• Tidak ada hasil yang ditemukan

AUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "AUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

The Audit Standars Setting Proces

Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA

EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI

AUDIT I

(2)

PENGERTIAN STANDAR AUDITING

Standard Auditing adalah Landasan konseptual untuk pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen atau kompeten tentang apakah asersi satuan usaha sesuai,dalam semua hal yang signifikan, dengan kriteria yang telah ditetapkan.

(3)

KEWENANGAN ORGANISASI PROFESI AICPA/IAI

Kantor akuntan publik memberikan perhatian kepada para individu anggota persahaannya, tetapi badan pengawas resmi pun tetap hadir Walaupun akuntan publik memperoleh lisensi dari negara bagian tempat ia memberikan jasanya, pengaruh utama berasal dan organisasi profesi nasional mereka, American Institute of Cerfied Public Accountans (AICPA) - di Indonesia = IAI. Keanggotaan dalam AICPA terbatas pada para akuntan publik saja dan saat ini beranggotakan lebih 330.000 orang, tetapi tidak semua anggotanya berpraktek sebagai auditor independen. Banyak dari para anggota yang sebelumnya pernah bekerja di kantor akuntan public, saat ini bekerja di bidang pemerintahan, industri, serta pendidikan. Para akuntan publik tidak diwajibkan untuk mengikuti keanggotaan AICPA.

Karena keanggotaannya bersifat sukarela maka tidak semua akuntan

publik menjadi anggota dari AICPA.

(4)

AICPA menentukan serangkaian persyaratan profesional bagi akuntan publik, melakukan penelitian, dan menerbitkan artikel tentang berbagai subjek yang berhubungan dengan akuntansi, auditing, jasà atestasi dan assurance, jasa konsultasi manajenen, serta perpajakan. AICPA pun menjadi juru bicàra bagi profesi akuntansi. Inisiatif-inisiatif telah diambil oleh AICPA untuk mempromosikan jasa-jasa akuntan publik termasuk di antaranya kampanye-kampanye promosi secara nasional, pengembangan sertifikasi keahlian, serta usaha-usaha dari Komite Khusus untuk Jasa Assurance dalam mengembangkan dan mempromosikan jasa- jasa assurance baru.

LANJUTAN

(5)

LANJUTAN

Terdapat empat area utama di mana AICPA memiliki wewenang untuk menyusun standar dan membuat peraturan-peraturan:

1. Standar-standar auditing. Auditing Standards Board (ASB) atau Dewan Auditing bertanggung jawab untuk menerbitkan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan masalah auditing.

Pernyataan-Pernyataan tersebut dikenal sebagai Statements on

Auditing Standards (SASs) - di Indonesia: Pernyataan Standar

Auditing. ASB serta semua organisasi pendahulunya bertanggung

jawab atas sejumlah besar pernyataan yang terdapat dalam

literatur auditing yang ada saat ini.

(6)

LANJUTAN

2. Standar kompilasi dan standar review. Accounting and Review Service Committee bertugas untuk menerbitkan pernyataan-Pernyataan tentang tanggung jawab akuntan publik ketika akuntan publik terlibat dengan laporan keuangan dari perusahaan swasta non publik yang tidak diaudit. Pernyataan tersebut dikenal sebagai Statements on Standards for Accounting and Review (SSARS) atau Standar Pernyataan atas Jasa Akuntansi dan Review. SSARS 1 diterbitkan bulan Desember 1978, telah menggantikan pernyataan sebelumnya tentang standar auditing untuk laporan keuangan yang tidak diaudit. Pernyataan ini mencakup dua jenis jasa spesifik : (1) situasi-situasi di mana akuntan membantu seorang klien dalam mempersiapkan laporan keuangan serta tidak memberikan sedikit pun keandalan atas laporan keuangan tersebut (jasa kompilasi) dan (2) situasi-situasi di mana akuntan melakukan sejumlah wawancara dan prosedur analitis yang dapat memberikan dasar bagi pemberian tingkat keandalan terbatas di mana tidak ada modifikasi material yang perlu dibuat bagi laporan tersebut (jasa review).

(7)

3. Standar atestasi lainnya. Pada tahun 1986, AICPA menerbitkan Statement on Standards for Attestation Engagements (Pernyataan Standar Penugasan Atestasi). Tujuan penerbitan pernyataan ini terdiri dari dua hal. Pertama, untuk memberikan suatu kerangka kerja yang dipatuhi oleh badan-badan penyusun standar AICPA dalam mengembangkan standar-standar yang terinci atas jenis jasa atestasi yang lebih spesifik. Kedua, untuk memberikan suatu kerangka panduan bagi para praktisi pada saat tak terdapat satu pun standar khusus. Baik GAAS (di Indonesia - SPAP) serta standar kompilasi dan review konsisten dengan standar atestasi yang lebih luas. Suatu contoh dari standar khusus atas jasa atestasi lainnya yang telah diterbitkan di bawah standar atestasi yang lebih luas adalah Statement on Standards for Accountant’s Service on Prospective Financial Information atau Pernyataan Standar atas Jasa Akuntan untuk Informasi Keuangan yang bersifat Prospektif.

LANJUTAN

(8)

LANJUTAN

4. Standar konsultasi. Komite Eksekutif Jasa Konsultasi Manajemen bertanggung jawab untuk menerbitkan ketetapan atas jasa konsultasi yang dilakukan oleh akuntan public. Dalam jasa konsultasi, akuntan public mengembangkan penemuan, kesimpulan, dan rekomendasi yang diberikan kepada klien.

Kode Etik Profesional. Komite AICPA untuk Etika Profesional menysun aturan- aturan kode etik yang harus dipenuhi oleh para akuntan public. Aturan-aturan ini diterapkan pada semua jasa yang diberikan oleh akuntan public dan memberikan suatu kerangka bagi standar teknisnya.

(9)

Informasi Keuangan Interim

Adalah Informasi keuangan atau laporan keuangan untuk jangka waktu kurang dari

setahun penuh atau untuk jangka waktu dua

belas bulan namun berakhir pada tanggal selain

tanggal akhir tahun buku perusahaan

(10)

Tujuan Review Informasi Keuangan Interim.

Adalah Untuk memberikan dasar bagi akuntan publik dalam melaporkan apakah perlu modifikasi material atas informasi tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

(11)

Kompilasi Laparan Kaungan

Adalah untuk menyajikan dalam bentuk laporan keuangan

informasi yang disajikan manajemen tanpa usaha untuk

memberikan suatu pernyataan jaminan (keyakinan) apa pun

terhadap laporan tersebut.

(12)

Tujuan Kompilasi Laporan Keuangan

Untuk membantu manajemen dalam penyusunan laporan

keuangan-tidak untuk memberi jaminan tentang apakah

informasi bebas dari salah saji material.

(13)

Prosedur Kompilasi Laporan Keuangan

• Akuntan harus memiliki tingkat pengetahuan mengenai prinsip dan praktik akuntansi industri tempat operasi satuan usaha.

• Akuntan harus memahami secara garis besar sifat transaksi satuan usaha tersebut.bentuk catatan akuntansinya, kualifikasi para petugas pembukuannya, basis akuntansi yang digunakan untuk penyajian laporan keuangan serta bentuk dan isi laporan keuangan.

• Akuntan harus membaca laporan keuangan yang telah

dikompilasi dan mempertimbangkan apakah laporan keuangan

tersebut layak bila ditinjau dari segi bentuknya, dan bebas dari

kekeliruan material yang nyata.

(14)

Prosedur Kompilasi Laporan Keuangan

• Akuntan tentang prinsip dan praktik akuntansi pada industri yang bersangkutan.

• Bentuk catatan akuntansi.

• Kualifikasi personil akuntansi.

• Basis akuntansi yang menjadi dasar penyusunan laporan keuangan.

• Bentuk serta isi laporan keuangan.

(15)

Laporan Akuntan bentuk baku Untuk kompilasi Laporan Keuangan.

• Kami telah melakukan kompilasi neraca PT.Sari Alam tanggal 31 Desember 2000 serta laporan rugi-laba, laporan ekuitas dan laporan arus kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut,

sesuai dengan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

• Kompilasi dibatasi pada penyajian dalam bentuk laporan keuangan yang merupakan penyajian

manajemen (atau pemilik). Kami tidak mengaudit atau mereview laporan keuangan terlampir, sehingga dengan demikian kami tidak memberikan pendapat atau

bentuk keyakinan lain apa pun terhadap laporan

tersebut.

(16)

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

STANDAR UMUM

• Audit harus dilaksanakan oleh seorang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

• Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

• Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan

laporannya, auditor wajib menggunakan

kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

seksama.

(17)

LANJUTAN

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

• Pekerjaaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disuprvisi dengan semestinya.

• Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

• Bukti audit kompeten yang memadai harus

diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai

dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat

(18)

LANJUTAN

STANDAR PELAPORAN

• Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

• Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.

• Pengunggkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

• Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang sama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab auditor yang bersangkutan.

(19)

Keahlian dan Pelatihan Teknis Teknis Yang Memadai

• Dalam Standar Umum ditekankan arti penting kualitas pribadi yang harus dimiliki seorang auditor. Standar yang pertama biasanya ditafsirkan sebagai keharusan bagi seorang auditor untuk memiliki latar belakang pendidikan formal auditing dan akuntansi, pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang akan ditekuninya dan selalu mengikuti pendidikan-pendidikan profesi berkelanjutan. Seorang auditor juga dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang industri yang digeluti kliennya.

• Dalam hal Auditor atau asistennya tidak mampu menangani

suatu masalah, mereka berkewajiban untuk mengupayakan

pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan, mengalihkan

pekerjaanya kepada orang lain yang lebih mampu, atau

mengundurkan diri dari penugasan.

(20)

Independensi Dalam Sikap Mental

Seorang auditor harus mempunyai kemampuan

memahami kriteria yang digunakan serta mampu

menentukan jumlah bahan bukti yang

dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan yang

akan diambilnya. Auditor harus pula mempunyai

sikap mental independen. Sekalipun ia ahli,

apabila tidak mempunyai sikap ondependen

dalam mengumpulkan informasi akan tidak

berguna, sebab informasi yang digunakan untuk

mengambilkan keputusan haruslah tidak bias.

(21)

Kemahiran Profesional dengan Cermat Dan Seksama

Standar Umum ketiga berhubungan dengan penggunaan

kemahiran profesional secara cermat dan seksama dalam semua

aspek audit, secara sederhana ini berarti bahwa auditor wajib

melaksanakan tugas-tugasnya dengan kesungguhan dan

kecermatan, atau kepedulian profesional. Misalnya kecermatan

dan keseksamaan profesional meliputi ketelitian dalam

memeriksa kelengkapan kertas kerja, mengumpulkan bahan bukti

audit yang memadai dan menyusun laporan audit yang lengkap

(22)

Perencanaan dan Supervisi yang Cukup

Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan

pengumpulan data dan kegiatan lain yang dilaksanakan

selama audit. Standar yang pertama menentukan agar

program kerja yang akan dilaksanakan direncanakan

direncanakan dengan matang dan pelaksanannya oleh

para asisten diawasi secara seksama.

(23)

Pemahaman Yang Memadai Atas Struktur Pengendalian Intern

Salah Satu Konsep yang secara luias dalam teori dan Praktek audit menyebutkan bahwa struktur pengendalian intren klien sangat penting dalam menghasilkan informasi keuangan yang andal.

Jika auditor yakin struktur pengendalian intern

yang diterapkan klien sudah sangat baik

(24)

Bahan Bukti Audit Kompeten Yang Mencukupi.

Keputusan mengenai berapa banyak bahan bukti

yang akan dikumpulkan dalam situasi tertentu

merupakan sesuatu yang memerlukan

pertimbangan profesional. Sebagian besar dari

isi buku ini berkenaan dengan pengumpulan

bahan bukti audit dan hal-hal yang

mempengaruhi jumlah bukti yang dibutuhkan.

(25)

PERNYATAAN STANDAR AUDITING

Panduan-panduan yang lebih spesifik dapat ditemukan dalam SAS (Statements on Auditing Standards) yang diterbitkan oleh Auditing Standards Board AICPA. SAS menginterpretasikan kesepuluh standar profesional akuntan publik serta merupakan referensi paling resmi yang tersedia bagi para auditor. Pernyataan- pernyataan ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari standar profesional akuntan publik atau GAAS serta seringka1i dirujuk sebagai standar auditing pula, walaupun pernyataan-pernyataan ini bukan merupakan bagian dari ke-l0 standar profesional akuntan public. Standar Profrsional akuntan publik dan SAS/PSA dipandang sebagai literature resmi serta mereka yang melakukan audit atas laporan keuangan histories wajib memuhi standar-standar yang ditetapkan dalam standar professional akuntan public dan SAS/PSA tersebut yaitu di bawah ketentuan yang ditetapkan dalam Kode Etik Profesional dan AICPA. Pernyataan baru diterbitkan saat sebuah masalah audit yang cukup penting muncul untuk menjamin interpretasi resmi oleh AICPA. Pada ketentuan in SAS 94 adalah yang terakhir diterbitkan dan digabungkan menjadi materi teks.

(26)

LANJUTAN

GAAS dan SAS merupakan panduan auditing resmi bagi para anggota profesi , kedua panduan tersebut hanya memberikan lebih sedikit arahan bagi para auditor daripada yang diperkirakan semula. Hampir tak ada prosedur audit khusus yang diwajibkan oleh standar-standar tersebut, serta tak ada persyaratan khusus bagi keputusan-keputusan yang dibuat oleh auditor, seperti keputusan dalam penentuan ukuran sampel, pemilihan sampel-sampel dari populasi yang diuji, atau pengevaluasian hasil. Banyak praktisi yang beranggapan bahwa stándar-standar tersebut harus menyediakan panduan yang didefinisikan dengan lebih jelas untuk menentukan jumlah bukti-bukti audit yang harus dikumplulkan. Spesifikasi semacam itu dapat mengeliminasikan beberapa keputusan audit yang sulit serta menyediakan suatu lini pertahanan bagi kantor akuntan public yang dikenai tuntutan terhadap pelaksanaan audit yang kurang memadai. Tetapi bagaimanapun, ketentuan-ketentuan yang dibuat dengan sangat spesifik mengubah auditing menjadi suatu pengumpulan bukti yang mekanis, dan pertimbangan profesional.

Baik dari sudut pandang profesi maupun dari sudut pandang pengguna jasa audit, barangkali akan merupakan kesalahan yang lebih besar jika mendefinisikan panduan resmi yang terlalu spesifik daripada mendefinisikan panduan yang terlalu luas.

(27)

STANDAR INTERNASIONAL AUDIT

Dikarenakan oleh globalisasi bisnis dan pasar modal, ada minat dan tren yang kuat menuju pengembangan penyeragaman standar akuntansi dan audit diseluruh dunia. Saat ini, perwakilan dari negara berbeda bekerja bersama pada proyek penetapan-standar untuk mengkoordinasikan standar audit internasional yang baru. International Standards on Auditing (ISA) — Standar Auditing Internasional diterbitkan oleh International Auditing Practice Committee of the International Federation of Accountants (IFAC) atau Komite Praktek Auditing lnternasional Federasi Akuntan Internasional. IFAC merupakan suatu organisasi internasional bagi profesi akuntan, dengan 153 organisasi sebagai anggota yang tersebar pada 113 negara, dan mewakili lebih dan 2 juta akuntan. ISA secara umum mirip GAAS yang dimiliki oleh AS, walaupun terdapat pula perbedaan di antara keduanya. Saat ini terdapat suatu perhatian dan kecenderungan untuk membangun harmonisasi, yang berarti membangun suatu standar akuntansi dan auditing yang seragam di seluruh dunia.

(28)

LANJUTAN

Dalam setiap negara, peraturan mereka sendiri umumnya berpengaruh atas praktek audit. Peratunan ini bisa ketetapan pemerintah atau ketentu yang diterbitkan oleh badan peraturan atau profesional, seperti Dewan Standar Audit di Amerika Serikat.

ISA tidak melangkahi peraturan negara yang berpengaruh kepada audit informasi keuangan atau lainnya.

ISA umumnya serupa dengan GAAS di A.S., walaupun ada beberapa perbedaan. Bisa seorang suditor di Amerika Serikat sedang mengaudit laporan

keuangan historis yang sesuai dengan ISA, auditor harus

memenuhi persyaratan ISA yang meluas melampaui GAAS.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

• Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Amir Abadi Jusuf, Jasa Audit da Assuranca (Pendekatan Terpadu Aplikasi Indonesia) Salemba Empat buku 2, 2011.

• Standar Profesional Akuntan Publik, IAPI (SPAP).

• Standar Akuntansi Keuangan, Institut Akuntan Publik Indonesia (SAK).

• Undang-undang Akuntan Publik, 2011 (UU AP).

• Boynton, Modern Auditing, Second Edition, 2006 (BY).

• Auditing, Haryono Yusuf (HY).

• Audit Sampling, Pusat Penerbit Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh guided discovery learning disertai feedback terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Panca Bhakti

Judul Kegiatan : LBG ( Liquid Bio Gas ) Instrument, Analisis Kinerja Instrument Pencair Gas Metan Sebagai Upaya Peningkatan Kapasitas Bottling Biogas Berbasis Condensor

Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam suatu sistem sosial masyarakat, dapat dihayati, dipraktikkan, diajarkan dan diwariskan dari satu generasi ke

Mengacu dari hasil penelitian diatas maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) Bagi peserta didik Diharapkan kepada peserta didik yang masih sedikit

House, the researcher gave 3 questions.. The students answered easily because they identified the keyword in each questions. Key words can help to read

Karena pada dasarnya, wawancara merupakan teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar (miskonsepsi) (Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, 2010).

Sehubungan dengan hal tsb, maka yang akan dikemukakan dalam tulisan ini adalah pakaian adat yang biasa dipakai oleh pemangku adat dan kaum wanita di Minangkabau yang disebut

Ingat: ketika kita berdoa, kita berbicara kepada Allah yang memahami kita lebih baik dari pada diri kita memahami diri kita sendiri.. Memahami ini hendaknya membuat kita