• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2014"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN

TAHUN 2014

Dinas Kesehatan Kabupaten Garut

Tahun 2015

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah tata kepemerintahan yang baik (good public governance) merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis, dan efektif.

Agenda penciptaan tata kepemerintahan yang baik setidaknya memiliki 5 (lima) sasaran yaitu :

1. Berkurangnya secara nyata praktek korupsi kolusi dan nepotisme di birokrasi, yang dimulai dari jajaran pejabat yang paling atas;

2. Terciptanya sistem kelembagaan & ketatalaksanaan pemerintah yang efisien, efektif dan profesional transparan dan akuntabel;

3. Terhapusnya peraturan dan praktek yang bersifat diskriminatif terhadap warga negara;

4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik;

5. Terjaminnya konsistensi seluruh peraturan pusat dan daerah.

Akuntabilitas publik adalah suatu ukuran atau standar yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan penyusunan kebijakan publik dengan peraturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku untuk organisasi publik yang bersangkutan.

Dengan penerapan prinsip akuntabilitas tersebut, diharapkan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintah/institusi/unit kerja tidak lagi sekedar laporan kesan-kesan dan pesan-pesan, tetapi menjadi laporan pertanggungjawaban kinerja selama yang bersangkutan menjabat. Hal ini sejalan dengan kebijakan Anggaran Berbasis Kinerja.

Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, sebagi salah satu instansi di Pemerintahan Kabupaten Garut mengemban suatu tugas dan tanggungjawab tertentu, melalui kewenangan atau mandat yang diberikan untuk mempertanggungjawabkan dalam melaksanakan mandat ini, perlu adanya suatu akuntabilitas yang baik. LAKIP sebagai suatu bentuk laporan akuntabilitas, merupakan wujud tertulis pertanggungjawaban suatu organisasi/ instansi kepada pemberi mandat.

Guna menilai tingkat keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan di suatu instansi pemerintah, maka seluruh aktifitas di instansi tersebut harus dapat diukur dan dievaluasi. Pengukuran tingkat pencapaian terhadap suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan menggunakan berbagai indikator kinerja. Indikator kinerja tersebut meliputi masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefit), dan dampak (impacts).

Dalam rangka mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan melaksanakan

(3)

Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 yang dapat menggambarkan tingkat kinerja sesungguhnya.

1.2 Dasar Hukum

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mengacu kepada :

1. Tap. MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi dan Nepotisme.

2. Undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi dan Nepotisme.

3. Instruksi Presiden nomor 7 tahun 1999. Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

4. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

1.3 Gambaran Umum Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari : a. Kepala Dinas

b. Sekretaris, membawahi : 1. Sub Bagian Umum 2. Sub Bagian Keuangan 3. Sub Bagian Perencanaan

c. Bidang Pembinaan Kesehatan Keluarga, membawahi : 1. Seksi Gizi Keluarga

2. Seksi Kesehatan Ibu dan Bayi

3. Seksi Kesehatan Anak dan Usia Lanjut

d. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :

1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan

2. Seksi Promosi Kesehatan dan Perijinan Sarana Kesehatan 3. Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

e. Bidang Pemberantasan Penyakit Menular, membawahi : 1. Seksi Pemberantasan Penyakit

2. Seksi Pencegahan Penyakit 3. Seksi Pengamatan Penyakit

f. Bidang Penyehatan Lingkungan, membawahi :

1. Seksi Pengawasan Kualitas Air dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 2. Seksi Penyehatan TTU/Industri dan TPM

3. Seksi Peningkatan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan

(4)

g. Bidang Regulasi Kebijakan Kesehatan 1. Seksi Legislasi Kebijakan Kesehatan

2. Seksi Akreditasi dan Pendayagunaan Sarana Pelayanan Kesehatan 3. Seksi Akreditasi dan Sumber Daya Kesehatan

h. UPTD

1. Puskesmas

2. UPTD Farmasi Alat Kesehatan Makanan dan Minuman (FAMM) 3. UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda)

4. UPTD Akper Pemda i. Kelompok Jabatan Fungsional

1.4 Isu Stratejik yang berpengaruh terhadap kinerja

Sejalan dengan paradigma pembangunan manusia, maka kebijakan pembangunan di Kabupaten Garut, harus perlu dirancang dalam perspektif Kepemerintahan yang Baik (Good Governance), dimana setiap kebijakan diharapkan dapat memberikan nilai tambah terhadap upaya mengatasi masalah-masalah di atas.

Sehubungan dengan itu, Isu Stratejik pada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Masih tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi

2. Intensitas beberapa penyakit menular dan tidak menular serta malnutrisi makin meningkat dan terjadi penyebaran beberapa penyakit menular (multiple burden of desease) diluar sasaran MDGs 2015, ada ancaman meningkatnya atau munculnya penyakit lain (New emerging dan re-emerging) serta kejadian luar biasa.

3. Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat dimasyarakat

4. Aksesibilitas masyrakat terhadap pelayanan kesehatan masih rendah, terutama untuk masyarakat miskin serta masyarakat di daerah terpencil dan kondisi geografis yang sulit dijangkau.

5. Pencemaran lingkungan dan kualitas kesehatan lingkungan diantaranya sanitasi dasar yang buruk.

6. Optimalisasi management, infra struktur Dinas Kesehatan kabupaten dan regulasi sistem pelayanan kesehatan di tingkat Kabupaten yang ditunjang sistem informasi kesehatan yang evidence base, lengkap dan terintegrasi antara provinsi dan daerah.

7. Penyediaan pembiayaan kesehatan oleh negara dan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat penyerapan nya belum maksimal.

1.5 Sistematika Penulisan

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Garut selama tahun 2014. Capaian kinerja 2014

(5)

tersebut dengan cara membandingkan antara rencana kinerja 2014 dengan realisasi sebagai tolak ukur keberhasilan.

Dalam capaian kinerja, dilakukan avaluasi dan analisis kinerja sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi sejumlah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistimatika penyajian laporan akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Garut tahun 2014, mengikuti alur pikir sebagaimana gambar 1.1.

Gambar 1.1. Alur Pikir Penyusunan LAKIP

Adapun sistimatika penyusunan LAKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun 2014 adalah : BAB I PENDAHULUAN

Berisikan uraian tentang Gambaran Umum dan Stuktur Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Landasan Hukum, dan Sistimatika Penyajian.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Berisikan gambaran singkat mengenai : visi, misi, tujuan,sasaran dan strateginya (kebijakan dan program). Rencana Kinerja tahun 2014 menguraikan kegiatan- kegiatan dalam rangka mencapai sasaran Stratejik sesuai dengan program dan indikator keberhasilan pencapaiannya.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Bab ini menyajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan/kegagalan, hambatan/kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang diambil. Selain itu juga menyajikan akuntabilitas keuangan yang menyajikan alokasi dan realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Garut termasuk analisis efisiensi dan efektivitas.

BAB IV PENUTUP

Indikator Kinerja Kegiatan (Masukan, Kelauran, Hasil,Manfaat dan Dampak) Tujuan Statejik

Pernyataan Visi Dan misi

Sasaran Stratejik

Kebijakan

Indikator Kinerja Sasaran

Program

Kegiatan

(6)

Berisi tinjauan secara umum tentang keberhasilan / kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dan strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan di tahun yang akan datang.

1.6 Kedudukan dan Tupoksi

Berdasarkan Keputusan Bupati Garut Nomor 821/Kep. 05 – BKD/2009 tentang kedudukan, tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, adalah :

1. Kedudukan

Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintahan daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab Kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

2. Tugas Pokok

Dinas Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan desentralisasi sesuai dengan bidang dan lingkup tugasnya

3. Fungsi

Tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Garut berdasarkan Peraturan Bupati Garut Nomor 403 tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Garut adalah sebagai berikut:

Dalam melaksanakan tugas, Dinas daerah menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan bidang dan lingkup tugasnya b. pemberian perizinan dan pelaksananaan pelayanan umum

c. pembinaan terhadap UPTD dalam bidang dan lingkup tugasnya

(7)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program

Lakip Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun 2014 mencakup komponen-komponen Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran serta cara mencapainya (kebijakan dan program).

a. Visi dan Misi

Visi merupakan gambaran masa depan yang ideal yang menjadi dasar/ arah/ pondasi dalam proses perencanaan. Karena itu, visi merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai atau direalisasikan.

Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Garut yang telah ditetapkan dalam rencana Stratejik Dinas Kesehatan Kabupaten Garut adalah : “Terwujudnya Pembangunan Kesehatan Menuju Masyarakat yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera”.

Misi adalah penjabaran dari visi, artinya langkah-langkah utama untuk mencapai visi tersebut. Misi menetapkan komponen-komponen dasar bagi strategi organisasi. Misi merupakan hal yang sangat penting untuk mengarahkan operasionalisasi organisasi agar dapat terus eksis dan mengikuti irama perubahan zaman. Dengan adanya misi, pihak-pihak yang berkepentingan dapat memahami peran masing-masing.

Untuk mewujudkan visi pembangunan kesehatan , maka telah ditetapkan 4 misi sebagai berikut :

1) Meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.

2) Memberdayakan masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat.

3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berjenjang, prima dan profesional 4) Menyelenggarakan manajemen kesehatan dengan sumber daya yang berkualitas Agar misi yang diemban dapat dilaksanakan dengan baik, maka pembangunan kesehatan harus selalu dipantau dan dievaluasi, supaya diketahui dengan pasti gambaran keadaan kesehatan yang telah dicapai berikut upaya-upaya yang masih diperlukan.

b. Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program

TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM

Mengembangkan komitmen yang sama dari seluruh pelaku

Tidak Timbulnya Dampak negatif pembangunan terhadap kesehatan masayarakat beserta lingkunganya

Peningkatan Peyanan Kesehatan

Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

Meningkatnya Tertanggulanginya Pencegahan dan Pencegahan dan Penanggulangan

(8)

Kepedulian

Masyarakat Terhadap Pemeliharaan

Kesehatan dan Lingkungannya

Masalah - Masyarakat dan Masalah

Kesehatan Lingkungan

penanggulangan Penyakit Menular

Penyakit Menular

Pengembangan

Lingkungan sehat

Pengembangan Lingkungan Sehat

Perbaikan Gizi

Masyarakat Perbaikan Gizi Masyarakat Meningkatnya PHBS

di Masyarakat

Diterapkannya Norma- Norma PHBS Oleh Masyarakat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Meningkatkan

jangkauan dan

pemerataan serta daya guna dan hasil guna kesehatan bagi masyarakat

Terpenuhinya Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata

Pengadaan, pengawasan obat dan perbekalan kesehatan

Obat dan pernbekalan kesehatan

Peningkatan Upaya

Kesehatan masyarakat Upaya kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan

penduduk miskin

Peningkatan Pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak

Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

Meningkatkan Kualitas manajemen dan sumber daya kesehatan

Meningkatnya Daya Guna dan hasil guna pembangunan kesehatan

Standarisasi Pelayanan kesehatan

Standarisasi Pelayanan kesehatan

Pelayanan Administrasi Pelayanan Administrasi

Perkantoran Perkantoran

Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan

Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

Peningkatan Disiplin Aparatur

Peningkatan Kapsitas

Sumberdaya dan Aparatur

2.2 Penetapan Kinerja Tahun 2014 Terlampir

(9)

`BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014

3.1 Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja Tahun 2014

Tabel 3.1Capaian Standar Pelayanan Minimal Dinas Kesehatan Kabupaten Garut

NO. A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 2014

target realisasi

1 Target/Sasaran Cakupan kunjungan Ibu Hamil K- 4 : 95 68.55 2 Target/Sasaran Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani : 80 41.68 3 Target/Sasaran Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan : 90 61.30

4 Target/Sasaran Cakupan Pelayanan Nifas : 90 65.96

5 Target/Sasaran Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani : 80 21

6 Target/Sasaran Cakupan Kunjungan Bayi : 90 91

7 Target/Sasaran Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization

(UCI) : 100 79.19

8 Target/Sasaran Cakupan pelayanan anak balita : 90 88.9 9 Target/Sasaran Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak

usia 6 - 24 bulan keluarga miskin : 100 54.61

10 Target/Sasaran Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan : 100 100 11 Target/Sasaran Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat : 100 78.6

12 Target/Sasaran Cakupan peserta KB aktif : 70 100.1

13 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit

-

Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <

15 tahun

100 35.3

- Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita

Penyakit - Penemuan Penderita Pneumonia Balita : 100 43.8 - Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita

Penyakit - Penemuan pasien baru TB BTA Positif : 100 62.77 - Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita

Penyakit - Penderita DBD yang ditangani : 100 100

- Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita

Penyakit - Penemuan penderita diare : 100 96.1

14 Target/Sasaran Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat

miskin : 100 100

(10)

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

1 Target/Sasaran Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat

miskin : 100 100

2 Target/Sasaran Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus

diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/ Kota : 100 28

C. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB

1 Target/Sasaran Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan

penyelidikan epidemiologi < 24 jam : 100 100

D. PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1 Target/Sasaran Cakupan Desa Siaga Aktif : 80 69.6

E. PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT

1 Target/Sasaran Cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan (R) : 70 408.607 2 Target/Sasaran Cakupan masyarakat yang menggunakan air bersih (A) : 70 128.116 3 Target/Sasaran Cakupan rmenggunakan jamban keluarga/kakus (K) : 60 355.659 4 Target/Sasaran Cakupan membuang sampah pada tempatnya (S) : 70 345.158 5 Target/Sasaran Cakupan penggunaan pembuangan air limbah pribadi yang

memenuhi syarat kesehatan (A) : 51 158.400

6 Target/Sasaran Cakupan institusi yang dibina kesehatan lingkungannya : 80 51 7 Target/Sasaran Cakupan tempat umum yang memenuhi syarat : 80 43 8 Target/Sasaran Cakupan tempat pengelolaan makanan : 80

3.3 Informasi Keuangan

Untuk melengkapi perencanaan yang disusun dengan berbasis kinerja, maka penganggaran yang digunakan harus dilakukan dengan berbasis kinerja. Hal ini berarti bahwa berbagai pengeluaran yang dilakukan harus berkorelasi dengan tingkat capaian atas suatu kinerja. Untuk memperkuat komitmen tersebut, perlu berpedoman pada PP 108 tahun 2000 tentang Tata cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah dimana salah satu poinnya adalah menuntut pertanggungjawaban kinerja atas anggaran yang digunakan.

Selanjutnya dipertegas pula dengan PP No. 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Berdasarkan hal tersebut, maka Dinas Kesehatan sebagai salah satu instansi di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut berkewajiban melaporkan akuntabilitas keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam pengelolaan keuangannya berupa laporan anggaran dan realisasi penggunaan keuangan. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada lampiran Pencapaian Pengukuran Kinerja (PKK)

(11)

BAB IV PENUTUP

LAKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Garut tahun 2014 disusun dengan harapan dapat digunakan sebagai media akuntabilitas atau sebagai alat pertanggungjawaban dalam upaya meningkatkan kinerja pada organisasi Dinas Kesehatan

4.1 Tinjauan Umum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, disusun sebagai salah satu sarana untuk melakukan observasi dan sarana untuk melakukan intropeksi dan refleksi terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab kepada public. Dengan pelaporan ini diharapkan akan menjadi bahan untuk secara terus menerus melakukan perbaikan serta penyempurnaan proses manajemen khususnya di Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dan semua Perangkat Daerah pada umumnya.

4.2 Tinjauan Khusus

Secara khusus Laporan Kerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Garut ini didalamnya menyajikan secara lengkap mengenai Visi, Misi, Strategis, Tujuan dan Sasaran, Strategi untuk pencapaian tujuan dan sasaran yang meliputi strategi kebijakan, strategi program dan strategi kegiatan, yang mengakomodir setiap perkembangan yang sedang dan mungkin akan terjadi pemecahan masalah diharapkan akan memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh sebagai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.

(12)

No. TARGET (%) 1. Pengadaan, Peningkatan, Perbaikan Sarana 1. Pengadaan, Peningkatan dan

dan prasarana puskesmas/puskesmas Perbaikan Sarana dan Prasarana 100

Pembantu dan Jaringannya Puskesmas, Puskesmas Pembantu

dan Jaringannya (DAK)

2. Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya (Pendamping)

2. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit 1. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Menular a. Pelayanan Immunisasi

- Cakupan desa atau kelurahan UCI 100

b. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 90

- Cakupan cakupan balita dengan pneumonia

yang ditangani 100

- Cakupan kesembuhan penderita TBC BTA(+) 85

- Cakupan klien yang mendapatkan penanganan 100

HIV - AIDS

- Cakupan infeksi menular seksual yg diobati 100

penanganan HIV - AIDS

- Acute Flacid Paralysis (AFP) rate/100.000 penduduk < 15 th

- Cakupan penderita DBD yang ditangani - Cakupan balita dengan diare yang ditangani - Cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit

c. Penyelenggaraan Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB

- Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yg ditangani < 24 jam

d. Penyelengaraan Pembiayaan untuk Gakin dan Masyarakat Rentan Kesehatan

- Cakupan darah donor diskrining thd HIV-AIDS - Cakupan penderita malaria yang diobati - Cakupan penderita kusta yang selesai berobat - Cakupan kasus filariasis yang ditangani

3 Pengembangan Lingkungan Sehat 2. Pengembangan Lingkungan sehat

a. RAKSA

- Cakupan Rumah yang memenuhi syarat

kesehatan (R) 75

- Cakupan masyarakat yang menggunakan

air bersih (A) 75

- Cakupan menggunakan jamban keluarga/

kakus (K) 65

- Cakupan membuang sampah pada

tempatnya (S) 75

- Cakupan penggunaan pembuangan air limbah

pribadi yang memenuhi syarat kes. (A) 56

b. Pelayanan Hygiene Sanitasi di Tempat Umum

- Cakupan Tempat Umum yang memenuhi syarat 85

- Cakupan Tempat Pengelolaan Makanan 85

4 Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Perbaikan Gizi Masyarakat

a. Pemantauan Pertumbuhan Balita

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

(13)

- Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100

c. Penyelenggaraan Peyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB

- Cakupan Kecamatan Bebas rawan Gizi 100

d. Penyelenggaraan Pembiayaan untuk Gakin dan Masyarakat Rentan kesehatan

- Cakupan Wanita Usia Subur yang mendapat

kapsul Iodium 0

5 Promosi Kesehatan dan pemberdayaan 1. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Masyarakat a. Penyuluhan Perilaku Sehat

- Cakupan rumah tangga sehat 60

- Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif 85

- Cakupan desa dengan garam beryodium baik 100

- Cakupan Posyandu Purnama 7

- Cakupan Desa Siaga Aktif 100

b. Penyuluhan P3 NAPZA

- Cakupan Upaya Penyuluhan P3 NAPZA oleh

Petugas Penyuluhan 100

6 Obat dan Perbekalan Kesehatan 1. Obat dan Perbekalan Kesehatan

a. Pelayanan Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

- Cakupan ketersediaan obat sesuai Kebutuhan 100

- Cakupan pengadaan obat essensial 90

- Cakupan pengadaan obat generik 95

7 Upaya Kesehatan Masyarakat 3. Upaya Kesehatan Masyarakat 100

a. Pelayanan Kesehatan Anak Balita dan Anak Prasekolah

- Cakupan Tumbuh kembang anak Balita dan anak pra sekolah

- Cakupan pemeriksaan siswa SD - Cakupan pelayanan kesehatan remaja - Cakupan Penjaringan Kesehatan SD dan

Setingkat

b. Pelayanan Pengobatan/Perawatan - Cakupan rawat jalan

- Cakupan rawat inap

- Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

- Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

- Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS)

c. Pelayanan Kesehatan Jiwa

- Cakupan pelayanan gangguan jiwa 8 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin - Cakupan pelayanan kesehatan kerja pada

pekerja formal

9 Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan

10 Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan 4. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, dan

Anak Bayi

a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

- Cakupan kunjungan bumil K4 90

- Cakupan pertolongan persalinan oleh

(14)

- Cakupan kunjungan bayi 100

b. Pelayanan Keluarga Berencana - Cakupan peserta KB aktif

11 Standarisasi Pelayanan Kesehatan 1. Standar Pelayanan Kesehatan 100

2. Pengadaan, Peningkatan, Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

12 Pelayanan Administrasi Perkantroan 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 100

13 Program Peningkatan Disiplin Aparatur

100 14 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 4. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 100 15 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 5. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 100

Anggaran

1 Pembangunan Puskesmas Pembantu Rp 318.750.000 2 Pemeliharaan rutin/ berkala sarana dan prasarana posyandu Rp 25.000.000 3 Rehabilitasi Puskesmas Pembantu dan poskesdes Rp 722.970.000 4 Pembangunan/ Pengadaan IPAL Puskesmas (DAK) Rp 181.818.180 5 Pembangunan/ Pengadaan IPAL Puskesmas (Pendamping) Rp 18.181.820 6 Pembangunan /Renovasi Polindes/Poskesdes (DAK) Rp 596.454.600 7 Pembangunan /Renovasi Polindes/Poskesdes (Pendamping DAK) Rp 59.645.400 8 Pengadaan Tanah untuk Bangunan Puskesmas dan Jaringannya Rp 612.517.609 9 Pengadaan Tanah untuk Bangunan Puskesmas dan Jaringannya Rp 159.054.400

(Pendamping DAK)

10 Pembangunan/Rehabilitasi/Relokasi Rumah Dinas Rp 636.218.240 Medis dan Paramedis (DAK)

11 Pembangunan/Rehabilitasi/Relokasi Rumah Dinas Rp 63.621.760 Medis dan Paramedis (Pendamping DAK)

12 Rehabilitasi Puskesmas Rp 4.858.972.000 13 Pengadaan sarana dan prasarana poskesdes (DAK) Rp 82.753.371 14 Pengadaan sarana dan prasarana poskesdes (Pendamping DAK) Rp 8.275.360 15 Sarana dan Prasarana Kesehatan Rp 318.999.150

(Manajemen Proyek DAK)

16 Pengadaan Alat Kesehatan Medis dan Non Medis Rp 1.242.064.100 Puskesmas dan Jaringannya

17 Pembangunan /Rehabilitasi puskesmas Poned (DAK) Rp 1.590.545.600 18 Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu Rp 200.100.000 19 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Rp 1.785.385.640

Penyediaan Fasilitas Perawatan bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok (DBHCHT)

20 Rehabilitasi dan Pemagaran Gedung Puskesmas Padaawas Rp 300.000.000 Pasirwangi Kab. Garut (Banprop)

21 Pengadaan ALKES (Banprop) Rp 2.000.000.000 22 Peningkatan Komunikasi, Informasi dan edukasi (KIE) Rp 150.000.000

pencegahan dan pemberantasan penyakit

23 Penanggulangan dan Pencegahan HIV/ AIDS Rp 255.000.000 Epidemik

24 Penyemprotan /fogging sarang nyamuk Rp 300.000.000 25 Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah Rp 375.000.000 26 pencegahan penularan penyakit Rp 580.000.000

endemik/epidemik

27 Peningkatan Surveilance Epidemiologi Rp 200.000.000 dan penanggulangan Wabah

28 Pengkajian pengembangan lingkungan sehat Rp 1.270.625.000 Kegiatan

(15)

37 Pemberian Makanan Tambahan dan Rp 180.775.000 Vitamin

38 Penanggulangan Kurang Energi Protein Rp 536.311.250 (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan

Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya

39 Penanggulangan Masalah Gizi Buruk/ Rp 86.700.000 Gizi Kurang melalui Pendekatan Positive

Deviance

40 pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Ibu Hamil Rp 208.800.000 Dalam Penurunan AKI dan AKB

41 Pengembangan Media Promosi dan informasi Sadar Rp 346.800.000 Hidup Sehat

42 Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat Rp 437.020.000 43 meningkatkan Peran serta Masyarakat Dalam Peningkatan UKBM Rp 130.500.000 44 Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Rp 7.486.061.818

(DAK)

45 Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Rp 390.277.193 Perbekalan Kesehatan

46 Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Rp 840.035.681 (Pendamping DAK)

47 Pengadaan Sarana dan Prasarana Gudang Obat dan Rp 181.818.181 Perbekalan Kesehatan (DAK)

48 Pengadaan Sarana dan Prasarana Gudang Obat dan Rp 18.181.818 Perbekalan Kesehatan (Pendamping DAK)

49 Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi Rp 150.000.000 Pengungsi Korban Bencana

50 Penyediaan Biaya Operasional dan Rp 3.814.600.000 Pemeliharaan Puskesmas

51 Peningkatan Perawatan Kesehatan Rp 130.050.000 Masyarakat (Perkesmas)

52 Pembinaan dan Pengawasan Jamkesda/ Rp 86.700.000 Jamkesmas

53 Peningkatan dan Pemanfaatan Sarana Rp 130.050.000 Kesehatan

54 Pelayanan Kesehatan Haji dan Umroh Rp 100.000.000 55 Peningkatan Kualitas dan Kompetensi Tenaga Kesehatan Rp 250.000.000 56 Peningkatan Upaya Kesehatan Khusus dan Pengembangan Rp 200.000.000 57 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di Puskesmas Rp 330.950.000

dan Jaringannya

58 Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan Rp 166.315.000 59 Pelayanan Kefarmasian dan perbekalan kesehatan Rp 86.700.000 60 Peningkatan Kesehatan Masyarakat Rp 560.626.000 61 Penunjang Operasi Katarak Bagi Maskin Rp 65.000.000

yang tidak mendapat bantuan kesehatan (Banprop)

62 Pelayanan Operasi Katarak Rp 173.400.000

63 Penaggulangan ISPA Rp 50.000.000

64 Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (JAMKESDA) (Banprop) Rp 3.393.657.100 65 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Rp 3.466.962.000

(Lanjutan JAMPERSAL dan JAMKESMAS)

66 Jaminan Kesehatan Nasional Kapitasi 2014 Rp 69.224.337.751 67 Jaminan Kesehatan Bagi Maskin diluar Quota Rp 3.500.000.000

JAMKESMAS (Banprop)

68 Jaminan Kesehatan Nasional Non Kapitasi 2014 Rp 2.000.000.000 69 Pengawasan Keamanan dan Kesehatan Rp 100.000.000

Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda)

70 Peningkatan Kemampuan Petugas Rp 372.100.000 Pelayanan Kesehatan Ibu

71 Peningkatan Pelayanan Pertolongan Rp 260.100.000 Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

72 Peningkatan Kapasitas Kader dan Penurunan AKB Rp 520.200.000 73 Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan

(16)

79 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Rp 106.680.000 Air dan Listrik

80 Penyediaan Jasa Pemeliharaan & Perijinan Rp 13.280.000 Kendaraan Dinas/Operasional

81 penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Rp 65.989.000 82 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Rp 25.545.000 83 Penyediaan Alat Tulis Kantor Rp 259.941.550 84 Penyediaan Barang Cetakan dan Rp 337.623.000

Penggandaan

85 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Rp 10.529.500 Penerangan Bangunan Kantor

86 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Rp 104.658.460 Kantor

87 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Rp 31.836.000 Perundang Undangan

88 Penyediaan Makanan dan Minuman Rp 80.197.000 89 Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultansi Rp 345.989.000

ke Luar Daerah

90 Penyediaan Jasa Pendukung Tenaga Rp 951.600.000 Administrasi/Teknis

91 Penyediaan Jasa Pendidikan Kesehatan Rp 1.156.000.000 (AKPER PEMDA)

92 Rapat-Rapat Koordinasi dan Pembinaan ke Rp 32.355.000 Dalam Daerah

93 Penyediaan Jasa Keamanan Rp 39.000.000 94 Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran Rp 55.500.000 95 Pengadaan Pakaian Khusus Hari-hari tertentu Rp 49.800.000 96 Pengadaan Kendaran Dinas/Operasional Rp 595.500.000 97 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Rp 90.813.050

Kantor

98 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Rp 177.939.000 Dinas/Operasional

99 Pemeliharaan Rutin/ Berkala Peralatan Gedung kantor Rp 16.941.000 100Pendididikan dan Pelatihan Formal Rp 312.000.000 101Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Rp 65.760.000 102Pelatihan dan Bimbingan Teknis SIPKD bagi Operator Rp 4.000.000 103Fasilitasi Peningkatan Kinerja Dokter/Dokter gigi Rp 1.485.600.000

dan Bidan PNS yang bertugas di Puskesmas/

Desa terpencil/sulit dijangkau/sulit pemenuhan Tenaga kesehatan (Banprop)

128.237.510.384 Rp

Garut, Januari 2015

Bupati Garut Kepala Dinas Kesehatan Kab. Garut

H. Rudy Gunawan, SH, MH, MP dr. H. Tenni Sewara Rifai, M.Kes

19610117 198902 1 004

Gambar

Gambar 1.1. Alur Pikir Penyusunan LAKIP
Tabel 3.1Capaian  Standar Pelayanan Minimal  Dinas Kesehatan Kabupaten Garut

Referensi

Dokumen terkait

BUTIR 23 2 LAPORAN KEGIATAN YANG MERUPAKAN  IMPLEMENTASI VISI MISI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 4 ACEH TIMUR KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2019 DISUSUN OLEH: 

Gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 tahun

Menurut narasumber yang tidak sependapat dengan penyelenggaraan UN, Ujian Nasional yang dilakukan oleh Pemerintah bahkan dinilai telah melanggar Undang Undang dengan melanggar

Visi perusahaan adalah Citra nilai yang menggambarkan wawasan luas ke masa depan dari manajemen dan merupakan kondisi ideal yang hendak dicapai oleh

Dengan judul Thread yang di modifikasi berikut kontennya, calon pembeli akan lebih membeli di tempat Anda karena mendapatkan NILAI TAMBAH dari pada membeli di tempat lain...

Alat yang dirancang dalam penelitian merupakan suatu susunan rangkaian yang berfungsi sebagai pengkondisi sinyal keluaran dari detektor Geiger Muller, yang terdiri dari rangkaian

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di PAUD IT Mutiara Umat Bojong memang lebih menekankan pada imtaq anak, disamping dengan kegiatan lain yang berkaitan dengan

Berdasarkan hasil analisis penelitian untuk uji T, bahwa variabel VACA terhadap ROA menunjukkan bahwa VACA tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROA).. Hasil analisis