• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SKRIPSI"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENINGKATAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Gusti Ayu Komang Resti Anggraini NIM: 161134220. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Skipsi ini saya persembahkan untuk: 1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang selalu datang memberikan bantuan dan berkat yang melimpah kepada saya. 2. Kepada Ajik (alm) I Gusti Kade Tantra yang selalu saya rindukan dan Bunda Ni Wayan Sutrimin yang selalu saya cintai. Bunda yang selalu memberikan semangat, pesan-nasihat serta dukungan finansial dari awal saya bersekolah hingga menyelesaikan skripsi dan mendapatkan gelar S.Pd. 3. Kepada kakak I Gusti Putu Putra Asmawan yang selalu menenangkan dan memberikan arahan ketika saya kehilangan arah. Kakak I Gusti Kade Yuda Novidanta yang selalu saya sayangi dan adik Gusti Ayu Ketut Rismawati yang selalu memberikan semangat. 4. Kepada sepupuku: Ayu Widya, terima kasih untuk masakannya. Dek Rizka, dan Komang Joji yang selalu mendengarkan curhatan dan selalu memberikan semangat. 5. Sahabat-sahabat LDR: Shinta, Maria, Chyntia, Dewi, Merin, Celle, Joan yang selalu membantu dan menghibur dari jauh. Terima kasih bantuan bahasa Inggris kalian selama ini. 6. Sahabat-sahabat JOGJA: Bayu, Tella, Kristin, Citra, Jeje, Munda, Gibta, Tyas, Tia. Terima kasih sudah bersama ku dari awal kuliah hingga akhir berpisah tiba. Selalu membantu dan memberi semangat, selalu ada disetiap suka-dukaku selama di Jogja. 7. Dosen pembimbing ibu Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan ibu Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. yang selalu membimbing saya dengan sabar dan meluangkan banyak waktu untuk saya, terima kasih banyak bu. 8. Almamaterku PGSD Universitas Sanata Dharma. 9. EXO yang selalu menemani lewat lagu-lagunya serta lagu-lagu kesukaan lainnya.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “Om, Saraswati namostu bhyam, Warade kama rupini, Siddha rastu karaksami, Siddhi bhawantume sadam.” (mantram Saraswati). “Terjadilah apa yang akan terjadi hari ini, karena kuda-kudaku selalu siap.” –GAKRA– Ya Tuhan, sebagai kekuatan alam semesta, dengan cinta kasih-Mu, Semoga Engkau datang kepadaku. _Reg Weda 1.2.1. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 26 Maret 2020 Peneliti. Gusti Ayu Komang Resti Anggraini. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:. Nama. : Gusti Ayu Komang Resti Anggraini. Nomor Mahasiswa. : 161134220. Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Peningkatan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning” Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyiapkan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai Penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 26 Maret 2020 Yang menyatakan. Gusti Ayu Komang Resti Anggraini. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENINGKATAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Gusti Ayu Komang Resti Anggraini Universitas Sanata Dharma 2020 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya sikap ilmiah dan hasil belajar siswa kelas V di SD BOPKRI Demangan III. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan upaya peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar IPA siswa kelas V menggunakan model pembelajaran problem based learning; (2) Meningkatan sikap ilmiah dalam mata pelajaran IPA siswa kelas V menggunakan model pembelajaran problem based learning; (3) Meningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V menggunakan model pembelajaran problem based learning. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berlangsung selama dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD BOPKRI Demangan III tahun ajaran 2019/2020. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan observasi, wawancara, dan tes. Analisis data penelitian menggunakan analisis kualitatif deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) upaya peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran problem based learning melalui langkah-langkah yaitu: mengarahkan siswa pada masalah, membangun siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan berkelompok, menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi; (2) model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa. Sikap berpikir kritis siklus I mendapatkan 54,61 dan siklus II mendapatkan 83,42. Sikap bekerja sama siklus I mendapatkan 59,31 dan siklus II mendapatkan 92,54; (3) model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siklus I mendapatkan 68,28 dan siklus II mendapatkan 70,37. Kata kunci: sikap ilmiah, hasil belajar, model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT The Improvament Of Scientific Attitude And Learning Outcomes Outcomes Of Science By Grade V In The Learning Model Problem Based Learning Gusti Ayu Komang Resti Anggraini Sanata Dharma University 2020 This research were based on the low scientific attitude and learning outcomes of 5th grade students at BOPKRI Demangan III elementary school. The purpose of this research was (1) To describe the effort of improving scientific attitude and the outcomes of Science lessons from 5th grade students using a method called problem based learning; (2) Improve scientific attitudes of Science lessons from 5th grade students using a method called problem based learning; (3) Improve the learning outcomes of Science lessons from 5th grade students using a method called problem based learning. This research use Classroom Active Research (CAR) type, which done for 2 cycles. Each cycle meeting consists steps planning, action, observation, and reflection. The subject of this research were 5th grade students of the 2019/2020 school year at BOPKRI Demangan III elementary school. Data collection techniques were obtained by observation, interview, and test. The data analysis research were using descriptive quantitative and qualitative. The research results showed: (1) the efforts to improve the scientific attitude and learning outcomes through the application problem based learning method using the following steps: directing students to problems, building students to learn, guiding group inquiry, presenting work, and analyzing and evaluating; (2) the application of problem based learning method can improve students scientific attitude. The results of the observation of critical thinking attitude cycle I got 54.61 and cycle II got 83.42. The attitude of working together in the cycle I got 59.31 and cycle II got 92.54; (3) the application of problem based learning method can improve the students learning outcomes. In the cycle I increased to 68.28 and cycle II increased to 70.37. Keyword: scientific attitude, learning outcomes, Problem Based Learning (PBL) learning method. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Om Swastyastu.. Puja dan Puji Syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kertha Wara NugrahanNya lah skripsi yang berjudul “Peningkatan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning” ini dapat terselesaikan dengan lancar. Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dalam program study PGSD Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat dibuat atas bantuan dan doa dari berbagai pihak. Peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dari awal penelitian hingga akhir proses skripsi ini terbentuk. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang selalu membantu dan mengingatkan saya selama proses penyusunan skripsi. 2. Ajik, Bunda, kak Putu, Kak Wira, Adek Ayutut, terima kasih atas bantuan, cinta, dan kasih sayang selama ini. 3. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd. M.Si. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 4. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD. 5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi PGSD. 6. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing I dan II yang selalu membimbing dan meluangkan banyak waktu selama proses skripsi. 7. Ika Yuli Listyarini, M.Pd. selaku dosen validator. 8. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan pelayanan dari awal kuliah hingga akhir.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. Sepupu-sepupu dan sahabat-sahabatku, 10. Teman-teman kelas E yang telah memberikanku banyak pengalaman. 11. Kepala Sekolah, Guru dan siswa-siswi kelas V SD BOPKRI Demangan III yang selalu memberikan bantuan selama proses penelitian. 12. Kamu yang selalu menjadi motivasiku ketika rasa malas menyerang. 13. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan telah membantu dari awal hingga akhir. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan maupun kekeliruan dalam skripsi ini.. Om, Santih, Santih, Santih, Om. Yogyakarta, 26 Maret 2020 Peneliti. Gusti Ayu Komang Resti Anggraini. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv HALAMAN MOTTO ................................................................................................. v PERTANYAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................ vii ABSTRAK ................................................................................................................ viii ABSTRACT ................................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A.. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1. B.. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5. C.. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5. D.. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6. E.. Definisi Operasional ....................................................................................... 6. BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 8 A.. Kajian Pustaka ................................................................................................ 8. 1.. 2.. Sikap Ilmiah ................................................................................................... 8 a.. Sikap Berpikir Kritis ................................................................................... 9. b.. Sikap Kerja Sama...................................................................................... 11 Hasil Belajar ................................................................................................. 12. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.. Model Pembelajaran Problem Based Learning ............................................ 13. 4.. Pembelajaran IPA ......................................................................................... 19. B.. Penelitian Yang Relevan .............................................................................. 21. C.. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 24. D.. Hipotesis Tindakan ....................................................................................... 25. BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 27 A.. Jenis Penelitian ............................................................................................. 27. B.. Setting Penelitian .......................................................................................... 30. C.. Rencana Tindakan Setiap Siklus .................................................................. 31. 1.. Persiapan ...................................................................................................... 31. 2.. Rencana Tindakan Setiap Siklus .................................................................. 32. D.. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 40. 1.. Wawancara ................................................................................................... 40. 2.. Observasi ...................................................................................................... 41. 3.. Tes ................................................................................................................ 42. E.. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 42. 1.. Instrumen Wawancara .................................................................................. 42. 2.. Instrumen Observasi ..................................................................................... 43. 3.. Instrumen Tes ............................................................................................... 44. F. Teknik Pengujian Instrumen ............................................................................. 46 1.. Validitas Instrumen ...................................................................................... 46. 2.. Reliabilitas Instrumen ................................................................................... 51. G.. Teknik Analisis Data .................................................................................... 53. H.. Indikator Keberhasilan ................................................................................. 54. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 56 A.. Hasil Penelitian............................................................................................. 56. 1.. Proses Penelitian........................................................................................... 56 a.. Kondisi Awal ............................................................................................ 56. b.. Upaya Peningkatan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar ................................ 57. c.. Proses Pelaksanaan Siklus I ...................................................................... 57. d.. Proses Pelaksanaan Siklus II .................................................................... 60. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.. Hasil Penelitian............................................................................................. 62 a.. Sikap Ilmiah .............................................................................................. 62. b.. Hasil Belajar ............................................................................................. 67. B.. Pembahasan .................................................................................................. 69. 1.. Upaya Peningkatan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar..................................... 70 a.. Tahap 1: Mengarahkan siswa pada masalah. ............................................ 70. b.. Tahap 2: Membangun siswa untuk belajar. .............................................. 71. c.. Tahap 3: Membimbing penyelidikan berkelompok. ................................. 71. d.. Tahap 4: Menyajikan hasil karya. ............................................................. 72. e.. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi. ............................................... 73. 2.. Peningkatan Sikap Ilmiah ............................................................................. 74. 3.. Peningkatan Hasil belajar ............................................................................. 76. BAB V PENUTUP .................................................................................................... 78 A.. Kesimpulan ................................................................................................... 78. B.. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 78. C.. Saran ............................................................................................................. 79. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 80 LAMPIRAN ............................................................................................................... 83 DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 188. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2. 1 Aspek-Aspek Sikap Berpikir Kritis ........................................................... 10 Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian........................................................................................ 30 Tabel 3. 2 Pedoman Wawancara Kepada Guru Kelas V ............................................ 42 Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Sikap Ilmiah ................................................. 43 Tabel 3. 4 Rincian Pemberian Skor Soal Evaluasi ...................................................... 45 Tabel 3. 5 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan II ....................................................... 45 Tabel 3. 6 Kriteria Kelayakan Perangkat Pembelajaran ............................................. 47 Tabel 3. 7 Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran .................................................... 48 Tabel 3. 8 Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus I Pilihan Ganda ................................ 49 Tabel 3. 9 Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus I Uraian Singkat .............................. 50 Tabel 3. 10 Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus II Pilihan Ganda ............................ 50 Tabel 3. 11 Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus II Uraian Singkat ........................... 51 Tabel 3. 12 Kriteria Reliabilitas .................................................................................. 52 Tabel 3. 13 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus I ......................................... 52 Tabel 3. 14 Hasil Reliabilitas Soal Uraian Singkat Siklus I ....................................... 52 Tabel 3. 15 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ....................................... 53 Tabel 3. 16 Hasil Reliabilitas Soal Uraian Singkat Siklus II ...................................... 53 Tabel 3. 17 Indikator Keberhasilan ............................................................................. 55 Tabel 4. 1 Hasil Observasi Sikap Berpikir Kritis Siklus I .......................................... 63 Tabel 4. 2 Hasil Observasi Sikap Bekerja Sama Siklus I ........................................... 64 Tabel 4. 3 Hasil Observasi Sikap Berpikir Kritis Siklus II ......................................... 65 Tabel 4. 4 Hasil Observasi Sikap Bekerja Sama Siklus II .......................................... 66 Tabel 4. 5 Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ................................................. 67 Tabel 4. 6 Rangkuman Hasil Observasi dan Hasil Belajar ......................................... 69. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Bagan Literatur Penelitian yang Relevan ................................................ 24 Gambar 3.1 Siklus Proses Penelitian Tindakan Kelas ................................................ 28 Gambar 4.1 Grafik Hasil Observasi Sikap Ilmiah ...................................................... 67 Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa ...................................................................... 68. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ................................................................................. 84 Lampiran 2 Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian .................................................... 85 Lampiran 3 Surat Validitas Ahli ................................................................................. 86 Lampiran 4 Hasil Validitas Ahli ................................................................................. 87 Lampiran 5 Instrumen Wawancara ........................................................................... 121 Lampiran 6 Hasil Wawancara ................................................................................... 122 Lampiran 7 Kondisi Awal ......................................................................................... 124 Lampiran 8 Instrumen Observasi Sikap Berpikir Kritis ........................................... 126 Lampiran 9 Hasil Observasi Berpikir Kritis ............................................................. 128 Lampiran 10 Instrumen Observasi Sikap Bekerja Sama........................................... 129 Lampiran 11 Hasil Observasi Sikap Bekerja Sama .................................................. 131 Lampiran 12 Hasil Soal Evaluasi Siklus I ................................................................ 132 Lampiran 13 Hasil Soal Evaluasi Siklus II ............................................................... 136 Lampiran 14 Data Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus I ........................................ 140 Lampiran 15 Data Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus II ....................................... 144 Lampiran 16 RPP ...................................................................................................... 148 Lampiran 17 Foto-Foto Kegiatan .............................................................................. 188. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Bab I ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional. A.. Latar Belakang Masalah Manusia tidak terlepas dari ilmu pengetahuan, ditambah dengan. perkembangan era globalisasi yang semakin meningkat pengetahuan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Di dunia pendidikan, pengetahuan siswa banyak didapatkan dari sekolah. Sekolah merupakan laboratorium memecahkan masalah kehidupan nyata untuk para siswa. Setiap siswa memiliki kebutuhan untuk menyelidiki lingkungan mereka dan secara pribadi membangun pengetahuan. Melalui proses ini, sedikit demi sedikit siswa berkembang, baik secara kognitif, afektif, maupun prikomotorik (Dewey, dalam Rusmono, 2012:74). Seseorang dilatih untuk menyelesaikan kondisi yang akan membentuk sikapnya dalam kehidupan. Sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan seseorang salah satunya yaitu sikap ilmiah. Membentuk sikap ilmiah dalam diri seseorang, perlu adanya metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang sering disebut ilmu. Melalui metode ilmiah, seorang ilmuwan akan membentuk sikap yang disebut sikap ilmiah (Sodiq, 2014:28). Sikap ilmiah penting dimiliki oleh setiap orang agar seseorang dapat mencapai pengetahuan yang luas. Seseorang dilatih untuk memiliki sikap ilmiah agar dalam dirinya memiliki sikap yang jujur, toleransi, terbuka dan/atau berpandangan luas, optimis, kreatif, dan tidak merasa dirinya hebat. Sikap ilmiah sering berkaitan dengan tindakan seseorang dalam pengetahuan sains. Melalui tindakan pemecahan masalah, seseorang memiliki kemampuan berpikir kritis, analitis, aktif, sekaligus melakukan pembelajaran secara kreatif. Hal ini membawa seseorang pada hasil belajar yang lebih positif. Herabudin (2010:67) berpendapat bahwa sikap ilmiah merupakan perluasan kemampuan seorang peneliti untuk mencari kebenaran realistik. Sikap ilmiah tersebut dimulai dari mengutamakan sikap konsisten dalam berpikir ilmiah. Pada. 1.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. sikap ilmiah, logika digunakan dalam meluruskan pemikiran. Sikap ilmiah pada tingkat sekolah dasar difokuskan pada ketekunan, keterbukaan, kesediaan mempertimbangkan bukti, dan kesediaan membedakan fakta (Kartiasa, dalam Anwar 2009:106). Peneliti Harlen (dalam Sukrayanti, 2016:48) membuat kesimpulan bahwa sikap ilmiah mencakup beberapa aspek yaitu sikap ingin tahu, sikap respek terhadap data, sikap berpikir kritis, sikap ketekunan, sikap kreatif dan penemuan, sikap berpikiran terbuka, sikap kerja sama dengan orang lain, dan yang terakhir sikap peka terhadap lingkungan sekitar. Penelitian ini menggunakan aspek sikap berpikir kritis dan sikap bekerja sama untuk variabel sikap ilmiah. Hunaepi (2016:548) mengungkapkan bahwa seseorang yang berlatih menanamkan sikap berpikir kritis dalam dirinya memiliki kemampuan untuk berpikir tingkat tinggi. Selain itu, Setiyani (2012:60) mengungkapkan bahwa sikap bekerja sama dibentuk agar seseorang memiliki nilai moral dalam dirinya. Ketika berada dalam dunia sosial, seseorang dapat berinteraksi dengan lebih banyak individu. Hasil observasi pada 20 Agustus 2019 di kelas V SD BOPKRI Demangan III, menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA kurang menarik. Berdasarkan hasil observasi tersebut menunjukkan sikap ilmiah yang dimiliki siswa masih tergolong rendah. Hasil observasi menunjukkan nilai rata-rata dalam sikap berpikir kritis siswa ialah 38,58 dari skor maksimal 100 dan sikap bekerja sama siswa mendapatkan nilai rata-rata 39,75 dari skor maksimal 100. Selama proses observasi, peneliti mendapati bahwa penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariatif. Hal tersebut membuat siswa cenderung sibuk dengan dirinya sendiri. Di samping kegiatan tersebut, selama proses pembelajaran siswa belum mampu memunculkan sikap penyimpulan sebuah solusi yang diutarakan oleh siswa lainnya. Siswa juga belum mampu memberikan sebuah alasan saat mengutarakan solusi untuk sebuah permasalahan. Penerapan metode ceramah yang dilakukan sepanjang pembelajaran oleh guru menjadi salah satu penyebab kondisi kelas yang tidak kondusif. Siswa menjadi kurang optimal dalam menyerap informasi selama proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang belum bervariatif, berdampak pada sebagian besar siswa yang tidak semangat dalam mengikuti pembelajaran. Model-model pembelajaran inovatif-progresif. 2.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. merupakan konsep yang membantu guru dalam pengajaran materi. Model pembelajaran ini mengaitkan pada pengetahuan dunia nyata siswa, sehingga hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa (Trianto, 2009:12). Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum mengarahkan siswa pada sikap ilmiah terhadap pembelajaran yang diberikan. Oleh sebab itu, proses pembelajaran IPA menjadi tidak efektif dan efesien. Hasil observasi tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang juga rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil belajar siswa yang mendapatkan nilai rata-rata 55,73 dari skor maksimal 100. Guru kelas V SD BOPKRI Demangan III tahun ajaran 2019/2020 menjadi narasumber dalam wawancara yang dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2019. Menurut penjelasan guru, siswa kelas V belum diajarkan secara khusus untuk memiliki sikap berpikir kritis. Ketika guru mengajukan sebuah gambar untuk melakukan tes sikap berpikir kritis, banyak siswa yang tidak menjawab sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan guru. Siswa yang mampu menjawab dengan kritis dan teliti hanya 4 dari 23 siswa. Pada kesempatan wawancara ini, guru menjelaskan bahwa siswa kelas V SD BOPKRI Demangan III tahun ajaran 2019/2020 cenderung lebih individualis. Ketika berada di dalam kelompok, sebagian besar siswa sulit untuk membagi tugas-tugas, siswa cenderung mengerjakan tugasnya sendiri-sendiri. Saat wawancara, guru juga menjelaskan bahwa, guru lebih dominan menggunakan model pembelajaran ceramah dan diskusi dengan teman terdekat. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA di kelas V SD BOPKRI Demangan III tahun ajaran 2019/2020 adalah 65. Peneliti menggunakan data kondisi awal siswa pada mata pelajaran IPA yang didapatkan dari guru kelas V. Hasil data awal siswa kelas V pada mata pelajaran IPA mendapatkan nilai ratarata 55,73 dengan persentase siswa pencapaian KKM sebesar 47%. Berdasarkan data tersebut, hasil belajar mata pelajaran IPA kelas V diketahui bahwa sebanyak 12 dari 23 siswa yang belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa sikap ilmiah dan hasil belajar siswa masuk dalam kriteria rendah, terutama pada pembelajaran IPA materi organ pencernaan. IPA adalah pembelajaran yang. 3.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. berhubungan langsung dengan kehidupan nyata siswa. Materi IPA memiliki banyak materi yang terkandung, salah satunya organ pencernaan manusia. Materi organ pencernaan manusia dapat menjadi bekal siswa dalam kehidupan seharihari. Rendahnya sikap ilmiah dan hasil belajar IPA akan dijadikan objek dalam penelitian ini. Solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat. Joyce (dalam Trianto, 2012:22) menjelaskan bahwa model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pedoman untuk pembelajaran di kelas atau tutorial. Model pembelajaran mengarahkan guru dalam mendesain proses pembelajaran untuk membantu siswa agar tujuan pembelajaran tercapai. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif untuk mengatasi permasalahan dalam penelitian ini. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memiliki karakteristik yang memberikan sebuah permasalahan dalam pembelajarannya. Hal ini didukung oleh pendapat Dewey (dalam Trianto, 2012:91) mengungkapkan bahwa belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan dua arah antara belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan siswa sebuah masalah dan bantuan, sehingga otak dapat merespons bantuan yang diberikan agar siswa dapat menyelesaikan sebuah permasalahan tersebut. Salah satu kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah siswa diajak untuk menyelidiki permasalahan yang nyata dalam sebuah kelompok. Siswa secara mandiri dan berkelompok diminta untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. Mulai dari menganalisis masalah hingga mencari solusi dari permasalahan tersebut. kegiatan tersebut secara tidak langsung akan melatih siswa dalam sikap berpikir kritis. Masalah yang diangkat dalam pembelajaran adalah permasalahan yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dominan bekerja dalam kelompok, dapat melatih siswa untuk membangun sikap bekerja sama dalam kelompok. Konsep. 4.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pembelajaran ini akan lebih bermakna bagi siswa dan mengingat pembelajaran lebih lama, sehingga hal ini dapat meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Agustina, dkk (2017) menunjukkan adanya peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar pada materi sistem keloid menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian Susanti (2018) juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPA dalam menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Penelitian bermaksud untuk menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa kelas V SD BOPKRI Demangan III pada materi sistem pencernaan. Penelitian dilakukan dengan subjek sekolah dasar dan pemberian media pembelajaran yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning”.. B.. Rumusan Masalah 1. Bagaimana upaya peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar IPA siswa kelas V melalui penerapan model pembelajaran problem based learning? 2. Apakah model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa kelas V pada mata pelajaran IPA? 3. Apakah model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA?. C.. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan upaya peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar IPA siswa kelas V menggunakan model pembelajaran problem based learning. 2. Meningkatan sikap ilmiah dalam mata pelajaran IPA siswa kelas V menggunakan model pembelajaran problem based learning.. 5.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Meningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V menggunakan model pembelajaran problem based learning.. D.. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Penelitian ini melatih siswa untuk memiliki sikap ilmiah dalam proses pembelajaran, sehingga mendapatkan hasil belajar yang optimal. 2. Bagi Guru Menambah wawasan guru untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih bermakna. bagi. siswa.. Memperkenalkan. guru. penerapkan. model. pembelajaran problem based learning di dalam kelas. Melalui penelitian ini guru mendapatkan pemecahan masalah rendahnya hasil belajar siswa kelas V dalam materi organ pencernaan. 3. Bagi Sekolah Lembaga pendidikan dapat merefleksikan diri bagaimana sistem pendidikan yang telah mereka terapkan. Sekolah menjadi lebih termotivasi untuk melakukan pembelajaran yang lebih beragam. Penelitian ini menjadi alternatif sekolah untuk membentuk strategi dalam penerapan model pembelajaran problem based learning. 4. Bagi Peneliti Peneliti mendapatkan pengalaman tentang metode penelitian tindakan kelas. Peneliti bisa mengetahui metode serta penanganan yang baik untuk permasalahan siswa di kelas. Peneliti menjadi lebih paham mengenai sikap ilmiah. untuk. Peneliti. mendapatkan. pengalaman. mengenai. model. pembelajaran problem based learning.. E.. Definisi Operasional 1. Sikap ilmiah adalah sikap atau karakteristik yang harus ditimbulkan dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam guna menemukan kebenaran ilmiah. Sikap ilmiah yang akan ditingkatkan adalah sikap berpikir kritis dan sikap bekerja sama.. 6.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Sikap berpikir kritis adalah kesadaran seseorang untuk bertindak secara jelas dan rasional dari sebuah permasalahan untuk mencari solusi serta mengambil keputusan baik dan buruk. Indikator yang digunakan adalah a.Menangkap dan merumuskan kategori; b.Menjelaskan karakteristik informasi;. c.Menggambarkan. sebuah. peristiwa;. d.Mengidentifikasi. argumen, konsep, atau alasan dalam sebuah permasalahan; dan e.Membandingkan ide, konsep, atau pernyataan. 3. Sikap kerja sama adalah interaksi dua orang atau lebih yang berkerja untuk tujuan yang sama dan dapat dipahami bersama. Indikator yang digunakan adalah a.Pembagian kerja yang jelas sesuai dengan anggotanya; b.Kepemimpinan yang diterapkan; dan c.Komunikasi timbal balik antar anggota dengan anggota maupun dengan pemimpin. 4. Hasil belajar adalah perubahan kemampuan aspek kognitif yang dimiliki seseorang melalui proses pembelajaran. 5. Model pembelajaran problem based learning adalah model pembelajaran berbasis masalah dan lebih berpusat pada siswa. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran problem based learning yaitu a. Mengarahkan siswa pada masalah, b. Membangun siswa untuk belajar, c. Membimbing penyelidikan berkelompok, d. Menyajikan hasil karya, dan e. Menganalisis dan mengevaluasi. 6. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau biasa disebut science adalah ilmu yang berhubungan dengan alam dan fenomena.. 7.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Bab II ini membahas mengenai landasan teori. Hal-hal tersebut adalah kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. A.. Kajian Pustaka 1.. Sikap Ilmiah Sikap berawal dari bahasa latin yaitu aptus yang berarti kesediaan sikap secara mental, yang bersifat melakukan kegiatan, dalam bahasa inggris sering disebut juga dengan attitude. Arifin (2015:125) berpendapat sikap adalah kesadaran individu untuk bertindak dalam menanggapi objek dan terbentuk melalui pengalaman. Rahmat (dalam Anwar, 2009:104) mengatakan bahwa sikap adalah kecenderungan bertindak, berpresepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan hanya berperilaku namun merupakan kecenderungan berperilaku dengan cara tertentu. Sikap merupakan tingkah laku yang bersifat umum, namun sikap juga berpengaruh untuk hasil belajar. Wonorahardjo (2010:71) mengatakan sikap ilmiah artinya karakter yang menjadi persyaratan seorang ilmuan atau peneliti dalam mencari kebenaran ilmiah. Sikap ilmiah merupakan kemampuan peneliti dalam mencari kebenaran penelitian. Secara umum, sikap ilmiah meliputi rasioanal, objektif, sistematis, kritis, dan teknologis. Herabudin (2010:67) berpendapat bahwa sikap ilmiah merupakan perluasan kemampuan seorang peneliti untuk mencari kebenaran realistik. Sikap ilmiah tersebut dimulai dari mengutamakan sikap konsisten dalam berpikir ilmiah. Pada sikap ilmiah, logika digunakan dalam meluruskan pemikiran. Sikap ilmiah sering berkaitan dengan sikap terhadap sains. Sikap ilmiah pada tingkat sekolah dasar difokuskan pada ketekunan, keterbukaan, kesediaan mempertimbangkan bukti, dan kesediaan membedakan fakta (Kartiasa, dalam Anwar 2009:106). Gegga. 8.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. (dalam Anwar, 2009:106) terdapat empat jenis sikap pokok yang harus dikembangkan dalam sains yaitu curiosity, investiveness, critical thinking, and persistence. Peneliti Harlen (dalam Sukrayanti, 2016:48) membuat kesimpulan bahwa sikap ilmiah mencakup beberapa aspek yaitu sikap ingin tahu, sikap respek terhadap data, sikap berpikir kritis, sikap ketekunan, sikap kreatif dan penemuan, sikap berpikiran terbuka, sikap kerja sama dengan orang lain, dan yang terakhir sikap peka terhadap lingkungan sekitar. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, kesimpulan dari sikap ilmiah adalah sikap atau karakteristik yang harus ditimbulkan dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam guna menemukan kebenaran ilmiah. Sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sikap berpikir kritis dan sikap bekerja sama. a. Sikap Berpikir Kritis Arifin (2015:125) berpendapat bahwa sikap adalah kesadaran individu untuk bertindak dalam menanggapi objek dan terbentuk melalui pengalaman. Halpern (dalam Sani, 2019:14) mengatakan berpikir kritis berkaitan dengan strategi. yang meningkatkan. kemungkinan untuk memperoleh dampak yang diinginkan. Berpikir kritis adalah proses untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan (Facione dalam Sani, 2019:15). Sihontang (dalam Najmina, 2017:203) mengatakan berpikir kritis dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir secara jelas dan rasional, di mana dengan berpikir kritis siswa dapat memahami permasalahan dengan lebih baik dan dapat menemukan solusi untuk permasalahan yang dihadapi. Sani (2019:23) menyebutkan berpikir kritis dapat disimpulkan menjadi beberapa aspek yaitu, menginterpretasi, menganalisis, membuat inferensi, mengevaluasi, dan mengatur diri. Peneliti mengutip pendapat Sani dan mendapatkan hasil mengenai dua aspek yaitu kemampuan menginterpretasi dan kemampuan menganalisis.. 9.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Wattimena (2018:2) mengemukakan bawa sikap berpikir kritis adalah wawasan dan kepekaan moral yang dimiliki seseorang. Wawasan dalam hal ini adalah kemampuan untuk melihat persoalan yang pada dasarnya membutuhkan kesadaran. Hal ini saling keterhubungan dengan kepekaan moral sehingga seseorang dapat mengambil keputusan baik dan buruk. Kesimpulan yang dapat diambil dari berbagai pendapat di atas, yaitu sikap berpikir kritis adalah kesadaran seseorang untuk bertindak secara jelas dan rasional dari sebuah permasalahan untuk mencari solusi serta mengambil keputusan baik dan buruk. Dari aspek yang telah disebutkan oleh Sani (2019:23), penelitian ini memfokuskan pada aspek menginterpretasi dan aspek menganalisis, dikarenakan menurut Ennis (dalam Sani, 2019:21) aspek menginterpretasi dan aspek menganalisis termasuk ke dalam kemampuan klarifikasi tingkat dasar. Tabel 2. 1 Aspek-Aspek Sikap Berpikir Kritis Aspek sikap ilmiah. Sikap berpikir kritis. Komponen. Indikator. 1. Menangkap dan merumuskan kategori, Aspek 2. Menjelaskan karakteristik menginterpretasi informasi, 3. Menggambarkan sebuah peristiwa 1. Mengidentifikasi argumen, konsep, atau alasan dalam Aspek sebuah permasalahan. menganalisis 2. Membandingkan ide, konsep, atau pernyataan.. Tabel 2.1 di atas, memaparkan aspek yang akan digunakan dalam sikap berpikir kritis dan indikator untuk mengukur sikap berpikir kritis pada siswa. Aspek menginterpretasi adalah kemampuan untuk menafsirkan atau memahami, yang dapat mengungkapkan sebuah makna atau arti dari berbagai macam pengalaman, situasi, data,. 10.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. peristiwa, penilaian, konvensi, keyakinan, aturan, prosedur atau kriteria.. Aspek. menganalisis. adalah. kemampuan. untuk. mengidentifikasi suatu permasalahan yang bisa mendapatkan sebuah pendapat atau kesimpulan yang dapat dijelaskan dan diekspresikan. Aspek. menginterpretasi. memiliki. tiga. indikator. dan. aspek. menganalisis memiliki dua indikator. Indikator yang digunakan menjadi pedoman untuk menyusun instrumen observasi pada penelitian ini. b. Sikap Kerja Sama 1) Definisi Kerja Sama Crimer dan Siregar (1993:90) berpendapat bahwa bekerja sama adalah suatu keadaan ketika sekelompok orang bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Peran serta sumbangan pemikiran dari setiap anggota kelompok sangat berarti untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kerja sama yang baik ialah ketika seseorang memiliki tugas serta perannya masing-masing yang khusus. Riyanto dan Martinus (2008:120) juga berpendapat bahwa bekerja sama dituntun oleh tujuan tertentu yang sama dan satu. Bekerja sama juga memerlukan suatu aturan kerja yang jelas, agar tugas dan tanggung jawab yang lebih tertata. Saefullah (2005:25) mengatakan. bahwa. kerja sama adalah kumpulan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk suatu tujuan tertentu yang dipahami bersama. Ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap kerja sama adalah interaksi dua orang atau lebih yang berkerja untuk tujuan yang sama dan dapat dipahami bersama. Kerja sama yang baik ialah ketika memiliki aturan kerja dan tugas yang jelas agar tangung jawab yang. diberikan. bisa. terselesaikan.. Seseorang. dituntut. untuk. memberikan sumbangan pikiran ketika bekerja sama.. 11.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2) Indikator Kerja Sama Crimer dan Siregar (1993: 90) menyatakan bahwa indikator dalam bekerja sama yaitu pembagian kerja yang jelas sesuai dengan anggotanya, kepemimpinan yang diterapkan, dan komunikasi timbal balik antar anggota dengan anggota maupun dengan pemimpin. Sedangkan, Sukroyanti (2016:37) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Penggunaan Pocket Book Siswa dengan Teknik Evaluasi Media Puzzle Ceria terhadap Sikap Ilmiah Siswa, memaparkan indikator kerja sama ialah berpartisipasi aktif dalam kelompok. Pendapat lain menurut Sardinah, Tursinawati, dan Noviyanti (2012:53) mengatakan bahwa indikator bekerja sama menghargai pendapat orang lain, berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan kelompok dalam kegiatan pembelajaran, dan menafsirkan bersamasama terhadap hasil pengamatan. Penelitian menggunakan kesimpulan dari ketiga pendapat tersebut bahwa indikator kerja sama yaitu pembagian kerja yang jelas sesuai dengan anggotanya, kepemimpinan yang diterapkan, dan komunikasi timbal balik antar anggota dengan anggota maupun dengan pemimpin.. 2.. Hasil Belajar Menurut Purwanto (2009:34) hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan tersebut diupayakan dari hasil belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Winkel (dalam Purwanto, 2009:45) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam hal sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar dapat mencakup aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Sejalan pendapat di atas, pendapat Sani (2016:120) menjelaskan hasil belajar adalah kemampuan atau perubahan yang dimiliki seseorang melalui proses belajar. Setiap hasil belajar memiliki cara perolehan yang berbeda, jika menginginkan hasil belajar berupa aspek pengetahuan maka perlu menekankan proses belajar kognitif dan. 12.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. psikomotorik. Sesuai dengan ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan aspek kognitif yang dimiliki seseorang melalui proses pembelajaran. Pengukuran hasil belajar dilakukan dengan cara tes evaluasi. 3.. Model Pembelajaran Problem Based Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning Joyce. (dalam. Trianto,. 2012:22). berpendapat. bahwa. model. pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan untuk pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau tutorial. Arends (dalam Trianto, 2012:25) menyeleksi terdapat enam model pengajaran yang sering digunakan oleh guru, yaitu: presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi di kelas. Sugiyanto (2009:152) menyatakan bahwa model pembelajaran problem based learning adalah strategi pembelajaran yang mengharapkan siswa untuk mengidentifikasi masalah, mencari data, dan menggunakan data untuk mencari solusi. Model pembelajaran fokusnya tidak hanya pada apa yang sedang dikerjakan siswa (perilaku siswa), namun lebih kepada apa yang siswa pikirkan (kognisi siswa) selama siswa mengerjakannya. Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah ini hanya sebagai fasilitator dan pembimbing sehingga siswa dapat belajar untuk berpikir dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Amir (2009:vii), mengungkapkan problem based learning adalah salah satu pendekatan student centered (berpusat pada siswa) yang melibatkan pemberian masalah pada proses pembelajarannya. Pendidik lebih banyak memfasilitasi ketimbang memberikan materi. Pendidik atau guru berperan untuk merancang sebuah skenario masalah, memberikan clue tentang sumber bacaan tambahan, dan berbagai arahan serta saran yang diperlukan saat pemelajar menjalankan proses. Jessie dan Tan (2009:3) menjelaskan bahwa problem based learning bersifat kontruktivisme artinya bahwa siswa membangun pengetahuan. 13.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. untuk diri sendiri. Setiap siswa secara individu dan sosial membangun makna sesuai dengan yang siswa pelajari sebagai partisipan aktif dalam belajar daripada penerima pengetahuan pasif. Pendekatan yang diambil dari problem based learning dimulai dengan pengetahuan. Siswa dihadapkan dengan masalah dan siswa perlu untuk bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok untuk mendiskusikan makna dan menentukan apa yang perlu dipelajari. Kesimpulan yang bisa didapatkan dari ketiga pendapat di atas yaitu model pembelajaran problem based learning adalah model pembelajaran berbasis masalah dan lebih berpusat pada siswa. Peran guru dalam model pembelajaran ini hanya sebagai fasilitator yang bertugas untuk merancang proses pembelajaran maupun memberikan clue tentang sumber bacaan dan berbagai arahan serta saran untuk siswa. Model pembelajaran ini memungkinkan untuk siswa belajar secara individu maupun berkelompok. b.. Ciri-ciri Model Pembelajaran Problem Based Learning Ciri-ciri problem based learning menurut Baron (dalam Rusmono,. 2012:74) yaitu (1) menggunakan permasalahan dalam dunia nyata; (2) pembelajaran dipusatkan kepada penyelesaian masalah; (3) tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa; (4) guru berperan sebagai fasilitator. Masalah yang digunakan harus relevan dengan tujuan pembelajaran, terbaru, dan menarik; berdasarkan informasi yang luas; terbentuk secara konsisten dengan masalah lain; dan termasuk dalam dimensi kemanusiaan. Tan (dalam Amir, 2009:12) berpendapat bahwa problem based learning memiliki ciri-ciri pembelajaran dimulai dengan “masalah”, masalah yang dipilih memiliki konteks dalam dunia nyata, pembelajaran secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan siswa, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah dan melaporkan solusi dari masalah. Pendidik lebih banyak bertugas untuk memfasilitasi. Sugiyanto (2009:157) berpendapat bahwa ciri-ciri problem based learning yaitu (1) Masalah yang diberikan harus dikaitkan dengan. 14.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pengalaman rill siswa dan bukan dengan prinsip-prinsip disiplin akademis tertentu. (2) Masalah tersebut semestinya tidak jelas atau tidak sederhana sehingga menciptakan misteri dan teka-teki. (3) Masalah yang diberikan seharusnya bermanfaat untuk siswa dan sesuai dengan tingkat intelektual siswa. (4) Masalah yang diberikan memiliki cakupan luas, namun tetap dalam batas-batas pembelajarannya. (5) Masalah yang baik harus mendapat manfaat dari usaha kelompok. Peneliti menyimpulkan dari ketiga pendapat di atas, bahwa problem based learning memiliki ciri-ciri (1) Model pembelajaran yang berpusat pada penyelesaian masalah; (2) Masalah yang digunakan harus sesuai dengan dunia nyata siswa; (3) Masalah yang diangkat seharusnya tidak jelas dan tidak sederhana, sehingga menimbulkan teka-teki; (4) Masalah yang baik seharusnya memberikan manfaat untuk siswa; (5) Masalah yang diberikan sebaiknya harus relevan dengan tujuan pembelajaran, terbaru, dan menarik; berdasarkan informasi yang luas; terbentuk secara konsisten dengan masalah lain; dan termasuk dalam dimensi kemanusiaan; dan (6) Guru berperan sebagai fasilitator. c.. Langkah-langkah. Model. Pembelajaran. Problem. Based. Learning Amir (2009:24) memaparkan langkah-langkah model pembelajaran problem based learning adalah sebagai berikut: 1. Mengklasifikasi istilah dan konsep yang belum jelas. 2. Merumuskan masalah. 3. Menganalisis masalah. 4. Menata gagasan dan menganasis secara dalam. 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran. 6. Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain. 7. Mensintesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru. Rusmono (2012:81) mengatakan bahwa tahapan pembelajaran dengan strategi problem based learning serta peran guru adalah sebagai berikut:. 15.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.. Tahap 1: Mengorganisasikan siswa kepada masalah. Guru memberikan informasi tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan, serta memotivasi siswa agar terlibat dalam memecahkan masalah.. 2.. Tahap 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar. Guru membantu siswa untuk menentukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.. 3.. Tahap 3: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok. Guru memandu siswa untuk mengumpulkan informasi, melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan, dan solusi.. 4.. Tahap 4: Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta pameran. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya sesuai dengan laporan, rekaman video, dan model.. 5.. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.. Guru. membantu. siswa. melakukan. refleksi. atas. penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan. Ibrahim (dalam Trianto, 2009:98) menyatakan bahwa sintaks dalam model pembelajaran meliputi 5 tahapan yang harus dilakukan yaitu: 1. Tahap 1: Orientasikan siswa pada masalah. Tahap ini guru berperan untuk memunculkan sebuah permasalahan kepada siswa dan memotivasi siswa untuk menyelesaikan sebuah permaslahan. 2. Tahap 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar. Guru membantu siswa. untuk. mendefinisikan. kalimat-kalimat. yang. belum. dimengerti oleh siswa. 3. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual atau kelompok. Guru berperan sebagai fasilitator, sehingga guru membantu siswa untuk menemukan informasi yang sesuai untuk mendapatkan penjelasan dan penyelesaian masalah. 4. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Siswa menghasilkan dan mempresentasikan hasil karya.. 16.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa untuk mendapatkan sebuah kesimpulan atau evaluasi dalam proses penyelesaian masalah. Sesuai dengan hasil ketiga pendapat yang telah dipaparkan, peneliti sependapat dengan pendapat Ibrahim (dalam Trianto, 2009:98). Peneliti menyimpulkan bahwa langkah-langkah yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran problem based learning adalah sebagai berikut: 1.. Tahap 1: Mengarahkan siswa pada masalah. Guru bertugas untuk memberikan tujuan dan menjelaskan permasalahan yang menjadi topik pembelajaran. Guru memunculkan sebuah permaslaahan dan memotivasi siswa untuk memecahkan permaslahan.. 2.. Tahap 2: Membangun siswa untuk belajar. Guru membantu siswa untuk mendefinisikan atau mengartikan kalimat-kalimat pada tugas yang berhubungan dengan masalah.. 3.. Tahap. 3:. Membimbing. penyelidikan. berkelompok.. Guru. membimbing siswa dalam kelompok untuk mengumpulkan informasi untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan dari permasalahan. 4.. Tahap 4: Menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa untuk merencanakan suatu karya untuk laporan hasil pemecahan masalah, serta meminta siswa untuk mempresentasikannya.. 5.. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi. Guru membantu siswa untuk melakukan kesimpulan dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dan proses penyelidikan lainnya.. d.. Kelebihan Dan Keunggulan Model Pembelajaran Problem Based Learning Amir (2009:32) menjelaskan bahwa problem based learning memiliki. keunggulan dalam penerapannya, yaitu antara lain: 1.. Punya keaslian seperti dalam dunia nyata. Masalah yang diangkat disesuaikan dengan kehidupan siswa, hal itu dapat dijadikan. 17.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. cerminan dalam dunia kerja. Siswa akan siap menghadapi masalah ketika berada di dunia kerja. 2.. Dibangun dengan memperhitungkan pengetahuan sebelumnya. Masalah yang dirancang akan melibatkan pengetahuan siswa sebelumnya. Manfaat yang dapat diambil dari pembelajaran ini adalah selain siswa mendapatkan informasi baru, siswa juga mengasah pengetahuan yang sudah ada.. 3.. Membangun pemikiran yang metakognitif dan konstruktif. Siswa melakukan pemikiran metakognitif apabila siswa sadar apa yang sedang. di. pelajari. dan. merefleksikannya.. Siswa. mencari. pemecahan masalah, mencari dan menemukan informasi yang terkait, maka siswa sedang melakukan pemahaman sebuah pengetahuan secara konstruktif. 4.. Meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah yang menantang dan menarik, akan menggugah rasa ingin tahu siswa untuk belajar dan menyelesaikan masalah tersebut. Harapannya siswa yang pasif menjadi aktif.. Sugiyanto (2009:160) berpendapat bahwa pembelajaran berbasis problem based learning dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan gairah siswa untuk menyelidiki masalah. Siswa didorong untuk melontarkan pertanyaan dan mencari informasi. Mengembangkan keterampilan kolaborasi diantara siswa karena dalam pembelajaran problem based learning siswa akan dibagi ke dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa belajar untuk menggali informasi untuk mencari solusi. Siswa diajak secara bertahap dan sistematis untuk menggali, mengolah, dan merangkum masalah yang telah diberikan. Masalah yang ada dalam skenario diharapkan mampu memicu dan memacu kemampuan berpikir kritis, analitis, aktif, sekaligus melakukan pembelajaran secara kreatif. Siswa juga belajar untuk bekerja sama (collaborative learning) untuk mengutarakan perspektif yang berbeda tentang suatu permasalahan (Sani, 2018:218).. 18.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.. Pembelajaran IPA a. Definisi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Djojosoediro (2011:17) berpendapat bahwa IPA singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti pengetahuan. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan. Samatowa. (2011:3). berpendapat. bahwa. pendidikan. Ilmu. Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari peristiwaperistiwa yang terjadi di alam. IPA membahas tentang gelaja-gejala alam yang disusun secara sistematis yang berdasarkan pada hasil percobaan atau pengamatan oleh manusia. Pendapat lain Purnell’s (dalam Djojosoediro,. 2011:17). menyatakan. bahwa. pembelajaran. Ilmu. Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia mengenai alam yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesa-hipotesa. Powler (dalam Samatowa, 2011:3) berpendapat bahwa pembelajaran IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan didasari atas pengamatan yang sistematis. Kesimpulan yang didapatkan menurut teori di atas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau biasa disebut science adalah ilmu yang berhubungan dengan alam dan fenomena. IPA diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan secara sistematis. IPA bisa dituangkan ke dalam penjelasan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsipprinsip, teori-teori, dan hipotesa-hipotesa. b.. Materi IPA SD Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah organ. pencernaan pada manusia. Materi organ pencernaan terdapat dalam tema. 19.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3 (Makanan Sehat), subtema 1 (Bagaimana Tubuh Mengolah Makanan?), dan KD 3.3 (Menjelaskan organ pencernaan dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia). Irnaningtyas (2013:264) memaparkan materi pada organ pencernaan sebagai berikut: 1). Pengertian Organ pencernaan Pencernaan makanan adalah proses pengolahan makanan menjadi zat-zat makanan yang dapat diserap oleh darah, dan sisa-sisa makanan akan dikeluarkan dari tubuh.. 2). Bagian-bagian Organ Pencernaan a) Mulut berfungsi untuk pencernaan makanan secara mekanis yang dibantu oleh gigi dan secara kimiawi yang dibantu oleh enzim amilase. b) Kerongkongan (esofagus) berfungsi menggerakkan makanan dari faring ke lambung dengan gerakan peristaltik. c) Lambung (ventrikulus) berfungsi menyimpan makanan selama 2-5 jam dan menyerap zat-zat makanan termasuk protein. d) Usus halus berfungsi mencerna makanan dan menyerap nutrisi secara maksimal dengan cara kimiawi yang dibantu oleh enzimenzim. e) Usus besar berfungsi untuk membuang kadar air dan garam dari bahan yang tidak tercerna dan membentuk limbah padat yang dapat dikeluarkan melalui anus.. 3) Proses Pencernaan Makanan pada Manusia a) Ingesti: proses memasukkan makanan melalui mulut. b) Mastikasi: proses pengunyahan makanan menggunakan gigi. c) Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan. d) Digesti: proses pemecahan makanan dari zat yang kompleks menjadi molekul–molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim yang ada di lambung.. 20.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. e) Absorpsi: proses penyerapan sari–sari makanan yang terjadi di usus halus. f) Defekasi: proses pengeluaran sisa–sisa makanan yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh melalui organ anus. 4). Gangguan pada Organ Pencernaan a) Diare bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti infeksi bakteri disentri, zat-zat beracun, atau makanan yang "salah" pada kolon (usus besar). Hal-hal ini yang pada akhirnya menyebabkan gangguan pada penyerapan air, sehingga sisa makanan yang ada di dalam tubuh masih banyak mengandung air. b) Sembelit atau konstipasi adalah gangguan pada organ pencernaan yang disebabkan oleh penyerapan air yang berlebihan. c) Apendiksitis merupakan peradangan dan pembengkakan yang terjadi pada usus buntu (umbai cacing). d) Gastritis atau maag adalah radang kronis yang terjadi pada lapisan mukosa dinding lambung. e) Sariawan merupakan gangguan sistem pencernaan yang biasanya muncul di sekitar mulut. f) Gizi buruk atau malnutrisi terjadi karena pembentukan enzim mengalami gangguan. g) Keracunan biasanya disebabkan karena salah mengkonsumsi makanan. Dimana keracunan biasanya terjadi karena pengaruh bakteri seperti bakteri Salmonela, yang mana akan menyebabkan penyakit tipus dan paratipus. h) Cacingan merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan manusia.. B. Penelitian Yang Relevan Penelitian. yang. dilakukan. oleh. Susanti. (2018). yang. berjudul. “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pada Siswa Kelas V SDN. 21.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Purwasari III Kabupaten Karawang”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran IPA dengan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa sekolah dasar. Hal ini terbukti dari hasil tindakan siklus I sampai siklus II. Dari hasil tes siklus I, diperoleh data rata-rata hasil belajar IPA di kelas V sebesar 73,33 dengan persentase 54% nilai siswa telah mencapai KKM. Sedangkan di siklus II mengalami peningkatan sebesar 7.3 menjadi 80,9 dengan persentase 87% sehingga hasil belajar IPA siswa kelas V ini berada dalam kategori baik. Kesimpulan yang didapatkan, bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Purwasari III. Penelitian Ismiani, dkk (2017) dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Problem Based Learning Terhadap Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII MTs NW 01 Kembang Kerang”. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Quasi experiment digunakan karena pada penelitian ini mempunyai kelompok kontrol dengan manusia sebagai subjek penelitian sehingga tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metode problem based learning terhadap sikap ilmiah siswa kelas VII MTs NW 01 Kembang Kerang tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukan dari lembar observasi yang diperoleh sebanyak 86,6% kategori tinggi kelas eksperimen dan 47,2% kategori rendah kelas kontrol. Hasil belajar siswa juga menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen lebih tinggi saat dilakukan posttest, skor tertinggi 82 dan terendah 40. Rata-rata nilai posttest 70,25 untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai pretest 36,66 serta melebihi KKM 70 dan untuk kelas kontrol nilai rata-rata postest 55,57 jauh lebih tinggi dari nilai pretest 46 namun belum mencapai target KKM 70. Peneliti menyimpulkan bahwa metode problem based learning berpengaruh terhadap sikap ilmiah serta dapat meningkatkan hasil belajar. 22.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. siswa, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran biologi di sekolah. Penelitian Agustina, dkk (2017) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Sistem Koloid Kelas XI MIA SMA Negeri I Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016”. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning pada materi koloid kelas XI MIA 1 SMA Negeri I Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016 dapat meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada uji pratindakan sebanyak 27,5% siswa dalam kategori sikap ilmiah tinggi, pada siklus I meningkat menjadi 72,5% siswa memiliki kategori sikap ilmiah tinggi, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 97,5% siswa memiliki kategori sikap ilmiah tinggi. Prestasi belajar siswa aspek pengetahuan siklus I sebesar 52,5%, meningkat menjadi pada siklus II 95%. Berdasarkan data tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning pada materi koloid dapat meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri I Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016. Ketiga penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning dapat meningatkan sikap ilmiah dan hasil belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2010) menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning. Penelitian Ismiani, dkk (2017) dan Agustina, dkk (2017) juga menunjukkan bahwa model pembelajaran problem based learning efektif untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Hal tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan bahwa model pembelajaran problem based learning dapat menjadi solusi meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Kekhususan penelitian ini dibandingkan. 23.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dengan ketiga penelitian di atas terletak pada materi yang diberikan. Penelitian ini menggunakan mata pelajaran IPA materi organ pencernaan manusia di kelas V SD. Penelitian ini menggunakan media poster, kliping, mind map, dan kartu domino. Berikut ini bagan literatur dari beberapa penelitian yang relevan: Susanti (2018) “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pada Siswa Kelas V SDN Purwasari III Kabupaten Karawang”. Ismiani, dkk (2017) “Pengaruh Penerapan Metode Problem Based Learning Terhadap Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII MTs NW 01 Kembang Kerang”. Agustina, dkk (2017) “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Sistem Koloid Kelas XI MIA SMA Negeri I Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016”. Penelitian ini berjudul: Peningkatan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Gambar 2.1 Bagan Literatur Penelitian yang Relevan. C.. Kerangka Berpikir Pembelajaran ilmu pengetahuan alam sangat penting diajarkan kepada siswa sedini mungkin. Pada materi organ pencernaan manusia, siswa kelas V SD BOPKRI Demangan III mengalami kesulitan. Saat pembelajaran berlangsung terlihat bahwa sikap ilmiah yaitu sikap berpikir kritis dan sikap bekerja sama siswa kelas V dapat dikatakan rendah. Rendahnya sikap berpikir kritis dan sikap bekerja sama ternyata berdampak pada hasil belajar siswa. Sikap ilmiah berkaitan erat dengan ilmu pengetahuan, sehingga dalam kehidupan nyata, sikap ilmiah sangat penting untuk dimiliki oleh setiap siswa. Sikap ilmiah perlu diajarkan sedini mungkin agar nantinya siswa terbiasa untuk menghadapi permasalahan yang nyata. Pengajaran yang efektif didalamnya terdapat rencana pembelajaran yang telah disiapkan.. 24.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Model pembelajaran yang cocok diterapkan dalam meningkatkan sikap ilmiah (sikap berpikir kritis dan sikap bekerja sama) adalah model pembelajaran. Problem. Based. Learning. (PBL).. Keunggulan. model. pembelajaran problem based learning adalah model pembelajaran ini didasari pada pemberian masalah. Siswa diberikan sebuah masalah dan siswa diminta untuk mencari solusi dari masalah tersebut. Sehingga dengan pemberian sebuah masalah tersebut, siswa dilatih untuk berpikir kritis. Keunggulan lainnya, model pembelajaran problem based learning adalah model pembelajaran yang pembelajarannya berupa diskusi kelompok, hal tersebut baik untuk mengasah sikap bekerja sama untuk siswa. Model pembelajaran ini lebih kepada student cantered atau berpusat pada siswa sehingga sangat cocok untuk melatih sikap bekerja sama pada siswa. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang memberikan arahan serta saran-saran agar siswa tidak keluar dari konteks permasalahan. Dengan meningkatnya sikap berpikir kritis dan bekerja sama, hasil belajar siswa juga dapat meningkat saat ulangan harian. Model pembelajaran problem based learning mengarahkan siswa untuk belajar dengan pemberian masalah sesuai dengan kehidupan siswa, sehingga pembelajaran siswa menjadi bermakna. Siswa lebih lama untuk mengingat materi yang diajarkan dan meningkatkan hasil belajar siswa.. D. 1.. Hipotesis Tindakan Upaya peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar IPA siswa kelas V menggunakan model. pembelajaran. problem. based learning. dapat. dilaksanakan melalui langkah-langkah: a. Mengarahkan siswa pada masalah, b. Membangun siswa untuk belajar, c. Membimbing penyelidikan berkelompok, d. Menyajikan hasil karya, dan e. Menganalisis dan mengevaluasi. 2.. Model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa kelas V.. 25.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.. Model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V.. 26.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. Bab III ini membahas mengenai metode penelitian. Metode penelitian mengulas tentang jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan setiap siklus, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, teknik analisis data, indikator keberhasilan, dan jadwal penelitian. A.. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan. pendekatan Classroom Action Research atau yang sering disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut (Sanjaya, 2011:26). Arikunto (2014:3) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan guna memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan maksud memperbaiki mutu pembelajaran, sehingga berfokus pada proses dan hasil belajar siswa di kelas. Dalam penelitian tindakan kelas, terdapat suatu proses untuk mencari solusi dalam memecahkan permasalahan yang ada di dalam kelas. Guru kemudian melakukan tindakan dalam rencana solusi tersebut. Berikut ini peneliti melampirkan bagan model penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2014:16):. 27.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Perencanaan Refleksi. SIKLUS I. Pelaksanaan. Pengamatan. Perencanaan Refleksi. SIKLUS II. Pelaksanaan. Pengamatan. Gambar 1.1 Siklus Proses Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara guru kelas dan peneliti. Guru kelas sebagai kolaborator yang sekaligus mengajar di dalam kelas dan mahasiswa sebagai peneliti. Kolaborasi diwujudkan untuk menyamakan pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan dan melahirkan kesamaan tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Arikunto (2014:17) berpendapat bahwa untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas, dibutuhkan empat tahapan berikut ini: 1. Perencanaan (planning) Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran. Peneliti perlu menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahapan ini membutuhkan kolaborasi antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati jalannya proses tindakan. Tahap ini diharapkan peneliti menemukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati. Barulah kemudian peneliti membentuk sebuah instrumen untuk membantu dalam melaksanakan penelitian.. 28.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.. Pelaksanaan Tindakan (acting) Penelitian tindakan adalah penelitian yang mengimplementasikan atau. menerapkan isi rancangan. Pada tahapan ini, peneliti harus ingat dengan rencana dan rancangan yang telah dibuat, namun harus pula berperilaku secara alami dan tidak dibuat-buat. 3.. Pengamatan (observing) Perlu adanya observasi yang teliti terhadap proses pelaksanaannya. Pada tahap. ketiga ini memerlukan kolaborasi atara peneliti dan pengamat. Tahap ini juga perlu bersinambungan dan sejalan dengan tahap kedua yaitu pelaksanaan tindakan. Ketika peneliti sedang melakukan tindakan dan tenggelam dalam pelaksanaannya peneliti cenderung tidak sempat untuk menganalisis peristiwa yang sedang terjadi. Oleh karena itu peran pengamat sangat membantu peneliti dalam mengamati dan mencatat terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. 4.. Refleksi (reflecting) Tahapan keempat adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang. dirasakan. Tahapan ini membantu peneliti untuk mengevaluasi dirinya sendiri ketika pelaksanaan perlangsung. Pada tahapan ini pengamat akan menceritakan pengalamannya sehingga peneliti dapat menyimpulkan dan mengevaluasi selama tindakan berlangsung. Jika penelitian dilakukan dalam beberapa siklus, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan tersebut kepada peneliti lain. Catatancatatan penting dibuat serinci mungkin sehingga siapa pun yang akan melaksanakan penelitian dalam kesempatan lain tidak mengalami kesulitan. Keempat tahapan tersebut adalah unsur terpenting untuk membuat sebuah siklus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa satu siklus memilih empat tahapan yaitu: penyusunan rencana, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus yang masing-masing terdapat 2 pertemuan. Apabila dalam 2 siklus ini penelitian belum mendapatkan hasil yang telah ditargetkan, maka dilanjutkan ke siklus yang selanjutnya. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah kurangnya sikap ilmiah dan hasil belajar pada siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA. Harapannya setelah dilaksanakannya. 29.

Referensi

Dokumen terkait

This research study would like to examine the impact of board structure, managerial ownership and gender diversity to the ability in preventing financial distress as

Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter dengan perubahan temperatur .Dengan demikiantetapan kalorimeter(kapasitas panas

Lebih lanjut Kovenan menetapkan hak setiap orang atas kebebasan berpikir, berkeyakinan dan'beragama serta perlindungan atas hak-hak tersebut (Pasal 18); hak orang untuk mempunyai

4. Anggaran Belanja Negara, Penetapan formasi PNS bagi suatu organisasi pada akhirnya sangat ditentukan oleh tersedianya anggaran. Oleh karena itu

Berdasarkan Tahapan 4a)tar Pemilih pada Pemilihan kepala 4aeran Bupati dan Berdasarkan Tahapan 4a)tar Pemilih pada Pemilihan kepala 4aeran Bupati dan akil Bupati

Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas dapat diambil intisari bahwa hukuman atau pidana adalah suatu penderitaan atau nestapa, atau akibat- akibat lain

Tingkah laku yang banyak dan paling sering ditemui di lingkungan sekolah yaitu, siswa takut menghadapi ulangan, siswa tidak berani bertanya dan menyatakan pendapat ketika

Penambahan dosis pupuk kandang ayam pada berbagai taraf perlakuan menjadi tidak berbeda nyata karena didalam tanah sudah terdapat kandungan nutrisi yang menunjang