• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

5

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tugas akhir, mengambil topik yaitu Desain Booth Sate Manis Kelapa Bang Erick (Khas Betawi) penganan khas betawi yang memilki penggemar sate yang tersebar hanya di beberapa wilayah di jakarta. Padahal makanan ini merupakan ciri khas asli betawi yang harus tetap terjaga kelestariannya.

Sate manis merupakan salah satu dari sekian banyak macam sate yang ada di jakarta, akan tetapi sate manis tidak terlalu terkenal melainkan sate padang & sate madura yang lebih banyak penggemarnya. Sate manis kelapa sebenarnya memiliki cita rasa yang unik, sate yang terbuat dari daging sapi tanpa lemak dan menggunakan bumbu bumbu serta rempah – rempah yang alami.

Melihat banyaknya manfaat yang terkandung dalam sate manis kelapa inilah alasan mengapa saya ingin menjaga kelestarian kepada sate manis agar tetap dikenal sebagai makanan khas betawi yang merupakan salah satu budaya dari Indonesia.

Sate manis hanya terkenal di beberapa wilayah jakarta, ini dikarenakan sate manis tidak di produksi secara berdagang emperan maupun toko, karena sate manis hanya di produksi jika ada acara acara khusus saja.Maka dari itu saya menciptakan terobosan terbaru yaitu mendesain Packaging(Kemasan ) yang ditujukan untuk ditempatkan di Pusat Perbelanjaan.

Salah satu orang yang tetap melesatarikan masakan khas betawi ini adalah Erick Iskandar. Alasan khusus inilah yang membuat saya untuk Mendesain Packaging sate manis agar lebih Mempunyai Image Terbaru dan Inovatif.

B. Orisinilitas

Packaging (pengemasan) merupakan wadah atau pembungkus yang dapat membantu

mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari

bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pacaging

(pengemasan) berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar

mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi.

(2)

6

Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam

perencanaannya.

Dalam dunia design grafis packaging merupakan salah satu media yang banyak di gunakan oleh konsumen sebagai pelindung produk dan juga daya tarik produk. Dalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen tergantung pada kondisi bahan mentah, metoda pengolahan dan kondisi penyimpanan.

Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.

Kemampuan melindungi isinya dari berbagai resiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.

Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian. Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.

Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.

Penggolongan Kemasan /Packaging

Packaging atau kemasan dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal antara lain:

1. Frekuensi Pemakaian

Kemasan Sekali Pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng dll.

Kemasan yang Dapat Dipakai Berulang Kali (Multi Trip), seperti beberapa jenis botol

minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak dibuang oleh

(3)

7

konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.

Kemasan yang Tidak Dibuang (Semi Disposable). Wadah-wadah ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai, misalnya kaleng biskuit, kaleng susu, dan berbagai jenis botol. Wadah-wadah tersebut digunakan untuk penyimpanan bumbu, kopi, gula, dan sebagainya.

2. Struktur Sistem Kemas Berdasarkan letak atau kedudukan :

Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe)

Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya.

Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

3. Sifat Kekakuan Bahan Kemas

1.

Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, foil.

2.

Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan logam.

3.

Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang berbentuk pasta.

4. Sifat Perlindungan Terhadap Lingkungan

a)

Kemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.

b)

Kemasan Tahan Cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan yang difermentasi.

c)

Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.

5. Tingkat Kesiapan pakai

(4)

8

Wadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.

Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

a) Refrensi Packaging

Gambar 2. Kemasan Pizza

Gambar 4 Kemasan Nasi Rames

Gambar 1 Kemasan Kue

Gambar 3 Kemasan Kue Ulang

Tahun

(5)

9

C. Tujuan dan Manfaat Rancangan

1. Tujuan Perancangan

Karya ini dibuat untuk memberikan sebuah bentuk dan desain yang inovatif, Terhadap kemasan makanan sate.dengan proses dari segi bentuk, dan desain sebuah packaging sate. Karena selama ini kita hanya melihat desain sate yang monoton dan tidak inovatif dari bentuk maupun unsur desainya. Sebuah kemasan merupakan media promosi yang baik dan mudah dalam penyebarannya dimasyarakat luas.

2. Manfaat Perencanaan Untuk Personal

Diharapkan dapat mengaplikasikan Desain Packaging dan teori pada yang digunakan dalam mendesain Sebuah Packaging Sate yang inovatif , efisien yang di dapatkan sehingga Hasil Jadi Packaging tersebut dapat menjadi sebuah tolak ukur untuk Pembuatan Packaging Lainnya yang akan di lakukan selanjutnya.

Untuk Masyarakat

Diharapkan untuk masyarakat luas agar dapat lebih Menikmati dan menyukai Makanan Sate Manis denga desain terbaru dari packaging sate.

Untuk Akademik

Diharapkan dapat terciptanya suatu Packaging yang berguna untuk menarik minat terutama peminat sate dijakarta dan tersebar diseluruh wilayah indonesia.

D. Peluang dan Tantangan Studi a) Peluang

Di Jakarta usaha sate sangat menjanjikan terhitung karena peminatnya tidak hanya dari daerah jakarta saja, makanan sate juga enak apalagi sate manis kelapa yang berbeda dari sate yang sudah ada, seperti Sate Padang, Sate Madura, sate Senayan.

Karena itu peluang yang didapatkan cukup menjanjikan dan terhindar dari resiko keruguian yang besar. Tidak hanya satenya dan packagingnya yang mendapat keuntungan, budaya betawi pun ikut terangkat identitasnya.

b) Tantangan Studi . Kemasan Fast

Gambar 5. Kemasan

Mcd

(6)

10

Pandangan masyarakat terhadap packaging sate manis kelapa ini.

(7)

11

E. Relevansi dan Konsekuensi Studi

a) Relevansi studi

1 .Menciptakan pacakging yang inovatif untuk sate manis kelapa ini dengan desain yang tetap mencirikan budaya betawi yang digambarkan melalui ilustrasi ( gigi buaya ).

2. Dalam proses pembuatannya memperhitungkan tenik produksinya, dalam bentuk, penggunaan material yang food grade tetapi biya tetap diminimalkan.

b) Konsekuensi Studi

1..Menimbulkan kembali minat masyarakat terhadap sate manis kelapa melalui packaging nya.

Gambar

Gambar 2. Kemasan Pizza
Gambar 5. Kemasan  Mcd

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan agar dapat menambah wawasan dan manfaat bagi masyarakat dan juga untuk

merupakan suatu metode pengontrol yang mampu mengontrol chaos yang terjadi pada Sistem Persamaan Rӧssler yang termodifikasi. Aturan kontrol yang bekerja pada SMC,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan kasih karunia yang diberikan kepada penulis, dari awal hingga selesainya proses

itu, validasi metode merupakan salah satu bentuk jaminan mutu hasil kepada pelanggan, dimana metode yang digunakan telah terbukti baik sehingga hasil yang dikeluarkan adalah

Penelitian ini akan membahas tentang perangkat keras dan perangkat lunak yang meliputi Bagaimana merancang alat kontrol pada inkubator penetas telur yang terbuat secara

Balikabi Kendalpayak Malang 430/UN10.4/BP/KM/2012 Persepsi Stokeholder Tempat M. PT Manasatria

Variabel lain yaitu kepemilikan asing, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannnya, target keuangan, efektivitas pengawasan, dan transaksi pihak istimewa terbukti

Dengan demikian rumusan masalahnya yaitu menyajikan pembahasan tentang DC dari perspektif keadilan (distribusi dosis individu) dengan mengandalkan pertimbangan