• Tidak ada hasil yang ditemukan

AL QURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AL QURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

AL QURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM

Ayat Al-Qur’an merupakan dalil (petunjuk) kepada kalam nafsi Allah. Dari segi ini, ayat-ayat Al-Quran popular dikenal sebagai dalil-dalil hukum karena

merupakan petunjuk kepada hukum yang dikandung oleh kalam nafsi Allah.

Oleh karena yang dapat dijangkau oleh manusia hanyalah kalam lafzi Allah dalam bentuk ayat-ayat Al-Qur’an, maka popular di kalangan ahli-ahli Ushul Fiqh bahwa yang dimaksud dengan hukum adalah teks-teks ayat hukum itu sendiri yang mengatur amal perbuatan manusia. Al-Qur’an adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, pencipta segala sesuatu dari ketiadaan.

Al-Qur’an dalam kajian Ushul Fiqh merupakan objek pertama dan utama pada kegiatan penelitian dalam memecahkan suatu hukum. Apa yang menjadi kewajiban manusia adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang Allah turunkan ini, dan menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup.

(Moenawar Kholil, 1994: 141-142)

Diantara ciri-ciri khas Al- Quran ialah bahwa ia diturunkan dari Tuhan dengan pengertian dan kata-kata Arabnya seperti yang disebut oleh Al-Quran sendiri :

“kami turunkan wahyu berupa Al-Quran yang berbahasa Arab” (QS Yusuf :2)

Ciri khas ini menyebabkan Al-Quran berbeda dari wahyu Tuhan kepada Rasul- rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. Juga menyebabkan ia berbeda dengan hadist-hadist Rasul, karena untuk Hadits-hadist hanya pengertiannya saja yang diilhamkan dari Tuhan, sedang kata-katanya adalah dari rasul sendiri.

Ciri khas lain ialah bahwa Al-Quran diriwayatkan dengan bertubi-tubi, masa demi masa, keturunan demi keturunan, tanpa mengalami perubahan atau pemalsuan sama sekali seperti yang dijadikan oleh Tuhan :

“Kamilah yang menurunkan Quran dan Kami pula yang menjaganya”

(QS Al-Hijr : 9)

(2)

Cara periwayatan demikian menimbulkan keyakinandan kepastian tentang kebenaran Al-Quran dari Tuhan yang mengharuskan kita untuk memakai ketentuan-ketentuannya, dengan tidak boleh digantikan dengan ketentuan- ketentuan lain. Keadaan ini disebut qath’ijjul-wurud. Akan tetapi dari segi- segi pengertian dan maksud sesuatu ayat Al-Quran, maka kadang-kadang menimbulkan keyakinan tentang kepastian pengertian yang dituju, seperti kata-kata “nisfu” yang tidak bisa diartikan lain kecuali “separo”. Keadaan ini disebut qath’ijjud-dalalah. Kadang-kadang hanya menimbulkan dugaan kuat pada diri kita tentang kepastian pengertian yang dituju, seperti kata-

kata, qurun yang bisa diartikan “haid” atau “suci”. (A Hanafi, 1970).

Kedudukan Al-Qur’an dalam islam adalah sebagai sumber hukum umat islam.

dari segala sumber hukum yang ada dibumi. sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah An-Nisa’ ayat 59:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.

Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (An-Nisa’ : 59)

Dari ayat tersebut jelas bahwa kedudukan Al-Quran adalah sebagai sumber hukum islam yang paling utama yang dapat dijadikan pedoman hidup dan

petunjuk bagi umat manusia. Yang tidak ada keraguan sedikitpun padanya. Dan apabila orang tersebut berpegang teguh kepada Al-Qur’an, maka tidak akan tersesat selama-lamanya.

(3)
(4)

AL QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP

Sudah terang bahwa Al-Qur’an al-Karim merupakan sumber ajaran Islam sekaligus pedoman hidup setiap muslim yang mesti diperpegangi. Di dalam khazanah keislaman, al-Qur’an lazim disebut sebagai sumber utama (pertama).

Al-Qur’an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang membacanya merupakan suatu ibadah (Manna’ Khalil al- Qaththan, 1994:18).

Merujuk pada uraian di atas, maka sebagai pedoman hidup, al-Qur’an mesti dijadikan imam dalam kehidupan sehari-hari yang mana sumber tersebut dipatuhi, diacu dan di laksanakan perintah-perintahnya serta dihentikan larangan-larangannya.

Firman Allah Swt merupakan petunjuk sekaligus menjadi dasar hukum bagi manusia dalam menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mulai zaman Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw, utusan Allah Swt datang untuk

menyampaikan ajaran Tuhan kepada umatnya. Sebagai manusia yang pasti menemui ajalnya atau meninggal dunia. Sepeninggal mereka, kehidupan umat manusia pasti akan kacau tanpa pegangan atau pedoman. Dengan

diturunkannya kitab suci, maka umat manusia memiliki pedoman hidup walaupun mereka telah tiada.

Al Quran merupakan kitab suci yang sempurna, baik itu dalam hal mengatur kehidupan penganutnya, maupun dalam berinteraksi dengan Tuhannya dalam bentuk ritual ibadah yang secara wajib dikerjakan dalam tuntunannya. Semua ajaran Islam tersebut bersumber pada satu kitab suci tersebut. Pada zaman dulu semua persoalan dapat diselesaikan langsung oleh Rasulullah saw. Jika ada persoalan yang sulit dipecahkan, maka Allah memberi petunjuk melalui wahyu.

Lalu setelah Nabi dan Rasul wafat, manusia perlu pedoman agar kehidupan mereka tidak berantakan.

Al Quran sebagai pedoman hidup manusia dan umat Muslim khususnya. Jika tanpa pegangan atau pedoman, maka manusia akan kehilangan arah.

(5)

Perjalanan hidup penuh dengan berbagai persoalan, dari persoalan yang paling ringan sampai yang paling berat. Firman Allah yang dihimpun dalam sebuah kitab yang bernama Al Quran, menjadi petunjuk yang komplit bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan Sang Khalik, dengan sesama manusia dan makhluk lainnya.

Sebagian hukum di dalam Al Quran hanya bisa dilakukan oleh negara, seperti hukum-hukum yang berkaitan dengan pemerintahan dan kekuasaan, ekonomi, sosial, pendidikan, politik luar negeri, sanksi pidana, dsb. Aturan tersebut tidak boleh dikerjakan individu dan hanya sah dilakukan oleh imam yakni pemerintah atau yang diberi wewenang. Oleh sebab itulah, menjadikan Al Quran sebagai petunjuk pedoman hidup, tidak bisa 100% kecuali sampai pada penerapan hukum-hukum syariah Islam dalam seluruh elemen kehidupan sepenuhnya.

Umat Islam membutuhkan Al Quran untuk menjalani hidup agar selamat dunia dan akhirat. Apabila manusia tidak mempunyai pedoman hidup, manusia itu akan berbuat sesukanya, bertingkah laku seperti hewan dan melakukan hukum rimba. Sebagai petunjuk agar selaras dalam menyimbangkan kehidupan antar manusia dan lainnya. Merupakan kalam Allah Swt, bukan sebuah syair, puisi ataupun ungkapan para pujangga. Kandungan, isi dan kemurniannya tetap terjaga sepanjang zaman. Kitab suci Al Quran merupakan panduan hidup manusia.

Membaca ayat suci Al Quran tidak sama dengan kita membaca buku dongeng.

Ada beberapa aturan yang harus diperhatikan. Bila membaca dengan tidak benar, akan membuat orang yang mendengarnya tidak mendapat pahala. Sebab hukum membaca dan mendengarkan bacaan Al Quran adalah sama. Sebaiknya membaca sesuai dengan ilmu tajwid. Namun, hal terpenting ialah bisa

mengamalkan apa-apa yang telah dibacanya tersebut yang sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Allah Swt telah menurunkan Al Quran sebagai pedoman hidup bagi manusia agar selamat dunia maupun akhirat kelak. Faktanya jika hanya memakai akal dan logika, manusia sering keliru mengenal Allah Swt. Untuk membantu manusia mengenalNya dengan maksimal, butuh adanya tuntunan dari Allah Ta’ala. Yaitu berupa wahyu yang diturunkan melalui utusanNya. Dengan adanya wahyu

tersebut, maka manusia dengan mudah bisa mengenal Sang Khalik.

(6)
(7)

ANALISIS SURAH AL-MAIDAH

Surat Al Maidah

Kali ini saya akan menjelaskan tentang pengertian dan isi dari surat al maidah, yang dimana surat al maidah merupakan surat yang kelima di dalam Al Qur’an yang terdiri 120 ayat.

Surat Al Maidah berasal dari bahasa Arab yaitu Al Maidah yang berarti jamuan atau hidangan. Surat Al Maidah merupakan surat yang ke lima di dalam Al Qur’an. Surat Al Maidah terdiri dari 120 ayat dan termasuk golongan surat madaniyah karena surat Al Maidah di turunkan di kota madinah. Sekalipun ada ayat-ayat yang diturunkan di mekkah, namun ayat ini diturunkan sesudah nabi muhammad saw hijrah ke madinah, yaitu pada saat peristiwa haji wada’. Surat ini dinamakan Al Maidah karena memuat kisah pengikut-pengikut setia nabi isa a.s. meminta kepada nabi isa a.s. agar Allah swt menurunkan untuk merka Al Maidah (hidangan makanan) dari langit. Dan dinamaka Al Uqud atau yang berarti perjanjian, karena kata itu terapat pada ayat yang pertama di dalam surat ini, di mana Allah swt menyuruh agar hamba-hambanya memenuhi janjinya terhadap Allah dan perjanjian – perjanjian yang mereka buat sesamanya. Dinamakan juga Al Munqizd atau yang berarti menyelamatkan, karena di akhir surat Al Maidah mengandung kisah nabi isa a.s. penyelamat pengikut – pengikut setianya dari azab Allah swt.

Di bawah ini merupakan pokok-pokok isi dari surat Al Maidah.

Pokok pokok isi

1. Keimanan: Bantahan terhadap orang-orang yang mempertuhankan Nabi Isa a.s.

2. Hukum-hukum: keharusan untuk memenuhi perjanjian, hukum melanggar syiar Allah, makanan yang dihalalkan dan di haramkan oleh Allah swt, hukum mengawini, tayamum, mandi, hukum membunuh orang, hukum mengacau dan mengaganggu keamanan, hukum qishaas, hukum melanggar sumpah dan kafaaratnya, hukum binatang waktu ihram, hukum persaksian dalam berwasiat.

(8)
(9)

3. Kisah – kisah : kisah nabi musa a.s menyuruh kaumnya memasuki palestine, kisah habil dan qabil, kisah tentang nabi isa a.s.

4. Dan lain – lain : keharusan dalam bersifat lemah lembut terhadap sesam mukmin bersikap keras terhadap orang-orang kafir, penyepurnaan Agama islam pada zaman nabi uhammad saw, keharusan jujur dan berlaku adil, sikap dalam menghadapi berita – berita bohong akibat pertemanan akrab yang bukan muslim, kutukan Allah terhadap orang – orang yahudi, kewajiban rasul adalah hanya menyampaikan agama, sikap yahudi dan nasrani terhadap orang islam, ka’bah, peringatan Allah supaya meninggalkan kebiasaan arab jahiliyah, larangan – larangan terhadap pernyataan – pernyataan yang mengakibatkan kesempitan dalam agama.

Demikianlah sedikit penjelasan tentang surat Al Maidah yang saya posting kali ini, semoga bisa menjadi manfaat untuk para pengunjung blog ini.

Terima Kasih anda telah membaca postingan tentang penjelasan tentang surat Al Maidah.

Ayat terakhir surat al-Maidah ini sangat menarik perhatian umat manusia bahwa betapa agung dan besarnya kekuasaan Allah Swt. Dalam ayat ini Allah Swt berfirman, jangan ada orang yang menyangka bisa keluar dari kekuasaan Allah, sehingga dapat melaksanakan suatu perbuatan tanpa keinginan dan kehendak-Nya. Bila kalian melakukan itu untuk tujuan dunia, ketahuilah bahwa Allah Swt adalah pemilik alam semesta, dan dunia kalian yang kecil itu. Karena itu bergegaslah menuju ke jalan Allah, dan jadilah hamba-Nya. Karena pertemuan setetes air dengan setetes lainnya dapat menciptakan sebuah lautan, dan dengan menggabungkan diri pada ke-Maha Kuasaan serta ke-Besaran Allah yang tidak terhingga.

(10)

KESIMPULAN AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER HUKUM DAN PEDOMAN HIDUP UMAT ISLAM

1. Al-Qur'an Sumber Dari Segala Hukum

Mukjizat Al-Qur'an sungguh tiada tandingannya. Kitab suci umat Islam ini adalah kitab yang diturunkan dari langit dan menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur'an sebagai pedoman hidup umat Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur melalui perantara malaikat Jibril.

Al-quran merupakan mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Mukjizat ini menjadi tuntunan hidup umat Islam dalam menjalankan kehidupan di dunia. Segala permasalahan dan solusi hidup manusia tercantum dalam Al-quran. Beberapa kemukjizatan Al-quran:

Salah satu kemukjizatan Al-quran adalah sumber segala hukum. Al-quran memuat berbagai aturan-aturan atau perundang-undangan bagi

kebahagiaan hidup manusia. Baik di dunia maupun di akhirat. Al-Qur'an adalah sumber hukum utama umat Islam. Hukum-hukum atau aturan-aturan itu mencakup segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari dimensi ritual, sosial, pendidikan, pemerintahan, perniagaan, dan lain-lain.

2. Al Quran sebagai pedoman hidup untuk mengatur semua yang berkaitan dengan perbuatan manusia di dunia. Dalam aspek hubungan diri sendiri, dengan Tuhannya dan dengan sesama manusia. Kini

tuntunan agama Islam mulai dipinggirkan peranannya dari masyarakat, padahal kesejahteraan masyarakat tidak akan tercapai bila mereka tidak beriman dan bertakwa. Sebagaimana diketahui bersama, krisis akhlak sudah begitu melanda para remaja. Penyalahgunaan narkoba, kecanduan minuman keras, zina, begal motor, pergaulan bebas dan banyak lagi, merupakan akibat dari runtuhnya pondasi iman di dalam jiwa mereka.

Dengan menjadikan Al Quran sebagai pedoman kehidupan akan

menghasilkan kesejahteraan, akhlak mulia dan peradaban bagi manusia. Hal tersebut mengharuskan seseorang untuk mengambil dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dan syariah Islam. Berbagai interaksi yang dilakukan manusia, baik interaksi manusia dengan Tuhannya, dengan dirinya sendiri, ataupun dengan sesamanya.

Menjalani kehidupan di dunia merupakan sebuah perjalanan yang sikat menurut pandangan kaum muslimin. Tujuan hidup sebenarnya ialah

menggapai ridho Allah SWT agar kehidupan kelak di akhirat berbahagia. Tapi

(11)

banyak manusia terlena dengan pesona dunia, mereka rela meninggalkan pondasi dari Al Quran hanya untuk mengejar sesuatu yang bersifat

sementara. Kehidupan yang kekal di akhirat ditukar dengan kesenangan yang hanya berlalu sekian waktu saja.

Referensi

Dokumen terkait

Demikianlah, jika al-Quran senantiasa dijadikan sebagai paradigma berpikir, maka al-Quran akan mampu membimbing akal pikiran untuk mampu berpikir dengan benar,

Ke-Dua : Al-Quran dan As-Sunah pedoman hukum yang sempurna bagi tata-aturan kehidupan Manusia ; Bahasanya yang indah, isinya yang sempurna, bersifat ilmiah, sesuai

Al Quran sebagai wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada Baginda Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi pedoman bagi setiap umat manusia sebagai pedoman hidup guna menunjukkan

mushaf dalam pelbagai versi yang boleh menimbulkan kekeliruan dalam kalangan masyarakat Islam khususnya apabila membaca ayat-ayat Al- Quran.. Ia juga memungkinkan Al-Quran

Dalam politik hukum nasional, kedudukan hukum Islam itu jelas, merupakan salah satu komponen tata hukum Indonesia, menjadi salah satu bahan baku pembentukan hukum

Objektif utama kajian ini adalah untuk mengenalpasti tahap pematuhan masyarakat Islam terhadap hukum dan kaedah pelupusan bahan al-Quran mengikut Syarak; mengenalpasti

bahwa istishlah / maslahat dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penetapan hukum Islam apabila memenuhi standar ketentuan sebagai berikut: pertama, ia sejalan

Guna dijadikan pedoman 1 Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997, 47 hidup seluruh manusia yang bertujuan bahagia di dunia dan akhirat.2