• Tidak ada hasil yang ditemukan

balance scorecard akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "balance scorecard akuntansi"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS PENGUKURAN KINERJA BALANCE SCORECARD DENGAN ENAM PERSPEKTIF (STUDI KASUS PT. ARTIFA SUKSES PERSADA). SKRIPSI. OLEH: SITI HURIYATUL KAMILAH 109082000153. JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014.

(2)

(3)

(4)

(5) LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama. : Siti Huriyatul Kamilah. NIM. : 109082000153. Fakultas. : Ekonomi dan Bisnis. Jurusan. : Akuntansi. Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, Saya: 1. Tidak. menggunkan. ide. orang. lain. tanpa. mampu. mengembangkan. dan. mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini.. JIka dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasaqrkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.. Jakarta, 24 April 2014 Yang Menyatakan,. (Siti Huriyatul Kamilah) v.

(6) DAFTAR RIWAYAT HIDUP. I.. II.. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap 2. Tempat, Tanggal Lahir 3. Alamat. : : :. 4.. :. Email. Siti Huriyatul Kamilah Tangerang, 16 November 1991 Jl. Raden Kimas Hasyim RT. 002/003 Kel Babakan, Legok, Tangerang – Banten 15820 Ririkamilah@yahoo.co.id. PENDIDIKAN 1. SD Negeri Legok II 2. MTs Nurul Yaqin 3. SMA Negeri 3 Kabupaten Tangerang. Tahun 1997 - 2013 Tahun 2003 - 2006 Tahun 2006 - 2009. III. SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Seminar Oleh BEMJ Akuntansi FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, “Pemberantasan Korupsi Bersama KPK”, 9 September 2009. 2. Seminar Nasional oleh Fakultas EKonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, “ Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010.. IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : 2. Tempat, Tanggal Lahir : 3. Ibu : 4. Tempat, Tanggal Lahir : 5. Anak Ke dari :. Sayuti Tangerang, 17 Agustus 1948 Thohiroh Tangerang, 06 Juni 1950 8 dari 8 bersaudara. vi.

(7) ABSTRACT Analysis the Measurement of the Performance of Balance Scorecards With Six Perspective ( Case Study PT. Artifa Sukses Persada ) Progress on technology has changed enterprise management system in facing environmental complex business dramatically. Currently the method of measurement can evaluate performance of companies accurately and thoroughly was required. Performance indicator which combine financial size performance and non financial scorecard named balanced scorecard. Balanced scorecard in general measures the performance of four perspective. The financial perspective perspective, customers perspective, internal business, and perspective growth and learning, developed by adding two new perspective is employees and partnership. The object of this research is PT. Artifa Sukses Persada. This research used quetionnaire and study of literature as data main. The result of research with the concept of balanced scorecard showed that the company financial performance PT. Artifa Sukses Persada better than previous year. The performance of customer satisfaction PT. Artifa Sukses Persada showing a good value for the attribute satisfaction products and services, corporate image, and relationships. While for the performance of business process internal showing good results in the operation process, and services after sell. Employee satisfaction performance also showed good results for employee capabilities, information system capabilities, and motivation, empowerment and alignment. The increasing number of Partners shows good results in perspective partnership Overall performance of PT. Artifa Sukses Persada can be considered good. Good management is the reason PT. Artifa Sukses Persada able to improve its performance to fit the vision and mission of the company. Keywords: balance scorecards, Financial perspective, Customer perspective, Business process Internal perspective, learning and growth perpective, A partnership perspective, employee perspectives, Corporate Performance Measurement. vii.

(8) ABSTRAK Analisis Pengukuran Kinerja Balance Scorecard dengan Enam Perspektif (Studi Kasus PT. Artifa Sukses Persada). Kemajuan teknologi telah mengubah secara dramatis sistim manajemen perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks. Saat ini dibutuhkan metode pengukuran kinerja yang dapat menilai kinerja perusahaan secara tepat dan menyeluruh. Alat pengukur kinerja yang mengkombinasikan ukuran kinerja keuangan dan non keuangan adalah Balanced Scorecard. Balanced Scorecard secara umum mengukur kinerja dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dikembangkan dengan menambahkan dua perspektif baru yaitu karyawan dan kemitraan. Objek penelitian ini adalah PT. Artifa Sukses Persada. Penelitian ini menggunakan kuisioner dan studi literature sebagai data utama. Hasil penelitian dengan menggunakan konsep balance scorecard menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Artifa Sukses Persada lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Kinerja kepuasan pelanggan PT. Artifa Sukses Persada, menunjukkan nilai kepuasan yang cukup baik untuk atribut produk dan jasa, citra perusahaan, dan hubungan. Sedangkan untuk kinerja proses bisnis internal menunjukkan hasil yang baik pada proses operasi, dan pelayanan purna jual. Kinerja kepuasan karyawan juga menunjukkan hasil yang baik untuk kapabilitas karyawan, kapabilitas sistem informasi, dan motivasi, pemberdayaan dan keselarasan. Meningkatnya jumlah mitra menunjukkan hasil yang baik pada perspektif kemitraan. Kinerja PT. Artifa Sukses Persada secara keseluruhan dapat dikatakan bagus. Manajemen yang baik adalah alasan PT. Artifa Sukses Persada mampu meningkatkan kinerjanya agar sesuai visi dan misi perusahaan. Kata kunci: Balance scorecard, perspektif keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses bisnis internal, Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, Perspektif kemitraan, Perspektif karyawan, Pengukuran Kinerja Perusahaan.. viii.

(9) KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumWr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, Al-Wahab Yang Maha Penganugerah, yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada: 1.. Orang Tua tercinta, yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, dukungan, kesabaran serta doa tiada henti yang tertuju hanya untuk ananda, semoga semakin hari ananda semakin mampu memberikan kebahagian dan kebanggan.. 2.. Kakak-kakak tercinta Sobari Adnan, Achmad Erry, Siti Amalia, Vivi Rofiah, Rosida Komalasari, Iksan, Mulyanah, Betharia, Ahmad Kurnia, Hariri, dan Lukman . Yang selalu memberikan dukungan dan semangat yang tiada henti kepada adinda.. 3.. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta & selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini.. 4.. Ibu Putriesti Mandasari selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidangskripsi.. 5.. Dr. Rini, Ak.,M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis ix.

(10) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6.. Hepi Prayudiawan, SE.,Ak., M.M selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. 7.. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.. 8.. Teruntuk Ade Sumarna, terima kasih atas segala dukungan, bantuan, doa, rasa sayang dan semangat yang selalu tercurahkan kepada penulis.. 9.. Sahabatku. Weri. Irma. Pamasih,. Adhariani. Sarah,. Risty. Sucianingsih,. Helenamarin, Suchi Afhrelia dan Nadia Kartika. Kami dipertemukan dalam ikatan silaturahmi yang indah. Terima kasih atas doa dan dukungan yang telah tercurahkan kepada penulis. 10. Sahabatku Aby Fathullah, Ismail Marzuki, Sarudi Putra, Rofiq, Wayan Adithya, Dhio dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas segala dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis selama ini. 11. Sahabat-sahabat Ezy Fauziya Ulfa, Putri Arum, Agis, Ela, Rahmi dan Kak Lia yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis. 12. Akuntansi D Uin Syarif Hidayatullah Jakarta 2009, yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis. Terima kasih atas keceriaan selama ini. 13. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan memberikan pahala atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, …….Maret 2014 Siti Huriyatul Kamilah x.

(11) DAFTAR ISI Halaman Judul …………………………………………………………………………... i. Lembar Pengesahan Skripsi …………………………………………………………….. ii. Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ……………………………………...………. iii. Lembar Pengesahan Ujian Skripsi …………………………………………………….... iv. Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ………………………………………….... v. Daftar Riwayat Hidup ………………………………………………………………...…. vi. Abstract…………………………………………………………………………………….. vii. Abstrak ……………………………………………………………………………………. viii. Kata Pengantar……………………………………………………………………………. ix. Daftar Isi ………………………………………………………………………………...... xi. DaftarTabel ………………………………………………………………………………. xvi. Daftar Lampiran................................................................................................................. xviii. BAB I. BAB II. PENDAHULUAN. 1. A. Latar Belakang …………………………………………………………... 1. B. Perumusan Masalah ……………………………………………………... 6. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………………….. 6. 1. Tujuan Penelitian …………………………………………………..... 6. 2. Manfaat Penelitian …………………………………………………... 7. TINJAUAN PUSTAKA. 8. A. Kerangka Teoritis ……………………………………………………....... 8. 1. Sistem Pengukuran Kinerja …………………………………………. 8. a.. Pengertian Sistem ……………………………………………….. 8. b. Pengertian Pengukuran Kinerja ……………………………….... 10. xi.

(12) c.. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ………………….... 12. 2. Penilaian Kinerja …………………………………………………….. 13. 3. Manfaat Pengukuran Kinerja ………………………………………... 15. a.. Pengukuran Kinerja Secara Tradisional ……………………….... 15. b. Pengertian Laporan Keuangan ………………………………….. 16. c.. Tujuan Laporan Keuangan …………………………………….... 18. d. Komponen Laporan Keuangan …………………………………. 20. e.. Analisis Rasio …………………………………………………... 22. B. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balance Scorecard …………………... 23. 1. Pengertian Balance Scorecard ………………………………………. 23. 2. Sejarah Pekembangan Balance Scorecard ………………………….. 24. 3. Keuntungan Balance Scorecard…………………………………….. 26. 4. Langkah-langkah Menggunakan Balance Scorecard ……………...... 27. 5. Komponen-komponen Balance Scorecard ...…………………........... 28. a.. Perspektif Keuangan …………………………………………..... 28. b. Perspektif Pelanggan ………………………………………….... 29. c.. Perspektif Proses Bisnis Internal ……………………………….. 34. d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan …………………….. 35. e.. Perspektif Karyawan …………………………………………..... 37. f.. Perspektif Kemitraan …………………………………………..... 39. C. Penelitian Terdahulu ……………………………………………………... 40. D. Kerangka Pemikiran ……………………………………………………... 43. xii.

(13) BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. 45. A. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………………. 45. B. Metode Pengumpulan Sampel ………………………………………….... 45. 1. Data Primer ………………………………………………………….. 46. a.. Penelitian Lapangan …………………………………………….. 46. b. Kuesioner ……………………………………………………….. 46. 2. Data Sekunder ……………………………………………………….. 47. C. Metode Pengumpulan Data …………………………………………….... 47. D. Metode Analisis Data ………………...………………………………….. 47. 1. Uji Validitas ………………………………………………………..... 48. 2. Uji Reliabilitas ……………………………………………………..... 48. 3. Deskriptif Kuantitatif ……………………………………………….. 49. 4. Deskriptif Kualitatif ………………………………………………..... 49. Definisi OperasionalVariabel …………………………………………... 50. 1. Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Bisnis ………………………... 50. E.. a.. BAB IV. Perspektif Keuangan …………………………………………..... 50. b. Perspektif Pelanggan …………………………………………..... 51. c.. Perspektif Bisnis Internal ……………………………………….. 51. d. Prespektif Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan ……………... 51. e.. Perspektif Karyawan …………………………………………..... 51. f.. Perspektif Kemitraan …………………………………………..... 52. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN. 54. A. Gambaran Umum Perusahaan ………………………………………….... 54. 1. Sejarah Singkat Perusahaan ………………………………………..... 54. a.. Sejarah Perusahaan ……………………………………………... xiii. 54.

(14) b. Perkembangan Perusahaan ……………………………………... 56. c.. Visa dan Misi PT. Artifa Sukses Persada ………………………. 56. 2. Struktur Organisasi PT. Artifa Sukses Persada ……………………... 57. a.. Tanggung Jawab Tiap Divisi dan Tugasnya ………………….... 57. 1). Direktur …………………………………………………..... 57. 2). Sales Marketing ..…………………………………………... 58. 3). Accounting………………………………………………….. 58. 4). Administrasi .………………………………………………. 58. 5). Teknisi ……………………………………………………... 59. 6). Adm. Sales ……………………………………………….... 59. 7). Purchasing ……………………………………………….... 59. 8). Warehouse and delivery………………………………….... 59. B. Pengukuran Kinerja berdasarkan Balance Scorecard ………………........ 60. 1. Perspektif Keuangan ………………………………………………... 60. a.. Rasio Likuiditas …...……………………………………………. 61. b. Rasio Leverage ………………………………………………….. 62. c.. Rasio Aktivitas ………………………………………………….. 64. 2. Perspektif Pelanggan ……………………………………………….... 66. a.. Karakterisktik Responden Kepuasan Pelanggan ……………….. 66. b. Uji Validitas Kepuasan Pelanggan ………………………….…... 67. c.. Uji Reliabilitas Kepuasan Pelanggan ………………………….... 69. d. Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan ……………….. 70. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal ……………………………………. 74. a.. Proses Operasi PT. Artifa Sukses Persada …………………….... 74. b. Layanan Purna Jual PT. Atifa Sukses Persada ………………….. 76. xiv.

(15) 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan PT. Artifa Sukses Persada ………………………………………………………..,………...……. 77. 5. Perspektif Karyawan ……………………………………………….... 79. a.. BAB V. Tingkat Perolehan/Pertambahan Karyawan …………...………... 79. b. Tingkat Retensi Karyawan ………………………………….…... 80. c.. Tingkat Kepuasan Karyawan ………………………………….... 80. 1). Karakteristik Responden Kepuasan Karyawan ……………. 81. 2). Uji Validitas Kepuasan Karyawan ………………………... 82. 3). Uji Reliabilitas Kepuasan Karyawan ..……………………. 83. 4). Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Karyawan ………….. 85. 6. Perspektif Kemitraan ………………………………………………... 88. a.. Perkembangan Jumlah Mitra ………………………………........ 89. b. Nama dan Jenis Perusahaan Mitra …………………………........ 89. PENUTUPAN. 91. A. Simpulan …………………………………………………………………. 91. B. Implikasi …………………………………………………………………. 93. C. Saran ……………………………………………………………………... 94. Daftar Pustaka……………………………………………………………………………. 95. Lampiran …………………………………………………………………………………. 99. xv.

(16) DAFTAR TABEL. No.. Keterangan. Halaman. 2.1. Kerangka Pemikiran …………………………………………………………….... 44. 3.1. Pengukuran Balance Scorecard dengan 6 (enam) Pespektif ……………………... 52. 4.1. Tabel Perhitungan CACL ……………………………………………………….... 62. 4.2. Tabel Perhitungan TLTA …………………………………………………………. 63. 4.3. Tabel Perhitungan Turn Over Ratio ………………………………………………. 65. 4.4. Gambaran Distribusi Kuesioner Kepuasan Pelanggan …………………………... 67. 4.5. Hasil Uji Validitas Atribut Produk dan Jasa Pelanggan ………………………….. 68. 4.6. Hasil Uji Validitas Citra (Image) Perusahaan …………………………………….. 68. 4.7. Hasil Uji Validitas Hubungan dengan Pelanggan ………………………………... 68. 4.8. Hasil Uji Reliabilitas Pelanggan ………………………………………………….. 69. 4.9. Hasil Pengukuran Atribut Produk dan Jasa Pelanggan PT. Artifa Sukses Persada. 70. 4.10 Hasil Pengukuran Citra (Image) Perusahaan PT. Artifa Sukses Persada ………... 71. 4.11 Hasil Pengukuran Hubungan dengan Pelanggan PT. Artifa Sukses Persada …….. 72. 4.12 Hasil Jawaban Mayoritas Responden Tentang Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan …………………………………………………………………………. 72. 4.13 Tingkat Pertambahan Karyawan Baru ……………………………………………. 79. 4.14 Gambaran Distribusi Kuesioner Kepuasan Karyawan ………………………….... 81. 4.15 Hasil Uji Validitas Kapabilitas Karyawan ………………………………………... 82. 4.16 Hasil Uji Validtas Kapabilitas Sistem Informasi …………………………………. 83. 4.17 Hasil Uji Validitas Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan Karyawan ………. 83. 4.18 Hasil Uji Reliabilitas Karyawan ………………………………………………….. 84. xvi.

(17) 4.19 Hasil Pengukuran Kapabilitas Karyawan PT. Artifa Sukses Persada ……………. 85. 4.20 Hasil Pengukuran Kapabilitas Sistem Informasi PT. Atifa Sukses Persada ……... 86. 4.21 Hasil Pengukuran Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan PT. Artifa Sukses Persada ……………………………………………………………………………. 87. 4.22 Hasil Jawaban Mayoritas Responden Tentang Pengukuran Kinerja Kepuasan Karyawan …………………………………………………………………………. 88. 4.23 Perkembangan Jumlah Mitra ……………………………………………………... 89. 4.24 Daftar Nama dan Jenis Perusahaan Mitra ………………………………………... 89. xvii.

(18) DAFTAR LAMPIRAN. No. Keterangan. Halaman. 1.. Surat Penelitian Skripsi ………………………………………………………….... 99. 2.. Surat Keterangan Penelitian PT. Artifa Sukses Persada ………………………….. 101. 3.. Laporan Keuangan PT. Artifa Sukses Persada ………………………………….... 103. 4.. Kuesioner Penelitian …………………………………………………………….... 110. 5.. Jawaban Responden ………………………………………………………………. 115. 6.. Hasil Pengujian Penelitian ………………………………………………………... 118. xviii.

(19) BAB I PENDAHULUAN A.. Latar belakang Dunia usaha di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan dunia bisnis juga mengalami suatu perubahan yang semakin kompleks dan semakin kompetitif. Dalam lingkungan bisnis yang dinamis maka perusahan-perusahaan harus lebih peduli terhadap stategi yang dijalankan. Perusahaan terus berupaya merumuskan dan menyempurnakan strategistrategi bisnis dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan juga memerlukan pertimbangan terbaik dalam membawa perusahaan menuju masa depan yang lebih baik. Pertimbangan terbaik hanya bisa dilakukan jika manajemen strategi dilaksanakan secara komprehensif. Dengan demikian perusahaan harus memiliki kompetensi agar dapat bertahan hidup dan mampu bersaing. Agar perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang di era globalisasi yang semakin kompetitif ini maka dibutuhkan suatu pengukuran kinerja yang lebih komprehensif. Perusahaan harus dapat menghubungkan antara strategi jangka panjang dan strategi jangka pendek serta melakukan perbaikan secara terus menerus untuk dapat memiliki keunggulan dalam bersaing. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui efektif atau tidaknya strategi yang telah digunakan selama ini adalah dengan cara mengukur kinerja perusahaan. Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan, karena selain berfungsi menilai keberhasilan perusahaan, 1.

(20) pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi pada periode yang lalu (Srimindati, 2004). Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam perusahaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode lalu dan menilai apakah strategi yang ditetapkan telah dilaksanakan tepat pada sasaran dan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan. Metode penilaian kinerja menggunakan laporan keuangan memang cara termudah dalam menilai kinerja manajemen. Ukuran-ukuran keuangan tidak memberikan gambaran yang rill mengenai keseluruhan keadaan perusahaan karena tidak diperhatikan hal-hal lain diluar sisi finansial misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, padahal dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan (Kaplan dan Norton,1996). Pengukuran kinerja yang hanya mengandalkan pada ukuran-ukuran keuangan tidaklah cukup dan faktanya dapat menjadi disfungsional karena beberapa alasan. Pertama hal itu dapat mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan kepentingan jangka panjang perusahaan. Kedua, manajer unit bisnis mungkin tidak mengambil tidak mengambil tindakan yang berguna untuk jangka panjang, guna memperoleh laba jangka pendek. Ketiga, menggunakan laba jangka pendek sebagai 2.

(21) salah satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi antara manajer unit bisnis dengan manajer senior. Keempat, pengendalian keuangan yang ketat dapat memotivasi manajer untuk memanipulasi data (Anthony dan Govindarajan, 2001). Pengukuran kinerja perusahaan yang terlalu ditekankan pada sudut pandang finansial sering menghilangkan sudut pandang lain yang tentu saja tidak kalah pentingnya. Seperti pengukuran kepuasan pelanggan dan proses adaptasi dalam suatu perubahan sehingga dalam suatu pengukuran kinerja, diperlukan suatu keseimbangan antara pengukuran kinerja. finansial dan pengukuran kinerja. non finansial.. Keseimbangan antara pengukuran kunerja finansial dan non finansial ini akan dapat membantu perusahaan dalam mengetahui dan mengevaluasi kinerja secara keseluruhan (Ciptani, 2000). Menilai kinerja perusahaan semata-mata dari sisi keuangan akan dapat menyesatkan, karena kinerja keuangan yang baik saat ini dapat dicapai dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan. Sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasi-investasi demi kepentingan jangka panjang. Untuk mengatasi kekurangan ini, maka diciptakan suatu metode pendekatan yang mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat aspek yaitu aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta proses pembelajaran dan berkembang (Mutasowifin, 2002). Perspektif lain yang dijadikan alat ukur dalam balance scorecard adalah perspektif pelanggan yaitu mengidentifikasi bagaimana kondisi pelanggan mereka dan segmen 3.

(22) pasar yang telah dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor mereka. Perspektif proses bisnis internal perusahaan melakukan pengukuran terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan untuk menciptakan suatu produk yang dapat memberikan kepuasan tertentu bagi pelanggan dan juga para pemegang saham. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran mengungkapkan betapa pentingnya suatu organisasi bisnis untuk terus memperhatikan karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan dan meningkatkan pengetahuan karyawan karena dengan meningkatnya tingkat pengetahuan karyawan dengan memberikan pelatihan dan pembelajaran akan meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif di atas dan tujuan perusahaan. Balance scorecard dalam penilaian kinerjanya telah memenuhi kriteria yaitu dengan melihat dari seluruh aspek yang ada di perusahaan baik aspek keuangan maupun yang. bersifat. mendapatkan. nonkeuangan sehingga gambaran. mengenai. perusahaan maupun pemegang keseluruhan. kondisi. perusahaan. saham dalam. pencapaiannya baik jangka panjang maupun jangka pendek. Keempat perspektif yang telah disebutkan diatas ini menawarkan suatu keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, yaitu hasil yang diinginkan, pemicu kerja, dan tolok ukur kinerja. Jadi balance scorecard adalah alat yang menyediakan kepada para manajer pengukuran kompherensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-sasaran strategisnya. Metode ini menjelaskan bagaimana aset intangible dimobilisasi dan dikombinasikan dengan aset. 4.

(23) tangible untuk menciptakan proposisi nilai pelanggan yang berbeda dan hasil finansial yang lebih unggul (Kaplan dan Norton, 2000). Metode ini berusaha untuk menyeimbangkan pengukuran aspek keuangan dengan aspek non keuangan yang secara umum dinamakan Balance scorecard. Dengan demikian metode balance scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan. kepentingan-kepentingan. masa. yang. akan. datang.. Serta. menunjukkan bagaimana perusahaan menyempurnakan prestasi keuangannya demi keberlangsungan usaha (Tunggal, 2002). Balance scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran perusahaan dapat menggunakan balance scorecard sebagai dasar untuk mengatur kerangka kerja untuk proses manajemen mereka. Perusahaan dapat membangun balance scorecard mulamula dengan tujuan yang terbatas, misalnya untuk mendapatkan klarifikasi, konsensus, dan fokus terhadap strategi mereka, lalu mengkomunikasikan strategi tersebut kepada seluruh anggota perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas serta melihat kelebihan yang dimiliki Balance Scorecard, maka peneliti tertarik untuk menilai kinerja suatu perusahaan kedalam skripsi yang berjudul “Analisis Pengukuran Kinerja Balance Scorecard dengan enam perspektif (Studi Kasus PT. Artifa Sukses Persada) ”. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sapardianto (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah; 5.

(24) 1.. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan dan pelanggan pada PT. Arftifa Sukses Persada sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel karyawan dan pelanggan dari PT.Trustco Insan Mandiri Samarinda.. 2.. Penelitian sebelumnya hanya menggunakan BSC dengan empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Adapun pada penelitian ini menggunakan BSC dengan enam perspektif yaitu keuangan, pelanggan, bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, keanggotaan/ karyawan, dan perspektif yang terakhir adalah kemitraan. Dua perspektif tersebut didapat dari jurnal Wardani et. al. (2012) yang berjudul Analisis Balance scorecard pada Koperasi Karyawan Krama Yudha Ratu Motor Jakarta.. B.. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana kinerja perusahaan PT. Artifa Sukses Persada menggunakan penerapan Balance Scorecard dengan enam perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, karyawan dan kemitraan?. C.. Tujuan dan manfaat penelitian 1.. Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui pengukuran kinerja perusahaan PT. Artifa Sukses Persada melalui metode balance scorecard dengan enam perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses. 6.

(25) bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, karyawan dan perspektif kemitraan. 2.. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini bagi beberapa pihak dari penelitian mengenai pengaruh penerapan Balance scorecard pada perusahaan, antara lain : a.. Bagi peneliti, dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh pemahaman,. pengalaman dan. wawasan. tentang. pengukuran. kinerja. menggunakan metode Balance scorecard pada perusahaan. b.. Bagi. perusahaan,. dapat. melakukan. koreksi. untuk. memperbaiki,. mempertahankan, dan menigkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan pada pengukuran kinerja perusahaan. c.. Bagi civitas akademia, sebagai bahan referensi dalam penelitian selanjutnya mengenai pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode analisis Balance scorecard yang dilakukan mahasiswa UIN Jakarta, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi. 7.

(26) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.. Kerangka Teoritis 1.. Sistem Pengukuran Kinerja a. Pengertian Sistem Banyak ahli yang mendefinisikan tentang sistem. Penulis mengambil beberapa definisi berikut: Menurut Havery (2009) sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan dengan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Pengertian sistem juga dikemukakan oleh Jogianto (2005) bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada ada terjadi. Menurut Mulyadi (2001) yang dimaksud dengan sistem adalah “Sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersamasama untuk mencapai tujuan tertentu”. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat dikatakan bahwa sistem merupakan kumpulan dari suatu prosedur logis dan rasional yang dirancang dan memiliki keterkaitan dalam berinteraksi untuk mencapai suatu kesatuan dan mencapai tujuan yang dari sistem tersebut. Sistem terdiri dari unsur-unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang sama. 8.

(27) Sistem. memiliki. karakteristik. dan. sifat-sifat. tertentu,. hal. tersebut. dikemukakan oleh Jogianto (2005) yakni : 1) Komponen Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang. dalam. artian. saling. bekerja. dama. dalam. membentuk. satu. kesatuan.Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. 2) Batasan sistem Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatru sistem dengan sistem yang lainnya. Batasan sistem menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut. 3) Lingkungan luar sistem Lingkungan luar sistem (environment) dari suatu sistem adalah apapun yang berada diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi. 4) Penghubung sistem Penghubung sistem merupakan suatu media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penguhubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem yang lainnya, sehingga dapat berintegrasi dan membentuk suatu kesatuan.. 9.

(28) b. Pengertian Pengukuran Kinerja Pada dasarnya pengertian kinerja dapat dimaknai secara beragam beberapa pakar memandangnya sebagai hasil dari suatu proses penyelesaian pekerjaan, sementara sebahagian yang lain memahaminya sebagai perilaku yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Agar terdapat kejelasan mengenai kinerja, berikut akan disampaikan beberapa pengertian kinerja. Suatu penelitian telah memperlihatkan bahwa suatu lingkungan kerja yang menyenangkan sangat penting untuk mendorong tingkat kinerja karyawan yang paling produktif. Dalam interaksi sehari-hari, antara atasan dan bawahan, berbagai asumsi dan harapan lain muncul. Ketika atasan dan bawahan membentuk serangkaian asumsi dan harapan mereka sendiri yang sering agak berbeda, perbedaan-perbedaan ini yang akhirnya berpengaruh pada tingkat kinerja. Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2004). Bernardin dan Russel (1998) Kinerja dapat didefinisikan sebagai berikut :“performance is defined as the record of outcomes produced on a spesified job function or activity during a time period”. Yaitu Kinerja cenderung dilihat sebagai hasil dari suatu proses pekerjaan. yang pengukurannya dilakukan. dalam kurun waktu tertentu.. 10.

(29) Menurut Mulyadi (2007) “Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan”. Dari kedua pendapat ini, terlihat bahwa kinerja dilihat dari baik tidaknya aktivitas tertentu untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Apabila dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun), maka pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika. (Rivai dan Basri, 2004) Suatu kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu sendiri dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya, Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. Dalam hal ini dibutuhkan suatu evaluasi, yang kemudian dikenal dengan penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja yang paling umum digunakan. Dalam penilaian kinerja melibatkan komunikasi dua arah yaitu antara pengirim pesan dengan penerima pesan sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik. Penilaian kinerja dilakukan untuk memberi tahu karyawan apa yang diharapkan pengawas untuk 11.

(30) membangun pemahaman yang lebih baik satu sama lain. Penilaian kinerja menitikberatkan pada penilaian sebagai suatu proses pengukuran sejauh mana kerja dari orang atau sekelompok orang dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan yang ada. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Kinerja tidak terjadi dengan sendirinya. Dengan kata lain terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Armstrong (1998) adalah sebagi berikut: 1) Faktor individu (personal factors) Faktor individu berkaitan dengan keahlian, motivasi, komitmen, dll. 2) Faktor kepemimpinan (leadership factor) Faktor kepemimpinan berkaitan dengan kualitas dukungan dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan, manajer, atau ketua kelompok kerja. 3) Faktor kelompok / rekan kerja (team factor) Faktor kelompok atau rekan kerja berkaitan dengan kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan kerja. 4) Faktor sistem (sistem factor) Faktor sistem berkaitan dengan sistem/ metode kerja yang ada dan fasilitas yang disediakan oleh organisasi. 5) Faktor situasi (contextual/situasional factor) Faktor sistem berkaitan dengan tekanan dan perubahan lingkungan.baik lingkungan internal maupun eksternal.. 12.

(31) Faktor-faktor yang telah disampaikan oleh Amstrong, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Faktor-faktor ini perlu mendapat perhatian serius dari pimpinan organisasi jika pegawai diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal. 2.. Penilaian Kinerja Setiap organisasi pada dasarnya telah mengidentifikasi bahwa perencanaan prestasi dan terciptanya suatu prestasi organisasi mempunyai kaitan yang sangat erat dengan prestasi inidvidual para pegawai. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa prestasi kerja organisasi merupakan hasil dari kerjasama antara pegawai yang bersangkutan dengan organisasi dimana pegawai tersebut bekerja. Untuk menapai prestasi yang diinginkan, tujuan yang diinginkan, standar kerja yang diinginkan , sumber daya pendukung, pengarahan, dan dukungan dari manajer lini pegawai yang bersangkutan menjadi sangat vital. Selain itu sisi motivasi menjadi aspek yang terlihat dalam peningkatan prestasi kerja. Mondy dan Noe (1990) mendefinisikan penilaian prestasi kerja sebagai : “Suatu sistem yang bersifat formal yang dilakukan secara periodik untuk mereview dan mengevaluasi. kinerja pegawai”. Sedangkan Irawan (1997). berpendapat bahwa penilaian prestasi kerja adalah”Suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi kerja pegawai dengan serangkaian tolok ukur tertentu yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara berkala.. 13.

(32) Sedangkan Stewart dan Stewart (1977) menyatakan bahwa penilaian kinerja dimaksudkan untuk: a. Memberikan feedback bagi pegawai. Agar efektif, maka masukan yang diberikan kepaada pegawai harus jelas artinya tepat sasaran. b. Manajemen by Objective. Manajer menentukan target dan tujuan yang harus dicapai oleh setiap bawahan, target dan tujuan tersebut harus disetujui oleh kedua belah pihak, dan evaluasi dilaksanakan berdasarkan pada hal-hal yang sudah disetujui bersama. c. Salary review. Hasil dari penilaian digunakan untuk menentukan apakah seseorang akan mendapatkan kenaikan atau penurunan gaji. d. Career counselling. Dalam pelaksanaan penilaian, manajer mempunyai kesempatan untuk melihat kemungkinan perjalanan karir pegawai, salah satunya bisa melalui pengiriman pegawai kedalam program diklat. e. Succsession planning. Penilaian pegawai dapat membantu manajer dalam membuat daftar pegawai yang memiliki keterampilan dan kemampuan tertentu, sehingga jika ada posisi yang kosong, manajer bisa dengan cepat menunjuk seseornag untuk menggantikan posisi yang telah kosong. f. Mempertahankan keadilan. Adalah suatu hal yang wajar jika seseorang lebih menyukai seseorang dibanding orang lain. Penilaian pegawai dapat mengurangi terjadinya hal tersebut misalnya dengan cara melibatkan atasan langsung untuk ikut secara acak dalam proses penilaian. g. Penggantian pemimpin, sistem penilaian pegawai dapat mengurangi beban pekerjaan manajer baru yang tidak tahu menahu kondisi dan kompetensi 14.

(33) pegawainya. Data yang ada dalam dokumen penilaian dapat digunakan sebagai informasi yang penting untuk mengetahui kompetensi dan mengenal bawahan lebih cepat dan mungkin akurat. 3.. Manfaat Pengukuran kinerja a. Pengukuran kinerja secara tradisional Banyak metode yang telah dikembangkan untuk melakukan pengukuran kinerja seorang pegawai. Ukuran kinerja yang digunakan dalam manajemen tradisional adalah ukuran keuangan, karena ukuran keuangan ini mudah dilakukan dan tidak melakuan pengukuran dengan menggunakan banyak perspektif . Kinerja lain, seperti peningkatan kepercayaan customer terhadap layanan jasa perusahaan, peningkatan kompetensi dan komitmen personal, kedekatan hubungan pegawai dengan pemasok, dan peningkatan cost effectiveness proses bisnis digunakan untuk melayani customer diabaikan oleh manajemen karena sulit pengukurannya. Sehingga banyak kesalahan berpikir di dalam manajemen tradisional (Lasdi, 2002). Penilaian dengan pengukuran kinerja secara tradisional berdasarkan kinerja keuangan atau yang biasa disebut pengukuran kinerja tradisional menekankan. pengukuran. kinerja. perusahaan. melalui. perhitungan. menggunakan rasio-rasio keuangan. Horne dan Wachowicz 1997 berpendapat rasio-rasio keuangan yaitu: 1) Rasio Likuiditas, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.. 15.

(34) 2) Rasio Utang, yaitu rasio yang menunjukkan batasan dimana perusahaan didanai oleh utangnya. 3) Rasio Pencakupan, merupakan rasio yang menghubungkan biaya keuangan perusahaan dengan kemampuan untuk membayar biaya tersebut. 4) Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur keefektifan perusahaan dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya. 5) Rasio Laba, merupakan rasio yang menghubungkan laba dengan penjualan dan investasi. Menurut Anthony dan Govindarajan (2003), mengandalkan aspek finansial saja tidak cukup, bahkan bisa jadi tidak berguna karena beberapa alasan, yaitu: 1) Hal itu mendorong kegiatan jangka pendek yang tidak termasuk kepentingan jangka panjang perusahaan. 2) Manajer unit bisnis mungkin tidak melakukan tindakan yang berguna untuk jangka panjang, untuk memperoleh laba jangka pendek. 3) Menggunakan profit jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mengganggu komunikasi antara manajer unit bisnis dan manajer senior. 4) Pengendalian finansial yang ketat bisa memotivasi manajer untuk memanipulasi data. b. Pengertian laporan keuangan Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004) . Pihak ekstern perusahaan maupun pihak intern perusahaan seharusnya menggunakan 16.

(35) suatu alat dalam upaya membuat keputusan yang rasional yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Berikut merupakan pengertian laporan keuangan dari beberapa ahli, antara lain Harahap (2006) dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai “suatu alat yang digunakan sebagai dasar dalam memberikan informasi keuangan yang akan disampaikan kepada para pembaca laporan keuangan di luar perusahaan” (Kieso dan Weygant,2004) Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan: Bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan). Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah :. 17.

(36) a. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. b. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak. c. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada periode tertentu. d. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.. c. Tujuan laporan keuangan Harahap (2004) meenuliskan tujuan laporan keuangan seperti dinyatakan dalam APB No. 4 mengklasifikasikan tujuan secara khusus, umum, dan kualitatif sebagai berikut: 1) Tujuan Khusus Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar sesuai GAAP. 2) Tujuan Umum Tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut: a) Menyediakan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis. 18.

(37) b) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dan mencari laba. c) Menaksir. informasi. keuangan. yang. dapat. digunakan. untuk. memperkirakan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. d) Memberikan informasi lainnya yang diperlukan tentang harta dan kewajiban. e) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. 3) Tujuan Kualitatif Tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statement No. 4 adalah relevan, dapat dipahami, dapat diuji kebenarannya, netral, tepat waktu, dapat diperbandingkan, dan kelengkapan. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Relevan (Relevance) Memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan. b. Dapat Dipahami (Understanbility) Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus dimengerti para pemakai. c. Dapat diuji kebenarannya (Verifiability) Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama. d. Netral (Neutrality) 19.

(38) Laporan akuntansi bersifat. netral terhadap pihak-pihak. yang. berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan hanya pihak-pihak tertentu saja. e. Tepat waktu (Timeliness) Laporan keuangan hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat. f. Dapat diperbandingkan (Comparability) Informasi keuangan harus dapat saling dibandingkan, artimya akuntan harus memiliki prinsip yang sama baik untuk satu perusahaan maupun perusahaan lainnya. g. Kelengkapan (Completeness) Informasi keuangan yang dilaporkan harus mencakup. semua. kebutuhan yang layak dari para pemakai. Kesimpulan yang didapat dari uraian diatas adalah bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai GAAP. Laporan keuangan juga harus relevan, dapat dipahami oleh para pemakai, dan hasilnya dapat diuji kebenarannya. Selain itu, laporan keuangan bersifat netral yang diserahkan tepat waktu agar bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan dapat diperbandingkan prinsipnya dengan perusahaan lain. d. Komponen laporan keuangan Menurut PSAK No.1 (2007), komponen-komponen lapora keuangan yang lengkap terdiri dari: 20.

(39) a. Neraca (Balance Sheet) b. Laporan Laba Rugi (Income Statement) c. Laporan Perubahan Ekuitas (Stockholders Equity Statement) d. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) e. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement) Menurut Ahira (2007), Laporan Keuangan perusahaan jasa maupun dagang terdiri dari : a. Laporan Rugi/Laba, terdiri dari akun pendapatan dan beban baik didalam usaha maupun diluar usaha. b. Laporan Perubahan Ekuitas/Modal, terdiri dari akun modal awal, laba/rugi yang diperoleh selama periode tertentu, prive dan modal akhir. 1) Aktiva baik aktifa lancar maupun aktiva tidak lancar. 2) Utang baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. 3) Modal pada akhir periode. c. Laporan Perubahan Arus Kas, sumber datanya dapat diperoleh dari: 1) Perbandingan neraca selama dua periode. 2) Jurnal penerimaan kas maupun pengeluaran kas. d. Laporan tambahan yang diperlukan. Umumnya komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laba rugi, perubahan ekuitas/modal, perubahan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan atau laporan tambahan yang diperlukan.. 21.

(40) e. Analisis rasio Menurut Weygandt et. al., (2008) analisis rasio (ratio analysis) merupakan hubungan diantara pos-pos tertentu dari data laporan keuangan. Sebuah rasio menyatakan hubungan matematika antara suatu kuantitas dengan yang lainnya. Didalam menganalisis laporan keuangan utama perusahaan, beberapa rasio dapat digunakan tolak ukur yaitu, rasio likuiditas,rasio leverage dan rasio profit margin. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo dan memenuhi kebutuhan kas yang tak terduga (diluar prediksi perusahaan).Para kreditor jangka pendek seperti banker dan pemasok utama tertarik untuk menilai likuiditas.. Rasio-rasio. yang. dapat. digunakan. untuk. menentukan. kemampuan pembayaran utang jangka pendek perusahaan adalah rasio lancar, rasio cepat, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Rasio Likuiditas (current ratio) menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir,1995). b. Rasio Leverage Rasio Leverage atau disebut juga rasio utang (debt ratio) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala. 22.

(41) kewajiban finansialnya. Semakin tinggi hutang perusahaan maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya. c. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas (Total Assets Turn Over) digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dan keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan "revenue".. B.. Pengukuran kinerja berdasarkan balance scorecard 1. Pengertian Balance Scorecard Balance Scorecard terdiri dari dua kata, yaitu Balance dan Scorecard. Balance dalam artian ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua spek yaitu aspek keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern perusahaan. Sedangkan Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor akhir hasil kerja kinerja seseorang dalam usaha pencapaian suatu tujuan. Konsep balance scorecard pertama kali dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1996) dalam bukunya yang berjudul Translating Strategy Into Action: The Balance Scorecard. Balance Scorecard (BSC), merupakan salah satu metode pengukuran dan manajemen performance untuk faktor internal dan eksternal dari suatu perusahaan. Saat ini, kebanyak perusahaan masih menggunakan pengukuran dari segi financial sebagai acuan dari pengukuran kinerja perusahaan, sehingga manajer. 23.

(42) tidak mengetahui sampai sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan akibat strategi yang mereka terapkan dalam upaya mencapai visi dan misi perusahaan. Balance Scorecard didefinisikan menurut pandangan beberapa pendapat ahli sebagai berikut: Menurut Kaplan dan Norton (2004), Balance Scorecard adalah : “a set of performance targets and result that reflect the organization’s performance in meeting its objective relating to its customer, employee, business partners, shareholders, and community”. Menurut Hansen dan Mowen (2006), Balance Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan strategi. Balance Scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan. 2. Sejarah perkembangan balance scorecard Persaingan dunia industri dan organisasi saat ini semakin berkembang pesat. Kesuksesan suatu perusahaan sangat bergantung pada kinerja karyawan dalam perusahaan tersebut. Maka perlu ada pengukuran kinerja karyawan yang tepat, agar perusahaan dapat berkembang pesat sesuai dengan visi dan misi yang di canangkan. Sebelum adanya balance scorecard banyak perusahaan yang menggunakan sistem pengukuran kinerja tradisional yang mana hanya mengukur keberhasilan kinerja perusahaan dari sejumlah keuntungan yang diperoleh (finansial). Sistem pengukuran tradisional kini dinilai tidak begitu efektif. 24.

(43) Melihat kekurangan tersebut, pada tahun 1996, Kaplan dan Norton dari Harvard University mengumumkan sebuah sistem pengukuran kinerja yang sesuai untuk perusahaan di era globalisasi, bernama Balanced Scorecard. Sistem ini pertama kali diuji coba oleh perusahaan Analog Devices pada tahun 1987. Latar belakang munculnya ide pembuatan sistem ini dikarenakan adanya beberapa kelemahan yang dinilai oleh Kaplan dan Norton mengenai pengukuran tradisional. Menurut Kaplan dan Norton, ukuran finansial tidak cukup untuk mengevaluasi perjalanan perusahaan di dalam lingkungan yang kompetitif ini karena hanya menggambarkan sebagian dan tidak semua tindakan masalalu dapat di jabarkan dari berbagai perspektif. Pengukuran tradisional tidak mampu memberikan pedoman yang memadai bagi upaya penciptaan nilai finansial di masa depan. Sistem tradisional juga dinilai kurang mendukung investasi jangka panjang dan lebih menyukai bentuk investasi yang mudah diukur dibandingkan investasi nonfinansial seperti inovasi, kemampuan pekerja, dan kepuasan pelanggan yang lebih sulit diukur secara kuantitatif. Pendapat Kaplan dan Norton didukung oleh Mulyadi, (1997) yang menyatakan bahwa, perusahaan yang berhasil dituntut tidak hanya dapat menghasilkan produk yang bermutu tetapi juga harus dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan konsumen dan keefektifan biaya. Balanced Scorecard merupakan sebuah sistem pengaturan (tidak hanya sebuah sistem pengukuran) yang bisa membantu suatu organisasi untuk mengklarifikasi visi dan stategi mereka hingga membuatnya menjadi sebuah tindakan nyata dan mencapai goals perusahaan. Kaplan dan Norton telah menggabungkan sistem 25.

(44) pengukuran finansial (tradisional) dan non-finansial, sehingga suatu perusahaan tidak lagi hanya berfokus pada hasil finansial saja tetapi juga masalah manusia.. 3. Keuntungan Balance Scorecard Menurut Mulyadi (2001) beberapa keunggulan dari Balanced Scorecard yaitu: a.. Komprehensif, yang berarti bahwa Balanced Scorecard memperluas perspektif yang sebelumnya hanya terbatas pada keuangan saja. Perluasan itu kearah tiga perspektif yang lainya itu: pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan itu menghasilkan manfaat sebagai berikut: 1) Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang. 2) Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.. b.. Koheren, berarti Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Kekoherenan itu akan memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategis yang menghasilkan sasaran strategis yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan.. c.. Seimbang, berarti empat perspektif yang ada di dalam Balanced Scorecard mencerminkan keseimbangan antara pemusatan kedalam (internal focus) dengan keluar (external focus). Keseimbangan antara proses bisnis intern dan pertumbuhan dan pembelajaran sebagai internal focus dengan kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan sebagai external focus.. 26.

(45) d.. Terukur, yang berarti sasaran strategis yang sulit diukur secara tradisional dalam Balanced Scorecard dilakukan pengukuran agar dapat dikelola dengan baik. Sasaran strategis yang sulit diukur adalah pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Mengenai kesesuaian dengan kondisi lingkungan bisnis saat ini, Balanced. Scorecard juga menampakkan kelebihannya dibandingkan pengukuran kinerja tradisional. John Corrigan (1996) menjelaskan“ The Balanced Scorecard represents an opportunity for organizations to develop a measurement sistems that enhances performance within the dynamics of today’s business environment” Hermawan (1996) menyatakan bahwa dengan Balanced Scorecard suatu unit bisnis tidak hanya dinyatakan dalam suatu ukuran finansial, melainkan dijabarkan lebih lanjut kedalam pengukuran bagaimana suatu unit usaha menciptakan nilai bagi pelanggan yang ada sekarang dan di masa yang akan datang, bagaimana unit usaha harus meningkatkan kemampuan internalnya serta berinvestasi pada manusia, sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang.. 4. Langkah-langkah membangun BSC Simons (1999) dalam Tunggal (2009) memberikan langkah-langkah dalam membangun konsep balance scorecard sebagai berikut; a.. Mengembangkan tujuan atau sasaran (goal) dan tolok ukur (measures) untuk variabel kinerja keuangan yang kritikal,. 27.

(46) b.. Mengembangkan tujuan dan tolok ukur untuk variabel kinerja pelanggan yang kritikal,. c.. Mengembangkan tujuan dan tolok ukur untuk variabel kinerja proses bisnis internal yang kritikal,. d.. Mengembangkan tujuan dan tolok ukur untuk variabel kinerja pembelajaran dan pertumbuhan yang kritikal,. e.. Menggunakan balance scorecard untuk mengkomunikasikan strategi.. 5. Komponen-komponen BSC a.. Perspektif keuangan Balanced Scorecard menggunakan perspektif keuangan karena penilaian kinerja. merupakan. ikhtisar. dari. konsekuensi. ekonomis. yang. telah. dilakukan.Penilaian kinerja keuangan dapat dijadikan indikator apakah strategi perusahaan, implementasi dan keputusannya sudah memberikan perbaikan yang pengukuran keseluruhannya melalui prosentase rata-rata pertumbuhan pendapatan, dan rata-rata pertumbuhan penjualan dalam target market. Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis yaitu : 1). Bertumbuh (growth) Perusahaan yang sedang bertumbuh berada pada awal siklus hidup perusahaan.Mereka menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi pertumbuhan.. 2). Tahap Bertahan (Sustain) 28.

(47) Setelah melalui tahap pertumbuhan, perusahaan akan berada dalam tahap bertahan, situasi dimana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi penanaman investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. 3). Tahap Penuaian ( harvest) Dalam tahap kedewasaan dalam siklus hidupnya, tahap dimana perusahaan ingin “menuai” investasi yang dibuat pada dua tahap berikutnya.. b.. Perspektif pelanggan Suatu produk atau jasa dikatakan mempunyai nilai bagi pelanggannya jika manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi daripada pengorbanan yang dikeluarkan oleh pelanggan tersebut untuk mendapatkan produk atau jasa itu. Suatu produk atau jasa semakin bernilai apabila manfaatnya mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan pelanggan. Kaplan dan Norton (2001) mengharapkan perusahaan membuat suatu segmentasi pasar dan ditentukan target pasarnya yang paling mungkin untuk dijadikan sasaran sesuai dengan kemampuan, sumber daya dan rencana jangka panjang perusahaan. Terdapat dua kelompok pengukuran Balanced Scorecard dalam perspektif konsumen yaitu : a). Kelompok Pengukuran Inti (core measurement group). Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mencapai kepuasan, mempertahankan, memperoleh, dan merebut pangsa pasar yang telah 29.

(48) ditargetkan. Dalam kelompok pengukuran inti, kita mengenal lima tolak ukur, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan (perolehan pelanggan), retensi pelanggan (pelanggan yang dipertahankan), kepuasan pelanggan, dan profitabilitas pelanggan. Kelompok ukuran pelanggan utama pada umumnya terdiri dari ukuran: a.. Pangsa pasar (Market Share): menggambarkan proposisi bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis di pasar tertentu, dalam bentuk jumlah pelanggan, uang yang dibelanjakan, atau volume satuan yang terjual.. b.. Retensi pelanggan (Customer Retention): mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.. c.. Akuisisi pelanggan (Customer Aquisition): mengukur dalam bentuk relatif. atau. absolut,. keberhasilan. unit. bisnis. menarik. atau. memenangkan pelanggan atau bisnis baru. d.. Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction): menilai tingkat kepuasan atas kriteria tertentu di dalam proposisi nilai.. e.. Profitabilitas. pelanggan. (Customer. Profitability):. mengukurkeuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut. b). Kelompok Pengukuran Nilai Pelanggan (customer value proposition). Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mengukur nilai pasar yang mereka kuasai dan pasar yang 30.

(49) potensial yang mungkin bisa mereka masuki. Kelompok pengukuran nilai pelanggan terdiri dari: b.1. Atribut produk/jasa 1) Pengertian Atribut produk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang produk itu sendiri. Atribut produk adalah unsur–unsur produk yang dipandang. penting. oleh. konsumen. dan. dijadikan. dasar. pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono, 2007). Sedangkan Kotler dan Amstrong (2004), berpendapat atribut produk merupakan pengembangan produk dan jasa pendefinisian manfaatmanfaat yang akan ditawarkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur yang dimiliki suatu produk yang berasal dari pengembangan suatu produk itu sendiri untuk dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. 2) Unsur Atribut Produk Unsur-unsur yang dimiliki sebuah produk dapat dijadikan dasar penilaian produk tersebut. Tjiptono (2008) menyatakan bahwa Atribut produk meliputi merek, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya. Pengertian atribut unsuir produk Menurut Kotler dan Amstrong (2004) mengelompokan atribut produk kepada tiga unsur penting, yaitu kualitas produk (product quality), fitur produk (product features), dan desain produk (product design).. 31.

(50) 1. Kualitas produk (Produk Quality) Kualitas produk menurut Purnama (2003), “Suatu strategi penting untuk meningkatkan keunggulan bersaing adalah perbaikan atau peningkatan mutu”. Mutu/kualitas produk menunjukkan sebuah produk menjalankan fungsinya. Kualitas produk juga merupakan dasar penilaian untuk melakukan pengembangan produk ke tahap yang lebih baik guna memuaskan konsumen.. 2. Fitur Produk (Product Features) Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk satu dengan produk-produk pesaing seperti yang telah dikemukakan bahwa fitur adalah alat untuk bersaing yang membedakan produk suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Fitur produk identik dengan sifat dan sesuatu yang unik, khas dan istimewa yang tidak dimiliki oleh produk lainnya. Biasanya karakteristik yang melekat dalam suatu produk merupakan hasil pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus (Kotler dan Amstrong, 2004). 3. Desain produk (product design) Desain memIliki konsep yang lebih luas daripada gaya (style). Desain selain mempertimbangkan factor penampilan, juga untuk bertujuan memperbaiki kinerja produk, mengurangi 32.

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi  PT. Artifa Sukses Persada a.  Tanggung Jawab Tiap Divisi dan Tugasnya
Tabel Perhitungan TLTA
Tabel diatas menunjukkan variabel atribut, produk, dan jasa mempunyai  kriteria  valid  untuk  semua  item  pertanyaan  dengan  nilai  signifikansi  lebih kecil dari 0,05
Tabel  4.20  menunjukkan  pada  tahun  2011  tercatat  3  karyawan  memutuskan  untuk  keluar  dari  PT
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kecenderungan lebih banyaknya frase eksosentris direktif yang berfungsi sebagai penanda nomina lokatif di dalam novel ini berkaitan dengan data struktur dan makna

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) adalah sebuah unit kegiatan yang berfungsi mengelola semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada

Masukan (Inputs) Dana Rp.16,551,000.00 SDM 13 orang 47.75 44.75 -3 12,521,000.00 75.65 6,844,000.00 41.35 -34.3  Keluaran (Outputs)  Dokumen raperbup tentang

Dari pengolahan data minyak sawit mentah (CPO) diperoleh kesimpulan yaitu pengendalian persediaan minyak sawit mentah (CPO) dengan metode EOQ tahun 2011 sebanyak 1.138 ton dengan

diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit yang digunakan untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di suatu titik lokasi,

Gambar 1.14 Diagram Persentase Persepsi Pelatih Terhadap SDM Berdasarkan diagram persentase persepsi pelatih di atas maka sumber daya manusia (SDM) yang ada di Akademi

Erti juga memahami, sebagai guru yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengurusi studi pascasekolah siswa, UNAIR merupakan salah satu kampus favorit yang diidamkan

Ketika koneksi jaringan komputer lokal ke server sudah kembali tersambung, maka sistem akan mengirimkan SMS notifikasi seperti yang tampak pada gambar 4.32. Ketika server