• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR SUMBER DAYA (5M) YANG MEMPENGARUHI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN DI DKI JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR SUMBER DAYA (5M) YANG MEMPENGARUHI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN DI DKI JAKARTA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR SUMBER DAYA (5M) YANG MEMPENGARUHI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN

GEDUNG PERKANTORAN DI DKI JAKARTA

Loura Oktaviasie, Harianto Hardjasaputra, Manlian Ronald Adventus Simanjuntak

Program Studi Magister Teknik Sipil UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

ABSTRAK

Jakarta adalah salah satu kota yang cukup pesat dalam perkembangan konstruksinya terutama gedung perkantoran. Salah satu parameter keberhasilan dari proyek adalah waktu pelaksanaan proyek. Waktu pelaksanaan proyek ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor manusia, material, peralatan, biaya maupun metode pelaksanaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari faktor yang paling dominan yang mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek. Penelitian dilakukan dengan metode survey dengan jumlah sampel yang diuji sebesar 37 sampel. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa faktor yang dominan adalah faktor manusia dengan indikatornya keterlambatan owner dalam pengambilan keputusan, gangguan kondisi cuaca yang menghambat aktivitas pekerja dan faktor biaya dengan indikatornya kesalahan dalam eskalasi harga.

Kata Kunci: waktu pelaksanaan, faktor-faktor, manusia, material, peralatan, biaya, metode penelitian.

ABSTRACT

Jakarta is one of quite fast city in its construction growth especially office building. One of successful parameter from project is project access of time. This project Access of time are influenced by various of factor that is human factors, materials, equipments, costs and also research method. The purpose of the research is for look factor the most dominant that influence project access of time. Research is conducted with method survey with amount examine sample as high as 37 samples.The result of research indicates that dominant factor is human factor with its indicator delay owner in decision making, weather condition trouble that pursue worker activity and cost factor with its indicator mistake in price escalation.

Keyword: access of time, factors, human, material, equipments, cost, research method

1. LATAR BELAKANG

Seperti tertulis pada UU No 28 tahun 2002 bahwa gedung perkantoran merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat usaha dan bangunan yang digunakan untuk kepentingan umum. Kecenderungan yang terlihat pada fungsi dari gedung perkantoran adalah bahwa gedung perkantoran bisa berfungsi untuk berbagai usaha yaitu perusahaan baik terdiri dari perbankan, kantor hukum, kantor pertambangan maupun berbagai usaha lainnya. Dalam membangun suatu bangunan perkantoran tentu hampir sama dengan proyek konstruksi bangunan lainnya yaitu memerlukan metode pengelolaan dari tahap konseptual, tahap perencanaan, tahap implementasi maupun sampai tahap perawatan bangunan. Dalam suatu pelaksanaan pekerjaan ada banyak hal yang berpengaruh terhadap kelancaran dan kesuksesan suatu proyek, salah satunya adalah perencanaan waktu pelaksanaan pekerjaan yang tepat dan efisien. Apabila waktu pelaksanaan proyek semakin lama dari waktu yang direncanakan akan mengakibatkan biaya proyek semakin meningkat dan hal tersebut merupakan kerugian yang akan dialami oleh pihak pemilik maupun pelaksana proyek. Manusia, peralatan, material, biaya maupun metode merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi. Sumber daya ini jika tidak diperhitungkan dengan baik maka secara signifikan akan mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek konstruksi.

2. MASALAH PENELITIAN

Dalam penelitian ini ingin mengkaji tentang faktor paling dominan dari faktor-faktor yang berhubungan dengan sumber daya yang dapat mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek-proyek bangunan gedung perkantoran.

(2)

3. BATASAN MASALAH

Batasan masalah dari penelitian ditekankan pada faktor-faktor sumber daya terdiri dari faktor manusia, biaya, material, peralatan dan metode pelaksanaan yang mempengaruhi waktu pelaksanaan konstruksi proyek-proyek gedung perkantoran di kota DKI Jakarta.

4. LANDASAN TEORI a. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan pekerjaan ialah jangka waktu pelaksanaan dari seluruh pekerjaan yang dihitung dari permulaan pekerjaan sampai dengan seluruh pekerjaan selesai. Waktu pelaksanaan pekerjaan, diperoleh dari waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian-bagian pekerjaan, didapat dari penjumlahan waktu untuk menyelesaikan jenis pekerjaan yang bersangkutan (Djojowirono, Soegeng, 1991).

Dalam merencanakan waktu atau jadwal proyek meliputi langkah – langkah yang bertujuan agar proyek dapat diselesaikan sesuai dengan sasaran waktu yang ditetapkan. Perencanaan waktu memberikan masukan kepada sumber daya agar sumber daya tersebut siap pada waktu diperlukan. Sumber daya dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu sumber daya non manusia seperti pengadaan material, peralatan dan sumber daya manusia.

Perencanaan waktu terdiri dari penentuan definisi komponen kegiatan, urutan pelaksanaan komponen kegiatan dan perkiraan kurun waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing komponen kegiatan.(Soeharto, 1999).

b. Pengendalian Proyek

Pengendalian proyek adalah suatu tindakan untuk memastikan agar tujuan proyek yang telah ditetapkan sebelumnya (terutama dari segi aspek mutu, waktu dan biaya) dapat dicapai. Pengendalian proyek terdiri dari 2 kegiatan utama yaitu pengawasan dan pengambilan tindakan turun tangan. Sistem pengendalian ini diperlukan untuk mengatasi perubahan-perubahan dan penyimpangan-penyimpangan yang selalu terjadi dalam pelaksanaan proyek. Jadi pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar spesifikasi yang telah ditetapkan, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar yang kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumberdaya yang digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

c. Manajemen Resiko

Manajemen resiko didefinisikan sebagai sistem pengambilan keputusan yang didukung oleh berbagai metode analisis, pemodelan dan simulasi dan optimasi yang dapat berbentuk linier, non-linier, stokastik maupun probabilistik atau kombinasinya yang dilaksanakan secara terukur serta validasi. Kajian –kajian tersebut dimaksudkan untuk mengidentifikasikan semua jenis resiko yang berakibat fatal dalam suatu proyek, berikut dampak dan penyebab dari resiko tersebut sampai dengan tindakan koreksi yang diperlukan untuk mengendalikan resiko tersebut. (Jurnal Teknik Sipil, Vol 5, 2008).

Berikut adalah kerangka umum (Framework) bagaimana melakukan manajemen resiko dalam proyek konstruksi : (Flanagan, 1993)

Gambar 1. Frame Work Manajemen Resiko Risk Identification

Risk Classification

Risk Analysis

Risk Response

Risk Attitude

(3)

5. METODOLOGI PENELITIAN a. Analisis Penelitian

Yang menjadi tujuan utama dalam penulisan thesis ini adalah untuk mencari faktor dominan yang dapat mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek konstruksi. Standar penelitian menggunakan program SPSS 15 dan untuk perolehan data dilakukan teknik kuesioner kepada stakeholder-stakeholder yang terlibat dalam proyek.

b. Responden

Sampel dari penelitian ini adalah para stakeholder yang pernah atau berpengalaman dalam proyek-proyek bangunan terutama bangunan perkantoran yang berada di sekitar Jakarta yaitu :

1. Pemilik Proyek (Owner) 2. Konsultan Pengawas 3. Kontraktor

c. Flow Chart Tahapan Penelitian

Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang jalannya penelitian, maka dapat dilihat bagan alir berikut ini :

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

6. PEMBAHASAN PENELITIAN a. Persiapan Penelitian

Seluruh format kuesioner disusun dalam sistem check-list. Uraian faktor-faktor yang merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan proyek ini diperoleh dari kajian pustaka yaitu buku-buku maupun jurnal- jurnal yang berhubungan dengan penelitian ini.

b. Penyusunan Materi Kuesioner

Materi kuesioner merupakan 59 variabel dari 5 faktor yang berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan proyek yaitu manusia, material, peralatan, biaya dan metode pelaksanaan

c. Pengumpulan Data

Setelah penyusunan kuesioner, dilakukan pengumpulan data dengan cara melakukan penyebaran kuesioner kepada para personil yang terlibat dalam pelaksanaan proyek. Dari 65 kuesioner, sampel yang telah kembali sebanyak 40 kuesioner dan 37 sampel yang kemudian dijadikan sebagai bahan penelitian mengenai pengaruh sumber daya (5 M) terhadap waktu pelaksanaan proyek.

Judul & Tujuan

Penelitian Identifikasi Masalah Mulai

Kajian Pustaka &

Data Sekunder

Pengumpulan

Data Kuesioner

Analisis Statistik SPSS 15

Pembahasan Hasil Penelitian

Kesimpulan & Saran

selesai

(4)

d. Analisis dan Pembahasan Statistik

Hasil tabulasi data yang digunakan sebagai input tersebut terdiri dari kinerja waktu(Y) sebagai variabel terikat dan 59 variabel bebas (X) dari 37 sampel proyek yang telah diteliti, dianalisis sebagai berikut :

1. Analisis Korelasi

Analisis korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur kekuatan hubungan antara variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X).. Dari perhitungan dapat dipilih 5 variabel bebas (X) yang berkorelasi dengan waktu pelaksanaan proyek (Y) yaitu variabel:

a) Variabel X1 (Kurangnya keterampilan/ keahlian (skill) dari tenaga kerja)

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel X1 dengan Y sebesar (0,348). Korelasi sebesar 0,348 menunjukkan hubungan antara kurangnya keterampilan tenaga kerja dan waktu pelaksanaan proyek cukup kuat. Korelasi dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,035 < 0,05.

b) Variabel X6 (Keterlambatan Owner dalam membuat keputusan)

Korelasi sebesar 0,483 menunjukkan hubungan antara keterlambatan Owner dalam membuat keputusan dan waktu pelaksanaan proyek cukup kuat. Korelasi dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,002 < 0,05.

c) Variabel X16 (Adanya gangguan kondisi cuaca, bencana alam yang menghambat aktivitas pekerja) Korelasi sebesar -0,356 menunjukkan hubungan antara gangguan kondisi cuaca yang menghambat aktivitas pekerja dan waktu pelaksanaan proyek cukup kuat. Korelasi dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,031 < 0,05.

d) Variabel X41 (Adanya masalah dalam cash flow Owner)

Korelasi sebesar 0,277 menunjukkan hubungan antara kesalahan dalam eskalasi harga dan waktu pelaksanaan proyek cukup kuat. Korelasi dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,049 < 0,05.

e) Variabel X42 (Terjadi kesalahan dalam eskalasi harga)

Korelasi sebesar 0,327 menunjukkan hubungan antara kesalahan dalam eskalasi harga dan waktu pelaksanaan proyek cukup kuat. Korelasi dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,048 < 0,05.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisa regresi berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel indenpendent (X1, X2, ..., Xn) dengan variabel dependent (Y). Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui arah hubungan antara variabel indenpendent dengan variabel dependent apakah masing-masing variabel indenpendent berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependent apabila nilai variabel independent mengalami kenaikan atau penurunan. (Dwi Priyatno, 2008)

Adapun persamaan regresi linier berganda yaitu :

Y’ = a + b1X1 + b2X2 + .... + bnXn Keterangan :

Y’ = variabel dependent (nilai yang diprediksikan) X = variabel indenpendent

a = konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2, ..., Xn = 0)

b = koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

Analisis regresi berganda ini dilakukan terhadap kombinasi variabel penentu yang telah ditetapkan yaitu X1, X6, X16, X41, X42. Dari hasil korelasi yang telah dilakukan, maka korelasi yang dipakai adalah seperti pada tabel berikut:

(5)

Tabel 1. Model Summary

Model Summaryd

.735a .541 .524 .534 .541 32.988 1 28 .000

.833b .694 .671 .444 .153 13.471 1 27 .001

.902c .813 .792 .353 .119 16.601 1 26 .000 1.375

Model 1 2 3

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

Change Statistics

Durbin- Watson

Predictors: (Constant), X6 a.

Predictors: (Constant), X6, X42 b.

Predictors: (Constant), X6, X42, X16 c.

Dependent Variable: Y d.

Dari hasil tabel juga diperoleh angka R2 sebesar 0,813 (81,3 %). Hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel X6, X42, dan X16 terhadap Y sebesar 81,3 %, sedangkan sisanya sebesar 18,7 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Nilai tabel R2 menunjukkan persamaan regresi ini mewakili 81,3 %. Untuk Adjusted R Square didapat nilai 0,792 atau 79,2 %. Standard Error of the Estimate didapat nilai 0,353 atau 35,3 %, hal ini berarti banyaknya kesalahan dalam memprediksi nilai Y (waktu pelaksanaan proyek) sebesar 35,3 %.

Untuk mengetahui apakah model regresi sudah benar, maka diperlukan uji hipotesis yang bisa dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2. Anova

ANOVAd

9.393 1 9.393 32.988 .000a

7.973 28 .285

17.367 29

12.047 2 6.024 30.576 .000b

5.319 27 .197

17.367 29

14.120 3 4.707 37.696 .000c

3.246 26 .125

17.367 29

Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Model 1

2

3

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X6 a.

Predictors: (Constant), X6, X42 b.

Predictors: (Constant), X6, X42, X16 c.

Dependent Variable: Y d.

Besarnya angka taraf signifikan 0,000 < 0,05 maka hal ini menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan linier antara keterlambatan Owner dalam membuat keputusan, kesalahan dalam eskalasi harga, adanya gangguan kondisi cuaca, bencana alam yang menghambat aktivitas pekerja terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek.

Tabel 3. Coefficients

Coefficientsa

1.641 .496 3.309 .003 .625 2.656

.586 .102 .735 5.743 .000 .377 .795 .735 .735 .735 1.000 1.000

.532 .511 1.041 .307 -.517 1.581

.594 .085 .745 6.995 .000 .420 .768 .735 .803 .745 .999 1.001

.257 .070 .391 3.670 .001 .113 .401 .372 .577 .391 .999 1.001

1.396 .459 3.042 .005 .453 2.340

.630 .068 .790 9.241 .000 .490 .770 .735 .876 .784 .983 1.018

.239 .056 .363 4.263 .000 .124 .354 .372 .641 .362 .993 1.007

-.212 .052 -.350 -4.074 .000 -.318 -.105 -.276 -.624 -.345 .976 1.024

(Constant) X6 (Constant) X6 X42 (Constant) X6 X42 X16 Model 1

2

3

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for B

Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.

e. Pembahasan Hasil Penelitian

Adapun model regresi linier berganda yang dipilih yaitu :

Y = 1,396 + 0,630 X6 + 0,239 X42 – 0,212 X16

Dari model di atas dengan menggunakan one tailed (pengujian satu sisi) maka dapat dijelaskan bahwa terdapat tiga variabel X yang dapat mempengaruhi nilai Y. Pengujian Hipotesis One Tail adalah pengujian yang biasanya dibentuk apabila peneliti mempunyai keyakinan yang kuat bahwa antara dua atau lebih variabel mempunyai kaitan yang jelas dan sangat erat. Keyakinan itu berdasarkan penelusuran laporan atau hasil-hasil penelitian sebelumnya sebagaimana informasi yang muncul dalam literatur. Untuk membentuk hipotesis ini memang diperlukan

(6)

penelusuran literatur yang intensif terhadap hasil-hasil penelitian yang lalu, menelaah teori-teori dan perkembangan teori yang relevan dengan topik yang akan dikaji, serta sejumlah pengamatan yang seksama terhadap fenomena yang relevan dengan masalah penelitian kita(Bahan Ajar Dr. Enisar Sangun, 2008). Karena memakai pengujian satu sisi maka nilai variabel memiliki nilai mutlak. Untuk nilai (+) dan (-) menunjukkan arah hubungan korelasi antara variabel dependent Y dan variabel independent X dalam penelitian model regresi linier berganda. Untuk melihat arah model regresi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3. Model Penelitian Regresi Linier Berganda

Dari gambar 3 dapat dilihat prediksi dari penyimpangan waktu pelaksanaan proyek dimana jika ada kenaikan persentase variabel yang berpengaruh maka akan menaikkan nilai Y. Pada perhitungan sebelumnya dinyatakan nilai R2 sebesar 0.813. Hal ini menunjukkan bahwa 81.3% dari simpangan nilai Y itu dapat diterangkan oleh variabel X dan 18.7 % lagi penyimpangan-penyimpangan yang ada dalam Y yang tidak dapat diterangkan oleh variabel X. Dari perhitungan dapat dijelaskan pula bahwa masing-masing variabel memberikan kontribusi untuk Y. Variabel X6

memberikan konstribusi paling dominan sebesar 54.1 % dilanjutkan dengan variabel X42 sebesar 15.3% dan X16

yang memberikan kontribusi yang paling sedikit untuk model penelitian yaitu sebesar 11.9%.

Dari analisis tersebut maka dapat ditemukan dua faktor yang paling dominan mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek yaitu :

1. Faktor Manusia

X6 : keterlambatan Owner dalam mengambil keputusan

X16 : adanya gangguan kondisi cuaca, bencana alam yang menghambat aktivitas para pekerja.

Manusia adalah salah satu faktor sumber daya yang memegang peranan penting untuk menggerakkan suatu proyek, khususnya proyek bangunan gedung. Manusia sangat berbeda dari sumber daya proyek lainnya, karena manusia memiliki akal, pikiran, perasaan dan kemampuan sehingga diperlukan suatu keahlian khusus dan konsistensi yang tinggi untuk mengelolanya agar dapat dimanfaatkan secara optimal.

Faktor manusia sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proyek khususnya jika dilihat dari waktu pelaksanaan proyek konstruksi, untuk itu diperlukan pengelolaan sumber daya manusia. Pengelolaan ini bertujuan untuk mengupayakan penggunaan secara efektif sumber daya proyek konstruksi. Pengelolaan sumber daya manusia ini dimulai dari inventarisasi kebutuhan, merekrut atau mengajukan keperluan, menyusun organisasi, membentuk tim serta mempraktekkan cara kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan kegiatan proyek. Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi tentu banyak hal dari faktor manusia yang dapat mempengaruhi keberhasilan proyek konstruksi misalnya kurangnya keahlian, terjadi konflik antara tim pelaksana proyek, kurangnya pengawasan, kecelakaan kerja dan sebagainya.

Pada penelitian ini ditemukan dua variabel dari faktor manusia yang berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan proyek yaitu keterlambatan Owner dalam pengambilan keputusan (X6) dan cuaca yang menghambat aktivitas pekerja (X16). Kedua persoalan ini dapat berpotensi muncul terutama pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi sehingga dapat berpengaruh pada waktu pelaksanaan proyek. Untuk keterlambatan pemilik proyek (Owner) dalam pengambilan keputusan (X6) jelas akan sangat berpengaruh pada waktu pelaksanaan proyek secara keseluruhan. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa keputusan Owner memiliki pengaruh yang paling dominan sebesar 54,1% terhadap model penelitian. Yang umum terjadi adalah keterlambatan keputusan Owner dalam penentuan bahan / material yang digunakan dalam pelaksanaan proyek.

Terkadang karena kurangnya pengetahuan Owner mengenai siklus proyek bahkan standar biaya yang diperlukan dalam proyek sehingga tidak dapat secara cepat mengantisipasi permasalahan- permasalahan penting bahkan kritis yang terjadi atau Owner tidak dapat mengantisipasi penyediaan dana yang diperlukan untuk pembangunan.

Keterlambatan Owner dalam pengambilan keputusan pada tahap pelaksanaan proyek bisa juga terjadi akibat adanya keinginan yang berlebihan dari Owner mengenai proyek yang dibangun sehingga akan terjadi banyak revisi atau

(7)

perubahan dalam desain yang sudah ada. Hal ini akan memerlukan waktu yang cukup lama karena harus melakukan perubahan yang memerlukan kajian-kajian ulang dengan menyesuaikan budget yang ada. Untuk mengantisipasi hal- hal yang kemungkinan terjadi maka sejak awal siklus proyek dimulai sudah melakukan komitmen antara Owner dan pelaksana proyek yaitu Owner harus cepat mengambil keputusan dengan waktu yang ditetapkan dan sudah dibuat time-frame mengenai hal –hal apa saja yang harus diputuskan oleh Owner. Pemilik proyek juga harus benar-benar dipandu untuk memahami dengan baik mengenai proyek yang akan dibangun dan harus mempertimbangkan dengan benar kebutuhan-kebutuhan dalam proyek bangunan tersebut sehingga tidak terjadi perubahan-perubahan lain.

Dalam proyek bangunan perkantoran ini tentu memerlukan dana yang tidak sedikit, karena itu sejak awal Owner harus mempersiapkan penyediaan dana yang cukup sehingga pada waktu tahap pelaksanaan pembangunan tidak terjadi pemberhentian sementara bahkan pemberhentian total proyek konstruksi akibat kekurangan dana.

Jika Owner kurang memahami proyek konstruksi maka Owner bisa menggunakan sistem manajemen konstruksi (construction management) atau CM. CM ini akan sangat membantu Owner dalam mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. CM dapat memberikan nasehat atau pertimbangan dan laporan mengenai perkembangan pembangunan proyek kepada pemilik proyek. CM harus sudah dilibatkan sejak tahap konsep awal sehingga Owner sudah memiliki gambaran yang jelas mengenai bangunan gedung yang akan dibangun, sudah mengkaji desain yang akan dipakai ataupun bahan-bahan yang diperlukan sehingga sejak awal sudah mencegah revisi yang akan terjadi di kemudian hari.

Hambatan para pekerja karena terjadi hujan, banjir ataupun bencana alam (X16) merupakan suatu permasalahan yang bisa terjadi pada waktu pelaksanaan proyek. Cuaca merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi produktivitas dari tenaga kerja. Pada waktu hujan yang terus menerus dapat mengakibatkan produktivitas para pekerja menurun atau pada kondisi Indonesia yang termasuk daerah tropis dengan kelembaban udara yang tinggi dapat mempercepat rasa lelah para pekerja.

Dari hasil penelitian, pengaruh ini memiliki kontribusi sekitar 11.9% terhadap model penelitian. Variabel ini memiliki persentase yang paling sedikit dibandingkan dengan variabel lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan proyek konstruksi khususnya bangunan gedung perkantoran, cuaca yang menghambat aktivitas pekerja memiliki pengaruh yang kecil terhadap waktu pelaksanaan proyek. Kemungkinan terjadi karena walaupun cuaca merupakan suatu kejadian yang tidak dapat diprediksikan sejak awal tapi karena kejadian yang selalu berulang misalnya banjir atau hujan yang terus menerus khususnya di DKI Jakarta, maka ada antisipasi yang dilakukan untuk mencegah variabel tersebut menjadi suatu hal yang dapat mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek konstruksi.

Adapun pendekatan-pendekatan yang dapat mengantisipasi pengaruh cuaca yaitu sebagai berikut: (Soeharto, 1999) 1. Tidak memasukkan pengaruh cuaca kedalam perkiraan waktu masing-masing kegiatan tetapi memperhitungkan

ke dalam kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.

2. Memasukkan cuaca ke dalam masing-masing kegiatan dimana kegiatan tersebut dikaji sejauh mana kepekaannya terhadap pengaruh cuaca selama proyek berlangsung.

Dalam tahap awal perencanaan proyek, untuk mengantisipasi pengaruh cuaca maka perlu dikaji berapa besarnya curah hujan, arah dan kecepatan angin, atau kelembaban udara. Data-data tersebut bisa kita dapatkan dari badan atau organisasi yang berwenang seperti Badan Meteorologi Indonesia. Hal ini diperlukan karena akan berpengaruh dalam menentukan kriteria desain-engineering, terutama dari segi keselamatan dan keandalan instalasi.

Dengan adanya data prakiraan cuaca maka kita dapat menyesuaikan waktu untuk menyesuaikan item-item pekerjaan. Misalnya untuk penggalian pondasi maka dipilih musim kering atau tidak dikerjakan pada saat musim penghujan. Jika dilakukan pekerjaan pada saat hujan bisa juga dipergunakan tenda besar untuk melindungi penggalian

2. Faktor Biaya

X42 : Terjadi kesalahan eskalasi harga

Faktor biaya merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan proyek bahkan menjadi salah satu ukuran keberhasilan proyek. Biaya pelaksanaan proyek sangat berpengaruh kepada waktu maupun mutu proyek konstruksi. Jika dalam pelaksanaan proyek konstruksi, biaya tidak dikontrol dengan baik maka akan terjadi pembengkakan biaya proyek dari yang direncanakan yang nantinya akan berimbas kepada waktu pelaksanaan proyek. Dalam mengestimasi biaya proyek sangat dipengaruhi oleh produktivitas tenaga kerja, ketersediaan material, ketersediaan peralatan, cuaca, jenis kontrak, masalah kualitas, etika, sistem pengendalian maupun kemampuan manajemen (Ervianto, Wulfram, 2005).

Dalam penelitian ini ditemukan satu variabel dari faktor biaya yang berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan proyek yaitu terjadi kesalahan eskalasi harga (X42). Persoalan ini dapat berpotensi muncul pada setiap proyek tidak

(8)

hanya proyek bangunan perkantoran saja tetapi bisa juga pada proyek lainnya karena eskalasi harga merupakan salah satu variabel yang tidak bisa diprediksikan. Dalam hasil penelitian, eskalasi harga memiliki kontribusi sebesar 15.3 % terhadap model penelitian. Menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 105 tahun 2005, eskalasi adalah penyesuaian harga kontrak pengadaan barang dan jasa pemborongan sebagai akibat dari kenaikan BBM. Jika dari tahap awal estimator melakukan kesalahan dalam estimasi biaya termasuk terjadinya kenaikan harga barang maka akan berpengaruh terhadap total biaya proyek yang akhirnya akan berpengaruh juga terhadap waktu pelaksanaan proyek.

Menurut Iman Soeharto (1999), eskalasi mencerminkan perubahan harga akibat inflasi ditambah dengan faktor – faktor lain seperti upah tenaga kerja, subkontrak dan lain-lain. Jadi untuk mengatasi terjadinya hal tersebut, estimator harus mengetahui bahwa harga penjualan barang dan jasa yang sebagian besar dipengaruhi oleh kegiatan usaha atau situasi ekonomi. Estimator harus memperkirakan biaya provisi atau cadangan pada perkiraan biaya yang bertujuan untuk menutup kenaikan tingkat harga jika terjadi kenaikan harga. Untuk perhitungan eskalasi dapat menggunakan angka indeks harga atau faktor indeks yang diterbitkan oleh kalangan dagang, industri atau pemerintah.

Sebelum memperkirakan eskalasi, kita harus menguraikan lingkup proyek menjadi komponen-komponennya dan disusun jadwal implementasi yang bersangkutan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pada saat pembelian atau penyerahan barang, upah buruh, peralatan utama dan lain-lain.

Persoalan yang pernah timbul di kota Jakarta adalah seperti pada kenaikan harga minyak mentah dunia yang berimbas kepada Indonesia pada tahun 2008 dimana pada saat itu harga BBM sempat mengalami kenaikan (Surya Online, 7Agustus 2008), walaupun pada tahun yang sama pemerintah menurunkan harga BBM. Kenaikan BBM ini berimbas pada variabel lain diantaranya kenaikan harga material seperti material beton dan baja yang harganya melambung tinggi dipasaran, kenaikan biaya transportasi ataupun terjadi kenaikan upah pekerja. Jika pemerintah tidak cepat mengambil tindakan seperti kebijakan eskalasi maka hal ini berdampak sangat besar untuk proyek- proyek yang sedang berlangsung. Hal lain yang mungkin bisa dilakukan jika terjadi eskalasi harga yaitu dengan mengurangi volume pekerjaan (optimasi) tanpa harus mengurangi kualitas pekerjaan.

7. KESIMPULAN

Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling dominan adalah : 1. Faktor manusia dengan kontribusi sebesar 66% terhadap model penelitian

Manusia adalah salah satu sumber daya yang memegang peranan penting untuk menggerakkan suatu proyek, khususnya proyek bangunan gedung. Manusia sangat berbeda dari sumber daya proyek lainnya, karena manusia memiliki akal, pikiran, perasaan dan kemampuan sehingga diperlukan suatu keahlian khusus dan konsistensi yang tinggi untuk mengelolanya agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi tentu banyak hal dari faktor manusia yang dapat mempengaruhi keberhasilan proyek konstruksi dimana dari penelitian ini ditemukan keterlambatan Owner dalam mengambil keputusan dan adanya gangguan kondisi cuaca, bencana alam yang menghambat aktivitas para pekerja. Keputusan Owner ini bisa dalam bentuk pemilihan bahan material atau perubahan desain. Hal ini dapat terjadi karena keinginan dari Owner yang berlebihan terhadap proyek yang sedang dibangun tanpa melihat siklus proyek bahkan standar biaya yang diperlukan dalam proyek.

Keterlambatan ini juga dapat terjadi apabila Owner tidak mampu mengantisipasi penyediaan dana yang diperlukan untuk pembangunan. Untuk keterlambatan Owner dalam mengambil keputusan, maka tindakan yang dapat diambil yaitu pada saat awal siklus proyek sudah dibuat time-frame mengenai hal –hal apa saja yang harus diputuskan oleh Owner. Penggunaan sistem manajemen konstruksi (CM) juga layak untuk dipertimbangkan karena CM dapat membantu Owner dalam mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proyek.

Adanya hambatan cuaca sehingga menghambat pekerja yang biasa terjadi dalam pelaksanaan proyek di Jakarta yaitu hujan yang terus menerus dan bencana banjir. Karena cuaca tidak dapat diprediksikan maka sejak merencanakan waktu pelaksanaan proyek, cuaca harus diperhitungkan baik pada tiap kegiatan proyek atau keseluruhan dari waktu pelaksanaan proyek.

2. Faktor Biaya dengan kontribusi 15.3% terhadap model penelitian

Faktor biaya merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan proyek bahkan menjadi salah satu ukuran keberhasilan proyek. Dalam kegiatan konstruksi, pengendalian biaya sangat penting untuk menjaga kelangsungan dari siklus proyek tersebut. Hal tersebut terjadi karena dalam proyek konstruksi selalu menghadapi persoalan seperti harga jual (nilai kontrak) yang bersifat konservatif (relatif tetap nilainya) tetapi biaya pelaksanaan proyek yang bersifat fluktuatif selama proses pelaksanaan proyek dan cenderung membesar apabila tidak dikendalikan. Dari hasil penelitian ditemukan indikator dari faktor biaya yaitu adanya kesalahan dalam eskalasi

(9)

harga. Eskalasi harga ini disebabkan karena naiknya harga BBM sehingga berimbas kepada variabel lain seperti kenaikan biaya material, biaya upah maupun biaya transportasi. Untuk mengatasi eskalasi harga, kita dapat memperhitungkan harga eskalasi ke dalam biaya proyek dengan menggunakan angka indeks harga atau faktor indeks yang diterbitkan oleh kalangan dagang, industri atau pemerintah atau hal lain yang mungkin bisa dilakukan jika terjadi eskalasi harga yaitu dengan mengurangi volume pekerjaan (optimasi) tanpa harus mengurangi kualitas pekerjaan.

8. SARAN

1. Dari hasil analisis didapatkan dua faktor yang paling mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek yaitu manusia dan biaya. Untuk mengatasi hal tersebut dalam pelaksanaan proyek diperlukan tindakan dengan mencantumkan didalam kontrak perjanjian suatu klausul yang memuat tentang hal-hal yang berhubungan dengan kedua faktor tersebut seperti adanya komitmen antara pelaksana proyek dengan Owner dalam pengambilan keputusan di lapangan, pengaruh cuaca yang mungkin terjadi dan kemungkinan terjadi eskalasi harga pada saat proyek berlangsung.

2. Dalam proyek terutama untuk bangunan perkantoran disarankan untuk mewaspadai adanya faktor-faktor resiko terhadap waktu pelaksanaan proyek dengan mengaplikasikan studi resiko manajemen kedalam kegiatan pelaksanaan proyek. Dengan mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan resiko-resiko yang sedang atau kemungkinan akan terjadi, maka kita dengan cepat mencegah atau mengambil tindakan penanganan proyek sehingga resiko yang terjadi tidak menghambat waktu pelaksanaan proyek.

3. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi khususnya pembangunan gedung perkantoran diperlukan suatu tim kerja yang bagus dan solid yang dapat menganalisis terjadinya resiko-resiko yang terjadi pada pelaksanaan proyek khususnya pada faktor yang paling dominan dan memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat mengenai langkah-langkah yang digunakan untuk mencegah atau mengantisipasi faktor resiko tersebut.

4. Terkait dengan penelitian ini disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut dengan tinjauan yang berbeda dan penambahan data yang lebih spesifik yang relevan dengan proyek konstruksi yang dibangun.

9. DAFTAR PUSTAKA

American National Standard Institute, 1989. Industrial Engineering : Terminology, Mc. Graw – Hill, Inc, New York.

Dajan, Anto, 2008. Pengantar Metode Statistik Jilid I. LP3ES, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, 1997. Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi, Jakarta Djojowirono, Soegeng, 1991. Manajemen Konstruksi I. Penerbit BPKMTS UGM, Yogyakarta.

Dennis Lock, E. Jasifi, 1992. Manajemen Proyek. Edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dwi Priyatno, 2008. Mandiri Belajar SPSS. Penerbit MediaKom, Yogyakarta.

Ervianto, Wulfram, 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Handoko, T. Hani, 2003. Manajemen. Edisi 2, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Hari G. Soeparto dkk, 2001, Pengelolaan Proyek Konstruksi Kini dan Masa Mendatang, Yayasan John Hi-Tech Idetama, Jakarta

Kerzner, Harold, 1995. Project Management. Edisi 5, Penerbit Van Nostrand Reinhold, United States of America.

Lin Nan, 1976, Foundation of Social Research, Mc. Graw-Hill, Inc. New York.

Oglesby, C. H., H. W. Parker dan G.A. Howell, 1989. Productivity Improvement In Construction, Mc. Graw – Hill, Inc, New York.

Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.06/2005. Penyesuaian Harga Satuan dan Nilai Kontrak Kegiatan Pemerintah TA 2005

Riggs, James L., 1987. Production Systems : planning, analysis and control, John Wiley & Sons, Inc, New York.

Soeharto, Iman, 1999. Manajemen Proyek Jilid I (Dari Konseptual Sampai Operasional). Penerbit Erlangga, Jakarta.

Soeharto, Iman, 2001. Manajemen Proyek Jilid II (Dari Konseptual Sampai Operasional). Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sangun, Enisar, 2008. Bahan Kuliah Metodologi Penelitian Mkom-UPH. Jakarta.

Sofian, Michael, 2007. Bahan Kuliah TQM- UPH. Jakarta.

Sulaiman, Wahid, 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Undang-Undang No 28 tahun 2002. Bangunan Gedung

Wibisono, Yusuf, 2005. Metode Statistik. Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Waryanto, Achmad, 2008. Bahan Kuliah P5-UPH. Jakarta.

(10)

Journal:

Alin Veronika, Jurnal Teknik Sipil, 2005.

Ajibade Ayodeji Aibinu, 2006. Journal Construction Management and Economics( Construction Delays and Their Causative Factors in Nigeria), EBSCO.

A. Warszawski, Journal Construction Management and Economics, 2007.

I Putu Artama Wiguna, 2006. Journal Construction Management and Economics(Relating Risk to Project Performance in Indonesian Building Contracts), EBSCO.

Peter F. Kaming, 1997. Journal Construction Management and Economics (Factors Influencing Construction Time And Cost Overruns On High-Rise Projects in Indonesia), EBSCO.

Raymond N. Nkado, 1994. Journal Construction Management and Economics(Construction Time- Influencing Factors : The Contractors Perspective), EBSCO.

Tommy Y. Lo, 2006. Journal Construction Management and Economics (Construction Delays in Hong Kong Civil Engineering Projects), EBSCO.

Ronald Togatorop, 2007. Jurnal Teknik Sipil (Analisis Resiko Terhadap Kinerja Mutu dan Waktu Dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi Bangunan Sekolah Di Jabotabek), UPH, Jakarta.

William Ibbs, 2007. Journal Construction Management and Economics( Schedule Analysis Under The Effect Of Resource Allocation), EBSCO.

.

Gambar

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian
Tabel 1. Model Summary  Model Summary d .735 a .541 .524 .534 .541 32.988 1 28 .000 .833 b .694 .671 .444 .153 13.471 1 27 .001 .902 c .813 .792 .353 .119 16.601 1 26 .000 1.375Model123RR SquareAdjustedR SquareStd
Gambar 3. Model Penelitian Regresi Linier Berganda

Referensi

Dokumen terkait

Data dan Rata-Rata Kadar Bahan Anorganik (Abu) (%) Tepung Ikan.

Teori ini menjelaskan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh dua buah cognition yaitu values (nilai) dan intentions (tujuan). Umumnya, manajer menerima penetapan tujuan

Kemudian kriteria penilaian dari masing-masing siswa didistribusikan ke dalam tabel 4.3 untuk mendapatkan persentase kriteria penilaian tinggi, sedang dan rendah,

Hasil pengujian pengosongan dari tegangan baterai terukur 13.0 volt hingga 10.5 volt menggunakan beban 10 watt didapatkan grafik linier antara hubungan SoC terhadap OCV dari

Perusa- haan dengan nilai aset lebih kecil daripada kewajibannya akan menghadapi bahaya kebangkrutan (Susanto, 2009) yang mendukung hasil penelitian terdahulu (Chen &amp; Church,

correcting atau mengkoreksi penampilan temannya dalam membaca puisi, pengkoreksian dilakukan berdasarkan panduan dari media kartu kuning yang berisi teks puisi

Kajian keperluan ini dijalankan adalah bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal tentang tahap kesukaran tajuk biologi tingkatan empat, minat, sikap, gaya pembelajaran

Karena nilai signifikan ini lebih kecil dari taraf signifikan α = 0,05, maka pengujian bersifat signifikan sehingga diputuskan menolak H0, yang berarti terdapat