• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2019 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2019 SKRIPSI"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2019

SKRIPSI

Oleh

RISKA OKTIFANI PUTRI BERU KARO NIM. 151000321

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(2)

ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RSUP H. ADAM MALIK

TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

RISKA OKTIFANI PUTRI BERU KARO NIM.151000321

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(3)

ii

(4)

Telah diuji dan dipertahankan Pada tanggal: 3 Desember 2019

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Ir. Evi Naria, M.Kes.

Anggota : 1.Ir. Indra Chahaya S, M.Si.

2. Dra. Nurmaini, M.K.M., Ph.D.

(5)

iv

Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengelolaan Limbah Medis Padat di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2019”

beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Desember 2019

Riska Oktifani Putri Beru Karo

(6)

Abstrak

Limbah medis yang dihasilkan oleh rumah sakit dalam kurun waktu tertentu dapat menyebabkan gangguan lingkungan dan kesehatan, jika penanganannya tidak dilakukan dengan proses yang baik dan benar. Hal ini dapat diminimalis dengan melakukan pengelolaan limbah rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran pengelolaan limbah medis padat di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2019. Jenis penelitian ini deskriptif dengan metode wawancara dan observasi langsung sehingga didapatkan gambaran pengelolaan limbah medis padat di RSUP H. Adam Malik Medan. Hasil dari penelitian ini ialah sumber ruangan penghasil limbah medis di RSUP H. Adam Malik Medan terdiri dari Rindu A, Rindu B, IGD, CMU, Pavilliun, IRJ, PJT. Untuk pengelolaan limbah sudah memenuhi syarat Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.7 Tahun 2019 dengan mencapai skor 500. Kebijakan mengenai pengelolaan limbah medis padat di RSUP H. Adam Malik Medan sudah mengacu kepada undang- undang yang ditetapkan pemerintah. Diharapkan RSUP H. Adam Malik Medan segera melakukan perbaikan insinerator serta melakukan perawatan insinerator secara berkala agar proses kerja insinerator tetap dapat berfungsi dengan baik.

Kata kunci : Limbah medis, pengelolaan limbah, kebijakan

(7)

vi Abstract

Medical waste generated by a hospital within a certain period of time can cause environmental and health problems, if the treatment is not carried out properly and correctly. This can be avoided by managing hospital waste. The purpose of this study was to see an overview of the management of solid medical waste in RSUP H. Adam Malik Medan in 2019. This type of research was descriptive with interviews and direct observation methods to obtain an overview of the management of solid medical waste in RSUP H. Adam Malik Medan. The results of this study are the amount of solid medical waste generation in H. Adam Malik General Hospital reaches 300-400 kg / day. For waste management, it has followed the regulations of the Indonesia No. 7 2019 by scoring of 500. The policy of the management of solid medical waste in H. Adam Malik General Hospital Medan has referred to the law that determined by the government. Highly expected that H. Adam Malik Hospital in Medan will repair the incinerator and carry out regular maintenance of the incinerator so that the work process of the incinerator can continue to function properly.

Keywords: Medical waste, waste management, policy

(8)

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengelolaan Limbah Medis Padat di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2019”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. dr. Taufik Ashar, M.K.M. selaku Ketua Departemen KesehatanLingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Ir. Evi Naria, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Ir. Indra Chahaya S, M.Si. selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam penyempurnaan skripsi ini.

(9)

viii

6. Dra. Nurmaini, M.K.M., Ph.D. selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Dra. Lina Tarigan, Apt., M.S. selaku Dosen Pembimbing Akademik Penulis di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

8. Seluruh Dosen FKM USU dan Staf FKM USU yang telah memberikan ilmu, bimbingan serta dukungan moral kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di FKM USU.

9. Kedua orang tua terkasih Saleh Umar Karo-Karo dan Kasinah beru Sembiring.

10. Tante Sulai Mina Br. Sembiring, S.K.M. dan juga seluruh keluarga dan sahabat penulis yang telah memberikan doa dan motivasi serta dukungan materi kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Desember 2019

Riska Oktifani Putri Beru Karo

(10)

Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i

Halaman Penetapan Tim Penguji ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii

Abstrak iv

Abstract v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi viii

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xi

Daftar Lampiran xii

Daftar Istilah xiii

Riwayat Hidup xiv

Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 5

Tujuan umum 5

Tujuan khusus 5

Manfaat Penelitian 5

Tinjauan Pustaka 6

Limbah Rumah Sakit 6

Pengertian limbah medis 6

Pengertian limbah padat medis 6

Sumber dan Klasifikasi Limbah Rumah Sakit 7

Jenis limbah rumah sakit 7

Jenis limbah rumah sakit menurut sumbernya 7

Klasifikasi limbah padat medis yang berasal dari rumah sakit 9

Sarana dan Prasarana Pengelolaan Limbah 11

Pengelolaan Limbah Padat Rumah Sakit 12

Pengelolaan limbah padat medis rumah sakit 12

Identifikasi jenis limbah 12

Tahapan penanganan pewadahan dan pengangkutan limbah 12

Pengurangan dan pemilahan limbah 14

Penyimpanan sementara limbah 14

Pembuangan akhir limbah medis 15

Dampak Limbah Rumah Sakit 15

Landasan Teori 16

Kerangka Konsep 17

(11)

x

Metode Penelitian 18

Jenis Penelitian 18

Lokasi dan Waktu Penelitian 18

Subjek Penelitian 18

Variabel dan Definisi Konsep 18

Metode Pengumpulan Data 19

Metode Analisis Data 20

Hasil Penelitian 21

Gambaran Umum RSUP H. Adam Malik Medan 21

Kebijakan Pengelolaan Limbah Padat Medis 22

Sumber Penghasil Limbah Medis Padat 23

Sistem Pengelolaan Limbah Medis Padat 26

Identifikasi 26

Pewadahan 26

Pengangkutan 27

Pengurangan 28

Pemilahan 29

Penyimpanan sementara dan pembuangan akhir 29

Sarana dan Biaya Pengelolaan Limbah Medis Padat 30 Hasil Observasi Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Medis Padat 31

Pembahasan 33

Sumber Penghasil Limbah Medis Padat di RSUP H. Adam

Malik Medan 33

Sistem Pengelolaan Limbah Medis Padat RSUP H. Adam

Malik Medan 34

Identifikasi 34

Pewadahan 34

Pengangkutan 35

Pengurangan 36

Pemilahan 36

Penyimpanan sementara dan pembuangan akhir 37

Sarana dan Biaya Pengelolaan Limbah Medis Padat 38 Hasil Observasi Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Medis Padat 39

Keterbatasan Penelitian 40

Kesimpulan dan Saran 41

Kesimpulan 41

Saran 41

Daftar Pustaka 42

Lampiran 44

(12)

Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Jenis Limbah Rumah Sakit menurut Sumbernya 8

2 Ruangan Penghasil Limbah Padat Medis dan Timbulan Limbah Medis pada RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2019 23

3 Jumlah Wadah Sampah di Setiap Ruangan RSUP H. Adam

Malik Medan Tahun 2019 27

4 Pengelolaan Limbah Medis Padat di RSUP H. Adam Malik

Medan Tahun 2019 31

(13)

xii

Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Kerangka konsep penelitian 17

(14)

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian 44

2 Lembar Observasi 47

3 Surat Izin Penelitian 49

4 Surat Selesai Penelitian 50

5 Dokumentasi 51

(15)

xiv Daftar Istilah

EPA Environmental Protection Agancy KEPMENKES Keputusan Menteri Kesehatan

MENKES Menteri Kesehatan

RI Republik Indonesia

RS Rumah Sakit

RSPAD Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat

RSUD Rumah Sakit Umum Daerah

RSUP Rumah Sakit Umum Daerah

WHO Word Health Organization

(16)

Riwayat Hidup

Penulis bernama Riska Oktifani Putri Beru Karo berumur 23 tahun, dilahirkan di Kota Medan pada tanggal 7 Oktober 1996. Penulis bergama Kristen Protestan, anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Saleh Umar Karo- Karo dan Kasinah br.Sembiring.

Pendidikan formal di mulai di TK Brigjen Katamso Tahun 2001.

Pendidikan formal dimulai di Pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 17 Ketapang Tahun 2002-2008, sekolah menengah pertamadi SMP Swasta Santo Yoseph Medan Tahun 2008-2011, sekolah menengah atas di SMA Swasta Santo Yoseph Medan Tahun 2011-2014, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Medan, Desember 2019

Riska Oktifani Putri Beru Karo

(17)

1 Pendahuluan

Latar Belakang

Limbah merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan. Limbah tergantung dari jenis kegiatanya, seperti limbah layanan kesehatan yaitu semua hasil buangan yang berasal dari instansi kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium (Depkes RI, 2006). Salah satu penghasil limbah yaitu rumah sakit. Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta menyelenggarakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan kesehatan dan penelitian (Adisasmito, 2007).

Salah satu limbah yang sangat perlu diperhatikan adalah limbah rumah sakit. Limbah rumah sakit adalah limbah yang mencakup semua buangan yang berasal dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, gas yang dapat mengandung mikroorganisme patogen yang bersifat infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagaian bersifat radio aktif (Depkes RI, 2006).

Secara garis besar limbah rumah sakit terbagi dua, yaitu limbah medis dan non medis. Limbah medis tersebut berupa limbah bahan berbahaya beracun yang berwujud padat, cair dan gas. Tingkat keracunan pada limbah tersebut dapat dilihat dari segi sifat, konsentrasi atau jumlahnya yang dapat membahayakan bagi kesehatan maupun lingkungan. Sifat limbah yang beracun, membuat limbah wajib dikelola terlebih dahulu. Pengelolaan limbah juga tergantung jenis limbah yang dihasilkan.

(18)

2

Limbah rumah sakit mulai disadari sebagai bahan buangan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan karena bahan yang terkandung di dalamnya dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan dan menimbulkan cidera. Limbah yang dihasilkan rumah sakit hampir 80% berupa limbah non medis dan 20%

berupa limbah medis. Sebesar 15% dari limbah rumah sakit merupakan limbah medis dan limbah jaringan tubuh. Negara maju memproduksi 6 kg limbah medis per orang per tahun, sedangkan di negara berkembang biasanya menggolongkan limbah menjadi dua golongan yaitu limbah non medis dan limbah medis (WHO, 2007).

Faktor kesehatan lingkungan diperkirakan juga memiliki andil dalam timbulnya kejadian infeksi nosokomial. Personil atau petugas yang menangani limbah ada kemungkinan tertular penyakit melalui limbah rumah sakit karena kurangnya higiene perorangan dan sanitasi lingkungan (Depkes RI, 2002).

Berdasarkan potensi bahaya yang terkandung di dalam limbahnya, maka limbah medis harus dikelola secara saniter mulai dari tahap pemilahan, pengumpulan, penampungan, pengangkutan dan pembuangan akhir (pemusnahan). Kesalahan dalam penanganannya akan dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan baik pasien, petugas, maupun pengunjung (Depkes RI, 2004).

Pengangkutan yang tidak rutin dilakukan setiap hari mengakibatkan sering terjadi peningkatan volume limbah sehingga terjadi penimbunan limbah yang banyak. Pihak pengelola rumah sakit terkadang memutuskan untuk membakar limbah untuk mengurangi volume limbah yang tertimbun. Namun hal ini tentunya sangat berdampak terhadap masyarakat di lingkungan rumah sakit. Seharusnya,

(19)

3

limbah sebelum dibuang atau diangkut untuk dikelola selanjutnya tidak boleh ada penimbunan limbah (Depkes RI, 2002).

Rumah sakit di Indonesia memproduksi limbah padat sebesar 376.089 ton/hari dan produksi limbah cair 48.985,70 ton/hari, sehingga dari gambaran tersebut dapat diperkirakan besarnya kemungkinan potensi limbah rumah sakit untuk mencemari lingkungan dan kemungkinan mengakibatkan kecelakaan serta penularan penyakit jika tidak dikelola dengan benar (Astuti & Purnama, 2014).

Hasil penelitian limbah medis padat pada RSUD Gunung tua tahun 2014 yang dilakukan oleh Rambeyang (2014) memenuhi syarat hanya pada kegiatan pengangkutan limbah medis padat, sedangkan untuk penampungan, pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan akhir belum terpenuhi. Pada penelitian Renintha (2016) pelaksanaan pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe Sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe belum lengkap, terutama ketersediaan tempat penampungan limbah padat medis yang belum sesuai warna dan kategori.

Berdasarkan beberapa penelitian tersebut masih terdapat masalah dalam pengelolaan limbah medis di rumah sakit. Peraturan, kebijakan dan organisasi pengelola limbah yang belum cukup jelas membuat kurang tertatanya pengelolaan limbah medis rumah sakit. Perlu adanya pengelolaan limbah medis padat secara benar dan aman, penanganan limbah medis padat harus segera dibenahi demi menjamin kesehatan dan keselamatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di lingkungan rumah sakit.

(20)

4

Sangat diperlukan kebijakan sesuai menejemen kesehatan dan keselamatan kerja dengan melaksanakan kegiatan pengelolaan dan mentoring limbah rumah sakit sebagai salah satu indikator penting yang perlu diperhatikan (Yoga, 2002).

Penanganan limbah rumah sakit dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.7 Tahun 2019 tentang kesehatan lingkungan rumah sakit agar tidak terjadi gangguan kesehatan akibat pencemaran limbah.

RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit tipe A dengan lingkup tugas dan fungsi pelayanan yang luas dan penting, maka dari itu upaya pengelolaan limbah rumah sakit merupakan salah satu usaha menciptakan lingkungan rumah sakit yang bersih, nyaman dan higienis. Pada kegiatan layanan tersebut maka RSUP H. Adam Malik berkewajiban menyediakan sarana sanitasi yang memenuhi syarat.

RSUP H. Adam Malik menjadi pilihan peneliti sebagai tempat penelitian skripsi untuk mengetahui lebih jauh pelaksanaan pengelolaan limbah medis padat karena pada saat survei awal di bulan Juli 2019 ditemukan pengangkutan limbah medis padat menggunakan sarana yang belum baik seperti pada saat pengangkutan sampah tidak menggunakan troli melainkan becak dan tidak tertutup.

Perumusan Masalah

Rumah Sakit H. Adam Malik Medan selama ini telah melakukan pengelolaan limbah medis padat. Namun tedapat kesenjangan dalam mengelola limbah medis padat yaitu dalam hal pengangkutan. Dengan keadaan tersebut maka penulis bermaksud melakukan penelitian bagaimana sistem pengelolaan limbah padat medis di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2019.

(21)

5

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengelolaan limbah medis padat di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2019.

Tujuan khusus. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui sumber penghasil limbah medis padat di RSUP H. Adam Malik Medan.

2. Mengetahui proses identifikasi, pewadahan dan pengangkutan limbah medis padat di RSUP H. Adam Malik Medan.

3. Mengetahui proses pengurangan dan pemilahan limbah medis padat di RSUP H.

Adam Malik Medan.

4. Mengetahui penyimpanan sementara dan pembuangan akhir limbah medis padat di RSUP H. Adam Malik Medan.

5. Mengetahui Sarana dan Pembiayaan Pengelolaan Limbah Medis Padat di RSUP H. Adam Malik Medan.

Manfaat Penelitian

Sebagai masukan bagi program penyehatan lingkungan RSUP H. Adam Malik Medan, menambah pengetahuan penulis dalam hal pengelolaan limbah medis padat dan menambah pengetahuan pembaca dalam hal pengelolaan limbah padat serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai pengelolaan limbah medis padat

(22)

Tinjauan Pustaka

Limbah Rumah Sakit

Limbah rumah sakit ialah semua limbah baik yang berbentuk padat maupun cair yang berasal dari kegiatan rumah sakit baik kegiatan medis maupun non medis yang kemungkinan besar mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif. Apabila tidak ditangani dengan baik, limbah rumah sakit dapat menimbulkan masalah baik dari aspek pelayanan maupun estetika selain dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan menjadi sumber penularan penyakit (infeksi nosokomial) (Chandra, 2015).

Pengertian limbah medis. Menurut EPA (Environmental Protection Agancy), limbah medis adalah semua bahan buangan yang dihasilkan dari fasilitas

pelayanan kesehatan seperti : rumah sakit, klinik, bank darah, praktek dokter gigi, klinik dokter hewan, serta fasilitas penelitian medis dan laboratorium. Sedangkan menurut Depkes RI (2002) limbah medis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medik, perawatan gigi, farmasi, penelitian, pengobatan, perawatan atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.

Pengertian limbah padat medis. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204 Tahun 2004 limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat tinggi. Menurut Chandra (2015) limbah padat medis juga disebut sebagai sampah biologis. Sampah biologis terdiri dari:

(23)

7

1. Perban, kasa, alat injeksi, ampul, dan botol bekas obat injeksi,plester, masker, dan sebagainya yang dihasilkan dari ruang poliklinik, ruang perawatan, ruang bedah, atau ruang kebidanan termasuk kedalam sampah medis.

2. Plasenta, jaringan organ, anggota badan, dan sebagainya yang dihasilkan dari ruang poliklinik, bedah, kebidanan, atau ruang otopsi termasuk kedalam sampah patologis.

3. Sampah laboratorium yaitu sampah yang dihasilkan dari pemeriksaan laboratorium diagnostik atau penelitian, misalnya sediaan atau media sampel dan bangkai binatang percobaan.

Sumber dan Klasifikasi Limbah Rumah Sakit

Jenis limbah rumah sakit. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 limbah rumah sakit terbagi 3 macam yaitu:

1. Limbah cair artinya semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.

2. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insenerator, dapur, perlengkapan generator dan anastesi.

3. Limbah padat adalah semua limbah rumah sakit yang terdiri dari limbah padat medis dan limbah padat non medis.

Jenis limbah rumah sakit menurut sumbernya. Menurut Departemen Depkes RI (2002) jenis limbah rumah sakit terbagi atas beberapa bagian, yaitu:

(24)

8

Tabel 1

Jenis Limbah Rumah Sakit menurut Sumbernya

Sumber/Area Jenis Sampah

Kantor/administrasi Kertas unit obstetric dan

ruang perawatan

Dressing (pembalut/pakaian), sponge (spon obstetric/penggosok), placenta, ampul, termasuk kapsul perak nitrat, jarum syringe (alat semprot), masker disposable (masker yang dapat dibuang), disposable drapes (tirai/kain yang dapat dibuang), sanitary napkin (serbet), blood lancer disposable (pisau bedah), disposable chateter (alat bedah), disposable diaper (popok) dan underpad (alas/bantalan), sarung tangan disposable.

Unit emergency dan bedah

Dressing (pembalut/pakaian), sponge (spon/penggosok) termasuk jaringan tubuh, termasuk amputasi ampul perawatan bekas, masker disposable (masker yang dibuang), jarum syringe (alat semprot), drapes (tirai/kain), disposable blood lancet (pisau bedah), disposable kantong emnesis, levin tubes (pembuluh), chateter (alat bedah), drainase set (alat pengaliran), kantong colosiomy, underpads (alas/bantalan), sarung bedah.

Unit laboratorium, ruang mayat, pathologi dan otopsi

Gelas terkontaminasi, termasuk pipet petri dish, wadah specimen (contoh), slide specimen (kaca/alat sorong), jaringan tubuh, organ, tulang.

Unit isolasi Bahan-bahan kertas yang mengandung buangan nasal (hidung) dan sputum (dahak/air liur), dressing (pembalut/pakaian) dan bandage (perban), masker disposable (masker yang dapat dibuang), sisa makanan, perlengkapan makanan.

Unit perawatan Ampul, jarum disposable dan syringe (alat semprot) kertas dan lain-lain

Unit pelayanan Karton, kertas bungkus, kaleng, botol, sampah dari ruang umum dan pasien, sisa makanan buangan.

Unit gizi atau dapur Sisa pembungkus, sisa makanan / bahan makanan sayuran dan lain-lain

Halaman Sisa daun dan ranting Sumber : Depkes RI (2002)

(25)

9

Klasifikasi limbah padat medis yang berasal dari rumah sakit.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 Tahun 2004 limbah memiliki beberapa klasifikasi, yaitu:

1. Infeksius yaitu limbah yang terkontaminasi organisme patogen (bakteri, virus, parasit, atau jamur) yang tidak secara rutin ada lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan, contohnya limbah dari bangsal isolasi, kapas, materi, atau peralatan yang tersentuh pasien yang terinfeksi ekskreta.

2. Patologis yaitu limbah berasal dari pembiakan dan stok bahan yang sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius, contohnya bagian tubuh manusia dan hewan (limbah anatomis), darah dan cairan tubuh yang lain, janin. Limbah ini dapat dikategorikan berbahaya dan mengakibatkan risiko tinggi infeksi kuman terhadap pasien lain, staf rumah sakit dan populasi umum.

3. Sitotoksis yaitu terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.

Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup. Contohnya materi yang terkontaminasi pada saat persiapan dan pemberian obat, misalnya spuit, ampul kemasan, obat kedaluarsa, larutan sisa, urine, tinja, muntahan pasien yang mengandung sitotoksis.

(26)

10

4. Benda tajam merupakan materi yang dapat menyebabkan luka iris atau luka tusuk. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif. Contohnya jarum suntik, skalpel, pisau bedah, peralatan infus, gergaji bedah, dan pecahan kaca. Baik terkontaminasi maupun tidak, benda semacam itu biasanya dipandang sebagai limbah layanan kesehatan yang sangat berbahaya.

5. Limbah farmasi dapat berasal dari obat-obatan kadaluarsa yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi. Kategori limbah ini juga mencakup barang yang akan dibuang setelah digunakan untuk menangani produk farmasi, mislanya botol atau kotak yang berisi residu, sarung tangan, masker, selang penghubung darah atau cairan dan ampul obat.

Contohnya obat-obatan, vaksin, dan serum yang sudah kedaluarsa, tumpah, dan terkontaminasi, yang tidak diperlukan lagi.

6. Kimia yaitu limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi. Contohnya reagen di laboratorium, film untuk rontgen, desinfektan yang kedaluarsa atau sudah tidak diperlukan lagi.

7. Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radioisotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari tindakan kedokteran nuklir dan bakteriologis yang dapat berbentuk padat, cair atau gas.

(27)

11

8. Logam bertekanan tinggi atau berat yaitu limbah yang mengandung logam berat dalam konsentrasi tinggi termasuk dalam subkategori limbah kimia berbahaya dan biasanya sangat toksik. Contohnya limbah merkuri yang berasal dari bocoran peralatan kedokteran yang rusak.

9. Kontainer bertekanan yaitu limbah yang berasal dari berbagai jenis gas yang digunakan di rumah sakit. Contohnya tabung gas, kaleng aerosol yang berisi residu, gas cartridge.

Sarana dan Prasarana Pengelolaan Limbah

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan sarana (tools).

Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan, maka

sebaiknya rumah sakit harus menyediakan sarana pengelolaan limbah medis padat dimulai dari wadah pemilahan limbah, troli untuk pengangkutan limbah medis padat dari ruangan penghasil limbah ke tempat penampungan sementara (bak penampung), dan menggunakan insenerator untuk pembuangan terakhir.

Pengelola limbah disediakan alat pelindung diri seperti apron, sarung tangan dan sepatu boots.

Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD) menyediakan kantong plastik berwarna hitam yang diletakkan dalam wadah limbah non medis dan menyediakan kantong plastik berwarna kuning dalam wadah limbah medis di setiap ruangan. Menggunakan troli untuk mengangkut limbah medis dan non medis. Menggunakan insenerator untuk pembuangan akhir.

Pengelola limbah disediakan alat pelindung diri seperti apron, sarung tangan dan sepatu boots (Paramita, 2007).

(28)

12

Pengelolaan Limbah Padat Rumah Sakit

Pengelolaan limbah padat medis rumah sakit. Pengelolaan limbah rumah sakit harus dilakukan dengan benar, efektif dan memenuhi persyaratan sanitasi. Sebagai sesuatu yang tidak dimanfaatkan lagi, tidak disenangi, dan yang harus dibuang maka limbah harus dikelola dengan baik. Syarat yang harus dipenuhi dalam pengelolaan limbah adalah tidak mengkontaminasi udara, air atau tanah, tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan kebakaran, dan sebagainya.

Suatu kebijakan dari manajemen dan prosedur prosedur tertentu yang berhubungan dengan segala aspek dalam pengelolaan sampah rumah sakit sangat diperlukan dalam pengelolaan limbah rumah sakit (Chandra, 2012). Penanganan limbah rumah sakit dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.7 Tahun 2019 tentang kesehatan lingkungan rumah sakit agar tidak terjadi gangguan kesehatan akibat pencemaran limbah.

Identifikasi jenis limbah. Identifikasi dilakukan oleh unit kerja kesehatan lingkungan dengan melibatkan unit penghasil limbah di rumah sakit. Limbah medis yang diidentifkasi meliputi jenis limbah, karakteristik, sumber, volume yang dihasilkan, cara pewadahan, cara pengangkutan dan cara penyimpanan serta cara pengolahan. Hasil pelaksanaan identifikasi dilakukan pendokumentasian.

Tahapan penanganan pewadahan dan pengangkutan limbah.

Pewadahan limbah diruangan sumber sebelum dibawa ke TPS limbah harus ditempatkan pada tempat atau wadah khusus yang kuat dan anti karat dan kedap air, terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, dilengkapi penutup, dilengkapi

(29)

13

dengan simbol, dan diletakkan pada tempat yang jauh dari jangkauan orang umum.

Tahapan penanganan menurut Pruss (2005) setelah proses pengumpulan, tahap selanjutnya adalah pengangkutan limbah. Pengangkutan limbah dilakukan oleh petugas kebersihan dari sumber penghasil limbah. Pengangkutan limbah medis harus menggunakan alat angkut berupa kereta, gerobak atau troli. Limbah harus diangkut dengan alat angkut yang sesuai untuk mengurangi resiko yang dihadapi pekerja yang terpajan limbah. Pengangkutan limbah dari ruang atau unit yang ada di rumah sakit ke tempat penampungan limbah sementara melalui rute yang paling cepat yang harus direncanakan sebelum perjalanan dimulai atau yang sudah ditetapkan.

Menurut Chandra (2005) proses dimulai dari pengangkutan limbah dari wadah penampungan yang diletakkan pada lokasi tertentu sampai ke tempat pembuangan. Secara mekanis, limbah dapat diangkut dengan sejenis sistem conveyor yang akan membawa limbah tersebut ke lokasi pembuangan akhir. Pada

bangunan bertingkat, pengangkutan limbah biasanya dibantu dengan penggunaan cerobong limbah atau lift pada sudut bangunan. Pengangkutan limbah klinis memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan disiplin dari pihak petugasnya.

Apabila diangkut dengan kontainer khusus, kontainer yang digunakan harus kuat dan tidak bocor serta mudah dibersihkan. Kendaraan yang dipakai harus memenuhi syarat dalam hal kemudaha pemakaian dan pembersihannya, selain dilengkapi juga dengan alat pengumpul kebocoran. Dalam kendaraan pengangkut

(30)

14

limbah, ruang supir secar fisik harus terpisah dari ruang limbah, selain dilengkapi dengan kode atau tanda peringatan.

Pengurangan dan pemilahan limbah. Proses pemilahan dan pengurangan jumlah limbah merupakan persyaratan keamanan yang penting untuk petugas yang mengelola limbah yaitu wadah terpisah pada sumbernya yang diberi label yang tepat dan ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat dan terjangkau sehingga limbah dapat dengan mudah dipisahkan. Untuk limbah berbahaya dan sangat berbahaya, sebaiknya menggunakan kemasan ganda yaitu kantong plastik di dalam kontainer untuk memudahkan pembersihan (Pruss, 2005).

Penyimpanan sementara limbah. Untuk limbah medis RSPAD setelah pengangkutan dilakukan, limbah dalam kantong kuning tersebut dikumpulkan terlebih dahulu dalam ruang khusus dengan kapasitas +23m3. Fungsi penyimpanan ini adalah untuk mengumpulkan limbah medis sebelum dibakar untuk mencegah terjadinya penularan baik melalui udara, kontak langsung maupun melalui binatang (Paramita, 2007).

Penyimpanan limbah menggunakan wadah/kontainer limbah dengan desain dan bahan sesuai kelompok atau karakteristik limbah. Penggunaan warna pada setiap kemasan atau wadah limbah sesuai karakteristik limbah. Warna kemasan atau wadah limbah tersebut adalah :

1. Merah untuk limbah radioaktif

2. Kuning untuk limbah infeksius dan limbah patologis 3. Ungu untuk limbah sitotoksik

(31)

15

4. Cokelat untuk limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan, dan limbah farmasi

Pembuangan akhir limbah medis. Menurut Chandra (2005) hasil dari pengolahan limbah medis berupa abu merupakan tahap akhir dari pengelolaan limbah medis, biasanya dengan cara penimbunan (landfill). Tujuan dari penimbunan limbah medis di tempat penimbunan adalah untuk menampung dan mengisolasi limbah medis yang sudah tidak dimanfaatkan lagi.

Dampak Limbah Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang produktif, dimana hasil produksi rumah sakit adalah terfokus untuk menyediakan jasa pada bidang kesehatan. Setiap proses produksi sudah pasti menghasilkan limbah hasil produksi. Rumah sakit menghasilkan limbah dengan berbagai macam jenis dan bentuk seperti limbah padat, cair, pasta (gel) dan gas (Islamey, 2016).

Limbah rumah sakit dapat merusak lingkungan dan menularkan penyakit apabila tidak dikelola dengan baik dan sesuai aturan yang berlaku. Karena limbah rumah sakit mengandung mikroorganisme yang bersifat pathogen, infeksius, zat kimia beracun dan sebagian bersifat radioaktif (Depkes, 2006).

Limbah medis yang mengandung berbagai macam bahan kimia beracun, buangan yang terkena kontaminasi serta benda benda tajam dapat menimbulkan gangguan kesehatan berupa kecelakaan akibat kerja. Limbah medis yang berupa partikel debu dapat menimbulkan pencemaran udara yang akan menyebabkan kuman penyakit menyebar dan mengkontaminasi peralatan medis ataupun peralatan yang ada selain itu pengelolaan limbah medis yang kurang baik akan

(32)

16

menyebabkan estetika lingkungan kurang baik di pandang sehingga mengganggu kenyamanan pasien, petugas pengunjung dan masyarakat sekitar (Asmadi, 2013).

Landasan Teori

Dalam penelitian ini penulis menggali informasi dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 ialah kesehatan lingkungan rumah sakit. Selain itu penulis mencari informasi dari penelitian penelitian terdahulu dan juga buku sebagai bahan referensi untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan judul yang di teliti.

Limbah medis padat menurut Permenkes Nomor 1204 Tahun 2004 ialah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat tinggi.

Pada penelitian Chandra (2014) di Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Kabupaten Jepara Pemilahan sudah dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah, pemisahan jarum dan spuit telah dilakukan di semua ruangan kecuali ruang IGD, sedangkan penghancuran dengan needle burner atau needle cutter tidak dilakukan karena belum tersedia peralatannya.

Hasil penelitian yang di lakukan Riza (2016) pada RSUD Dokter Tengku Mansyur tidak memiliki prosedur tersendiri dalam pengelolaan limbah padat medis dan non medis serta belum mengacu pada peraturan khusus perundang- undangan kesehatan lingkungan rumah sakit yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004.

(33)

17

Penelitian yang dilakukan oleh Dici (2017) di Rumah Sakit X Provinsi Riau Pengangkutan dilakukan menggunakan troli atau sulo tertutup dengan kondisi baik dan anti bocor. Akan tetapi masih ada dijumpai petugas pengangkut yang menggabungkan limbah medis dan non medis kedalam satu sulo pada sekali pengangkutan.

Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka konsep penelitian Limbah medis

padat

Identifikasi pewadahan dan pengangkutan

Pengurangan dan pemilahan Penyimpanan sementara Pembuangan akhir

Memenuhi Permenkes No.7

Tahun 2019

Tidak memenuhi Permenkes No.7

Tahun 2019

(34)

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan limbah medis padat di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2019.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan yang beralamat di Jalan Bunga Lau No.17 Kelurahan Kemenangan Kecamatan Medan Tuntungan.

Waktu penelitian. Penelitian dilakukan mulai dari Juli 2019 hingga September 2019.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kepala instalasi kesehatan lingkungan, petugas insinerator, petugas penanganan limbah medis padat di ruangan, dan petugas pengangkutan limbah medis padat di RSUP H.Adam Malik Medan. Sedangkan, objek penelitian adalah ruangan penghasil limbah padat medis yaitu Ruang IGD, IRJ, Rindu A, Rindu B, Kamar Operasi, ICU, Radiologi, Anak , PJT ,VIP, Pavilliun.

Variabel Definisi Konsep

Limbah medis padat. Semua limbah di rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat dari kegiatan medis di RSUP H. Adam Malik Medan.

Identifikasi. Proses pengelompokkan limbah menurut jenis dan karakteristik di RSUP H. Adam Malik Medan.

(35)

19

Pewadahan. Proses pengemasanlimbah pada wadah yang telah ditetapkan di RSUP H. Adam Malik Medan.

Pengangkutan. Kegiatan mengangkut limbah dari tempat pengumpulan di RSUP H. Adam Malik Medan.

Pengurangan dan pemilahan. Proses meminialis jumlah limbah dan proses pemberian label pada limbah menurut jenisnya di RSUP H. Adam Malik Medan.

Penyimpanan sementara. Tempat pemberhentian limbah sebelum melakukan pengolahan selanjutnya di RSUP H. Adam Malik Medan.

Pembuangan akhir. Kegiatan menghancurkan atau memusnahkan limbah medis padat dengan metode dan kebijakan di RSUP H. Adam Malik Medan.

Memenuhi syarat. Jika proses sistem pgelolaan limbah medis padat di rumah sakit sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019 di Indonesia dengan hasil skor penilaian 500.

Tidak memenuhi syarat. Jika proses sistem pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019 di Indonesia dengan hasil skor penilaian 0.

Metode Pengumpulan Data

Data primer. Pengumpulan data primer diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara kepada informan penelitian berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan.

(36)

20

Data sekunder. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari RSUP H.

Adam Malik Medan dimana data-data tersebut berupa profil rumah sakit, struktur organisasi rumah sakit dan data yang berhubungan dengan pelaksanaan pengelolan limbah medis padat di RSUP H. Adam Malik Medan.

Metode Analisis Data

Langkah atau tahapan analisis data adalah hasil wawancara dengan pengelola limbah medis padat di RSUP H. Adam Malik Medan diperkuat dengan hasil observasi. Data yang telah diperoleh diolah secara manual dan dianalisa secara deskriptif kemudian dinarasikan, sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang keadaan dan pelaksanaan pengelolaan limbah medis padat di RSUP H.

Adam Malik Medan.

(37)

21

Hasil Penelitian

Gambaran Umum RSUP H. Adam Malik Medan

Sejarah berdirinya rumah sakit. RSUP H. Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan dan untuk pelayanan rawat inap mulai berfungsi tepatnya pada tanggal 2 Mei 1992. Rumah Sakit ini mulai beroperasi secara total pada tanggal 21 Juli 1993 yang diresmikan oleh Mantan Presiden RI yaitu H. Soeharto.

RSUP H. Adam Malik ini beralamat di Jalan Bunga Lau No.17. Medan, terletak di Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan. Letak RSUP H. Adam Malik ini agak berada di daerah pedalaman yaitu berjarak kira-kira satu km dari Jalan Jamin Ginting yang merupakan jalan raya menuju ke arah Berastagi. Letak daerah di pedalaman ini sangat mendukung bagi para pasien karena suasana tenang di daerah tersebut akan semakin mempercepat proses penyembuhan dari pasien. Selain itu, RSUP H. Adam Malik terdapat tempat- tempat seperti toko buah, warung ataupun rumah makan, apotik, toko yang menyediakan jasa foto kopi sehingga berguna bagi para pengunjung rumah sakit untuk menjenguk, para pegawai ataupun mahasiswa yang berada di rumah sakit.

RSUP H. Adam Malik termasuk rumah sakit umum kelas A. Adapun syarat dari rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lain, dan 13 (tiga belas) sub spesialis dan RSUPH. Adam Malik memiliki semua dari persyaratan di atas.

(38)

22

Visi dan misi RSUP H. Adam Malik Medan. Visi RSUP H. Adam Malik Medan adalah “Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dan Pusat Rujukan Nasional yang Terbaik dan Bermutu di Indonesia pada Tahun 2019” dengan misi sebagai berikut:

1. Melaksanakan pelayanan pendidikan, penelitian, dan pelatihan dibidang kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau.

2. Melaksanakan pengembangan kompetensi SDM secara berkesinambungan.

3. Pengampu rumah sakit jejaring dan rumah sakit di wilayah Sumatera.

Kebijakan Pengelolaan Limbah Padat Medis

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas instalasi kesling Rumah Sakit Adam Malik Medan tidak memiliki prosedur tersendiri dalam pengelolaan limbah padat medis dan non medis rumah sakit. Rumah Sakit Adam Malik Medan mengacu pada aspek perundang-undangan yang telah dibuat oleh pemerintah.

Acuan Peraturan yang digunakan di RSUP H. Adam Malik yaitu :

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor 56/MenlhkSetjen/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019.

(39)

23

Sumber Penghasil Limbah Medis Padat

Rumah sakit merupakan salah satu sumber penghasil limbah padat medis dan limbah padat non medis. Limbah medis padat dihasilkan dari kegiatan yang terselenggara di rumah sakit dari pasien dan juga petugas kesehatan. Limbah padat medis berasal dari pelayanan medik, perawatan gigi, pengobatan dan lain- lain.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala instalasi kesehatan lingkungan, ruangan penghasil limbah medis padat RSUP H. Adam Malik yaitu:

Instalasi Rawat Jalan (IRJ), Ruang Inap Terpadu A, Ruang Inap Terpadu B, IGD, Central Medical Unit (CMU), Penyakit Jantung Koroner (PJK), ICU, Pavilliun.

Tabel 2

Ruangan Penghasil Limbah Padat Medis dan Timbulan Limbah Medis pada RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2019

Ruang Sumber Penghasil Limbah Medis Padat Jumlah (kg/hari)

Rindu A 84,6

Rindu B 49

IGD 70,2

CMU 13

Pavilliun 34

IRJ 16

PJT 33,6

Tabel di atas dapat diketahui sumber limbah yang paling banyak menghasilkan adalah dari ruang rawat inap baik yang berasal dari pengunjung rumah sakit maupun dari proses pelayanan medis. Dari sebagian besar unit ruangan, limbah medis adalah limbah yang paling banyak dihasilkan.

Karakteristik limbah medis berupa Infeksius yaitu limbah yang terkontaminasi organisme patogen (bakteri, virus, parasit atau jamur) yang tidak secara rutin ada

(40)

24

lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan, contohnya limbah dari bangsal isolasi, kapas, materi, atau peralatan yang tersentuh pasien yang terinfeksi ekskreta.

Patologis yaitu limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan yang sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius, contohnya bagian tubuh manusia dan hewan (limbah anatomis), darah dan cairan tubuh yang lain, janin. Limbah ini dapat dikategorikan berbahaya dan mengakibatkan risiko tinggi infeksi kuman terhadap pasien lain, staf rumah sakit dan populasi umum.

Sitotoksis yaitu terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.

Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup. Contohnya materi yang terkontaminasi pada saat persiapan dan pemberian obat, misalnya spuit, ampul kemasan, obat kedaluarsa, larutan sisa, urine, tinja, muntahan pasien yang mengandung sitotoksis. Benda tajam merupakan materi yang dapat menyebabkan luka iris atau luka tusuk. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif, seperti jarum suntik, skalpel, pisau bedah, peralatan infus, gergaji bedah, dan pecahan kaca. Baik terkontaminasi maupun tidak, benda semacam itu biasanya dipandang sebagai limbah layanan kesehatan yang sangat berbahaya. Limbah farmasi dapat berasal dari obat-obatan

(41)

25

kadaluarsa yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi.

Kategori limbah ini juga mencakup barang yang akan dibuang setelah digunakan untuk menangani produk farmasi, mislanya botol atau kotak yang berisi residu, sarung tangan, masker, selang penghubung darah atau cairan dan ampul obat.

Contohnya obat-obatan, vaksin, dan serum yang sudah kedaluarsa, tumpah, dan terkontaminasi yang tidak diperlukan lagi.

Kimia yaitu limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi. Contohnya reagen di laboratorium, film untuk rontgen, desinfektan yang kadaluarsa atau sudah tidak diperlukan lagi. Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.

Limbah ini dapat berasal dari tindakan kedokteran nuklir dan bakteriologis yang dapat berbentuk padat, cair atau gas.

Logam bertekanan tinggi atau berat yaitu limbah yang mengandung logam berat dalam konsentrasi tinggi termasuk dalam subkategori limbah kimia berbahaya dan biasanya sangat toksik. Contohnya limbah merkuri yang berasal dari bocoran peralatan kedokteran yang rusak. Kontainer bertekanan yaitu limbah yang berasal dari berbagai jenis gas yang digunakan di rumah sakit. Contohnya tabung gas, kaleng aerosol yang berisi residu, gas cartridge.

Timbulan limbah padat menurut volume yang dihasilkan RSUP H. Adam Malik Medan yaitu 300-400 kg/hari dengan limbah medis padat yang paling banyak bersifat infeksius.

(42)

26

Sistem Pengelolaan Limbah Medis Padat RSUP H. Adam Malik Medan

Identifikasi. Berdasarkan hasil observasi pada tahap identifikasi rumah sakit telah melakukan tahap identifiksasi limbah menurut jenisnya dengan memasukkan buangan langsung kedalam tempat sampah yang sesuai dengan jenis tempat sampah yang disediakan. Perban yang terkena darah langsung dimasukkan kedalam tempat sampah infeksius yang bewarna kuning. Identifikasi dilakukan langsung oleh perawat yang menangani sampah medis langsung. Petugas kesehatan lingkungan telah melakukan identifikasi dengan menyediakan wadah sesuai karateristik limbahnya selain itu mereka juga menyediakan tempat sampah sesuai dengan yang dibutuhkan.

Pewadahan. Wadah yang disediakan rumah sakit berupa tempat sampah.

Pada hasil penelitian rumah sakit menyediakan tempat sampah yang sesuai dengan jenis limbahnya, kuat, anti karat, kedap air memiliki tutup serta dilapisi plastik.

Seperti tempat sampah infeksius bewarna kuning dan dilapisi dengan plastik seperti dalam peraturan sedangkan tempat sampah domestik bewarna abu-abu dan dilapisi dengan plastik bewarna hitam dan dalam ruangan radiologi tersedia tempat sampah bewarna merah.

Setelah melakukan tindakan, perawat akan langsung memasukkan sampah medis seperti jarum bekas ke dalam safety box yang terdapat di troli. Selain itu tempat sampah yang bewarna sesuai dengan jenis limbah nya juga sudah di labeli dengan logo yang sesuai.

(43)

27

Tabel 3

Jumlah Wadah Sampah di Setiap Ruangan RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2019

Ruangan Jumlah Jenis Wadah Sampah

Rindu A Rindu B IRJ Pavilliun IGD CMU PJT

65 35 34 27 17 41 15

Anti karat,bertutup,kedap air,dilapisi plastik Anti karat,bertutup,kedap air,dilapisi plastik Anti karat,bertutup,kedap air,dilapisi plastik Anti karat,bertutup,kedap air,dilapisi plastik Anti karat,bertutup,kedap air,dilapisi plastik Anti karat,bertutup,kedap air,dilapisi plastik Anti karat,bertutup,kedap air,dilapisi plastik

Jumlah 234

Tabel tersebut menunjukkan bahwa wadah penampungan limbah di setiap unit ruangan masing-masing sudah disediakan dan sudah tersebar secara merata sesuai dengan kebutuhan dari setiap ruangan. Jenis tempat sampah yang digunakan yaitu tempat sampah yang terbuat dari plastik bertutup dan dilapisi oleh plastik. Tempat sampah plastik dicuci setiap hari dengan menggunaka cairan klorin yang dilakukan oleh cleaning service setiap ruangan.

Pengangkutan. Pengangkutan limbah medis padat RSUP H. Adam Malik Medan di lakukan oleh cleaning service tiap ruangan menggunakan troli. Hasil wawancara dengan salah satu petugas pengangkut limbah mengatakan dari tiap ruangan sampah sudah di kumpulkan pakai plastik dan di angkut oleh petugas lalu dibawa ke lantai satu tiap gedung setelah itu diangkut ke belakang oleh petugas pengangkut dari gedung ke TPS. Pengangkutan dilakukan tiga kali dalam sehari yaitu pagi pukul 07.00 WIB, siang pukul 13.00 dan sore tergantung ada atau tidaknya operasi sekitar pukul 16.00 – 17.00.

Dari tiap ruangan limbah medis padat diangkut oleh cleaning servise setelah itu di bawa ke lantai satu tiap ruangan menggunakan troli khusus untuk dibawa ke

(44)

28

lantai satu, setelah itu langsung di angkut oleh petugas pengangkut limbah ke TPS menggunakan becak angkut. Troli yang digunakan untuk mengangkut limbah medis dan non medis di pisahkan. Namun pengangkutan limbah medis belum melalui jalur khusus. Jalur yang digunakan untuk mengangkut limbah di RSUP H. Adam Malik Medan sama dengan jalur umum atau jalur biasa yang digunakan untuk pasien, pengunjung dan lain-lain.

Hasil wawancara dengan kepala instalasi kesehatan lingkungan diketahui bahwa rumah sakit sudah menyediakan troli besar untuk mengangkut sampah dari gedung rumah sakit menuju TPS. Sarana yang disediakan rumah sakit tidak digunakan oleh petugas karena petugas merasa capek menggunakan troli untuk membawa limbah medis ke TPS yang berada di belakang rumah sakit karena jarak yang lumayan jauh karena TPS rumah sakit terletak dibelakang. Troli yang digunakan dalam pengangkutan limbah tiap ruangan ke lantai satu menggunakan troli besar tertutup, namun untuk pengangkutan ke TPS petugas menggunakan becak barang.

Pengurangan. Pengurangan dilakukan untuk tidak membuat limbah menumpuk. Pengurangan yang dilakukan seperti untuk limbah farmasi, obat- obatan kadaluarsa dikembalikan kepada pemasoknya. Untuk botol infus bekas di kumpulkan oleh perawat di plastik warna hitam dan di serahkan kepihak ketiga untuk di daur ulang. Selain untuk mengurangi volume sampah yang harus diolah, penyerahan botol infus kepihak ketiga juga menambah pemasukan bagi rumah sakit.

(45)

29

Pemilahan. Pemilahan sampah medis dan non medis dilakukan langsung oleh perawat dan didorong oleh sarana yang tersedia seperti tempat sampah yang tersedia di tiap ruangan. Selain itu, hasil wawancara dengan salah satu petugas kebersihan atau pengangkut sampah mengatakan jika sampah sudah terpisah dari dalam ruangan. Limbah padat medis dan non medis dipisahkan oleh perawat dari dalam ruangan. Terdapat safety box untuk jarum suntik jadi untuk benda tajam sudah langsung terpilah juga dari tiap ruangan. Sementara botol infus sudah memiliki plastik tersendiri bewarna hitam. Perban, handskul dimasukkan ke plastik warna kuning di dalam tong sampah.

Pada tahap ini masing-masing sumber penghasil limbah medis padat RSUP H. Adam Malik menyediakan wadah terpisah untuk limbah medis dan non medis berupa tempat sampah yang memiliki warna sesuai jenisnya. Selain warna yang sesuai jenisnya tempat sampah juga telah diberi simbol dan dilapisi dengan plastik. Seperti tempat sampah infeksius diberi simbol, bewarna kuning dan dilapisi dengan plastik. Untuk benda tajam seperti jarum bekas dimaukkan kedalam safety box.

Penyimpanan sementara dan pembuangan akhir. Tahap ini merupakan tahap yang penting dalam pelaksanaan pengelolaan limbah padat medis dan non medis. Sebelum di serahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengolahan akhir, limbah medis padat di simpan di TPS terlebih dahulu. Pada penyimpanan sementara tidak ada perlakuan khusus karena limbah medis padat sudah terpilah dari setiap ruangan penghasil limbahnya. Limbah padat yang dihasilkan dari setiap kegiatan pelayanan rumah sakit dikumpulkan oleh petugas pengumpul

(46)

30

limbah ke tempat penampungan sementara (TPS) yang terletak di belakang kompleks rumah sakit.

Limbah padat non medis diangkut oleh dinas kebersihan setiap paginya sedangkan limbah medis diserahkan kepihak ketiga karena saat penelitian insenerator rumah sakit sedang rusak dan dalam proses perbaikan. RSUP H.

Adam Malik melakukan kerja sama dengan pihak ketiga. Untuk pengangkut rumah sakit bekerja dengan Indostart Cargo, untuk pengumpul rumah sakit bekerja sama dengan PT. Sumatera Deli Lestari Indah.

Sarana dan Biaya Pengelolaan Limbah Medis Padat

Hasil wawancara dengan kepala instalasi kesling bahwa biaya pengelolaan limbah medis tertuang dalam rencana anggaran tiap tahunnya yang digunakan untuk operasional insenerator, operasional pemusnahan kepada pihak ketiga yang berizin, dan operasional pengelolaan atau pemilahan sampah (pengadaan plastik) dan pengadaan tong sampah. Selain itu kepala instalasi kesehatan lingkungan rumah sakit juga mengatakan sejauh ini biaya pengelolaan sudah mencukupi.

Hasil penelitian dapat dilihat bahwa Rumah Sakit Adam Malik sudah memiliki sarana/fasilitas yang cukup baik dalam menunjang pengelolaan limbah rumah sakit. Terdapat tempat sampah yang anti karat, tertutup bewarna sesuai jenis limbah serta diberi simbol dilapisi kantong plastik dan dalam keadaan baik serta tersebar merata di seluruh ruangan. Tempat sampah setiap hari dibersihkan menggunakan cairan klorin. Selain itu, disetiap ruangan juga sudah terdapat tempat sampah menurut sampah yang dihasilkan seperti tempat sampah domestik dan tempat sampah infeksius tempat sampah sitotoksis dan safety box.

(47)

31

Pengangkutan dari ruangan dilakukan menggunakan troli khusus, Rumah Sakit Adam Malik memiliki TPS dibelakang kompleks rumah sakit di sebelah sudut dan jauh dari ruangan ruangan. TPS rumah sakit terbuat dari semen dan beratap serta memiliki ventilasi dan bisa menampung limbah yang banyak.

Rumah sakit Adam Malik memiliki satu unit insenerator yang berizin namun pada saat penelitian insenerator sedang rusak dan dalam proses perbaikan. Rumah sakit Adam Malik melakukan kerja sama dengan pihak ketiga yang berizin untuk pembuangan akhir.

Hasil Observasi Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Medis Padat

Hasil observasi pelaksanaan pengelolaan limbah medis padat di RSUP H.

Adam Malik Medan sebagai berikut:

Tabel 4

Pengelolaan Limbah Medis Padat di RSUP Adam Malik Medan Tahun 2019

Limbah Padat Komponen

Penilaian

Bobot (x 5)

Nilai Skor Keterangan Melakukan pemilahan limbah

medis dan non medis Ya 20 100 MS

Memenuhi ketentuan lamanya penyimpanan

limbah medis B3 Ya 20 100 MS

Memiliki TPS B3 yang

berizin Ya 20 100 MS

Memiliki pengolahan limbah B3 sendiri (incenerator atau autoclaf dll) yang berizin dan atau pihak ke

3 yang berizin Ya 40 200 MS

Total Skor 500

Berdasarkan tabel diatas dalam hal pemilahan, rumah sakit telah melakukan pemilahan limbah padat medis dan non medis sehingga mendapat skor

(48)

32

100 untuk lamanya penyimpanan limbah medis B3 rumah sakit juga memenuhi untuk itu mendapat skor 100. Untuk TPS Rumah Sakit Adam Malik memiliki izin sehingga memenuhi syarat dengan skor 100. Dalam hal insenerator Rumah Sakit Adam Malik telah memiliki insenerator sendiri dan memiliki izin operasi saat insenerator rusak rumah sakit melakukan kerja sama dengan pihak ketiga untuk itu mendapat skor 200.

(49)

33 Pembahasan

Sumber Penghasil Limbah Medis Padat di RSUP H. Adam Malik Medan Sumber penghasil limbah yang paling banyak dihasilkan adalah dari ruang inap baik yang berasal dari pengunjung rumah sakit maupun dari proses pelayanan medis. Besarnya timbulan limbah padat menurut volume yang dihasilkan RSUP H.

Adam Malik Medan yaitu 300-400 kg/hari. Sebagian besar limbah yang dihasilkan oleh RSUP H. Adam Malik Medan adalah limbah yang bersifat infeksius dan berbahya. Apabila limbah tersebut tidak ditangani dengan baik, maka akan menjadi tempat bersarang dan berkembang biaknya mikroorganisme patogen, serangga, serta binatang lain yang dapat menjadi vektor pembawa penyakit.

Selain itu juga dapat mengganggu nilai estetika dan keindahan lingkungan rumah sakit.

RSUP H. Adam Malik Medan membedakan limbahnya atas limbah medis dan limbah non medis, dengan demikian RSUP H. Adam Malik telah mengikuti teori yang ada. Teori tersebut menyebutkan bahwa jenis limbah rumah sakit perlu diketahui untuk pengelolaan limbah medis dan non medis (Depkes RI, 2002).

Setiap ruangan menghasilkan timbulan limbah, baik limbah medis maupun limbah non medis. Limbah medis padat berasal dari Ruang Perawatan, IGD, Poli, Ruang Operasi, Kamar Bersalin dan ICU (Intensive Care Unit). Berdasarkan data dari World Health Organization sekitar 10-25% limbah layanan kesehatan digolongkan sebagai limbah bahan berbahaya berasal dari pelayanan medik, perawatan gigi, farmasi, penelitian, pengobatan, perawatan dean pendidikan (Fauziah, 2005).

(50)

34

Sistem Pengelolaan Limbah Medis Padat RSUP H. Adam Malik Medan

Identifikasi. Identifikasi rumah sakit telah dilakukan dalam tahap identifiksasi limbah dipilah menurut jenisnya. Proses identifikasi dilakukan dengan memasukkan buangan langsung kedalam tempat sampah yang sesuai dengan jenis tempat sampah yang disediakan. Identifikasi dilakukan langsung oleh perawat yang menangani sampah medis langsung. Untuk petugas kesehatan lingkungan telah melukakan identifikasi dengan menyediakan wadah sesuai karateristik limbahnya selain itu mereka juga menyediakan tempat sampah sesuai dengan yang dibutuhkan.

Identifikasi jenis limbah B3 dilakukan dengan cara identifikasi dilakukan oleh unit kerja kesehatan lingkungan dengan melibatkan unit penghasil limbah di rumah sakit. Limbah B3 yang diidentifkasi meliputi jenis limbah, karakteristik, sumber, volume yang dihasilkan, cara pewadahan, cara pengangkutan dan cara penyimpanan serta cara pengolahan.

Pewadahan. Wadah penampungan limbah di setiap unit ruangan masing- masing sudah disediakan dan sudah tersebar secara merata sesuai dengan kebutuhan dari setiap ruangan. Jenis wadah yang disediakan berupa tempat sampah. Tempat sampah yang terbuat dari plastik bertutup dan dilapisi oleh plastik. Selain menyediakan tempat sampah di setiap ruangan, rumah sakit juga menyediakan tempat sampah disetiap troli untuk melakukan tindakan terhadap pasien. Setiap troli dilengkapi dengan tempat sampah infeksius, domestik dan safety box. Setelah melakukan tindakan, perawat akan langsung memasukkan sampah medis seperti jarum bekas ke dalam safety box yang terdapat di troli. Selain itu

(51)

35

tempat sampah yang bewarna sesuai dengan jenis limbah nya juga sudah di labeli dengan logo yang sesuai.

Tempat sampah plastik dicuci setiap hari dengan menggunaka cairan klorin yang dilakukan oleh cleaning service setiap ruangan. Pemeliharaan tempat sampah ini perlu dilakukan agar kebersihannya tetap terjaga dari sisa limbah seperti cairan darah muntahan dan kotoran lainnya yang menempel pada tempat sampah setelah dilakukan pengangkutan atau pengosongan.

Pengangkutan. Rumah sakit melakukan pengangkutan tiga kali dalam sehari. Dari tiap ruangan limbah medis padat diangkut oleh cleaning servis setelah itu di bawa ke lantai satu tiap ruangan menggunakan troli khusus untuk di bawa ke lantai satu, setelah itu langsung di angkut oleh petugas pengangkut limbah ke TPS menggunakan becak angkut. Troli yang digunakan untuk mengangkut limbah medis dan non medis di pisahkan. Namun pengangkutan limbah medis belum melalui jalur khusus.

Jalur yang digunakan untuk mengangkut limbah di RSUP H. Adam Malik Medan sama dengan jalur umum atau jalur biasa yang digunakan untuk pasien, pengunjung dan lain-lain. Perlu diperhatikan agar limbah tidak sampai tercecer pada saat melakukan proses pengangkutan limbah. Harus diusakan agar bahan yang berbahaya tidak sampai mencemari jalan rumah sakit. Pengangkutan limbah perlu mempertimbangkan distribusi tempat penampungan limbah, jalur yang dilalui sebaiknya khusus (berbeda dengan jalur yang biasanya dilalui oleh pengunjung), jenis dan jumlah limbah serta tenaga dan sarana yang tersedia (Depkes RI, 2010).

(52)

36

Pengurangan. Pengurangan dilakukan untuk tidak membuat limbah menumpuk. Untuk limbah farmasi seperti obat-obatan kadaluarsa, rumah sakit mengembalikan obat-obatan yang kadaluarsa kepada pemasoknya. Untuk botol infus bekas di kumpulkan oleh perawat di plastik warna hitam dan di serahkan kepihak ketiga PT Hikari Dostahi Jaya untuk di daur ulang. Selain untuk mengurangi volume sampah yang harus diolah, penyerahan botol infus kepihak ketiga juga menambah pemasukan bagi rumah sakit.

Pemilahan. Pada tahap ini masing-masing sumber penghasil limbah medis padat RSUP H. Adam Malik menyediakan wadah terpisah untuk limbah medis dan non medis berupa tempat sampah yang memiliki warna sesuai jenisnya.

Selain warna yang sesuai jenisnya tempat sampah juga telah diberi simbol dan di lapisi dengan plastik. Seperti tempat sampah infeksius diberi simbol, bewarna kuning dan dilapisi dengan plastik. Untuk benda tajam seperti jarum bekas dimaukkan kedalam safety box.

Limbah yang dihasilkan dari setiap unit ruangan perlu diawasi secara ketat dan khusus mengenai tata cara pemilahan limbah padat medis dan non medisnya.

Tahap ini merupakan salah satu tahap yang sulit dan rumit dari segi proses pengelolaannya karena berhubungan langsung dengan pegawai perawat rumah sakit baik dari sektor pengobatan, perawatan, penunjang diagnostik dan pelayanan seperti doktek spesialis dan umum, serta tenaga apoteker. Namun apabila proses pemilahan antara limbah padat medis dan non medis dilakukan sesuai dengan pedoman pelaksanaan sanitasi rumah sakit, maka tahap selanjutnya akan terlaksana dengan baik juga.

(53)

37

Berdasarkan Permenkes RI No.7 Tahun berkaitan persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, proses pelaksanaan pengelolaan limbah rumah sakit harus terlebih dahulu dipilah-pilah atau dipisahkan, pewadahan atau penampungan limbah juga harus memenuhi persyaratan dengan penggunaan jenih wadah sesuai dengan kategori limbah yang dihasilkan, yaitu untuk limbah radiaktif harus menggunakan kontainer berwarna merah, untuk limbah infeksius, patologi, dan anatomi harus menggunakan kontainer berwarna kuning, untuk limbah sitotoksik harus menggunakan kontainer berwarna ungu dan untuk limbah kimia dan farmasi harus menggunakan kontainer berwarna cokelat.

Penyimpanan sementara dan pembuangan akhir. Tahap ini merupakan tahap yang penting dalam pelaksanaan pengelolaan limbah padat medis dan non medis. Sebelum di serahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengolahan akhir, limbah medis padat di simpan di TPS terlebih dahulu sebelum diangkut oleh kontainer ke pihak ketiga. Pada penyimpanan sementara tidak ada perlakuan khusus karena limbah medis padat sudah terpilah dari setiap ruangan penghasil limbahnya. Limbah padat yang dihasilkan dari setiap kegiatan pelayanan rumah sakit dikumpulkan oleh petugas pengumpul limbah ke tempat penampungan sementara (TPS) yang terletak di belakang kompleks rumahsakit. Letak TPS RSUP H. Adam Malik terletak dibelakang rumah sakit dan tidak dekat dengan ruangan rumah sakit. TPS terbuat dari semen dan bertutup (beratap) serta memiliki ventilasi. Menurut pedoman sanitasi rumah sakit di Indonesia, TPS sebaiknya disediakan dalam ukuran yang memadai, kondisi fisik baik, tidak

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran pengelolaan limbah medis benda tajam sebagai upaya menjaga keselamatan dan kesehatan petugas pengelola di Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya Umi Nadlifah

Optimasalisasi Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit Sebagai Upaya Peningkatan Level Higiene Sanitasi Rumah Sakit dan Lingkungan.. Program Ilmu Kesehatan

Sedangkan menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit di jelaskan bahwa tempat pewadahan limbah medis padat infeksius dan

Analisis Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Dalam Aspek pengelolaan Limbah Medis Padat (Studi Kasus Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah).. xvi+112 halaman+4

Perencanaan pengelolaan limbah padat non medis ini bertujuan untuk merencanakan pengelolaan limbah padat non medis di Rumah Sakit Unniversitas Airlangga (RSUA) yang

Kegiatan PKP di rumah sakit meliputi: melihat fungsi dan tugas rumah sakit dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat, melihat peran Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam

Perencanaan pengelolaan limbah padat non medis ini bertujuan untuk merencanakan pengelolaan limbah padat non medis di Rumah Sakit Unniversitas Airlangga (RSUA) yang

Penelitian yang dilakukan oleh Annisa Fitri Maharani tentang Pengetahuan dan Sikap Tenaga Kesehatan terhadap Pengelolaan Limbah Medis Padat pada Salah Satu Rumah Sakit di Kota Bandung