• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab 2 estimasi usia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "bab 2 estimasi usia"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

2.1

2.1 DefiDefinisi Unisi Usiasia Um

Umur ur atatau au ususia ia adadalalah ah lalama ma wawaktktu u hihidup dup atatau au adada a sesejajak k didilalahihirkrkan an atatauau diadakan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Umur atau usia adalah satuan waktu diadakan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Umur atau usia adalah satuan waktu yan

yang g menmengukugukur r wakwaktu tu kebkeberaderadaan aan suasuatu tu benbenda da ataatau u makmakhluhluk, k, baibaik k yanyang g hidhidupup maupun yang mati. Semisal, umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak  maupun yang mati. Semisal, umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak  dia lahir hingga waktu umur itu dihitung. Oleh demikiran, umur itu diukur dari lahir  dia lahir hingga waktu umur itu dihitung. Oleh demikiran, umur itu diukur dari lahir  hingga masa kini ataupun usia pula diukur dari waktu kejadian hingga masa kini. hingga masa kini ataupun usia pula diukur dari waktu kejadian hingga masa kini. (epkes, !""#)

(epkes, !""#)

2.2

2.2 JeniJenis-Jes-Jenis Usianis Usia $.

$. UsUsia ia krkrononolologogis is ((chronological agechronological age))

Usia kronologis merupakan usia seseorang ditinjau dari hitungan umur dalam Usia kronologis merupakan usia seseorang ditinjau dari hitungan umur dalam angka dan ditentukan dari jumlah waktu yang telah berlalu sejak seseorang lahir atau angka dan ditentukan dari jumlah waktu yang telah berlalu sejak seseorang lahir atau usia yang sesuai dengan tanggal kelahiran. Usia kronologis biasanya diukur dalam usia yang sesuai dengan tanggal kelahiran. Usia kronologis biasanya diukur dalam tanggal, bulan, dan tahun kelahiran.

tanggal, bulan, dan tahun kelahiran. !.

!. UsUsia ia bibiolologogiis (s (biological agebiological age))

Usia biologis menga%u pada keadaan kesehatan tubuh seseorang. Usia biologis Usia biologis menga%u pada keadaan kesehatan tubuh seseorang. Usia biologis tidak selalu sama dengan usia kronologis (tanggal lahir) bisa lebih muda atau lebih tidak selalu sama dengan usia kronologis (tanggal lahir) bisa lebih muda atau lebih

(2)

tua tergantung dari kondisi organ tubuh seseorang. &erdapat tiga bentuk usia biologis tua tergantung dari kondisi organ tubuh seseorang. &erdapat tiga bentuk usia biologis yaitu berdasarkan perkembangan maturitas seksual, skeletal, dan gigi geligi.

yaitu berdasarkan perkembangan maturitas seksual, skeletal, dan gigi geligi. $)

$) 'a'atuturiritatas Ss Sekeksusualal er

erubaubahan han karkaraktakterierististik k sekseks s seksekundeunder, r, perperkembkembangaangan n paypayudarudara a dandan menst

menstruasi pada ruasi pada peremperempuan, puan, perkemperkembangan penis, bangan penis, testitestis s (alat kelamin) dan(alat kelamin) dan  perubahan

 perubahan suara suara lakilaki lakilaki serta serta rambut rambut kemaluan kemaluan pada pada kedua kedua jenis jenis kelaminkelamin mer

merupakupakan an tantanda da matmaturiuritas tas sekseksuasual. l. dda a hubuhubungan ngan kuat kuat antantara ara matmaturiuritastas seksual, somatik, dan skeletal, meskipun terdapat beberapa perempuan yang seksual, somatik, dan skeletal, meskipun terdapat beberapa perempuan yang maturitasnya jauh lebih awal atau lebih lambat

maturitasnya jauh lebih awal atau lebih lambat dari sesamanya.dari sesamanya. !)

!) 'a'atuturiritatas Sks Skeleletetalal

'aturitas skeletal ditentukan dengan %ara membuat gambaran radiogra*i 'aturitas skeletal ditentukan dengan %ara membuat gambaran radiogra*i dari daerah yang terdapat banyak tulang dan diskus epi*iseal seperti tulang dari daerah yang terdapat banyak tulang dan diskus epi*iseal seperti tulang  pergelangan tangan

 pergelangan tangan dari setiap dari setiap usia anak usia anak yang spesi*ik yang spesi*ik normal, dipakai normal, dipakai sebagaisebagai sta

standar ndar untuntuk uk memmembandbandingingkan kan kaskasus us sesseseoreorang ang yang yang dipdiperieriksaksa. . +am+ambarbaranan standar yang dipakai tersebut adalah

(3)

+ambar !.$. enggunaan radiogra*i pergelangan tangan dapat mengetahui status maturitas skeletal seseorang yang digunakan untuk  memproduksi waktu pubertal growth spurt.

-) 'aturitas +igi

/aluasi dari status gigi merupakan hal yang sangat penting untuk   prognosa pemeriksaan dari pertumbuhan gigi. 'aturitas gigi sering dinyatakan

sebagai indikator maturitas biologis pada pertumbuhan anak0anak karena lebih rele/an. 'aturitas gigi dapat ditentukan oleh tahap erupsi dan kalsi*ikasi gigi. Kalsi*ikasi gigi dipakai sebagai kriteria yang lebih realibilitas untuk  menentukan tahap maturitas gigi. enentuan usia tidak hanya bergantung pada tahapan akhir dari pembentukan gigi, tetapi juga pada keseluruhan proses dari mineralisasi gigi.

(4)

Usia psikologis dapat terlihat dari kejiwaan dan mekanisme indi/idu dalam menangani stres atau masalah. Usia psikologis juga tidak selalu sama dengan usia kronologis ataupun usia biologis.

Usia psikologis muda identik dengan umur anak0anak yang tidak mampu menguasai emosinya. Orang yang mampu mengendalikan emosinya dan lebih sabar  menghadapi masalah dinilai memiliki umur psikologis yang lebih tua. 'isalkan anak  usia $1 tahun tapi mampu bersikap dewasa maka umur psikologisnya lebih tua dari umur sebenarnya.

2.3 Tujuan Menentukan Usia

alam beberapa keadaan identi*ikasi usia kronologis penting untuk dilakukan,  baik pada indi/idu tidak bernyawa maupun pada indi/idu bernyawa. Identi*ikasi usia  pada indi/idu tidak bernyawa dilakukan untuk identi*ikasi korban kasus kriminal dan  ben%ana massal seperti, kebakaran, tabrakan, ke%elakaan, pembunuhan, dan aborsi  janin. Identi*ikasi usia pada indi/idu bernyawa dilakukan untuk menilai apakah anak 

telah men%apai usia pidana dari tanggung jawab dalam kasus hukum, seperti  pemerkosaan, pen%ulikan, pekerjaan, adopsi, dan imigrasi ilegal, ketika akta kelahiran tidak tersedia atau diragukan keasliannya (an%hbhai, !"$$). Identi*ikasi usia juga merupakan bagian penting dalam pertimbangan klinis, seperti pada pediatri%, odontopediatrik dan ortodontik (&om2s et al., !"$3).

(5)

4adiologi memainkan peran yang sangat penting dalam penentuan umur  manusia. +ambaran radiogra*i yang digunakan dalam proses estimasi usia, merupakan salah satu alat penting dalam identi*ikasi pada ilmu *orensik. Sejak tahun $#5!, radiogra*i gigi yang merupakan teknik non0destrukti* dan sederhana yang digunakan sehari0hari di praktek dokter gigi, telah digunakan dalam metode estimasi umur. 'etode berdasarkan tahapan pembentukan gigi pada radiogra*i tampaknya lebih tepat dalam penilaian usia daripada berdasarkan perkembangan skeletal karena  perkembangan dan klasi*ikasi gigi lebih dikontrol oleh gen dibanding *aktor 

lingkungan. +igi kurang terpengaruh terhadap perubahan nutrisi, hormon dan  patologis, terutama pada anak0anak. estimasi umur pada anak0anak dapat didasarkan  pada analisis radiogra*i tahap perkembangan dari elemen gigi. &erdapat berbagai

metode untuk memperkirakan usia yang dibagi menjadi - tahap (an%hbhai, !"$$).

2.4.1 Penata!" Neonata!" dan Postnata!

Se%ara radiogra*i, mineralisasi gigi insisi* sulung dimulai pada minggu keenam  belas kehidupan intrauterin. Sebelum mineralisasi benih gigi dimulai, benih gigi mungkin terlihat sebagai daerah radiolusen pada radiogra*6 radiogra*i berikutnya mandibula akan menggambarkan gigi sulung dalam berbagai tahap mineralisasi sesuai usia pra0natal janin (+ambar !.!). 4adiogra* mandibula janin diambil pada minggu kedua puluh enam kehidupan intrauterin menunjukkan mineralisasi yang %epat di gigi anterior. &erlihat outline mineralisasi dua %usp molar pertama sulung,

(6)

outline satu %usp molar kedua sulung dan crypt  molar pertama permanen (+ambar  !.-) (an%hbhai, !"$$).

+ambar !.!. 4adiogra* rahang atas dan bawah dari janin pada minggu keenam belas kehidupan intrauterin memperlihatkan mineralisasi inisial dari insisi* sulung (an%hbhai, !"$$).

+ambar !.-. 4epresentasi diagram radiogra* mandibula janin pada minggu kedua  puluh enam kehidupan intrauterin menunjukkan mineralisasi yang %epat

(7)

4adiogra*i mandibula pada janin diambil saat minggu ketiga puluh kehidupan intrauterin yang menunjukkan penyelesaian -71 mahkota untuk gigi anterior. Bonjol gigi molar pertama sulung menunjukkan penyatuan. +igi molar kedua sulung dengan lima bonjol sudah terlihat, sedangkan tidak ada bukti mineralisasi pada gigi molar   pertama permanen (+ambar !.3). ada *oto radiogra*i pada janin yang baru lahir 

menunjukkan bonjol yang telah menyatu sepenuhnya untuk gigi molar pertama dan kedua sulung, untuk gigi molar kedua sulung tidak ada kesinambungan melewati  permukaan oklusal. alam crypt  gigi molar pertama permanen, terdapat bukti salah

satu ujung bonjol mesial (+ambar !.1) (an%hbhai, !"$$).

$. &ahapan oleh Kraus dan 8ordan

Kraus dan 8ordan mempelajari mineralisasi pada berbagai ma%am gigi sulung sebagaimana pada gigi molar pertama permanen. erkembangan ini menjelaskan dalam sepuluh tahapan,ditandai dengan bilangan romawi dari I sampai 96 tahap I9 meliputi tiga tahap dan tahap 9 meliputi lima tahap. Kraus dan 8ordan menyelesaikan studinya pada tahap mineralisasi gigi pada kehidupan intrauterine (+ambar !.:) (an%hbhai, !"$$).

(8)

+ambar !.3. 4epresentasi radiogra*i mandibula pada janin pada minggu ketiga puluh intrauterin menunjukkan penyelesaian -71 mahkota untuk gigi anterior, menyatunya bonjol gigi molar pertama sulung, lima bonjol pada gigi

molar kedua sulung dan %rypt gigi molar pertama permanen dengan tidak

ada bukti mineralisasi (an%hbhai, !"$$).

+ambar !.1. 4epresentasi radiogra*i mandibula pada janin yang baru lahir

menunjukkan penyelesaian penyatuan bonjol bagi gigi molar pertama dan kedua sulung, dan dalam ruangan gigi molar permanen pertama terdapat bukti salah satu ujung bonjol mesial (an%hbhai, !"$$).

+ambar !.:. &ahap perkembangan gigi molar sulung rahang bawah oleh Kraus dan 8ordan. erkembangan ini di deskripsikan dalam sepuluh tahap dengan

 bilangan romawi dari I sampai 9 6 tahap I9 meliputi tiga tahap dan tahap

(9)

2.4.2 Anak-Anak dan #e$aja $. 'etode S%hour dan 'asseler 

ada tahun $#3$, S%hour dan 'asseler mempelajari tentang perkembangan gigi sulung dan gigi permanen, menjelaskan !$ langkah se%ara kronologis dari usia 3  bulan sampai !$ tahun dan menerbitkan diagram numerik dari perkembangan gigi sulung dan gigi permanen. The American Dental Association () se%ara berkala memperbarui diagram ini dan menerbitkannya pada tahun $#5! (an%hbhai, !"$$).

+ambar !.;. iagram perkembangan gigi oleh S%hour dan 'asseler (The American  Dental Association, $#5!), (y< tahun6 miu< bulan dalam kandungan6 m<  bulan) (an%hbhai, !"$$).

(10)

&ahapan kalsi*ikasi gigi pada radiogra*i sesuai standar yang dilakukan oleh =ogan dan Kron*ield pada tahun $#--. +ra*ik ini dilakukan tidak dengan sur/ei terpisah untuk laki0laki dan perempuan (an%hbhai, !"$$).

+ambar !.5. otongan gambar radiogra*i menunjukan beberapa tahapan  perkembangan gigi sesuai usia seseorang (y< tahun6 m< bulan)

(11)

!. 'etode 'oores, >anning and ?unt

&ahun $#:-, 'oores, >anning dan ?unt menunjukkan metode estimasi usia  berdasarkan perkembangan gigi indi/idu. ada metode ini, perkembangan gigi

dipelajari didalam $3 tahap mineralisasi untuk perkembangan gigi permanen akar  tunggal dan akar jamak dan rata0rata usia untuk tahap yang terkait. 'oores dkk  menggunakan radiogra* panoramik atau radiogra* obli@ue lateral untuk penelitian ini. Usia paling muda dalam penelitian adalah : bulan dan data juga termasuk pada  perkembangan gigi molar ketiga. erkembangan pada perempuan lebih %epat dari laki0laki dan tahap0tahap pembentukan akar menunjukkan /ariasi daripada  pembentukan mahkota (an%hbhai, !"$$).

'etode ini dianggap berguna bagi populasi abad pertengahan karena salah satunya dapat memperkirakan usia indi/idu menggunakan molar ketiga, yang merupakan *okus untuk sampel abad pertengahan sebagai bagian dari penelitian saat ini (+oltA, !"$:).

(12)

+ambar !.#. erkembangan gigi dengan akar tunggal (+oltA, !"$:)

+ambar !. $". &ahap embentukan +igi kar 8amak. pembentukan awal bonjol

(i), bonjol0bonjol bersatu (%o), outline bonjol terbentuk sempurna (o%), setengah mahkota terbentuk sempurna (r $7!), tiga perempat mahkota terbentuk sempurna (r -73), mahkota terbentuk sempurna (r %), pembentukan awal akar (4 i), pembentukan awal %elah (li), seperempat panjang akar (4 $73), setengah panjang akar (4 $7!), tiga

(13)

 perempat panjang akar (4 -73), panjang akar terbentuk sempurna (4 %),  penutupan setengah apeks ($7!), penutupan apeks sempurna (%)

(an%hbhai, !"$$).

-. emirjian, +oldstein, dan &anner 

'etode  Demirjian, Goldstein dan Tanner  menilai tujuh gigi permanen mandibula dengan urutan< molar kedua, molar pertama, premolar kedua, premolar pertama, %aninus, insisi/us lateral dan insisi/us sentral dan ditentukan delapan tahap mineralisasi gigi dan juga tahap nol untuk tahap non0appearan%e (+ambar !.$$) sebagai berikut (an%hbhai, !"$$).

4ating " diberikan jika tidak ada tanda0tanda kalsi*ikasi6 pembentukan %rypt tidak  dipertimbangkan. eskripsi tahap<

$) &ahap (), dapat dilihat baik pada gigi uniradikular atau multiradikular, sebuah awal kalsi*ikasi terlihat pada tingkat superior dari kripta dalam bentuk keru%ut terbalik atau keru%ut. &idak ada *usi dari titik kalsi*ikasi ini6

!) &ahap (B), *usi dari titik kalsi*ikasi membentuk satu atau lebih %usp yang bersatu untuk memberikan outline permukaan oklusal yang teratur, atau %usp termineralisasi bersatu sehingga mor*ologi koronal dewasa terde*inisi dengan baik6 -) &ahap (), mahkota setengah terbentuk, ruang pulpa jelas, deposisi dentin terjadi6 3) &ahap (), pembentukan mahkota selesai sampai ke %emento0enamel jun%tion,

ruang pulpa memiliki bentuk trapeAoid dan awal pembentukan akar terlihat6

1) &ahap (), awal terbentuknya bi*urkasi radikuler terlihat, panjang akar masih kurang dari ketinggian mahkota6

:) &ahap (>), ujung ape dalam bentuk %orong6 panjang akar sama dengan atau lebih  besar dari ketinggian mahkota6

;) &ahap (+), dinding saluran akar paralel dan akhir apikal masih sebagian terbuka6 5) &ahap (?), akhir apikal saluran akar tertutup sempurna6 membran periodontal

(14)

+ambar !.$$. &ahap tumbuh kembang tujuh gigi mandibula region kiri (emirjian, et al, $#;-).

(15)

(emirjian, et al, $#;-).

3. 'etode Colla

'etode Colla menge/aluasi mineralisasi gigi permanen dalam $" tahap. 'etode ini bisa digunakan untuk menilai perkembangan setiap gigi maksila maupun mandibula. (an%hbhai. !"$$)

(16)

+ambar !.$!. Sepuluh tahapan mineralisasi gigi (an%hbhai, !"$$)

>oto radiogra*i dari pasien di%o%okan dengan angka perbandingan. Setelah setiap gigi diidenti*ikasi dan ditentukan angkanya, total yang dihasilkandari gigi0gigi maksila dan mandibular kemudian total angkanya di%o%okan dengan table Colla. Keuntungan dari metode ini, dapat diaplikasikan pada indi/idu yang mempunyai atau tidak mempunhyai molar ketiga pada perempuan dan laki0laki dapat ditangani se%ara terpisah. (an%hbhai. !"$$)

(17)

&abel !.! &abel umur untuk gigi rahang atas dan rahang bawah termasuk molar ketiga perempuan dan laki0laki menurut Colla (an%hbhai. !"$$)

1. stimasi Usia 'enggunakan peks &erbuka

Salah satu jenis metode estimasi usia yaitu dengan menggunakan open api%es atau apeks terbuka. Beberapa studi telah dilakukan untuk melihat hubungan antara usia dengan pengukuran bukaan apeks pada gigi. Satu studi meneliti hubungan ini  pada anak0anak Itali pada usia 10$1 tahun menggunakan radiogra* panoramik yang

kemudian akan dilakukan digitiAing (an%hbhai !"$$).

enelitian tersebut menilai tujuh gigi permanen mandibula kiri. 8umlah gigi yang memiliki perkembangan akar lengkap dengan ujung akar yang telah tertutup sempurna dihitung (C"). ada gigi dengan perkembangan akar yang belum lengkap, yaitu adanya bukaan akar, dihitung jarak antara sisi dalam dari apeks terbuka. Untuk  gigi dengan dua akar, jumlah jarak antara bagian dalam kedua bukaan akar die/aluasi (an%hbhai !"$$).

(18)

+ambar !.$-. ara pengukuran jarak apeks terbuka () dan panjang gigi (=) (an%hbhai, !"$$)

erbesaran dihilangkan dengan melakukan pengukuran dari apeks terbuka kemudian dibagi dengan panjang gigi (=) dari setiap gigi dan dilakukan pengukuran normalisasi dari tujuh gigi yang digunakan untuk estimasi usia. 'aturitas dental dikalkulasikan sebagai jumlah dari apeks terbuka yang telah ternormalisasi (s) dan  jumlah gigi dengan pertumbuhan akar lengkap (C"). Cilai tersebut kemudian

disubstitusikan pada rumusan berikut<

Usia=8.971+0.375g+1.631×5+0.674 N 0−1.034s−0.176s . N 0

ada rumusan ini /ariabel yang sama dengan $ untuk laki laki, dan " untuk   perempuan (an%hbhai !"$$).

2.4.3 De%asa

$. 'etode 4asio Pulp-To-Tooth Oleh K/aal

ada metode ini rasio pulp0to0tooth dihitung dari : gigi rahang atas dan : gigi rahang bawah yaitu gigi insisi/ sentral dan lateral, premolar kedua rahang atas,

(19)

insisi/ lateral rahang bawah, kaninus mandibular dan premolar pertama rahang  bawah.

Bagian yag dihitung adalah panjang pulp0root (4), panjang pulp0tooth (),  panjang tooth0root (&), lebar pupl0root pada 8 (), lebar pulp0root dipertengahan

akar (), lebar pupl0root pada titik tengah antara  dan  (B).

'etode ini dilakukan dengan menggunakan radiogra*i periapikal intraoral, hitung nilai rata0rata dari semua rasio selain & ('), nilai rata0rata lebar rasio B dan  (D), dan nilai rata0rata panjang rasio  dan 4 (=), dan d imasukkan pada rumus<

ge E $!#,5 F (-$:,3  ') (:,5  (D 0=))

+ambar !.$3. engukuran rasio panjang akar, panjang gigi, lebar pulpa dan lebar akar pada metode K/aal (an%hbhai, !"$$)

!. Indeks Koronal Ka/itas ulpa

Indeks koronal ka/itas pulpa7 rongga pulpa< Korelasi antara pengurangan rongga pulpa koronal dan usia kronologis diperiksa dalam sampel dari 53: gigi utuh

(20)

dari 3-- indi/idu yang diketahui usia dan jenis kelamin menggunakan *oto panorama 90ray. (rusini !""5)

Untuk setiap radiogra*i, hanya premolar rahang bawah dan molar yang dianggap sebagai gigi rahang bawah yang lebih terlihat daripada yang rahang atas. Sisi dimana ruang pulpa ( pulp chamber ) adalah lebih terlihat yang terpilih. radiogra*i  panoramik digunakan untuk mengukur panjang (mm) dari mahkota gigi (=, crown length  panjang koronal) dan panjang (mm) dari rongga pulpa koronal (?, coronal pulp cavity height or length) (+ambar !.$1). Indeks gigi koronal (&I7 tooth coronal index) dihitung untuk setiap gigi dan kemundurannya pada sampel usia nyata. (rusini !""5)

nalisis regresi linier sederhana dilakukan oleh regresi proporsional koronal  panjang rongga pulpa pada usia yang sebenarnya untuk setiap kelompok gigi untuk   pria dan wanita dan untuk sampel gabungan. (an%hbhai !"$$)

+ambar !.$1 anjang Koronal (Coronal ength7 =) dan anjang atau &inggi dari Ka/itas ulpa (Coronal Pulp Cavity !eight or ength7 ?) untuk +igi remolar dan 'olar. (an%hbhai, !"$$)

(21)

-. 'etode ?arris dan Cortje

?arris dan Cortje menyatakan ada lima stage dari perkembangan akar '-yang mengubungkan antara rata rata umur dengan rata rata panjang <

$) Stage $ E $1.5 G70 $.3tahun, 1.- G70 !.$ mm !) Stage ! E $;.! G70 $.!tahun, 5.: G70 $.1mm -) Stage - E $;.5 G70 $.!tahun, $!.# G70 $.! mm 3) Stage 3 E $5.1 G70 $.$tahun, $1.3 G70 $.# mm 1) Stage 1 E $#.! G70 $.!tahun, $:.$ G70 !.$ mm

+ambar !.$:. &ahap perkembangan akar gigi '- rahang bawah metode ?arris dan  Cortje (an%hbhai, !"$$)

3. Sistem Han ?eerden

"an !eerden melakukan penilaian terhadap perkembangan akar mesial dari gigi molar ketiga untuk menentukan umur seseorang. "an !eerden mendeskripsikan

(22)

 perkembangan akar mesial dalam 1 tahap menggunakan radiogra*i panoramik. =aki0 laki dan perempuan dipantau se%ara terpisah, dan diantara laki0laki dan perempuan tidak ditemukan perbedaan se%ara signi*ikan.

&abel !.-. &ahap perkembaangan akar mesial gigi molar ketiga 'etodee Han ?eerden (an%hbhai, !"$$)

(23)

DA&TA# PUSTAKA

emirjian, . et al. ($#;-) Demirjian, A#, A $ew %ystem &' Dental Age Assessment ,  !uman (iology, )*+ ./01+2ay3 p#... !.

epkes 4I (!"#). ro*il Kesehatan Indonesia. 8akarta< epartemen 4epublik  Indonesia.

rusini, ., !""5. &he oronal ulp a/ity Inde <  >orensi% &ool *or ge etermination in ?uman dults . , $3, pp.!-1F!3#.

+oltA, 4. !"$:.  omparison o* >our 'ethods o* ental ge stimation and ge stimation *rom the 4isser Sign o* the Ilia% rest. astern 'i%higan Uni/ersity. an%hbhai, . S. (!"$$)  Dental radiographic indicators , a 4ey to age estimation.

OnlineJ ('ar%h !"$"), $##F!$!.

&om2s, =. >. et al. (!"$3) &he a%%ura%y o* estimating %hronologi%al age *rom emirjian and Colla methods in a ortuguese and Spanish sample. (2C oral  health. OnlineJ $3 ($), $:". onlineJ. /ailable *rom< http<77bm%oralhealth.biomed%entral.%om7arti%les7$".$$5:7$3;!0:5-$0$30$:".

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan program keluarga harapan dalam memutus rantai kemiskinan oleh unit pelaksana program keluarga

penelitian dengan judul ” Identifikasi Diskriminasi Ras dan Etnis Menurut UU Nomor 40 Tahun 2008 dan Diskriminasi Wanita Menurut UU No 7 Tahun 1984 d alam

Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada arteri (pembuluh nadi).Hipertensi juga disebut dengan tekanan darah tinggi, dimana tekanan tersebut

Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya

dalam proses perilaku aman ( safety process) adalah terdapatnya kerja sama yang baik untuk perencanaan implementasi program dan adanya partisipasi dari.. masing-masing

Hasil penelitian pengaruh pendampingan bidan terhadap tingkat nyeri pada ibu bersalin ini menunjukkan bahwa kelompok control atau kelompok yang tidak didampingi bidan mempunyai

Lokasi ini adalah salah satu objek wisata air terjun tertinggi di Indonesia dan itu berada di daerah kita sendiri dan objek wisata ini juga termaksud bagian kawasan wisata Danau