• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIAGNOSA PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGEU) DENGAN ALGORITMA PEMBELAJARAN HYBRID DAN BACKPROPAGATION BERBASIS NEURAL NETWORK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIAGNOSA PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGEU) DENGAN ALGORITMA PEMBELAJARAN HYBRID DAN BACKPROPAGATION BERBASIS NEURAL NETWORK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri 727

DIAGNOSA PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGEU) DENGAN ALGORITMA PEMBELAJARAN HYBRID DAN BACKPROPAGATION

BERBASIS NEURAL NETWORK

Ita Dewi Sintawati AMIK BSI Bekasi

Jl. Raya Kaliabang No.8, Perwira, Bekasi Utara ita.ids@bsi.ac.id

ABSTRACT — Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang paling populer terjadi di masyarakat.Penyakit demam berdarah itu sendiri disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti.Secara global, penyakit ini menyebar secara luas di daerah tropis, termasuk Indonesia. Sampel penelitian sebanyak 200 pasien yang terdiagnosa DBD dan Demam Tifoid/Tifes dan juga tidak terdiagnosa kedua penyakit tersebut.Kemudian data tersebut dibagi menjadi data training dan data testing. Dalam penelitian ini data yang diambil sebanyak 200 record, 80% data digunakan sebagai Training-Data (Data Pembelajaran), artinya sebanyak 160 data. 20% digunakan untuk Testing Data, yaitu sebanyak 40 data. Serta 10% data digunakan untuk New-Data sebagai data penerapan model yang akan menghasilkan rule. Penggunaan software Matlab diharapkan dapat membantu semua pihak yang berkaitan dengan masalah diagnosa penyakit DBD, dapat mengetahui tingkat akurasi dari hasil diagnosa DBD, demam lain atau demam tifoid.

PENDAHULUAN

Memasuki musim hujan, banyak penyakit yang mulai menyebar di masyarakat seperti demam berdarah.Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang paling populer terjadi di masyarakat.Penyakit demam berdarah itu sendiri disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti.Secara global, penyakit ini menyebar secara luas di daerah tropis, termasuk Indonesia. WHO mengatakan sekitar 2,5 miliar orang atau dua perlima dari populasi dunia, kini menghadapi risiko dari dengue dan memperkirakan bahwa mungkin akan menjadi 50 juta kasus infeksi dengue di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyakit ini sekarang telah menjadi endemik di lebih 100 negara [Dini, 2010].

Di banyak negara tropis, virus dengeu sangat endemik.Di Asia, penyakit ini sering menyerang di Cina Selatan, Pakistan, India, dan semua negara di Asia Tenggara. Sejak 1981, virus ini ditemukan di Queensland, Australia. Di sepanjang pantai timur Afrika, DBD juga ditemukan dalam berbagai serotipe.Epidemi dengue di Asia pertama kali terjadi pada tahun 1779, di Eropa pada tahun 1784, di Amerika Selatan pada tahun 1835-an, dan di Inggris pada tahun 1992.Di Indonesia kasus DBD pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968. Penyakit DBD

ditemukan di 200 kota di 27 provinsi dan telah menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) akibat DBD. Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 1999 melaporkan bahwa kelompok tertinggi adalah usia 5-14 tahun yang terserang sebanyak 42% dan kelompok usia 15-44 tahun yang terserang sebanyak 37%. Rata-rata insidensi penyakit DBD sebesar 6-27 per 100.000 penduduk. Data dari Departemen Kesehatan RI melaporkan bahwa pada tahun 2004 tercatat 17.707 orang terkena DBD di 25 provinsi dengan kematian 322 penderita selama bulan Januari dan Februari. Daerah yang perlu diwaspadai adalah DKI Jakarta, Bali dan NTB.[Widoyono,2011].

Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan infeksi empat virus serotype DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang secara genetik tidak saling berhubungan. Infeksi virus dengue ditularkan oleh nyamuk betina Aedes spp terutama Aedes aegypti yang berkembang di daerah tropis.[kompas.com].

BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian

1. Sumber Data a. Data Primer

Sumber data primer ini diambil dari rekam medik (medical record) poli penyakit dalam untuk diagnosa DBD dan Demam Tifoid serta tidak terdiagnosa penyakit keduanya atas persetujuan pihak yang berwenang, dan juga diperoleh dari wawancara personal dengan pakar kesehatan, seperti dokter dan perawat.

b. Data Skunder

Data ini diperoleh dari sumber secara tidak langsung, misalnya literatur, dokumentasi, buku, jurnal dan informasi lainnya sesuai dengan objek penelitian.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian sebanyak 200 pasien yang terdiagnosa DBD dan Demam Tifoid/Tifes dan juga tidak terdiagnosa kedua penyakit tersebut.Kemudian data tersebut dibagi menjadi data training dan data testing.

Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data 1. Menentukan variabel untuk diagnosa DBD

(2)

Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri 728

Variabel untuk diagnosa DBD terdiri dari 4 inputan, yaitu: demam, bercak, pendarahan dan uji tornikuet.

2. Melakukan fuzifikasi variabel a. Fungsi keanggotaan demam b. Fungsi keanggotaan bercak c. Fungsi keanggotaan pendarahan Fungsi keanggotaan uji tornikuet

HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan ANFIS untuk Diagnosa DBD Pembagian Data Training dan Testing

Dalam penelitian ini data yang diambil sebanyak 200 record, 80% data digunakan sebagai Training-Data (Data Pembelajaran), artinya sebanyak 160 data. 20%

digunakan untuk Testing Data, yaitu sebanyak 40 data.

Serta 10% data digunakan untuk New-Data sebagai data penerapan model yang akan menghasilkan rule.

Penentuan Membership Function (Jumlah Keanggotaan)

Fungsi Keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya.[kusumadewi & Sri, 2010].

Fungsi keanggotaan dalam penelitian ini adalah variabel dari data input, dalam penelitian ini adalah variabel diagnosa DBD. variabel diagnosa terdiri dari 4 yaitu nilai demam, bercak, pendarahan spontan dan uji tornikuet. Dimana masing-masing dari 4 variabel tersebut terdapat 3 parameter. Parameter demam adalah rendah, sedang, dan tinggi. Parameter Bercak adalah sedikit, sedang dan banyak. Sedangkan parameter pendarahan spontan adalah tidak jelas, jelas dan sangat jelas.

Parameter terakhir adalah uji tornikuet, dimana parameternya adalah negatif, ragu-ragu dan positif. Dari penjelasan tersebut sehingga jumlah keanggotaan 3 3 3 3.

Angka tersebut didapatkan dari masing-masing variabel yang memiliki parameter 3.

Penentuan Tipe Fungsi Keanggotaan

Pada penelitian ini metode Sugeno Orde-Nol ini akan diujicoba beberapa tipe fungsi keanggotaan yaitu fungsi keanggotaan segitiga(trimf), trapesium(trapfm), Gaussian(gaussmf) dan lonceng (gbellmf). Dimana dari masing-masing fungsi keanggotaan tersebut akan dibandingkan masing-masing tingkat keakurasianya.

Penentuan Jumlah Epochs dan Error Goal

Epoch yang ditentukan dalam penelitian ini adalah 500, dengan alasan agar didapatkan nilai error rate mendekati 0 (nol) dan error tolerance adalah 0 (nol).

Penerapan Matlab Untuk Pemrosesan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System

Matlab telah terintegrasi dengan Fuzzy Logic Toolbox yang didalamnya terdapat ANFIS Editor GUI. GUI tersebut menunjukkan fungsi kerja sebagai berikut:

a. Mengunggah (Loading), Memplot (ploting) dan membersihkan data.

b. Mengenerate atau mengugah permulaan Struktur FIS (Fuzzy Inference System)

c. Melatih Data FIS

d. Menvalidasi data FIS yang sudah dilatih.

Tahapan yang dilakukan pada penerapan Matlab untuk pemrosesan ANFIS ini sebagai berikut:

Membentuk Matrik Data Pelatihan dan Data Pengujian Matrik data training berisi 4 parameter input dan 1 target. Matrik data tersebut terdiri dari 160 data pelatihan. Data pelatihan (training) tersebut disimpan dalam bentuk .dat. Dalam penelitian ini nama file disimpan dengan nama: train1.dat. Matrik data pengujian terdiri dari 4 parameter input dalam hal ini berisi 40 baris data dan disimpan dengan nama test1.dat.

5.2.2. Mengunggah data pelatihan ke dalam ANFIS Editor

Untuk tahap ini data pelatihan ANFIS Editor GUI harus diaktifkan terlebih dahulu. Cara menggunakan toolbox tersebut adalah pada command window Ketikan:>>anfisedit sehingga muncul tampilan sebagai berikut:

ANFIS Editor pada Matlab

Pemrosesan data dengan ANFIS Editor GUI dimulai dengan menggugah data pelatihan (training).

Kemudian load data, pilih option Training laili pilih file train1.dat melalui from file. Hal ini dapat terlihat pada Gambar berikut ini.

(3)

Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri 729

Pengolahan Data DBD dengan Matlab

Gambar menunjukkan bentuk data pelatihan yang di load melalui ANFIS Editor GUI, setelah data pelatihan diunggah.

Menentukan Jumlah dan Tipe Fungsi Keanggotaan Langkah untuk menentukan tipe keanggotaan pada kolom Generate FIS, pilih option grid partition kemudian klik tombol Generate FIS.

Jumlah dan Jenis Tipe Keanggotaan

Langkah ini didaptkan dari hasil menekan tombol Generate FIS, sehingga muncul gambar 3.3. Tentukan jumlah anggota dan tipe fungsi kenaggotaan. Jumlah anggota pada penelitian ini adalah [3 3 3 3] hal ini disesuaikan dengan parameter input untuk diagnosa DBD.

Contohnya yaitu demam terdiri dari tiga parameter rendah dengan pengukuran 36,0-37,30C dan lama demam 1-2 hari, sedang dengan suhu 365-38,50C dan lama demam 3 atau 6 hari dan tinggi Suhu 38,0-42,00C dan lama demam 4-5 hari.

Tipe keanggotaan yang akan diujicobakan dalam penelitian diagnosa DBD ini tipe keanggotaan segitiga (trimf), trapesium (trapmf), lonceng (gbellmf) dan gausian (gaussmf). Sehingga didapatkan tingkat akurasi yang paling tinggi dari keempat tipe keanggotaan tersebut.

Menentukan Algoritma, Error Tolerance dan Epochs

Pada langkah ini terdapat pada kolom Train FIS.

Algoritma terdiri dari hyrid dan backpropagation . Error tolerance adalah akibat yang timbul pada saat program menemui kesalahan. Error tolerance yang digunakan pada penelitian ini adalah 0. Epoch adalah moment waktu yang digunakan sebagai titik acuan. Sedangkan epoch yang digunakan 500, ini berarti sampai iterasi ke-500, dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat error yang mendekati nol.

3.4.5. Membentuk FIS

Setelah mendefinisikan input dan output MF (Membership Function) atau fungsi keanggotaan, maka tahap selanjutnya adalah melihat struktur Jaringan Syaraf Tiruan. Hal ini merupakan pembeda antara metode Sugeno pada ANFIS dengan metode Mamdani pada FIS. Caranya adalah menekan tombol structure. Untuk lebih jelasnya terlihat pada gambar dibawah ini:

Struktur Jaringan Syaraf Tiruan

Gambar 3.4 menunjukkan struktur jaraingan syaraf tiruan dengan variabel input sebanyak 4 dan parameter masing-masing dari input tersebut adalah 3, sedangkan outputnya adalah 1. Kemudian data disimpan dengan format FIS dengan cara klik File-Export-To File agar lebih permanen. (contoh hasil.fis)

Untuk menampilkan FIS ketikan pada command windows pada matlab>>fuzzy nama file. Contoh: fuzzy hasil.fis

Setelah tahap tersebut, selanjutnya akan terlihat seperti pada Gambar 3.5.

Variabel Input Diagnosa DBD

Double klik pada masing-masing varibel sehingga muncul tampilan tampilan parameter dari masing-masingg variabel input tersebut. Contohnya adalah variabel demam yang memiliki 3 parameter yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hal ini dapat diperlihatkan oleh gambar berikut:

Fungsi Keanggotaan Demam

(4)

Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri 730

Nilai fuzzy untuk demam ini, memiliki 3 parameter atau 3 membership function yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Dimana nilai skor untuk rendah 36,0- 37,30C, sedang dengan nilai skor 36,5-38,50C dan tinggi 38,0-42,00C. Hal ini dapat dilihat pada tabel nilai fuzzy berikut:

Nilai Fuzzy Demam

Demam Nilai

skor Pengukuran

Rendah 36,0-

37,3 Suhu 36,0-37,30C dan lama demam 1-2 hari

Sedang 36,5-

38,5 Suhu 365-38,50C dan lama demam 3 atau 6 hari

Tinggi 38,0-

42,0 Suhu 38,0-42,00C dan lama demam 4-5 hari

Seperti halnya pada demam, keanggotaan dari bercak ada 3, yaitu: sedikit, sedang dan banyak. Adapun nilai dari skoringnya adalah: sedikit 0,00-0,40, sedang dengan nilai skor 0,25-0,75 dan banyak 0,60-1,00. Artinya range pada nilai bercak berada antara 0-1, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pada gambar berikut ini:

Fungsi Keanggotaan Bercak

Nilai skor dari fuzzy dari bercak dijelaskan pada tabel 3.2 dibawah ini:

Nilai Fuzzy Bercak Bercak Nilai

Skor Pengukuran Sedikit 0,00-

0,40 Jumlah petekia <4 perlingkaran diameter 2,8 cm

Sedang 0,25-

0,75 Jumlah petekia 4-9 perlingkaran diameter 2,8 cm

Banyak 0,60-

1,00 Jumlah petekia =10 perlingkaran diameter 2,8 cm

Nilai fuzzy untuk pendarahan ini memiliki membership function sebanyak 3, yaitu: tidak jelas, jelas dan sangat jelas. Dengan nilai range 0-1, nilai skor untuk

tidak jelas 0,00-0,40, jelas 0,25-0,75 dan sangat jelas 0,60- 1,00. Hal ini ditunjukkan pada gambar nilai fuzzy pendarahan dibawah ini:

Fungsi Keanggotaan Pendarahan

Tabel menjelaskan tentang nilai skor dati nilai fuzzy pendarahan berikut ini:

Nilai Fuzzy Pendarahan Pendarahan Nilai

Skor Pengukuran

Tidak Jelas 0,00-0,40 Pendarahan hidung atau gusi sedikit Jelas 0,25-0,75 Pendarahan hidung

atau gusi banyak Sangat Jelas 0,60-1,00 Ditemukan

hematemesis atau melena

Fungsi Keanggotaan Uji Tornikuet adalah negatif, ragu-ragu dan positif merupakan membership function dari uji tornikuet ini. Dimana nilai skor untuk negatif 0,00-0,40, untuk ragu-ragu 0,25-0,75, sedangkan untuk positif 0,60- 1,00. Nilai skor uji tornikuet ini ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Fungsi Keanggotaan Uji Tornikuet

Dari gambar 3.9 menunjukkan range dari fungsi keanggotaan uji tornikuet. Hal ini dipertegas dengan keterangan pada tabel 3.4 berikut ini.

Nilai Uji Tornikuet Tornikuet Nilai

Skor Pengukuran Negatif 0,00-

0,40 Jumlah petekia <4 perlingkaran diameter 2,8 cm pada fossa cubiti Ragu-ragu 0,25-

0,75 Jumlah petekia 4-9 perlingkaran diameter 2,8 cm pada fossa cubiti Positif 0,60-

1,00 Jumlah petekia =10 perlingkaran diameter 2,8 cm pada fossa cubiti

Setelah mengetahui nilai fuzzifikasi dari masing- masing varibel, maka akan kita dapatkan rule atau aturan-

(5)

Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri 731

aturan yang terdapat pada diagnosa DBD ini. Caranya adalah double klick output, sehingga didaptkan 81 rule dari hasil banyaknya parameter dipangkatkan banyaknya input.

Secara matematis dituliskan dengan 3 4 = 81 aturan. Rule yang digunakan pada ANFIS berupa if-then, seperti terlihat pada gambar sebagai berikut:

Rule Untuk Diagnosa DBD

Secara rinci dijelaskan 81 rule yang didapatkan adalah sebagai berikut:

1. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedikit) and (Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf1) (1)

2. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedikit) and (Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf2) (1) 3. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedikit) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf3) (1)

4. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedikit)

and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is tdk-DBD) (1) 5. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedikit) and

(Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu- ragu) then (hasilseluruh is out1mf5) (1)

6. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedikit) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf6) (1)

7. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedikit) and (Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf7) (1)

8. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedikit) and (Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji- Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is Demam-Lain) (1)

9. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedikit) and (Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf9) (1)

10. 10. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedang) and (Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf10) (1) 11. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedang) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf11) (1) 12. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedang) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf12) (1) 13. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedang)

and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is DBD) (1)

14. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedang) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu- ragu) then (hasilseluruh is out1mf14) (1)

15. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedang) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf15) (1)

16. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedang) and (Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf16) (1) 17. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedang) and

(Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf17) (1) 18. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Sedang) and

(Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf18) (1) 19. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf19) (1) 20. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf20) (1) 21. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf21) (1) 22. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf22) (1)

23. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Banyak) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu- ragu) then (hasilseluruh is out1mf23) (1)

24. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Banyak) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf24) (1)

25. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Banyak) and (Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf25) (1)

(6)

Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri 732

26. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Banyak) and (Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf26) (1) 27. If (Demam is Rendah) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf27) (1) 28. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedikit) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf28) (1) 29. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedikit) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf29) (1) 30. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedikit) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf30) (1) 31. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedikit) and

(Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf31) (1)

32. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedikit) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu- ragu) then (hasilseluruh is out1mf32) (1)

33. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedikit) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf33) (1)

34. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedikit) and (Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf34) (1) 35. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedikit) and

(Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf35) (1) 36. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedikit) and

(Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf36) (1) 37. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedang) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf37) (1) 38. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedang) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf38) (1) 39. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedang) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf39) (1) 40. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedang) and

(Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf40) (1)

41. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedang) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu- ragu) then (hasilseluruh is out1mf41) (1)

42. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedang) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf42) (1)

43. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedang) and (Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf43) (1) 44. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedang) and

(Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf44) (1)

45. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Sedang) and (Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf45) (1) 46. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf46) (1) 47. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf47) (1) 48. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf48) (1) 49. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf49) (1)

50. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Banyak) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu- ragu) then (hasilseluruh is out1mf50) (1)

51. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Banyak) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf51) (1)

52. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Banyak) and (Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf52) (1) 53. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf53) (1) 54. If (Demam is Sedang) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf54) (1) 55. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedikit) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf55) (1) 56. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedikit) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf56) (1) 57. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedikit) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf57) (1) 58. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedikit) and

(Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf58) (1)

59. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedikit) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu- ragu) then (hasilseluruh is out1mf59) (1)

60. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedikit) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf60) (1)

61. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedikit) and (Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf61) (1) 62. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedikit) and

(Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf62) (1) 63. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedikit) and

(Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf63) (1)

(7)

Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri 733

64. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedang) and (Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf64) (1) 65. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedang) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf65) (1) 66. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedang) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf66) (1) 67. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedang) and

(Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf67) (1)

68. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedang) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu- ragu) then (hasilseluruh is out1mf68) (1)

69. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedang) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf69) (1)

70. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedang) and (Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf70) (1) 71. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedang) and

(Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf71) (1) 72. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Sedang) and

(Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf72) (1) 73. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf73) (1) 74. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf74) (1) 75. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is tidak-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf75) (1) 76. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf76) (1)

77. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Banyak) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu- ragu) then (hasilseluruh is out1mf77) (1)

78. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Banyak) and (Pendarahan is jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf78) (1)

79. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Banyak) and (Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is negatif) then (hasilseluruh is out1mf79) (1) 80. If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Banyak) and

(Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is ragu-ragu) then (hasilseluruh is out1mf80) (1) If (Demam is Tinggi) and (Bercak is Banyak) and (Pendarahan is sangat-jelas) and (Uji-Tornikuet is positif) then (hasilseluruh is out1mf81) (1)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil simulasi ANFIS yang telah dilakukan pada kasus diagnosa penyakit DBD berdasarkan gejala klinisnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan software Matlab diharapkan dapat membantu semua pihak yang berkaitan dengan masalah diagnosa penyakit DBD, dapat mengetahui tingkat akurasi dari hasil diagnosa DBD, demam lain atau demam tifoid.

Pemilihan Algoritma hybrid dan backpropagation diharapkan mampu memberikan hsil diagnosa yang tepat, sehingga niali error yang dihasilkan sistem sangat kecil atau minim. .

REFERENSI

Kusumadewi, Sri., & Hartati, Sri. (2010). Neuro-Fuzzy Integrasi Sistem Fuzzy Jaringan Syaraf.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kusumadewi, Sri., Purnomo, Hari. (2010). Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Logika Fuzzy. Juni 6, 2013. rolliawati.dosen.narotama.ac.id Pudjo-Widodo,Prabowo., Trias-Handayanto, Rahmadya.

(2012).Penerapan Soft Computing Dengan Matlab. Bandung: Rekayasa Sains.

Pudjo-Widodo,Prabowo.,&Trias-Handayanto,Rahmadya, Herlawati, (2013). Penerapan Data Mining dengan Matlab. Bandung: Rekayasa Sains.

Sanusi, Anwar. Metodologi Penelitian Bisnis.Salemba Empat.

Siti-Anggraeni, Dini. (2010). Stop Demam Berdarah Dengeu.

Bogor: Bogor Publishing House.

(8)

Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri

734

Gambar

Gambar  menunjukkan bentuk data pelatihan yang  di  load  melalui  ANFIS  Editor  GUI,  setelah  data  pelatihan  diunggah
Tabel  menjelaskan  tentang  nilai  skor  dati  nilai  fuzzy pendarahan berikut ini:

Referensi

Dokumen terkait

mengetahui kesiapan siswa dalam proses pembelajaran.. 4) Guru membagi siswa menjadi tujuh kelompok yang tiap kelompok beranggotakan enam siswa. 5) Guru membimbing siswa

dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Tindakan dilakukan berdasarkan kegiatan siklus dan banyaknya siklus yang diperlukan disesuaikan dengan

Berikut ini disajikan paparan deskriptif hasil tinjauan ahli media terhadap produk pengembangan bahan ajar berbasis multimedia interaktif pada mata pelajaran fikih. Data

Sedangkan peluang pasar produk industri pedesaan, promosi produk industri, pusat pemasaran produk industri pedesaan, dan sarana telekomunikasi merupakan sesuatu yang

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa jual beli ampas tahu untuk pakan ternak babi di dusun Tandang dilihat dari syarat lafal (ijab dan qabu) sudah sesuai

tabaci yang tumbuh di area pertanaman cabai merah menunjukkan bahwa terdapat 27 spesies tanaman inang yang terdiri dari 22 genus dari 13 famili yang meliputi tanaman budidaya

Hasil penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini terdiri dari penelitian tentang komoditi belimbing, strategi pemasaran dan pengembangan usaha,

Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan, hasil hipotesis 3 menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor tes akhir hasil belajar keterampilan