• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Dari Persamaan (37) diperoleh persamaan untuk u

𝑢 𝑆 =

2 2𝜎

𝑄𝑒𝑥𝑝 𝑆 𝜎 𝑃 1+𝑒𝑥𝑝 2𝑆 𝜎

𝑃

... (38)

Bentuk solusi Persamaan (38) dapat diubah menjadi bentuk trigonometri berikut

𝑢 𝑆 = 2𝜎

𝑄 s𝑒𝑐ℎ 𝑆 𝜎

𝑃 ... (39) Substitusi Persamaan (39) ke Persamaan (27) maka diperoleh

𝐹1 𝑆, 𝜏 = 2𝜎𝑄 s𝑒𝑐ℎ 𝑆 𝜎𝑃 𝑒𝑖𝜎𝜏 (40) Solusi eksak untuk Φ𝑛(𝑡) dalam ekspresi F1 berdasarkan Persamaan (14), (18) dan (20) adalah

Φ𝑛 𝑡 = 𝐹1𝑒𝑖𝜃𝑛+ 𝜀 𝜇 𝐹1 2+

𝛿𝐹12𝑒𝑖2𝜃𝑛 + 𝑐. 𝑐 ... (41) Substitusi Persamaan (38) ke Persamaan (39)

Φ𝑛 𝑡 = 2𝜎𝑄 s𝑒𝑐ℎ 𝑆 𝜎

𝑃 𝑒𝑖 𝜎𝜏 +𝜃𝑛 + 2𝜎𝜀𝜇

𝑄 s𝑒𝑐ℎ 𝑆 𝜎

𝑃

2

+ 2𝜎𝜀𝛿

𝑄 s𝑒𝑐ℎ 𝑆 𝜎

𝑃

2

𝑒2𝑖(𝜎𝜏 +𝜃𝑛)+ 𝑐. 𝑐 ... (42a) Φ𝑛 𝑡 = 2𝜎𝑄 s𝑒𝑐ℎ 𝑆 𝜎

𝑃 2cos 𝜎𝜏 + 𝜃𝑛 +2𝜎𝜀𝛿

𝑄 s𝑒𝑐ℎ 𝑆 𝜎

𝑃

2

digunakan nilai variabel-variabel karakteristik DNA, yaitu sebagai berikut k = 3K = 24 N/m,

l = 3,4 x 10−10 m, m = 5,1 x 10−25 kg,

a = 2 x 1010 m−1, D = 0,1 eV.

Massa yang digunakan dalam hal ini merupakan massa rata-rata untuk empat buah nukleotida (h = 4).9,10

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Teori dan Komputasi, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor dari bulan Februari 2011 sampai dengan Januari 2012.

3.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan adalah perangkat komputer dengan software yang digunakan MATLAB R2010b dan Microsoft Office 2007. Sebagai pendukung penulis menggunakan sumber literatur, yaitu jurnal-jurnal ilmiah, buku- buku, dan sumber-sumber lain yang terkait.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah mencari solusi numerik dari dinamika gangguan soliton DNA model Peyrard-Bishop- Dauxois (PBD) orde ke-3 dengan menggunakan metode finite-difference 2𝜎𝜀𝛿

𝑄 s𝑒𝑐ℎ 𝑆 𝜎

𝑃

2

2 cos 2(𝜎𝜏 + 𝜃𝑛) ... (42b)

(2)

8

dibantu dengan interpolasi Lagrange.

Langkah-langkah yang dilakukan secara garis besar adalah studi pustaka dan pembuatan program simulasi.

3.3.1 Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan membaca dan memahami jurnal-jurnal dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Studi pustaka juga membantu dalam menganalisis hasil simulasi yang dilakukan.

3.3.2 Pembuatan Program Simulasi Membuat sintak simulasi dengan

bantuan software MATLAB

menggunakan interpolasi Lagrange dan metode finite-difference. Termasuk dengan mengubah persamaan dinamika DNA model PBD ke dalam persamaan finite-difference dan interpolasi Lagrange.

3.3.2.1 Metode Beda Hingga (Finite Difference)

Sebuah aplikasi penting dari persamaan diferensial adalah dalam analisis numerik, terutama dalam persamaan diferensial numerik, tujuannya untuk menentukan solusi numerik dari persamaan diferensial biasa dan parsial.

Idenya adalah dengan menggantikan turunan yang muncul dalam persamaan diferensial dengan persamaan finite- difference yang teraproksimasi. Metode yang dihasilkan kemudian disebut metode beda hingga.19 Atau dalam kata lain, metode beda hingga (finite-difference) diterapkan untuk persamaan diferensial dengan melibatkan pergantian semua turunan dengan formula perbedaan (difference).20 Metode ini digunakan untuk membantu dalam menentukan solusi numerik dari Persamaan NLS (26) sebelumnya [halaman 11]. Persamaan tersebut kemudian dapat diubah ke dalam bentuk persamaan differensial biasa, menjadi

𝑖𝜕𝐹

𝜕𝑡 + 𝑃𝜕2𝐹

𝜕𝑥2+ 𝑄 𝐹 2𝐹 = 0 ... (44)

Maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan melakukan pendekatan numerik beda hingga untuk masing-masing turunan parsial.

Untuk melakukannya pertama kali pilih angka integer sembarang yaitu N dimana N > 0 dan membagi interval [a, b]

dengan (N + 1) sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 5, sedemikan rupa sehingga

ℎ = 𝑏−𝑎

𝑁+1 ... (45)

Membuat sintak simulasi dengan bantuan software MATLAB menggunakan interpolasi Lagrange dan metode finite-difference. Termasuk dengan mengubah persamaan dinamika DNA model PBD ke dalam persamaan finite-difference dan interpolasi Lagrange.

Dengan demikian maka titik-titik x yang merupakan sub-interval antara a dan b dapat dinyatakan sebagai21

𝑥𝑛 = 𝑎 + 𝑛ℎ, 𝑛 = 0,1, … , 𝑁 + 1 ... (46) Karena Persamaan (44) dibangun oleh dua parameter 𝑥 dan 𝑡, maka selanjutnya parameter 𝑡 juga dapat dituliskan sebagai 𝑡𝑚 = 𝑎 + 𝑚ℎ, 𝑚 = 0,1, … , 𝑁 + 1 .... (47) dimana ℎ dapat pula dideskripsikan sebagai Δ𝑥 dan Δ𝑡 (ℎ = Δ𝑥 = Δ𝑡) dengan menyesuaikan parameter yang dimaksud.

Selanjutnya Persamaan (44) akan diubah ke dalam bentuk formula metode beda hingga. Pencarian solusi persamaan diferensial melalui pendekatan numerik dilakukan dengan memanfaatkan polinomial Taylor yang dapat dituliskan 𝐹 𝑥𝑛+ ∆𝑥 = 𝐹 𝑥𝑛 + ∆𝑥 𝜕𝐹

𝜕𝑥 𝑥𝑛 + ∆𝑥2

2

𝜕2𝐹

𝜕𝑥2 𝑥𝑛 +∆𝑥3

3!

𝜕3𝐹

𝜕𝑥3 𝑥𝑛 + ⋯ ... (48)

Gambar 5. Kurva suatu fungsi f(x) yang dibagi sama besar berjarak h.20

(3)

(55a) dan 𝐹𝑛−1 dapat dinyatakan 𝑛+1

𝐹𝑛+1 = 𝐹 𝑥𝑛 + ∆𝑥 𝜕𝐹

𝜕𝑥 𝑥𝑛 +∆𝑥2

2

𝜕2𝐹

𝜕𝑥2 𝑥𝑛 + ∆𝑥3

3!

𝜕3𝐹

𝜕𝑥3 𝑥𝑛 + ⋯ ... (49) 𝐹𝑛−1 = 𝐹 𝑥𝑛 − ∆𝑥 𝜕𝐹

𝜕𝑥 𝑥𝑛 +∆𝑥2

2

𝜕2𝐹

𝜕𝑥2 𝑥𝑛 + ∆𝑥3

3!

𝜕3𝐹

𝜕𝑥3 𝑥𝑛 + ⋯ ... (50) Jika Persamaan (49) dikurangi dengan Persamaan (50) maka

𝐹𝑛+1− 𝐹𝑛−1 = 2∆𝑥 𝜕𝐹

𝜕𝑥 𝑥𝑛 + 2(∆𝑥)3

3!

𝜕3𝐹

𝜕𝑥3 𝑥𝑛 + ⋯ ... (51) Turunan 𝐹 𝑥𝑛 terhadap 𝑥 adalah

𝜕𝐹

𝜕𝑥 𝑥𝑛 = 𝐹𝑛 +1−𝐹𝑛 −1

2∆𝑥(∆𝑥)3

3!

𝜕3𝐹

𝜕𝑥3 𝑥𝑛+ ⋯ ... (52a) atau

𝜕𝐹

𝜕𝑥 𝑥𝑛𝐹𝑛 +1−𝐹𝑛 −1

2∆𝑥(∆𝑥)3

3!

𝜕3𝐹

𝜕𝑥3 𝑥𝑛+ ⋯ ... (52b) Selanjutnya ruas kanan pada Persamaan (52b) dapat dikatakan sebagai error dari Persamaan (51) yang artinya nilainya dapat diabaikan dengan memberikan notasi O. Sehingga Persamaan (51) dapat dituliskan kembali menjadi

𝜕𝐹

𝜕𝑥 𝑥𝑛 = 𝐹𝑛 +1−𝐹𝑛 −1

2∆𝑥 + 𝑂(∆𝑥) ... (53)

dijumlahkan dengan Persamaan (50), maka

𝐹𝑛+1+ 𝐹𝑛−1 = 2𝐹 𝑥𝑛 + (∆𝑥)2𝜕2𝐹

𝜕𝑥2 𝑥𝑛 + 2(∆𝑥)4

4!

𝜕4𝐹

𝜕𝑥4 𝑥𝑛 + ⋯ ... (54) Turunan kedua dari 𝐹 𝑥𝑛 terhadap 𝑥 adalah

𝜕2𝐹

𝜕𝑥2 𝑥𝑛 =𝐹𝑛 +1−2𝐹𝑛+𝐹𝑛 −1

∆𝑥2 +(∆𝑥)2

12

𝜕4𝐹

𝜕𝑥4 𝑥𝑛 atau

𝜕2𝐹

𝜕𝑥2 𝑥𝑛 =𝐹𝑛 +1−2𝐹𝑛+𝐹𝑛 −1

∆𝑥2 + 𝑂(∆𝑥2) ... (55b) Selanjutnya dilakukan aproksimasi turunan waktu (𝜕𝐹

𝜕𝑡) pada Persamaan (44) berdasarkan Persamaan (53). Dimana dapat dituliskan persamaannya

𝜕𝐹

𝜕𝑡 𝑡𝑚 +1,𝑥𝑛 = 𝐹𝑛𝑚 +1+𝐹𝑛𝑚

2∆𝑡 (∆𝑡) ... (56) Sementara aproksimasi untuk turunan kedua terhadap jarak (𝜕2𝐹

𝜕𝑥2) pada Persamaan (44) berdasarkan Persamaan (55b) dalam iterasi waktu ke-𝑚 dapat dituliskan persamaannya

𝜕2𝐹

𝜕𝑥2 𝑥𝑛 = 𝐹𝑛 −1𝑚 +2𝐹𝑛𝑚−𝐹𝑛 −1𝑚

∆𝑥2 + 𝑂(∆𝑥2) ... (57) Kemudian Persamaan (56) dan (57) disubstitusikan ke Persamaan (44) maka

𝑖𝐹 𝑥𝑛,𝑡𝑚 +1 − 𝐹(𝑥𝑛,𝑡𝑚 −1)

2Δt + 𝑃𝐹 𝑥𝑛 +1,𝑡𝑚 − 2𝐹 𝑥𝑛,𝑡𝑚 + 𝐹(𝑥𝑛 −1,𝑡𝑚)

Δx2 + 𝑄 𝐹 2𝐹 = 0 𝐹 𝑥𝑛, 𝑡𝑚 +1 − 𝐹 𝑥𝑛, 𝑡𝑚 −1 = 2𝑖Δt

Δx2𝑃(𝐹 𝑥𝑛+1, 𝑡𝑚 − 2𝐹 𝑥𝑛, 𝑡𝑚 + 𝐹 𝑥𝑛 −1, 𝑡𝑚 ) + 𝑄 𝐹(𝑥𝑛, 𝑡𝑚) 2𝐹(𝑥𝑛, 𝑡𝑚)

𝐹 𝑥𝑛, 𝑡𝑚 +1 = 2𝑖 𝛥𝑡

𝛥𝑥2𝑃(𝐹 𝑥𝑛 +1, 𝑡𝑚 − 2𝐹 𝑥𝑛, 𝑡𝑚 + 𝐹 𝑥𝑛 −1, 𝑡𝑚 ) + 𝑄 𝐹(𝑥𝑛, 𝑡𝑚) 2𝐹(𝑥𝑛, 𝑡𝑚) + 𝐹 𝑥𝑛, 𝑡𝑚 −1 ... (58)

Persamaan (58) inilah yang selanjutnya diubah ke dalam bahasa pemrograman MATLAB.

3.3.2.2 Interpolasi Lagrange

Pada metode finite-difference sebelumnya telah diuraikan bahwa untuk menentukan solusi numerik, cara pertama dengan memilih angka integer sembarang yaitu N dimana N > 0 dan membagi

(4)

𝑥 𝑥0 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑁

ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ

10 interval [a, b]. Sebelum menentukan nilai a dan b, harus diketahui terlebih dahulu nilai titik-titik sebelum a dan nilai titik- titik setelah b, agar mempermudah dalam menentukan nilai a dan b yang dimaksud.

Untuk itu digunakanlah interpolasi Lagrange dalam menentukan titik-titik tersebut.

Interpolasi Lagrange diterapkan untuk mendapatkan fungsi polinomial P(x) berderajat tertentu yang melewati sejumlah titik data. Misalnya, untuk mendapatkan fungsi polinomial berderajat satu yang melewati dua buah titik yaitu (x0, y0) dan (x1, y1).21 Langkah pertama yang dilakukan adalah mendefinisikan fungsi berikut 𝐿0 𝑥 = 𝑥−𝑥1

𝑥0−𝑥1 ... (59a) dan

𝐿1 𝑥 = 𝑥−𝑥0

𝑥1−𝑥0 ... (59b) kemudian definisikan fungsi polinomial sebagai berikut

𝑃 𝑥 = 𝐿0 𝑥 𝑦0+ 𝐿1(𝑥)𝑦1 ... (60) Substitusi Persamaan (59a) dan (59b) ke Persamaan (60), maka akan didapat 𝑃 𝑥 = 𝑥−𝑥1

𝑥0−𝑥1𝑦0+ 𝑥−𝑥𝑜

𝑥1−𝑥0𝑦1 ... (61) dan ketika 𝑥=𝑥0

𝑃 𝑥0 =𝑥0−𝑥1

𝑥0−𝑥1𝑦0+𝑥0−𝑥𝑜

𝑥1−𝑥0𝑦1= 𝑦0... (62a) dan pada saat 𝑥=𝑥1

𝑃 𝑥1 =𝑥1−𝑥1

𝑥0−𝑥1𝑦0+𝑥1−𝑥𝑜

𝑥1−𝑥0𝑦1= 𝑦1 ...(62b) Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa Persamaan (61) benar- benar melewati titik (𝑥𝑜, 𝑦𝑜) dan (𝑥1, 𝑦1).22

Persamaan (61) dinamakan interpolasi Lagrange derajat 1. Nama interpolasi ini diambil dari nama penemunya, yaitu Joseph Louis Lagrange yang berkebangsaan Perancis. Bentuk umum interpolasi Lagrange derajat ≤ n

untuk (n+1) titik berbeda adalah

𝑃 𝑥 = 𝑦𝑖

𝑛

𝑖=0

𝐿𝑖 𝑥 = 𝑦0𝐿0 𝑥 + 𝑦1𝐿1 𝑥 + ⋯ + 𝑦𝑛𝐿𝑛… … … . (63)

dengan i = 0, 1, 2, ...., n dan

𝐿𝑖 𝑥 = 𝑥 − 𝑥𝑗

𝑥𝑖− 𝑥𝑗 = 𝑥 − 𝑥0 𝑥 − 𝑥1 … 𝑥 − 𝑥𝑖−1 𝑥 − 𝑥𝑖+1 … 𝑥 − 𝑥𝑛 (𝑥𝑖− 𝑥) 𝑥𝑖− 𝑥𝑖 … 𝑥𝑖− 𝑥𝑖−1 𝑥𝑖− 𝑥𝑖+1 … (𝑥𝑖− 𝑥𝑛)

𝑛

𝑗 =0 𝑗 ≠𝑖

… … (64)

Mudah dibuktikan bahwa:

𝐿𝑖 𝑥𝑗 = 1 , 𝑖 = 𝑗 0 , 𝑖 ≠ 𝑗

dan polinom interpolasi P(x) melalui setiap titik data.23

Jika terdapat N data yang terdiri dari titik-titik 𝑥0, 𝑥1, 𝑥2, 𝑥3, dan seterusnya,

dan jarak antara titik satu dengan lainnya adalah h, maka Persamaan (63) dapat ditulis untuk tiga titik terdekat (𝑥0, 𝑥1, 𝑥2, 𝑥3)

𝑃 𝑥 = 𝑥−𝑥1 (𝑥−𝑥2)

𝑥0−𝑥1 (𝑥0−𝑥2)𝑦0+ 𝑥−𝑥0 (𝑥−𝑥2)

𝑥1−𝑥0 (𝑥1−𝑥2)𝑦1+ 𝑥−𝑥0 (𝑥−𝑥1)

𝑥2−𝑥0 (𝑥2−𝑥1)𝑦2 𝑃 𝑥 = −2ℎ (−3ℎ)

−ℎ (−2ℎ) 𝑦0+ −ℎ (−3ℎ)

ℎ(−ℎ) 𝑦1+ −ℎ (−2ℎ)

2ℎ (ℎ) 𝑦2

𝑃 𝑥 = 3𝑦0− 3𝑦1+𝑦2... (65)

(5)

1 + 𝜀

𝜓2Δt 𝑄 𝐹1 2𝐹1+

𝐹 𝑥𝑛, 𝑡𝑚 ... (67) 𝐹 𝑥𝑛, 𝑡𝑚 +1 = 2𝑖𝜑2 Δt

Δx2 (𝐹 𝑥𝑛 +1, 𝑡𝑚 − 2𝐹 𝑥𝑛, 𝑡𝑚 +

𝐹 𝑥𝑛−1, 𝑡𝑚 ) +

variabel yang digunakan pada persamaan NLS ini masih mengalami masalah dalam perhitungan numeriknya, dimana nilai yang digunakan masih terlalu besar untuk cakupan numerik pada software MATLAB sehingga error yang dihasilkan juga menjadi cukup besar. Untuk mengatasi masalah ini, maka dilakukanlah skala ulang terhadap nilai parameter pendukung. Skala ulang parameter ini tidak mengubah persamaan, tetapi dilakukan dengan cara memasukkan variabel pengali lain yang nilainya kecil yang dapat ditentukan sendiri, ke dalam parameter t, x, dan F, sehingga nilai ketiga parameter tersebut menjadi lebih kecil (penurunan lengkap dapat dilihat pada Lampiran B dan C)

𝑡 → 𝑡

𝜎 ; 𝑥 →𝑥

𝑃 𝜎

𝜑 ; dan 𝐹 → 𝜓𝐹 𝑄𝜎 ... (66) dimana 𝜑 dan 𝜓 merupakan variabel skala ulang yang dimaksud. Nilai kedua variabel ini harus disesuaikan dengan parameter t, x, dan F agar diperoleh hasil yang tepat. Dalam hal ini nilai variabel 𝜑 dan 𝜓 berturut-turut digunakan nilai 0,0005 dan 0,03 untuk gangguan pertama dan kedua, serta 0,001 dan 0,03 untuk gangguan ketiga. Nilai ini diperoleh dari hasil trial and error yang dilakukan selama penelitian.

Parameter t, x, dan F yang telah diskala ulang, kemudian disubstitusi ke Persamaan (58), sehingga persamaannya menjadi:

𝐹 = 2

𝜓 sech 𝑥

𝜑 ... (68) Dalam penelitian ini, solusi numerik dari persamaan NLS stabil diberikan tiga kasus gangguan. Hal ini dengan cara memberikan variabel tambahan pada persamaan ansatz, sehingga dapat diamati perubahan dari masing-masing keadaan setelah diberi gangguan. Ketiga persamaan tersebut adalah

𝐹 𝑥𝑛, 𝑡𝑚 = 2

𝜓 𝑠𝑒𝑐ℎ 𝑥

𝜑 1 + 𝜀 ... (69a) 𝐹 𝑥𝑛, 𝑡𝑚 = 2

𝜓 𝑠𝑒𝑐ℎ 1 + 𝜀 𝑥

𝜑 ... (69b) 𝐹 𝑥𝑛, 𝑡𝑚 = 2

𝜓 (𝑠𝑒𝑐ℎ 𝑥𝑖+𝑥0

𝜑 + 𝑠𝑒𝑐ℎ 𝑥𝑖−𝑥0

𝜑 𝑒𝑖𝜃)... (69c) Persamaan (69a), (69b), dan (69c) selanjutnya digunakan untuk menggantikan Persamaan ansatz (68) solusi stabil. Sama seperti Persamaan (68) persamaan-persamaan tersebut digunakan untuk menentukan solusi baru dari persamaan NLS soliton DNA yang digunakan. Dari ketiga persamaan ini akan dihasilkan solusi baru yang berbeda dengan solusi stabilnya.

Persamaan-persamaan yang telah diubah ke dalam bentuk persamaan metode beda hingga dan interpolasi Lagrange, serta telah dilakukan skala ulang kemudian disusun dalam bahasa pemrograman MATLAB [Lampiran D].

Dari program simulasi ini akan ditampilkan output berupa grafik tiga dimensi yang merupakan hasil solusi numerik dari soliton DNA model PBD ini.

Solusi numerik yang telah diperoleh ini selanjutnya diamati dan dianalisa, sehingga dapat dijelaskan fenomena yang terjadi.

Gambar

Gambar 5.  Kurva  suatu  fungsi  f(x)  yang  dibagi sama besar berjarak h. 20

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus berguna dan relevan dengan tugas yang harus

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis menyusun skripsi dengan judul Model Penduga Potensi Tegakan Hutan Lahan Kering Menggunakan Citra

Penyalahgunaan narkotika telah lama menjadi masalah serius diberbagai Negara. Pemidanaan penyalahguna narkotika dengan pidana penjara merupakan suatu penegakan hukum yang tidak

Perlindungan Kulit: Pakai pakaian pelindung yang sesuai dan sarung tangan yang tahan bahan kimia untuk mengelak terkena kulit.. Basuh tangan dengan teliti selepas

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri adalah kemampuan individu untuk menilai dirinya secara positif, kemampuan dalam mengatasi masalah

Tutkimusaineisto kerätään kirjallisuudesta ja kenttätutkimuksella lammella vuoden 2019 aikana. Tutkimuksessa hyödynnetään myös ELY-keskuksen tarjoamaa aineistoa lammen kunnosta

Tujuan penyusunan Buku Profil Kependudukan ini yaitu memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi perkembangan penduduk di kota Banda Aceh baik perkembangan

Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan pemerintah, dalam hal permasalahan pengakuan hasil referendum yang dilakukan warga Crimea sehingga