti ingin mengajukan saran kepada:

1. Guru BK, diharapkan agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kompetensi yang dimilikinya guna membantu peserta didik dalam menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok.

2. Kepala Sekolah, diharapkan agar dapat memberikan ruangan dan memfasilitasi sarana dan prasarana guru BK dalam menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok.

3. Pengelola Program Studi BK, diharapkan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan calon guru yang profesional.

4. Peneliti selanjutnya, sebagai sumber informasi dan bisa melakukan penelitian mengenai masalah ini dengan variabel yang berbeda

KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan Praktik).

Jakarta : Rineka Cipta.

Muslifar, R. 2015. “Efektifitas Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Mengembangkan Konsep Diri Positif”.

Jurnal. (Online), diakses 5 Agustus 2015.

(11)

Musfah, J. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta:

Kencana Group.

Nurnaningsih. 2011. “Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa”. Jurnal. (Online), diakses 5 Agustus 2015.

.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta:

Kementerian Pendidikan Nasional.

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil).

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prayitno & Amti, E. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta.

Prayitno. 2004. Layanan L.1-L.9. Padang: FIP UNP Press.

Purwati. 2012. “Model Bimbingan Kelompok dengan Teknik Fun Game untuk Mengurangi Kecemasan Berbicara di depan Kelas”. Jurnal. (Online), diakses 5 Agustus 2015.

Rifa’I, H. 2012. “Upaya Pengembangan Moral Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Siswa Kelas VII SMP 2 Mejobo Kudus”. Jurnal. (Online), diakses 5 Agustus 2015.

Sukardi. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Utami, D. 2014. “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Tekinik Permaian Simulasi terhadap Peningkatan Kecerdasan Interpersonal pada Siswa”. Jurnal.

(Online), diakses 5 Agustus 2015.

Wijaya. 2014.”Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok terhadap Interaksi Sosial Siswa”. Jurnal.(Online), diakses 5 Agustus 2015.

Gambar

Tabel 1. Populasi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pada terapi bronkitis yang bertujuan untuk menghilangkan simtomatis dan bakteri, infeksi membutuhkan beberapa obat sekaligus dalam sekali terapi, hal ini

Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0, usia kehamilan 12 minggu datang ke UGD RS dengan keluhan mual muntah yang sering , hampir 6 kali sehari, tidak mau makan, nyeri

Seperti halnya insinerasi, maka karena yang digunakan sebagai bahan adalah sampah yang sangat heterogen, maka akan dihasilkan by-product lain seperti gas pencemar, dioxin,

Tersedianya unsur hara ini, dibantu dengan adanya cendawan yang bersimbiosis dengan akar tanaman dimana akar yang terinfeksi oleh mikoriza akan memiliki daya jelajah yang

Penelitian tentang jangka waktu jatuh tempo terhadap harga obligasi dilakukan oleh Vikaria dan Ekak (2013).Hasil yang mereka peroleh yaitu variabel jangka waktu

(3) Berdasarkan analisis rantai nilai, analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal, maka dirumuskan beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh

(2) Sebaiknya pihak perusahaan (dalam hal ini PT. Pancawira Mustika) mempertahankan kondisi proses produksi yang telah efektif, ruang gerak yang memadai, keseimbangan kapasitas

a) Langkah pertama, usaha kedai mie warna bukit akan melakukan promosi melalui word of mouth dengan membawa sampel produk kepada teman-teman maupun orang-orang