• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA KELAS XI MA AL-BIDAYAH CANDI KEC. BANDUNGAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA KELAS XI MA AL-BIDAYAH CANDI KEC. BANDUNGAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL

TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA

KELAS XI MA AL-BIDAYAH CANDI

KEC. BANDUNGAN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

EVI FATMASARI NIM 111 14 134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)

i

(3)

ii

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL

TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA

KELAS XI MA AL-BIDAYAH CANDI

KEC. BANDUNGAN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

EVI FATMASARI NIM 111 14 134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)
(5)
(6)
(7)

vi

“Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah „Azza wa

Jalla, melainkan Allah akan mengganti dengan sesuatu yang lebih baik darinya

untukmu.” (HR. Ahmad).

"Lebih baik kehilangan sesuatu karena Allah daripada kehilangan Allah

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah dan ketulusan hati yang dalam, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Giyar dan Ibu Siswanti yang dengan

tulus telah memberikan cinta, kasih, sayang, dan do‟anya kepadaku sampai saat ini.

2. Adik kandungku tersayang Desti Alfiandani yang selalu memberikan

tangis, canda, dan tawanya.

3. Mbah yayiku Endang Sri Piyoro Wati serta keluargaku yang selalu sayang

dan memberikan dukungan kepadaku.

4. Bapak KH. Drs. Nasafi, M.Pd.I dan Ibu Hj. Asfiyah yang telah sudi

menjadi wakil kedua orang tuaku dalam membimbing dan mendidikku di Pondok Pesantren Nurul Asna tercinta.

5. Keluarga besar MI Kenteng yang telah membantu mewujudkan

mimpi-mimpiku.

6. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

7. Bapak Dr. Winarno, M.Pd. yang telah sabar dalam mengarahkan dan

memberikan masukan-masukan dalam menyusun skripsi ini.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor Institut Agama Islam

Negeri Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik.

5. Bapak Dr. Winarno, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah membimbing dan memberi pengarahan sampai selesai dalam penulisan skripsi ini.

6. Semua bapak dan ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah

(10)

ix

7. Keluarga besar MA Al-Bidayah yang telah membantu dalam

pembuatan skripsi ini.

8. Bapak ibuku serta keluarga yang telah memberi motivasi dan do‟a dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Hanya untaian kata terimakasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka serta membalas semua amal baik yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu‟alaikum Wr Wb.

Salatiga, 27 Agustus 2018 Penulis

(11)

x A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ………... 5

C. Tujuan Penelitian ………... 5

D. Manfaat Penelitian ………. 6

E. Definisi Operasional ………... 7

F. Sistematika Penulisan ………. 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Terdahulu ……….. 10

B. Landasan Teori ………... 11

1. Media Sosial ………... 11

a. Hakikat Media Sosial ………... 11

(12)

xi

c. Kriteria Media Sosial ………... 15

d. Jenis-jenis Media Sosial ………... 17

e. Dampak Penggunaan Media Sosial ……….. 22

2. Sikap Keberagamaan ……….. 25

a. Pengertian Sikap Keberagamaan ………..… 25

b. Dimensi Keberagamaan ………... 27

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Keberagamaan …….. 28

d. Faktor-faktor yang Menghambat Terbentuknya Sikap Keberagamaan ……….………. 30

e. Bentuk-bentuk Sikap Keberagamaan ………... 31

C. Kerangka Berpikir ……….... 38

D. Hipotesis Penelitian ………..… 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………... 42

1. Jenis Penelitian ………... 42

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….… 42

3. Populasi dan Sampel ……….. 43

4. Variabel penelitian ………... 44

5. Instrumen Penelitian ………... 45

6. Metode Pengumpulan Data ……….... 46

7. Teknik Analisis Data ………..… 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Penelitian ………... 51

1. Gambaran Umum MA Al-Bidayah ……….... 51

2. Penyajian Data ………... 64

a. Data Responden ………... 64

(13)

xii

1) Data Jawaban Angket Penggunaan Media Sosial ………….. 67

2) Data Jawaban Angket Sikap Keberagamaan ……….…. 69

B. Analisis Deskriptif ……….…... 71

1. Analisis Data Penggunaan Media Sosial Siswa Kelas XI MA Al-

Bidayah Bandungan Tahun Pelajaran 2017/2018 ……….……. 71

2. Analisis Data Sikap Keberagamaan Siswa Kelas XI MA Al-

Bidayah Bandungan Tahun Pelajaran 2017/2018 ……….……. 82

C. Pengujian Hipotesis ………... 89 D. Pembahasan Hasil Penelitian ……….…………... 92

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………... 95

B. Saran ………. 96

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Angket Penggunaan Media Sosial ……… 47

Tabel 3.2 Indikator Angket Sikap Keberagmaan ………. 47

Tabel 4.1 Data Guru MA Al Bidayah ………...……... 54

Tabel 4.9 Data Keadaan Labolatorium ……… 61

Tabel 4.10 Jenis Buku ………...………... 62

Tabel 4.11 Data Responden ………...…….. 64

Tabel 4.12 Jawaban Angket Penggunaan Media Sosial ………... 67

Tabel 4.13 Jawaban Angket Sikap Keberagamaan ……….. 69

Tabel 4.14 Daftar Siswa yang Memiliki dan Menggunakan Media Sosia ….….. 71

Tabel 4.15 Presentase Daftar Siswa yang Memiliki dan Menggunakan Media Sosial Facebook, Instagram, dan Whatsapp ……….... 74

Tabel 4.16 Daftar Nilai Hasil Observasi Penggunaan Media Sosial …..………. 76

Tabel 4.17 Daftar Distribusi Frekuensi Jawaban Penggunaan Media Sosial …... 79

Tabel 4.18 Persentase Frekuensi Penggunaan Media Sosial ………..…. 82

Tabel 4.19 Daftar Nilai Hasil Observasi Sikap Keberagamaan …………..……. 83

Tabel 4.20 Daftar Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Keberagamaan ……..… 86

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Tugas Pembimbing

2. Surat Izin Penelitian

3. Surat Balasan Penelitian

4. Angket

5. Lembar Konsultasi

6. Daftar Nilai SKK

7. Dokumentasi Penelitian

(16)

xv ABSTRAK

Fatmasari, Evi. 2018. Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap Sikap

Keberagamaan Siswa Kelas XI MA Al-Bidayah Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si, M.Pd.

Kata Kunci: Media Sosial, Sikap Keberagamaan.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh sikap remaja yang sering menunda-nunda dan lalai dalam menjalankan perintah dalam agamannya, karena penggunaan media sosial yang terus-menerus sehingga menjadikan kecanduan dan lupa waktu saat menggunakannya. Penelitian ini membahas tentang pengaruh penggunaan media sosial terhadap sikap keberagamaan siswa kelas XI MA Al-Bidayah Bandungan. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui variasi penggunaan media sosial siswa kelas XI MA Al-Bidayah, (2) mengetahui variasi sikap keberagamaan pada siswa kelas XI MA Al-Bidayah, dan (3) mengetahui pengaruh penggunaan media sosial terhadap sikap keberagamaan siswa kelas XI MA Al-Bidayah tahun pelajaran 2017/2018.

Penelitian dilakukan di MA Al-Bidayah Bandungan. Metode yang digunakan angket dan dokumentasi. Populasi meliputi seluruh siswa kelas XI yang berjumlah 99, dan sampel yang diambil sebanyak 50 siswa. Teknik

pengambilan sampel adalah random sampling. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif, di mana peneliti harus membagikan quesioner kepada responden sebagai pengumpul data. Analisis data dilakukan dengan cara uji statistik, dan untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan media sosial terhadap sikap kebergamaan siswa, penulis menggunakan teknik analisis data koefisien korelasi product moment.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media sosial oleh siswa kelas XI MA Al-Bidayah Bandungan tahun pelajaran 2017/2018 kategori sedang (56%) sejumlah 28 siswa dari 50 responden. Sikap keberagamaan siswa kelas XI MA Al-Bidayah Bandungan tahun pelajaran 2017/2018 berada pada kategori sedang (58%) sejumlah 29 siswa dari 50 responden. Pengaruh penggunaan media sosial terhadap sikap keberagamaan siswa kelas XI MA Al-Bidayah Bandungan tahun pelajaran 2017/2018 telah dibuktikan dengan uji korelasi dan menunjukkan nilai rhitung sebesar 0,297. Dari responden 50 siswa,

didapatkan derajat bebasnya 48 sehingga diketahui taraf signifikan 5% adalah sebesar 0,284 dan taraf signifikan 1% sebesar 0,368. Oleh karena itu, pada taraf signifikan 5% nilai rhitung > rtabel dan pada taraf signifikan 1% nilai rhitung < rtabel.

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Agama merupakan pedoman, pembimbing dan pendorong dalam diri manusia untuk mencapai kualitas hidup yang baik dan sempurna (Nasution, 1988:75). Secara psikologis manusia sulit dipisahkan dari agama. Pengaruh psikologis ini tercermin dalam sikap dan tingkah laku keagamaan manusia, baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan sosialnya.

Dalam kehidupan manusia sebagai individu, pengaruh psikologi itu membentuk keyakinan dalam dirinya dan menampakkan pola tingkah laku sebagai realisasi dari keyakinan tersebut. Sedangkan dalam kehidupan sosial, keyakinan dan pola tingkah laku tersebut mendorong manusia untuk melahirkan norma-norma dan pranata keagamaan sebagai pedoman dan sarana kehidupan beragama di masyarakat (Jalaluddin, 2012:258).

Telah disyariatkan dalam Islam, bahwa sebagai manusia yang beragama sudah semestinya harus beribadah dengan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan yang telah menciptakannya untuk mencapai surga-Nya. Seperti yang telah dijelaskan dalam Firman Allah:

(18)

2

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat:56)

Hal itu bisa dilakukan dengan melakukan ketaatan secara mutlak kepada Allah, disertai dengan kecintaan dan pengagungan, berharap dan takut, dengan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan

larangan-larangan-Nya, dan mengikuti syari‟at yang telah dituntunkan

Rasulullah dengan hati yang ikhlas.

(19)

3

orang lain, membuat para remaja lupa waktu sehingga selalu menunda-nunda bahkan lalai dalam menjalankan kewajiban beragama yang semestinya dilakukan. Dikarenakan mereka terlalu asyik dan betah berlama-lama menggunakan dan memainkan layanan media sosial yang ada di layar handphone-nya.

Supaya terlihat gaul dan keren di depan teman-temannya, para

remaja sekarang ini harus selalu up-date di berbagai media sosial. Media

sosial seakan sudah menjadi ketergantungan bagi para remaja, tiada hari tanpa mengakses jejaring sosial, bahkan hampir disetiap waktu mereka

tidak lepas dari smartphone. Sehingga mereka menjadi kecanduan untuk

selalu up-date di media sosial setiap harinya. Kecanduan dalam

pengguanaan media sosial akan membuat pekerjaan terbengkalai, bahkan termasuk urusan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa (Arifin, 2008: 67).

Fenomena ini juga terjadi pada kalangan remaja di Bandungan.

Banyak dari mereka yang asyik dengan smartphone yang mereka miliki,

bahkan mereka betah berjam-jam di depan layar gadget untuk mengakses

akun-akun media sosial yang sedang menjadi tren dikalangan mereka.

(20)

4

Yang Maha Esa. Hal ini dapat terjadi karena mereka terlalu fokus dengan dunia maya daripada kehidupannya di dunia nyata.

Tempatnya yang plosok dan jauh dari kota, tidak menghalangi para remaja Bandungan berlomba-lomba untuk mengakses dan menggunakan media sosial yang ada. Salah satunya adalah para remaja yang bersekolah di MA Al-Bidayah, terutama pada siswa kelas XI yang sebagian besar sudah memiliki akun-akun media sosial. Peneliti mendapatkan informasi setelah melakukan tanya jawab dari salah satu siswa kelas XI, dia mengatakan bahwa dari berbagai jenis media sosial yang ada, ia dan

teman-temannya lebih suka menggunakan media sosial facebook,

instagram, dan wahtsapp. Karena ketiga media sosial tersebut sedang

menjadi tren fashion saat ini.

Berawal dari pengalaman peneliti sendiri, yaitu sering mendengar dan melihat orang tua dari peneliti yang tidak henti-hentinya mengingatkan adik dari peneliti untuk melakukan ibadah kepada Allah terutama sholat, karena adik peneliti sering lalai dan menunda-nunda

waktu sholat dikarenakan terlalu asik memainkan handphone-nya untuk

menggunakan media sosial yang dia miliki. Berdasarkan peristiwa

tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh

Penggunaan Media Sosial terhadap Sikap Keberagamaan Siswa Kelas XI MA Al-Bidayah Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun Pelajaran

(21)

5 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah variasi penggunaan media sosial siswa kelas XI MA

Al-Bidayah Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018?

2. Bagaimanakah variasi sikap keberagamaan siswa kelas XI MA

Al-Bidayah Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018?

3. Adakah pengaruh penggunaan media sosial terhadap sikap

keberagamaan pada siswa kelas XI MA Al-Bidayah Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan peneliti mengacu pada permasalahan diatas adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui variasi penggunaan media sosial siswa kelas XI MA Al-

Bidayah Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018

2. Mengetahui variasi sikap keberagamaan siswa kelas XI MA

(22)

6

3. Mengetahui pengaruh penggunaan media sosial terhadap sikap

keberagamaan pada siswa kelas XI MA Al-Bidayah Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya pengaruh antara penggunan media sosial terhadap sikap keberagamaan pada siswa kelas XI MA Al-Bidayah Candi, Kec. Bandungan, Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018. Dari informasi tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara praktis maupun teoritis, yaitu:

1. Teoritik

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh penggunaan media sosial terhadap sikap keberagamaan, serta sebagai informasi atau dasar pijakan untuk penelitian pada waktu yang akan datang.

2. Praktis

a. Siswa

(23)

7

sanak saudara yang berada di luar kota, atau untuk menambah pengetahuan melalui media sosial.

b. Guru dan Orang Tua

Sebagai bahan masukan bagi orang tua dan guru untuk lebih mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan media sosial supaya tidak melalaikan ibadah dalam agamanya.

E. Definisi Operasional

1. Media Sosial

Media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual (Nasrullah, 2012:11).

Dalam penelitian ini, penulis membatasi berbagai macam jenis media sosial yang digunakan. Adapun media sosial yang digunakan

dalam penelitian ini adalah instagram, facebook, dan whatsapp untuk

mewakili media sosial secara keseluruhan, karena kebanyakan siswa kelas XI MA Al-Bidayah menggunakan ketiga akun media sosial tersebut.

2. Sikap Keberagamaan

(24)

8

Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi sikap keberagamaan dalam dimensi praktik (ritualistik) yang dapat dilakukan sehari-hari. Dalam hal ini mencakup shalat wajib, shalat sunnah, puasa, membaca Al-Qur‟an dan dzikir.

F. Sistematika Penulisana

Sistematika dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian:

1. Bagian Awal

Berisi halaman judul, halaman logo, halaman sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan keaslian penelitian, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran dan abstrak.

2. Bagian Isi

Bagian isi terdiri dari lima bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

(25)

9

BAB II: Kajian Pustaka, Landasan Teori, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis Penelitian

Bab ini membahas kajian penelitian terdahulu, uraian teori

mengenai penggunaan media sosial, serta sikap

keberagamaan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. BAB III: Metode Penelitian dan Hasil Penelitian

Berisi metode penelitian serta gambaran umum tentang MA Al-Bidayah Candi, Kec. Bandungan, Kab. Semarang, dan penyajian data penelitian.

BAB IV: Analisis Data

Bab ini dibahas tentang analisis data tiap variabel, dan pengujian hipotesis.

BAB V: Penutup

Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan hasil penelitian dan saran.

3. Bagian Akhir

(26)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi Faridah tahun

2008 UIN Syarif Hidayatullah yang berjudul Pengaruh Kegiatan Rohis

terhadap Sikap Keberagamaan Siswa di SMAN 87 Jakarta. Dari penelitian

tersebut terdapat pengaruh signifikan antara variabel intensitas kegiatan rohis dengan variabel sikap keberagamaan siswa SMAN 87 Jakarta dengan analisis correlation product moment diperoleh rhitung (0,3) > rtabel (0,273)

dengan N = 50 responden, dengan taraf signifikansi 5% maka hipotesis

yang diajukan terbukti kebenarannya.

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Galih Aji Pratomo

tahun 2016 IAIN Salatiga yang berjudul Pengaruh Penggunan Jejaring

Sosial terhadap Sikap Keberagamaan Siswa Kelas X SMA Negeri 3

Salatiga Tahun 2016. Dari penelitian tersebut terdapat pengaruh signifikan

antara variabel intensitas penggunaan jejaring sosial dengan variabel sikap keberagamaan siswa kelas X SMAN 3 Salatiga dengan analisis correlation product moment diperoleh rhitung (0,266) > rtabel (0,254) dengan N = 60

responden, dengan taraf signifikansi 5% maka hipotesis yang diajukan

terbukti kebenarannya.

(27)

11

Faridah penelitian ini memiliki kesamaan dalam variabel terikatnya, sedangkan perbedaannya terpadat pada variabel bebasnya. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Galih Aji Pratomo penelitian ini memiliki kesamaan dalam variabel terikatnya, sedangkan dalam variabel bebasnya pada penelitian yang dilakukan Galih Aji Pratomo hanya menekankan berkomunikasi melalui jejaring sosial.

B. Landasan Teori

1. Media Sosial

a. Hakikat Media Sosial

Media sosial terdiri dari dua kata, media dan sosial. Media adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Media berasal dari bahasa latin dan

merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiyah berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan

penerima pesan (a receiver). Kata media dalam bahasa Arab adalah wasaai yang berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim

kepada penerima pesan (Arsyad, 2002:4).

(28)

12

societes dari kata socius, yang artinya teman, dan selanjutnya kata sosial berarti hubungan antar manusia satu dengan manusia yang lain dalam bentuknya yang berlain-lain. Misalnya; keluarga, sekolah, organisasi, dan sebagainya.

Pada dasarnya media sosial merupakan perkembangan mutakhir

dari teknologi-teknologi web berbasis internet yang memudahkan

semua orang untuk berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi

dan membentuk sebuah jaringan secara online, sehingga dapat

menyebarluaskan konten mereka sendiri (Zarella, 2010:2-3). Menurut (Rulli Nasrullah, 2012:11) media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual.

Dari berbagai pengertian yang dipaparkan diatas, maka media

sosial bisa dikatakan sebagai sebuah media online, di mana para

(29)

13 b. Perkembangan Media Sosial

Embrio media sosial bermula pada era 70-an, tepatnya tahun

1978, saat sistem papan buletin atau bulletin board system (BBS)

ditemukan oleh Ward Christensen dan Randy Suess yang

merupakan pecinta dunia computer (Humas Kemendag RI, 2014:19). Papan buletin ini memungkinkan pengguna untuk mengunggah atau mengunduh informasi dan juga dapat berkomunikasi menggunakan surat elektronik yang terhubung dengan jaringan internet.

Perubahan mendasar terjadi pada tahun 1995 ketika situs geocities muncul. geocities melayani web hosting, kegunaannya

untuk melayani penyewaan penyimpanan data-data website agar

website tersebut dapat diakses dari mana pun. Bisa dikatakan, geocities adalah tonggak awal lahirnya website-website lain.

Pada tahun 1997, six degrees hadir sebagai media sosial yang bisa membuat hubungan pertemanan di dunia maya tanpa harus mengenal terlebih dahulu di dunia nyata. Media sosial ini sudah mengusuug profil, tambah teman, dan kirim pesan.

Pada tahun 1998 google muncul sebagai mesin pencari utama

di internet dan memunculkan tampilan indeks. Laju perkembangan jejaring sosial begitu evolutif. Tahun 1999 muncul situs yang dapat

(30)

14

memberi peluang kepada penggunanya untuk dapat membuat halaman situs sendiri (Humas Kemendag RI, 2014:19-20). Tahun 2000 perkembangan situs sosial mulai mengarah ke prospek bisnis dan informasi yang cepat dengan munculnya dua media sosial, yaitu epinions, dan ryze (Tomy, 2013:2).

Kemudian pada tahun 2001, wikipedia, sebuah ensiklopedia online dan wiki terbesar di dunia muncul. Berikutnya pada 2002,

muncul friendster sebagai situs anak muda pertama yang semula

disediakan untuk tempat pencarian jodoh. Friendster mengalami

booming dan kehadirannya begitu fenomenal. Tahun 2003 lahir

pula myspace. Kemudahan dalam penggunaan ditawarkan oleh

myspace, sehingga situs media sosial ini bisa dikatakan begitu

mudah digunakan atau user friendly. Hingga akhir tahun 2005,

friendster dan myspace merupakan situs media sosial yang paling

diminati (Humas Kemendag RI, 2014:21).

Memasuki tahun 2006, penggunaan friendster dan myspace

mulai tergeser dengan adanya facebook yang muncul pada tahun

(31)

15

Kemunculan twitter pada tahun 2006 menambah jumlah situs

sosial bagi kaum muda. Pengguna twitter hanya bisa meng-update

status yang bernama tweet atau kicauan, dan dibatasi hanya 140

karakter saja. Twitter menggunakan sistem mengikuti-tidak

mengikuti (follow-unfollow). Tidak mau ketinggalan oleh situs

media sosial yang lebih dulu eksis, google pada tahun 2011

mengeluarkan google+ (Humas Kemendag RI, 2014:24).

Pada tahun 2013, dengan perkembangan teknologi membuat media sosial menjadi lebih mudah digunakann, banyak sekali

media sosial baru yang bermunculan, mulai dari blackberry

mesenger (BBM), whatsapp, wechat, line, kakaotalk, path,

instagram, dan sebagainya (Tomy, 2013:5).

c. Kriteria Media Sosial

Karakteristik umum yang dimiliki setiap media sosial yaitu adanya keterbukaan dialog antar para pengguna. Ada batasan-batasan dan cirri khusus tertentu yang hanya dimiliki oleh media sosial disbanding dengan media lainnya. Adapun karakteristik media sosial (Rulli Nasrullah, 2015: 15) yaitu:

1) Jaringan (network)

(32)

16

(users) merupakan jaringan yang secara teknologi dimediasi

oleh perangkat teknologi, seperti komputer, telepon genggam

atau tablet. Jaringan yang terbentuk antar pengguna ini pada

akhirnya membentuk komunitas, contohnya seperti Facebook,

twitter, instagram, dan lain-lain.

2) Informasi (information)

Di media sosial, informasi menjadi komoditas yang dikonsumsi oleh pengguna. Komoditas tersebut pada dasarnya merupakan komoditas yang diproduksi dan didistribusikan antar pengguna itu sendiri. Dari kegiatan konsumsi inilah pengguna dan pengguna lain membentuk sebuah jaringan yang pada akhirnya secara sadar atau tidak bermuara pada institusi masyarakat berjejaring.

3) Arsip (archive)

(33)

17

4) Interaktif (interactivity)

Karakter dasar dari media sosial adalah terbentuknya jaringan antar pengguna. Jaringan ini tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan atau pengikut di internet semata, tetapi juga harus dibangun dengan interaksi antar pengguna tersebut.

d. Jenis-jenis Media Sosial

1) Google Plus

Google+, ada juga yang menuliskannya google plus,

merupakan jaringan berbagi aktivitas sosial milik google inc.

Raksasa penjelajah dunia maya ini menyediakan google+ secara terpadu dengan layanan email, cloud dan mesin pencari. Seperti

layanan lainnya, google+ juga menyediakan pendaftaran

pengguna, fitur pengunggah foto dan video, lengkap dengan

fitur + yang berfungsi seperti like pada facebook (Humas

Kemendag RI, 2014:73).

2) Friendster

Friendster adalah sebuah situs jaringan sosial dimana

(34)

18

daftar teman kita, selain itu kita juga dapat melihat daftar teman dari teman kita.

3) Myspace

Myspace adalah situs jaringan populer yang menawarkan jaringan antar teman, profil pribadi, blog, grup, foto, musik, dan video untuk remaja serta dewasa di seluruh dunia (Al Jadi, 2009: 16-17).

4) Facebook

Facebook adalah sebuah website yang bertemakan sosial networking (pencari teman di dunia maya) (Al Jadi, 2009: 15).

Aplikasi ini didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama beberapa teman kuliahnya di Universitas Harvard, yaitu Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes, pada 4 February 2004. Facebook memiliki berbagai macam aplikasi

tambahan seperti game, chating, videochat, halaman komunal,

dan lain-lain. Oleh sebab itu, facebook dianggap sebagai media

sosial dengan fitur yang dianggap paling familiar dengan

berbagai kalangan baik tua maupun muda (Putra, 2014: 8).

5) Youtube

Youtube adalah situs berbagi video yang berkantor pusat di

(35)

19

Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim pada Februari 2005

(Humas Kemendag RI, 2014:63). Youtube adalah salah satu

situs media sosial yang khusus digunakan untuk berbagi video di mana para penggunanya bisa melihat, meng-upload, dan men-download video secara gratis dengan cepat dan mudah.

6) Blog

Blog merupakan media sosial yang memungkinkan

penggunanya untuk mengunggah aktivitas keseharian, saling

mengomentari dan beragi, baik tautan web lain, informasi dan

sebagainya.

7) Microblogging

Jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk

menulis dan memublikasikan aktivitas atau pendapatnya.

Kehadiran jenis media sosial ini merujuk pada munculnya

twitter.

8) Twitter

Situs ini merupakan sebuah web layanan mikroblog yang

dimiliki dan dioperasikan olehtwitter.inc. Twitter didirikan oleh

Jack Dorsey, Kaca Nuh, Biz Stone, dan Evan Williams. Twitter

(36)

20

Podcasting perusahaan Odeo. Twitter bisa digunakan untuk

melakukan pembaharuan (update) status berupa sebuah teks

dengan panjang maksimum sebanyak 140 karakter,

pembaharuan di twitter dikenal sebagai tweets. Pembaharuan

yang dibuat bisa dilihat oleh orang lain yang menjadi follower

(pengikut) di twitter, dan penggunanya juga dapat melihat

pembaharuan dari orang yang di-follow (yang diikuti). Selain itu twitter juga dapat memberikan komentar terhadap pembaharuan orang lain, sharing link, foto, lagu, dan video (Juju, 2009: 2-3).

9) Blackberry Messenger (BBM)

Blackberry messenger sebuah aplikasi pengirim pesan

instan yang disediakan untuk para pengguna perangkat blackberry. Blackberry messenger dapat menampilkan kontak

dari masing-masing pengguna dengan cara memasukan PIN

(Personal Identification Number) dari pengguna lain. Setiap

penggguna blackberry messenger memiliki PIN yang

berbeda-beda sebagai ID dari pengguna blackberry messenger tersebut.

Dengan aplikasi ini seseorang dapat berbagi informasi, seperti teks, gambar, dan video.

10)Whatsapp

Whatsapp adalah aplikasi pesan instan untuk smartphone

(37)

21

2009. Jika dilihat dari fungsinya whatsapp hampir sama dengan aplikasi SMS. Akan tetapi whatsapp tidak menggunakan pulsa, melainkan data internet. Sistem pengenalan kontak, verifikasi dan pengiriman pesan tetap dilakukan melalui nomor ponsel yang sudah terlebih dahulu didaftarkan. Adapun fitur dari whatsapp kita dapat mengirim pesan teks, menelpon sesama pengguna whatsapp, mengirim file foto, audio, video, dokumen, bahkan kita juga dapat mengirim kotak.

11)Line

Line adalah sebuah aplikasi pengirim pesan instan gratis

yang dapat digunakan pada berbagai platform seperti

smartphone, tablet, dan komputer. Line difungsikan dengan

menggunaka jaringan internet sehingga pengguna line dapat

melakukan aktiviats seperti mengirim pesan teks dan berbagai pilihan stiker yang menarik, mengirim gambar, video, pesan

suara dan lain-lain. Penggunaan line supaya dapat berinteraksi

dengan orang lain, terlebih dahulu harus memasukan ID dari

pengguna lain (Nasrullah, 2015: 14).

12)Instagram

Instagram diciptakan oleh Kevin Systrom dan Mike

Krieger dan diluncurkan pada Oktober 2010. Nama Instagram,

(38)

22

dan “telegram”. Instagram merupakan suatu jejaring sosial

yang di dalamnya fokus kepada berbagi foto penggunanya.

Selain foto, aplikasi ini juga dapat mengirim berbagai video serta memberi komentar dari foto atau video yang diunggah orang lain (Humas Kemendag RI, 2014:84).

13)Path

Path adalah aplikasi berbagi aktivitas sosial yang lebih

memusatkan diri pada layanan berbagi foto dan pesan pada

peranti telepon seluler. Path memungkinkan penggunanya

untuk dapat berbagi konten hingga 150 akun. Path didirikan

oleh Shawn Fanning dan mantan manajer eksekutif facebook,

Dave Morin di San Francisco, California, November 2010

(Humas Kemendag RI, 2014:74).

e. Dampak Penggunaan Media Sosial

1) Dampak positif

Beberapa dampak positif pengguna media sosial bagi siswa sebagai berikut (Khoiratun, 2014: 22):

a) Siswa dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis

(39)

23

b) Siswa dapat belajar bagaimana cara beradaptasi,

bersosialisasi dengan masyarakat sosial dan mengelola jaringan pertemanan.

c) Memperluas jaringan pertemanan,siswa akan menjadi lebih

mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia, meski sebagian diantaranya belum pernah mereka temui secara langsung.

d) Menambah wawasan siswa tentang berita atau kabar yang

sedang banyak dibicarakan untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.

e) Sebagai media dakwah dan diskusi.

f) Siswa dapat bertukar pikiran dan belajar dari perkataan

orang, sehingga lebih tanggap dan komunikatif terhadap sekitarnya.

g) Dapat digunakan sebagai media pembelajaran di bidang

pendidikan.

2) Dampak Negatif

(40)

24

a) Berkurangnya waktu belajar, terlalu lama bermain media

sosial akan mengurangi jatah waktu belajar.

b) Lupa waktu, karena terlalu asik menggunakan media sosial

sehingga menjadi ketagihan.

c) Sering lalai akan kewajiban dan pekerjaan yang seharusnya

dilakukan.

d) Menganggu kesehatan, terlalu banyak menatap layar

handphone maupun komputer atau laptop dapat

menganggu kesehatan mata.

e) Mudah malas, karena ketagihan menggunakan media sosial.

Sehingga lebih banyak waktu yang terbuang sia-sia untuk hal yang kurang bermanfaat.

f) Kurangnya sosialisasi dengan lingkungan. Ini dampak

terlalu sering dan terlalu lama bermain media sosial. Hal ini cukup menghawatirkan perkembangan kehidupan sosial si anak. Mereka yang seharusnya belajar sosialisasi dengan lingkungan justru lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya.

g) Memicu terjadinya aksi pornografi dan pelanggaran asusila.

(41)

25

h) Banyak terjadi kriminalitas oleh pihak-pihak yang tidak

bertanggung jawab. Contohnya kasus penculikan yang di awali dengan perkenalan sesorang yang tidak dikenalnya, penipuan, pembunuhan dan lainnya.

i) Menghamburkan uang. Siswa dapat menghabiskan uangnya

untuk membeli paketan internet atau online berjam-jam di warnet.

Media sosial selain memiliki dampak positif seperti menambah wawasan, mendampatkan banyak informasi, dan memperluas jaringan pertemanan bagi penggunanya, media sosial juga memiliki dampak negatif, salah satunya yaitu menjadi ketergantungan dalam menggunakannya, yang menjadikan pengguna media sosial sering lupa waktu, sehingga lalai akan kewajiban dan kegiatan yang seharusnya dilakukan.

2. Sikap Keberagamaan

a. Pengertian

Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude yang

(42)

26

yang dilakukan secara sadar oleh individu untuk bertindak, baik itu positif atau negatif terhadap suatu objek.

Keberagamaan berasal dari kata agama. Menurut asal

katanya, kata agama dalam bahasa sansakerta, terdiri dari kata a

dan gam. "A" berarti tidak dan "gam" berarti pergi. Jadi kata agama artinya tidak pergi tetap ditempat, langgeng, diwariskan secara turun-temurun (Manaf, 1996:2). Dalam bahasa Arab agama disebut Al Din artinya kepercayaan, paksaan, pembalasan, dan keputusan (Munawir, 2002:437). Keberagamaan atau religiusitas adalah melaksanakan ajaran agama secara menyeluruh (Muhaimin, 2002:297).

(43)

27

keberagamaan seseorang dapat ditelusuri melalui rutinitas pelaksanaan ibadahnya, dan penampilannya melalui akhlaknya.

Jadi sikap keberagamaan merupakan perilaku atau tingkah laku seseorang dalam menjalankan kewajiban dan anjuran-anjuran dalam kehidupan beragama yang menjadi tolak ukur ketaatan kepada Tuhan yang Maha Esa.

b. Dimensi Keberagamaan

Keberagamaan manusia dapat diwujudkan dalam berbagai

dimensi. Aktivitas beragama tidak hanya terjadi saat seseorang melakukan ibadah ritual, aktivitas yang tampak dilihat oleh mata, namun juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi di dalam hati. Ada lima macam dimensi keberagamaan (Hajarah, 1998:22-23):

1) Dimensi keyakinan (ideologis), merupakan tingkatan

seseorang dalam berpegang teguh terhadap agama yang dipeluknya dan mengakui kebenaran-kebenaran yang diajarkan agamanya.

2) Dimensi praktik agama (ritual), adalah perilaku pemujaan,

ketaatan yang dilakukan sebagai komitmen terhadap ajaran agamanya.

3) Dimensi pengalaman (Eksperensial), yaitu persepsi-persepsi,

(44)

28

ritual agama contohnya merasakan kehadiran Tuhan, merasa Tuhan mengabulkan doanya.

4) Dimensi pengetahuan agama (intelektual), dimensi ini

mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi-tradisi dari agama yang dipeluknya.

5) Dimensi pengalaman (konsekuensi), yaitu dimensi mengacu

pada identifikasi akibat-akibat dari keyakian keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan sesorang dari hari ke hari. Inilah efek ajaran agama pada perilaku individu dalam kehidupannya sehari-hari.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Keberagamaan

Yang dimaksud dengan faktor yang mempengaruhi keberagamaan adalah hal-hal yang turut memberikan andil baik positif maupun negatif terhadap keberagamaan masyarakat. Adapun sikap keberagamaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdiri dari 4 kelompok utama (Thoules, 1992:29):

(45)

29

Faktor sosial mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan sikap keberagamaan, diantaraya; pendidikan dari orang tua, tradisi-tradisi sosial, dan tekanan-tekanan lingkungan sosial untuk menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakati oleh lingkungan itu.

2) Faktor Pengalaman

Ada tiga jenis pengalaman yang berpengauh terhadap sikap keagamaan, yakni pengalaman mengenai dunia nyata, mengenai konflik moral, dan mengenai keadaan-keadaan emosional tertentu yang tampak memiliki kaitan dengan agama.

3) Faktor Kebutuhan

Adanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi secara sempurna dimana-dimana sehingga mengakibatkan terasa

adannya kebutuhan akan kepuasan-kepuasan agama.

Kebutuhan ini dikelompokkan menjadi empat yaitu: kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan cinta, kebutuhan untuk memperoleh harga diri, dan kebutuhan yang timbul karena adannya kematian.

(46)

30

Yaitu berbagai proses pemikiran verbal (faktor intelektual) yang berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang berfikir dan salah satu dari akibat pemikirannya adalah bahwa dia membantu dirinya untuk menentukan keyakinan-keyakinan yang mana harus diterimanya dan yang mana pula yang harus ditolaknya.

d. Faktor-faktor yang Menghambat Terbentukanya Sikap Keberagamaan

Menurut (Darajat, 1994) ada beberapa faktor yang menghambat terbentuknya sikap keberagamaan:

1) Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga yang didalamnya tidak ada

pendidikan agama dari kedua orang tua secara langsung, akan dapat menghambat perkembangan sikap keberagamaan misalnya kedua orang tua yang tidak memiliki pengetahuan agama, tidak terbiasa menjalankan ajaran agama akan ditiru oleh anak.

2) Lingkungan Sekolah

(47)

31

yang mengenal minuman keras, obat-obatan terlarang, pergaulan bebas dan lain-lain dari teman-temannya disekolah. Hal tersebut tentu saja dapat menghambat terbentuknya sikap keberagamaan bagi anak.

3) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat mempunyai potensi pengaruh yang

cukup besar dalam menghambat terbentuknya sikap

keberagamaan pada diri seseorang. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat dapat mempengaruhi anak dan remaja, baik perilaku yang terlihat oleh anak dan remaja maupun yang dapat disaksikan dalam tayangan bioskop, televisi, tulisan-tulisan, gambar-gambar, dan sebagainya.

e. Bentuk-bentuk Sikap Keberagamaan

Bentuk dari sikap keberagamaan dalam dimensi praktik (ritualistik) untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya:

1) Melaksanakan shalat fardhu

(48)

32

fardhu atau shalat wajib yaitu shalat yang harus dikerjakan oleh setiap orang muslim, shalat wajib dalam seharinya dibagi menjadi lima waktu yaitu; subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan

isya‟ (Djamal, 1983:84).

Shalat adalah tiangnya agama dan merupakan rukun Islam yang ke-2. Setiap orang Islam wajib mendirikannnya untuk menyempurnakan agamanya. Dalam mendirikannya-pun seseorang dianjurkan untuk menyegerakannya.

Seorang muslim dalam mendirikan shalat dianjurkan untuk

melaksanakannya dengan berjama‟ah. Shalat berjam‟aah

adalah shalat yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan salah seorang menjadi imam sedangkan yang lain menjadi makmumnya (Djamal, 1983: 170). Keutamaan menjalankan shalat berjamah berdasarkan hadits Rasulullah SAW:

َ ش مهػَِه بَِ َّاللَِّذ ب ػَ ه ػٍَغِفب وَ ه ػَ كِلب مَب و ش ب خ أَ لب قَ فهسُهٌَهه بَِ َّاللَّهذ ب ػَب ى ثَّذ ح

َِّز ف لاَ ة لَ صَهلهض ف حَِت ػب م ج لاَهة لَ صَ لب قَ مَّل س ًََِ ٍ ل ػَه َّاللَّىَّل صَِ َّاللَّ لُهس سَ َّن أ

َ:ياَس(ًَت ج س دَ هٌِش شِػ ٍََغ ب سِب

)يسبخبلا

“Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf

berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Nafi' dari

'Abdullah bin 'Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'ala ihi

(49)

33

dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh

derajat". (HR. Bukhori)

2) Melaksanakan shalat sunnah

Selain shalat fardhu, ada beberapa macam shalat sunnah yang masing-masing diatur dengan ketentuan tersendiri, berkaitan dengan waktu dan cara pelaksanaannya. Secara umum shalat sunnah adalah shalat yang lebih utama dikerjakan dan boleh ditinggalkan (Abdurrahman, 2006:183-184). Shalat sunnah didirikan untuk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus untuk menambah tabungan pahala.

Adapun macam-macam shalat sunnah yang dapat dikerjakan setiap harinya oleh orang muslim dibedakan menjadi dua:

a) Shalat sunnah rawatib

Shalat sunnah rawatib ialah shalat yang mengiringi

shalat fardhu, dilakukan sebelum (qobliyah) dan sesudah (ba‟diyah) shalat fardhu (Abyan, 2008:108). Shalat sunnah

rawatib dibagi menjadi dua yaitu shalat sunnah rawatib

(50)

34

Shalat sunnah rawatib mu‟akad, yaitu shalat sunnah

yang sangat dianjurkan dan Nabi selalu mengerjakannya. Adapun waktu pelaksanaannya dalam hadits nabi:

ًَِ ٍ ل ػَه َّاللَّىَّل صَ ًِِّبَّىلاَ هِمَ هج ظِف حَ لب قَب مهٍ ى ػَه َّاللَّ ًِض سَ ش مهػَ ِه باَ ه ػ

Dari 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhu berkata; "Aku

menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

berupa shalat sunnat sepuluh raka'at yaitu; dua raka'at

sebelum shalat Zhuhur, dua raka'at sesudahnya, dua

raka'at sesudah shalat Maghrib di rumah Beliau, dua

raka'at sesudah shalat 'Isya' di rumah Beliau dan dua

raka'at sebelum shalat Shubuh, dan pada pelaksanaan

shalat ini tidak ada waktu senggang buat Nabi shallallahu

'alaihi wasallam". Telah menceritakan kepada saya

Hafshah: "Bahwasanya bila mu'adzin sudah

mengumandangkan adzan dan fajar sudah terbit, Beliau

(51)

35

Shalat sunnah rawatib ghoiru mu‟akad, yakni; dua

rakaat sesudah shalat dzuhur atau shalat jumat, empat rakaat sebelum shalat ashar, dua rakaat sebelum shalat maghrib, dua rakaat sebelum shalat isya.

b) Shalat sunnah bukan rawatib

Shalat sunnah bukan rawatib yaitu shalat sunnah yang mempunyai waktu-waktu tersendiri dan tidak ada

hubungannya dengan shalat fardhu, seperti shalat dhuha,

tahajjud, dan hajat.

Shalat dhuha, yaitu shalat yang dilakukan pada waktu dhuha, yakni ketika matahari sudah naik kira-kira setinggi

tombak sampai matahari tergelincir, yaitu menjelang waktu dzuhur (Abdurrahman, 2006:202).

Shalat tahajjud, yaitu shalat pada malam hari setelah tidur. Bilangan rakaatnya paling sedikit dua rakaat dan banyaknya tidak terbatas. Waktunya mulai setelah mengerjakan shalat isya sampai terbit fajar, tetapi dikerjakan pada sepertiga malam terakhir lebih utama (Abdurrahman, 2006: 206).

Shalat hajat, yaitu shalat sunnah dua raka‟at yang

(52)

36

3) Melaksanakan puasa

Puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah (Hamdy, 2010:3). Puasa dibagi menjadi:

a)Puasa wajib, seperti puasa Ramadhan, puasa nadzar, puasa

kifarat (denda).

b)Puasa tathawwu‟ atau puasa sunnah, seperti puasa senin

kamis, puasa „Asyura, puasa enam hari pada bulan Syawal, puasa „arafah, puasa Daud, dan lain-lain.

c)Puasa yang diharamkan, seperti puasa pada hari raya, puasa

khusu hari jumat, puasa hari tasyriq, dan lain-lain.

4) Membaca Al-Qur‟an

Membaca Al Qur‟an adalah membunyikan atau melafalkan

ayat-ayat Al-Qur‟an yang satu hurufnya dinilai sepuluh

kebaikan, serta mengamalkannya dalam kehidupan (Khaled, 2011: 274). Dalam hal ini seseorang tidak harus menerapkan

semua isi Al-Qur‟an, tetapi harus berusaha dan bersungguh

-sungguh untuk senantiasa membaca dan mengamalkan isi dan

kandungan Al Qur‟an yang telah kita pelajari. Sebagaimana

(53)

37

)يسبخبلاَ:ياَس(َهً مَّل ػَ ََ نآ شهق لاَ مَّل ؼ حَ ه مَ مهكهش ٍ خ

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur‟an dan

yang mengajarkannya.” (HR. Bukhori)

5) Dzikir

Dzikir berasal dari kata dzakara yang berarti mengingat,

memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran, mengenal, atau mengerti. Bisa dikatakan bahwa dzikir merupakan suatu amal ucapan atau amal melalui bacaan-bacaan tertentu untuk mengingat Allah (Amin, 2008:11). Dzikir merupakan tiang penopang yang sangat kuat di jalan menuju Allah. Tidak seorang pun bisa mencapai Tuhan kecuali dengan terus menerus dzikir kepada-Nya. Hal ini telah dijelaskan dalam Firman Allah:



kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu

(54)

38 C. Kerangka Berpikir

Perkembangan teknologi semakin hari semakin pesat. Tak terkecuali perkembangan teknologi komunikasi yang setiap harinya terus mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik dan lebih modern. Salah satu hasil dari perkembangan teknologi komunikasi adalah internet. Internet

merupakan kependekan dari interconnected networking ialah rangkaian

komputer yang terhubung dalam beberapa rangkaian (Dukom, 2011:5). Semenjak adanya internet, muncul pula berbagai macam jenis media sosial. Media sosial sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat masa kini. Media sosial merupakan media media online yang mendukung interaksi sosial dengan menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif (Magdalena, 2009:6).

Banyak sekali masyarakat yang mengakses dan membuat akun di beberapa media sosial. Hal tersebut dilakukan karena banyak sekali manfaat yang di dapat ketika bergabung dengan media sosial, diantaranya adalah menemukan teman-teman yang seide atau sehobi, memperluas wawasan dan ilmu, meningkatkan prospek bisnis, publikasi ide, dan lain sebagainya. Dari konten media sosial pula penggunanya mengenal bebagai kata atau bahasa gaul yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, selain

itu juga dapat mengikuti perkembangan tren fashion secara up to date,

(55)

39

dimiliki dan tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari masa kini.

Selain memberi banyak manfaat, penggunaan media sosial juga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap dunia pergaulan manusia pada saat ini, yang khususnya adalah para remaja. Selain itu penggunaan media sosial yang terus menerus juga memberikan dampak buruk bagi penggunanya. Mereka akan lupa waktu karenja menjadi kecanduan dalam menggunakan media sosial. Kecanduan tersebut akan membuat pekerjaan terbengkalai, bahkan termasuk urusan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa (Arifin, 2008: 67).

Mereka yang menggunakan media sosial akan selalu menunda-nunda bahkan lalai dalam menjalankan ibadah yang semestinya ia lakukan kepada Allah SWT. Hal itu bisa terjadi karena mereka terlalu asyik mengakses dan menggunakan media sosial sehingga betah berlama-lama didepan layar handphone atau laptopnya. Contohnya, saat mereka

menggunakan handphone-nya dan adzan berkumandang, mereka tidak

segera untuk mengambil air wudhu dan melakukan kewajiban yang seharusnya dilakukan, tetapi mereka menunda-nunda dan membuang-buang waktu ibadahnya. Padahal telah disyariatkan dalam Islam, bahwa sholat diawal waktu itu lebih utama. Kalaupun mereka melakukannya diawal waktu, yang dilakukannya setelah itu bukan berdzikir ataupun

(56)

40

cepat melihat informasi dalam akun media sosialnya. Sehingga ibadahnya

tidak mereka lakukan dengan khusyu‟.

D. Hipotesis Penelitian

Kata hipotesis berasal dari dua kata, yaitu hypo yang berarti bawah dan thesa yang berarti kebenaranan. Hipotesis statistik adalah suatu asersi (assertion) atau dugaan (conjecture) mengenai satu atau lebih populasi

(Budiyono, 2009:141). Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui analisis data yang terkumpul (Arikunto, 2010:110).

Banyaknya situs media sosial yang berisi konten-konten menarik yang terkandung di dalamnya, membuat pengguna akan terpusat perhatiannya untuk selalu memandang ke arah layar ponsel, laptop, atau gadget yang mereka miliki. Sehingga dapat melalaikan dalam menjalankan berbagai kewajibannya, salah satunya kewajiban dalam menjalankan keberagamaannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Ha: Ada pengaruh penggunaan media sosial terhadap sikap

(57)

41

2. H0: Tidak ada pengaruh penggunaan media sosial terhadap sikap

(58)

42 BAB III

METODE PENELITIAN

G. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan pisau bedah untuk mengetahui permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Metode penelitian memuat tentang metode yang digunakan dalam penelitian secara rinci. Adapun dalam penelitian ini penulis megambil beberapa metode sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Pendektan dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Dimana pendekatan kuantitatif ini memiliki kejelasan unsur, tujuan, sumber data yang sudah mantap, dan rinci sejak awal, serta dalam kegiatan pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan (Arikunto, 2010:28). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif kausal komparatif (causal comparative) yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

(59)

43 3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:117). Sedangkan menurut (Arikunto, 2010:173), populasi yaitu keseluruhan subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MA Al-Bidayah Candi, Kec. Bandungan, Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 99 siswa.

b. Sampel

Menurut (Sugiyono, 2010:62) bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik random sampling untuk menentukan sampel atau subjek penelitian.

(60)

44 4. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan pokok permasalahan penelitian yang mengandung variasi nilai dan dapat diukur. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel kedua yang disebut dengan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media sosial. Adapun indikator dari variabel penggunaan media sosial adalah sebagai berikut:

1) Ketertarikan menggunakan media sosial

2) Menggunakan media sosial untuk kebutuhan

3) Alat untuk menggunakan media sosial

4) Menggunakan media sosial untuk berkomunikasi

5) Intensitas penggunaan media sosial

6) Intensitas penggunaan layanan / konten media sosial

7) Dampak positif menggunakan media sosial

8) Dampak negative menggunakan media sosial

9) Durasi penggunaan media sosial

b. Variabel Terikat (Y)

(61)

45

MA Al-Bidayah Candi. Berikut indikator dari variabel sikap keberagamaan:

1) Menjalankan sholat wajib tepat waktu

2) Melaksanakan sholat berjamaah

3) Menjalankan sholat sunnah

4) Mementingkan sholat dalam keseharian

5) Menjalankan sholat dengan khusyuk

6) Menjalankan puasa

7) Membaca Al-Qur‟an

8) Berdzikir

Dalam penelitian ini menggunakan analisis statistika

persentase dan teknik analisis product moment untuk mengetahui

besarnya pengaruh antar variabel.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam menggumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010:192).

(62)

46 6. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini meliputi:

a. Metode Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang dikirimkan oleh seorang peneliti kepada responden tentang data pribadi atau orang lain (Hadi, 1989:158). Pada penelitian kuantitatif, angket merupakan hal yang pokok untuk mengumpulkan data. Hasil dari angket tersebut akan terbentuk dalam angka-angka, table-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. Model angket yang peneliti gunakan adalah angket tertutup yaitu angket yang disusun menyediakan pilihan jawaban lengkap, sehingga tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.

(63)

47

Tabel 3.1 Indikator Angket Penggunaan Media Sosial

No Indikator Jumlah

Soal Nomor Soal

1 Ketertarikan menggunakan media

sosial 1 1

2 Menggunakan media sosial untuk

kebutuhan 3 6,8,9

3 Alat untuk menggunakan media

sosial 1 5

4 Menggunakan media sosial untuk

berkomunikasi 2 10,11

5 Intensitas penggunaan media

sosial 3 2,3,4

6 Intensitas penggunaan layanan /

konten media sosial 5 12,13,14,15,16

7 Dampak positif menggunakan

media sosial 2 7,17

8 Dampak negatif menggunakan

media sosial 2 19,20

9 Durasi penggunaan media sosial 1 18

Tabel 3.2 Indikator Angket Sikap Keberagamaan

No Indikator Jumlah

Soal Nomor Soal

1 Menjalankan sholat wajib tepat

waktu

2 1,2

2 Melaksanakan sholat berjamaah 3 3,4,5

(64)

48

Lanjutan tabel 3.2

No Indikator Jumlah

Soal Nomor Soal

3 Menjalankan sholat sunnah 6 8,9,10,11,12,13

4 Mementingkan sholat dalam

keseharian 2 7,6

5 Menjalankan sholat dengan

khusyuk 2 14,15

6 Menjalankan puasa 2 17,18

7 Membaca Al-Qur‟an 2 19,20

8 Berdzikir 1 16

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang sejumlah siswa, guru, dan lain sebagainya yang dianggap penting. Peneliti memilih metode ini agar penyajian data dalam peneitian ini menjadi lebih konkret.

7. Teknik Analisis Data

(65)

49

menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis data statistik. Adapun tahapannya adalah:

a. Analisis Awal

Untuk menganalisis jumlah prosentase frekuensi dari setiap jawaban maka peneliti akan menganalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Winarno, 2010:38):

x 100%

Keterangan:

P = Persentase Perolehan F = Frekuensi

N = Jumlah Sampel

Analisis ini untuk mengetahui variabel penggunaan media sosial dan sikap keberagamaan siswa kelas XI MA Al-Bidayah Candi, Kec. Bandungan, Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

b. Analisis Lanjut

Adapun untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan media sosial dengan sikap keberagamaan siswa kelas XI MA Al-Bidayah Candi, Kec. Bandungan, Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis data menggunakan rumus product moment (Winarno,

(66)

50

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

Σ = jumlah

XY = produk dari x dan y

X = nilai variabel x

Y = nilai variabel y

X2 = jumlah kuadrat variabel x

Y2 = jumlah kuadrat variabel y

(67)

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

H. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum MA Al Bidayah Candi Bandungan a. Letak Geografis

MA Al Bidayah berada dalam satu kompleks dengan Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Ibtidaiyah, Raudhlotul Adfal dan Paud dalam Yayasan Pendidikan Islam Al Bidayah yang terletak di dusun Kalibendo, desa Candi, Kecamatan Bandungan, kabupaten Semarang kode pos 50665. Gedung MA Al Bidayah didirikan di

atas tanah seluas 3750 m2, sedangkan luas bangunan 1791 m2

dengan setatus gedung milik sendiri dan bangunan permanen. Di sebelah timur MA Al Bidayah terdapat beberapa pondok pesantren yang sebagaian siswanya adalah santri di pondok pesantren tersebut. MA Al Bidayah juga memiliki halaman yang cukup luas, bangunan yang sudah terbentuk dan rapi. Di sebelah halaman madrasah juga terdapat bangunan masjid yang lumayan besar. Masjid tersebut digunakan untuk shalat dzuhur berjamaah

dan shalat jum‟at oleh siswa-siswi MA Al Bidayah dan lembaga pendidikan lain yang ada di sekitarnya.

b. Identitas Madrasah

1) Nama Madrasah : Ma Al Bidayah

(68)

52

3) Alamat : Jl. Hadiningrat no. 03 Desa Candi,

Kecamatan Bandungan, Kabupaten

Semarang

11)Surat Kepemilikan: Sertifikat / Akte Tanah

12)Luas Tanah : 3750 m2

13)Status Bangunan : Milik Sendiri

14)Luas bangunan : 1791 m2

c. Visi dan Misi Madrasah

1) Visi Madrasah

Terciptanya anak didik yang berkualitas dalam iman, ilmu dan memiliki ketrampilan serta berakhlak mulia, dengan

melaksanakan syariat Islam ala ahli sunah wal jama‟ah.

2) Misi Madrasah

(69)

53

manusia muslim yang mandiri ulet, gigih dan berkarir dan berakhlaq mulia sehingga mampu melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi dan atau bekerja secara profesional dan berorientasi pada kemampuan dan beradaptasi dengan lingkungan.

d. Tujuan Madrasah

Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan (SMA/MA) sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri danmengikuti pendidikan lebih lanjut. Adapun tujuan dari MA Al-Bidayah adalah :

1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama dan

nilai-nilai budaya sehingga menjadi sumber kearifan dalam berfikir dan bertindak.

2) Menumbuhkan dan mengembangkan semangat keunggulan

dalam bidang ilmu tekhnologi dan seni.

3) Membekali anak didik berupa iman, ilmu dan ketrampilan agar

dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi sebagai bekal hidup dimasyarakat.

4) Menyiapkan tunas-tunas muda bangsa yang disiplin, sehat

(70)

54 e. Keadaan Guru dan Karyawan

Tenaga pendidik dan karyawan yang bertugas di MA Al Bidayah Candi Bandungan pada tahun ajaran 2017/2018 seluruhya adalah terdiri dari 15 guru dan 6 karyawan untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel data pendidik dan karyawan di MA Al Bidayah Candi Bandungan sebagai berikut:

1) Data Guru

Jumlah guru terdiri dari:

a) Guru D P K : 1 orang

b) Guru Tetap : 12 orang

c) Guru Tidak Tetap : 2 orang

Tabel 4.1 Data Guru MA Al Bidayah

No Nama / NIP Jabatan TMT Status

1 Drs. Edi Winarto Kamad 1984 GTY

2 Dra. Retno Sri Sayekti Wk.

Kurikulum 1985 GTY

3 Anshori,S.Pd.I Guru/Ka.

Perpustakaan 1993 GTY

4 Dra. Budi Gendriyani Guru 2001 GTY

5 Dra. Siti Maesaroh

19681127199403 2 005 Guru 1994 DPK

6 Akhmad

(71)

55

Jumlah karyawan terdiri dari:

a) Karyawan Tetap : 3 orang

b) Kebersihan : 1 orang

c) Satpam : 1 orang

(72)

56

Tabel 4.2 Data Karyawan MA Al Bidayah

No Nama / NIP Jabatan TMT Status

1 Nur Rowiyano Ka. TU 2007 PTY

2 Asrofatul Ainiyah,

S.Kom TU 2015 PTT

3 Nur Sekha, S.Kom. TU 2016 PTT

4 Wahdani Kebersihan 2007 PTY

5 Dawam Muroji Satpam 2007 PTY

6 Sutrisno Penjaga 2011 PTY

f. Keadaan Peserta Didik

(73)

57

Tabel 4.3 Data Statistik Siswa

No Tahun

Tabel 4.4 Data Siswa

No Kelas

Keadaan Siswa

Laki-laki Perempuan Jumlah

(74)

58 g. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah hal penting yang harus ada dalam suatu lembaga pendidikan agar tujuan dilaksanakannya pendidikan dapat tercapai. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan sebagai penunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

1) Gedung

Luas tanah: 3570 m2

Tabel 4.5 Data Bangunan

No Jenis Ruangan Jumlah

(75)

59

Lanjutan Tabel 4.5

No Jenis Ruangan Jumlah

Ruangan Luas

Tabel 4.6 Data Mebeler

(76)

60

3) Keadaan Barang

Tabel 4.7 Data Keadaan Barang

Gambar

Tabel 3.1 Indikator Angket Penggunaan Media Sosial
Tabel 4.1 Data Guru MA Al Bidayah
Tabel 4.2 Data Karyawan MA Al Bidayah
Tabel 4.4 Data Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sutabri dalam jurnal Rahmawati &amp; Rachmat (2018:169), Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan

Gambar ini menjelaskan bahwa Frekuensi yang diloloskan adalah frekuensi dari (10-100Hz) Rencanakan filter digital low-pass non recursive yang mempunyai karakteristik

 Langkah berikutnya menentukan lokasi titik potong antara garis tersebut dengan batas area gambar.  Titik potong dihitung berdasarkan bit=1 dari region code dengan menggunakan

(5) Paspor biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan paspor yang diterbitkan oleh Kementerian yang menangani bidang keimigrasian untuk PNS dalam melaksanakan tugas

(6) Penghitungan indeks Kapasitas Fiskal Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dilakukan dengan menghitung Kapasitas Fiskal masing-masing

Unit analisis pada penelitian ini adalah penyuluh pertanian dengan jumlah populasi sebanyak 481 orang dan jumlah petani binaan sebanyak 45.409 orang, dengan

Dari uraian di atas, sudah jelas bahwa Reading Rainbow dan Wishbone menerapkan dua model adaptasi yang berbeda untuk meningkatkan kemelekan huruf dan mengembangkan minat

Sanksi Hukum bagi Pelaku Usaha Apabila Konsumen Merasa Dirugikan Akibat Mengkonsumsi Makanan Kemasan yang Mengandung Bahan Berbahaya Menurut Undang-Undang No... Demikian