JURNAL
PENGARUH LATIHAN SENAM KEBUGARAN JASMANI 2008 DAN SENAM KEBUGARAN JASMANI 2012 TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI
(Eksperimen pada Siswa Putri SMK Negeri 1 Kendari)
OLEH: MARSUNA NIM. G2G1 14 040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
PENGARUH LATIHAN SENAM KEBUGARAN JASMANI 2008 DAN SENAM KEBUGARAN JASMANI 2012 TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI
(Eksperimen pada Siswa Putri SMK Negeri 1 Kendari) Oleh: Marsuna
ABSTRAK
Marsuna. NIM. G2G1 14 040 “Pengaruh Latihan Senam Kebugaran Jasmani 2008 dan Senam Kebugaran Jasmani 2012 terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani”. Pembimbing pertama Bapak H. Saiful dan Pembimbing kedua Bapak Wolter Mongsidi.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh latihan senam kebugaran jasmani 2008 terhadap peningkatan kesegaran jasmani siswa putri SMK Negeri 1 Kendari. (2) mengetahui pengaruh latihan senam kebugaran jasmani 2012 terhadap peningkatan kesegaran jasmani siswa putri SMK Negeri 1 Kendari. (3) mengetahui peningkatan kesegaran jasmani siswa putri SMK Negeri 1 Kendari yang dilatih dengan senam kebugaran jasmani 2008 dan yang dilatih dengan senam kebugaran jasmani 2012.
Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang signifikan latihan senam kebugaran jasmani 2008 terhadap peningkatan kesegaran jasmani pada siswa putri SMK Negeri 1 Kendari pada taraf signifikan α = 0,05. Secara deskriptif ditunjukkan oleh skor rata-rata kesegaran jasmani setelah diberikan latihan senam kebugaran (16,67) lebih tinggi dibandingkan sebelum diberikan latihan (12,97). Besarnya kontribusi latihan senam kebugaran jasmani terhadap peningkatan kesegaran jasmani bagi sampel dalam penelitian ini adalah 28,53%. (2) terdapat pengaruh yang signifikan latihan senam kebugaran jasmani 2012 terhadap peningkatan kesegaran jasmani pada siswa putri SMK Negeri 1 Kendari pada taraf signifikan α = 0,05. Secara deskriptif ditunjukkan oleh skor rata-rata kesegaran jasmani setelah diberikan latihan senam kebugaran (15,87) lebih tinggi dibandingkan sebelum diberikan latihan (13,07). Besarnya kontribusi latihan senam kebugaran jasmani terhadap peningkatan kesegaran jasmani bagi sampel dalam penelitian ini adalah 21,43%. (3) latihan senam kebugaran jasmani 2008 lebih baik dibadingkan latihan senam kebugaran jasmani 2012 terhadap peningkatan kesegaran jasmani pada siswa putri SMK Negeri 1 Kendari pada taraf signifikan α = 0,05. Secara deskriptif ditunjukkan oleh besarnya kontribusi latihan senam kebugaran jasmani 2008 yaitu 28,53%, lebih tinggi dibandingkan kontribusi latihan senam kebugaran jasmani 2012, yaitu 21,43%.
Kata Kunci: Latihan Senam Kebugaran Jasmani 2012, Senam Kebugaran Jasmani 2008 dan Peningkatan Kesegaran Jasmani.
A.Pendahuluan
Pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Dengan demikian, pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang menunjang perkembangan siswa melalui kegiatan fisik, mental dan sosial siswa. Pembinaan dan pengembangan peningkatan kesegaran jasmani merupakan bagian dari upaya seutuhnya serta upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang ditujukan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat. Pembinaan kesegaran jasmani pelajar di Indonesia sudah tercantum dalam kurikulum sekolah dengan jenjang pendidikannya.
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tujuan umum pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum pendidikan. Tujuan belajar adalah menghasilkan perubahan perilaku yang melekat. Proses belajar dalam pendidikan jasmani juga bertujuan untuk menimbulkan perubahan perilaku, guru mengajar dengan maksud agar terjadi proses belajar. Melalui proses tersebut, maka terjadi perubahan perilaku yang relatif melekat. Secara sederhana pendidikan jasmani tidak lain adalah proses belajar untuk bergerak.
Selain belajar dan mendidik melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran dalam pendidikan jasmani, anak diajarkan untuk bergerak melalui pengalaman itu akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya (Rusli Lutan, 2003).
Departemen Pendidikan Pemuda dan Olahraga sesuai dengan tugasnya menjelaskan bahwa seirama dengan derap pembangunan bangsa dan negara, masyarakat sekolah haruslah dikondisikan secara sosial-kultural, seperti misalnya dapat memberikan nilai yang tinggi dan rasional terhadap arti kesegaran jasmani. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa dalam hubungan antara pembangunan bangsa dan negara, kaitannya dengan kebugaran jasmani, maka yang menjadi obyek dan subyeknya adalah anak-anak sekolah dan lingkungannya. Masyarakat sekolah diharapkan melakukan usaha-usaha pembinaan kesegaran jasmani agar dapat mempengaruhi lingkungan sehingga berkembang dikalangan masyarakat umum.
Senam di Indonesia sudah lama dikenal, tetapi penggalakkan senam general secara massal baru dimulai sekitar tahun 70 an, dengan diperkenalkan senam pagi indonesia. Senam ini dikemas secara indah dan pelaksanaannya diiringi musik. Hal ini merupakan wujud dari peran pemerintah dalam membentuk manusia Indonesia yang sehat dan bugar. Dimulai dari senam pagi indonesia dalam empat seri, lalu pada tahun
1984 muncul jenis senam yang baru ialah senam kebugaran jasmani. Penggalakkan senam kebugaran jasmani berlangsung terus yang kemudian disusul dengan senam-senam yang lain hingga pada tahun 2004 muncul senam kebugaran jasmani 2004, kemudian seiring dengan perkembangannya muncul senam kebugaran jasmani 2008.
Senam kebugaran jasmani atau sering disingkat dengan SKJ adalah senam massal yang diwajibkan oleh pemerintah Indonesia. Senam ini biasanya diiringi oleh lagu berirama dari berbagai provinsi yang diaransemen ulang dan telah memiliki gerakan-gerakan yang telah di bakukan. Karena gerakan-gerakan yang ada pada senam kebugaran jasmani ini telah di bakukan sehingga sering di jadikan lomba pada tingkat nasional antar provinsi. Dan seiring berjalannya waktu senam kebugaran jasmani terus mengalami pembaharuan baik dari musik pengiring maupun gerakan. Gerakan-garakan yang baru dibuat lebih berfariasi musik pengiring juga dibuat lebih menarik.
Senam kebugaran jasmani 2008 dan senam kebugaran jasmani 2012 yaitu dalam senam kebugaran jasmani gerakannya lebih baku karena sudah ada ketentuan dan aturan-aturan dari pembuat, dalam hal musik tidak bervariatif musiknya baku dan tentukan oleh penciptanya serta kedua model latihan senam ini memiliki tujuan
yang sama pula yaitu meningkatkan kesegaran jasmani (Panduan Gerak SKJ 2012 dan 2008).
Olahraga senam kebugaran jasmani menuntut siswa untuk tidak sekedar mengandalkan segi fisik dan kekuatan semata untuk dapat meningkatkan kesegaran jasmani, tetapi juga dituntut untuk dapat menggunakan kemampuan dalam mengembangkan koordinasi geraknya. Dan perlu diperhatikan olahraga senam ini memerlukan keahlian dan daya ingat dari tiap individu yang melakukannya, sehingga gerakan-gerakan dalam senam dapat dilakukan dengan benar. Semua jenis senam memberikan input yang baik bagi individu yang melakukannya dan berpengaruh terhadap kesegaran jasmani bila dilakukan secara teratur.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Latihan Senam Kebugaran Jasmani 2008 dan Senam Kebugaran Jasmani 2012 terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani”.
A.Metode Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan sifat penelitian Eksperimen Penelitian ini di laksanakan di SMK Negeri 1 Kendari. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2016 sampai dengan 19 Maret 2016.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen lapangan, sehingga desain yang digunakan adalah pre-test post-test group design, artinya sebelum diberi perlakuan dilakukan tes awal. Selanjutnya setelah diberi perlakuan sebanyak selama enam pekan (18 kali pertemuan) diberikan tes akhir.
Variabel dalam penelitian ini adalah:
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri 1 kendari. Berdasarkan dari survei awal yang dilakukan peneliti, berjumlah 1.102 orang siswa, yang terdiri dari siswa putri 539 orang dan siswa putra 563 orang.
Instrumen Test Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani seseorang dapat diketahui dengan melakukan pengukuran dengan instrumen tes atau alat, salah satu instrumen yang biasa digunakan untuk mengukur kesegaran jasmani adalah tes kesegaran jasmani Indonesia (TKJI) umur 16-19 tahun.
B.Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Deskripsi Variabel Penelitian
a. Kesegaran Jasmani pada
Kelompok Siswa yang Memperoleh Latihan Senam Kebugaran
Jasmani 2008 (Y)
1) Hasil Pre Test Kesegaran Jasmani untuk Senam Kebugaran 2008 (Y11)
Berdasarkan hasil pre-test dan pengolahan data tentang kesegaran jasmani terhadap 30 orang sampel penelitian (siswa putri SMK Negeri 1 Kendari) untuk
kelompok siswa sebelum diberikan latihan senam kebugaran jasmani 2008, diperoleh skor terendah = 10, skor tertinggi = 16 dan range = 6. Selanjutnya, dari hasil analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata kesegaran jasmani bagi sampel penelitian adalah 12,97, skor modus = 13,00, median = 13,00, standar deviasi = 1,52 dan variansi 2,03.
2) Hasil Post Test Kesegaran Jasmani Senam Kebugaran 2008 (Y12)
Berdasarkan hasil post test dan pengolahan data tentang kesegaran jasmani terhadap 30 orang sampel penelitian (siswa putri SMK Negeri 1 Kendari) untuk kelompok siswa setelah diberikan latihan senam kebugaran jasmani 2008, diperoleh skor terendah = 14, skor tertinggi = 19 dan range = 5. Selanjutnya, dari hasil analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata kesegaran jasmani bagi sampel penelitian adalah 16,43, skor modus = 16,00, median = 16,00, standar deviasi = 1,38, dan variansi 1,91.
3) Peningkatan Kesegaran Jasmani untuk Senam Kebugaran 2008 (Y1)
Peningkatan kesegaran jasmani diperoleh dari selisih hasil post test dan hasil pre-test yang dihasilkan oleh latihan senam kebugaran jasmani 2008. Berdasarkan skor yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan statistik deskriptif, kemudian diperoleh skor terendah = 1,00, skor tertinggi = 7,00
dan range = 6. Selanjutnya, dari hasil analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata peningkatan kesegaran jasmani bagi sampel penelitian adalah 3,47, skor modus = 4,00, median = 4,00, standar deviasi = 1,41, dan variansi 1,98.
2. Kesegaran Jasmani Pada Kelompok Siswa yang Memperoleh Latihan Senam Kebugaran Jasmani 2012 (Y2)
a. Hasil Pre-Test Kesegaran Jasmani untuk Senam Kebugaran 2012 (Y21)
Berdasarkan hasil pre-test dan pengolahan data tentang kesegaran jasmani terhadap 30 orang sampel penelitian (siswa putri SMK Negeri 1 Kendari) untuk kelompok siswa sebelum diberikan latihan senam kebugaran jasmani 2012, diperoleh skor terendah = 11, skor tertinggi = 16 dan range = 6. Selanjutnya, dari hasil analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata kesegaran jasmani bagi sampel penelitian adalah 13,07, skor modus = 12,00, median = 13,00, standar deviasi = 1,44, dan variansi 2,06.
b. Hasil Post Test Kesegaran Jasmani untuk Senam Kebugaran 2012 (Y22)
Hasil post test dan pengolahan data tentang skor kesegaran jasmani terhadap 30 orang sampel penelitian (siswa putri SMK Negeri 1 Kendari) untuk kelompok siswa setelah diberikan latihan senam kebugaran jasmani 2012, diperoleh skor terendah = 12, skor tertinggi = 19 dan range = 7. Selanjutnya, dari hasil analisis deskriptif
diperoleh skor rata-rata kesegaran jasmani bagi sampel penelitian adalah 15,87, skor modus = 17,00, median = 16,00, standar deviasi = 1,48, dan variansi 1,19.
c. Peningkatan Kesegaran Jasmani untuk Senam Kebugaran 2012 (Y2)
Peningkatan kesegaran jasmani diperoleh dari selisih hasil post test dan hasil pre-test yang dihasilkan oleh latihan senam kebugaran jasmani 2012. Berdasarkan skor yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan statistik deskriptif, kemudian diperoleh skor terendah = 0,00, skor tertinggi = 5,00 dan range = 5. Selanjutnya, dari hasil analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata peningkatan kesegaran jasmani bagi sampel penelitian adalah 2,80, skor modus = 3,00, median = 3,00, standar deviasi = 1,16, dan variansi 1,34.
2. Pengujian Hipotesis
a. Pengaruh Perlakuan Latihan Senam kebugaran jasmani 2008 terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t, yang menganalisis perbedaan tingkat kesegaran jasmani sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa latihan senam kebugaran jasmani 2008 memberikan nilai t hitung = -13,489 dengan nilai signifikan, p-value dua arah = 0,000. Karena nilai signifikan ini lebih kecil dari taraf signifikan α = 0,05, maka pengujian bersifat signifikan
sehingga diputuskan menolak H0, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pre-test dengan skor post-test pada kelompok siswa yang diberikan perlakuan dalam bentuk latihan senam kebugaran jasmani 2008. Dengan memperhatikan nilai t hitung yang bertanda negatif, memberikan indikasi bahwa nilai post-test lebih tinggi dibandingkan nilai pre-test. Dalam hal ini perlakuan dengan latihan senam kebugaran jasmani 2008 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesegaran jasmani pada kelompok perlakuan. Hasil analisis selengkapnya ditunjukkan pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Hasil Uji –t Untuk uji Perbedaan Pre Test dan Post Test Kesegaran Jasmani
Dengan Latihan Senam Kebugaran Jasmani 2008
Perbandingan skor kesegaran jasmani sebelum dan sesudah diberikan latihan senam kebugaran jasmani 2008 terhadap kelompok perlakuan, secara visual ditunjukkan pada gambar 4.7 berikut ini.
Gambar 4.7
Histogram Rata - Rata Skor Kesegaran Jasmani Sebelum dan Sesudah Diberikan Latihan Senam Kebugaran
Jasmani 2008
b. Pengaruh Latihan Senam Kebugaran Jasmani 2012 terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t, yang menganalisis perbedaan tingkat kesegaran jasmani sebelum dan sesudah diberikan latihan senam kebugaran jasmani 2012 memberikan nilai t hitung = -13,259 dengan nilai signifikan, p-value dua arah = 0,000. Karena nilai signifikan ini lebih kecil dari taraf signifikan α = 0,05, maka pengujian bersifat signifikan sehingga diputuskan menolak H0, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pre-test dengan skor post-test pada kelompok siswa yang diberikan perlakuan dalam bentuk latihan senam kebugaran jasmani 2012. Dengan memperhatikan nilai t hitung yang bertanda negatif, memberikan indikasi bahwa nilai post-test lebih tinggi dibandingkan nilai pre-test. Dalam hal ini perlakuan dengan latihan senam kebugaran jasmani 2012 memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan kesegaran jasmani pada kelompok perlakuan. Hasil analisis selengkapnya ditunjukkan pada tabel 4.11.
Tabel 4.11
Hasil Uji –t untuk uji Perbedaan Pre Test dan Post Test Kesegaran Jasmani
dengan Latihan Senam Kebugaran Jasmani 2008
Perbandingan skor kesegaran jasmani sebelum dan sesudah diberikan latihan latihan senam kebugaran jasmani 2008 terhadap kelompok perlakuan, secara visual ditunjukkan pada gambar 4.8 berikut ini.
Gambar 4.8
Histogram Rata - Rata Skor Kesegaran Jasmani Sebelum dan Sesudah Diberikan Latihan Senam Kebugaran
Jasmani 2012
c. Pengaruh Latihan Senam Kebugaran Jasmani 2008 (SKJ 2008) dan Latihan Senam Kebugaran Jasmani 2012 (SKJ 2012) terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t, yang menganlisis perbedaan peningkatan kesegaran jasmani yang dihasilkan oleh latihan senam kebugaran jasmani 2008 dengan latihan senam kebugaran jasmani 2012 memberikan nilai t hitung = 2,948 dengan nilai signifikan p-value dua arah = 0,005. Karena nilai signifikan ini lebih kecil dari taraf signifikan α = 0,05, maka pengujian bersifat nyata atau signifikan. Dalam hal ini diputuskan menolak H0, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan kesegaran jasmani yang dihasilkan oleh latihan senam kebugaran jasmani 2008 dan latihan senam kebugaran jasmani 2012.
Memperhatikan nilai t hitung yang bertanda positif, memberikan indikasi bahwa peningkatan kesegaran jasmani yang dihasilkan oleh latihan senam kebugaran jasmani 2008 lebih tinggi dibandingkan peningkatan kesegaran jasmani yang dihasilkan oleh latihan senam kebugaran jasmani 2012. Dalam hal ini latihan senam kebugaran jasmani 2008 lebih baik dibandingkan latihan senam kebugaran jasmani 2012 dalam meningkatkan kesegaran jasmani pada kelompok perlakuan dalam penelitian ini. Hasil
analisis selengkapnya ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12
Hasil Uji –t untuk Uji Perbedaan Peningkatan Kesegaran Jasmani antara Latihan SKJ 2008 dan latihan
SKJ 2012
Perbandingan skor peningkatan kesegaran jasmani yang dihasilkan antara latihan senam kebugaran jasmani 2008 dan latihan senam kebugaran jasmani 2012 terhadap kelompok perlakuan, secara visual ditunjukkan pada gambar 4.9.
Gambar 4.9
Histogram Rata - Rata Skor Kesegaran Jasmani antara Latihan SKJ 2008 dan
Latihan SKJ 2012
C. Penutup Kesimpulan
Berdasarkan hasil-hasil dan temuan penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan pada bagian bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Terdapat pengaruh yang signifikan latihan senam kebugaran jasmani 2008 terhadap peningkatan kesegaran jasmani pada siswa putri SMK Negeri 1 Kendari pada taraf signifikan α = 0,05. Secara deskriptif ditunjukkan oleh skor rata-rata kesegaran jasmani setelah diberikan latihan senam kebugaran (16,67) lebih tinggi dibandingkan sebelum diberikan latihan (12,97). Besarnya kontribusi latihan senam kebugaran jasmani terhadap peningkatan kesegaran jasmani bagi sampel dalam penelitian ini adalah 28,53%.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan latihan senam kebugaran jasmani 2012 terhadap peningkatan kesegaran jasmani pada siswa putri SMK Negeri 1 Kendari pada taraf signifikan α = 0,05. Secara deskriptif ditunjukkan oleh skor rata-rata kesegaran jasmani setelah diberikan latihan senam kebugaran (15,87) lebih tinggi dibandingkan sebelum diberikan latihan (13,07). Besarnya kontribusi latihan senam kebugaran jasmani terhadap peningkatan kesegaran
jasmani bagi sampel dalam penelitian ini adalah 21,43%.
3. Latihan senam kebugaran jasmani 2008 lebih baik dibadingkan latihan senam kebugaran jasmani 2012 terhadap peningkatan kesegaran jasmani pada siswa putri SMK Negeri 1 Kendari pada taraf signifikan α = 0,05. Secara deskriptif ditunjukkan oleh besarnya kontribusi latihan senam kebugaran jasmani 2008 yaitu 28,53%, lebih tinggi dibandingkan kontribusi latihan senam kebugaran jasmani 2012, yaitu 21,43%.
Saran
Berdasarkan hasil-hsil dan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kesegaran jasmani perlu mendapatkan perhatian utama karena memberikan kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan kehidupan yang lebih produktif dan dapat menyesuaikan diri pada berbagai aktivitas fisik. Siswa yang memiliki jasmani yang bugar dan sehat dapat mendukung proses belajar yang lebih baik sehingga prestasi belajar dapat ditingkatkan.
2. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani sehingga berada dalam kondisi prima, dapat dilakukan melalui latihan senam kebugaran jasmani (SKJ) baik 2008 maupun SKJ 2012, namun SKJ
2008 lebih efektif dibandingkan SKJ 2012.
3. Bagi guru penjas dan sekolah diharapkan dapat menerapkan secara kontinu latihan senam kebugaran jasmani di sekolah untuk meningkatkan keterampilan senam maupun meningkatkan kesehatan jasmani bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Tinjauan Pustaka Nutrisi Atlit dan Komponen Biomotorik. Berger, R. A. 1982. Applied Exercise
Physiology. Philadelphia: Saunders College.
Bompa, T. O., Gregory G. H. 2009.
Periodization, Theory and
Methodology of Training. USA : Human Kinetics Publishing
Bompa OT. 1994. Theory and Methodology
of Trsining-the Key Atletik
Ferformance, Toronto, Ontario,
Kendal Hunt
Boreham, C.A.G, Kennedy, R.A, Murphy M.H, Walace, Q.F.M, Young I. 2006.
Chandler, T.J, Brown L. 2008. Conditioning for Strength and Human Performance. Philadelphia; Lippincott Williams dan Wilkins.
Cooper K.H. 2005. Notes on Physical Fitness. [Cited 2013 Mar 10] .
Avaiable at:
www.ed.wright.edu/resources/froms and things/classnotes/hpr.notes physical fitness%20 pdf.
Dangsina Moeloek. 1984. Dasar Fisiologi Kesegaran Jasmani dan Latihan Fisik, Jakarta: Bagian Ilmu Faal
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Djoko Pekik Irianto. (2004). Pedoman
Praktis Berolahraga Untuk
Kebugaran dan Kesehatan.
Yokyakarta: ANDI Ofset.
Giriwijoyo, H.Y.S. Santosa, Djoko Martono, Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga) Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga Untuk Kesehatan dan Untuk Prestasi. Bandung: FPOK-UPI, Edisi 7, 2007
...(2005). Ilmu Faal Olahraga. Fungsi Tubuh Manusia
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Pskologis dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma
Harsono. 2003. Prinsip-Prinsip Pelatihan Fisik. Jakarta: KONI Pusat.
Hattiwale, H.M, Maniyar, S.A, Kusal, K.D, Dhundasi S. 2008. Role of BMI on Physical Fitness Index in Two Different Age Groups of Healthy Junusul Hairy. 2010. Dasar-Dasar
Kesehatan Olahraga. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Kusmana, D. 2007. Olahraga Untuk Orang
Sehat dan Penderita Penyakit
Jantung. Edisi 2. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Lutan Rusli dkk. (2000). Asas-asas Pendidikan Jasmani Pendekatan
Pendidikan Gerak di Sekolah
Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.
Mahendra Agus. 2000. Senam. Jakarta: Departemen Pendididkan Nasional
Moch. Moeslim, M.Sc., 1995. Tes dan Pengukuran Kepelatihan. Jakarta: KONI PUSAT.
M. Sajoto. 1988. Peningkatan dan Pembinaan kekuatan kondisi fisik
Dalam Olahraga. Semarang:
Dahara Prize
Nala, IGN. 2011. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Program Studi Fisiologi Olahraga.Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.
Roji. (2004). Pendidikan Jasmani untuk SMPKelasVIII. Jakarta: Erlangga. ...(2007). Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan. Jakart: .Erlangga.
Susilo Adi. 2011.Calistung. Jogjakarta.Hak Cipta.
Suharno, H.P. 1993. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: PT. Karya Ilmu.
Sudarsono, N. C. 2008. Kebugaran. Fitness and Art. [Cited 2013 Mar 2].
Available at:
staff.ui.ac.id/internal/140222109/ma terial/kebugaran.pdf
Tozeren, A. 2000. Human Body Dynamics: Classical Mechanics and Human Movement. Washington: Springer-Verlag New York, Inc.
Sukadiyanto. (2005). Pengantar Teori dan
Metodologi Melatih Fisik.
Yogyakarta: FIK Uiversitas Negeri Yogyakarta.
Sugiyanto, 1998. Perkembangan dan
Belajar Motorik. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Kementerian Pendidikan Nasional
Tentang Tes Kesegaran Jasmani Indonesia tahun 2010 untuk Usia 16-19 Tahun.
PPPITOR. 1999. Panduan Teknis Tes dan Latihan Kesegaran Jasmani Untuk Anak Usia Dini, Jakarta: KMNPO. Tangkudung, James. 2006. Kepelatihan
Olahraga “Pembinaan Prestasi Olahraga”. Jakarta: Cerdas Jaya. Weatherwax-Fall, D. 2008. Komposisi
Tubuh dan Efeknya pada Spektrum Performa Olahraga (Terjemahan). NSCA's Performance Training
Zainuddin, 1997. Metode Penelitian, Jakarta: Sinar Grafika.
Panduan:
Kementrian Pemuda dan Olahraga. 2008.SKJ 2008.Jakarta Pusat.
Kementrian Pemuda dan Olahraga. 2012.SKJ 2012.Jakarta Pusat.