• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keyword: Safety climate, personal values, safety performance, accidents, employees.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Keyword: Safety climate, personal values, safety performance, accidents, employees."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

dengan Safety Performance pada Tenaga Kerja di Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA (JOB P-PEJ) Tuban, Jawa Timur

Heppy Raya Putri

1

Samian

2

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract.

Purpose of this research is to determine whether there is a relationship between safety climate and personal value with safety performance to the employees who're at risk of suffering accidents in the workplace and to know how the relationship between the values contained in the personal value to support a person's safety performance and to investigate whether there is a relationship between safety climate and safety performance. The sampling technique used in this study is saturated sampling.

The results showed that there is a relationship between the independent variables and the dependent variable. In addition the value of conformity, tradition, universalism, hedonism, power, and security could be expected to support the emergence of individual safety performance. Then safety climate and safety performance were also significantly associated.

Keyword: Safety climate, personal values, safety performance, accidents, employees.

Abstrak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara safety climate dan personal value dengan safety performance pada tenaga kerja yang berisiko mengalami kecelakaan di tempat kerja dan untuk melihat bagaimana hubungan antar nilai-nilai yang terkandung pada personal value untuk mendukung munculnya safety performance seseorang serta untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara safety climate dan safety performance.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.Selain itu nilai conformity, tradition, universalism, hedonism, power, dan security diduga dapat mendukung munculnya safety performance pada individu.Kemudian safety climate dan safety performance juga secara signifikan berhubungan.

Kata kunci: Safety climate, personal value, safety performance, kecelakaan kerja, tenaga kerja.

Korespondensi:

1) Heppy Raya Putri, Departemen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga JL.

Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, Telp. (031) 5032770, 5014460, Faks (031) 5025910, E-mail:

heppyrp@gmail.com

2) Dosen Pembimbing, Dosen Departemen Psikologi Psikologi Industri dan OrganisasiFakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya

191

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol 03 No.01, April 2014

(2)

Perubahan konteks sosial masyarakat akan makna kerja menjadikan organisasi mulai memperhitungkan nilai tambah dari setiap tenaga kerja, produktivitas, dan mengukur frekuensi terjadinya kecelakaan kerja (Amstrong, 2010).

Salah satu upaya yang dilakukan organisasi untuk dapat melindungi manusia sebagai aset organisasi adalah dengan menanamkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Prinsip ini dapat dilaksanakan pada organisasi apapun, akan tetapi permasalahan mengenai K3 sering dijumpai pada perusahaan yang memang berisiko besar terjadinya kecelakaan kerja, seperti perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran dan pertambangan.

Berdasarkan laporan International Labour Organization (ILO) pada tahun 2012, setiap hari terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban fatal sekitar 6.000 kasus.

Di Indonesia setiap 100.000 tenaga kerja,terdapat 20 orang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja.

Joint Operating Body PERTAMINA- Petrochina (JOB P-PEJ) merupakan salah satu p e r u s a h a a n y a n g b e r g e r a k d i b i d a n g pertambangan minyak dan gas yang masih belum mampu untuk menciptakan kondisi zero accident di tempat kerja. Pada tahun 2011 Total Recordable Incident Rate (TRIR) sebesar 0,8 dan kemudian mengalami peningkatan jika dilihat dari data pada tahun 2012 dimana TRIR mencapai angka 1,67.

Data diatas menunjukkan bahwa masih terdapat perusahaan di Indonesia yang belum dapat mengimplementasikan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja untuk mencapai kondisi zero accident di tempat kerja.

B e s a r k e c i l n y a k e b e r h a s i l a n pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan erat dengan peran organisasi, tenaga kerja, serta pemerintah. Peran tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu dengan menampilkan safety performance.

Safety performance merupakan suatu model perilaku keamanan kerja dari Neal dan Griffin (1997, dalam Neal.A., dkk, 2000b) yang didasarkan pada teori kinerja (job performance) (Borman and Motowidlo, 1993; Campbell et al., 1993, dalam Neal.A., dkk., 2000b). Safety performance merupakan subsistem dari performansi organisasi secara keseluruhan (Wu, dkk., 2008), sehingga

dapat diartikan bahwa safety performance pada masing-masing individu merupakan cerminan dari bagaimana keseluruhan performansi organisasi tersebut.

Sejauh ini terdapat beberapa penelitian yang berhasil mengungkapkan mengenai isu-isu keselamatan. O'Toole (2002) melakukan sebuah penelitian yang dilakukan pada sejumlah tenaga kerja pabrik di berbagai lokasi di Amerika Serikat dengan mengisi kuisioner yang berisi 41 item.

Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa organisasi yang mempunyai rating tingkat kecelakaan tinggi akan mempunyai tingkat persepsi yang rendah terhadap organisasi (O'Toole, 2002).

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.

B e rd a s a rk a n p a d a b e b e ra p a p e n e l i t i a n sebelumnya, kejadian kecelakaan kerja juga akan berhubungan dengan performansi individu di tempat kerja. Performansi seseorang di dalam organisasi tidak lepas dari personal values masing- m a s i n g i n d i v i d u . H y s t a d & B ye ( 2 0 1 3 ) menyebutkan bahwa personal values mempunyai nilai yang signifikan terhadap safety behavior.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian ekspanasi (explanation research), sedangkan jika dilihat berdasarkan dimensi waktunya, penelitian ini menggunakan cross sectional, yang bertujuan untuk mengoleksi data pada beberapa orang yang berbeda dalam satu waktu (Neuman, 2004).

Subjek penelitian ini adalah pada bagian organisasi yang memang berisiko besar untuk mengalami kecelakaan. Pada perusahaan JOB P-PEJ, bagian yang berisiko besar mengalami kecelakaan adalah field operators department dimana di dalamnya terdapat empat subdivisi utama, yaitu: bagian production, construction and maintanance (CM), marine, dan field engineering.

Populasi pada bagian production sejumlah 50 tenaga kerja, di bagian HSE sebanyak 25 tenaga kerja, dan di bagian CM sebanyak 125 tenaga kerja.

Total keseluruhan populasi yang digunakan pada penelitian kali ini sejumlah 200 tenaga kerja.

Instrumen penelitian ini adalah 1) PVQ (Potrait Value Questionnaire). Alat ukur ini merupakan instrumen

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol.03 No. 01, April 2014

192

(3)

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi

Vol.03 No.01, April 2014 193

merupakan instrumen yang telah digunakan oleh Schwartz, dkk (2001) untuk dapat mengukur personal value. Instrumen PVQ ini terdiri dari 40 item yang di dalamnya mengukur setiap dimensi dari personal value. Dimensi tersebut adalah:

power, achievement, hedonism, stimulation, self- direction, universalism, benevolence, tradition, conformity, dan security. 2) Alat Ukur Safety Climate. Skala yang digunakan untuk mengukur safety climate adalah sesuai dengan teori safety climate miliki Neal, dkk (2000). Terdapat empat dimensi yang akan diukur dalam skala safety climate dan tersebar menjadi 24 item, dimana 13 diantaranya berupa item favorable dan 11 item lainnya unfavorable. 3) Alat Ukur Safety Performance. Skala yang digunakan untuk mengukur safety performance adalah sesuai dengan teori safety performance milik Neal, dkk (2000b). Terdapat dua dimensi yang akan diukur dalam skala safety performance dan tersebar menjadi 18 item, dimana 8 diantaranya berupa item favorable dan 10 item lainnya unfavorable.

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis korelasi ganda (multiple correlation) yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara personal value dan safety climate dengan safety performance pada tenaga kerja yang berisiko besar mengalami kecelakaan di lingkungan kerja. Selain itu juga menggunakan teknik analisis data korelasi sederhana untuk melihat bagaimana hubungan antara kesepuluh nilai personal value dengan safety performance dan juga untuk melihat bagaimana hubungan antara safety climate dengan safety performance.

Pembahasan

Secara empirik, berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi berganda menunjukkan adanya hubungan yang siginifikan antara personal value, safety climate, dengan safety performance pada tenaga kerja yang berada di perusahaan Joint Operating Body PERTAMINA-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) Tuban, Jawa Timur. Hal ini berarti bahwa hipotesis kerja (Ha) pertama yang berbunyi terdapat hubungan antara safety climate dan personal value dengan safety performance pada tenaga kerja yang berada di perusahaan Joint

Operating Body PERTAMINA Petrochina East Java(JOB P-PEJ) Tuban, Jawa Timur diterima.

Hubungan antara variabel personal value dan safety performance ini sejalan dengan yang diasumsikan oleh Hystad & Bye (2013) yang menyatakan bahwa personal value merupakan sebuah alasan yang tepat untuk dapat memprediksi perilaku keselamatan di dalam sebuah organisasi karena nilai tersebut merupakan sebuah bentuk motivasi yang ada dalam diri individu.

Masing-masing nilai pada variabel personal value dikorelasikan dengan safety performance. Hasil menyatakan bahwa terdapat beberapa nilai dari variabel personal value yang berhubungan dan ada pula nilai yang tidak berhubungan dengan safety performance.

Nilai conformity memiliki hubungan yang signifikan dengan safety performance.

Individu yang memiliki nilai conformity yang tinggi diduga akan mencapai safety performance yang baik pula.

Tradition merupakan nilai yang m e n c e r m i n k a n s i k a p i n d i v i d u d a l a m berkomitmen terhadap suatu hal. Individu yang memiliki nilai tradition akan berkomitmen untuk melaksanakan peraturan keselamatan yang berlaku di dalam organisasi tempat ia bekerja, sehingga ketika individu tersebut menerapkan nilai tradition dengan baik maka safety performance yang dimunculkan akan semakin baik pula.

Security merupakan nilai yang mencerminkan individu memiliki kecenderungan untuk menyukai kegiatan-kegiatan yang teratur dan stabil (Schwartz, dkk, 2001). Seseorang yang memiliki nilai ini akan termotivasi mengikuti peraturan keselamatan dalam keaktifannya bekerja (Hystad & Bye, 2013), sehingga individu yang memiliki nilai security yang tinggi dianggap akan menjaga keselamatan diri sendiri dan orang- orang yang di sekitarnya.

Nilai benevolence mencerminkan keinginan individu untuk menjaga keselamatan orang lain yang dekat dengan dirinya. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara nilai benevolence dengan safety performance. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Hystad dan Bye (2013) yang tidak menyebutkan bahwa nilai

(4)

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol 03 No.01, April 2014

194

benevolence berhubungan dengan safety performance.

Universalism merupakan nilai yang mendefinisikan sikap toleransi, apresiasi terhadap orang lain, dan melindungi kesejahteraan semua orang dan bahkan lingkungan sekitar (Schwartz, dkk, 2001). Hasil peneitian ini menyebutkan bahwa nilai universalism berhubungan positif dengan safety performance. Individu yang m e m i l i k i n i l a i i n i m e n g a n g g a p b a hwa keselamatan sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi. Berperilaku aman dalam melaksanakan tugas juga menjadi sebuah prioritas utama untuk menciptakan keharmonisan dalam diri dan untuk melindungi keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar.

Hedonism merupakan sebuah sikap yang menggambarkan individu bahwa dirinya menyukai kesenangan untuk dirinya sendiri yang bertujuan untuk kepuasan hidup (Schwartz, 2012).

Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa individu yang memiliki nilai hedonism yang tinggi dianggap akan memiliki safety performance yang rendah. Individu dengan nilai ini cenderung mengabaikan sikap patuh, karena nilai ini berdasarkan hanya atas kesenangan dirinya sendiri.

S t i m u l a t i o n a d a l a h n i l a i ya n g mencerminkan seseorang yang menyukai tantangan dan kebaruan dalam hidup (Schwartz, dkk, 2001). Berdasarkan pada hasil penelitian menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara nilai stimulation dengan safety performance. Hal ini dikarenakan nilai stimulation didominasi oleh nilai-nilai yang mengarah pada tujuan hidup, dimana individu yang memiliki nilai stimulation ini memiliki keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru, menyukai hidup yang menggairahkan, dan memiliki jiwa keberanian (Schwartz, 2012), sehingga diduga hal ini tidak berhubungan dengan safety performance.

Hal serupa juga terdapat pada nilai self- direction, dimana tidak terdapat hubungan antara nilai tersebut dengan safety performance. Self direction sendiri merupakan nilai yang mencerminkan individu dengan sikap kreatif, suka bereksplorasi, serta memiliki pemikiran yang bebas dan luas (Schwartz, dkk, 2001). Individu yang memiliki nilai self direction ini menyukai kebebasan, memiliki keingintahuan yang tinggi

terhadap suatu hal, dan lebih menyukai untuk memilih tujuannya sendiri (Schwartz, 2012).

P o w e r m e r u p a k a n n i l a i y a n g menjelaskan bagaimana sikap individu untuk dapat mendominasi orang lain. Individu yang memiliki nilai power tinggi dianggap akan memiliki safety performance yang rendah.

Individu yang memiliki nilai power yang tinggi akan cenderung mendominasi orang lain, sehingga individu yang memiliki nilai ini merasa dirinya memiliki status sosial yang lebih jika dibandingkan dengan lainnya. Untuk itulah semakin tinggi nilai power seseorang diduga akan memiliki safety performance yang semakin rendah.

Sedangkan hal yang sebaliknya terjadi pada nilai achievement, dimana tidak terdapat hubungan antara nilai achievement dengan safety performance. Nilai achievement ini merupakan c e r m i n a n d a r i s i k a p i n d i v i d u d a l a m keberhasilannya untuk menunjukkan kompetensi sesuai dengan standar sosial (Schwartz, 2009).

Hasil dari nilai achievement yang tinggi pada diri individu adalah terbentuknya harga diri, sikap ambisius, dan mendapatkan pengakuan sosial (Schwartz, 2009).

Pe r s o n a l va l u e p a d a d a s a r ny a menjelaskan tentang bagaimana keberfungsian ke s e p u l u h n i l a i p e r s o n a l va l u e d a l a m merepresentasikan individu-individu di dalam sebuah lingkup sosial tertentu. Penelitian ini m e m b u a t s e b u a h k e b a r u a n d e n g a n menghubungkan antara personal value yang dapat memprediksi munculnya safety performance pada tenaga kerja. Hasil menyatakan bahwa dari 10 nilai yang terdapat pada personal value, 6 diantaranya secara signifikan berhubungan dengan safety performance dan 4 lainnya tidak terdapat hubungan yang signifikan.

Penelitian ini juga berusaha untuk mengetahui bagaimana hubungan antara safety climate dan safety performance pada tenaga kerja yang berada di perusahaan Joint Operating Body PERTAMINA-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) Tuban, Jawa Timur. Hasil penelitian menyebutkan bahwa terdapat hasil yang siginifikan dan bernilai positif diantara kedua variabel tersebut.

Hubungan antara kedua variabel ini sejalan dengan yang diasumsikan oleh Neal, dkk (2000b) yang menyatakan bahwa safety climate dapat

(5)

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi

Vol 03 No.01, April 2014 195

digunakan sebagai prediktor munculnya safety performance pada diri individu.

Simpulan dan Saran

Terdapat hubungan yang positif antara safety climate dan personal value dengan safety performance pada tenaga kerja yang berada di perusahaan Joint Operating Body PERTAMINA- Petrochina East Java (JOB P-PEJ) Tuban, Jawa Timur. Terdapat hubungan yang negatif antara nilai power dan hedonism dengan safety performance pada tenaga kerja yang berada di perusahaan Joint Operating Body PERTAMINA- Petrochina East Java (JOB P-PEJ) Tuban, Jawa Timur. Terdapat hubungan yang positif antara nilai conformity, tradition, universalism, dan security dengan safety performance pada tenaga kerja yang berada di perusahaan Joint Operating Body PERTAMINA-Petrochina East Java (JOB P- PEJ) Tuban, Jawa Timur. Tidak terdapat hubungan antara nilai self-direction, benevolence, stimulation, dan achievement dengan safety performance pada tenaga kerja yang berada di perusahaan Joint Operating Body PERTAMINA- Petrochina East Java (JOB P-PEJ) Tuban, Jawa Timur. Terdapat hubungan yang positif antara safety climate dengan safety performance pada tenaga kerja yang berada di perusahaan Joint Operating Body PERTAMINA-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) Tuban, Jawa Timur.

Saran bagi perusahaan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) adalah bahwa nilai-nilai personal value yang berhubungan dengan safety performance hendaknya dijadikan sebagai bahan pertimbangan ketika proses rekruitmen dan penempatan pegawai, agar perusahaan dapat mengetahui lebih awal bagaimana dinamika individu yang ada di dalamnya dan dapat disesuaikan antara pekerjaan yang akan dihadapi dengan personal value individu tersebut.

Saran bagi penelitian selanjutnya adalah ketika berbicara mengenai konsep safety climate, banyak sekali dimensi-dimensi lain yang menggambarkan konsep tersebut, sehingga peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan dimensi-dimensi yang lainnya yang berbeda dengan dimensi yang dipakai dalam penelitian ini.

(6)

Amstrong, M. (2010). Amstrong's Essentials Human Resource Management Practice.

London: Kogan Page.

Hystad, S.W., Bye, H.H. (2013). Safety Behaviours at Sea: The Role of Personal Values and Personality Hardiness. Safety Science, 57, 19-26.

Neal, A., dan Griffin, M.A. (2000a). Perceptions of Safety at Work: A Framework for Linking Safety Climate to Safety Performance, Knowledge, and Motivation. Journal of Occupational Health Psychology, Vol. 5 No. 3, 347-358.

Neal, A., Griffin, M.A., & Hart, P.M. (2000b). The Impact of Organizational Climate on Safety Climate and Individual Behavior.Safety Science, 34, 99-109.

Neuman, (2004).Basics of Social Research Qualitatif and Quantitative Approaches, Second Edition. Boston: Allyn and Bacon

O'Toole, M. (2002). The Relationship Between Employees' Perceptions of Safety and Organizational Culture. Journal of Safety Research, 33, 231-243.

Schwartz, S.H, Melech, G., Lehmann, A., Burgess, S., Harris, M., and Owens V. (2001).

Extending the Cross-Cultural Validity of the Theory of Basic Human Values with a Different Method of Measurement.Journal of Cross-Cultural Psychology, 32:519.

Schwartz, S. (2012). An Overview of the Schwartz Theory of Basic Values.Online Readings in Psychology and Cuture, 2 (1).

Schwartz, S. (2009). Basic Human Value.Dalam Cross-National Comparison Seminar on the Quality and Comparability of Measures forConstructs in Comparative Research:

Methods and Applications, Bolzano (Bozen), Italy, June 10-13, 2009.

Wu, T.C., Chen, C.H., & Li, C.C. (2008). A Correlation Among Safety Leadership, Safety Climate and Safety Performance. Journal of Loss Prevention in the Process Industries 21, 307-318.

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol 03 No.01, April 2014

196

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya peningkatan detak jantung pada subjek 1 dapat dilihat bahwa subjek 1 mulai dapat mencerna musik tersebut dengan menyelaraskan dan menerima gelombang-gelombang

Internal yang digunakan untuk keperluan publikasi informasi mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan peusahaan, produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, sampai dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perlu penambahan produksi air untuk memenuhi kebutuhan air bersih pelanggan PDAM Maros saat ini, melakukan simulasi jaringan

Dibawah kondisi normal untuk penggunaan yang dimaksud, bahan ini diharapkan tidak berbahaya bagi

modal yang diambil oleh suatu perusahaan tidak akan terlepas dari upaya.. perusahaan untuk meningkatkan nilai

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis, kemudian hasil dari analisis digunakan untuk merevisi media pembelajaran yang dikembangkan agar menghasilkan

Program CSR/PKBL dari PTPN III Terhadap UMKM di kota Medan Bertujuan Untuk Meningkatkan Citra Perusahaan Dan Memberdayakan Masyarakat.. CSR/PKBL Layak Dilaksanakan