• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH SITI NAMIRA NIM : FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI OLEH SITI NAMIRA NIM : FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)PENERAPAN TEMPAT SAMPAH PILAH DENGAN PENGELOMPOKKAN JENIS SAMPAH SERTA PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBUANG SAMPAH PADA TAMAN-TAMAN KOTA MEDAN TAHUN 2017. SKRIPSI. OLEH SITI NAMIRA NIM : 131000530. FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(2) PENERAPAN TEMPAT SAMPAH PILAH DENGAN PENGELOMPOKKAN JENIS SAMPAH SERTA PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBUANG SAMPAH PADA TAMAN-TAMAN KOTA MEDAN TAHUN 2017. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. OLEH SITI NAMIRA NIM : 131000530. FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(3) HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Dengan “PENERAPAN. ini,. saya. menyatakan. TEMPAT. PENGELOMPOKKAN. JENIS. bahwa. SAMPAH SAMPAH. skripsi. yang. berjudul. PILAH. DENGAN. SERTA. PERILAKU. MASYARAKAT DALAM MEMBUANG SAMPAH PADA TAMANTAMAN KOTA MEDAN TAHUN 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.. Medan, April 2017. Yang Membuat Pernyataan Siti Namira. i. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(4) ii. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(5) ABSTRAK Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Pemilahan sampah adalah kegiatan mengelompokkan dan memisahkan sampah sesuai dengan jenis. Taman kota merupakan ruang terbuka hijau yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga, rekreasi, pertemuan maupun kegiatan lainnya yang dapat menghasilkan timbulan sampah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan tempat sampah pilah serta perilaku masyarakat dalam membuang sampah pada taman-taman Kota Medan Tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung delapan taman-taman Kota Medan. Jumlah sampel sebanyak 96 orang. Penyajian data dengan menggunakan tabel distribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana tempat sampah pilah yang memenuhi syarat terdapat pada Taman Lapangan Merdeka, Taman Ahmad Yani, dan Taman Teladan. Karakteristik responden di delapan taman Kota Medan berada pada kelompok umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 67 orang (69,8%), jenis kelamin perempuan sebanyak 57 orang (59,3%), pendidikan terakhir SMA/sederajat sebanyak 44 orang (45,8%), pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 34 orang (35,4%), kelompok Tidak ada penghasilan sebanyak 51 orang (53,1%). Pengetahuan responden berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 52 orang (54,1%), Sikap responden berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 86 orang (89,5%), Tindakan responden berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 49 orang (51%). Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan untuk dapat memberikan sarana tempat sampah pilah yang memenuhi syarat kesehatan serta merawat sarana tersebut dan memberikan sosialisasi kepada pengunjung untuk membuang sampah dengan memilahnya sesuai dengan jenis sampah. Kepada responden diharapkan untuk meningkatkan perilaku dalam membuang sampah berdasarkan jenisnya pada taman-taman kota agar mempermudah pengelolaan sampah selanjutnya. Kata Kunci: Pemilahan Sampah, Perilaku, Taman Kota. iii. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(6) ABSTRACT. Trash is something that is unused, disliked, or something that was removed from human activities and did not happened by itself. Sorting of trash is the activity of grouping and separating trash according to the type. A city park is a green open space that was used by the people to conduct sports activities, recreation, meetings and other activities that can be produced waste. The purpose of this study is to determine the application of trash sorting and people behavior in disposing of garbage in the parks of Medan City in 2017. This research type is descriptive research with survey method. The population in this study is all visitors of eight city park in Medan City. The sample size is 96 people. Presentation of data by using distribution table. The result of research showed that the trash disposal facilities is qualify in three Parks, they are Lapangan Merdeka Park, Ahmad Yani Park, and Teladan park. Characteristics of respondents in eight parks of Medan City were in the age group of 21-30 years, 67 (69.8%), female (57.3%), senior high school 44 (8%), 34 students (35.4%), no income group (51.1%). Knowledge of respondents are in medium category that is 52 people (54,1%), respondent attitude is in high category that is 86 people (89,5%), respondent action is in medium category that is 49 people (51%). It is suggested to the Department of Sanitation and Landscaping Services Medan to be able to provide the means of trash disposal which fulfill the health requirements as well as to take care of the facility and to provide the socialization to the visitors to dispose of trash by sorting it according to the type of trash. For the respondents are expected to increase the behavior in disposing of trash by type on the city parks to facilitate the management of the next waste. Keywords: Sorting Trash, Behavior, Park City. iv. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(7) DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Nama. : Siti Namira. Tempat Lahir. : Medan. Tanggal Lahir. : 31 Oktober 1995. Suku Bangsa. : Batak Mandailing. Agama. : Islam. Nama Ayah. : Ir. Indra Utama. Suku Bangsa Ayah. : Batak Mandailing. Nama Ibu. : Aina Fitrida, S.E. Suku Bangsa Ibu. : Melayu. Pendidikan Formal 1. SD Bhayangkari Medan. : 2001 - 2007. 2. SMP Harapan Mandiri Medan. : 2007 - 2010. 3. SMA Negeri 1 Medan. : 2010 - 2013. 4. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. : 2013 - 2017. Riwayat Organisasi 1. Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 - 2016 2. Komunitas Turun Tangan Medan Tahun 2015 - sekarang v. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(8) KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang setiap saat selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Tempat Sampah Pilah dengan Pengelompokkan Jenis Sampah Serta Perilaku Masyarakat dalam Membuang Sampah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M) pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi, penulis menyadari dan mengetahui bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan dan keterbatasan pengetahuan penulis sebagai manusia. Selama penulisan skripsi, penulis mendapat banyak bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 3. Dr. dr. Taufik Ashar, M.K.M., selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. vi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(9) sekaligus dosen penguji II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan kepada penulis untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini. 4. Ir. Indra Chahaya, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis sejak awal hingga terselesaikannya skripsi ini. 5. dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes., selaku Dosen Penasehat Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis sejak awal hingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Dra. Nurmaini, M.K.M., Ph.D selaku Dosen Penguji Skripsi I yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis sejak awal hingga terselesaikannya skripsi ini. 7. Seluruh Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Kesehatan Lingkungan yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu selama penulis mengikuti perkuliahan sampai akhir penulisan skripsi 8. Seluruh Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, khususnya Staf Departemen Kesehatan Lingkungan, Kak Dian Afriyanti, AM.d yang telah memberikan pengarahan serta dukungan moral selama penulis berada di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 9.. Ayahanda tercinta Ir. Indra Utama, dan Ibunda tercinta Aina Fitrida, S.E., yang senantiasa memberikan kasih sayang dengan penuh kesabaran, vii. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(10) mendidik, membimbing, memberikan dukungan moril dan materil, serta memanjatkan doa yang menyertai setiap langkah penulis dan juga menjadi motivasi terbesar bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Untuk keluarga tercinta, Nenek Hj. Halimah, Wak Hj. Sisiliana, S.H., Adik kandung Siti Nadira dan Zikri Hakim dan seluruh sanak saudara yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan doa untuk penulis. 11. Untuk Kakek tercinta, Alm. H. Ridwan Hasibuan, S.H. penulis dedikasikan skripsi ini. 12. Sahabat terdekat dan terbaik penulis, Azzura Nolia Fahrisya, S.K.M., yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, masukan, doa, membantu, dan menemani penulis dalam menyelesaikan studi hingga penulisan skripsi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 13. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Nadya Fitri Handani, dan Adryana Cinta Magdianto, yang telah memberikan dukungan, doa, motivasi, membantu dan menemani penulis dalam penulisan skripsi. 14. Teman-teman FKM USU, Dinda Audina S., S.K.M., Delima Lestary, S.K.M., dr. Rika Khairunnisya Sa’bani, M.Kes., Riska Aulia Sibuea, S.K.M., serta semua teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu untuk setiap motivasi yang telah diberikan kepada penulis. 15. Teman-teman Peminatan Kesehatan Lingkungan, Azrina, Zahra, Isna, Ayu Handayani, Sri Dwi Astari, Nada Amirah, Hanny, Ilham, Zira, Annisa Firda, Eva, Erafita, serta teman-teman stambuk 2013 yang telah memberikan semangat kepada penulis. viii. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(11) 16. Teman-teman seperjuangan PBL Desa Lidah Tanah, Josua, Irma, Wilda, Naima, Fitri dan Kak Puspa dan teman- teman LKP di Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, Fadly, Siska, Getha dan Lia yang telah memberikan semangat dan dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini. 17. Keluarga Besar Departemen Pengabdian Masyarakat Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) FKM USU yang telah memberikan motivasi dan menjadi tempat bagi penulis untuk belajar banyak hal. 18. Keluarga Besar Komunitas Turun Tangan Medan yang telah memberikan motivasi, dukungan, doa dan menjadi tempat bagi penulis untuk belajar banyak hal. 19. Pengunjung Seluruh Taman-Taman Kota Medan yang telah bersedia menjadi responden dan membantu kelancaran penelitian ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita.. Medan, April 2017. Siti Namira. ix. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(12) DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................ i. HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii. ABSTRAK ..................................................................................................... iii. ABSTRACT ................................................................................................... iv. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... v. KATA PENGANTAR ................................................................................... vi. DAFTAR ISI .................................................................................................. x. DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv. DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii. DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1. 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1. 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5. 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6. 1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................ 6. 1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 6. 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7. BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 8. 2.1 Sampah ...................................................................................................... 8. 2.1.1 Pengertian Sampah .......................................................................... 8. 2.1.2 Jenis-Jenis Sampah......................................................................... 9. 2.1.3 Sumber-Sumber Sampah................................................................ 14. 2.1.4 Komposisi Sampah ......................................................................... 17. 2.2 Pengelolaan Sampah ................. .............................................................. 20. 2.2.1 Pengertian Pengelolaan Sampah ..................................................... 20. x. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(13) 2.2.2 Tahapan-Tahapan Serta Proses Pengelolaan Sampah ..................... 20. 2.2.3 Pengelolaan Sampah Berbasis 3R (reduce reuse, recycle). ............ 23. 2.2.4 Pengelolaan Sampah dengan Sistem Zero Waste ........................... 24. 2.2.5 Persyaratan Teknis Pemilahan Sampah .......................................... 26. 2.2.6 Pewadahan Sampah ........................................................................ 27. 2.2.7 Persyaratan Teknis Pewadahan Sampah ......................................... 28. 2.2.7.1 Pola Pewadahan ................................................................... 28. 2.2.7.2 Kriteria Sarana Pewadahan .................................................. 28. 2.2.7.3 Persyaratan Sarana Pewadahan ............................................ 29. 2.2.7.4 Label dan Warna Wadah ....................................................... 30. 2.2.7.5 Kriteria Wadah Sampah ........................................................ 31. 2.2.7.6 Persyaratan Wadah Sampah Terpilah ................................... 33. 2.3 Taman Kota ............................................................................................... 34. 2.3.1 Pengertian Taman Kota ................................................................... 34. 2.3.2 Klasifikasi Taman Kota .................................................................. 35. 2.3.3 Manfaat Taman Kota ...................................................................... 35. 2.4 Perilaku….. ............................................................................................... 36. 2.4.1 Pengetahuan .................................................................................... 37. 2.4.2 Sikap ............................................................................................... 39. 2.4.3 Tindakan ......................................................................................... 42. 2.5 Kerangka Konsep ...................................................................................... 44. BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 45 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 45. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................... 45. 3.2.1 Lokasi Penelitian............................................................................ 45. 3.2.2 Waktu Penelitian............................................................................ 46. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian............................................................... 46. 3.3.1 Populasi Penelitian......................................................................... 46. 3.3.2 Sampel Penelitian.......................................................................... 46. 3.3.3 Kriteria Sampel .............................................................................. 47 xi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(14) 3.4 Metode Pengumpulan Data....................................................................... 48. 3.4.1 Data Primer.................................................................................... 48. 3.4.2 Data Sekunder................................................................................ 48. 3.4.3 Defenisi Operasional ...................................................................... 48 3.5 Instrumen dan Aspek Pengukuran ........................................................... 50 3.5.1 Instrumen ....................................................................................... 50 3.5.2 Aspek Pengukuran.......................................................................... 50 3.6 Metode Analisis Data ............................................................................... 55 BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 56 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................ 56 4.1.1 Taman A .......................................................................................... 56 4.1.2 Taman B .......................................................................................... 56 4.1.2 Taman C .......................................................................................... 57 4.1.2 Taman D .......................................................................................... 57 4.1.2 Taman E .......................................................................................... 58 4.1.2 Taman F .......................................................................................... 58 4.1.2 Taman G .......................................................................................... 58 4.1.2 Taman H .......................................................................................... 59 4.2 Penerapan Tempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan ....... 59 4.3 Karakteristik Responden .......................................................................... 63 4.4 Gambaran Perilaku Pengunjung ............................................................... 65 4.4.1 Pengetahuan ................................................................................... 65 4.4.2 Sikap ............................................................................................... 72 4.4.3 Tindakan ......................................................................................... 81 4.5 Tabulasi Silang ......................................................................................... 88 4.5.1 Tabulasi Silang antara Umur dengan Pengetahuan ......................... 88 4.5.2 Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Pengetahuan ......... 89 4.5.3 Tabulasi Silang antara Pendidikan Terakhir dengan Pengetahuan..89 4.5.4 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Pengetahuan.. ................ 90 4.5.5 Tabulasi Silang antara Penghasilan dengan Pengetahuan.. ............. 90 xii. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(15) 4.5.6 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Sikap ......................... 91 4.5.7 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Tindakan ................... 91 4.5.8 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Tindakan .............................. 92 BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. 93 5.1 Karakteristik Responden .......................................................................... 93 5.2 Penerapan Tempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan.. ..... 95 5.3 Gambaran Perilaku Pengunjung ............................................................... 98 5.3.1 Pengetahuan .................................................................................... 100 5.3.2 Sikap................................................................................................ 102 5.3.3 Tindakan .......................................................................................... 104 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 107 6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 107 6.1 Saran….. .................................................................................................. 108 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 110 LAMPIRAN. xiii. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(16) DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Komposisi Sampah di Tiap Kota atau Negara.................................. 18 Tabel 2.2 Komposisi Sampah Beberapa Kota di Indonesia Tahun 2003......... 18 Tabel 2.3 Label atau Tanda dan Warna Wadah Sampah.................................. 30 Tabel 2.4 Karakteristik Wadah Sampah Menurut SNI 19-2454-2002…......... 31 Tabel 2.5 Kriteria Jenis Wadah Sampah, Kapasitas, Kemampuan Pelayanan, dan Umur Wadah Menurut SNI 19-2454-2002...……..................... 32 Tabel 4.1 Hasil Observasi Tempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun........................................................................... 60 Tabel 4.2 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden di Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017.................................................................. 63 Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Penerapan Tempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017 (Taman A, B,C,D)............................................................................ 65 Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Penerapan Tempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017 (Taman E,F,G,H).............................................................................. 68 Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Mengenai Penerapan Tempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017........................................................................................ 71 Tabel 4.6 Distribusi Sikap Mengenai PenerapanTempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017 xiv. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(17) (Taman A,B,C,D) ............................................................................ 72 Tabel 4.7 Distribusi Sikap Mengenai PenerapanTempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017 (Taman E,F,G,H)............ 76. Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Mengenai Penerapan Tempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017....................................................................................... 80. Tabel 4.9 Distribusi Tindakan Responden Mengenai Penerapan Tempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017 (Taman A,B,C,D)............................................................................. 81. Tabel 4.10 Distribusi Tindakan Responden Mengenai Penerapan Tempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017 (Taman E,F,G,H).............................................................................. 84. Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan Mengenai Penerapan Tempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017....................................................................................... 87 Tabel 4.12 Tabulasi Silang antara Umur dengan Pengetahuan Responden Mengenai PenerapanTempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017........................................................................... 88 Tabel 4.13 Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Pengetahuan Responden Mengenai PenerapanTempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017........................................................................... 89 Tabel 4.14 Tabulasi Silang antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Responden Mengenai PenerapanTempat Sampah Pilah pada xv. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(18) Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017.......................................... 89 Tabel 4.15 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Pengetahuan Responden Mengenai PenerapanTempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017........................................................................... 90 Tabel 4.16 Tabulasi Silang antara Penghasilan dengan Pengetahuan Responden Mengenai PenerapanTempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017........................................................................... 90 Tabel 4.17 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Sikap Responden Mengenai PenerapanTempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017........................................................................... 91 Tabel 4.18 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Tindakan Responden Mengenai PenerapanTempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017........................................................................... 91 Tabel 4.19 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Tindakan Responden Mengenai PenerapanTempat Sampah Pilah pada Taman-Taman Kota Medan Tahun 2017........................................................................... 92. xvi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(19) DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Diagram Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan Menurut SNI 19-2454-2002........................................................... 25 Gambar 2.2 Contoh Bahan dan Bentuk Wadah Sampah.................................... 32 Gambar 2.3 Kerangka Konsep........................................................................... 44. xvii. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(20) DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Kuesioner........................................................................................ 116 Lampiran 2 Lembar Observasi Teknis Pemilahan Sampah............................... 121 Lampiran 3 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013...... 122 Lampiran 4 Surat Izin Penelitian........................................................................ 133 Lampiran 5 Surat Selesai Penelitian................................................................... 136 Lampiran 6 Gambar Penelitian......................................................................... 137. xviii. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(21) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia seiring. dengan pertambahan jumlah penduduk, migrasi penduduk, pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah, dan mobilisasi penduduk di era teknologi saat ini. Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat kompleks terutama di kota-kota besar (Sumantri, 2013). Produksi sampah meningkat tajam seiring dengan pertambahan populasi jumlah penduduk yang mana akan menimbulkan masalah terhadap lingkungan apabila pengelolaannya tidak dijalankan dengan baik. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Penerapan pengelolaan sampah bagi sebagian kota-kota besar di Indonesia masih belum efektif dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari semakin besarnya jumlah timbunan sampah pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di tiap kota. Pada tahun 2012, Kementerian Lingkungan Hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau setara dengan 625 juta liter dari jumlah total penduduk, sampah tersebut termasuk sampah organik dan anorganik (Neraca, 2015). 1. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(22) 2. Indonesia menempati posisi kedua penyumbang sampah terbesar setelah Cina. Setiap tahunnya Indonesia mampu menyumbang sampah hingga 187,2 juta ton sedangkan Cina mencapai 262,9 juta ton. Diperkirakan oleh Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, total jumlah sampah di Indonesia mencapai 68 juta ton pada tahun 2019 mendatang (National Geographic, 2016). Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Kehadiran sampah di Kota Medan merupakan salah satu persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dan pengelola kota, terutama dalam hal penyediaan sarana dan prasarananya. Dengan penduduk hampir 3 juta jiwa, sampah yang dihasilkan setiap harinya di Kota Medan mencapai 1.500 ton. Perinciannya, 48 persen merupakan sampah organik dan 52 persen lagi sampah anorganik. Jumlah sampah ini diperkirakan akan terus bertambah, dimana tingkat pertumbuhan setiap tahunnya sebesar 4 persen (Dinas Kebersihan Kota Medan, 2013). Sebanyak 48 persen sampah di Indonesia paling banyak berasal dari sampah rumah tangga. Selain berasal dari sampah rumah tangga, 24 persen sampah berasal dari pasar tradisional, 9 persen kawasan komersial dan sisanya dari fasilitas publik seperti taman, sekolah, kantor dan jalan (Annisa, 2016). Sampah yang berasal selain dari rumah tangga disebut sampah sejenis sampah rumah tangga. Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, Sampah. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(23) 3. sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, atau fasilitas lainnya. Jumlah sampah yang berasal dari sampah selain sampah rumah tangga cenderung lebih sedikit terutama pada fasilitas umum seperti, taman kota. Taman Kota merupakan fasilitas umum yang terdapat di suatu kota yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk melepaskan penat ketika telah beraktifitas seharian. Taman Kota memiliki pengertian yaitu lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat kota. (PerMen PU, 2008). Masyarakat di kota-kota besar di dunia membutuhkan sebuah hutan kota/taman kota sebagai ruang publik karena dipercaya mampu menjadi ruang untuk mengekspresikan perasaan sehingga emosi tidak terus terpendam, tempat berumpulnya keluarga, tempat bermain anak bersama alam hingga membuat potensi warga untuk destruktif berkurang. Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-tempat umum yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya (Chandra, 2006). Pengelolaan sampah merupakan salah satu upaya sanitasi dasar dalam ilmu kesehatan lingkungan. Sesuai dengan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah dibagi dalam dua. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(24) 4. kegiatan pokok, yaitu pengurangan sampah dan penanganan sampah. Dalam Pasal 22 kemudian diuraikan aktivitas utama dalam penyelenggaraan kegiatan penanganan sampah yang meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah (Mulyanto, 2013). Saat ini Pemerintah Indonesia sedang giatnya menggalakkan pengelolaan sampah. berbasis. 3R. (reduce,. reuse. and. recycle). untuk. mengurangi. timbulan/volume sampah yang dihasilkan setiap hari. Berbagai upaya dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat terutama dalam mengelola sampah mandiri menggunakan konsep 3R. Satu di antara bentuk implementasi prinsip 3R yang mulai banyak digalakkan oleh masyarakat adalah mendaur ulang sampah dan berupaya menghimpun kegiatan yang dapat memanfaatkan sampah untuk di daur ulang. Proses daur ulang sampah membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, terutama tempat penampungan atau boks sampah yang tertata sehingga sampah dapat dipilah dengan mudah untuk di daur ulang. Masyarakat Indonesia masih belum terbiasa menerapkan konsep memilah sampah sebelum dibuang. Jika masyarakat sudah memiliki kesadaran untuk memilah sampah, proses pengelolaan sampah sebenarnya sudah selesai sekitar 75%. Berdasarkan data dari Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup Badan Pusat Statistik tahun 2013, menunjukkan bahwa lebih dari 75% masyarakat Indonesia tidak memilah sampah dengan alasan 30% diantaranya tidak tahu kalau sampah harus dipilah sebelum dibuang. Pada survei awal yang dilakukan, ditemukan bahwa hampir seluruh tempat sampah di taman-taman Kota Medan berisi sampah yang tidak dipilah.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(25) 5. Padahal diketahui bahwa penempatan sarana tempat sampah pilah pada tamantaman kota sudah dibedakan berdasarkan jenis sampahnya. Namun pada kenyataannya hanya 1 dari 5 pengunjung taman yang membuang sampah dengan memilahnya secara benar. Berbagai permasalahan di atas menjadi latar belakang penulis untuk meneliti penerapan tempat sampah pilah dengan pengelompokkan jenis sampah serta perilaku masyarakat dalam membuang sampah pada taman-taman Kota Medan. 1.2. Rumusan Masalah Tempat sampah yang telah disediakan pada taman-taman Kota Medan. telah dibedakan berdasarkan jenis sampahnya. Berdasarkan observasi dengan melihat ke dalam isi dari tempat sampah ternyata sampah yang dibuang oleh pengunjung taman masih bercampur dan tidak dipilah berdasarkan jenisnya. Hal ini menjadi dasar bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana penerapan tempat sampah pilah dengan pengelompokkan jenis sampah serta perilaku masyarakat dalam membuang sampah pada taman-taman Kota Medan tahun 2017.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(26) 6. 1.3. Tujuan Penelitian. 1.3.1. Tujuan Umum Untuk. mengetahui. penerapan. tempat. sampah. pilah. dengan. pengelompokkan jenis sampah serta perilaku masyarakat dalam membuang sampah pada taman-taman Kota Medan tahun 2017. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.. Mengetahui gambaran karakteristik pengunjung taman-taman Kota Medan.. 2.. Mengetahui gambaran kondisi sarana tempat sampah pilah pada tamantaman Kota Medan.. 3.. Mengetahui tingkat pengetahuan pengunjung mengenai penerapan tempat sampah pilah pada taman-taman Kota Medan.. 4.. Mengetahui sikap pengunjung mengenai penerapan tempat sampah pilah pada taman-taman Kota Medan.. 5.. Mengetahui tindakan pengunjung mengenai penerapan tempat sampah pilah pada taman-taman Kota Medan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(27) 7. 1.4 1.. Manfaat Penelitian Bagi. penulis,. penelitian. ini. merupakan. wujud. penerapan. dan. pengembangan ilmu selama mendapat pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2.. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat menjadi informasi mengenai pengelompokkan jenis sampah pada taman kota sehingga dapat menerapkan kebiasaan membuang sampah sesuai jenis sampah pada tempat-tempat sampah yang telah disediakan pada taman-taman Kota Medan.. 3.. Bagi Pemerintah Kota Medan, khususnya kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk mengambil tindakan selanjutnya terhadap pemantauan, penyuluhan dan pemberian informasi kepada masyarakat agar dapat melakukan pemilahan sampah dengan baik sesuai dengan jenis tempat sampah yang telah disediakan pada taman-taman Kota Medan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(28) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1. Sampah. 2.1.1. Pengertian Sampah Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan. Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Sampah ialah segala sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat (Slamet, 2009). Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Menurut Suprihatin (2006), Pengertian sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, yang dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Sampah sebagai sisa suatu usaha atau kegiatan masyarakat yang berwujud padat baik berupa sampah basah (organik) maupun sampah kering (anorganik) yang bersifat dapat terurai maupun tidak dapat terurai dan dianggap sudah tidak berguna lagi, sehingga dibuang ke lingkungan oleh pemiliknya atau pemakai semula, karena sudah tidak berguna lagi.. 8. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(29) 9. Sampah merupakan bahan padat buangan yang berasal dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, atau aktivitas manusia lainnya. Bahkan, sampah bisa berasal dari puingpuing bahan bangunan dan besi-besi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai (Purwendro, Setyo dan Nurhidayat, 2010). Berdasarkan beberapa pengertian sampah tersebut, dapat disimpulkan bahwa sampah adalah sesuatu yang berbentuk padat yang tidak digunakan lagi dan berasal dari aktivitas atau kegiatan manusia dan dibuang secara saniter, yaitu dengan cara yang dapat diterima oleh umum sehingga diperlukan pelaksanaan pengelolaan limbah padat atau sampah yang baik. 2.1.2. Jenis-Jenis Sampah Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dalam. Sumantri (2013), diatur beberapa jenis-jenis sampah yaitu sebagai berikut : 1. Sampah rumah tangga Yaitu sampah yang berbentuk padat yang berasal dari sisa kegiatan sehari-hari di rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik dan dari proses alam yang berasal dari lingkungan rumah tangga. Sampah ini bersumber dari rumah atau dari komplek perumahan. 2. Sampah sejenis sampah rumah tangga Yaitu sampah rumah tangga yang berasal bukan dari rumah tangga dan lingkungan rumah tangga melainkan berasal dari sumber lain seperti pasar,. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(30) 10. pusat perdagangan, kantor, sekolah, rumah sakit, rumah makan, hotel, terminal, pelabuhan, industri, taman kota, dan lainnya. 3. Sampah spesifik Yaitu sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah tangga yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya memerlukan penanganan khusus, meliputi, sampah yang mengandung B3 (bahan berbahaya dan beracun seperti baterai bekas, bekas toner, dan sebagainya), sampah yang mengandung limbah B3 (sampah medis), sampah akibat bencana, puing bongkaran, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, sampah yang timbul secara periode (sampah hasil kerja bakti). Menurut Slamet (2009), sampah ini ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Yang membusuk terutama terdiri dari zat-zat organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain, sedangkan yang tidak mudah membusuk dapat berupa plastik, kertas, karet, logam, ataupun abu, bahan bangunan bekas, dan lain-lain. Untuk mempermudah pengangkutan ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), sampah dipilah berdasarkan klasifikasinya sebagai berikut: 1. Sampah Rumah Tangga a. Sampah basah ialah sampah jenis ini dapat diurai (degradable) atau biasa dikatakan membusuk. Contohnya yaitu sisa makanan, sayuran, potongan hewan, daun kering dan semua materi yang berasal dari makhluk hidup.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(31) 11. b. Sampah kering ialah sampah yang terdiri dari logam seperti besi tua, kaleng bekas dan sampah kering nonlogam seperti kayu, kertas, kaca, keramik, batu-batuan dan sisa kain. c. Sampah lembut adalah debu dari penyapuan lantai rumah, gedung, penggergajian kayu dan abu dari rokok atau sisa pembakaran kayu. d. Sampah besar adalah sampah yang terdiri dari buangan rumah tangga yang besar-besar seperti meja, kursi, kulkas, televisi, radio dan peralatan dapur. 2. Sampah Komersial Sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel dan kios. Demikian pula dari institusi seperti perkantoran, tempat pendidikan, tempat ibadah dan lembagalembaga nonkomersial lainnya. 3. Sampah Bangunan Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen, kayu, batu-bata dan genting. 4. Sampah Fasilitas Umum Sampah ini berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan, trotoar, taman, lapangan, tempat rekreasi dan fasilitas umum lainnya. Contohnya yaitu daun, ranting, kertas pembungkus, plastik dan debu. Menurut Daniel (2009), terdapat tiga jenis sampah, di antaranya: 1. Sampah organik. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(32) 12. Sampah. yang. terdiri. dari. bahan-bahan. yang. bisa. terurai. secara. alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah basah. 2. Sampah anorganik Sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng dan styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah kering. 3. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) Limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain. Menurut Chandra (2006), berdasarkan karakteristiknya, sampah dapat dibedakan menjadi : 1. Garbage Sampah yang terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. Sampah jenis ini dapat ditemukan di tempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya. 2. Rubbish Jenis sampah ini terbagi menjadi dua, yaitu: a. Rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, seperti kertas, kayu, karet, daun kering, dan sebagainya b. Rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, seperti kaca, kaleng, dan sebagainya.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(33) 13. 3. Ashes Yaitu semua sisa pembakaran dari industri. 4. Street sweeping Yaitu sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia. 5. Dead animal Yaitu segala jenis bangkai binatang besar (anjing, kucing, dan sebagainya) yang mati akibat kecelakaan atau secara alami. 6. House hold refuse Yaitu jenis sampah campuran (misalnya, garbage, ashes, rubbish) yang berasal dari perumahan. 7. Abandoned vehicle Yaitu sampah yang berasal dari bangkai kendaraan. 8. Demolision waste Yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan gedung, seperti tanah, batu dan kayu. 9. Sampah industri Yaitu sampah yang berasal dari pertanian, perkebunan, dan industri. 10. Santage solid Yaitu sampah yang terdiri atas benda-benda solid atau kasar yang biasanya berupa zat organik, pada pintu masuk pusat pengolahan limbah cair. 11. Sampah khusus Yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti kaleng dan zat radioaktif.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(34) 14. Sedangkan menurut Gilbert dkk. dalam Artiningsih (2008), berdasarkan keadaan fisiknya sampah dikelompokkan atas : 1. Sampah basah (garbage) Sampah golongan ini merupakan sisa-sisa pengolahan atau sisa sisa makanan dari rumah tangga atau merupakan timbulan hasil sisa makanan, seperti sayur mayor, yang mempunyai sifat mudah membusuk, sifat umumnya adalah mengandung air dan cepat membusuk sehingga mudah menimbulkan bau. 2. Sampah kering (rubbish) Sampah golongan ini memang dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis: a. Golongan sampah tak lapuk. Sampah jenis ini benar-benar tidak akan bisa lapuk secara alami, sekalipun telah memakan waktu bertahun-tahun, contohnya kaca dan mika. b. Golongan sampah tak mudah lapuk Sekalipun sulit lapuk, sampah jenis ini akan bisa lapuk perlahan-lahan secara alami. Sampah jenis ini masih bisa dipisahkan lagi atas sampah yang mudah terbakar, contohnya seperti kertas dan kayu, dan sampah tak mudah lapuk yang tidak bisa terbakar, seperti kaleng dan kawat. 2.1.3. Sumber-Sumber Sampah Menurut Saputro (2014), ada beberapa kategori sumber sampah yang. dapat digunakan sebagai acuan klasifikasi sumber sampah, yaitu: 1. Sumber sampah yang berasal dari daerah perumahan Sumber sampah didaerah perumahan dibagi atas:. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(35) 15. a. Perumahan masyarakat berpenghasilan tinggi (High income) b. Perumahan masyarakat berpenghasilan menengah (Middle income) c. Perumahan masyarakat berpenghasilan rendah / daerah kumuh (Low income / slum area) 2. Daerah komersial Daerah komersial umumnya didominasi oleh kawasan perniagaan, hiburan dan lain-lain. Yang termasuk kategori komersial adalah pasar, pertokoan, hotel, restoran, bioskop, salon kecantikan, industri dan lain-lain. 3. Fasilitas umum Fasilitas umum merupakan sarana/prasarana perkotaan yang dipergunakan untuk kepentingan umum. Yang termasuk dalam kategori fasilitas umum ini adalah perkantoran, sekolah, rumah sakit, apotik, gedung olah raga, museum, taman, jalan, saluran/sungai dan lain-lain. 4. Fasilitas sosial Fasilitas sosial merupakan sarana prasarana perkotaan yang digunakan untuk kepentingan sosial atau bersifat sosial. Fasilitas sosial ini meliputi panti-panti sosial (rumah jompo, panti asuhan) dan tempat-tempat ibadah (masjid, gereja, pura, dan lain-lain). 5. Sumber lain Berdasarkan klasifikasi sumber-sumber sampah tersebut, dapat dikembangkan lagi jenis sumber-sumber sampah yang lain sesuai dengan kondisi kotanya atau peruntukan tata guna lahannya. Sebagai contoh sampah yang berasal dari tempat pemotongan hewan atau limbah pertanian ataupun buangan dari. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(36) 16. instalasi pengolahan air limbah (sludge), dengan catatan bahwa sampah atau limbah tersebut adalah bersifat padat dan bukan kategori sampah B3. Menurut Chandra (2006), sumber sampah dapat berasal dari beberapa sumber, yaitu : 1. Pemukiman penduduk Yaitu sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), abu, atau sampah sisa tumbuhan. 2. Tempat umum dan tempat perdagangan Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, abu, sisa-sisa bahan bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya. 3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah Sarana layanan masyarakat yang dimaksud antara lain, tempat hiburan dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (misalnya: rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana pemerintah yang lain. Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah kering.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(37) 17. 4. Industri berat dan ringan Yaitu termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu, industri kimia, industri logam, tempat pengolahan air kotor dan air minum, dan kegiatan industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau proses bahan mentah. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah khusus, dan sampah berbahaya. 5. Pertanian Sampah yang dihasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian seperti kebun, ladang, atau sawah yang menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman. 2.1.4. Komposisi Sampah Menurut Damanhuri, dkk. (2008), komposisi sampah merupakan. penggambaran dari masing-masing komponen yang terdapat pada sampah dan distribusinya. Data ini penting untuk mengevaluasi peralatan yang diperlukan, sistem, pengolahan sampah dan rencana manajemen persampahan suatu kota. Pengelompokan sampah yang paling sering dilakukan adalah berdasarkan komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai % berat atau % volume dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan, dan sampah lain-lain. Secara umum komposisi dari sampah di setiap kota bahkan negara hampir sama, berikut merupakan data sampah menurut Kantor Lingkungan Hidup tahun 2013.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(38) 18. Tabel 2.1 Komposisi Sampah di Setiap Kota atau Negara No. Komposisi Sampah Persentase 1. Kertas dan Karton ± 35 % 2. Logam ±7% 3. Gelas ±5% 4. Sampah halaman dan dapur ± 37 % 5. Kayu ±3% 6. Plastik, karet, dan kulit ±7% 7. Lain-lain ±6% (Sumber : Kantor Lingkungan Hidup, 2013). Berikut merupakan contoh data komposisi sampah dari beberapa kota di Indonesia dalam Anne, (2011): Tabel 2.2 Komposisi Sampah Beberapa Kota di Indonesia tahun 2003 RataKomposisi Jakarta Makassar Surabaya Medan Bandung Rata Sampah (%) (%) (%) (%) (%) (%) 86,41 85,60 65,60 16,20 83,55 59,47 Makanan Kertas Karton Plastik & Karet Logam Kaca Tekstil Daun-daun Debu Total organik Total nonorganik. 10,11 3,12 11,90. 4,50 0 7,10. 13,30 4,9 9,00. 17,5 0 15,8. 10,42 0 9,76. 11,17 1,68 10,71. 1,12 1,60 0,55 2,45 2,74 82,09. 2,30 0,30 0 0,15 0,05 90,25. 1,00 1,00 1,80 0 3,40 83,80. 3,5 2,3 0 32,0 12,7 65,7. 0,95 1,45 1,70 0 12,16 73,98. 1,77 1,33 0,81 6,92 6,21 79,16. 17,91. 9,75. 16,20. 34,3. 26,02. 20,84. (Sumber: Anne, 2011). Semakin sederhana pola hidup masyarakat semakin banyak komponen sampah organik (sisa makanan dan lain-lain). Dan semakin besar serta beragam. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(39) 19. aktivitas suatu kota, semakin kecil proporsi sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan tempat-tempat lainnya. Komposisi sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut (Tchobanoglous, 1993): 1. Frekuensi pengumpulan Semakin sering sampah dikumpulkan, semakin tinggi tumpukan sampah terbentuk. Sampah kertas dan sampah kering lainnya akan tetap bertambah, tetapi sampah organik akan berkurang karena terdekomposisi. 2. Musim Jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang berlangsung. 3. Kondisi ekonomi Kondisi ekonomi yang berbeda menghasilkan sampah dengan komponen yang berbeda pula. Semakin tinggi tingkat ekonomi suatu masyarakat, produksi sampah kering seperti kertas, plastik, dan kaleng cenderung tinggi, sedangkan sampah makanannya lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh pola hidup masyarakat ekonomi tinggi yang lebih praktis dan bersih. 4. Cuaca Didaerah yang kandungan airnya cukup tinggi, kelembaban sampahnya juga akan cukup tinggi. 5. Kemasan produk Kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan mempengaruhi komposisi sampah. Negara maju seperti Amerika banyak menggunakan kertas. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(40) 20. sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang seperti Indonesia banyak menggunakan plastik sebagai pengemas. 2.2. Pengelolaan Sampah. 2.2.1. Pengertian Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah merupakan suatu aliran kegiatan yang dimulai dari. sumber penghasil sampah. Sampah dikumpulkan untuk diangkut ke tempat pembuangan untuk dimusnahkan atau sebelumnya dilakukan suatu proses pengolahan untuk menurunkan volume dan berat sampah. Pengelolaan sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan pengaturan terhadap penimbunan atau penyimpanan (sementara, pengumpulan, pemindahan, atau pengangkutan, pemrosesan dan pembuangan sampah) dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat seperti teknik (engineering), perlindungan alam (conservation), keindahan dan pertimbangan-pertimbangan lingkungan lainnya serta mempertimbangkan sikap masyarakat (Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul C, 2009). 2.2.2. Tahapan-Tahapan Serta Proses Pengelolaan Sampah Pengelolaan. sampah. juga. semakin. berkembang. sejalan. dengan. perkembangan jenis sampah yang akan dikelola. Beberapa cara dalam tahapantahapan serta proses pengelolaan akhir sampah yang dilakukan masyarakat berdasarkan UU N0.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah meliputi, kegiatan-kegiatan berikut: 1. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(41) 21. 2. Pengurangan sampah, yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya sampah sejak dari produsen sampah (rumah tangga, pasar, dan lainnya), mengguna ulang sampah dari sumbernya dan/atau di tempat pengolahan, dan daur ulang sampah di sumbernya dan atau di tempat pengolahan. Pengurangan sampah akan diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri, kegiatan yang termasuk dalam pengurangan sampah ini adalah: a. Menetapkan sasaran pengurangan sampah. b. Mengembangkan teknologi bersih dan label produk. c. Menggunakan bahan produksi yang dapat di daur ulang atau digunakan ulang. d. Fasilitas kegiatan guna atau daur ulang. e. Mengembangkan kesadaran program guna ulang atau daur ulang. 3. Penanganan sampah, yaitu rangkaian kegiatan penaganan sampah yang mencakup pemilahan (pengelompokan dan pemisahan sampah menurut jenis dan sifatnya), pengumpulan (memindahkan sampah dari sumber sampah ke TPS atau tempat pengolahan sampah terpadu), pengangkutan (kegiatan memindahkan sampah dari sumber, TPS atau tempat pengolahan sampah terpadu, pengolahan hasil akhir (mengubah bentuk, komposisi, karateristik dan jumlah sampah agar diproses lebih lanjut, dimanfaatkan atau dikembalikan alam dan pemrosesan aktif kegiatan pengolahan sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya agar dapat dikembalikan ke media lingkungan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(42) 22. 4. Tempat penampungan sementara adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. 5. Tempat pengolahan sampah terpadu adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahaan, dan pemrosesan akhir sampah. 6. Tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) adalah tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan. Pengurangan sampah yang dimaksud dalam Undang-Undang Pengelolaan Sampah meliputi kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan penanganan sampah yang dimaksud dalam Undang-Undang Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang diawali dengan pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan sifat sampah. Langkah selanjutnya adalah pengumpulan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara, dan pengangkutan sampah dari tempat penampungan sampah sementara menuju ke tempat pemrosesan akhir. Kemudian sampah yang telah terkumpul di tempat pemrosesan akhir dikelola dengan cara mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah dan/atau diproses untuk mengembalikan hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman (Tansatrisna, 2014).. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(43) 23. 2.2.3. Pengelolaan sampah berbasis 3R (reduce, reuse and recycle) Menurut Yolarita (2011), paradigma baru dalam pengelolaan sampah lebih menekankan pada pengurangan sampah dari sumber untuk mengurangi jumlah timbulan sampah serta mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah. Maka dari itu, prinsip 3R sejalan dengan pengelolaan sampah yang menitikberatkan pada pengurangan sampah dari sumbernya. Departemen Pekerjaan Umum (2007) menjelaskan bahwa prinsip 3R dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Prinsip pertama adalah reduce atau reduksi sampah, yaitu upaya untuk mengurangi timbulan sampah di lingkungan sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan. Setiap sumber dapat melakukan upaya reduksi sampah dengan cara mengubah pola hidup konsumtif, yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/efisien dan hanya menghasilkan sedikit sampah. 2. Prinsip kedua adalah reuse yang berarti menggunakan kembali bahan atau material agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengolahan), seperti menggunakan kertas bolak balik, menggunakan kembali botol bekas minuman untuk tempat air, dan lain-lain. Dengan demikian reuse akan memperpanjang usia penggunaan barang melalui perawatan dan pemanfaatan kembali barang secara langsung. 3. Prinsip ketiga adalah recycle yang berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak berguna menjadi bahan lain atau barang yang baru setelah melalui proses pengolahan. Beberapa sampah dapat didaur ulang secara langsung oleh. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(44) 24. masyarakat dengan menggunakan teknologi dan alat yang sederhana, seperti mengolah sisa kain perca menjadi selimut, kain lap, keset kaki dan sebagainya, atau sampah dapur yang berupa sisa-sisa makanan untuk dijadikan kompos. Sistem pengelolaan sampah yang selama ini diterapkan di Indonesia adalah dikumpulkan, ditampung di Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan akhirnya dibuang ke Tempat Penampungan Akhir (TPA). Pola operasional konvensional ini dapat menyebabkan terjadinya penumpukan sampah di rumah tangga, TPS dan TPA. Oleh karena itu, prinsip 3R yang diterapkan langsung mulai dari sumber sampah menjadi sangat penting karena dapat membantu mempermudah proses pengelolaan sampah. Menurut Suryati (2009), satu di antara bentuk implementasi prinsip 3R yang mulai banyak digalakkan oleh masyarakat adalah mendaur ulang sampah dan berupaya menghimpun kegiatan yang dapat memanfaatkan sampah untuk di daur ulang. Proses daur ulang sampah membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, terutama tempat penampungan atau boks sampah yang tertata sedemikian rupa sehingga sampah dapat dipilah dengan mudah untuk di daur ulang. Pemilahan sampah sangat penting dilakukan jika ingin mengolah sampah dengan benar. Jika kita sudah mempunyai kesadaran memilah sampah, proses pengolahan sampah sebenarnya sudah selesai sekitar 75%. 2.2.4. Pengelolaan Sampah dengan Sistem Zero Waste Dalam pengelolaan menuju zero waste, proses pemilahan dan pengolahan harus dilaksanakan di sumber sampah, baik bersamaan maupun secara berurutan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(45) 25. dengan pewadahan sampah. Pengelolaan sampah diawali dari lokasi timbulan sampah atau produsen sampah. Sampah dipisah antara sampah organik dan sampah anorganik, dan ditempatkan pada wadah sampah yang berbeda. Sampah organik untuk diproses menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik biasanya dimanfaatkan untuk didaur ulang maupun dimanfaatkan kembali. Proses selanjutnya baik pengumpulan, pemindahan maupun pengangkutan sampah yang telah terpilah diusahakan jangan tercampur kembali. Upaya ini untuk meningkatkan efisiensi pengolahan sampah. (Faizah, 2008). Diagram pengelolaan sampah dapat dilihat pada gambar:. Gambar 2.1 Diagram Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan menurut SNI 19-2454-2002. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(46) 26. Menurut Riyanto (2008), tujuan penerapan konsep zero waste sampah perkotaan secara menyeluruh adalah: 1. Mengurangi volume timbulan sampah yang harus dibuang ke TPA (memperpanjang umur TPA) 2. Mengantisipasi penggunaan lokasi TPA yang semakin terbatas 3. Mengoptimalisasi operasi sarana transportasi persampahan yang terbatas 4. Mengurangi biaya pengangkutan ke TPA 5. Meningkatkan peran aktif masyarakat 2.2.5. Persyaratan Teknis Pemilahan Sampah Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (2013), Pemilahan sampah dilakukan berdasarkan paling sedikit lima jenis sampah, yaitu: a. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan beracun, seperti kemasan obat serangga, kemasan oli, kemasan obat-obatan, obat-obatan kadaluarsa, peralatan listrik dan peralatan elektronik rumah tangga. b. Sampah yang mudah terurai, antara lain sampah yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan/atau bagiannya yang dapat terurai oleh makhluk hidup lainnya dan/atau mikroorganisme, seperti sampah makanan dan serasah. c. Sampah yang dapat digunakan kembali, adalah sampah yang dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses pengolahan, seperti kertas kardus, botol minuman, dan kaleng.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(47) 27. d. Sampah yang dapat didaur ulang, adalah sampah yang dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui proses pengolahan, seperti sisa kain, plastik, kertas, dan kaca. e. Sampah lainnya, yaitu residu. Sampah yang telah terpilah harus ditampung dalam sarana pewadahan berdasarkan jenis sampah. 2.2.6. Pewadahan Sampah Pewadahan sampah dikutip dari Wahyuni (2011) adalah aktivitas menampung sampah sementara dalam suatu wadah individual atau komunal di tempat sumber sampah. Dua macam pewadahan yaitu : 1. Pewadahan individual adalah aktifitas penanganan penampungan sampah sementara dalam suatu wadah khusus untuk dan dari sampah individu 2. Pewadahan komunal adalah aktifitas penanganan penampungan sampah sementara dalam suatu wadah bersama baik dari berbagai sumber maupun sumber umum. Pola pewadahan sesuai dengan jenis sampah yang telah terpilah yaitu : 1. Sampah organik seperti daun, sisa sayuran, kulit bush lunak, sisa makanan dengan wadah gelap. 2. Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam dan lainnya dengan wadah terang. 3. Sampah beracun berbahaya rumah tangga dengan wadah merah dan diberi lambing tertentu atau semua sesuai dengan ketentuan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(48) 28. 2.2.7. Persyaratan Teknis Pewadahan Sampah Wadah sampah adalah tempat untuk menyimpan sampah sementara di sumber sampah, sedangkan pewadahan sampah adalah kegiatan menampung sampah sementara sebelum sampah dikumpulkan, dipindahkan, diangkut, diolah, dan dilakukan pemrosesan akhir sampah di TPA. Tujuan utama dari pewadahan adalah : 1. Untuk menghindari terjadinya sampah yang berserakan sehingga tidak berdampak buruk kepada kesehatan, kebersihan lingkungan, dan estetika. 2. Memudahkan proses pengumpulan sampah dan tidak membahayakan petugas pengumpul sampah. 2.2.7.1 Pola Pewadahan Pola pewadahan terbagi menjadi : 1. Pewadahan Individual Diperuntukkan bagi daerah permukiman tinggi dan daerah komersial. Bentuk yang dipakai tergantung setara dan kemampuan pengadaannya dari pemiliknya. 2. Pewadahan Komunal Diperuntukkan bagi daerah pemukiman sedang/kumuh, taman kota, jalan pasar. Bentuknya ditentukan oleh pihak instansi pengelola karena sifat penggunaannya adalah umum. 2.2.7.2 Kriteria Sarana Pewadahan Pemilihan sarana pewadahan sampah mempertimbangkan : 1. Volume sampah. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(49) 29. 2. Jenis sampah 3. Penempatan 4. Jadwal pengumpulan 5. Jenis sarana pengumpulan dan pengangkutan Kriteria sarana pewadahan sampah dengan pola pewadahan individual adalah : 1. Kedap air dan udara 2. Mudah dibersihkan 3. Harga terjangkau 4. Ringan dan mudah diangkat 5. Bentuk dan warna estetis 6. Memiliki tutup supaya higienis 7. Mudah diperoleh 8. Volume pewadahan untuk sampah yang dapat digunakan ulang, untuk sampah yang dapat didaur ulang, dan untuk sampah lainnya minimal tiga hari serta satu hari untuk sampah yang mudah terurai 2.2.7.3 Persyaratan Sarana Pewadahan Persyaratan sarana pewadahan sebagai berikut : 1.. Jumlah sarana harus sesuai dengan jenis pengelompokan sampah. 2.. Diberi label atau tanda. 3.. Dibedakan berdasarkan warna, bahan, dan bentuk. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(50) 30. 2.2.7.4 Label dan Warna Wadah Label atau tanda dan warna wadah sampah dapat digunakan seperti pada tabel berikut ini : Tabel 2.3 Label atau Tanda dan Warna Wadah Sampah No Jenis Sampah 1. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan beracun 2. Sampah yang mudah terurai 3.. 4.. 5.. Label. Warna Merah. SAMPAH B3. Hijau SAMPAH ORGANIK. Sampah yang dapat digunakan kembali Sampah yang dapat didaur ulang. Kuning SAMPAH GUNA ULANG Biru SAMPAH DAUR ULANG. Sampah lainnya. Abu-abu. RESIDU (Sumber: PerMen PU, 2013). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(51) 31. 2.2.7.5 Kriteria Wadah Sampah Kriteria wadah sampah diuraikan dalam SNI No 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan adalah sebagai berikut: 1. Tidak mudah rusak dan kedap air 2. Ekonomis dan mudah diperoleh/dibuat oleh masyarakat 3. Mudah dikosongkan Karakteristik wadah sampah yaitu bentuk, sifat, bahan, volume, dan pengadaan wadah sampah untuk masing-masing pola pewadahan sampah dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.4 Karakteristik Wadah Sampah Menurut SNI 19-2454-2002. 1.. Karakteristik Wadah Bentuk. 2.. Sifat. 3.. Bahan. 4.. Volume. No. 5.. Pengadaan. Pola Pewadahan Komunal Kotak, silinder, kontainer, bin Kotak, silinder, (tong) yang bertutup, kantong kontainer, plastik bin (tong) yang bertutup Ringan, mudah dipindahkan Ringan, mudah dan dikosongkan dipindahkan dan dikosongkan Logam, plastik, fiberglass, Logam, plastik, kayu, bambu, rotan fiberglass, kayu, bambu, rotan − Permukiman dan toko kecil : − Pinggir jalan dan (10 – 40) L taman: − Kantor, toko besar, hotel, (30 –40) L rumah makan: (100 – 500) L − Permukiman dan pasar: (100 1000) L Pribadi, instansi, pengelola Instansi, pengelola Pola Pewadahan Individual. (Sumber: SNI 19-2454-2002). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(52) 32. Kriteria jenis wadah, kapasitas, kemampuan pelayanan, dan umur wadah menurut SNI 19-2454-2002 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.5 Kriteria Jenis Wadah Sampah, Kapasitas, Kemampuan Pelayanan, dan Umur Wadah Menurut SNI 19-2454-2002 Jenis Kontainer. Kapasitas. Pelayanan. Umur Kontainer. Kantong. (10 –40) L. 1 KK. (2 – 3) Hari. Bin. 40 L. 1 KK. (2 – 3) Tahun. Bin. 120 L. (2 – 3) KK. (2 – 3) Tahun. Bin. 240 L. (4 – 6) KK. (2 – 3) Tahun. Kontainer. 1000 L. 80 KK. (2 – 3) Tahun. Komunal. Kontainer. 500 L. 40 KK. (2 – 3) Tahun. Komunal. Bin. (30 –40) L. Pejalan kaki, taman. (2 – 3) Tahun. Keterangan. (Sumber: SNI 19-2454-2002). Gambar contoh bahan dan bentuk wadah sampah dapat dilihat pada gambar berikut ini :. Tong HDPE/fiberglass kapasitas 60 lt/tong Dimensi 1300 X 400 X 1500 mm Gambar 2.2 Contoh Bahan dan Bentuk Wadah Sampah SampahSampah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(53) 33. 2.2.7.6 Persyaratan Wadah Sampah Terpilah Pemilahan sampah di sumbernya merupakan cara yang paling efektif guna mereduksi volume dan memanfaatkan kembali sampah. Dalam hal ini sampah yang masih memiliki nilai ekonomis dipilah berdasarkan jenisnya dari sampah organik yang mudah membusuk. Sampah yang telah dipilah selanjutnya dapat digunakan kembali secara langsung (reuse), diolah lebih lanjut, atau dijual kepada pihak pemanfaat. Dalam hal pemilahan sampah telah dilakukan oleh masyarakat, maka wadah komunal sebaiknya dibedakan berdasarkan jenis sampah yang dipilah. Cara pengangkutan/pengambilan wadah dapat dilakukan secara manual dan mekanis. Ukuran dan bentuk wadah harus disesuaikan dengan kondisi alat pengangkutan/ pengambilnya. Jika pengangkutan secara manual maka ukuran dan bentuk wadah harus disesuaikan dengan kemampuan orang yang akan mengangkatnya. Sedangkan jika pengangkutan dilakukan secara mekanis maka ukuran dan bentuk wadah harus disesuaikan dengan spesifikasi teknis kendaraan pengangkutnya. Pengelolaan sampah dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan serta memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah pada dasarnya ingin menangani atau mengubah sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis dan kemanfaatan serta mengubahnya menjadi material yang tidak membahayakan lingkungan hidup (Sari, 2012). Untuk dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan ini, masyarakat dan para pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatannya diharapkan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(54) 34. dapat menggunakan bahan yang menimbulkan sampah sedikit mungkin, dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang, dan mudah diurai oleh proses alam. 2.3. Taman Kota. 2.3.1. Pengertian Taman Kota Menurut Arifin dan Nurhayati, dalam Lumban Gaol (2010), Taman dalam. pengertian terbatas merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai keindahan, kenyamanan dan keamanan bagi pemiliknya atau penggunanya. Pada masyarakat perkotaan, taman-taman selain bernilai estetika juga berfungsi sebagai ruang terbuka. Taman umum merupakan taman yang diperuntukkan sebagai ruang terbuka hijau umum yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk aneka keperluan. Lokasi taman biasanya pada tempat yang strategis dilalui bayak orang (Nazaruddin, 1996). Menurut Nico (2011), ditinjau dari kondisi fisiknya, taman kota disebut juga dengan ruang terbuka atau open space yang digunakan oleh orang banyak untuk beraktifitas di setiap waktu. Pengertian mengenai taman kota ini adalah taman yang berada di lingkungan perkotaan dalam skala yang luas dan dapat mengantisipasi dampak-dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan kota. Taman kota ini dapat dinikmati semua orang tanpa harus mengeluarkan biaya. (Junaidy, 2005). Atas dasar uraian di atas taman kota juga disebut ruang terbuka hijau atau open space. Ruang terbuka hijau merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan hutan kota, kawasan rekreasi, kawasan ruang terbuka hijau. Dengan adanya taman kota diharapkan dapat memberi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(55) 35. kesenangan, kenyamanan bagi masyarakat. Taman kota ini dapat menyediakan tempat untuk seni budaya kota. Secara umum dapat membantu dalam penghijauan kota. Taman kota dapat dimanfaatkan penduduk untuk melakukan berbagai kegiatan sosial pada satu kota atau bagian wilayah kota. Taman ini dapat berbentuk sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) lapangan hijau, yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, taman bermain (anak/balita), taman bunga, taman khusus (untuk lansia), fasilitas olah raga terbatas, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 30%. Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum. 2.3.2. Klasifikasi Taman Kota Taman Kota terdiri dari dua klasifikasi yaitu :. a. Taman aktif Taman yang memiliki fungsi sebagai tempat bermain, dengan dilengkapi elemen-elemen pendukung taman bermain antara lain ayunan, petung, dan sebagainya. b. Taman pasif Taman ini hanya sebagai elemen estetis saja, sehingga kebanyakan untuk menjaga keindahan tanaman di dalam taman tersebut akan dipasang pagar di sepanjang sisi luar taman (Lumban Gaol, 2010). 2.3.3. Manfaat Taman Kota Tujuan utama membangun taman kota adalah untuk memperindah kota. dan agar suasana kota menjadi segar dan hijau. Disamping itu, taman kota. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(56) 36. mempunyai fungsi yang banyak (multi fungsi) baik berkaitan dengan fungsi hidrorologis, ekologi, kesehatan, estetika dan rekreasi. 2.4. Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta. interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon dapat bersifat pasif (tanpa tindakan seperti berfikir, berpendapat dan bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan). Menurut Notoatmodjo dalam Achmadi (2013), perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, marah, tertawa, menulis, tidur, ke sekolah, kuliah, membaca dan sebagainya. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Ada empat alasan pokok seseorang itu berperilaku, yaitu : 1. Pemikiran dan perasaan Bentuk pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap dan lain-lain. 2. Orang penting sebagai referensi Apabila seseorang itu penting bagi kita, maka apapun yang ia katakan dan lakukan cendrung untuk kita contoh. Orang inilah yang dianggap kelompok referensi seperti : guru, kepala suku dan lain-lain.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(57) 37. 3. Sumber-sumber daya yang termasuk adalah fasilitas-fasilitas misalnya waktu, uang, tenaga kerja, ketrampilan dan pelayanan. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun negatif. 4. Kebudayaan Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan sumber daya di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang disebut kebudayaan. Perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa perilaku manusia secara operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu perilaku dalam bentuk pengetahuan, bentuk sikap, dan bentuk tindakan nyata atau perbuatan. Ketiga bentuk perilaku itu dikembangkan berdasarkan tahapan tertentu yang dimulai dari pembentukan pengetahuan (ranah kognitif), sikap (ranah afektif), dan ketrampilan (ranah psikomotor), yang dalam. proses pendidikan kesehatan. menjadi pola perilaku baru. 2.4.1. Pengetahuan Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting. dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Achmadi, 2013). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(58) 38. a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus. dapat. menjelaskan,. menyebutkan. contoh,. menyimpulkan,. meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diaertikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(59) 39. organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. 2.4.2. Sikap Menurut Saifuddin Azwar yang dikutip Sari (2015), mendefinisikan sikap. sebagai suatu pola perilaku, tendesi, atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Sedangkan menurut Elmubarok yang dikutip Sari (2015), sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk berekasi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berprilaku terhadap suatu objek.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Referensi

Dokumen terkait

Karena secara modelling strategi ‘tit for tat’ cukup efektif untuk mengurangi masalah agensi diperkirakan strategi ini banyak dipakai oleh investor (prinsipal) untuk

Kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan suatu pelabuhan tersebut diwujudkan dalam suatu Rencana Induk Pelabuhan yang menjadi bagian dari tata ruang wilayah

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis diperoleh hasil bahwa bauran promosi program KB memiliki pengaruh terhadap perilaku penggunaan alat kontrasepsi jemaat gereja di

Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap sekolah teknologi dan kejuruan harus memiliki laboratorium dan setiap sekolah teknologi dan kejuruan harus memiliki

Berarti responden mau menonton ³3HVEXNHUV´ NDUHQD DGDQ\D LQGLNDWRU- indikator content tayangan atau elemen NHEHUKDVLODQ \DQJ DGD SDGD SURJUDP ³3HVEXNHUV´ Sikap konatif yang

Siswa dikategorikan masuk pada level 4 (sangat kreatif) jika siswa mampu menyelesaikan suatu masalah dengan lebih dari satu alternatif jawaban maupun cara penyelesaian

Konsep kâfa’ah yang masih memprioritaskan nasab bertentangan dengan peraturan yang terdapat di dalam Kompilasi Hukum Islam yang hanya bersandar pada agama yang