10 BAB II
TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Adhityo Jatisukmono Widodo dengan judul “Analisis Preferensi Pengunjung Kedai Kopi Terhadap Menu Kedai Kopi di Kota Semarang” menjelaskan bahwa penulis bertujuan untuk mengetahui preferensi pengunjung kedai kopi terhadap menu di kedai kopi Salwa house, Coffee Grove, Peacock Coffee dan Starbuks Coffee di Kota Semarang. Data yang digunakan oleh peneliti tersebut yaitu
dengan metode survey dan dibantu kuisioner yang dituju untuk 60 responden. Bentuk analisis yang diaplikasikan menggunakan analisis kuantitatif dengan uji Chi-Square. Oleh karena itu, dapat dihasilkan yaitu berupa terdapat pengaruh yang besar yang dimilki oleh variabel menu kopi.
Selanjutnya, penelitian yang diteliti oleh William Marcel Tanwijaya, Ribka Magdalena Kumaat dan Caroline BD Pakasi, "Analisis Laba Usaha Warung Kopi" Baba Budan "di Jalan Roda Kota Manado", yang bertujuan untuk menganalisis keuntungan usaha warung kopi "Baba Budan". Pelajari keuntungan bulanan yang diperoleh dari bisnis kedai kopi
"Baba Budan" di zona memasak Jalan Rosa di Kota Manado. Hasil data yang diterapkan oleh peneliti dalam penelitiannya adalah data primer yaitu melakukan obesevasi wawancara dengan pemilik usaha dengan
menggunakan daftar pertanyaan dan data tambahan. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yang pertama melakukan analisis laba usaha, kemudian melakukan analisis biaya-manfaat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan bulanan kedai kopi "Baba Budan" sebesar Rp4.208.028, dan R / C ratio 1,45.
Setelah itu penelitian dilakukan oleh Dena Ismaya, Jaka Sulaksana, dan Ida Marina yang berjudul ”Analisis Pendapatan dan Pengembangan Usaha Pengolahan Cascara” bertujuan untuk menganalisis nilai pendapatan, kelayakan, dan menentukan strategi pengembangan usaha pengolahan Cascara. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis pendapatan, analisis SWOT dan QSPM. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa Cascara dapat memberikan tambahan pendapatan bagi petani sebanyak 29,4% dari penggunaan bahan baku sebanyak 100kg.
Selanjutnya penelitian dengan judul “Pengaruh Atmosfer Kedai Kopi Terhadap Emosi dan Keputusan Pembelian Ulang” yang diteliti oleh Vania Pramatatya, Mukhaamad Najib, dan Dodik Ridho Nurrochmat, bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh stimulus atmosfer kedai kopi terhadap keputusan pembelian ulang melalui emosi di benak konsumen.
Penelitian yang diterapkan pada 166 pengunjung Rumah Kopi Luoning dengan menggunakan convenience sampling dan diolah datanya menggunakan metode statistik PLS (Partial Least Squares) untuk menguji hipotesis pengaruh variabel. yang ada. Hasil penemuan ini menunjukkan
Emosi internal dan konsumen memiliki dampak positif yang jelas pada keputusan pembelian kembali (terutama dekorasi interior).
Penelitian dilakukan oleh Teguh Setiandika Igiasi yang berjudul
“Kedai Kopi Sebagai Ruang Publik: Studi Tentang Gaya Hidup Masyarakat Kota Tanjungpinang” bertujuan untuk menggambarkan pernanan kedai kopi sebagai ruang publik bagi masyarakat Kota Tanjungpinang. Dengan metode penelitian kualitatif pendekatan deskriptif yang digunakan, sudah sesuai dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beragam aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat Kota Tanjungpinang di kedai kopi.
Lalu, penelitian yang dilakukan Eva Rosadi dengan judul
“Pengaruh Modal Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Bersih Perusahaan Dalam Persepektif Ekonomi Islam” menggunakan metode penelitian kualitatif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, dokumentasi dan kuisioner. Metode analisis peneliti tersebut menggunakan uji asumsi klasik dan persamaan regresi yang dimana nanti akan diketahui variabel-variabel independen yang dipakai bisa berpengaruh signifikan dengan variabel dependen peneliti agar bisa memberikan saran yang baik untuk para industri-industri yang diteliti, seperti: memberikan saran untuk label halal, penggunaan modal lebih di manfaatkan lebih baik dan lain sebagainya untuk para produsen industri kerupuk kemplang di Desa Skip Rahayu. Maka diperoleh hasil bahwa
variabel independen yang digunakan peneliti sangat berpengaruh akan tetapi tidak terlalu berpengaruh.
Selanjutnya penelitian tentang COVID-19 yang dilakukan oleh Adityo Susilo dan C. Martin Rumende dengan judul “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini” menjelaskan bahwa pada penyebaran
penyakit pneumonia baru yang berawal dari Wuhan, telah memberikan dampak luas secara sosial dan ekonomi. Oleh karna itu peneliti menelaah lebih lanjut terhadap studi-studi kasus terkait dengan COVID-19 yang telah dipublikasikan sejak awal 2020 lalu sampai dengan akhir Maret 2020.
Dan yang terakhir, penelitian yang dilakukan oleh Nur Rohim Yunus dan Annissa Rezki yang berjudul “Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19”
Penelitian ini pengapliasikan cara penelitian kualitatif, menggabungkan metode literatur dan metode empiris. Data yang diperoleh berasal dari beberapa regulasi, seperti Peraturan Gubernur DKI Jakarta dan regulasi dan kebijakan lainnya, serta fenomena yang terjadi di lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah mengalami situasi dimana masyarakat mengkhawatirkan COVID-19. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan pemerintah untuk mengurung dan berusaha memutus rantai virus yang menyebarkan virus corona Covid-19.
B. Landasan Teori 1. Pendapatan
Pendapatan adalah unsur utama dari pembentukan laporan laba dan rugi suatu perusahaan. Pendapatan juga biasa diartikan sebagai revenue dan juga sebagai income, yang dimana income diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue adalah keuntungan.
Semakin besar pendapatan yang didapat maka, semakin besar kemampuan suatu perusahaan untuk membiayai pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Pendapatan adalah darah kehidupan suatu perusahaan yang dikarenakan pendapatan berpengaruh atas laporan laba rugi perusahaan.
a. Pengertian Pendapatan Menurut Ahli
Menurut Sadono Sukirno (2006) menjelaskan bahwa pendapatan adalah uang yang diterima dan diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha perorangan dan pendapatan dari kekayaan. Besarnya pendapatan seseorang bergantung pada jenis pekerjaannya.
Menurut Soekartawi (2012) menjelaskan bahwa pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang diproduksi, semakin bertambahnya pendapatan maka, bukan jumlah barang saja yang makin bertambah untuk dikonsumsi, tetapi juga kualitas barang
tersebut juga menjadi perhatian para konsumen. (Maulana Asril, 2018).
Berlandaskan sumber melalui Dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan” (2002; 23.2) Himpunan Akuntansi Indonesia, pendapatan mengacu pada arus masuk total manfaat ekonomi yang dihasilkan oleh aktivitas normal perusahaan selama periode tertentu. Apabila arus masuk tersebut menyebabkan peningkatan ekuitas, maka Pendapatan modal tidak berasal dari kontribusi investasi.
Berlandasakan seorang tokoh bernama Theodurus M.
Tuanakotta yang dikutip dari buku karnya yaitu “Teori Akutansi”
(2000;152) pendapatan merupakan kenaikan laba dari sebuah metode dimana perusahaan menciptakan barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu. Biasanya, pendapatan dinyatakan dalam unit mata uang.
Berlandasakan seorang tokoh bernama Kusnadi yang dikutip dari buku karnya yaitu “Akutansi Keuangan Mencegah (Intermediate): Prinsip, Prosedur, dan Metode” (2000;9) pendapatan merupakan nilai aktiva yang bertambah diakibatkan jumlah modal yang semakin naik namun tidak dari melalui penjualan barang atau jasa pemilik kepada pihak lain, modal atau hutang pemilik meningkat.
b. Jenis-jenis Pendapatan 1) Pendapatan Operasi
Pendapatan operasi dibagi menjadi 2 yaitu penjualan kotor dan penjualan bersih. Penjualan kotor merupakan penjualan yang ada pada jumlah awal pembenanan sebelum dikurangi penjualan retur dan potongan penjualan. Sedangkan, penjualan bersih merupakan penjualan yang didapatkan dari penjualan kotor dikurangi retur penjualan dan ditambah potongan penjualan lainnya.
2) Pendapatan Non-Operasi
Pendapatan non-operasi juga terbagi menjadi 2 yaitu pendapatan sewa adalah pendapatan yang sudah menyewakan aktivanya untuk perusahaan lain. Sedangkan, Pendapatan bunga ialah pendapatan diperoleh perusahaan dari meminjamkan dana kepada pihak lain.
c. Sumber Pendapatan
Transaksi dari hasil penjualan produk bisa dikatakan menjadi sumber primer pendapatan meskipun adanya keuntungan dan kerugian ada kaitannya di penjualan aktiva diluar produk andalan dari perusahaan. Pendapatan suatu perusahaan selain dari kegiatan utama, juga bisa mendapat dari kegiatan transaksi lainnya yaitu Operating Revenue dan Non Operating Revenue.
d. Pengukuran Pendapatan
Sistem menghitung suatu pendapatan yaitu menerapkan pengapliasian nilai tukar (exhange value) berupa barang atau jasa.
Suatu exhange value barang atau jasa biasa dihitung dengan setara kas atau nilai sekarang dari faktur yang diterima.Bila arus masuk kas dijadikan sebagai nilai wajar imbalan, kemudian jumlah nosional diterima akan kurang. Bila barang atau jasa ditukarkan dengan sifat nilai yang sama maka, tidak dianggap sebagai transaksi yang menimbulkan pendapatan. Dan bila barang atau jasa yang diberikan tidak serupa maka, pertukaran tersebut juga tidak dikategorikan ke dalam sebuah bentuk transaksi yang nantinya menimbulkan hasil berupa pendapatan. Dari suatu hasil berupa Pendapatan itulah kemudian ditakar berdasarkan nilai wajar barang atau jasa yang diberikan dan disesuaikan berdasarkan jumlah uang yang ditransfer.
e. Realisasi Pendapatan
Munculnya suatu pendapatan yang baru jika produk atau output sudah diselesaikan melalui penjualan langsung atau melalui kontrak penjualan. Proses tersebut dibagi menjadi 2 kejadian.
Pertama, yang pasti, produk tersebut telah berubah menjadi bentuk aset lain melalui aktivitas penjualan yang legal. Kedua, didapatkannya Aset lainnya untuk membuktikan penjualan.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan yang diperoleh individu atau perusahaan yaitu, pendidikan adalah salah satunya, semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi juga pendapatannya.
Menurut Arfida BR (2003: 157-159) pendapatan dikatakan dalam beberapa skema khusus, diantaranya:
1) Sektoral
Sistem gaji sektoral didasarkan pada kinerja departemen satu dengan departemen lainnya. Perbedaan tersebut berdasarkan argumen kinerja usaha perusahaan dan kemampuan finansial perusahaan berada pada suatu nilai produk pada pasar.
2) Jenis Jabatan
Perbedaan upah karena jenis jabatan merupakan perbedaan formal.
3) Geografis
Perbedaan upah juga disebabkan oleh letak geografis pekerjaan. Untuk kota besar biasanya cenderung lebih tinggi daripada kota kecil.
4) Ketrampilan
Perbedaan upah dikarenakan ketrampilan yang ada menjadi jenjang berat-ringannya pekerjaan.
5) Seks
Perbedaan upah yang disebabkan oleh jenis kelamin disebut ceteris paribus, dimana upah golongan wanita lebih rendah
daripada upah laki-laki.
6) Ras
Terjadinya perbedaan upah karena kebudayaan pada masa lalu yang menjadi stereo type tenaga kerja menurut daerah asal.
Walaupun menurut hukum formal hal tersebut tidak boleh terjadi.
7) Faktor lain
Adanya waktu hubungan kerja, ikatan kerja dan sertajuga dapat mengakibatkan perbedaan upah.
2. Modal Usaha
Menurut Listyawan Ardi Nugraha (2011:9) mengatakan bahwa definisi dari modal usaha dalam sumber buku Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan uang pokok untuk berdagang yang dapat digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan.
Pengertian modal ini dapat dikatakan sebagai jumlah uang yang dipakai untuk menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis.
Bersumber dari salah satu ahli bernama Bambang Riyanto (1997:
19), modal usaha diartikan berupa gambaran neraca perusahaan yang memakai modal konkret dan modal abstrak. Dimana modal spesifik
mengacu pada modal aktif, dan modal abstrak mengacu pada modal pasif.
a. Macam-macam Modal 1) Modal Sendiri
Bersumber Mardiyatno (2008) suatu perolehan modal sang pemilik yang berasal dari kepilikan ia pribadi adalah bisa dikatakan modal privasi atau modal sendiri. Modal sendiri termasuk tabungan, donasi, hibah, kerabat, dll. Modal sendri memiliki beberapa kelebihan yaitu:
a) Tidak ada biaya bunga atau biaya administrasi yang menjadikan beban perusahaan.
b) Tidak bergantung pada pihak lain, yang dimana perolehan dana tersebut didapat dari setoran pemilik modal.
c) Tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu.
d) Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang diberikan kepada pemilik akan tertanam lama dan tidak akan bermasalah jika pemilik modal ingin memberikan ke pihak lain.
Kekurangan modal sendiri yaitu:
a) Jumlahnya terbatas, yang artinya jumlah modal yang diberikan sangat bergantung dari pemilik dan terbatas.
b) Perolehan modal sendiri untuk jumlah tertentu dari calon pemegang saham baru akan sulit karna akan mempertimbangkan kinerja dan prospek usaha tersebut.
c) Kurangnya jiwa yang memotivasi pemlk, yang dimana pemilik bisnis jika memakai privasi modal, semangat bisnis lebih rendah daripada penggunaan modal asing.
2) Modal Asing (Pinjaman)
Suatu modal yang biasanya diberikan oleh pihak luar perusahaan dan diperoleh dari pinjaman disebut modal asing atau modal pinjaman. Dengan kata lain menggunakan modal pinjaman bisa menimbulkan motivasi tersendiri bagi mnajemen yang serius dalam berbisnis. Sumber dana modal dapat dari:Pinjaman yang berasal dari dunia perbankan, baik bersumber dari swasta maupun asing.
a) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti pegadaian, modal ventura, suransi sewa guna usaha, dana pensiun, koperasi atau lembaga keuangan lainnya.
b) Pinjaman dari perusahaan bukan keuangan.
Kuntungan dari modal pinjaman yaitu:
a) Jumlah unlimited, artinya perusahaan bisa mengajukan pendanaan dari berbagai sumber. Jika dana masih dikatakan
pantas untuk diaujukan dana tersebut akan cair dengan kemungkinan akan dipermudah.
b) Motivasi akan mencoba meingkat, dimana hal ini sangat berbanding terbalik dengan modal sendiri yaitu, motivasi untuk memajukan usaha meningkat dikarenakan adanya beban untuk mengembalikan modal tersebut. Selain itu, perusahaan akan menjaga reputasi dan kepercayaan perusahaan tersebut.
Kekurangan modal pinjaman yaitu:
a) Dikenakan biaya bunga dan biaya administrasi.
b) Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
c) Adanya beban moral atas utang yang belum atau akan dibayarkan jika perusahaan mengalami kegagalan yang mengakibatkan kerugian terhadap pinjaman (Kasmir, 2007:91).
3) Modal Patungan
Adanya modal privasi dan dana dari luar, dapat juga memakai suatu modal bisnis dengan menggabungkan antara modal sendiri dan modal satu orang teman atau beberapa orang yang berperan sebagai mitra kerja yang disebut modal patungan. (Jackie Ambadar, 2010:15).
3. Tenaga Kerja
Tingkat kesuksesan dalam pembangunan ekonomi sangat erat hubungannya dengan faktor produksiitu sendiri. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu bahan pokok peralatan gedung, tenaga kerja, mesin, dan modal yang digolongkan sebagai input manusia dan non manusia.
Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2 tentang Tenaga Kerja, berisikan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Menurut Mulyadi Sabri (2014:71) yang mendefinisikan bahwa tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang berusia 15 – 64 tahun atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang bisa memproduksi barang maupun jasa jika adanya permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka ingin berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.
Menurut Murti Sumarni dan John Suprihanto (2014:5) mengatakan bahwa tenaga kerja mengacu pada individu yang memiliki keterampilan dan kemampuan untuk menghasilkan barang atau jasa untuk membuat perusahaan menguntungkan.
a. Klasifikasi Tenaga Kerja
Pada dasarnya apa yang kita telah ketahui tentang tenaga kerja, sudah diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1) Angkatan Kerja
Menurut Sadono Sukirno (2013:123) menjelaskan bahwa dari dalam sejumlah definisi, tenaga kerja mengacu pada jumlah tenaga kerja dalam suatu perekonomian dalam periode waktu tertentu.Menurut Nur Feriyanto (2014:6) angkatan kerja didefinisikan sebagai penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan yang tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan.
Dari paparan definisi angkatan kerja berlandasakan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi akan angkatan kerja merupakan penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang mempunyai suatu pekerjaan dan atau masih dalams pencarian pekerjaan. Angkatan kerja terdiri dari pengangguran dimana mereka yang sedang mencari pekerjaan atau mereka yang tidak mencari pekerjaan atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dalam waktu yang sama mereka tidak bekerja.
Sedangkan penduduk bekerja diartikan sebagai penduduk yang melakukan kegiatan ekonomi untuk memperoleh atau membantu pendapatan paling minim satu jam secara tidak terputus selama seminggu yang lalu.
2) Bukan Angkatan Kerja
Definisi penduduk yang bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja maupun tidak mencari
pekerjaan dengan berkegiatan sekolah ataupun mengurus rumah tangga. Adapula yang mengatakan bahwa tenaga kerja yang berusia 10 tahun keatas yang selama seminggu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya maupun melakukan kegiatan yang bisa dikategorikan bekerja disebut sebagai potential labor force (Mar’atun, 2017).
b. Teori Ketenagakerjaan 1) Teori Adam Smith
Adam Smith yang merupakan tokoh utama atau pencetus dari aliran ekonomi klasik mengatakan bahwa alokasi sumber daya manusia yang efektif disebut juga sebagai awal pertumbuhan ekonomi. Setelah tumbuh, akumulasi modal yang berupa fisik mulai dibutuhkan untuk menjaga perekonomian tetap tumbuh. Dengan kata lain, pengalokasian sumber daya manusia yang efektif adalah syarat penting bagi pertumbuhan ekonomi.
2) Teori Malthus
Thomas Robert Malthus yaitu salah satu pemikir klasik yang mengatakan bahwa perkembangan manusia jauh lebih cepat dari produksi pertanian. Dikarenakan, perkembangan manusia berdasarkan serangkaian pengukuran, sedangkan produksi makanan hanya didasarkan pada deret aritmatika.
Seorang pakar yaitu, Malthus juga mengatakan bahwa
kelebihan penduduk akan menyebabkan penurunan produksi kepala dan mencegah hal tersebut terjadi. dilakukanlah pengawasan pertumbuhan penduduk. Alhasil, Malthus memberikan saran atau jalan keluar dengan menunda usia perkawinan dan mengurangi anak. Jika hal tersebut tidak terlaksanakan maka, pengurangan penduduk diselesaikan secara alamiah antara lain timbul perang, epidemic, kekurangan pangan, dan sebagainya.
3) Teori Keynes
John Maynard Keynes memiliki pendapat yang berbanding terbalik atau tidak setuju dengan pandangan teori klasik.
Malthus mengatakan bahwa dimanapun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja (labor union) pasti memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Walaupun tingkat upah diturunkan, Keynes mengatakan terjadinya kemungkinan ini sangat kecil sekali dikarenakan, tingkat pendapatan masyarakat ikut turun. Turunnya pendapatan masyarakat maka, terjadinya turunnya daya beli masyarakat dan dapat menyebabkan konsumsi keseluruhan berkurang.
Akan tetapi jika daya beli masyarakat berkurang terjadilah penurunan harga-harga. Kurva nilai produktifitas marjinal tenaga kerja (marginal value of productivity of labor) dijadikan
sebagai patokan oleh pengusaha dalam mempekerjakan tenaga kerja. Jika penurunan harga tidak begitu besar, kurva nilai produktifitas hanya turun sedikit, terlebih dari itu akan lebih sedikit jumlah tenaga yang bertambah dari jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Pada akhirnya kurva nilai produktifitas akan turun drastis jika harga-harga jumlahnya menurun tajam dan jumlah pekerja yang ditempatkan menurun, yang menyebabkan meluasnya pengangguran.Teori Harrod-Domar
Seorang alhi Harrod-Domar, salah satu pencetus teori akan pertumbuhan ekonomi, mengatakan bahwa suatu investasi bukan hanya sekedar menghasilkan suatu permintaan, tapi nantinya juga akan berimbas pada kapabilias produksinya. Jika meningkatnya kapabilitas produksi maka, butuh permintaan yang besar juga. Akan tetapi jika kapasitas yang membesar tidak ditopang dengan permintaan yang besar pula maka, muncullah surplus dan diikuti oleh penurunan jumlah produksi.
C. Hubungan Antar Variabel
a. Hubungan Modal Terhadap Pendapatan
Seorang ahli bernama Adam Smith mengemukakan, modal merupakan elemen utama dari skema produksi yang secara aktif menentukan tingkat output. Sehingga besarnya suatu modal maka akan menghasilkan pendapatan atau keuntungan terbesar juga.
Maka dapat disimpulkan bahwa, peningkatan modal akan meningkatkan pendapatan, karena kedai kopi terdapat peluang untuk meningkatkan kapabilitas output produksi dan otomatis labanya akan berkembang.
b. Hubungan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan
Adam Smith mengemukakan bahwa human resources atau sumber daya manusia selaku penyebab krusial produksi mampu memberikan pekerjaan atau jasa pada suatu proses produksi. Sumarsono mengatakan, semakin banyak jumlah produk yang dapat dijual, produksi juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat meningkatkan tenaga kerja yang harus dibutuhkan, begitu juga pendapatan akan terjadi peningkatan. Dapat disimpulkan bahwa hubungan tenaga kerja terhadap pendapatan bersifat positif.
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan yang telah dijelaskan diatas, adanya dua variabel yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan sebuah usaha kedai kopi. Dua buah variabel yang ada pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Modal Usaha b. Tenaga Kerja
Selain itu, pengembangan model yang diusulkan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Dapat dilihat dari Gambar 2.1 menunjukkan bahwa, terciptanya kedai kopi dikarenakan adanya faktor modal usaha dan tenaga kerja.
Faktor tersebutlah yang mempengaruhi suatu pendapatan kedai kopi.
Besar kecilnya modal usaha yang ada dapat menimbulkan banyak sedikitnya tenaga kerja yang ada terutama, dalam sisi kinerja mereka.
Tenaga kerja juga dikatakan sebagai pengaruh dari pendapatan setelah modal usaha. Apabila terjadi peningkatan akan hasil output produksi, sehingga meningkatkan tenaga kerja yang sedang dibutuhkan. Jika tenaga kerja membantu proses produksi dan melayani konsumen maka, permintaan konsumen akan meningkat. Apabila Permintaan konsumen semakin meningkat pada saat itu terjadilah peningkatan suatu pendapatan.
E. Hipotesis Penelitian
Dari kerangka pikir diatas, didapatkannya hipotesis yang menimbulkan jawaban dari pertanyaan penelitian ini akan dibuktikan dengan data yang terkumpul. Hipotesis yang mengacu pada permasalahan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
H0 : Modal dan tenaga kerja tidak memilki pengaruh terhadap pendapatan kedai kopi di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
H1 : Modal dan tenaga kerja memilki pengaruh terhadap pendapatan kedai kopi di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang.