5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian Sejenis dilakukan oleh Esy Desmayanti. (2012). Penelitian ini membahas tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas E- Filling Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana Penyampaian Spt Masa Secara Online Dan Realtime (Kajian Empiris Di Wilayah Kota Semarang)”. Dalam Penelitian ini
Dijelaskan bahwa di wilayah kota semarang sudah menerapkan E-Filling sebagai salah satu pelaporan SPT wajib pajak pribadi, dan dapat diakses melalui DJP Online dan Online-Pajak.go.id.
Penelitian sejenis kedua dilakukan oleh winna Titis. (2011). Yang membahas tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filling (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan Kota Semarang)”. Dalam Penelitian ini dijelaskan bahwa proses penyampain SPT secara Online lewat internet akan melibatkan tiga pihak, yaitu :
1. Wajib Pajak itu Sendiri.
2. Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), dan
3. Direktorat Jenderal Pajak Lewat Kantor Pelayanan Pajak.
Penelitian sejenis ketiga dilakukan oleh Gita Gowinda Kirana. (2010). Yang
membahas tentang “Analisis Perilaku Penerimaan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan
E-Filling (Kajian Empiris Di Wilayah Kota Semarang)”. Dalam Penelitian ini E-Filling
ini sengaja dibuat agar tidak ada persinggungan Wajib Pajak dengan aparat pajak dan
kontrol Wajib Pajak bisa tinggi karena merekam sendiri SPT yang dilakukannya. E-
Filling ini bertujuan mencapai transparansi dan bisa menghilangkan praktek-praktek
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) diseluruh Indonesia.
6
Sedangkan yang membedakan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah selain lokasi dan tahun penelitian yang berbeda judul yang diangkat juga berbeda. Penelitian pertama membahas tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas E-Filling Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana Penyampaian Spt Masa Secara Online Dan Real Time, Penelitian yang kedua membahas tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filling dan Penelitian yang ketiga membahas tentang Analisis Perilaku Penerimaan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-Filling.
B. Landasan Teori 1. Pajak
a. Pengertian Pajak
Berikut beberapa pengertian pajak yang dikutip dari peneliti dibawah ini yaitu:
Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan ke empat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani ditulis didalam buku berjudul
Administrasi Perpajakan penulis Liberti Pandiangan (2014:3) pajak adalah
iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi-kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran-pengaluaran umum terkait dengan tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan (Adriani dalam Liberti
Pandiangan, 2014:3)
7
Selanjutnya pengertian pajak oleh Prof. Dr.Rochmat Soemitro, S.H., yang dijelaskan dalam buku yang berjudul Perpajakan Edisi Terbaru 2016 karya Prof. Dr. Mardiasmo, MBA., Ak (2016:3) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo, 2016:3).
b. Jenis-jenis Pajak
Menurut Liberti Pandiangan (2014:7) ada dua jenis-jenis pajak yaitu:
1) Pajak Pusat
Pajak pusat yaitu pajak yang dikelola Pemerintah Pusat (Negara) khusunya oleh Direktorat Jenderal Pajak, dan Kementerian Keuangan.
2) Pajak Daerah
Pajak Daerah yaitu pajak yang dikelola Pemerintah Daerah (Pemda) baik itu Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota/Kabupaten.
c. Fungsi Pajak
Menurut Siti Resmi (2016:3) terdapat dua fungsi pajak yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan fungsi regularend (pengatur)
1) Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak mempunyai fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran, baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara.
2) Fungsi Regularend (Pengatur)
Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial
dan ekonomi serta mencapai tujuan-tujuan tertentu didalam bidang
keuangan.
8
d. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Siti Resmi (2016:10&11) dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan, yaitu:
1) Official Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem in, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada ditangan para aparatur perpajakan.
Dengan demikian, berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada aparatur perpajakan (peran dominan ada pada aparatur perpajakan).
2) Self Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Wajib pajak dianggap mampu menghitung pajak, memahami undang- undang perpajakan yang sedang berlaku, mempunyai kejujuran yang tinggi, dan menyadari akan arti pentingnya membayar pajak. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak sebagian besar tergantung pada wajib pajak sendiri (peranan yang dominan ada pada wajib pajak).
3) With Holding System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Penunjukan pihak ketiga ini dilakukan sesuai peraturan
perundang-undangan perpajakan, keputusan presiden, dan peraturan
lainnya untuk memotong serta memungut pajak, menyetor, dan
mempertanggungjawabkan melalui sarana perpajakan yang tersedia.
9
Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk. Peranan yang dominan ada pada pihak ketiga.
2. E-Filling
a) Pengertian e-Filing Pajak Online
E-Filling dalam perpajakan merupakan cara penyampaian SPT Tahunan atau perpanjangan SPT Tahunan yang dilakukan secara Online dan real-time melalui website e-filing pajak DJP Online.
E-Filing pajak lahir dari penerapan sistem Modul Penerimaan Negara Generasi Kedua (MPN G2) yang mulai dijalankan pada tahun 2007.
Menurut situs resmi kementerian keuangan, sistem ini berlaku baik untuk penerimaan negara yang berbentuk pajak maupun bukan pajak.
Direktorat Jenderal Pajak adalah salah satu pihak penerima tagihan resmi (biller) di kementerian keuangan. Pemerintah kemudian membuat situs khusus untuk mendukung e-Filing yakni sse.pajak dan efiling pajak. DJP juga membuat situs DJP Online (djpOnline.pajak.go.id) sebagai pusat pelayanan SPT elektronik. Semua situs layanan lama yang sistemnya masih terpisah juga dihapus, sehingga masyarakat bisa menggunakan satu sistem yang praktis. Dalam hal E-Filling dibagi menjadi dua, yaitu :
1. E-Filling SPT 1770s
Formulir yang diberikan DJP pada website untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang digunakan kepada orang-orang yang berpenghasilan lebih dari Rp.60.000.000,- setahun.
2. E-Filling SPT 1770ss
Formulir yang diberikan DJP pada website untuk wajib pajak orang pribadi yang digunakan kepada orang yang berpenghasilan kurang dari Rp.60.000.000,- setahun.
b) Manfaat e-Filing Pajak
10