• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Geguritan Turiyo Ragilputra dalam Antologi Geguritan (1987-2007) Bledheg Segara Kidul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Struktur Geguritan Turiyo Ragilputra dalam Antologi Geguritan (1987-2007) Bledheg Segara Kidul."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Baktiono, Budi Wiyoto. 2009. Struktur Geguritan Turiyo Ragilputra dalam Antologi Geguritan (1987-2007) Bledheg Segara Kidul. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Sukadaryanto, M.Hum., Pembimbing II: Drs. Widodo.

Kata Kunci: geguritan, struktur pembangun

Puisi sebagai salah sebuah karya seni sastra dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya. Puisi dapat dikaji strukturnya, jenis-jenis atau ragamnya, ataupun dapat dikaji dari sudut kesejarahannya. Skripsi ini mengkaji struktur dan unsur-unsur pembangun puisi dari Turiyo Ragilputra dalam Antologi Geguritan (1987-2007) Bledheg Segara Kidul, mengingat bahwa puisi itu adalah sebuah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur pembangunnya.

Masalah yang dikaji dalam skripsi ini adalah meneliti struktur puisi yang berupa unsur-unsur pembangun puisi dalam Antologi Geguritan (1987-2007) Bledheg Segara Kidul karya dari Turiyo Ragilpura yang berupa unsur bunyi, unsur diksi, unsur yang meliputi majas-majas, unsur tipografi atau tata wajah, unsur imaji, unsur tema, unsur perasaan penyair; unsur nada, unsur suasana dan amanat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan struktur puisi atau geguritan karya Turiyo Ragilputra dalam Antologi Geguritan (1987-2007) Bledheg Segara Kidul.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif dengan metode struktural dengan tujuan untuk menganalisis sajak kedalam unsur-unsurnya dan fungsinya dalam struktur sajak dan penguraian bahwa setiap unsur itu mempunyi makna hanya dalam kaitanya dengan unsur-unsur lainya, bahkan juga berdasarkan tempatnya dalam struktur.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah berupa struktur geguritan yaitu unsur-unsur pembangun puisi yang meliputi unsur bunyi (rima, irama, dan metrum) yang menyebabkan geguritan nampak lebih merdu, unsur diksi yang digunakan penyir dalam karyanya sederhana yang menjadikan mudah dalam proses pemahaman, gaya bahasa atau bahasa figuratif yang meliputi majas-majas (simile, metafora, epik-simile, personifikasi, metonimi, sinekdok, dan allegori) yang menjadikan geguritan menjadi lebih kongkret, tipografi atau tata wajah yang mengikuti pola puisi indonesia modern menyebabkan geguritan lebih menarik, imaji (imaji visual, imaji auditif, imaji taktil, imaji artikulatori, imaji olfaktori, imaji gustatori, imaji kinaestetik) yang menyebabkan pembaca seolah dapat melihat, mencium, merasakan, apa yang dilukiskan penyair, unsur tema yang kesemuanya adalah tema seputar perjuangan hidup yang didominasi oleh rasa bangga dan rasa penuh kesedihan dan keprihatinan, unsur perasaan penyair yang ikut membawa pembaca dalam situasi yang sama dengan apa yang dirasakan penyair disaat menulis karyanya, dan unsur amanat yang disampaikan penyair menjadikan motifasi dan dorongan pembaca untuk intropeksi diri terhadap hikmah yang telah didapat.

Referensi

Dokumen terkait

aspek diksi, majas, rima, ritma, tema, penginraan, perasaan, nada dan suasana, serta amanat maupun nilai karakter yang terkandung dalam puisi. aspek diksi, majas,

lebih menarik, imaji visual, auditif, taktil, pencecapan, dan penciuman menyebabkan pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, merasa, atau mencium apa yang dilukiskan

Struktur luar (fisik) mencakup penggunaan kata (diksi) dan bunyi (rima), sedangkan unsur dalam (batin) mencakup tema dan pesan yang terdapat dalam sajak.Struktur

Berdasarkan hasil analisis unsur-unsur struktur fisik menyangkut diksi, imaji, kata konkret dan bahasa figuratif atau gaya bahasa, maka tema yang diusung dalam puisi

Unsur-unsur pembangun cerita tersebut merupakan unsur yang paling dibutuhkan untuk mendukung penelitian terkait struktur kepribadian dan mekanisme pertahanan ego tokoh

Data yang digunakan yaitu unsur-unsur struktur karya sastra berupa lapis bunyi, lapis arti, dan lapis yang berupa objek-objek, latar dan pelaku, lapis dunia dan

Struktur Pragusa Parwa akan dikaji menggunakan metode formal, yang meliputi unsur intrinsiknya berupa alur, latar, penokohan, gaya bahasa, tema dan amanat

Struktur forma dalam geguritan sri sedana meliputi: kode bahasa dan sastra, gaya bahasa, dan ragam bahasa yang bertujuan untuk memberikan gambaran ciri khusus