• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Ajar Parasit Tentang Protozoa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahan Ajar Parasit Tentang Protozoa"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Oka, IBM  Oka, IBM 

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR  DENPASAR  2009 2009

(2)
(3)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Protozoa

Protozoa adalah organisme satu sel (sel tunggal), tetapi telah memiliki fungsi :adalah organisme satu sel (sel tunggal), tetapi telah memiliki fungsi : metabolism

metabolisme, e, pergerakpergerakanan,, digesti digesti ,, respirasi respirasi ,, sekresi, sekresi, reprodureproduksi, ksi, pertahankpertahankan hiduan hidupp dan lain-lain diselenggarakan oleh organela sel. Protozoa merupakan “

dan lain-lain diselenggarakan oleh organela sel. Protozoa merupakan “eukaryoticeukaryotic” dimana” dimana intinya diselubungi oleh membran

intinya diselubungi oleh membran atauatau selaput  selaput ,, berbe berbeda dengda dengan “an “ prokary prokaryotic”otic”, contohnya, contohnya  bakter

 bakteri, i, dimandimanaa intinya tidak diselubungi oleh membranintinya tidak diselubungi oleh membran atau dengan kata lainatau dengan kata lain tidak tidak  terpisah dengan sitoplasma. (lihat gambar 1)

terpisah dengan sitoplasma. (lihat gambar 1)

Gambar 1. Perbedaan Sel Prokaryotic dengan Eukaryotic Gambar 1. Perbedaan Sel Prokaryotic dengan Eukaryotic

STRUKTUR UMUM

STRUKTUR UMUM

(4)

Struktur umum

Struktur umum setiap setiap protozoa tersusun oleh protozoa tersusun oleh :: (1) INTI(1) INTI dandan (2)

(2) SITOPLASMASITOPLASMA.. 1.

1. INTIINTI. Inti adalah bagian yang. Inti adalah bagian yang paling penting,paling penting, karena mengatur berbagaikarena mengatur berbagai fungsi  fungsi  hidup

hidup dan dan berberperaperan n daldalamam mengaturan mengaturan reprodureproduksi ksi . . IntInti i diditetemumukakan n di di dadalamlam Sitoplasma

Sitoplasma (pada bagian(pada bagian EndoplasmaEndoplasma). Inti sel terdiri dari berbagai struktur antara). Inti sel terdiri dari berbagai struktur antara lain :

lain : selaselaput put IntiInti ((nuclear nuclear membramembranene),), serabutserabut – –  seraserabut but lininlinin,, butirbutir – –  butirbutir kromatin

kromatin((Chromatine granuleChromatine granule) dan) dan kariosumkariosum atauatau plastinplastin.. Umumnya protozoa hanya mempunyai

Umumnya protozoa hanya mempunyai satusatu inti, akan tetapi kelasinti, akan tetapi kelas CiliataCiliata mempunyaimempunyai dua

dua bubuah ah ininti ti ((makronukleusmakronukleus dandan mikronukleusmikronukleus) ) dadan n babahkhkan an adada a jugjuga a bebebeberaprapaa  protozo

 protozoa yang memilikia yang memiliki banyak banyak inti dan bahkan ada yang mempunyai inti pelengkapinti dan bahkan ada yang mempunyai inti pelengkap seperti

seperti kinetoplas, blefaroplaskinetoplas, blefaroplas dandan benda parabasalbenda parabasal

2.

2. SITOPLASMA,SITOPLASMA, dapat dibedakan menjadi :dapat dibedakan menjadi : EktoplasmaEktoplasma dandan Endoplasma.Endoplasma. Ektoplasma

Ektoplasma adadalalah ah babagigian an yayang ng papaliling ng luluar ar dadari ri sisitotoplplasasma ma yayangng merupakan

merupakan hialinhialin dan berfungsi untuk dan berfungsi untuk  melindungi dirimelindungi diri (( protektif  protektif ), melakukan), melakukan pergerakan

pergerakan ((lokomosi)lokomosi) dandan mengenal lingkungannyamengenal lingkungannya (( sensoris sensoris). ). SeSelailain n ituitu mulut,

mulut, sitostom, sitostom, sitofaring sitofaring , dan, dan dinding kistadinding kista terbentuk oleh bagian ektoplasmaterbentuk oleh bagian ektoplasma Endoplasma

Endoplasma adalah bagian dari sitoplasma di sebelah dalam,adalah bagian dari sitoplasma di sebelah dalam, bersifat bersifat   granuler 

 granuler dan mempunyai fungsi : dalamdan mempunyai fungsi : dalam pencernaan makananpencernaan makanan dan fungsi nutrisidan fungsi nutrisi lainnya, serta peranan dalam proses

lainnya, serta peranan dalam proses reproduksireproduksi. Pada. Pada endoplasmaendoplasma ditemukanditemukan  bermac

 bermacam am – – macam macam organeorganela, la, diantarandiantaranya ya :: reticreticulum ulum endoendoplasmplasmaa dandan ribosoma

ribosoma,, mitokondria, aparat golgimitokondria, aparat golgi,, vakuola kontraktilvakuola kontraktil,, vakuola vakananvakuola vakanan,, zat cadangan seperti

zat cadangan seperti glikogenglikogen..

STADIUM

STADIUM

(5)

Sel

Selama ama siklsiklus us hidhidupnupnya ya bebbeberaerapa pa anganggotgota a proprotoztozoa oa memmempunpunyai yai dua dua macmacamam stadium

stadium, , yaituyaitu stadium aktif stadium aktif  dikenal dengandikenal dengan tropozoi tropozoi dandan stadium tidak aktif stadium tidak aktif dikenaldikenal dengan

dengan Kista Kista..

 Stadium tropozoit,

 Stadium tropozoit,  protoz protozoa bisaoa bisa bergerak bergerak  (menggunakan alat gerak tergantung(menggunakan alat gerak tergantung  jenisny

 jenisnya),a), tumbuhtumbuh dandan memperbmemperbanyak anyak diri diri , tetapi, tetapi tidak tahantidak tahan (( peka) peka) terhadap berbagaiterhadap berbagai  penga

 pengaruh lingruh lingkungakungan dibann dibandingkdingkan bean bentuk kintuk kista.sta.  Stadium

 Stadium kista,kista, proprotozotozoa a memengbngbungungkukus s dirdirinya inya dendengangan dinding dinding  yang yang tebtebalal sehingga

sehingga tidatidak k dapdapat at berbergeragerak k ,, tidatidak k tumbtumbuhuh dandan tidatidak k memmemperbperbanyaanyak k diri diri , tetapi, tetapi tahan

tahan ((resistenresisten) ) terterhadahadap p berberbagbagai ai penpengargaruh uh linglingkunkungan gan sepeseperti rti temtemperperatur atur tingtinggi,gi, kekeringan atau kelembaban tinggi, bahan – bahan kimia dan yang lainnya.

kekeringan atau kelembaban tinggi, bahan – bahan kimia dan yang lainnya.

PERGERAKAN

PERGERAKAN

Protozoa parasitik umumnya bergerak menggunakan :

Protozoa parasitik umumnya bergerak menggunakan : flagela, , se flagela, , selaput undulasi,laput undulasi, silia,

silia, pseudopodpseudopodiaia dan cara bergerak lainnya dengan : membengkok, memilin, meluncur,dan cara bergerak lainnya dengan : membengkok, memilin, meluncur, me

mengngomombabak k pepermrmukukaan aan tutububuh h babagigian an luluar ar yayang ng mememumungngkinkinkakan n ununtutuk k bebergergerakrak,, menggelinding, melecut (meliuk)

menggelinding, melecut (meliuk)

1.

1. FlagelaFlagela (( Bulu  Bulu CambCambuk uk ), ), adadalalah ah ororgaganenel l yayangng menye

menyerupai rupai cambukcambuk. . Pada Pada beberabeberapa spesiepa spesiess  flagela flagela da

dapapat t beberlarlanjunjut t sepsepananjanjang g babadan dan kekearaarah h bebelaklakangang,, mel

melekaekat t sepasepanjanjang ng badbadan an atau atau hanhanya ya padpada a bebbeberaerapapa tempat tertentu saja dan membentuk 

tempat tertentu saja dan membentuk membran beralunmembran beralun (undulating membrane

(undulating membrane)) Giardia sp

Giardia sp stadiumstadium tropozoit tropozoit

Giardia sp

Giardia sp stadiumstadium kista

(6)

2.Silia ( Rambut getar ), mirip dengan flagela, tetapi ukurannya sangat kecil dan pendek, umumnya tersusun berjajar sehingga mirip seperti bulu mata, mengelilingi seluruh  permukaan tubuh.

3. Pseudopodia ( Kaki Semu), gerakan yang dilakukan dengan menonjolkan bagian ektoplasma. Merupakan alat gerak sementara yang dapat dibentuk dan ditarik apabila dibutuhkan.

REPRODUKSI

 Perbanyakan diri )

INTI, mengatur semua fungsi penting  kehidupan protozoa, selain itu juga  berperan dalam reproduksi (perbanyakan diri). Hanya bentuk  tropozoit  yang mampu memperbanyak diri, sedangkan bentuk  kista,  protozoa dalam keadaan statis. Reproduksi  protozoa dapat dibedakan menjadi : Aseksual dan Seksual.

REPRODUKSI ASEKSUAL, protozoa mengadakan multiplikasi (perbanyakan) dengan cara: Pembelahan sederhana, Pembelahan Berlipat Ganda ,dan Perbanyakan dengan Penguncupan

1. Perbanyakan dengan PEMBELAHAN SEDERHANA (”simple binary fission”) atau  pembelahan biner (”Binary fission), dimana tiap individu membelah menajdi dua secara (longitudinal)  pada  flagelata dan (transversal) pada  siliata dan  Amoeboid . Mula – mula inti membelah menjadi dua,

kemudian baru diikuti oleh pemisahan sitoplasma.

2. Perbanyakan dengan PEMBELAHAN BERLIPAT GANDA (” Skizogoni”),  pada awalnya inti akan membelah beberapa kali (berulang – ulang), kemudian sitoplasma akan mengelilingi setiap inti yang membelah, sehingga pada akhirnya akan

(7)

terbentuk beberapa individu baru. Sel yang sedang membelah disebut SKIZONT atau MERONT, GAMON dan SEGMENTER  dan hasil pembelahan setiap selnya disebut Merozoit.

3. Perbanyakan dengan PENGUNCUPAN (” Budding ”) atau pembentukan tunas :  bisa dibedakan mejadi penguncupannya di luar ( Ek terna) dikenal dengan Ektogeni,

sedangkan penguncupan di dalam ( Interna = Endo gen) dikenal dengan Endogeni Ektogeni, akan terbentuk individu baru pada ektoplasma, kemudian memisahkan diri dan tumbuh menjadi individu baru. Bila terbentuk dua sel disebut ektodi  geni dan apabila lebih disebut ekto poli  geni

Endogeni, akan terbentuk individu baru di dalam endoplasma, kemudian akan keluar dengan cara merusak  ektoplasma. Jika hanya terbentuk  dua sel disebut  Endodi ogeni dan apabila lebih disebut endo poli  geni.

REPRODUKSI SEKSUAL, pada protozoa parasitik hanya terjadi KONJUGASI dan SYNGAMY

1. KONJUGASI, (umumnya ditemukan pada  Siliata), dua individu bertemu secara temporer (sementara) dan bersatu pada satu sisi sepanjang bagian dari tubuhnya. Makronukleusnya bergenerasi, sedangkan Mikronukleusnya membelah beberapa kali dan satu dari pronuklei haploid yang dihasilkan menyeberang dari satu konjugan ke konjugan yang lain. Konjugan – konjugan itu lalu berpisah dan terjadi reorganisasi inti.

2. SYNGAMY (Singami), dua gamet (mikrogamet dan Makrogamet) bersatu untuk  membentuk zigot, di dalam Sigot nantinya akan terbentuk  Sporozoit.

(8)

APICOMPLEXA

Phylum Apicomplexa, berdasarkan predileksinya dapat dikelompokkan menjadi :  HAEMO-APICOMPLEXA yang hidup di dalam darah dan  EPITELIO- APICOMPLEXA yang hidup di dalam epitel saluran cerna dan atau jaringan

 HAEMO-APICOMPLEXA , Anggotanya yang TERPENTING

Malaria Unggas ( Plasmodium, Leucocytozoon, Haemoproteus ),  Babesia dan Theileria

EPITELIO-APICOMPLEXA Anggotanya yang TERPENTING

 Eimeria,Toxoplasma,Neospora,

Sarcocystis, Besnoitia, Hammondia, Isospora Cryptosporidium, Tyzzeria, Wenyonella

PYLUM

SARCOMASTIGOPHORA

Phylum Sarcomastigophora, memiliki 2 Subphylum : (1) SARCODINA dan (2) MASTIGOPHORA.

 Subphylum SARCODINA (  Amoeboid  ) Anggotanya yang TERPENTING

 Entamoeba,

 Endolimax, Iodamoeba dan Dientamoeba  Subphylum MASTIGOPHORA (Flagelata )

Anggotanya yang TERPENTING Trypanosoma, Leihmania,

Tritrichomonas,Giardia,Histomonas,

Trichomitus, Tetratrichomonas dan Pentatrichomonas

PHYLUM

CILIOPHORA (Cilia) Anggotanya yang TERPENTING :

 Balantidiumdan Anaplasma, Eperythrozoon, Aegyptianella

(9)

Pendahuluan, Phylum Apicom-plexa, memiliki ciri-ciri umum yang hanya terlihat dengan mikroskop elektron ditemukan:

• Adanya kompleks apical ,

terdiri dari (cincin kutub =”polar ring”)) berjumlah satu atau lebih, konoid , roptri, berjumlah dua atau lebih, tersusun dari struktur tubuler yang  berjalan melalaui konoid ke ujung anterior dan melebar menjadi struktur  seperti suatu kantung pada ujung yang lain, roptri diduga mensekresi sesuatu, tetapi belum diketahui secara pasti. Kadang-kadang ditemu kan sejumlah besar   mikronema berbentuk  tongkat yang melekat erat  pada roptri dan sejumlah mikrotubulus subpeliku-ler  yang berjalan menuju ke belakang dari cincin kutub, yang diduga se- bagai alat gerak. Sebagai tambahan kebanyakan Apicomplexa mempunyai satu atau lebih mikropore yang nampaknya diper-gunakan untuk menelan makanan.

• Pergerakan, secara amoeboid, tidak  memiliki  silia dan atau  flagelum, kecuali

 pada mikrogamet dari beberapa jenis.

• Reproduksi, meron berkembang secara aseksual dengan pembelahan sederhana

(binary fission) atau pembelahan berlifat ganda (skizogoni) dan gamet  berkembang secara seksual (syngami).

(10)

Phylum Apicomplexa menurut (Levine et al, 1980) memiliki satu kelas : Sporozoasida dengan subkelas : Coccidiasina, ordo : Eucoccidiorida, memiliki 3 subordo : (1) Eimeriorina, (2) Haemospororina dan (3). Piroplasmorina.

Subordo : Eimeriorina memiliki 3 familia : 1.1 familia Cryptosporiidae dengan genus : Cryptosporidium. 1.2 fmilia : Eimeriidae memiliki 4 genus: (1) IMERIA, (2) Isospora, (3) Tyzzeria dan (4) Wenyonella, 1.3 familia Sarcocystidae memiliki 2 genus : (1) Sarcocystis dan (2) TOXOPLASMA.

Subordo Haemospororina dengan famili Plasmodidae memiliki 3 genus (1) HAEMOPROTEUS, (2) LEUCOCYTOZOON dan (3) PLASMODIUM.

Subordo Piroplasmorina memiliki 2 famili : (1) Babesiidae dengan genus BABESIA dan (2) Theileriidae dengan genus THEILERIA

Siklus hidup dari Subordo Eimeriorina pada umumnya mirip, pada bahan ajar ini siklus hidup Eimeria tenella yang menginfeksi sekum ayam dipakai contoh untuk   pembahasan lebih lanjut :

Selama siklus hidupnya terjadi perkembangan  SPOROGONY, MEROGONY  dan GAMETOGONY (GAMOGONY )

 SPOROGONY  atau Sporulasi, terjadi di luar tubuh penderita, dimulai sejak  keluarnya Ookista bersama tinja sampai terbentuk Ookista infektif (yaitu di dalamnya terbentuk  4 sporokista, masing – masing mengandung 2 sporozoit . Sporogony ini membutuhkan waktu satu hari atau lebih tergantung, tersedianya banyak oksigen, suhu dan kelembaban optimum.

(11)

SPOROGONY

adalah perkembangan aseksual Ookista di luar tubuh penderita sampai didalamnya terbentuknya

SPOROZOIT.

 MEROGONY, terjadi di dalam tubuh penderita, dimulai sejak  Ookista infektif  tertelan bersama makanan dan atau minuman, dinding ookista akan tercerna oleh enzim  pencernaan di dalam empedal, sehingga terbebaslah Sporokista. Sporozoit yang ada di dalam sporokista akan diaktifkan oleh cairan empedu atau tripsin jika sudah berada di dalam usus halus, sehingga sporozoit keluar. Sporozoit akan memasuki vili epitel dari sekum, terjadi MEROGONY I, mengalami perbanyakan berlipat ganda (Schizogony) menghasilkan MEROZOIT generasi I berjumlah kira-kira 900 dengan panjang sekitar 2 –  4 mikron. Merozoit ini menyebabkan sel epitel pecah sehingga merozoit bebas. Merozoit generasi I ini, selanjutnya akan masuk ke dalam sel epitel vili sekum yang baru, terjadi MEROGONY II, mengalami perbanyakan berlipat ganda (Schizogony) menghasilkan kira – kira 200 – 350 MEROZOIT generasi II dengan panjang sekitar 16 mikron. Merozoit generasi ke II inipun akan menyebabkan sel epitel pecah dan keluar bebas. Perkembangan selanjutnya ada :

Merozoit generasi II ini akan memasuki sel epitel vili sekum baru yang utuh, kemudian ada yang mengalami perkembangan MEROGONI III, sehingga terbentuk kira – kira 4 – 30 MEROZOIT generasi III, dan selanjutnya akan melaksanakan perkembangan secara Seksual.

MEROZOIT generasi II akan memasuki sel epitel sekum yang baru, kemudian mengalami perkembangan Seksual.

MEROGONY

adalah perkembangan aseksual Sporozoit di dalam tubuh penderita sampai terbentuknya

MEROZOIT.

GAMETOGONY atau gamogony, adalah perkembangan Aseksual secara  penguncupan (budding) terbentuknya gamet (makro dan mikro)-gamet oleh

(makro-mikro)-gametosit .

GAMETOGONY, terjadi di dalam tubuh penderita, dimulai sejak merozoit generasi II dan atau III, memasuki sel epitel seka yang baru, selanjutnya akan membulat menjadi Makrogametosit yang akan memperbanyak diri secara penguncupan (“budding”) menghasilkan Makrogamet dan yang lain menjadi Mikrogametosit yang menghasilkan Mikrogamet yang berflagela.

GAMETOGONY

adalah perkembangan aseksual Merozoit di dalam tubuh penderita sampai terbentuknya

(12)

Siklus lebih lanjut, Mikrogamet akan keluar dari dalam sel epitel seka dan dengan  bantuan flagelanya akan bergerak untuk melakukan perkembangan seksual secara singami dengan Makrogamet menghasilkan ZIGOT. Zigot selanjutnya akan mengelilingi dirinya dengan dinding menjadi Ookista. Ookista ini kemudian terbawa keluar bersama tinja .

Secara teoritis, setiap Ookista dapat memproduksi 2,52 juta merozoit generasi II, dan memproduksi lebih dari 2 juta Ookista generasi III, tetapi kenyataannya faktor –  faktor seperti umur induk semang, kekebalan dan dosis infeksi membatasi jumlah ini menjadi 8 – 400.000 ookista.

Struktur Ookista khas, dindingnya tersusun oleh satu atau dua lapis dan mungkin dibatasi selaput. Kadang – kadang terdapat suatu tempat terbuka atau tempat yang lunak yang disebut mikropil. Mikropil kadang – kadang mempunyai topi atau tanpa memiliki topi. Kebanyak coccidia merupakan  parasit intraseluler dari epitel saluran pencernaan,

tetapi beberapa ada berpredileksi di dalam sel selain epitel saluran pencernaan, seperti hati, dan ginjal. Setiap jenis coccidia umumnya host spesifik pada tempat yang spesifik 

HAEMOAPICOMPLEXA

(13)

 Merozoit memiliki seluruh organela dari kompleks apical, kecuali konoid. Ditemukan 24 – 26 mikrotubulus subpelikuler dan dua roptri.

 Plasmodium adalah heterosenosa (di dalam perkembangannya me-merlukan dua hospes, invertebrata (nyamuk  untuk perkembangan sporogoni ) dan vertebrata (ayam untuk perkembangan merogoni  dan  gametogoni )

Gametogoni  akan menghasilkan mikrogamet yang jumlahnya tidak   banyak (biasanya 8) dengan flagella

tunggal

SIKLUS HIDUP dan CARA PENULARAN

DIDALAM TUBUH UNGGAS RENTAN,  Sporozoit  yang ada didalam kelenjar ludah vektor nyamuk ( Aedes, culex, anopheles) akan ikut terinjeksikan dan masuk kedalam tubuh unggas saat menghisap darah. Sporozoit berada didalam aliran darah kurang dari 1 jam, kemudian masuk kedalam sel endotel (sebagian besar terjadi didalam sel-sel haemopoetik) dan sel jaringan, MEROGONY eksoeritrositik I secara  perbanyakan skizogoni terbentuklah fanerozoit. Fanerozoit akan memasuki sel endotel organ lainnya yang baru, terjadi proses MEROGONY eksoeritrositik II juga secara  perbanyakan skizogoni dan terbentuk  metakriptozoit baru. Metakriptozoit selanjutnya menginfeksi eritrosit 1 minggu sampai 10 hari setelah infeksi. Didalam sel darah merah metakriptozoit akan membulat dan membentuk vakuola besar ditengahnya dikenal dengan stadium cincin (karena dengan pewarnaan Romanowsky, mirip cincin stempel dengan inti merah pada satu tepi dan cincin tipis sitoplasma berwarna biru sekeliling vakuola), kemudian berkembangan lebih lanjut akan terbentuk tropozoit.

Tropozoit akan mengalami proses ”MEROGONY” sehingga menghasilkan Merozoit. Merozoit akan keluar dari eritrosit dan memasuki eritrosit lainnya, mengalami  proses tidak terbatas. Setelah infeksi berlangsung beberapa waktu dan terjadi  perkembangan aseksual yang tertentu jumlahnya, maka Merozoit yang memasuki sel darah merah mengalami GAMETOGONY sehingga terbentuk  makrogamet dan Mikrogamet dan akhirnya diisap oleh vektor 

DIDALAM TUBUH VEKTOR , didalam perut tengah nyamuk , 10 – 15 menit setelah menghisap darah mikrogamet akan membelah inti menjadi 6 – 8 mikrogamet  panjang sangat mirip flagelum mengalami proses eksflagelasi (mikrogamet lepas dan  berenang bebas). Jika Mikrogamet bertemu dengan makrogamet akan terjadi pembuahan, sehingga terbentuk  ookista yang dapat bergerak (Ookinet). Ookinet menembus dinding

(14)

 perut tengah (lambung) dan berkembang menjadi Ookista. Perkembangan lebih lanjut MEROGONY, Inti ookista akan membagi diri berulang-ulang sehingga terbentuklah sejumlah Sporoblast. Inti setiap Sporoblast kemudian membagi diri secara berulang-ulang, sehingga akhirnya setiap Ookista berisi 10.000 atau lebih Sporozoit. Sporozoit keluar dari Ookista, masuk kedalam rongga badan dan akhirnya bermigrasi ke kelenjar air  liur 

SPESIES

Plasmodium sangat pathogen pada manusia, sedangkan pada hewan diambil alih oleh Coccidia, hanya satu yang perlu diperhatikan adalah  Plasmodium gallinaceum menyebabkan malaria ayam pada ayam dan burung lain di Asia.

Pendahuluan,  Leucocytozoon sp pertama kali dilaporkan oleh Prowasek (1912) menyerang ayam di Sumatera, sampai saat ini sudah menyebar di seluruh Indonesia

(15)

Gamet ditemukan di dalam sel lekosit, tetapi beberapa spesies di dalam eritrosit. Merogoni terjadi di dalam parenkim hati, jantung, ginjal organ lainnya dan tidak pernah terjadi di dalam eritrosit atau lekosit . Vektornya lalat ( Simolium dan Culicoides)

Sporozoit dan Merozoit mempunyai tiga cincin kutub, tidak ada konoid, dua roptri dan  beberapa mikrotubulus subperikuler 

 SIKLUS HIDUP 

DIDALAM TUBUH VEKTOR, dimulai sejak lalat menghisap darah penderita,  bersama darah juga akan terhisap gamon (Mikro dan Makro)-gamet, didalam tubuh lalat mikrogamet akan secara aktif mencari Makrogamet untuk kawin, hasil perkawinan terbentuklah zygot berbentuk bulat kemudian berkembang lebih lanjut bentuknya  berubah memanjang dan dapat bergerak disebut ookinet, ookinet bergerak menuju dinding usus tengah untuk membentuk  ookista, ookista mengalami proses SPROGONY (pembentukan sporozoit) dengan menbelahan berlipat ganda (skizogoni) menghasilkan sporozoit, sporozoit akan bermigrasi menuju kelenjar air liur sehingga lalat menjadi infektif 

 DIDALAM TUBUH HEWAN PEKA, dimulai juga saat lalat infektif menghisap darah, sporozoit yang berada didalam kelenjar ludah akan ikut tersebar kedalam  peredaran darah, kemudian akan memasuki sel endotel (ginjal, hati dan paru-paru) serta

didalam ruangan berisi darah atau didalam jaringan (jantung, limpa, pankreas, thymus, otot-otot, usus, tarakhea, ovarium, kelenjar adrenal, dan otak. Sporozoit mengalami proses

(16)

MEROGONY (pembentukan merozoit) dengan cara pemebelahan berlipat ganda (skizogoni) sehingga dibebaskan banyak  merozoit. Merogoni berlangsung beberapa kali, kemudian mengalami proses GAMETOGONY (pembentukan gamet) akhirnya terbentuklah (Mikro dan Makro)-gamet. Gamet akan muncul didalam darah perifer 14 hari setelah infeksi baik didalam eritrosit atau eritroblast, gamon dewasa kadang-kadang ditemukan bebas didalam plasma darah. Gamet ini akan ikut terhisap saat lalat menghisap darah maka terulanglah siklus seperti diatas

SPESIES

1.  Leucocytozoon caulleryi menyerang ayam di Asia. Gamon berbentuk bulat 15,5 X 15,0 mikron ditemukan di dalam sel darah merah atau putih, kemudian akan membesar sedemikian rupa sehingga berdiameter sekitar 20 mikron.

2.  Leucocytozoon sabrazesi  juga menginfeksi ayam di Asia (tetapi kurang umum). Gamon memanjang berukuran 24 X 4 mikron dan terdapat di dalam sel darah merah dan putih yang berubah menjadi bentuk kumparan dan membesar dengan ukuran 67 X 6 mikron

3.  Leucocytozoon simondi menginfeksi itik dan angsa.

Gamon ditemukan di dalam sel darah merah, Monosit dan Limfosit dan meron di temukan di dalam hati, jantung, otak dan organ lain.

Gamon pada infeksi dini berbentuk lingkaran dan pada yang lebih lanjut  berbentuk memanjang bias sampai mencapai 14 – 22 mikron dan terletak di dalam

sel induk semang mencapai panjang 45 – 55 mikron

Dua tipe meron terdapat pada itik, meron hepatic berdiameter 11 – 18 mikron dan terdapat di dalam sel hati dan menghasilkan merozoit kecil yang memproduksi  beberapa generasi meron hepatic, gamon atau megaloskizon baru. Megaloskizon yang mencapai diameter 165 mikron, terbagi atas banyak sitomer, terdapat dalam otak, paru – paru, hati dan organ lain dan menghasilkan banyak merozoit baru yang masuk ke dalam sel darah dan menjadi gamon panjang

4.  Leucocytozoon smithi  menyinfeksi kalkun di Amerika Utara dan Eropa. Sangat mirip dengan  L. simondi. Gamon masak pada mulanya bulat tetapi kemudian memanjang. Gamon memanjang berukuran panjang rata – rata 20 – 22 mikron dan terletak pada sel induk semang yang berbentuk memanjang berukuran rata – rata 45 x 14 mikron.

 Pendahuluan, anggota dari Haemoproteus semata-mata menginfeksi burung dan reptilia. Merozoit ditemukan di dalam sel endotel paru-paru serta organ lain dan tidak 

(17)

 pada eritrosit seperti  plasmodium. Bentuk yang ditemukan di dalam eritrosit adalah gamet. Vector adalah lalat : Hippobosca, Culicoides, Chrysop

MORFOLOGI

Gamet di temukan pada sel darah merah berbentuk halter (memanjang dan menikung di sekeliling inti sel). Merogoni terjadi di dalam endotel pembuluh darah terutama paru-paru (berbeda dengan  plasmodium  sp yang terjadi di dalam eritrosit). Vektornya Lalat : Culicoides sp

SIKLUS HIDUP

Didalam tubuh hospes, merpati akan terinfeksi bila digigit oleh lalat Culicoides sp. Sporozoit yang ada pada kelenjar ludah (air liyur) akan ikut terinjeksikan ke dalam aliran darah, sporozoit selanjutnya akan masuk ke dalam sel endotel buluh darah (paru-paru, hati dan limpa) dan terjadi proses MEROGONY (pembentukan Merozoit), merogoni di dalam sel endotel terjadi beberapa kali, sampai akhirnya merozoit memasuki eritrosit, didalam eritrosit terjadi proses GAMETOGONY (pembentukan Mikro dan gamon ), gametogoni terjadi 28 – 30 hari setelah infeksi. (Mikro dan Makro)-gamon akhirnya ikut terhisap oleh lalat Culicoides sp pada saat menghisap darah

Didalam usus tengah lalat, mikrogamon menghasilkan 4 mikrogamet atau lebih, kemudian mikrogamet akan mencari makrogamet . Hasil penggabungannya (Mikro + Makro)-gamet menghasilkan  zygote yang bisa bergerak disebut Ookinet. Ookinet merayap menuju dinding usus tengah dan melindungi dirinya dengan membentuk  dinding disebut Ookista. Perkembangan SPOROGONY, didalam ookista akan terbentuk  sejumlah besar sporozoit, kemudian masuk ke dalam rongga badan dan akhirnya menuju kelenjar air liur 

SPESIES

NO SPESIES

HAEMOPROTEUS

HOSPES MIKROGAMET

Gamet Haemoproteus

(18)

1 columbae Merpati 2 flagela

2 nettionis Itik, angsa

3 meleagridis Kalkun

PENDAHULUAN, Babesia menyebabkan Babesiosis pada ternak tersebar di seluruh dunia yang ditularkan oleh caplak. Babesia bigemina pertama kali ditemukan di  Indonesia tahun 1896 menginfeksi kerbau di tegal dan tahun 1906 menginfeksi  sapi di Sumatera.  Babesia divergens ditemukan pada tahun (1918) pada ternak yang diimpor  dari Australia di  Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Lampung,  Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Halmahera,  Irian jaya, Lombok, Bali dan Jawa

MORFOLOGI dan SPESIES Beberapa spesies  Babesia yang telah teridentifikasi di Indo-nesia antara lain : (Babesia bigemina, Babesia argentina, menyerang ruminansia dan Babesia caballi yang me-nyerang kuda

 Babesia bigemina, di dalam Eritrosit sapi lebih sering ditemukan berpasangan (bi –   gemina) dengan sudut lancip,  berbentuk piriform, bulat (berdiameter 2 – 3 mikron), oval atau tidak teratur. Dengan  pewarnaan Giemza, sitoplasma  berwarna biru dan dua inti yang  berwarna merah. Vektornya  Boophilus, Haemaphysalis,  Rhipicephalus .

(19)

 Babesia argentina ( B. divergens) di dalam eritrosit sapi berbentuk piriform (berukuran kira-kira 2,0 X 1,5 mikron) dan kadang – kadang ditemukan berpasangan, warnanya lebih kompak (intensif) dibandingkan  B. Bigemina, sitoplasmanya sedikit, kromatinnya  banyak dan salah satu ujungnya tumpul. Sudut antara pasangan B. Argentina lebih lebar 

dibandingkan B. Bigemina .

Babesia caballi, merozoit ditemukan di dalam sel darah merah kuda, keledai, zebra  berbentuk piriform (panjang 2-5 mokron), bulat atau oval (diameter 1,5 – 3 mikron). Merozoit yang piriform sering ditemukan berpasangan membentuk sudut runcing satu dengan yang lainnya. Vektornya : Dermacentor, Hyalomma, Rhipicephalus.

Siklus hidup, tropozoit yang ikut masuk pada saat caplak menghisap darah akan memesuki eritrosit, selanjutkan akan mengalami proses MEROGONY (pembentukan Merozoit) melalui pembelahan ganda (biner), penguncupan (endodyogeni), endopolygeny dan atau perbanyakan berlipat ganda (skizogoni), di dalam endotel  pembuluh darah organ sehingga dihasilkan Merozoit . Sebagai akibat terjadi perbanyakan Merozoit mengakibatkan sel endotel pecah dan merozoit akan memasuki sel endotel baru. Siklus aseksual ini berlangsung tidak terbatas, pada akhirnya akan terbentuk akan menginfeksi eritrosit

Pada saat caplak menghisap darah, merozoit ikut terhisap, didalam tubuh caplak  ada kemungkinan terjadi perkembangan seksual (terbukti dengan ditemukannnya parasit  berpasangan dan berada dalam kontak yang erat dan kelihatan akan bersatu dan ”Mehlhorn et al (1981)” menganggap persatuan itu merupakan permulaan syngamy atau merozoit tetap berkembang dengan pembelahan sederhana (ganda) menghasilkan parasit vermiform dan masuk kedalam rongga badan. Vermiform bergerak dengan cara meluncur, kemudian memasuki ovarium untuk menuju telur. Didalam telur parasit vermiform akan berubah bentuk menjadi bulat dan memperbanyak diri dengan  pembelahan ganda, setelah larva caplak menetas parasit tidak berkembang tetapi ketika larva menyilih (ekdisis) menjadi nimpa parasit memasuki kelenjar ludah dan berkembang secara pembelahan sederhana (ganda) menjadi Tropozoit sehingga caplak menjadi infektif 

SPESIES LAINNYA :

Spesies yang belum pernah diidentifikasi di Indonesia diantaranya : No SPESIES

BABESIA

TERNAK  TERINFEKSI

VEKTOR 

1 bovis sapi  Boophilus , Rhipicephalus

2 canis anjing,  Rhipicephalus, Dermacentor,

 Hyalomma, Hae maphysalis

3 cati kucing  Ixodes

4  Equi kuda, bangal, keledai  Dermacentor, Hyalomma,  Rhipicephalus

5  felis kucing, puma, singa  Haemaphysalis

(20)

-7  gibsoni anjing, srigala  Haemaphysalis, Rhipicephalus

8 major  sapi  Boophilus, Haemaphysalis

9 ovis domba, kambing  Rhipicephalus

10  perroncitoi  babi

-Merozoit berukuran kecil ditemukan di dalam eritrosit mamalia berbentuk : bulat (berdiameter 1 – 2 mikron), oval (berukuran kira – kira 1,5 X 0,6 mikron) keduanya ditemukan hampir pada 55% kejadian, sedangkan yang lain ditemukan dengan bentuk   piriform, koma atau seperti Anaplasma sp, ditemukan di dalam eritrosit, limfosit, histiosit.

Merogoni dengan pembelahan berlipat ganda (skizogoni) yang paling aktif   berlangsung di dalam limposit, sel endotel kelenjar Limfe dan Limpa, tetapi tidak umum

(kurang aktif) dalam Eritrosit ( kalau berkembang terbentuk 2 – 4 merozoit). Skizon kalau diwarnai dengan pewarnaan Giemza atau Romanowsky, nampak sitoplasmanya berwarna  biru dan didalamnya ditemukan beberapa butir kromatin yang besar dan tidak teratur   berwarna merah disebut Makroskizon Agamon atau ” Koch’s Blue Bodies”.

Gametogony, makroskizon akan menghasilkan Makromerozoit yang akan menyerang Limfosit baru dan akan berkembang berulang menjadi Makroskizon yang  baru. Setelah infeksi berlangsung kira-kira 2 minggu akan ditemukan Skizon dengan  butiran kromatin berbentuk bulat kecil disebut Mikroskizon atau gamon. Mikroskizon lebih lanjut menghasilkan Mikromerozoit yang menginfeksi Eritrosit, bentuk inilah nantinya akan terhisap caplak bersama Eritrosit.

(21)

CARA PENULARAN

Merozoit berukuran kecil (mikromerozoit) yang menginfeksi eritrosit penderita akan ikut terhisap ke dalam saluran pencernaan caplak saat menghisap darah, di dalam saluran pencernaan caplak mikromerozoit akan membulat dan terbentuklah mikrogamet (karena bentuk dan ukurannya sama disebut isogamet), kemudian hasil syngamy Isogamet menghasilkan zygot dan akhirnya terbentuklah kinet. Kinet bermigrasi menuju kelenjar  ludah dan memperbanyak diri. Penularan ”stage to stage” terjadi pada saat caplak  menghisap darah lagi, bersama air liurnya parasit masuk ke dalam aliran darah.

 Siklus Hidup

Siklus seksual terjadi di dalam tubuh caplak, didalam usus nimpa caplak  ( Amblyomma variegatum, A. cohaerens dan Haemaphysalis hebraeum), 5 – 7 hari setelah menghisap darah, terjadi syngamy isogamet dan terbentuklah Zgot. Zygot dapat ditemukan didalam usus mulai hari ke-29, berkembang menjadi Ookinet mulai hari ke-30 (yaitu 3 – 4 hari setelah nimfa berganti kulit menjadi dewasa). Mulai hari ke-34 Tropozoit ditemukan didalam kelenjar ludah

Siklus aseksual terjadi di dalam tubuh hospes, dimulai sejak caplak infektif  menghisap darah maka Tropozoit juga akan ikut diinjeksikan. Tropozoit akan paling aktif  meginfeksi sel endotel terutama kelenjar limfe dan limpa untuk melanjutkan proses Merogoni secara perbanyakan berlifat ganda (Skizogoni), Makroskizon akan menghasilkan makromerozoit yang nantinya akan menginfeksi Limfosit dan mengalami skizogoni lagi menghasilkan Isogamet. Syngamy isogamet menghasilkan Zygot dan  berkembang lebih lanjut menghasilkan Tropozoit yang menginfeksi eritrosit.

(22)

SPESIES

Theileria mutans, merupakan salah satu spesies yang sudah teridentifikasi di Indonesia (Jawa, 1912 dan Sukabumi, 1978), mnginfeksi sapi, kerbau, biri – biri, kambing dan hewan liar, vektornya caplak ( Amblyomma,Haemaphysalis).

No SPESIES

THEILERIA

HEWAN TERINFEKSI

PREDIELKSI VEKTOR  

1 annulata Sapi, kerbau Linfosit - eritrosit Hyalomma 2 lestoquardi Domba, kambing Linfosit - eritrosit Rhipicephalus 3 ovis Domba, kambing Linfosit - eritrosit Rhipicephalus

EPITHELIOAPICOMPLEXA

EIMERIA

Eimeria menyebabkan penyakit  Koksidiosis, umumnya menginfeksi sel epitel saluran pencernaan, tetapi ada juga yang menginfeksi sel – sel epitel hati, saluran empedu

(23)

dan organ lainnya. Ookista dari Eimeria yang telah bersporulasi ditemukan 4 sporokista, masing – masing berisi 2 sporozoit

SIKLUS HIDUP

Setelah tertelannya Ookista bersporulasi (kista infektif) karena adanya enzim  pencernaan didalam saluran pencernaan (empedal) Ookista akan tercerna, sehingga terbebaslah Sporokista. Setelah sampai di dalam lumen usus halus, Sporozoit akan diaktifkan oleh cairan empedu dan tripsin, sehingga Sporozoit terbebas, selanjutnya akan memasuki sel epitel saluran pencernaan untuk melakukan PROSES MEROGONY (pembentukan Merozoit) secara SCHIZOGONI (pembelahan berlifat ganda) sehingga terbentuk banyak Merozoit. Proses Merogoni terjadi beberapa kali (tergantung spesiesnya) dan setiap proses Merogoni, merozoit yang terbentuk menginfeksi sel epitel yang baru, sampai akhirnya terbentuklah Gamon. Gamon mengalami PROSES GAMETOGONY (pembentukan Gamet) sehingga terbentuk Makrogamon menghasilkan Makrogamet dan Mikrogamon akan menghasilkan Mikrogamet. Mikrogamet akan  bergabung (syngami) sehingga terbentuk Okinet. Ookinet akan melindungi diri dengan dinding sehingga terbentuklah Ookista dan keluar dari tubuh ayam bersama tinja. Di alam luar Ookista akan mengalami PROSES SPOROGONY (pembentukan Sporozoit), 24 jam atau lebih Ookista yang keluar bersama tinja di dalamnya akan terbentuk 4 Sporokista masing-masing mengandung 2 Sporozoit.

SPESIES

SAPI

(24)

NO SPESIES EIMERIA PREDILEKSI EPITEL UKURAN OOKISTA 1  zuernii   paling patogen

Usus halus – usus besar Agak bulat – bulat -elips

18 X 15

2 bovis

 patogen

Meron : usus halus, gamet : sekum dan kolon

27-29 X 20-21 3 auburnensis

sedang

½ - 1/3 bag. bawah usus halus 36–41 X 22– 26 dinding halus atau

 berbintil 4 alabamensis

apatogen

Usus halus – sekum – kolon 13-25 X 11-17 5 cylindrica

Agak patogen

Belum diketaui Elipsoid

16-34 12-19 6 ellipsoidalis

Sedikit - sedang

Usus halus Ovoid

12-32 X 10-29

7  subsperica Belum diketahui Subsperikal

9-14 X 28-13

8 illinoisensis Belum diketahui

Jarang ditemukan

Elipsoid – ovoid 24-30 X 19-23 9 canadensis

apatogen

Belum diketahui Elipsoid

28-39 X 20-29 mikropil tak jelas

10 brazilliensis Belum diketahui Elip – oval

31-49 x 21-33 ada mikropil + topi 11 bukidnonensis

apatogen

Belum diketahui Piriform

34-64 X 26-41 ada mikropil

12  pellita Belum diketahui

Jarang ditemukan

Ovoid 32-42 X22-27

ada mikropil

13 wyomingensis Belum diketahui Ovoid

36.46 X 26-32 Dinding berbentik 

Ada mikropil

DOMBA

Eimeria pada domba, kebanyakan Ookistanya mempunyai mikrofil  yang dilengkapi dengan sebuah topi

NO SPESIES EIMERIA PREDILEKSI EPITEL UKURAN OOKISTA

(25)

1 ninaekohlyakimovae Paling patogen

Usus halus bag. belakang, sekum, kolon

16 – 18 X 23 – 24

2  Ahsata

patogen

Pertengahan usus halus Elipsoid – ovoid 23 – 48 X 17 – 30 mikropil + topi

3 Ovina

kurang patogen

Vili usus halus Mikropil

23 – 36 X 16 – 24

4  palida

apatogen

Belum diketahui Elipsoid

12-20 X 8-15

5  parva

apatogen

Usus halus (sekum – kolon) Piriform 12-13 X 10-19

ada mikropil 6 weybridgensis

apatogen

Belum diketahui Elipsoid – bundar   17-31 X 14-19 ada mikropil + topi

7  faurei

Agak patogen

Usus halus (usus besar) Ovoid 25-37 X 18-28

ada mikropil

8  functata Belum diketahui Elipsoid – ovoid

18-28 X 16-21 ada mikropil + topi

9 crandalis

agak patogen

Usus halus anterior  Subsperikal (agak bundar)

18-28 X 15-20 Mikropil + topi

10  granulosa Belum diketahui Piriform

23-27 X 17-26 mikropil + topi

11 intricata

Agak aptogen

Usus halus - besar Elipsoid – ovoid 39-59 x 27-47 dinding berbutir 

Mikropil + topi

BABI,

Eimeria pada babi telah teridentifiaksi spesies

NO SPESIES EIMERIA PREDILEKSI EPITEL UKURAN OOKISTA

(26)

1 Debliecki Agak patogen

Usus halus bag. anterior piriform 20-30 X 14–20

2 neodebliecki Elipsoid – ovoid

17-26 X 13-20

3 perminuta Subspherical

12-20 X 9-17

4 Polita

Agak patogen

Jejenum, ileum Elipsoid jarang ovoid 22-39 X 17-26

5 porci Jejenum - ileum Ovoid

18-27 X 13-18 6 scabra Usus halus posterior, sekum

dan kolon Ovoid – ellipsoid 25-45 X 18-28 ada mikropil 7 Spinosa Agak patogen

Jejenum dan ileum Ovoid – elipsoid 14-26 X 12-21

8 suis Elipsoid – agakbundar  

13-22 x 11-16

KELINCI,

Telah teridentifikasi beberapa Eimeria yang menginfeksi kelinci antara lain

NO SPESIES EIMERIA PREDILEKSI EPITEL UKURAN OOKISTA 1 stiedae  patoge

Saluran empedu Ovoid - elipsoid 26 – 40 X 16 – 25

ada mikropil

2 perforans

apatogen

Usus halus - sekum Elipsoid

22 – 30 X 14 – 20 mikropil susah dilihat

3 exiqua Agak bulat

(subspherical) 12-21 x 10-18

4 flavescens

sangat patogen

Usus halus posterior, sekum dan kolon Ovoid 25-37 X 14-24 ada mikropil 5 intestinalis apatogen

Usus halus – usus besar Pirifirm – ovoid 21-36 X 15-21

ada mikropil

6 irresidua

 patogen

Usus halus Elipsoid

35-42 X 19-28 ada mikropil

7 magna

sangat patogen

Usus halus tengah - posterior Ovoid 27-41 X 17-49 ada mikropil dan kerah 8 media Usus halus – usus besar Ovoid – elipsoid

(27)

agak patogen 19-37 x 13-22 ada mikropil

9 neoleporis

agak patogen

Usus halus posterior – usus  besar  Silindris – ellipsoid 33-44 X 16-23 ada mikropil 10 piriformis  patogen

Usus besar Piriform

26-33 x 15-21 ada mikropil

AYAM

Telah teridentifikasi 8 – 9 spesies, Eimeria yang menginfeksi ayam

NO SPESIES EIMERIA PREDILEKSI EPITEL UKURAN OOKISTA 1 Tenella (avium,  bracheti, tenellum, globosum) paling patogen sekum Ovoid 14–31 X 9–25 2 Necatrix  patogen

usus halus - sekum Ovoid

12– 9 X 11–24 3 Acervulina

(diminuta) Sedikit patogen

usus halus anterior Ovoid

12-23 X 8-17

4 Praecox

apatogen

1/3 usus halus anterior Ovoid 20-25 X 16-20 5 Mitis (beachi)

Agak patogen

usus halus posterior - sekum Agak bulat 10-21 X 9-18

6 Brunette

nyata sekali

usus halus (seka – rektum – kloaka) Ovoid 14-34 X 12-26

7 Maxima

(identata, tyzzeri)

sedang

½ usus halus posterior Ovoid 21-42 X 16-30

8 Hagani

Apatogen

½ usus halus anterior Ovoid 16-21 X 14-19

9 Mivati

Agak patogen

usus halus anterior dan rektum Elipsoid – ovoid 11-20 X 12-17

ada mikropil

KALKUN,

Telah teridentifikasi beberapa spesies Eimeria yang menginfeksi kalkun

NO SPESIES EIMERIA PREDILEKSI EPITEL UKURAN OOKISTA 1 Adenoeides Usus halus posterior (sekum dan Ellipsoid – ovoid

(28)

Sangat patogen rectum) 19-31 X 13-21

mikropil (kadang-kadang)

2 Meleagrimitis sedang

Usus halus atau sepanjang usus Hampir bulat (subspherical) 16-27 X 13-22

3 Dispersa

Sedikit patogen

Usus halus Ovoid

22-31 X 18-24 4 Gallopavonis

sedang

Ileum, rektum (seka) Elipsoid 22-23 X 15-19 5 Meleagridis

apatogen

½ usus halus (seka, rektum) Elipsoid 19-31 x 14-23 ANGSA SPESIES EIMERIA PREDILEKSI EPITEL UKURAN OOKISTA Truncate Sangat patogen

Lebih banyak tubulus ginjal dibandingkan usus halus

Ovoid dgn ujung kecil 14-27 x 12-22 mikropil + topi

Jenis Eimeria lain juga ditemukan menginfeksi burung merak, angsa, itik, merpati dan parkit. Setiap jenis induk semang terinfeksi oleh jenis tertentu dan tidak dapat ditularkan ke jenis lainnya.

Ookista bersporulasi Famili Eimeriidae Genus ( Eimeria, Isospora, Tyzzeria dan Cryptosporidium), dan Famila Sarcocystidae Genus ( Toxoplasma) secara skematis seperti tabel berikut :

Famili Genus Sporokista Sporozoit Kisaran Ukuran

(29)

Eimeridae Eimeria 4 2 9-25 X 12-30

Isospora 2 4 17-29 X 15-43

Tyzzeria tidak ada 8 10-16 X 9-14

Cryptosporidium tidak ada 4 1,5 - 5

Sarcocystidae Toxoplasma 2 4 11-14 X 9-11

MORFOLOGI, endozoit (Vivier, Hoare), takizoit (Frenkel), tropozoit, merozoit, zoit adalah bentuk perlipat gandaan yang cepat dari infeksi akut Toxoplasma, sedangkan  bradizoit adalah bentuk kista yang perbanyakannya secara lambat pada infeksi kronis.

Ookista, yang baru keluar bersama tinja berbentuk bola, tetapi sesudah sporulasi (selama 2 – 3 hari pada suhu 24oC) berukuran 11 – 14 X 9 – 11) mikron dan berisi 2 sporokista

 berbentuk elips berukuran 8,5 X 6 mikron, masing – masing dengan 4 sporozoit   berukuran 8 X 2 mikron dan sebuah residu. Sampai saat ini Ookista hanya dibentuk pada

sel usus dari kucing, sedangkan stadium parenteral terjadi pada berbagai varitas hewan Merozoit bentuknya seperti bulan sabit atau bentuk pisang dengan satu ujung runcing dan lainnya membulat berukuran 4 – 8 X 2 – 4 mikron. Mempunyai organela kompleks apical dengan 22 – 30 mikrotubulus subpelikuler, mikronemanya tidak lebih dari 50 dan roptrinya 5 – lebih dari 20. PREDILEKSI, intraseluler dari berbagai tipe sel termasuk  neuron, mikroglia, endotel, reticulum, parenkim hati, jantung dan epitel kelenjar, otot jantung dan otot kerangka, selaput fetus dan lekosit. Pada infeksi akut bisa ditemukan di dalam darah atau eksudat peritoneum. Kelompok merozoit (endozoit atau takizoit) dapat ditemukan pada sel parenteral dan disebut pseudokista.

Pada infeksi kronis, kista yang berisi kistozoit (bradizoit) dan berubah menjadi gamon  juga pada sel epitel usus. Gamon kemudian memperoduksi makrogamet dan mikrogamet

yang bersatu untuk membentuk Ookista yang keluar bersama tinja.

SPESIES

Toxoplasma gondii , hospes definitifnya hanya kucing dan felidae lainnya, tetapi kistanya  bisa ditemukan didalam intraseluler dari berbagai tipe sel termasuk neuron, mikroglia, endotel, reticulum, parenkim hati, jantung dan epitel kelenjar, otot jantung dan otot kerangka, selaput fetus dan lekosit dari : ayam, babi, domba, kambing, dan manusia

(30)

SIKLUS HIDUP

Ookista kelaur bersama tinja kucing atau felidae lainnya, di luar tubuh penderita ookista mengalami Sporogony (pembentukan sporozoit), sehingga di dalam setiap ookista akan terbentuk 2 sporokista, masing-masing mengandung 4 sporozoit (ookista  bersporulasi atau ookista infektif ).

Ookista infektif jika tertelan bersama makanan atau minuman oleh felidae, atau hospes selain felidae seperti (ayam, domba, kambing, babi), di dalam saluran  pencernaannya akan terbebas sporozoit.

Sporozoit dan memasuki sel epitel usus (felidae), selanjutnya mengalami Merogony dan akhirnya terbentuk Merozoit. Merogony berlangsung beberapa kali sampai akhirnya mengalami Gametogony (pembentukan gamet) (makro-mikro)-gamet terjadi perkawinan sexual secara nyngamy terbentuk zygot. Zygot akhirnya berkembang lebih lanjut akhirnya terbentuk ookista dan keluar dari dalam tubuh hospes. Pada hospes selain felidae, seperti (ayam, domba, kambing, babi) di dalam saluran pencernaan akan terbebas sporozoit. Sporozoit selanjutnya akan memasuki jaringan serta organ, selanjutnya mengalami Merogony (pembentukan merozoit, disebut Takizoit jika memperbanyak diri dengan cepat dan bradizoit jika perbanyakan dirinya sudah lambat). Bradizoit akan tertahan di dalam jaringan atau organ, selanjutnya melindungi diri dengan membentuk dinding pelindung sehingga disebut kista bradizoit.

(31)

 Neospora caninum pertama kali ditetapkan sebagai penyebab abortus pada sapi sejak 1984 (Dubey, 1999). Sistimatikanya sebagai berikut : Phylum : Apicomplexa, Kelas : Coccidiasida, Subkelas : Coccidiasina, Ordo : Eucoccidiorida, Subordo : Eimeriorina, Famili : Sarcocystidae dan Genus : Neospora (Uniprot. Consortium, 2009).

Secara morfologi dan siklus hidup  Neospora caninum mirip dengan Toxoplasma  gondii, hanya saja hospes difinitifnya yang berbeda.  Neospora caninum hospes definitifnya Anjing tetapi Toxoplasma gondii hospes definitifnya Kucing dan felidae lainnya.

Kista bradizoit berpredileksi di dalam jaringan dan organ (domba, kambing, kuda) dan pada sapi bisa menimbulkan keguguran.

( Honigberg and Balamuth, 1963)

Pendahuluan, Phylum Sarcomastigophora, anggota bergerak menggunakan kaki semu (pseudopodia), dan hanya kadang-kadang menggunakan flagella dalam lingkungan

(32)

khusus. Perbanyakan secara aseksual dengan pembelahan ganda, Cara mendapatkan makanan secara holozoic, dengan memakan bakteri, protozoa dan metazoa kecil. Hanya  beberapa yang bersifat parasitik, Kebanyakan membentuk kista. Klasifikasi, memiliki

Subfilum Sarcodina dan Mastigophora.

(Schmarda, 1871)

Subfilum Sarcodina memiliki ordo Amoebida (Ehrenberg, 1830), Famili : Endamoebidae (Amoeba), Vahlkampfiidae dan Hartmanellidae . Famili Endamoebidae terkenal dengan Amoeba yang berpredileksi di dalam saluran pencernaan vertebrata dan invertebrata. Anggotanya yang terpenting : (1) Entamoeba, (2) Endolimax, (3) Iodamoeba dan (4) Dientamoeba (3) AMOEBA GENUS IDENTIFIKASI BERDASARKAN STRUKTUR INTI Entamoeba

Selaput intinya dibatasi oleh butir-butir kromatin, sedangkan kariosum (endosome) tampak padat dan terletak di tengah atau di tepi inti

Endolimax Kariosum (endosome) bentuknya tidak teratur dan terletak di tepi inti

Iodamoeba Kariosum (endosome) bentuknya khas karena  berukuran besar dan dikelilingi oleh bulatan – bulatan Dientamoeba (di = dua), memiliki 2 buah inti dengan kariosom

(33)

Predileksi

: Sal cerna Vertebrata dan Invertebrata

Morfologi

Bentuknya berubah-ubah, intinya vesikuler dengan sebuah endosoma. Jenisnya dapat dibedakan berdasarkan susunan inti kistanya

Spesies

Kelompok histolitica : jumlah inti pada kista 4 inti.

Spesies :  ENTAMOEBA HISTOLITICA menginfeksi (manusia,  primata, anjing, kucing dan jarang pada babi),

 E. hartmanni , menginfeksi (manusia, primata lain, anjing)  E. equi , menginfeksi (kuda)

 E. anatis, menginfeksi (bebek)

Kelompok Coli : jumlah inti pada kista ada 8 buah.

Spesies : E. coli pada (manusia, primata, anjing, dan mungkin babi),  E. wenyoni pada kambing,

 E. gallinarum pada ayam, kalkun dan unggas lain

(34)

Spesies : E. bovis pada sapi,

 E. ovis pada domba dan kambing,

 E. suispada babi dan mungkin manusia,  E. chattoni pada kera dan mungkin manusia Kelompok gingivalis : tidak pernah membentuk kista.

Spesies : E. gingivalis pada manusia, primate lain, anjing, kucing.  E. suigingivalis pada babi,

 E. equibuccalis pada kuda

Penularan

tertelannya kista atau bentuk tropozoit

Scaudinn, 1903

Merupakan satu – satunya spesies entamoeba yang menyebabkan disentri pada manusia. Umumnya bersifat komensal di dalam lumen usus halus kera, anjing, kucing,  binatang pengerat dan babi. Secara eksperimental bisa menginfeksi binatang pengerat,

tikus dan kelinci

MORFOLOGI

Selama hidupnya bisa ditemukan dalam 2 bentuk, yaitu Tropozoit, dan Kista Trofozoit merupakan bentuk yang aktif, dapat  berkembangbiak dan aktif mencari makanan menggunakan  pseudopodinya sehingga bentuknya tidak tetap berdiameter 

12 – 30 mikron, 10 – 60 mikron. ektoplasmanya jernih, sedangkan endoplasmanya berbutir – butir (granuler).

Tanda menciri (karakteristik) aktif bergerak dengan  pseudopodia, dengan satu inti berbentuk lonjong berukuran 4 – 7 mikron (tidak nampak kalau tanpa pewarnaan). Selaput inti yang tipis dan dibatasi oleh butir-butir  kromatin yang halus dan rata. Selain itu, dibagian tengah (central) inti ditemukan kariosum (endosome) tampak berupa titik kecil dan dikelilingi oleh bagian terang disebut ”halo” dengan diameter kira-kira 0,5 mikron. Di dalam endoplasma sering ditemukan sel-sel darah merah, sel lekosit dan sisa jaringan yang membuktikan protozoa dalam stadium aktif 

(35)

Kista, bentuknya umumnya bulat dengan dinding kista dari hialin, berukuran 10 – 20 mikron dengan rata – rata 12 mikron, 5 – 20 mikron . Ada yang  berukuran kecil disebut (minutaform) berukuran antara 6 – 9 mikron dan bentuk besar disebut (magnaform) berukuran antara 10 – 15 mikron. Pada awal kista, sitoplasma mengandung 1 – 4  buah badan kromatoid, juga dapat dijumpai adanya masa glikogen yang pada pewarnaan Iodine  berwarna coklat. Pada kista matang kedua bentuk 

tersebut tidak dijumpai lagi. Inti kista muda  berjumlah 1 – 2, dan yang sudah matang berjumlah

antara 1 – 4 buah.

 Kuenen dan Swellengrebel, 1917 

Pendahuluan, merupakan ameba kecil dengan inti vesikuler dan bentuknya berubah-ubah (tidak tetap) (4). genus  Endolimax  berpredileksi di dalam usus besar manusia dan  beberapa binatang dan sering ditemukan pada tinja penderita diare atau disentri.

Tropozoit berukuran 8 – 9 mikron (3) 6 – 15 mikron (2), sitoplasmanya berbutir-butir (2), kariosum (endosom) besar dengan bentuk tidak teratur terletak di tepi inti menempel pada selaput inti.

Kista berbentuk lonjong berukuran 8 – 9 mikron, berinti 1 – 4 tidak mengandung glikogen maupun badan kromatid.

Spesies : Endolimax nana, menginfeksi di dalam sekum dan kolon, manusia, babi, kera di seluruh dunia,  Endolimax ratti , menginfeksi sekum dan kolon tikus dan  Endolimax  caviae, menginfeksi sekum marmot, kesemuanya tidak patogen.

(36)

Pendahuluan, genus Iodamoeba intinya vesikuler dengan kariosum (endosum) sentral  berukuran besar.

Tropozoit :  berukuran 9-14 mikron, tetapi dapat berukuran 4 – 20 mikron. Ektoplasmanya terang tidak terpisah jelas dengan endoplasma yang berbutir-butir. Intinya relatif bulat besar dan biasanya berisi kariosum (endosome) sentral besar, dikelilingi oleh suatu ruangan berbentuk gelembung berisi satu lapisan butir-butir periendosomial kira-kira di pertengahan antara endosoma dan selaput inti.

Kista, berinti tunggal di dalamnya ditemukan butir – butir periendosomal yang biasanya telah berkumpul menjadi kelompok yang berbentuk bulan sabit (2) atau bulatan – bulatan (3) pada sisi endosoma.

Predileksi : genus Iodamoeba berpredileksi di dalam saluran pencernaan manusia dan  binatang.

SPESIES

 Iodamoeba buetschlii  (tidak pathogen) berpredileksi di dalam usus besar manusia, monyet dan kera dan induk semang asli kemungkinan babi. Trofozoit panjangnya 9 – 4 mikron dan kista 8 – 10 mikron.

Jepps dan Dobell, 1918

PENDAHULUAN, merupakan amoeba berukuran kecil dan sering terlihat memiliki 2 inti (ganda) (2,4), memiliki kariosum (endosoma) yang terdiri dari 4 – 8 butir kromatin dihubungkan dengan selaput inti oleh untaian yang halus Hanya ditemukan dalam bentuk  tropozoit, berukuran 2-33 mikron, entoplasmanya berbeda dengan Endoplasma.

SPESIES, Dientamoeba fragilis, berpredileksi di dalam sekum dan kolon manusia dan kera dan tidak patogen.

Ordo Amoebidae, selain memiliki ordo Amoebida, juga Vahlkampfiidae (Follos, 1917, Zulueta, 1917) hidup bebas di dalam air mengalir dan air tergenang. Salah satu genusnya  Naegleria pernah dilaporkan menyebabkan meningoencephalitis pada manusia. Famili

lainnya adalah Hartmannellidae (Volkonsky, 1931), hidup bebas dan tidak parasitik pada hewan.

PHYLUM

SARCOMASTIGOPHORA

(37)

Pendahuluan, protozoa yang termasuk ke dalam  filum Sarcomastigophora

anggotanya umumnya berinti tunggal, tetapi ada juga yang berinti lebih dari satu ,  pergerakannya menggunakan flagella atau pseudopodia. Phylum Sarcomastigophora dapat dibedakan menjadi 2 Subphylum Mastigophora ( flagelata) dan Sarcodina (pseudopodia)

SUBPHYLUM MASTIGOPHORA

Diesing, 1866

Subphylum Mastigophora (Flagelata), stadium tropozoit bergerak  menggunakan satu atau lebih flagela, reproduksi secara aseksual (pembelahan ganda longitudinal) dan seksual (singami)

KLASIFIKASI,  Subphylum Mastigophora memiliki satu  Kelas: Zoomastigophorea dan memiliki 2 Ordo : Kinetoplastida, dan Trichomonadida

Ordo Kinetoplastida memiliki Famili  : Trypanosomatidae dan Genus : Trypanosoma, Herpetomonas, Crithidia, Leptomonas, Phytomonas, Leishmania (5). Dari sekian genus yang ada, hanya genus Trypanosoma yang terpenting di Indonesia dan yang akan dibahas lebih lanjut.

Ordo Trichomonadida , memiliki Famili Trichomonadiae dengan genus : terpenting (Tritrichomonas, Trichomonas) Trichomitus, Tetratrichomonas dan  Pentatrichomonas. Famili Monocercomonadidae dengan genus terpenting ( Histomonas) dan  Monocercomonas. Famili Hexamitidae dengan genus terpenting (Giardia) dan Hexamita. Familia yang sampai saat ini belum menimbulkan gangguan dan tidak dibahas lebih lanjut antara lain Famili Retortamonadidae dengan genus  Retortamonas dan Chilomastix. Famili Cochlosomatidae dengan genus Cochlosoma

Berdasarkan Predileksinya, familia Trypanosomatidae dapat dibedakan menjadi 2 kelompok :

a.  Hemoflagelata : hidup di dalam darah, limfe dan jaringan, anggotanya yang terpenting Trypanosoma.

 b. Flagela lainnya, hidup di dalam usus dan rongga – rongga badan atau lokasi lain, anggotanya Tritrichomonas, Trichomonas, Giardia.

HAEMOFLAGELATA

FAMILIA TRYPANOSOMATIDAE

(38)

MORFOLOGI, familia trypanosomatidae mempunyai bentuk yang berbeda –   beda, antara lain :

1. Amastigote (Leishmania) 2. Promastigote (Leptomonad) 3. Epimastigote (Kritidia)

4. Trypomastigote (Trypanosoma) dan Trypanosoma Metasiklik (3)

AMASTIGOTE ( Leishamnia), adalah stadium  berbentuk bulat atau lonjong, mempunyai satu inti (Nu), satu kinetoplas (kt), dan satu basal  body (benda para basal) (bb), bentuk ini tidak 

mempunyai flagela (3)

Promastigote ( Leptomonad), berbentuk  memanjang mempunyai satu inti (Nu) yang terletak sentral dan satu fagela (Fg) panjang yang keluar dari bagian anterior tubuh dimana terletak Kinetoplas (kt). Bentuk ini tidak  mempunyai Undulating membrane (3).

Epimastigote ( Kritidia), bentuk tubuhnya memenjang dengan Kinetoplas (kt) yang terletak di depan inti (Nu) yang letaknya sentral, mempunyai Undulating membrane (um) yang  pendek dan menghubungkan Flagela (Fg)

dengan tubuh parasit (3).

Trypomastigote (Trypanosoma), tubuhnya langsing, memanjang dan melengkung, mempunyai inti (Nu) yang terletak sentral dengan Kinetoplas (Kt) terletak dekat ujung  posterior dan dengan Flagel yang membentuk 

dua sampai empat kurva undulating Membrane(um) (3).

Trypanosoma Metasiklik , morfologinya mirip dengan bentuk tripanosoma, akan tetapi mempunyai ukuran yang lebih kecil, ditemukan  pada serangga penular (3)

GENUS TRYPANOSOMA

(39)

Genus Trypanosoma umumnya hidup di dalam plasma darah dan cairan jaringan vertebrata, hanya beberapa bisa hidup dengan masuk (menginvasi) sel. Ditularkan oleh artropoda penghisap darah, beberapa spesies secara mekanik (langsung), tetapi ada pula secara biologi

Penularan secara mekanik, dimana Trypanosoma yang diisap oleh artropoda  penghisap darah tidak mengalami perkembangan apapun di dalam tubuh artropoda dan daya tahan hidupnya di dalam proboscis tidak terlalu lama kira-kira 10 – 15 menit. Penularan terjadi secara langsung dimana saat artropoda menghisap darah penderita yang mengandung Tripanosoma, kurang dari (10 – 15 menit) menghisap darah hewan lainnya, sehingga tripanosoma yang terdapat didalam proboscis pada saat menghisap darah akan terlepas mengikuti aliran darah dan terjadi penularan

Penularan secara biologi, dimana tripanosoma yang terisap oleh artropoda  penghisap darah, di dalam tubuh artropoda mungkin hanya akan terjadi pendewasaan (siklo developmental), perbanyakan atau penggandaan (Siklo-propagatif) dan  perkembangbiakan (propagatif). Di dalam tubuh artropoda penghisap darah, akan ditemukan stadium Leishmania, Leptomonad, Kritidia dan Trypanosoma Metasiklik . Pada setiap stadium tersebut dapat terjadi (pendewasaan, perbanyakan atau penggandaan dan perkembangbiakan). Setelah terbentuk Trypanosoma metasiklik, ada 2 tipe cara  pembentukan dan penularannya antara lain :

1. Salivari (Gerup Anterior station, Gerup B). Perkembangan Trypanosoma dimulai di mid-gut, lalu berlangsung di daerah proventrikulus untuk kemudian terjadi di kelenjar ludah. Penularan ke vertebrata terjadi melalui gigitan untuk (T.  gambiense, T. Rhodesiense dan T. Brucei) (3,5), T. Vivax, T. Uniforme, T.

Congolense, T. Dimorphon, T. Simiae, T. Suis, T. Brucei .

2. Stercoraria (Posterior station Gerup, Lewisi Gerup, Gerup A), Trypanosoma mula – mula berkembang di usus, kemudian akan mencapai hind-gut yang terletak di  belakang. Penularan terjadi dengan melalui mulut, karena termakannya tinja serangga

(T. Lewisi,5) atau luka gigitan serangga yang tercemar dengan tinja serangga penular   pada (Trypanosoma cruzi) (3,5). Cara penularan Posterior stasiun gerup juga untuk :

T. theileri, T. melaphagium, T. duttoni, T. nabiasi, T. rangeli dan T. Avium.

Spesies Trypanosoma yang menginfeksi hewan yang telah teridentifikasi di Indonesia adalah Trypanosoma evansi, menyebabkan penyakit Surra. Trypanosoma evansi, pertama kali ditemukan oleh Griffiths  Evans (1980) menginfeksi Kuda di India, sehingga diberi nama Trypanosoma evansi. Trypanosoma penyebab penyakit yang mirip Surra di Indonesia diidentifikasi oleh Penning (1897) menginfeksi kuda di Semarang, sedangkan dari laporan sebelumnya juga pernah dilaporkan.

TRYPANOSOMA EVANSI

Stell, 1885, Balbiani, 1888

Sinonim : T. annamense, T. berberum, T. Cameli, T. Hippicum, T. Saudanense, T. venezuelense

(40)

MORFOLOGI

Trypanosoma evansi  berukuran panjang 11,7 – 33,3 mikron (rata-rata 24 mikron) (4) 15  – 34 mikron (rata-rata 24 mikron) (5) dan lebar antara 1,0 – 2,5 mikron (rata – rata 1,5 mikron). Kira- kira di pertengahan tubuh ditemukan inti yang bulat atau sedikit oval. Di dekat ujung tumpul ditemukan 2  buah benda yaitu Blepharoplast atau  benda basal dan benda parabasal, kedua benda tersebut dihubungkan dengan serabut halus sehingga terjadi bentuk yang sering disebut kinetoplast. Bentuk tanpa kinetoplast mungkin ditemukan terutama sesudah dilakukan pengobatan. Dari benda basal muncul serabut yang disebut axonema yag melanjutkan diri sebagai benang cambuk (flagelum). Benda cambuk ini terikat dengan tubuh oleh selaput beralun (membarana undulans) dan akan melanjutkan diri kedepan sebagai flagellum bebas (4)

Hewan peka, kuda (hewan berkuku satu), kemudian onta, anjing paling rentan, ruminansia kurang rentan, sedangkan unggas dan manusia kebal terhadap sura (4), Predileksi : di dalam plasma darah dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menggunakan glukosa sebagai sumber energi (1,2,4). Cara penularan : secara mekanik  hampir semuanya ditularkan oleh lalat penghisap darah (Tabanus, Chrysops, Stomoxys, Haematopota, Lyperosia, Haematobia) (1,2,4), selain itu artropoda lain seperti nyamuk  (anopheles), Lalat (Musca) Pinjal, Kutu dan sengkenit (Caplak) dapat sebagai vektor, secara mekanik murni (trypanosoma sp) tidak mengalami perkembangan di dalam tubuh lalat (4) dan tidak tahan hidup lebih dari 10 – 15 menit didalam proboscis vektor (5)

REPRODUKSI

Trypanosoma memperbanyak diri dengan cara binary longitudinal fission. Mula –  muka Kinetoplas membelah diri, kemudian diikuti oleh pembelahan inti. Bagian tubuh yang tidak mendapat flagel dan undulating membrane asal, akan membentuk flagel dan undulating membrane yang baru. Kemudian sitoplasma juga akan membelah diri dari ujung anterior secara longitudinal (3)

SPESIES LAIN DI DUNIA

NO SUB GENUS SPESIES

TRYPANOSOMA

(41)

1 Megatrypanum (siklus biologi) theileri  sapi 2 Megatrypanum (siklus biologi) melophagium domba 3 Herpetosoma (siklus biologi) lewisi  tikus 4 Herpetosoma (siklus biologi) duttoni  mencit 5 Herpetosoma (siklus biologi) nabiasi  kelinci 6 Schizotrypanum (siklus biologi)

cruzi  Manusia, anjing, kucing 7 Schizotrypanum (siklus biologi) rangeli  Anjing 8 Schizotrypanum (siklus biologi) avium  burung 9 Duttonella (siklus biologi)

vivax  Sapi, domba, kambing

10 Duttonella (siklus biologi)

uniforme Sapi, domba, kambing

11 Nannomonas (siklus biologi)

congolense Sapi, kambing, domba,kuda, babi 12 Nannomonas

(siklus biologi)

dimorphon Sapi, domba, kuda, babi 13 Nannomonas

(siklus biologi)

simiae Babi, sapi, kuda

14 Pyctomonas (siklus biologi)

suis  babi

15 Trypanozoon (siklus biologi)

brucei  Ternak peliharaan

16 Trypanozoon (siklus biologi)

rhodesiense Utamanya pada manusia dan juga pada antelop

17 Trypanozoon (siklus biologi)

 gambiense Utamanya pada manusia 18 Trypanozoon

(silkus mekanis)

equinum Bangsa kuda

19 Trypanozoon (siklus mekanis)

equiverdum Bangsa kuda

Sumber : Soulsby, E.J.L. (1982)

ORDO TRICHOMONADIDAE

PENDAHULUAN. Ordo Trichomonadida tanda karakteristik (menciri) memiliki 3 – 6 flagela, salah satunya barangkali bertaut dengan tubuh membentuk membrana

(42)

undulasi. Memiliki satu atau dua inti, berkembangbiak secara aseksual biasanya  pembelahan biner. Stadium aktif (trofozoit) dan bisa berbentuk kista pada beberapa  bentuk (5).

FAMILI TRICHOMONADIDAE

PENDAHULUAN. Famili Trichomonadidae umumnya predileksi di dalam saluran  pencernaan (sekum dan kolon) tetapi ada juga di dalam saluran reproduksi dan tempat lain. Bentuknya piriform dengan ujung anterior bundar sedangkan posteriornya meruncing. Memiliki satu inti dibagian anterior tubuh dan di bagian anterior dari  blepharoplast yang menyatu dengan granula basal (5).

Berdasarkan jumlah flagela, maka dapat dibedakan menjadi beberapa genus yang terpenting :

NO

FAMILI

GENUS

JUMLAH

FLAGELA

1 Tritrichomonas 3 buah 2 Trichomonas 4 buah 3 Giardia 6buah Histomonas 3 – 5 buah

GENUS

TRITRICHOMONAS

 Kofoid, 1920

PENDAHULUAN, yang terpenting Tritrichomonas foetus (Reidmuller, 1928)(Weinrich and   Emmerson (1933), menyebabkan ”venereal bovine trichomonosis” pada sapi, juga pada

zebu, babi, kuda dan keledai (5). Infeksi parasit tritrichomonas pertama kali dilaporkan oleh Kunstler (1888), menginfeksi saluran kelamin sapi di Paris, kemudian Mazzanti (1900) di Italia (4)

Morfologi, tropozoit berbentuk buah pir, dengan  panjang 10 – 25 mikron dan lebar 3 – 15 mikron, cara bergerak karakteristik yaitu teramati  bergerak dengan tersendat-sendat (5). Memiliki 3 flagela anterior dan tidak mempunyai pelta (2). Hanya ditemukan satu inti yang bentuknya oval terletak di anterior. Sebuah flagela yang paling tebal berjalan ke arah belakang sepanjang tepi tubuh dan membentuk selaput beralun (undulating membrane), lalu keluar dengan bebas di bagian tubuh posterior yang meruncing.

(43)

Aksostil nampak di pertengahan tubuh dan berakhir di ujung posterior yang mirip ekor  (3,5)

Cara penularan : pada kondisis alam penularan terjadi melalui perkawinan, tetapi juga  bisa terjadi melalui Inseminasi Buatan. Reproduksi, secara aseksual dengan pembelahan

sederhana ”binary fission longitudinal” dan tidak terjadi perkembangan secara seksual (5)

SPESIES TRITRICHOMONAS HOSPES DEFINITIF PREDILEKSI UKURAN Fetus, uterovaginalis, vitulae, bovis, geneta-lis, bovinus, mazannti

Sapi, mungkin  babi, kuda, rusa

Saluran kelamin 10 – 25 mikron

Suis

(Gruby & Delafond, 1843)

 babi Hidung, lambung, sekum, kolon dan

usus halus

9-16 X 2-6 mikron (11 x 3 mikron) Equi, caballi kuda Sekum, kolon 11 X 16 Mikron

rotunda babi Sekum, kolon 7-11 X 5 – 7 mikron

Equi (Fantham, 1921) kuda Sekum , kolon 11 X 6 mikron

Eberthi

(Martin & Robertson, 1911)

Ayam, itik, kalkun sekum 8 – 14 – 4 – 7 mikron Sumber : (2,3,4,5)

GENUS

TRICHOMONAS

Morfologi hampir sama dengan Tritrichomonas, yang membedakan dditemukan 4 flagela anterior (1,2,5) dan tidak memiliki flagela bebas (5)

NO SPESIES TRICHOMONAS HEWAN TERSERANG PREDILEKSI UKURAN Panjang X Lebar gallinae Burung merpati,

ayam dan kalkun

Saluran  pencernaan

anterior 

6-19 X 2 -9

gallinarum Kalkun, unggas lain Saluran  pencernaan  posterior, hati

9-15 X 5-9

anseris angsa sekum 8 X 4,7

anatis itik sekum 13-27 X 8-18

ovis domba sekum 6-9 x 4-8

felistome kucing mulut 6-11 X 3-4

canistomae anjing mulut

equibuccalis kuda Mulut, sekitar  

gigi

vaginalis manusia Vagina, prostat, uretra

(44)

GENUS GIARDIA

PENDAHULUAN. Subphylum Mastigophora salah satu famili lainnya adalah Hexamitidae (Kent, 1880) dengan genus Hexamita dan Giardia. Hanya Giardia dengan spesies Giardia lamblia yang akan dibahas lebih lanjut (5)

GIARDIA LAMBLIA

 Kofoid and Christiansen, 1915

)

MORFOLOGI

Selama siklus hidupnya terdapat dua  bentuk yaitu bentuk tropozoit dan kista.

Tropozoit, pada keadaan mendatar   berbentuk bilateral simetris seperti raket  badminton (3), piriform sampai elipsoid (1,2),  buah per yang dibelah (5), semua alat – alat tubunya berpasang - pasangan. Ditemukan 2  buah aksostil (batang median), 2 buah inti dan 4 pasang (8 buah) flagel . Permukaan tubuh  bagian dorsal cembung, sedangkan bagian

ventral cekung. Ujung bagian anterior  melebar serta membulat, sedangkan bagian  posteriornya tubuh meruncing (1,2,3)

Kista berbentuk lonjong, berukuran panjang 12 mikron dan lebar 7 mikron (1,2,3), 8 -14 mikron dan 6 – 10 mikron (5), mempunyai 2 - 4 buah inti (1,2,3)

Predileksi : berpredileksi di dalan duodenum dan bagian lain dari usus halus dan mungkin di dalam kolom manusia, kera, dan babi dan secara eksperimen dapat menginfeksi tikus (Rattus norvegicus), tetapi Rattus rattus dan mencit tidak bisa diinfeksi (5)

Reproduksi (perbanyakan diri) secara aseksual dengan pembelahan ganda (5)

SIKLUS HIDUP

Dalam bentuk tropozoit, parasit memperbanyak diri di dalam usus. Jika lingkungan usus halus (duodenum) tidak sesuai dengan kondisi optimal, maka parasit akan berubah menjadi bentuk kista (biasanya pembentukan kista terjadi pada usus besar). Infeksi terjadi karena termakannya kista bersama makanan atau minuman, 30 menit setelah infeksi kista berkembang menjadi bentuk tropozoit (3)

(45)

SPESIES GIARDIA HOSPES DEFINITIF PREDILEKSI UKURAN Bovis (Fantham,1921)

Sapi Usus halus Trop. 11-19 X 7-10 mikron Kista 7-16 X 4-10 mikron equi Kuda Usus besar Trop. 17-21 X9-12 mikron

Kista12-6 X 8-9,5mikron Caprae/ovis/ quadrii Kambing dan domba Usus halus Canis (Hegner, 1922)

Anjing Usus halus  bagian atas

Trop. 12 – 17 X 7 – 10 mikron Kista 9 – 13 X 7 – 9 mikron Cati / felis

Deschiens,1925)

Kucing Usus halus dan usus besar 

Trop. 10-18 X 5-9 mikron Kista 10,5 X 7 mikron duodenalis kelinci Usus halus Trop. 13-19 X 8-11 mikron Sumber : (1,2,5)

HISTOMONAS

Tyzzer, 1920

PENDAHULUAN. Famili lainnya dari Phylum Sarcomastigophora subphylum mastigophora adalah Monocercomonadidae (Kirby, 1947) dengan genus Monocercomonas dan Histomonas, hanya  Histomonas meleagridis (Smith, 1895) yang

terpenting dan akan dibahas lebih lanjut (5)

Histomonas meleagridis, bentuknya pleomorfic tergantung pada lokasi dan stadium  penyakitnya. Berasarkan stadiumnya dapat dibedakan menjadi :

1. Stadium invasif (menyerang) ditemukan pada ektra seluler luka-luka awal di dalam sekum dan hati dan pada batas luar luka lama, bentuknya pleomorfic berukuran 8 – 17 mikron dan aktif bergerak secara amoeboid (2,5)

2.Stadium vegetatif, ditemukan di dekat bagian tengah luka dan merupakan kelanjutan stadium invasif . Morfologinya juga pleomorfic berukuran lebih besar 12 – 21 X 21 –  15 mikron tetapi pergerakannya kurang aktif dibandingkan stadium invasif. Bentuk  vegetatif sering berkelompok secara padat sehingga menyebabkan robeknya jaringan (2,5)

3. Stadium resisten, berdiameter 4 – 11 mikron, dan terlihat terbungkus oleh membran yang padat, ditemukan tunggal atau berkelompok sehingga garis tepinya kelihatan agak bersudut (anguler) (2,5)

4. Bentuk berflagela, ditemukan di dalam lumen sekum dan juga di dalam biakan-biakan. Bentuknya pleomorfic berdiameter 5 – 30 mikron. Intinya vesikuler (seperti gelembung), di dekat inti ditemukan benda basal atau kinetosom tempat munculnya flagela. Flagelum khas (karakteristik) tunggal dan pendek (2)

Predileksi, di dalam sekum dan hati kalkun menyebabkan penyakit Hsitomonosis, infeksi enterohepatitis atau ”black head”, kurang patogen pada burung merak, burung mutiara,  burung puyuh dan burung lainnya yang menyerupai ayam (2,5)

Gambar

Gambar 1. Perbedaan Sel Prokaryotic dengan EukaryoticGambar 1. Perbedaan Sel Prokaryotic dengan Eukaryotic

Referensi

Dokumen terkait