• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi CVA

Stroke adalah Gangguan Perdarahan darah otak yang menyebabkan defisi neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak (Sudoyo, 2013) Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak sepintas. Stroke terbagi menjadi dua yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah yang mensuplai ke otak terhambat oleh gumpalan darah, sedangkan stroke hemoragik terjadi ketika pecahnya pembuluh darah yang berada di otak biasanya disebabkan karena tekanan darah yang sangat tinggi (Lisiswanti & putra, 2016).

2.2 Etiologi CVA

Menurut (Muttaqin, 2015) penyebab stroke ada beberapa macam : a. Trombosis srebral

Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalai okulasi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedem dan kongesti pada sekitarnya. Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan trombosis otak :

1) Aterosklerosis, penyempitan dan penebalan arteri karena penumpukan plak pada dinding arteri.

2) Hiperkoagulasi atau sindrom kekentalan darah adalah keadaan klinis dimana mudah terjadi penggumpalan darah.

3) Arteritas atau biasa sering di sebut sebagai radang pada arteri

4) Emboli ialah hambatan pada aliran pembuluh darah dapat berupa gelembung udara atau darah yang menggumpal.

b. Hemorogi

(2)

Perdarahan intrakranial atau intracerebral termasuk perdarahan perdarahan dalam ruang subaraknoid atau kedalam jaringan otak itu sendiri.

Beberapa faktor penyebab stroke antara lain :

1) Hipertensi, merupakan faktor resiko prtama karena pembuluh darah yang tersumbat pecah tiba – tiba akibat terus menerus menerima aliran darah bertekanan tinggi..

2) Penyakit kardiovaskuler embolisme serebral berasl dari jantung

3) Kolestrol tinggi ialah berlebihnya lemak yang beredar dalam pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan kecenderungan penggumpalan darah.

4) Obesitas, hal ini di karenakan pada penderita obesitas sering di temukan aterosklerosis, yaitu kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh dara atau arteri

5) Diabetes, terkait dengang aterogenesis terakselerasi.

6) Merokok , kandungan rokok salah satunya ialah nikotin, merupakan zat kima yang sifatnya adiktif dan mempengaruhi saraf serta perdaran darah. Nikotin dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi menyempit dan mengeras serta meningkatkan tekanan darah dan pembuluh darah jantung.

2.3 Patofisiologi

Infark regional kortikal, subkortikal ataupun infark regional di batang otak terjadi karena kawasan perdarahan suatu arteri tidak atau kurang mendapat jatah darah lagi. Jatah darah tidak disampaikan ke daerah tersebut.

Lesia yang terjadi dinamakan infark iskemik jika arteri tersumbat dan infark hemoragik jika arteri pecah. Stroke dapat dibagi dalam :

1) Stroke iskemik / Non Hemoragik

Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan

(3)

iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia, akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan neurologis fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.

2) Stroke hemoragik

Pembuluh darah yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan tingkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian.

Disamping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak. (Wijaya, 2013)

infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.

Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah keotak dapat berubah (makin lambat atau cepat ) pada gangguan lokal (trombus,emboli, perdarahan, dan spasme veskular )atau karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung ). Aterosklerosis sering sebagai menjadi penyebab infark pada otak.trombus dapat berasal dari plak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tempat aliran darah mengalami perlambatan atay trubulensi . Trombus dapat pecah dari dinding, pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Trombus mengakibatkan iskemik jaringan otak yang di suplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan yang edema Dan kongesti di sekitar area. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat brkurang selama beberapa jam atau kadang kadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai menunjukan perbaikan. Oleh karena itu trombosis biasanya

(4)

tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan rdema dan nikrosis diikuti trombosis.

Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika karena sisa infeksi berada pada pmbuluh darah yang tersumbat meyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Akan menjadi perdarahan serebral, jika aneurisma pecah atau ruptur. Perdaahan pada otak disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang luas akan lebih sering menyebabakan kematian dibandikan keseluruhan penyakit serebro vaskuler, karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak peningkatan tekanan intrakraial dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada flak serebri atau lewat foramen magnum. (Muttaqin, 2015)

2.4 Manifestai Klinis

Untuk stroke non hemoragik ( iskemik) gejala utamanya adalah timbulmya defisit nurologi secara endadak dan/subakut, terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tidak menurun kecuali jika embulus cukup besar. Untuk stroke hemoragik dibagi atas (Muttaqin, 2015) a. Perdarahan subaraknoid (PSA)

Gejalanya nyeri kepala hebat dan akut kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi. Edema papil dapat terjadi bila ada perdarahan subhialoid karena pecahnya aneurisma.

b. Perdarahan Intraserebral (PIS)

Gejalanya nyeri kepala karena hipertermi seringkali pada siang hari , saat aktivitas, emosi/marah.

Gejala neurologis tergantung pada berat ringan nya gangguan pembuluh darah dan lokasinya. Manifestasi klininik stroke akut berupa :

a. Ganguan penglihatan

b. Kelumpuhan wajah atau anggota badan

(5)

c. Vertigo

d. Gangguan semibilitas pada salah satu atau lebih anggota badan e. Disatria ( bicara pello )

f. Perubahan mendadak status mental g. Afasia ( bicara tidak lancar ) 2.5 Komplikasi

Pada stroke berbaring lama dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik diantaranya :

a. Bekuan darah

Mudah terbentuk pada kaki yang lumpuh menyebabkan penimbunan cairan, selain itu menyebab kan embolisme paru yaitu sebuah bekuan arteri yang menglirkan darah ke paru.

b. Dekubitus

Pada bagian tumpuan bila memar dan tidak dbisa di rawat maka akan menyebabkan infeksi.

c. Pneumonia

Pasien stroke tidak dapat batuk dan mnelan dengan sempurnana hal ini menyebabkan cairan berkumpul di paru- paru

d. Atrofi dan kekakuan sendi

Hal ini disebabkan kaena kurang gerak dan mobilisasi Kompliksi lain dari stroke adalah :

a. Hipoksia serebral

Diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke otak. Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang di kirimkan kejaringan.

Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hematokrit sehngga akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.

b. Aliran darah serebral

Bergantung pada tekana darah, curah jantung, dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat ( cairan intravena ) harus menjamin

(6)

penurunan viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral.

Hipertensi atau hipotensi ekstrem perlu di hindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan potensi meluanya ara cedera.

c. Embolisme serebral

Dapat terjadi setelah infark miokrd atau fibrialis atrium atau dapat berasal dari katup jantung protetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah keotak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat mengakibatkan curah jantung tidak konsisten meghentikan trombus lokal.

Selain itu, disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus di perbaiki.

2.6 Pemeiksaan Penunjang

Menurut (Pudiastuti, 2013) Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada penderita srok adalah :

a. Ultrasonografi dopler mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah sistem arteri)

b. Angiografi serebral membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti peredaran darah atau obstruksi arteri adalah titik obstruksi atau ruptur.

c. CT scan memperlihatkan adanya edema , hematoma iskemia, dan adanya infark.

d. Fungsi lumbal menunjukan adanya tekanan normal, hemoragic, malformasi arterial arterivena (MAV)

e. Sinar x tengkorak menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal darah yang berlawanan dari masa yang meluas.

f. EEG Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.

(7)

2.7 Penatalaksanaan Medis

Menurut (Pudiastuti, 2013) Perawatan penderita pasca storke harus di mulai sedini mungkin. Keterlambatan akan menimbulkan hal hal yang kurang baik dan tidak kita harapkan.

a. Perawatan umum stroke :

1) Demam dapat menyebabkan ekserbasi cidera otak iskemik dan harus segera di obati dengan antipiretik ( penurunan Panas )

2) Pemberian nutrisi pasien stroke memiliki resiko tinggi untuk aspirasi, bila pasien sadar penuh berikan satu sendok teh air putih untuk menelan ( di perhatikan pasien tersedak atau abtuk )

3) Untuk perawatan paru fisioterapi dada setiap 4 jam harus dilakukan untuk mencegah atalektasis

4) Tirah baring total pada fase akut

5) Mengatur nutrisi dan cairan melalui infus 6) Diet, puasa jika reflek menelan berkurang 7) Pemberian obat obatan seperti

8) Antikoogulan pada pasien dengan faktor resiko penyakit jantung.

9) Asetoal di gunakan sebagai obat pilihan pertama dengan dosis berkisar antara 80-320 mg .

10) Pasien yang tidak tahan dengan asetosal bisa di berikan tiklopidin 250-500 mg

b. Penatalaksanaan keperawatan :

1) Pemasangan jalur intravena dengan cairan normal selain 0,9 % dengan kecepatan 20 ml/jam. Cairan hipotonis seperti dekstrosa 5 % sebaiknya tidak di gunakan karena dapat memperhebat edema serebri.

2) Pemberian oksigenasi melalui nasal kanul.

3) Jangan memberikan apapun melalui mulut,

4) Pemeriksaan darah perifer lengkap dan hitung trombosit, kimia darah ( glukosa, ureum kreatinin, dan elektrolit, PT ( Prothrombin Time ) / PTT ( Partial Trombhoplastin Time )

(8)

2.8 Diagnosa Yang Mungkin Muncul

Diagnosa yang mungkin muncul (Sudoyo, 2013) :

1) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan dan kelumouhan

2) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan menelan

3) Resiko integritas kulit berhubungan dengan penurunan mobilitas 4) Ansietas berhubungan dengan kurang informasi pengetahuan 5) Resiko injury berhubungan dengan kelemahan otot

6) Nyeri akut berhubungan dngan gejala terkait penyakit

Referensi

Dokumen terkait

gelombang partikel. Dengan pembuatan makalh ini kita dapat mengetahui tentang hal Dengan pembuatan makalh ini kita dapat mengetahui tentang hal  –   –   hal apa

Tahapan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu (1) mereduksi data yaitu mendeskripsikan prosedur keterlaksanaan pembelajaran menggunakan

Begitu sentralnya fungsi masjid pada waktu itu, sehingga masjid tidak saja digunakan untuk melaksanakan sholat semata, tetapi lebih dari itu masjid berfungsi sebagai

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis meneliti yakni: 1) Motivasi Yudas Iskariot dalam mengikut Yesus berdasarkan Injil Sinoptik. 2) Kerasulan Yudas ada

Definisi lainnya menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan

Koleksi Hot Wheels merupakan suatu hobi yang mendasar atau paling banyak dilakukan oleh banyak orang karena hanya mendapatkan mobil yang diinginkan lalu menyimpannya.

Terdiri atas : Slab lantai kendaraan, yang menjadi kesatuan mo ang menjadi kesatuan monolit nolit dengan dinding dengan dinding dan plat lengkung yang membentuk portal beton