• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM

TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011

AMANDA REYNA

ABSTRAK

Keberhasilan pengajaran berbahasa salah satunya dapat terlihat dari keterampilan berbahasa. Dalam keterampilan berbahasa, kosakata menduduki posisi yang sangat penting. Semakin banyak kosakata yang dimiliki maka akan semakin mudah untuk menjalin komunikasi dengan pihak lain. Berdasarkan hal ini, maka yang diidentifikasi adalah penguasaan kosakata siswa. Hasil menunjukkan penguasaan kosakata pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2010/2011 cenderung kurang.

Kata kunci : kosakata, kalimat efektif, teks wawancara, karangan narasi.

PENDAHULUAN

Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan bahasa manusia dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Melalui bahasa manusia dapat menyampaikan pesan baik lisan maupun tulisan kepada orang lain. Dengan bahasa pula kita dapat menentukan identitas penuturnya.

Keberhasilan pengajaran berbahasa dapat terlihat dari keterampilan dan pengetahuan berbahasa siswa. Begitu juga halnya dengan pengajaran bahasa Indonesia, pengajaran bahasa Indonesia yang ada di sekolah pun pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa yaitu keterampilan membaca, berbicara, menulis, dan menyimak. Namun hingga saat ini sepertinya tujuan tersebut belum menampakkan hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari minimnya pengetahuan berbahasa siswa untuk mendukung keterampilan berbahasa tersebut.

(2)

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa, “ Kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya.” Oleh sebab itu keterampilan mengungkapkan dan menerima ide dengan baik sangat berhubungan dengan kosakata. Kata adalah media komunikasi. Kita berpikir dengan kata, berbicara dengan kata, mendengarkan kata dan menuliskan kata. Proses itu tidak dapat berlangsung dengan baik tanpa adanya penguasaan yang baik terhadap kosakata.

Oleh karena itu, penguasaan kata dalam semua keterampilan berbahasa sangatlah penting. Penguasaan kosakata dalam satu bahasa berhubungan dengan jumlah kata yang harus dikuasai agar seseorang dapat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan pemilihan kata serta pemakaiannya sesuai dengan konteks komunikasi.

Penguasaan kosakata merupakan hal yang sangat penting dalam menggunakan bahasa sebagai media komunikasi. Semakin banyak kosakata yang dimiliki maka semakin mudahlah ia menjalin komunikasi dengan pihak lain. Hal itu terjadi karena katalah yang menjadi hal utama dalam komunikasi.

Pengajaran kalimat efektif termasuk salah satu pengajaran keterampilan berbahasa yang menuntut strategi yang efektif dan efesien yang tidak lepas dari penguasaan kata-kata yang membangun. Kalimat yang digunakan harus benar- benar dikuasai dan dipahami oleh pembaca/ pendengar. Menurut Wibowo (2006:184) memahami kalimat efektif harus melihat dari segi karakteristik keharmonisan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan dan kevariasian.

Karakteristik di sini maksudnya adalah sebuah keterampilan membuat pengetahuan yang diperaktekkan dan dilaksanakan memahami kaidah dari kalimat efektif.

(3)

PEMBAHASAN

Keberhasilan pengajaran berbahasa dapat terlihat dari keterampilan dan pengetahuan berbahasa siswa. Begitu juga halnya dengan pengajaran bahasa Indonesia, pengajaran bahasa Indonesia yang ada di sekolah pun pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa yaitu keterampilan membaca, berbicara, menulis, dan menyimak. Namun hingga saat ini sepertinya tujuan tersebut belum menampakkan hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari minimnya pengetahuan berbahasa siswa untuk mendukung keterampilan berbahasa tersebut.

Kosakata dan kalimat efektif adalah bagian dari sistem pengetahuan berbahasa. Sedangkan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi adalah bagian dari keterampilan berbahasa. Penguasaan kosakata dalam hal ini dibatasi menjadi penguasaan ungkapan/ idiom, sinonim, antonim, homonim, denotasi dan konotasi. Penguasaan kalimat efektif siswa yang mencakup penguasaan kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan, kehematan dalam mempergunakan kata dan kevarisian dalam struktur kalimat.

Dari temuan penelitian diperoleh persamaan regresi linier antara variabel X1 dengan variabel terikatnya adalah Y= -50,81 + 1,99 X1 persamaan regresi linier antara variabel X2 dengan variabel terikatnya adalah Y= 78,819 + 0,075 X2, persamaan regresi ganda adalah Y =53,49+ 1,995 X1+ 0,041X2. Dengan menggunakan statistik uji F, diperoleh bahwa pengambilan model regresi linier Y atas X1 dan X 2 dapat diterima, koefisien korelasi antara variabel X1 dengan Y adalah 4,159 dan koefisien korelasi antara variabel X2 dengan Y adalah 0,366.

Hasil penelitian ini mengungkapkan terdapat hubungan positif dan berarti antara penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif dengan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi. Hal ini memberikan arti sebagai berikut.

1. Semakin baik atau postif penguasaan kosakata maka kemampuan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi akan semakin baik pula.

(4)

2. Semakin baik atau postif penguasaan kalimat efektif maka kemampuan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi akan semakin baik pula.

Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa tingkat kecenderungan masing- masing variabel sebagai berikut.

1. Tingkat kecenderungan penguasaan kosakata termasuk kurang.

2. Tingkat kecenderungan penguasaan kalimat efektif termasuk cukup.

3. Tingkat kecenderungan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi termasuk kurang.

Penguasaan kosakata adalah skor yang diperoleh siswa untuk menunjukkan penguasaan siswa terhadap kosakata yang mencakup ungkapan/

idiom, sinonim, antonim, homonim, denotasi dan konotasi yang diperoleh setelah menjawab 25 butir soal dengan empat pilihan ganda dengan ketentuan benar mendapat nilai satu dan jika salah tidak mendapat nilai.

Penguasaan kalimat efektif adalah skor yang diperoleh siswa untuk menunjukkan penguasaan siswa terhadap kalimat efektif yang mencakup kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan, kehematan dalam mempergunakan kata dan kevarisian dalam struktur kalimat yang diperoleh setelah menjawab 25 butir soal dengan empat pilihan ganda dengan ketentuan benar mendapat nilai satu dan jika salah tidak mendapat nilai.

• Penyusunan Tes Penguasaan Kosakata

Data penguasaan kosakata diperoleh dengan mengunakan tes objektif sebanyak 25 item dengan empat pilihan jawaban. Setiap soal yang benar diberi skor 1 dan yang salah tidak mendapat skor. Ada pun langkah yang ditempuh untuk menyusun tes ini adalah menyusun kisi- kisi tes.

Supaya tes dapat terhandalkan, maka tes harus mencakup semua aspek yang akan diukur. Untuk memudah melihat semua aspek itu, maka disusun kisi- kisi tes. Untuk jelasnya kisis-kisi tes penulis tampilkan pada tabel 2.

(5)

TABEL 2

KISI-KISI TES PENGUASAAN KOSAKATA No Aspek Yang Diuji Nomor soal Jumlah Soal 1 Makna ungkapan dan idiom 1,8,12,20 4

2 Sinonim 5,9,11,21,22,23 6

3 Antonim 15,16,17,19 4

4 Homonim 4, 6,7,10,13,14 6

5 Denotasi dan konotasi 2,3,18,24,25 5

• Penyusunan Tes Penguasaan Kalimat Efektif

Data penguasaan kalimat efektif diperoleh dengan menggunakan tes objektif sebanyak 25 item dengan empat pilihan jawaban. Setiap soal yang benar diberi skor 1 dan yang salah tidak mendapat skor. Ada pun langkah yang ditempuh untuk menyusun tes ini adalah menyusun kisi- kisi tes.

Supaya tes dapat terhandalkan, maka tes harus mencakup semua aspek yang akan diukur. Untuk memudah melihat semua aspek itu, maka disusun kisi- kisi tes. Untuk jelasnya kisis-kisi tes penulis tampilkan pada tabel 3.

TABEL 3

KISI-KISI PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF No Aspek Yang Diuji Nomor

Soal

Jumlah Soal

1 Kesepadanan 1,6,7,8,10,11,15,16,17,18,19,20 12

2 Kesejajaran bentuk( paralelisme) 2,9,12 3

3 Penekanan dalam kalimat 3,13 2

4 Kehematan 4 1

5 Variatif 5,14 2

(6)

a. Validitas Tes

Validitas tes dihitung dengan menggunakan rumus korelasi biserial dari Karl Pearson (Arikunto,2006:274). Rumus yang digunakan yaitu :

 

Keterangan :

= koefisien korelasi biserrial

Mp = rerata skor dar subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = banyaknya siswa yang menjawab benar dibagi jumlah seluruh siswa

q = banyaknya siswa yang menjawab salah

Setelah menguji validitas tes, maka langkah selanjutnya adalah menguji reliabelitas tes.

b. Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah keterampilan suatu tes apabila diujicobakan kepada subjek yang sama. Untuk mencari reliabilitas diperoleh dengan menggunakan rumus KR-20 Arikunto (2006: 100) sebagai berikut :

r11 =

⎜⎜

⎛ −

⎟⎠

⎜ ⎞

2

1 .

1 S

q p K

K

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

p = proporsi subjek yang menjawab benar (mendapat skor 1) q = proporsi subjek yang menjawab salah (mendapat skor 0) S2 = varians total item

K = banyaknya butir pertanyaan atau soal

(7)

Masing-masing dapat dihitung dengan rumus varians berikut (Arikunto, 2006: 97) sebagai berikut :

2=

S

( )

N N X X

2

2

Keterangan :

S2 = varians

N = banyaknya subjek pengikut tes

Tes dikatakan reliabel bila rhitung > rtabel, dimana rtabel diperoleh dari daftar product momen dengan α = 0,05.

• Tes Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi

Data kemampuan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasidiperoleh dengan menggunakan tes penugasan yaitu dengan menugaskan setiap siswa (sampel) untuk mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi.

Berikut ini dikemukakan indikator penilaian hasil karangan narasi yang dibuat siswa.

TABEL 4

ASPEK PENILAIAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI

No Indikator Deskriptor Skor

1 Membuat pengantar dan penutup narasi sesuai dengan teks wawancara

Pengantar ke arah isi wawancara sedikit dan penutup narasi sedikit

Pengantar kearah wawancara cukup lengkap dan penutup narasi sedikit Pengantar sangat lengkap dan penutup sangat lengkap

0 -10 11-15 16-20 2 Mencantumkan aspek menulis

narasi

Isi gagasan

Isi gagasan kurang jelas Isi gagasan sangat jelas Tipe cerita

0-5 6-10

(8)

Tipe cerita kurang sesuai dengan teks Tipe cerita sesuai dengan teks

Waktu cerita

Waktu cerita kurang lengkap Waktu cerita sangat lengkap Latar belakang cerita

Latar belakang kurang sesuai Latar belakang sangat sesuai Plot

Plot kurang sesuai Plot sangat sesuai Tokoh

Tokoh kurang lengkap Tokoh sangat lengkap

0-10 11-15

0-10 11-15

0-5 6-10 0-10 11-15

0-10 11-15 Kemampuan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi adalah skor yang diperoleh siswa saat menarasikan sebuah teks wawancara menjadi karangan narasi melalui tes penugasan.

KESIMPULAN

• Penguasaan Kosakata pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2010/2011 cenderung kurang dengan nilai rata- rata 62,76 dan standar deviasi 15,10.

• Penguasaan Kalimat Efektif pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2010/2011 cenderung cukup dengan nilai rata- rata 61,32 dan standar deviasi 16,09.

• Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2010/2011 cenderung kurang dengan nilai rata- rata 74,2 dan standar deviasi 7,23.

• Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun

(9)

Pembelajaran 2010/2011 dengan nilai rhitung =5,348 > rtabel =0,266 pada signifikansi 5%.

• Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Penguasaan Kalimat Efektif dengan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2010/2011 dengan nilai rhitung =0,353 > rtabel =0,266 pada signifikansi 5%.

Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Penguasaan Kosakata (X1) dan Penguasaan Kalimat Efektif (X2) dengan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi (Y) dengan koefisien ganda 25,998 dan harga koefisien determinasi R2=17,345%. Ini berarti bahwa 17,345% Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi dapat dijelaskan oleh Penguasaan Kosakata dan Penguasaan Kalimat Efektif. 

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anipudin,dkk. 2007. Cermat Berbahasa IB Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

---. 2006. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Chaer, A. 2006. Tata Bahasa Praktis Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Balai Pustaka.

Hatikah,Tika,dkk. 2006. Membina Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta: Grafindo.

Hidayat, K.2003. Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Uni Gramedia.

(10)

H.S. Widjono. 2007. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi). Jakarta: Grasindo.

Keraf, Gorys.2003. Komposisi. Jakarta: Gramedia.

---. 2003. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

M. Romli, Asep Syamsul.2006. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Wibowo. 2006. Berani Menulis Artikel.

Jakarta: Grasindo.

 

Referensi

Dokumen terkait

Video sebagai portofolio elektronik selain dapat mecerminkan pemahaman peserta didik terhadap suatu pembelajaran, juga dapat membuat peserta didik menguasain ketrampilan baru dalam

Tahap Pasca Kontruksi (Operasional) Aktifitas pasien rawat jalan, pengunjung dan petugas Puskesmas Penuruna n tingkat kebersiha n ruangan, peningka tan timbulan sampah Jumlah

Pada tenaga kerja yang mengalami tekana darah tinggi akan menyebabkan kerja jantung menjadi lebih kuat sehingga jantung membesar. Selanjutnya terjadi sesak napas

Berdoalah agar kita selalu kuat dan teguh berjalan dalam iman dan tetap percaya bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji dalam keadaan apapun hidup kita.. Berdoa

Pemerintah menguasai jaringan informasi sampai desa Pemerintah menyebarkan informasi yang seragam Suara pemerinta dianggap paling benar. Suara yang berbeda/berseberangan dieliminir

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat

Data yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner kemudian di olah dengan cara mengkategorikan keseluruhan aspek kecakapan komunikasi dan kepuasan nasabah sehingga menghasilkan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel Promosi Keryawan