• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menurut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.1 Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar dapat menjelajahi, memahami dan memperhatikan alam sekitar secara ilmiah.

Selain itu IPA juga salah satu materi yang menjelaskan berbagai macam gejala alam, sehingga peserta didik lebih tertarik untuk mempelajarinya dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Hakikatnya IPA diajarkan dengan metode yang dapat menunjang keaktifan peserta didik. Karena IPA pada hakikatnya merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara umum.2

Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang tujuan pembelajaran IPA di SD/MI meliputi: “1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan

1 Trianto,Model Pembelajaran Terpadu(Jakarta : Bumi Aksara 2011) h.136-137

2 Ibid, h.138

(2)

Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturanalam ciptaan-Nya, 2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep- konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari, 3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, 4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan, 5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, 6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, 7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.3

Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA tersebut, maka perlu diperhatikan standar proses pembelajaran IPA di SD/MI yang diatur dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.4 Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses

3 Permendikbud, Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah .(Jakarta:Mendiknas,2016) h. 4

4 Permendikbud, Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.(Jakarta:Mendiknas,2016) h. 1

(3)

pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Sementara itu, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pembelajaran IPA di SD/MI meliputi: “1) menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis,kritis dan kreatif, 2) menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan pendidik/kependidikan, 3) menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya, 4) menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari, 5) menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar, 6) menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan”. 5

Adapun karakteristik pembelajaran IPA di SD/MI yaitu : 1) IPA mempunyai nilai ilmiah, 2) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, 3) IPA merupakan pengetahuan teoritis, 4) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan.6 Dengan demikian, antara SKL pembelajaran IPA di SD/MI dengan karakteristik pembelajaran IPA di SD/MI memiliki hubungan yang signifikan salah satunya bahwa didalam pembelajaran IPA tersebut peserta didik ditekankan dalam pemahaman konsep misalnya mengenali konsep gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar. Tetapi pemahaman konsep itu sendiri bukan hanya dituntut kepada peserta didik, melainkan juga kepada pendidik. Bila pendidik mengalami kesalahan konsep yang diajarkan kepada peserta didik maka pengetahuan yang diperoleh oleh peserta didik tidak sesuai dan dapat

5 Loc, Cit

6 Permendikbud, Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah .(Jakarta:Mendiknas,2016) h. 3

(4)

berdampak terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik tersebut. Untuk menanggulangi agar tidak terjadinya kesalahan konsep, maka pendidik perlu menerapkan suatu strategi pembelajaran yang relevan agar pembelajaran bisa efektif dan mencapai SKL pembelajaran IPA yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, pada pembelajaran IPA diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, karena dalam melatih hal ini peserta didik dipacu untuk berpartisipasi aktif dan efisien dalam belajar. Selain itu, peserta didik juga untuk menemukan dan membangun sendiri konsep serta dapat mendefinisikan secara benar untuk mencegah terjadinya kesalahan konsep, untuk lebih memperdalam konsep, pengertian, fakta yang dipelajarinya, karena peserta didik telah dilatih keterampilan dan berpikir logis.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di SDN 22 Kampung Luar Salido Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 14 September 2016, 21 September 2016, dan 5 Oktober 2016, diketahui bahwa di kelas V SDN 22 Kampung Luar Salido pada saat pendidik menerapkan metode ceramah pada pembelajaran IPA lalu diperhatikan dari segi cara atau sikap peserta didik dalam aktivitas belajarnya terlihat beberapa indikasi permasalahan seperti peserta didik kurang fokus dalam mendengarkan materi yang disampaikan oleh pendidik, peserta didik juga banyak yang belum berani menjawab pertanyaan dan peserta didik banyak yang mengobrol dengan teman sebangkunya. Kemudian pada saat pendidik akan mengevaluasi pembelajaran, ada beberapa peserta didik yang belum berani menjawab

(5)

pertanyaan dan ada pula peserta didik yang menjawab tetapi jawabannya banyak yang kurang tepat. Hal demikian, tentu akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

Selanjutnya wawancara yang penulis lakukan dengan pendidik kelas V bernama Bapak yang berinisial A di SDN 22 Kampung Luar Salido Kabupaten Pesisir Selatan didapat informasi bahwa dalam proses pembelajaran, pendidik memang menghadapi kendala dalam pembelajaran IPA, pendidik mengeluhkan kesulitan dalam mengarahkan dan meningkatkan perhatian peserta didiknya, kesulitan dalam mengupayakan peserta didiknya dapat memahami materi dengan baik. Meskipun begitu, pendidik sudah mencoba beberapa upaya untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA dan mengharapkan peserta didiknya dapat memahami konsep-konsep dengan baik tetapi pada kenyataannya pendidik selalu dihadapkan bahwa masih banyak peserta didik yang tidak mampu memahami konsep dengan baik, serta tidak fokus dalam pembelajaran IPA. Hal tersebut terbukti dari hasil belajar yang diperoleh peserta didik kurang optimal dan masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Adapun KKM yang ditetapkan oleh sekolah tersebut adalah 75. Berikut tabel nilai ujian MID semester 1 peserta didik kelas VA,VB dan VC pada pembelajaran IPA.

(6)

Tabel 1.1

Persentase Ketuntasan Ujian MID Semester 1 Mata Pelajaran IPA Peserta Didik Kelas V SDN 22 Kampung Luar Salido Kabupaten

Pesisir Selatan Tahun Ajaran 2016-2017 No Kelas Jumlah

Peserta Didik

Ketuntasan Belajar

Tuntas % Tidak

Tuntas

%

1 VA 20 3 15% 17 85%

2 VB 20 6 30% 14 70%

3 VC 20 5 25% 15 75%

Sumber: Pendidik Kelas V SDN 22 Kampung Luar Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan data di atas menyatakan bahwa pada kelas VA dari 20 peserta didik hanya 3 orang memperoleh nilai IPA di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan 17 orang memperoleh nilai di bawah KKM. Di kelas VB dari 20 orang peserta didik hanya 6 orang yang memperoleh nilai IPA di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 14 orang memperoleh nilai di bawah KKM. Sedangkan di kelas Vcdari 20 orang peserta didik hanya 5 orang yang memperoleh nilai IPA di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 15 orang memperoleh nilai di bawah KKM. Oleh sebab itu perlu dikembangkan suatu pembelajaran yang tidak membosankan dan membuat peserta didik lebih tertarik, dengan cara menciptakan lingkungan belajar yang dekat dengan dunia nyata.

Rendahnya hasil belajar pembelajaran IPA di kelas V tersebut menurut asumsi penulis itu adalah imbas dari kesalahan konsep. Berdasarkan

(7)

informasi yang diperoleh dari pendidik, pada saat pembelajaran IPA peserta didik tidak mau bertanya, tidak pula berani mengemukakan pendapat serta menjawab pertanyaan. Sehingga pendidik mengalami kesulitan dalam mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari.

Untuk itu perlu dilakukan suatu upaya bagaimana membuat peserta didik aktif untuk bertanya maupun aktif dalam mengemukakan pendapatnya.

Sehingga pendidik dapat mengukur pemahanman peserta didik terhadap materi dan kesalahan konsep dapat dihindari.

Berkaitan dengan permasalahan tersebut, penulis tertarik mencoba keefektifan suatu strategi True or False dalam memperbaiki pembelajaran IPA pada umumnya dan hasil belajar pada khususnya. Strategi True or False merupakan aktifitas kolaboratif yang dapat mengajak peserta didik untuk terlibat ke dalam materi pelajaran dengan segera .7 Dengan kata lain, strategi ini dapat membuat peserta didik menjadi termotivasi aktif dan terarah dalam proses pembelajaran.

Strategi True or False sengaja dipilih karena strategi ini merupakan salah satu pembelajaran aktif.8 Kegiatan ini mendukung peningkatan pembentukan tim, pertukaran pendapat, dan pembelajaran langsung.9Strategi ini bertujuan untuk menumbuhkan kerjasama tim, berbagi pengetahuan dan belajar secara langsung.10 Melalui strategi True or False, peserta didik akan belajar langsung tentang materi yang dipelajari melalui membaca buku

7Hisyam Zaini, dkk. Strategi Pembelajaran Aktif.( Yogyakarta:2005) h.24

8 Loc, Cit

9 Melvin L. Silberman . Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung : PT Nuansa Cendikia 2013) h.111

10 Ibid.h.24

(8)

ataupun bertanya dengan temannya, kemudian peserta didik dapat bekerja sama dengan peserta didik lain dalam hal pengetahuan tentang materi yang dipelajari untuk memecahkan masalah. Selain itu, strategi True or False juga memberikan kebebasan peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya sehingga peserta didik diharapkan berani untuk mengemukakan pendapatnya. Dengan menerapkan strategi True or False peserta didik juga akan terlibat secara aktif. Sehingga akan membuat peserta didik semangat dan memberikan kesempatan peserta didik saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan peserta didik dikelompok lain, yang menjadikan peserta didik aktif, kreatif, mudah dalam memahami materi, dapat meningkatkan kemampuan berfikir secara menyeluruh dengan waktu yang efisien serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian eksperimen dengan judul “Penerapan Strategi True or False terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik di Kelas V SDN 22 Kampung Luar Salido Kabupaten Pesisir Selatan.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran IPA, hal ini terlihat dari kurangnya minat peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran IPA.

2. Peserta didik masih kurang berminat dalam membaca buku.

(9)

3. Penguasaan materi oleh peserta didik terhadap pembelajaran IPA masih rendah.

4. Hasil belajar IPA peserta didik masih rendah.

5. Strategi yang digunakan oleh pendidik dalam pembelajaran belum bervariasi.

6. Pembelajaran masih berpusat dari pendidik, sehingga pembelajaran cenderung terjadi satu arah.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan mencapai hasil yang diharapkan maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada hasil belajar dalam ranah kognitif dengan materi proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian secara umum adalah “Apakah hasil belajar IPA peserta didik melalui penerapan strategi True or False lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional di kelas V SDN 22 Kampung Luar Salido Kabupaten Pesisir Selatan?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat hasil belajar IPA peserta didik melalui penerapan strategi True or False lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional di kelas V SDN 22 Kampung Luar Salido Kabupaten Pesisir Selatan.

(10)

F. Manfaat Penelitian

Setelah berakhirnya penelitian maka diharapkan hasilnya dapat bermanfaat diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis sebagai calon pendidik kelas dalam memilih dan menerapkan strategi pembelajaran IPA yang tepat.

2. Bagi pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah dan lembaga untuk membuat suatu kebijakan pengembangan kurikulum.

3. Bagi pendidik

a. Keterampilan pendidik dalam mengajar dapat meningkat.

b. Menambah wawasan bagi pendidik dalam merancang pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pembelajaran IPA

c. Memotivasi pendidik untuk lebih kreatif dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran agar kualitas pembelajaran IPA dapat meningkat.

d. Memberikan wawasan bagi pendidik tentang pendekatan pembelajaran yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

4. Bagi peserta didik

a. Memberikan pengalaman belajar bermakna pada peserta didik.

(11)

b. Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerjasama dengan orang lain.

c. Motivasi dan minat belajar peserta didik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat meningkat.

d. Hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran IPA dapat meningkat.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam memahami judul, perlu dijelaskan istilah sebagai berikut:

Penerapan : Pemasangan, pengenaan,perihal mempraktekkan11 yang penulis maksud adalah menggunakan sesuatu sesuai prosedur yang ada.

Strategi True or False

: Jenis strategi pembelajaran yang mendukung peningkatan pembentukan tim, pertukaran pendapat, dan pembelajaran langsung.12 Jadi yang penulis maksud adalah strategi True or False dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1)Buatlah daftar pernyataan yang berhubungan dengan materi pelajaran, separohnya adalah pernyataan yang benar dan separohnya salah. 2) Beri setiap peserta didik satu kertas, kemudian mereka diminta

11 Tim Reality. Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. (Surabaya : Reality Publisher,2008). h.271

12 Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta : PT. Rhineka Cipta, 2010) h.391

(12)

untuk mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana pernyataan yang salah. 3) Jika proses ini selesai, bacalah masing pernyataan dan mintalah jawaban dari kelas apakah pernyataan tersebut benar atau salah. 4) Beri masukan untuk setiap jawaban, sampaikan cara kerja peserta didik adalah bekerjasama dalam mengerjakan tugas, 5) Tekankan bahwa kerjasama kelompok yang positif akan sangat membantu kelompok tersebut.

Hasil Belajar IPA : Pencapaian tujuan pendidikan para peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar termasuk komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar.13 Hasil belajar yang penulis maksud adalah hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA.

13 Nana,Sudjana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.(Bandung :PT. Remaja Rosdakarya,2005) h. 47

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul “

 Ancaman dari Produk Pengganti  Kekuatan Tawar Menawar Pembeli  Kekuatan Tawar Menawar Pemasok  Pengaruh Kekuatan stakeholder

Dari nilai rerata pada tabel di atas terlihat bahwa kecendrungan semakin tinggi kadar ketumbar yang ditambahkan, maka semakin rendah pula kadar protein yang

Anak-anak dengan kesulitan belajar spesifik adalah anak-anak yang mengalami hambatan satu/beberapa proses psikologis dasar, seperti: koordinasi motorik,

pengamatan langsung di lapangan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan efektivitas pelaksanaan fungsi lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan (LPMK) di

Analisis pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

(1) Hasil belajar siswa menggunakan media komik dan media gambar menunjukkan nilai rata-rata dengan kategori baik, meskipun terdapat selisih nilai (2 poin) untuk