• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR PENGUATAN SISTEM INOVASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR PENGUATAN SISTEM INOVASI"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR PENGUATAN SISTEM INOVASI

Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Penguatan Sistem Inovasi di Kabupaten Malang Malang, 2 Mei 2012

(2)

dan Bung Karno Pernah Mengingatkan Kita . . .

. . . Dan sejarah akan menulis: di sana di antara benua Asia dan

Australia, antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia, adalah hidup satu bangsa yang mula-mula mencoba untuk kembali hidup sebagai bangsa, tetapi akhirnya kembali menjadi satu kuli di antara bangsa-bangsa kembali

menjadi bangsa kuli

dan

kuli dari

bangsa-bangsa

(een natie van

koelies, en een kolie onder de naties) .

. .

(Bung Karno - Pidato HUT Proklamasi 17 Agustus 1963)

. . . . Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka . . .

Bangsa yang sejahtera dan

(3)
(4)

STRATEGI POKOK

1. Memperbaiki kondisi dasar sebagai prasyarat bagi

peningkatan upaya pengembangan/penguatan sistem inovasi.

2. Melakukan reformasi kebijakan inovasi di berbagai

sektor/bidang dan lintas-sektor/bidang serta pada tataran

pemerintahan yang berbeda, secara bertahap dan

berkelanjutan.

3. Mengembangkan kepemimpinan (leadership) dan

memperkuat komitmen nasional dalam

pengembangan/penguatan sistem inovasi nasional dan

daerah.

4. Meningkatkan koherensi kebijakan inovasi di tingkat nasional

dan daerah.

(5)

TUNTUTAN PERUBAHAN PARADIGMA PEMBANGUNAN

Tumpuan pada “melimpahnya” SDA semata vs.

Semakin berbasis pengetahuan,

Kreativitas-keinovasian, Kewirausahaan

Konvensional vs.

Terobosan

Sektoral – parsial vs.

Sistemik - holistik

Individual - terfragmentasi vs.

Terpadu – Koheren

Fenomena

brain drain

dsb…

Kerangka kerja kolaboratif sebagai pijakan

bersama (common platform) bagi koherensi

dan sinergitas kebijakan dan tindakan

(6)

Sistem Inovasi

Daya Saing dan Kohesi Sosial

Kesejahteraan/Kemakmuran, Kemandirian & Peradaban Bangsa

Isu-isu Kontekstual

Kemajuan Iptek,

Inovasi PengetahuanEkonomi EkonomiJaringan

Globalisasi Faktor-faktorLokalitas

Kecenderungan dan Tantangan Universal

1. SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil 2. Infrastruktur komunikasi yang dinamis

3. Sistem inovasi yang efektif

4. Pemerintahan, insentif ekonomi dan rejim kelembagaan yang mendukung

Knowledge Economy Knowledge Society

1. Sistem informasi dan komunikasi 2. Pembelajaran seumur hidup dan budaya

inovasi

3. Sistem inovasi yang efektif

4. Modal sosial

5. Kepemimpinan/kepeloporan dalam pemajuan sosial budaya masyarakat 6. Rejim kebijakan yang kondusif

POLA PIKIR : PEMBANGUNAN YANG BERBASIS

PENGETAHUAN

(7)

TUJUAN PENGUATAN SISTEM INOVASI

Tujuan Pokok :

1. Meningkatkan daya saing dan memperkuat kohesi sosial

dalam rangka mewujudkan tujuan umum pembangunan

(meningkatkan kesejahteraan rakyat yang semakin tinggi

dan berkeadilan, membangun kemandirian, dan

memajukan peradaban bangsa);

2. Mendorong pembangunan ekonomi berbasis

pengetahuan/EBP (knowledge-based economy/KBE) dan

pembangunan masyarakat yang berbasis

(8)
(9)

ESENSI INOVASI

“proses’ (dan/atau “hasil”) pengembangan dan/atau

pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan

(termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman

untuk menciptakan produk (barang dan/atau jasa), proses,

dan/atau sistem atau hal yang baru

.

proses di mana gagasan, temuan tentang produk atau

proses diciptakan, dikembangkan dan berhasil

disampaikan kepada pasar ~ pengertian “teknokratik”.

Kreativitas tentang perubahan (

pembaruan

perbaikan

)

(Potensi) nilai komersial, ekonomi, sosial (

nilai kegunaan/

kemanfaatan nyata

).

Inovasi:

(10)

Sumber : Dimodifikasi dari www.siks.nl/map_IO_Archi_2006/ocallaghan2.PDF

Discovery

Invensi

Inovasi

Difusi

(11)

Sistem Inovasi :

suatu kesatuan

[dari

sehimpunan aktor, kelembagaan maupun

proses produktif] yang mempengaruhi arah

perkembangan dan kecepatan

inovasi

dan

difusi

nya (termasuk teknologi dan praktik

baik/terbaik), serta

proses pembelajaran

nya.

Dengan demikian ada tiga kata kunci dalam Sistem Inovasi yang harus

diperhatikan di sini yaitu : INOVASI , DIFUSI dan PROSES

PEMBELAJARANNYA.

Referensi : Freeman (1987, ”jaringan lembaga . . .”;

Lundvall (1992, elemen dan hubungan yang berinteraksi . . . sistem sosial); Nelson dan Rosenberg (1983, sehimpunan aktor . . .); Metcalf (1995, sistem yang menghimpun

institusi-institusi berbeda . . . ); OECD (1999, himpunan lembaga-lembaga . . .)

(12)

PENGUATAN SISTEM INOVASI

1. Penguatan sistem inovasi : suatu kesatuan

[dari

sehimpunan aktor, kelembagaan maupun proses

produktif]

“membenahi” sistem

(holistik, serentak,

isu-isu sistemik)

secara bersistem

yang

mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan

inovasi

dan

difusi

nya (termasuk teknologi dan praktik

baik/terbaik), serta

proses pembelajaran

nya :

a. Dari perspektif kebijakan, langkah perbaikan perlu

diarahkan untuk membenahi

“isu-isu kegagalan

sistemik” (systemic failures)

;

b. Strategi kebijakan perlu dikembangkan sebagai

suatu kesatuan

kerangka kebijakan inovasi/KKI

(innovation policy framework)

;

(13)

PENGUATAN SISTEM INOVASI

2. KKI merupakan

kerangka kerja kolaboratif

sebagai

pijakan

bersama (common platform)

para pihak bagi

pengembangan sinergitas dan koherensi kebijakan dan

tindakan implementasi operasionalnya;

a. Langkah-langkah diarahkan untuk memperkuat

kolaborasi sinergis dan meningkatkan koherensi;

b. Prakarsa/model : sebagai “titik masuk”, miniatur,

ditempatkan dalam kerangka bersistem (tidak parsial);

3. Para pihak dituntut semakin mampu memperbaiki,

menyesuaikan dan mengembangkan diri untuk

berkontribusi

dan

berprestasi

dalam penguatan sistem

inovasi nasional, maupun pada tataran daerah.

(14)

PENGUATAN SISTEM INOVASI

Adalah proses panjang . . .

Perlu komitmen kuat,

konsistensi, kesinambungan . . .

Memperhatikan hal-hal yang sangat strategis . . .

Menggali “terobosan” yang dapat memberikan dampak

ungkitan signifikan . . .

Memerlukan “keberanian” untuk berubah

Kepemimpinan . . Kepeloporan . . .

Membutuhkan “kisah sukses” . .

Mulai dari hal yang sangat penting . . .

Belajar sambil berproses . . .

Ciptakan capaian “besar’ . . .

Kembangkan komunitas praktik.

(15)

KOHESI SOSIAL (SOCIAL COHESION)

Kohesi sosial :

Karakteristik positif “keeratan” hubungan

dalam suatu masyarakat yang memungkinkan aktivitas

produktif

(bisnis, ekonomi, sosial, kultural, politis,

penadbiran/governance) dalam dan antar anggota masyarakat

yang bersangkutan (unit-unit dalam masyarakat, termasuk

individu, kelompok, asosiasi, dan wilayah).

Karakteristik positif suatu masyarakat berkaitan dengan hubungan antar

anggota masyarakat yang bersangkutan (unit-unit dalam masyarakat,

termasuk individu, kelompok, asosiasi, dan wilayah) (McCracken, 1998).

(16)

Sistem Pendidikan dan Litbang

Pendidikan dan Pelatihan Profesi Pendidikan Tinggi dan

Litbang Litbang Pemerintah Sistem Industri Perusahaan Besar UKM “Matang/ Mapan” PPBT Intermediaries Lembaga Litbangyasa Brokers

Konsumen (permintaan akhir) Produsen (permintaan antara)

Permintaan (Demand)

Framework Conditions

Kondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota

Perbankan Modal Ventura

Supra- dan Infrastruktur Khusus

HKI dan Informasi Dukungan Inovasi dan

Bisnis Standar dan

Norma

Budaya • Sikap dan nilai • Keterbukaan terhadap

pembelajaran dan perubahan • Kecenderungan terhadap

Inovasi dan kewirausahaan • Mobilitas dan interaksi Kebijakan Ekonomi

• Kebijakan ekonomi makro • Kebijakan moneter • Kebijakan fiskal • Kebijakan pajak • Kebijakan perdagangan

• Kebijakan persaingan Kebijakan Industri/ Sektoral Kebijakan Keuangan Sistem Politik Pemerintah Penadbiran (Governance) Kebijakan RPT

Kebijakan Promosi &

Investasi Infrastruktur Umum/ Dasar Kebijakan Pendidikan

SDA dan Lingkungan

KERANGKA PEMETAAN “ISU” KEBIJAKAN INOVASI

Lingkungan / Kerangka Umum

Isu

Kebijakan

Global

Kelembagaan & Daya Dukung Iptek serta absopsi oleh industri

1

2 Interaksi Fokus & Keterpaduan Rantai Nilai

3 5

Budaya Inovasi Keselarasan dengan Tantangan Global

4 6

Isu

(17)

AGENDA PENGUATAN SISTEM INOVASI

4 5 1 6 2 3

Kerangka Kebijakan Inovasi : Heksagon

1 1 1 2 2 2 3 4 5 6

1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis

2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang dan mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, termasuk UKM.

3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang.

4. Mendorong budaya inovasi.

5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah

(18)

PRIORITAS STRATEGIS

Penguatan secara kolaboratif pada pilar-pilar

penting sistem inovasi sejalan dengan prioritas

pembangunan (a.l., MP3EI) untuk

memperkuat

fondasi sistem inovasi

dan

menghasilkan kisah

sukses (success stories)

:

1. Daerah

2. Industri berpotensi unggul

3. Jaringan inovasi

4. Teknoprener ~ Penguatan bisnis inovatif

(19)

INISIATIF STRATEGIS

Penguatan Sistem Inovasi Nasional

sebagai Wahana Utama

Peningkatan Daya Saing dan Kohesi SosialInnovation-driven EconomyMP3EI PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI TEKNO-INDUSTRI (berbasis KLASTER) PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH

KOHERENSI, KETERPADUAN KEBIJAKAN, DAN KOLABORASI

Sasaran Strategis Prinsip Dasar Inisiatif Strategis Tema Bisnis PENGUATAN PILAR-PILAR TEMATIK

PENGEMBANGAN JARINGAN INOVASI PENGEMBANGAN TEKNOPRENER 44

22

33

11 55

(20)

INISIATIF STRATEGIS =

PRIORITAS, FLAGSHIP PROGRAM & PROGRAM

PAYUNG

(21)

INISIATIF STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI

NASIONAL

1. Penguatan Sistem Inovasi Daerah

: sebagai wahana untuk

memperkuat pilar-pilar bagi penumbuhkembangan

kreativitas-keinovasian di tingkat daerah, di mana penguatan sistem inovasi

daerah merupakan bagian integral dari penguatan sistem inovasi

nasional.

2. Pengembangan Klaster Industri

: sebagai wahana untuk

mengembangkan potensi terbaik & meningkatkan daya saing

industrial.

3. Pengembangan Jaringan Inovasi

: sebagai wahana untuk

membangun keterkaitan dan kemitraan antar aktor, serta

mendinamisasikan aliran pengetahuan, inovasi, difusi, dan

pembelajaran

.

4. Pengembangan Teknoprener

: sebagai wahana modernisasi

bisnis/ekonomi & sosial, serta mengembangkan budaya inovasi.

5. Penguatan Pilai-pilar Tematik SIN

: sebagai wahana memperbaiki

elemen-elemen penguatan sistem yang bersifat tematik dan

kontekstual.

Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional

(22)

MATRIKS KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI DAN

INISIATIF STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI

Kerangka

Kebijakan Inovasi

Tema Inisiatif

Strategis

SID Klaster

Industri JaringanInovasi Teknoprener

Kerangka Umum

Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi

Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi

Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai

Perkembangan Global

Pilar-pilar Tematik

Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional

(23)

MIMPI BESAR SEBAGAI TITIK MULAI

“Kembali ke Masa Depan” :

Daerah sebagai

sumber inovasi

dan

inspirasi

Indonesia

masa depan;

Daerah (masing-masing dan secara bersama)

mengembangkan

iklim/lingkungan, sosial, budaya,

dan

“arena” (kesempatan) yang baik untuk

tumbuh-berkembangnya talenta dan kreativitas-keinovasian

(reverse brain drain)

;

Identitas

&

Branding

daerah;

Bonus demografik

kelompok usia muda

(pemuda/mahasiswa).

(24)

MATRIKS KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI DAN

INISIATIF STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI DI DAERAH

Kerangka

Kebijakan Inovasi

Tema Inisiatif

Strategis

SID Klaster

Industri JaringanInovasi Teknoprener Pilar-pilarTematik

Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional

Visi & Misi

Pembangunan

Daerah

Kerangka Umum

Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi

Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi

Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai

(25)

ILUSTRASI ROADMAP IMPLEMENTASI SETIAP INISIATIF STRATEGIS

DI DAERAH PERCONTOHAN (MIS. PENGEMBANGAN KLASTER

INDUSTRI)

Kerangka

Kebijakan Inovasi

Tema Inisiatif

Strategis

Tahun 1 Kegiatan

Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional

Visi & Misi

Pembangunan

Daerah

Sasaran Kegiatan Sasaran Kegiatan Sasaran Kegiatan Sasaran

Tahun 2 Tahun 3 Dst. . .

Kerangka Umum

Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi

Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi

Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai

(26)

GAGASAN PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH SEBAGAI

INISIATIF STRATEGIS

Kerangka

Kebijakan Inovasi

Tema Inisiatif

Strategis

SID Klaster

Industri JaringanInovasi Teknoprener Pilar-pilarTematik

Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional

Visi & Misi

Pembangunan

Daerah

Kerangka Umum

Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi

Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi

Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai

(27)

DISKUSI

• Apakah pembangunan daerah yang berbasis

pengetahuan telah menjadi komitmen dalam

pembangunan daerah?

• Apa yang menjadi “tema” prioritas

pembangunan daerah yang relevan?

• Bagaimana penguatan sistem inovasi daerah

dapat berkontribusi dalam mewujudkan

pembangunan daerah (melalui tema prioritas

tersebut)?

• Apa agenda penting dalam penguatan sistem

daerah?

(28)

GAGASAN PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI SEBAGAI

INISIATIF STRATEGIS

Kerangka

Kebijakan Inovasi

Tema Inisiatif

Strategis

SID Klaster

Industri JaringanInovasi Teknoprener Pilar-pilarTematik

Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional

Visi & Misi

Pembangunan

Daerah

Kerangka Umum

Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi

Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi

Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai

(29)

DISKUSI

Apa potensi “sektoral/industrial” terbaik yang

dimiliki oleh daerah dan menjadi prioritas

daerah?

Apakah pengembangan hal tersebut dapat

menjadi pengungkit signifikan bagi

pencapaian tujuan pembangunan daerah?

Bagaimana pendekatan pengembangan

klaster industri dapat diterapkan dalam

meningkatkan proses nilai tambah di daerah?

Apa agenda penting dalam pengembangan

(30)

CONTOH GAGASAN PENGEMBANGAN JARINGAN INOVASI

(MIS. TEKNOPOLITAN) SEBAGAI INISIATIF STRATEGIS

Kerangka

Kebijakan Inovasi

Tema Inisiatif

Strategis

SID Klaster

Industri JaringanInovasi Teknoprener Pilar-pilarTematik

Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional

Visi & Misi

Pembangunan

Daerah

Kerangka Umum

Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi

Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi

Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai

(31)

BAHAN DISKUSI

Apakah gagasan pengembangan jaringan inovasi

(mis. teknopolitan) dapat berkontribusi signifikan

dalam mewujudkan tujuan pembangunan daerah?

Apakah gagasan teknopolitan dapat berkontribusi

signifikan dalam membangun/memperbaiki

keterkaitan dan kemitraan antar aktor, serta

mendinamisasikan aliran pengetahuan, inovasi,

difusi, dan pembelajaran?

Bagaimana mengembangkan dan memanfaatkan

potensi yang dimiliki untuk mewujudkan

(32)

TEKNOPOLITAN

Teknopolitan

*)

adalah konsepsi kawasan berdimensi

pembangunan ekonomi, sosial dan budaya, yang

memiliki

sentra kegiatan iptek, kegiatan produktif

dan gerakan masyarakat

, yang mendukung

percepatan perkembangan inovasi, difusi dan

pembelajaran

.

Kawasan teknopolitan adalah kawasan yang terdiri atas

satu atau lebih sentra kegiatan iptek, kegiatan produktif

dan gerakan masyarakat pada wilayah tertentu

(satu

atau lebih daerah otonom) sebagai sistem pembangunan

yang ditunjukkan oleh adanya

keterkaitan fungsional

dan hierarki keruangan sistem inovasi

.

(33)

CONTOH GAGASAN PENGEMBANGAN TEKNOPRENER

SEBAGAI

INISIATIF STRATEGIS

Kerangka

Kebijakan Inovasi

Tema Inisiatif

Strategis

SID Klaster

Industri JaringanInovasi Teknoprener Pilar-pilarTematik

Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional

Visi & Misi

Pembangunan

Daerah

Kerangka Umum

Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi

Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi

Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai

(34)

BAHAN DISKUSI

Bagaimana modernisasi/revitalisasi ekonomi, sosial

dan budaya (pengembangan bisnis inovatif dan

pengembangan budaya inovasi) dapat berkontribusi

signifikan dalam mewujudkan tujuan pembangunan

daerah?

Bagaimanakah gagasan pengembangan pusat inovasi

dapat berkontribusi signifikan dalam

menumbuhkembangkan inovasi dan bisnis yang

inovatif?

Bagaimana pengembangan budaya inovasi yang

paling sesuai di daerah dapat dilakukan?

(35)

Pengembangan Bisnis Baru Perbaikan

Bisnis yang Ada

(Existing) Investasi Dari Luar Faktor keunggulan lokalitas Keterkaitan Investasi(& perdagangan ) Ke Luar Rantai Nilai Inovasi & Difusi Pengetahuan & Kompetensi Penyediaan pengetahuan/ teknologi Pembelajaran, termasuk Litbangyasa Daya Saing yang Lebih Tinggi Investasi untuk Inovasi

ROI yang Lebih Tinggi Rantai Nilai Produksi Interaksi & Keterkaitan

Siklus yang Makin Menguat

(Dari vicious cycle menjadi virtuous cycle)

PI UMKM

• PJPB (BDSP) : Penyedia Jasa Pengembangan Bisnis (Business Development Service Provider)

• Inkubator : Inkubator bisnis berbasis teknologi

INOVASI & MODERNISASI SUMBER PERKEMBANGAN

EKONOMI

(36)
(37)

Visi Pembangunan Kabupaten Malang Tahun 2005 - 2025 adalah

“ Kabupaten Malang Aman, Maju, Adil dan Makmur ”

Misi

Untuk pencapaian visi diatas tersebut diperlukan misi :

1. Meningkatkan supremasi hukum dan HAM serta mendorong tumbuh dan berkembangnya kekuatan sosial politik dan organisasi kemasyarakatan. 2. Meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan serta mendorong maju dan

berprestasinya olah raga seni dan budaya.

3. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya berdasarkan potensi dan prospek pengembangannya.

4. Meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya berdasarkan keadilan sosial dan menjamin kesinambungan pembangunan yang

(38)

Visi

Pembangunan Kabupaten Malang Tahun 2010 – 2015 adalah sebagai berikut:

Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri,

Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing atau MADEP MANTEB

(39)

MISI

Adapun misi pembangunan Kabupaten Malang untuk 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, adat-istiadat dan budaya.

2. Mewujudkan pemerintahan good governance (tata kelola

epemerintahan yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan, dan demokratis.

3. Mewujudkan supremasi hukum dan HAM.

4. Mewujudkan kondisi lingkungan yang aman, tertib, dan damai. 5. Mewujudkan peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur. 6. Mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan berdaya

saing.

7. Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pertanian dan pemberdayaan masyarakat perdesaan.

(40)

TEMA 2012

Percepatan Pembangunan Infrastruktur untuk

Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat serta

Meningkatkan Daya Saing Daerah

Dengan pertumbuhan ekonomi 6,54%

Mengandalkan sektor pertanian (pangan, perkebunan, peternakan, perikanan) sebagai basis;

yang dihela sektor industri, perdagangan, pariwisata dan investasi sebagai lokomotif percepatan.

(41)

Dokumen Strategis Penguatan Sistem Inovasi Daerah

1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi.

• Menghapus regulasi yang menghambat.

• Mengatasi berbagai kelemahan lingkungan legal.

• Mengembangkan infra dan supra struktur pendukung

perkembangan inovasi.

• Memperbaiki administrasi yang birokratif.

• Mengatasi keterbatasan pembiayaan/pendanaan inovasi.

• Mengembangkan langkah efektif berkaitan dengan isu

perpajakan/retribusi atau pungutan yang berakibat pada tidak

kompetitifnya daerah bagi aktivitas bisnis dan inovasi.

• Meningkatkan kepedulian dan implementasi standarisasi dan

perlindungan HKI.

(42)

• Memperbaiki faktor-faktor penentu untuk meningkatkan daya

dukung iptek

• Memperkuat kelembagaan dan sumber daya iptek

• Memperbaiki faktor-faktor berpengaruh untuk memperbaiki

kemampuan absortif pengguna (calon pengguna) iptek

2. MEMPERKUAT KELEMBAGAAN DAN DAYA DUKUNG IPTEK/LITBANGYASA SERTA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN ABSORPSI DUNIA USAHA

(43)

Ketersediaan dan kesiapan teknologi (sisi penyediaan)

Mengembangkan dukungan keuangan dan non keuangan bagi

aktivitas inovasi kolaboratif;

Mendorong pengembangan peran intermediasi (intermediaries)

yang berbasis tekno-bisnis (misalnya penyedia jasa

pengembangan bisnis, technology clearing house);

Menumbuhkembangkan keterkaitan-keterkaitan (atau kemitraan)

bisnis berbasis teknologi;

Mengembangkan aktivitas diseminasi/difusi teknologi tertentu

yang bermanfaat bagi perekonomian, sosial budaya di tingkat

nasional/daerah;

3. MENUMBUHKEMBANGKAN KOLABORASI BAGI INOVASI DAN

MENINGKATKAN DIFUSI INOVASI, PRAKTIK BAIK/TERBAIK DAN/ATAU HASIL LITBANGYASA SERTA MENINGKATKAN PELAYANAN BERBASIS TEKNOLOGI

(44)

Peningkatan keperdulian publik (public awareness) tentang pentingnya kreativitas-keinovasian;

Perbaikan apresiasi/penghargaan SDM iptek (inovasi);

Reformasi pendidikan (sekolah, perguruan tinggi) dan

kelembagaan litbangyasa untuk semakin berkembang sebagai organisasi riset dan pewirausaha (research & entrepreneurial

organizations);

Pengembangan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan;

Mendorong perkembangan perusahaan-perusahaan pemula

(baru) yang inovatif;

Mengembangkan upaya/program untuk menarik dan

mempertahankan talenta yang penting bagi kemajuan

nasional/daerah (seperti reverse brain drain) dan meningkatkan mobilisasi SDM iptek di daerah (dan secara nasional);

Meningkatkan kapasitas pada lembaga-lembaga pemerintah

(termasuk di daerah);

Mengembangkan program payung secara terpadu bagi

pemajuan inovasi

(45)

Peningkatan dialog konstruktif dan kerjasama/koordinasi lintas

stakeholders serta harmonisasi/sinkronisasi regulasi dan/atau

program/kegiatan (antarpihak di tingkat “pusat”, antara “pusat” dengan “daerah”, antardaerah);

Peningkatan motivasi, stimulasi, fasilitasi yang bersifat

terobosan untuk meningkatkan sinergitas dalam penguatan sistem inovasi.

Pengembangan litbangyasa spesifik atau jaringan inovasi yang

bersifat strategis;

Penumbuhkembangan prakarsa kompetisi pengembangan

inovasi kolaboratif (misalnya skema patungan dan/atau hibang bersaing);

Pengembangan klaster-klaster industri spesifik;

Pengembangan aliansi strategis yang penting;

Penumbuhkembangan investasi dan keterkaitan inovasi dan

bisnis;

Harmonisasi/sinkronisasi regulasi dan program/kegiatan.

5. Menumbuhkembangkan Dan Memperkuat Keterpaduan Kemajuan Sistem Inovasi Pada Klaster Industri Daerah Dan Nasional

(46)

6. Penyelarasan dengan perkembangan global

1. Peningkatan kemampuan para pihak dalam menyikapi kecenderungan dan tantangan universal;

2. Peningkatan dialog konstruktif di tingkat internasional dan kerjasama internasional yang saling menguntungkan;

3. Pengembangan strategi global.

4. Peningkatan keperdulian publik dan penegakan hukum di bidang HKI; 5. Peningkatan inventarisasi, pengembangan dan pendayagunaan

aset-aset pengetahuan/teknologi masyarakat setempat (local/indigenous

knowledge/technological), termasuk perlindungan dari aspek

legal/HKI;

6. Peningkatan kapasitas (nasional dan daerah) dalam sistem MSTQ

(metrology, standardization, testing, and quality);

7. Fora (forum-forum) internasional yang penting;

8. Penumbuhkembangan kerjasama dan promosi internasional; 9. Pengembangan mutual recognition agreement;

10. Pembatasan ekspor bahan baku tertentu atau produk bernilai tambah rendah;

Gambar

ILUSTRASI ROADMAP IMPLEMENTASI SETIAP INISIATIF STRATEGIS DI DAERAH PERCONTOHAN (MIS. PENGEMBANGAN KLASTER

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan lama menderita LES, tingkat Pendidikan, dosis terapi steroid, lamanya terapi steroid, banyaknya target organ, stresor psikososial, terdapatnya depresi dan atau

Untuk meningkatkan mutu produk plastik dan sekaligus dapat meminmasi limbah plastik pada proses cetak plastik dapat digunakan metode Taguchi dengan melakukan

[r]

Salah satu yang mempengaruhi kepatuhan program terapi gagal ginjal yang menjalani hemodialisis adalah dukungan sosial keluarga dimana keluarga berperan dalam fungsi

Fokus kajian Manajemen Sumber Daya Manusia adalah tenaga kerja manusia yang diatur menurut urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan

UD Podo Joyo : Dusun Bulusubun, Desa Sambirejo RT 02 / 04, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur 2.UD Surya Wahana : Desa Gedangsewu, Kecamatan Pare, Kabupaten

Kepedulian kami akan proses dan hasil akhir juga merupakan sebuah komitmen yang kami bangun bersama para konsumen untuk memberikan hasil cetak yang memuaskan dan

Sebelum proses konseling dilakukan, konselor telah memperoleh data mengenai klien yang diambil melalui wawancara pendahuluan (intake interview) yang dapat dilakukan oleh