• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Sebaran Pohon Contoh

Pohon contoh sebanyak 120 pohon dipilih secara purposive, yaitu pohon yang tumbuh normal dan sehat, sehingga dapat memenuhi keterwakilan keadaan pohon secara umum dalam populasi serta memenuhi keterwakilan kelas ukuran dimensi pohon. Pengukuran pohon contoh dilakukan pada 120 pohon yang dikelompokkan menjadi 14 kelas diameter setinggi dada. Pembagian kelas diameter setinggi dada dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Kelas diameter setinggi dada pohon contoh agathis.

No Kelas Dbh (cm) Jumlah

1 20-24.9 2

2 25-29.9 2

3 30-34.9 2

4 35-39.9 13

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

40-44.9 45-49.9 50-54.9 55-59.9 60-64.9 65-69.9 70-74.9 75-79.9 80-84.9 85-89.9

10 11 15 15 15 15 10 4 2 3

Data yang diukur meliputi diameter pangkal (Dp), diameter setinggi dada (Dbh), diameter bebas cabang (Dbc), diameter per seksi, diameter tajuk (Dt), panjang

(2)

seksi batang, tinggi total (T total), tinggi bebas cabang (Tbc), tinggi tajuk (T tajuk) dari setiap pohon contoh. Data yang diambil tersebut merupakan informasi awal dalam mengenali karakteristik biometrik agathis yang selanjutnya dilakukan perhitungan matematis sehingga didapat karakteristik yang lebih detail.

Tabel 2 Deskripsi statistik dimensi pohon contoh.

Dimensi Nilai minimum Nilai maksimum Rata-rata Diameter setinggi dada (cm)

Diameter pangkal (cm) Diameter bebas cabang (cm) Diameter tajuk (m)

Tinggi total (m)

Tinggi bebas cabang (m) Tinggi tajuk (m)

20.5 21 10.3 1.96 16.1 10.8 2.4

89.2 107.7

61.6 9.70 45.8 27.3 24.9

56.162 63.979 32.128 5.05 34.835 20.288 14.548

Deskripsi statistik dimensi pada Tabel 2 merupakan rekapitulasi data hasil pengukuran dimensi pohon pada berbagai kelas diameter yang diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan. Dari Tabel 2 diketahui bahwa tinggi total maksimum pohon Agathis loranthifolia di HPGW adalah 45.8m, di mana hal ini tidak melewati batasan karakteristik biometrik Agathis loranthifolia yaitu bahwa tinggi total Agathis loranthifolia maksimum mencapai 55m (Martawijaya et al. 1981).

5.2. Rasio Antar Dimensi Pohon

Rasio antar dimensi pohon yang diukur meliputi diameter pangkal (Dp)/diameter setinggi dada (Dbh), diameter bebas cabang (Dbc)/ diameter setinggi dada (Dbh), diameter bebas cabang (Dbc)/ diameter pangkal (Dp), diameter pangkal (Dp)/ diameter tajuk (Dt), diameter setinggi dada (Dbh)/diameter tajuk (Dt), tinggi tajuk (T tajuk)/ tinggi total (T total) dan tinggi bebas cabang (Tbc)/ tinggi total (T total). Rasio antar dimensi pohon dimaksudkan untuk mendapatkan besarnya nilai salah satu dimensi jika dimensi yang lainnya diketahui.

(3)

Tabel 3 Deskripsi statistik rasio antar dimensi pohon agathis.

Rasio antar dimensi Minimal Maksimal Rata-rata Dp/dbh

Dbc/dbh Dbc/dp Dp/dtajuk Dbh/dtajuk Ttajuk/ttot Tbc/ttot

0.917 0.274 0.246 0.055 0.044 0.119 0.332

1.469 0.806 0.754 0.337 0.301 0.668 0.881

1.143 0.566 0.497 0.135 0.118 0.411 0.589

5.3. Korelasi antar dimensi pohon

Kekuatan hubungan linear antar dimensi pohon dapat diukur dari besarnya nilai koefisien korelasi (r). Nilai koefisien korelasi ini menyatakan apakah antara dua peubah saling berubah bersamaan dan tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah tersebut.

Sel pada baris pertama dalam Tabel 4 menunjukkan besarnya persen korelasi antar dimensi. Sedangkan baris kedua menunjukkan besarnya nilai-p, dimana antar kedua dimensi akan memiliki korelasi yang sangat nyata bila nilai-p < 0.01, nyata pada nilai-p antara 0.01 – 0.05 dan korelasi tidak nyata pada saat nilai-p ≥ 0.05.

Diameter pangkal memiliki hubungan paling erat dengan diameter setinggi dada yang berkorelasi sangat nyata. Begitu pula sebaliknya, diameter setinggi dada memiliki hubungan paling erat dengan diameter pangkal. Keseluruhan dari koefisien korelasinya bernilai positif, berarti bahwa setiap peningkatan diameter pangkal akan diikuti oleh peningkatan dimensi yang lainnya.

Diameter bebas cabang berkorelasi tidak nyata dengan tinggi bebas cabang.

Hal ini dapat dilihat dari nilai-p nya yang melebihi tingkat nyata 0.05. Nilai koefisien korelasinya bernilai negatif, yang berarti setiap peningkatan diameter bebas cabang diikuti dengan penurunan tinggi bebas cabang. Begitu pula dengan diameter tajuk dan tinggi tajuk.

(4)

Tinggi total memiliki korelasi sangat nyata terbesar dengan tinggi tajuk, sementara tinggi bebas cabang memiliki korelasi sangat nyata terbesar dengan tinggi total.

Matrik hasil korelasi antar dimensi pohon agathis dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Korelasi antar dimensi pohon Agathis.

Dimensi Dp Dbh Dbc Dtajuk Ttot Tbc Ttajuk

Dp 0.962(a)

0.000(b)

0.791(a) 0.000(b)

0.355(a) 0.000(b)

0.590(a) 0.000(b)

0.235(a) 0.010(b)

0.492(a) 0.000(b) Dbh 0.962(a)

0.000(b)

0.821(a)

0.000(b)

0.333(a) 0.000(b)

0.611(a) 0.000(b)

0.226(a) 0.013(b)

0.523(a) 0.000(b) Dbc 0.791(a)

0.000(b)

0.821(a) 0.000(b)

0.238(a)

0.001(b)

0.566(a) 0.000(b)

-0.049(a) 0.593(b)

0.685(a) 0.000(b) Dtajuk 0.355(a)

0.000(b)

0.333(a) 0.000(b)

0.238(a) 0.001(b)

0.067(a)

0.674(b)

0.129(a) 0.362(b)

-0.024(a) 0.821(b) Ttot 0.590(a)

0.000(b)

0.611(a) 0.000(b)

0.566(a) 0.000(b)

0.067(a) 0.674(b)

0.512(a)

0.000(b)

0.746(a) 0.000(b) Tbc 0.235(a)

0.010(b)

0.226(a) 0.013(b)

-0.049(a) 0.593(b)

0.129(a) 0.362(b)

0.512(a) 0.000(b)

-0.191(a)

0.037(b) Ttajuk 0.492(a)

0.000(b)

0.523(a) 0.000(b)

0.685(a) 0.000(b)

-0.024(a) 0.821(b)

0.746(a) 0.000(b)

-0.191(a) 0.037(b)

Ket: (a) Nilai Korelasi Pearson (b) Nilai-p

Secara keseluruhan hubungan tererat adalah hubungan antara diameter pangkal dengan diameter setinggi dada, dilihat dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,962. Sebagian besar dari koefisien korelasi bernilai positif, menyatakan setiap peningkatan satu dimensi akan diikuti dengan peningkatan dimensi lainnya yang berhubungan.

(5)

5.4. Persamaan Regresi Antar Dimensi

Penyusunan persamaan regresi bertujuan untuk mengetahui apakah dimensi yang satu dapat menjelaskan dimensi lainnya. Dari hasil pengukuran dimensi pohon dianalisis secara statistik untuk mendapatkan persamaan regresi hubungan antar variabel tersebut. Persamaan regresi yang terbentuk dengan menggunakan peubah bebas diameter pangkal dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Persamaan regresi untuk hubungan diameter pangkal dengan dimensi pohon agathis lainnya.

No Persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p

1 2 3 4 5 6

Dbh = 0.69 + 0.867 D pangkal D tajuk = 256 + 4.03 D pangkal Tbc = 16.7 + 0.0564 D pangkal Dbc = - 4.66 + 0.575 D pangkal Ttot = 21.5 + 0.209 D pangkal T tajuk = 4.80 + 0.152 D pangkal

92.6 13.4 5.5 62.6 34.8 24.2

92.5 12.6 4.7 62.3 34.3 23.6

0.000 0.000 0.010 0.000 0.000 0.000

Dari hasil analisis regresi pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa model terbaik yang dapat dijelaskan oleh diameter pangkal adalah model ke-1. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi terkoreksi (R-sq(adj)) yang lebih besar dibandingkan dengan nilai koefisien determinasi model lainnya yaitu 92.5%. Nilai koefisien determinasi sebesar 92,6% berarti sebesar 92,6% keragaman dari diameter setinggi dada dapat dijelaskan oleh model regresi sederhana atau keragaman diameter pangkal dapat menjelaskan 92,6% keragaman diameter setinggi dada, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel atau faktor lainnya.

Berdasarkan model persamaan dengan peubah respon diameter setinggi dada menunjukkan bahwa perubahan satu satuan diameter pangkal akan meningkatkan perubahan diameter setinggi dada sebesar 0,867 satuan. Berdasarkan nilai p yang diperoleh dapat dilihat bahwa dalam persamaan tersebut besarnya nilai-p 0,000 jauh lebih kecil dibanding tingkat nyata 0,01. Ini berarti bahwa model yang dibuat

(6)

memiliki ketepatan yang tinggi dan menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 99%, diameter pangkal berpengaruh sangat nyata dalam pendugaan nilai diameter setinggi dada, tinggi total, diameter tajuk, diameter bebas cabang, tinggi tajuk pada persamaan yang diuji, sedangkan untuk pendugaan nilai tinggi bebas cabang, diameter pangkal berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini dikarenakan nilai-p nya 0.010. Ini membuktikan bahwa hipotesis adanya hubungan linier antara diameter pangkal dengan dimensi-dimensi diatas dapat diterima.

Persamaan regresi yang menyajikan pendugaan dimensi agathis dengan peubah peramal diameter setinggi dada dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Persamaan regresi untuk hubungan diameter setinggi dada dengan dimensi pohon agathis lainnya.

No Persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p

1 2 3 4 5 6

D pangkal = 4.01 + 1.07 Dbh D tajuk = 276 + 4.23 Dbh tbc = 16.9 + 0.0602 Dbh Dbc = - 5.04 + 0.662 Dbh Ttot = 21.4 + 0.240 Dbh T tajuk = 4.45 + 0.180 Dbh

92.6 12.0 5.1 67.4 37.4 27.4

92.5 11.2 4.3 67.1 36.8 26.8

0.000 0.000 0.013 0.000 0.000 0.000

Hasil analisis persamaan regresi dengan menggunakan peubah peramal diameter setinggi dada didapatkan bahwa peubah respon terbaik yang dapat dijelaskan oleh diameter setinggi dada adalah diameter pangkal. Ditunjukkan dengan besarnya nilai koefisien determinasi terkoreksi sebesar 92,5%. Besarnya koefisien determinasi sebesar 92,6% menyatakan bahwa sebanyak 92,6% dari keragaman nilai diameter pangkal dapat dijelaskan oleh diameter setinggi dada, selebihnya dijelaskan oleh faktor lainnya.

Nilai-p pada tabel diatas menunjukkan nilai yang sangat kecil yaitu 0,000 menunjukkan bahwa model tersebut memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Nilai-p lebih kecil dari α = 0,01, menunjukkan bahwa diameter setinggi dada berpengaruh

(7)

sangat nyata terhadap perubahan diameter pangkal, tinggi total, diameter bebas cabang, diameter tajuk, panjang tajuk serta tinggi bebas cabang pada tingkat kepercayaan 99%. Tetapi diameter setinggi dada berpengaruh nyata terhadap tinggi bebas cabang pada tingkat kepercayaan 95%, dikarenakan nilai-p nya 0.013.

Persamaan regresi yang terbentuk dengan menggunakan peubah peramal diameter bebas cabang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Persamaan regresi untuk hubungan antara diameter bebas cabang dengan dimensi pohon agathis lainnya.

No Persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p

1 2 3 4 5

D pangkal = 29.0 + 1.09 Dbc Dbh = 23.5 + 1.02 Dbc D tajuk = 369 + 4.49 Dbc Ttot = 26.0 + 0.276 Dbc T tajuk = 5.17 + 0.292 Dbc

62.6 67.4 8.8 32.1

47

62.3 67.1 8 31.5 46.5

0.000 0.000 0.001 0.000 0.000

Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa model persamaan regresi terbaik adalah model persamaan kedua. Dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi terkoreksi sebesar 67.1%, sedangkan besarnya koefisien determinasi sebesar 67.4%

menunjukkan bahwa diameter bebas cabang dapat menjelaskan keragaman diameter setinggi dada sebesar 67.4%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya.

Dari keseluruhan persamaan diatas memiliki nilai-p sebesar 0,000 dan 0.001 lebih kecil dari taraf nyata 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak pada tingkat nyata 99%, berarti dugaan adanya pengaruh peningkatan diameter bebas cabang terhadap diameter setinggi dada, diameter pangkal, diameter tajuk, tinggi total dan tinggi tajuk bisa diterima, dengan pengaruh yang sangat nyata.

Persamaan regresi yang terbentuk dari peubah peramal diameter tajuk dengan peubah respon dimensi pohon damar lainnya disajikan dalam Tabel 8. Keragaman diameter tajuk mampu menjelaskan keragaman diameter pangkal lebih besar dibanding dengan dimensi lainnya. Keragaman diameter tajuk mampu menerangkan

(8)

keragaman diameter pangkal sebesar 13.4% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya. Setiap penambahan satu satuan diameter tajuk akan meningkatkan diameter pangkal sebesar 0.0332 satuan..

Tabel 8 Persamaan regresi untuk hubungan diameter tajuk dengan dimensi pohon agathis lainnya.

No Persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p

1 2 3

D pangkal = 46.9 + 0.0332 D tajuk Dbh = 41.6 + 0.0283 D tajuk Dbc = 22.1 + 0.0195 D tajuk

13.4 12 8.8

12.6 11.2 8

0.000 0.000 0.001

Seluruh model regresi pada Tabel 8 sudah mewakili data yang ada, dilihat dari nilai-p pada model regresi yang tidak melebihi taraf nyata 0,01. Nilai-p lebih kecil dari tingkat nyata 0,01, menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 99%, keragaman diameter tajuk berpengaruh sangat nyata terhadap keragaman diameter pangkal, diameter setinggi dada, dan diameter bebas cabang.

Persamaan regresi yang dibuat dengan menggunakan peubah peramal tinggi total dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Persamaan regresi hubungan tinggi total dengan dimensi pohon agathis lainnya.

no persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p

1 2 3 4 5

D pangkal = 5.87 + 1.67 Ttot Dbh = 1.93 + 1.56 Ttot Tbc = 8.19 + 0.347 Ttot Dbc = - 8.39 + 1.16 Ttot T tajuk = - 8.19 + 0.653 Ttot

34.8 37.4 26.2 32.1 55.6

34.3 36.8 25.6 31.5 55.2

0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

Dari kelima persamaan regresi pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa koefisien determinasi terbesar dimiliki oleh persamaan ke 5. Sebesar 55.6% keragaman dari

(9)

tinggi tajuk dapat diterangkan oleh keragaman tinggi total, sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya.

Nilai-p kurang dari tingkat nyata 0,01, secara statistik berarti bahwa tidak ada parameter model bernilai nol yang menunjukkan bahwa model regresi linear yang dibuat telah mewakili data yang ada. Tinggi total mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap diameter setinggi dada, diameter pangkal, diameter bebas cabang, tinggi tajuk, dan tinggi bebas cabang.

Persamaan regresi yang menerangkan tentang pengaruh tinggi bebas cabang terhadap dimensi pohon damar lainnya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Persamaan regresi hubungan tinggi bebas cabang dengan dimensi pohon.

No Persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p

1 2 3 4

D pangkal = 44.1 + 0.978 tbc Dbh = 39.0 + 0.848 tbc Ttot = 19.5 + 0.754 tbc T tajuk = 19.5 - 0.246 tbc

5.5 5.1 26.2

3.6

4.7 4.3 25.6

2.8

0.010 0.013 0.000 0.037

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa tinggi bebas cabang mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi total pada tingkat kepercayaan 99%, sedangkan dengan ketiga dimensi lainnya mempunyai pengaruh yang nyata. Besarnya nilai-p pada persamaan ketiga tidak melebihi tingkat nyata 0.01. Sebesar 26.2%

keragaman dari tinggi bebas cabang dapat diterangkan oleh keragaman tinggi total, sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya. Setiap penambahan satu satuan tinggi bebas cabang akan diikuti dengan penambahan tinggi total sebesar 0,754 satuan.

Sedangkan untuk ketiga persamaan lainnya tinggi bebas cabang hanya berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%.

Persamaan regresi yang dibuat dengan menggunakan peubah peramal tinggi tajuk dapat dilihat pada Tabel 11. Tinggi tajuk memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap diameter pangkal, diameter setinggi dada, diameter bebas cabang, tinggi total, dan ditunjukkan dengan besarnya nilai-p yang lebih kecil dari tingkat nyata 0,01

(10)

Tabel 11 Persamaan regresi hubungan antara tinggi tajuk dengan dimensi pohon agathis yang lain.

No Persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p

1 2 3 4

D pangkal = 40.9 + 1.59 T tajuk Dbh = 34.0 + 1.52 T tajuk Dbc = 8.73 + 1.61 T tajuk Ttot = 22.4 + 0.852 T tajuk

24.2 27.4 47.0 55.6

23.6 26.8 46.5 55.2

0.000 0.000 0.000 0.000

Uji keterandalan persamaan menunjukkan bahwa persamaan keempat merupakan persamaan terbaik. Nilai koefisien determinasi terkoreksi sebesar 55,2%.

Sedangkan besarnya koefisien determinasi sebesar 55.6% berarti bahwa keragaman tinggi total dapat diterangkan sebesar 55.6% oleh keragaman tinggi tajuk. Dari persamaan keempat dapat dilihat bahwa setiap penambahan tinggi tajuk akan mengakibatkan peningkatan tinggi total sebesar 0.852 satuan.

Dari keseluruhan persamaan regresi yang terbentuk dari beberapa peubah peramal yang dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa peubah peramal yang mampu menjadi peubah kunci guna menerangkan karakteristik biometrik pohon agathis adalah diameter pangkal, diameter setinggi dada, dan tinggi pohon.

5.5. Angka Bentuk Batang Rata-Rata

Angka bentuk batang agathis diperoleh dari rata-rata rasio volume aktual dengan volume silinder pada ketinggian sampai diameter 10 cm. Perhitungan angka bentuk menggunakan 68 pohon contoh dan 30 pohon untuk uji validasi, karena pohon yang memiliki diameter sampai 10 cm hanya 98 pohon. Angka bentuk yang didapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Angka bentuk absolut pada ketinggian sampai diameter 10 cm sebesar 0,365 2. Angka bentuk setinggi dada pada ketinggian sampai diameter 10 cm sebesar 0,465 3. Angka bentuk absolut pada ketinggian sampai tinggi bebas cabang sebesar 0.514 4. Angka bentuk setinggi dada pada ketinggian sampai tinggi bebas cabang sebesar

0,665

(11)

Tabel 12 Deskripsi statistik angka bentuk pohon agathis.

Angka bentuk n Maksimal Minimal Rata-rata

Absolut di D10 Setinggi dada di D10 Absolut di Tbc Setinggi dada di Tbc

68 68 68 68

0.576 0.683 0.764 0.887

0.168 0.228 0.189 0.257

0,365 0,465 0.514 0.665

Angka bentuk merupakan suatu nilai hasil perbandingan antara volume pohon dengan volume silinder yang besarnya kurang dari satu (Husch 1963). Hal ini juga dapat dilihat dari nilai angka bentuk yang ada pada Tabel 12 yang menunjukkan nilai angka bentuk absolut dan nilai angka bentuk setinggi dadanya kurang dari satu.

Untuk mengetahui angka bentuk mana yang tingkat akurasinya lebih baik dalam pendugaan volume, dilakukan uji validasi. Hasil dari uji validasi dapat dilihat pada Tabel 13. Berdasarkan hasil uji Khi-kuadrat, diperoleh bahwa keempat angka bentuk memiliki nilai X2hitung < X2tabel, hal ini berarti bahwa nilai volume dugaan tidak berbeda dengan volume sebenarnya. Dari nilai Bias, SA, SR, dan RMSE yang diperoleh, didapat bahwa angka bentuk setinggi dada pada ketinggian sampai diameter 10 cm memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan angka bentuk lainnya.

Tabel 13 Hasil uji validasi angka bentuk.

no Angka bentuk X2hit X2tab Bias SA SR RMSE 1 Absolut di D10 3.044 117.206 4.283 7.379 12.379 2.767 2 Setinggi dada di D10 1.830 110.510 -0.508 1.830 10.698 2.320 3 Absolut di Tbc 52.652 117.206 47.483 49.182 47.483 8.791 4 Setinggi dada di Tbc 3.133 110.510 9.170 11.283 12.442 2.682

5.6. Kusen Bentuk Batang Rata-Rata

Kusen bentuk batang agathis diperoleh dari perbandingan antara diameter atas dan diameter bawah batang pohon. Dimana kusen bentuk normal merupakan perbandingan antara diameter pada ketinggian setengah dari tinggi pohon dengan

(12)

diameter setinggi dada dan kusen bentuk absolut merupakan perbandingan antara diameter pada ketinggian setengah dari tinggi pohon dengan diameter pada ketinggian 10 % dari tinggi pohon, dihitung dari pangkal pohon (Belyea 1950).

Kusen bentuk yang didapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kusen bentuk normal sebesar 0,630

2. Kusen bentuk absolut sebesar 0,697

Tabel 14 Deskripsi statistik kusen bentuk pohon agathis.

Kusen bentuk n Maksimal Minimal Rata-rata

Normal Absolut

120 120

0.835 0.872

0.407 0.482

0.630 0.697

5.7 Penyusunan Persamaan Taper

Persamaan taper disusun berdasarkan hubungan antar diameter relatif dengan tinggi relatif. Pada penelitian ini ada enam persamaan taper yang dianalisis statistik dengan menggunakan data diameter relatif sebagai peubah respon dan tinggi relatif sebagai peubah peramal. Dari keenam persamaan tersebut kemudian dicari satu persamaan terbaik yang akan digunakan sebagai salah satu persamaan yang menggambarkan karakteristik pohon agathis.

Tabel 15 Persamaan Taper

No Persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p

1 2 3

4 5

6

d/D = 0.996 - 0.707 h/H

d/D = 0.818 + 0.481 h/H - 1.92 (h/H)2 d/D = 0.874 - 0.09 h/H - 0.0 (h/H)2 - 2.1 (h/H)3

(d/D)2 = 0.942 - 1.07 h/H

(d/D)2 = 0.739 + 0.28 h/H - 2.19 (h/H)2

(d/D)2 = 0.644 + 1.26 h/H - 5.5 (h/H)2 + 3.5 (h/H)3

23.7 24.6 24.6

23.8 24.3

24.4

23.0 23.3 22.7

23.2 23.1

22.4

0.000 0.000 0.000

0.000 0.000

0.000

(13)

Model taper terpilih harus memenuhi persyaratan keabsahan persamaan regresi, yaitu bahwa semua peubah bebas harus berperan nyata di dalam model, serta sebaiknya mempunyai nilai koefisien determinasi (R2adj) yang tinggi (Herbagung & Krisnawati H 2009).

Persamaan taper terbaik dapat dilihat pada Tabel 15 yaitu persamaan nomor 2, ditunjukkan dengan nilai R-sq dan R-sq (adj) yang lebih besar dari keenam persamaan. Uji keterwakilan data dapat dilihat dari besarnya nilai-p. Nilai-p dari keenam persamaan pada Tabel 15 sebesar 0,000 jauh lebih kecil dibanding tingkat nyata 0,01. Ini menunjukkan bahwa persamaan tersebut telah mampu mewakili data yang ada. Besarnya nilai-p ini dipergunakan pula untuk menguji pengaruh peubah peramal terhadap peubah respon. Nilai-p lebih kecil dari tingkat nyata 0,01, berarti semua tinggi relatif pada masing-masing persamaan taper yang diuji berpengaruh sangat nyata terhadap diameter relatif agathis. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa persamaan taper disusun berdasarkan hubungan antara diameter relatif dengan tinggi relatif dapat diterima.

5.8 Rekapitulasi Hasil-hasil Penelitian Karakteristik Biometrik

Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa setiap jenis pohon memiliki karakteristik biometrik yang berbeda. Baroroh (2006) menyatakan bahwa angka bentuk setinggi dada pohon Shorea leprosula yaitu 0.77, sementara Maulidian (2007) menyatakan angka bentuk setinggi dada pohon belian 0.69.

Wijayanti (2008) meneliti tentang pohon agathis yang merupakan pohon berdaun jarum. Wijayanti (2008) menghitung nilai angka bentuk berdasarkan nilai Tbc pohonnya dan didapat nilai angka bentuk setinggi dadanya 0.7834. Sementara dalam penelitian ini dihitung nilai angka bentuk berdasarkan tinggi pohon di ketinggian pada diameter 10 cm dan tinggi bebas cabang pohon. Nilai masing-masing angka bentuk setinggi dada yaitu 0.465 dan 0.665, sementara nilai angka bentuk absolutnya 0.360 dan 0.514.

(14)

Tabel 16 Rekapitulasi hasil-hasil penelitian karakteristik biometrik.

Karakteristik Shorea

leprosulaa) Belianb) Agathis BTc) Agathisd)

Dp maks. 126.10 58.00 97.00 107.7

Dbh maks. 125.50 54.50 83.00 89.2

Tbc maks. 20.80 14.80 22.50 27.3

Tt maks. 39.00 28.00 37.50 45.8

Angka bentuk

setinggi dada 0.77 0.69 0.7834 0,465*

0.665**

Angka bentuk

absolut 0.71 0.80 0.5739 0.360*

0.514**

Persamaan taper (d/D)2 = 1.06 – 0.436 h/H – 0.726 (h/H)2 + 0.627 (h/H)3

(d/D)2 = 1.01 – 0.277 h/H – 0.673 (h/H)2 + 0.481 (h/H)3

d/D = 1.04 – 1.22 h/H + 0.584 (h/H)2

d/D = 0.818 + 0.481 h/H - 1.92 (h/H)2

Keterangan :

a) Shorea leprosula di Haurbentes Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor (Baroroh 2006)

b) Belian (Eusideroxylon swageri T.et.B.) di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat (Maulidian 2007) c) Agathis loranthifolia R.A. Salisbury di KPH Banyumas Timur Jawa Tengah (Wijayanti 2008) d) Agathis loranthifolia R.A. Salisbury di Hutan Pendidikan Gunung Walat

* Angka bentuk pada ketinggian di diameter 10 cm

**Angka bentuk di Tbc

Gambar

Tabel 1  Kelas diameter setinggi dada pohon contoh agathis.
Tabel 2  Deskripsi statistik dimensi pohon contoh.
Tabel 3  Deskripsi statistik rasio antar dimensi pohon agathis.
Tabel 4  Korelasi antar dimensi pohon Agathis.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program pelatihan kerja yang disusun secara berjejang mengacu pada jenjang Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia (KKNI) dalam penetapan kualifikasi tenaga kerja, sedangkan

Salah satu bentuk pelayanan perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah adalah izin gangguan, yaitu pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk melakukan kegiatan

Sebuah prinsip yang penting yang harus diperhatikan oleh guru pada pembelajaran writing adalah siswa sebaiknya tidak diminta untuk menulis sesuatu yang tidak

Beradasrkan penagmatan yang dilakukan selama tiga siklus terhadap kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran,

Namun karena perempuan atau istri bekerja maka relasi yang terjadi dalam keluarga cenderung cair, di mana tugas yang dibebankan oleh perempuan dalam rumah tidak jarang

Isi PSAP 9 meliputi klasifikasi kewajiban, pengakuan kewajiban, dan pengukuran kewajiban. Klasifikasi kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu

tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang