• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kepemimpinan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam sebuah organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah organisasi. Disamping kedudukannya yang sentral, kepemimpinan mutlak diperlukan dimana akan terjadi interaksi kerja yang dinamis dalam mencapai tujuan organisasi.

“kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu” (Sudita, 1997:127).

Dari definisi ini terlihat bahwa kepemimpinan adalah suatu proses, bukan orang.

Untuk mencapai tujuan organisasi, tidak bisa lepas dari kemampuan dan gaya pemimpin dalam menciptakan suasana kerja. Di dalam menciptakan suasana kerja, pemimpin bebas memakai gaya kepemimpinan, sejauh mampu menggerakan orang lain. Bebas disini bukan bebas berarti menurut kehendak sendiri, tetapi mengerti derajat situasi bawahan.

“Gaya kepemimpinan adalah cara seseorang menjalankan peranan pemimpinannya, dengan member sifat kepada pendekatan dalam memimpin orang” (Amstrong 1994:101)

Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha–usaha semua pekerja dalam mencapai tujua–tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara tujuan perorangan dan tujuan organisasi menjadi lemah. Keadaan ini menimbulkan situasi dimana perseorangan

(2)

13

bekerja untuk mencapai tujuan pribadinya, sementara itu keseluruhan organiasasi menjadi tidak efisien dalam pencapaian sasaran–sasarannya. Tanpa kepemimpinan, suatu organisasi adalah kumpulan orang-orang dan mesin yang tidak teratur. Oleh karena itu, kepemimpinan sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses.

Pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat disertai dengan motivasi eksternal yang tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan perseorangan maupun tujuan organisasi. Dengan gaya kepemimpinan atau teknik motivasi yang tidak tepat, tujuan organisasi akan terbengkalai dan pekerja – pekerja dapat merasa kesal, berontak dan tidak puas. Perbedaan gaya kepemimpinan dalam organisasi akan mempunyai pengaruh yang berbeda pula pada partisipasi individu dan perilaku kelompok.

Setiap organisasi memiliki tujuan untuk mencapai kinerja yang seoptimal mungkin. Peningkatan kinerja yang seoptimal mungkin tidak terlepas dari kepuasan kerja karyawan, sebagai salah satu faktor yang menentukan kinerja organisasi. Di dalam sebuah organisasi peranan seorang pemimpin sangat penting karena untuk mengarahkan bawahannya sehingga bawahannya termotivasi untuk bekerja sehingga terciptalah kepuasan kerja bagi bawahannya

Kepuasan kerja adalah memusatkan perhatian pada faktor – faktor individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan, dan menghentikan perilaku (Gibson, James 1999:1986). Bagi para manajer, untuk menjadi efektif, teori kepuasan menyarankan bahwa :

1. Menentukan kebutuhan apa yang memicu prestasi yang diinginkan, perilaku kelompok dan pribadi.

(3)

14

2. Mampu menawarkan imbalan yang berarti yang membantu pekerja memuaskan kebutuhan.

3. Mengetahui kapan untuk menawarkan imbalan yang layak untuk mengoptimumkan perilaku pekerja

4. Tidak menganggap defisiensi kebutuhan seseorang dan berulang sendiri dengan pola yang teratur. Orang berubah karena pengalaman, kejadian dalam kehidupan, umur, budaya dan perubahan lingkungan serta faktor – faktor lain.

Kepuasan kerja telah dinilai pada tingkatan semua pekerjaan. Umumnya kepuasan kerja dipertimbangkan sebagai suatu pendorong dari respon yang membangun dan juga sebagai penekan dari respon yang merusak. Pekerja yang secara umum lebih dipuaskan dengan pekerjaan mereka mungkin merasa termotivasi untuk memperbaiki kondisi kerjanya dan member respon yang membangun dari pada pekerja yang secara umum tidak dipuaskan dengan pekerjaannya. Kepuasan kerja sebagai bentuk emosional positif yang mencerminkan respon terhadap pengaruh situasi kerja.

Kepuasan kerja juga mendefinisikan sikap positif atau negatif yang dipunyai oleh individu - individu terhadap pekerjaan mereka. Adapun pendapat yang mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap yang dipunyai individu mengenai pekerjaannya (Santoso,2003 : 78). Hal ini dihasilkan dari persepsi mereka terhadap pekerjaannya didasarkan pada faktor lingkungan, seperti gaya kepemimpinan, kebijakan dan prosedur, kelompok kerja, kondisi kerja dan tunjangan.

Kepuasan kerja dapat ditingkatkan dengan cara menggaji pekerja dengan fair, meningkatkan mutu supervise, kesempatan promosi, rekan kerja sekerja yang bersahabat, kompeten dan mendukung, menyesusaikan orang dengan pekerjaan yang

(4)

15

mereka minati, kondisi kerja, dimana lingkungan kerja secara fisik menyenangkan serta keamanan kerja yaitu adanya perasaan nyaman dalam bekerja untuk masa depan.

Kepuasan kerja merupakan faktor penting yang mempengaruhi kepuasan hidup karyawan, karena sebagian besar waktu karyawan digunakan untuk bekerja.

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika melihat adanya hubungan antara kepuasan kerja, absensi, dan pemogokan kerja. Kepuasan kerja juga di dukung oleh beberapa faktor yang meliputi: pekerjaan, rekan kerja, gaji, dan kesejahteraan karyawan, promosi, dan pemimpin.

Sebagai salah satu faktor penentu kinerja organisasi, kepuasan kerja merupakan faktor yang sangat kompleks karena kepuasan kerja dipengaruhi berbagai faktor diantaranya adalah gaya kepemimpinan.

Berdasarkan dari uraian diatas, bahwa gaya kepemimpinan yang cocok dan sesuai sangat diperlukan dalam suatu organisasi. Oleh karena itu penulis akan mencoba mengadakan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Antara Gaya Kepemimpinan Hersey dan Blanchard Dengan Kepuasan Kerja Karyawan”.

Penelitian akan dilakuan di Dot Print Surabaya karena Dot Print merupakan perusahaan yang telah berkembang yang semuanya itu tidak terlepas dari peran seorang pemimpin didalam mempin bawahannya untuk mencapai tujuan perusahaan.

(5)

16 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan metode penjualan / selling style terhadap kepuasan kerja bagi karyawan ?

2. Apakah terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan metode penjelasan / telling style terhadap kepuasan kerja bagi karyawan ? 3. Apakah terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan metode

partisipasi / participating style terhadap kepuasan kerja bagi karyawan ? 4. Apakah terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan metode

pendelegasian / delegating style terhadap kepuasan kerja bagi karyawan?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji apakah gaya kepemimpinan metode penjualan / selling style berpengaruh terhadap kepuasan kerja bagi karyawan ?

2. Untuk menguji apakah gaya kepemimpinan metode penjelasan / telling style berpengaruh terhadap kepuasan kerja bagi karyawan ?

3. Untuk menguji apakah gaya kepemimpinan metode partisipasi / participating style berpengaruh terhadap kepuasan kerja bagi karyawan?

4. Untuk menguji apakah gaya kepemimpinan metode pendelegasian / delegating style berpengaruh terhadap kepuasan kerja bagi karyawan ?

(6)

17 1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pemimpin untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja karyawan, serta digunakan sebagai input dalam menentukan gaya kepemimpinan.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dengan membandingkan hasil penelitian ini dengan teori yang didapat di bangku kuliah.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan sarana penerapan teori yang di dapat di bangku kuliah khususnya berkaitan dengan mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.

1.5. Batasan Masalah

Untuk membatasi masalah agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka adanya batasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan kepada seluruh karyawan Dot Print Surabaya yang berjumlah 50 orang

2. Gaya kepemimpinnan yang dipakai adalah cara seseorang menjalankan peran kepemimpinannya (Amstrong 1994 : 101). Gaya kepemimpinan yang diteliti adalah gaya kepemimpinan Hersey dan Blanchard. Gaya kepemimpinan tersebut meliputi gaya menjual (selling style), gaya

(7)

18

penjelasan (telling style), gaya partisipasi (participating style), gaya pendelegasian (delegating style). Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang digunakan, maka aspek gaya kepemimpinan dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Cara pemimpin dalam mengambil keputusan.

b. Cara pemimpin dalam hal pelimpahan wewenang.

c. Cara pemimpin dalam menghadapi masalah di tempat kerja.

d. Keterlibatan atasan dalam melaksanakan pekerjaan.

3. Kepuasan kerja adalah memusatkan perhatian pada faktor – faktor individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan, dan menghentikan perilaku (Gibson, James 1999:1986). Kepuasan kerja merupakan faktor penting yang mempengaruhi kepuasan hidup karyawan, karena sebagian besar waktu karyawan digunakan untuk bekerja. Kepuasan kerja merupakan faktor yang penting karena mempengaruhi hidup karyawan. Kepuasan kerja juga didukung beberapa faktor penting yaitu: pekerjaan, rekan kerja, gaji dan kesejahteraan karyawan,promosi, dan pemimpin. Sebagai salah satu penentu kinerja organisasi, kepuasan kerja merupakan faktor yang sangat kompleks karena kepuasan kerja dipengaruhi berbagai faktor diantaranya adalah gaya kepemimpinan.

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan dari hasil penelitian Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM makanan dan minuman Kota Bogor adalah sebagai berikut : 1) Hasil analisis

Berdasarkan hasil evaluasi siklus pratindakan menunjukkan bahwa siswa belum mencapai keberhasilan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus

DPT adalah imunisasi sebagai usaha mendapatkan kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis ( batuk rejan ) dan tetanus yang merupakan kekebalan aktif

Tana Totaja, (4) tari etnik Mandar. Model pelatihan apresiasi seni tari tradisi local dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Inovasi yang dikembangkan pada model

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 1 Bangko Pusako di Kelas VIII D adalah sebagai berikut : Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran

De resultat vi kommit fram till är att det är viktigt hur man hanterar spillraps och korsblommiga ogräs i växtföljden för att inte drabbas av klumprotsjuka eller uppföröka

Pelayanan kesehatan di Puskesmas Wonorejo sudah memberikan kepuasan terhadap pasien karena beberapa elemen-elemen pendukung kenyamanan pelayanan seperti fasilitas dan

gai contoh, saat seorang istri berselingkuh dan berbohong untuk menyembunyikan- nya, perasaan suaminya pasti hancur. Atau bagaimana kalau seorang pria berpura-pura baik kepada istri