• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. perdagangan menuntut lebih banyak kesepakatan oleh produsen. 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. perdagangan menuntut lebih banyak kesepakatan oleh produsen. 1"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

10

A. Pengertian Promosi

promosi adalah setiap aktivitas yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan. Beberapa factor member andil dalam pertumbuhan pesat ini, promosi lebih diterima oleh manajemen puncak sebagai sarana penjualan yang efektif, jumlah merek meningkat, pesaing sering menggunakan promosi, banyak merek yang dianggap sama, konsumen lebih berorientasi pada harga,

perdagangan menuntut lebih banyak kesepakatan oleh produsen.1

Pengertian promosi yang dikemukakan oleh Philip Kotler adalah komunikasi pemasaran atau promosi adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran merepresentasikan “suara” perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan

konsumen.2

Promosi dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa produk itu digunakan, oleh siapa, serta dimana dan kapan. Konsumen dapat mempelajari tentang siapa yang membuat produk dan apa tujuan perusahaan dan merek, dan mereka bisa mendapatkan insentif atau

1 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2008). Hal.220 2 Ibid. hal.172

(2)

penghargaan atas usaha percobaan atau penggunaan tersebut. Promosi memungkinkan perusahaan menghubungkan mereka-mereka dengan orang, tempat, acara, merek, pengalaman, perasaan, dan hal lainnya. Mereka dapat berkontribusi pada ekuitas merek dalam menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan citra merek serta mendorong penjualan dan bahkan mempengaruhi

nilai pemegang saham.3

B. Bauran Promosi

Adapun kegiatan promosi dapat dilakukan dengan beberapa cara yang disebut bauran promosi adalah unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan.

Berikut ini bauran promosi tersebut :4

a. Periklanan (Advertising) merupakan semua bentuk penyajian dan promosi non-personal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh bank sponsor tertentu.

b. Promosi penjualan (Sales Promotion) merupakan berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

3 Philip Kotler Op.Cit., hal.172

4 Herry Sutanto dan Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah, (Bandumg:

(3)

c. Hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity) merupakan program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra bank atau masing-masing produknya.

d. Penjualan perorangan (Personal selling) merupakan interaksi langsung antara sales bank satu atau lebih calon pembeli guna melakukan persentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan.

e. Pemasaran langsung (Direc marketing) merupakan penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat-alat penhbungan nonpersonal lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanngan dan calon pelanggan.

C. KPR IB

1. Pengertian KPR IB

KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah kredit yang digunakan untuk membeli rumah atau untuk kebutuhan konsumtif lainnya dengan jumlah/agunan berupa rumah. Menurut Wangsawidjaja Kredit Pemilikan Rumah adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada

para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah.5

Dalam surat Edaran Bank Indonesia KPR di artikan sebagai kredit konsumsi untuk kepemilikan rumah tapak atau rumah kantor atau rumah susun atau apartemen (tidak termasuk rumah kantor dan rumah took) dengan

(4)

anggunan berupa rumah tinggal yang debirikan bank kepada debitur

perorangan dengan jumlah maksimum pinjaman berdasarkan anggunan.6

KPR merupakan kredit yang dipergunakan untuk

pembiayaan.7

a. Pembelian Rumah Baru (dari Developer atau Perorangan)

Pembelian rumah baru dari developer apabila dilihat dari fisik rumah dapat dibagi 2 macam:

1) Bangunan rumah sudah jadi (Ready Stock)

2) Bangunan belum jadi masih berupa tanah (Imdemt) b. Pembelian Rumah Bekas (Sekond)

c. Pembelian Apartemen Baru/Bekas d. Renovasi Rumah/ruko/rukun

e. Konstruksi (Pembangunan Rumah, ruko, rukun)

Dari segi pengistilahan, untuk produk pembiayaan pemilikan rumah, perlu dipikirkan suatu bentuk pengistilahan yang relevan. Karena istilah KPR cenderung memunculkan asumsi terjadinya kredit, padahal dalam perbankan syari’ah tidak menggunakan system kredit. Untuk menghindari hal itu (tetapi tetap menggunakan istilah KPR), beberapa Bank Syari’ah (seperti Bank Muamalat) memakai KPR dengan “pembelian property dengan skema

6 BI, Edaran Bank Indonesia No. 12/38/DPNP Tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operating Procedure Administrasi Kredit Pemilikan Rumah Dalam Rangka Sekuritisasi.

7 Maryanto Supriyono, Buku Pintar Perbankan, (Yogyakarta: CV. Andi Offeset, 2011),

(5)

syari’ah”.8

Dalam menjalankan produk KPR, Bank Syari’ah memadukan dan menggali akad-akad transaksi yang dibolehkan dalam islam dengan operasional KPR perbankan konvensional. Adapan akad yang banyak digunakan oleh KPR Muamalat IB dua pilihan akad yaitu akad Murabahah

(jual beli) atau Musyaraqah Mutanaqishah (kerjasama sewa).9

2. Pembiayaan KPR IB

KPR IB menggunakan system berbasis murabahah. Secara etimologi,

murabahah berasal dari kata ribh, yang berate keuntungan.10 Sedangkan dalam pengertian terminologis, murabahah adalah jual beli barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati antara penjual dengan

pembeli.11

Murabahah dalam istilah Fikih adalah suatu bentuk jual beli tertentu

ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan

tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.12 Tingkat keuntungan ini bisa

dalam bentuk lumpsum atau persentase tertentu dari biaya perolehan.

8 PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Padang, Prosedur Pelaksanaan Produk Pembiayaan KPR Muamalat IB Pembelian, (TP: Consumer Division PT. Bank Muamalat Indonesia

Tbk. Cabang Padang.

9 http://www.bankmuamalat.co.id/pembiayaan-consumer/kpr-ib-muamalat, di akses hari

kamis, 24 Agustus 2017

10 Abdullah al-Muslih & Shalah ash-Shawi, Fiqih Ekonomi Keuangan Islam, (Jakarta: Darul

Haq, 2004), hal.198

11 Adiwarman A. Karim, Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: IIIT Indonesia, 2003).

Hal 161

12 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syarri’ah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),

(6)

Pembayaran bisa dilakukan secara tunai atau bisa dilakukan dikemudian hari yang disepakati bersama.

Disamping itu juga ada Istishna’ yang berarti minta dibuatkan. Secara terminology muamalah (ta’rif) berarti akad jual beli dimana Shanni’ (produsen) ditugaskan untuk membuatkan suatu barang pesanan oleh

Mustashni’ (pemesan).13

Istishna’ sebagai salah satu produk yang didasarkan pada akad jual

beli telah mendapatkan pengaturan secara implicit dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992ntentang Perbankan, yakni dalam ketentuan umum mengenai Prinsip Syari’ah. Istishna’ diatur secara khusus dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah, antara ain yakni pada Pasal 19 Ayat 1.14

Dalam fatwa DSN-MUI dijelaskan bahwa jual beli Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual. 3. Prosedur dalam pembiayaan KPR IB

Penyaluran pembiayaan adalah seluruh rangkaian kegiatan yang

dimulai dari proses inisiasi sampai pembiayaan tersebut dinyatakan lunas.15

13 Muhammad, Sistem & Prosedur Operasional Bank Syariah cet. 1, (Yogyakarta: UII Press,

2000), hal.22

14 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syari’ah di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 2007), hal.107

15 Bank Muamalat Indonesia, Kebijakan Umum Pembiayaan Bank Muamalat; Kebijakan Umum Penyaluran Pembiayaan (Surabaya: 2013), hal.1

(7)

Berikut prosedur pembiayaan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

Inisiasi. Inisiasi adalah proses awal penetapan criteria nasabah sesuai target market rencana pembiayaan Bank Muamalat. Dalam melakukan inisiasi, beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

a. Standar nasabah

1. Standar umum nasabah yang harus diperhatikan bagi setiap

Relationship Manager (RM) adalah : mempunyai watak/karakteristik

yang baik yaitu bersikap jujur, mempunyai kemampuan mengelola dana (keuangan) dan mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya serta mempunyai kemauan untuk bekerjasama. Disamping itu juga mempunyai kecakapan dan kemampuan untuk menerima pembiayaan (competence to borrow), dan manajemen terutama untuk kelansungan usahanya nanti.

2. Kondisi nasabah harus didasarkan pada kondisi saat ini, kemudian bagaimana antisipasinya serta perubahannya (minimal mengacu kepada kondisi tiga tahun terakhir kecuali perusahaan baru yang mencakup profitabilitas, likuiditas dan leverage.

3. Kondisi keuangan nasabah dalam kondisi bagus dan menguntungkan serta aktivitas usahanya sehat.

(8)

4. Nasabah diharapkan mempunyai jaminan untuk mendukung pembiayaan dengan nilai yang sesuai dengan jenis dan jumlah pembiayaan yang diberikan.

5. Sumber pembayaran nasabah terutama harus berasal dari sumber pendapatan yang normal seperti gaji tetap atau pendapatan yang berasal dari operasional bisnis. Karena itu sangat diharapkan bank, nasabah mempunyai kemampuan menciptakan sumber dana untuk memenuhi kewajiban pembiayaan (capacity to create sources of

funding).

6. Struktur fasilitas harus konsisten dengan tujuan penggunaan pembiayaan, seperti :

a) Jumlah nominal pembiayaan harus tetap atau berupa line pembiayaan.

b) Jadwal kewajiban harus dirinci dan konsisten dengan realisasi penggunaan dana nasabah.

c) Jangka waktu harus konsisten dengan jenis fasilitas dan tujuan pembiayaan.

b. Standar dokumentasi pembiayaan

Dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 282 memerintahkan kepada setiap muslim untuk meminta dokumentasi transaksi yang jelas dan benar. Standar dokumentasi pembiayaan yang diberlakukan di Bank Muamalat

(9)

adalah yang terkait dengan data-data atau bukti-bukti dan keterangan-keterangan lainnya yang dapat memberikan nilai hukum bagi bank.

c. Standar jaminan

1. Dalam al-Quran disebutkan bahwa “tidak seorangpun yang dapat menjamin kepastian tentang keberhasilan usahanya di masa mendatang” (Luqman ayat 34). Berdasarkan fakta bahwa tidak ada satupun cara atau sarana hukum yang dapat mencegah seseorang mengingkari janjinya. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan pembiayaan, bagi setiap pejabat bank harus melakukan penilaian yang cermat dan benar terhadap watak, kemampuan, modal, prospek usaha nasabah dan agunan.

2. Untuk agunan atau jaminan diperkuat dengan: UU No. 10 Tahun 1998 pasal 8 ayat 1 tentang perbankan bahwa mengurangi resiki, maka bank syariah diperbolehkan meminta jaminan kepada nasabah. Jaminan yang dimaksud adalah kekayaan atau kesanggupan seseorang untuk menanggung pembayaran kembali seluruh pembiayaan.. menurut hukum positif, jaminan yang digolongkan dalm harta bisa berbentuk barang yang dapat diganti (uang, barang yang dapat diperdagangkan, barang yang daoat dibagi seperti beras dan gula, dan barang yang bergerak seperti mobil, motor dan mobil atau barang yang tidak bergerak seperti tanah, bangunan, mesin-mesin berat yang ditanam.

(10)

3. Khusus untuk pembiayaan kendaraan bermotor, maka kendaraan yang akan dibelikan tersebut sebagai jaminan utama.

4. Nilai jaminan harus ditetapkan berdasarkan Liquidation Basis dan ersentasi nilai pasar jaminan yang dapat diterima sebagai nilai

liquidasi jaminan.

d. Standar legalitas

Standar legalitas nasabah sangat diperlukan, mengingat risiko-risiko yang dihadapi bank sangat kompleks, sehingga nasabah sebagi pelaku hukum mempunyai hak dan kewajiban dalam memenuhi tindakan hukum yang akan dilakukannya. Bank muamalat membagi tiga bagian subyek (pelaku) hukum untuk setiap pembiayaan yaitu perorangan, kelompok dan badan usaha.

Berikut Prosedur-prosedur yang dilakukan dalam pembiayaan KPR IB : 1. Pengajuan berkas-berkas

Pemohon atau calon nasabah mengajukan permohonan pembiayaan yang dituangkan dalam satu proposal yang dilampirkan dengan berkas-berkas lain yang dibutuhkan. Pengajuan berkas-berkas-berkas-berkas pembiayaan antara lain :

1) Copy identitas diri (KTP, KK, dan Surat Nikah) 2) Copy slip keterangan gaji atau keterangan penghasilan 3) Copy SK pegawai atau keterangan kerja dari perusahaan

(11)

4) Copy izin usaha untuk wiraswasta (akte pendirian, domisili usaha, TDP, SIUPP, NPWP. dll)

a. Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuanya untuk mengetahui apakah berkas-berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan atau tidak. Jika menurut pihak bank belum lengkap maka nasabah diminta untuk melengkapi dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut maka permohonan pembiayaan dibatalkan

b. Wawancara Tahap I

Merupakan pemnyidikan kepada calon peminjam dengan langsug berhadapan dengan calon peminjam, untuk metakinkan apakah berkas-berkas tersebut sudah sesuai dengan apa yang disyaratkan oleh bank atau tidak. Wawancara ini juga digunakan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah.

c. On The Spot

Merupakan kegiatan pemeriksaan lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan jaminan atau usaha. Kemudian hasil On the

Spot dicocokan dengan hasil wawancara tahap 1.

d. Wawancara Tahap II

Merupakan kegiatan perbaikan berkas-berkas jika kemungkinan ada kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot dilapangan.

(12)

Keputusan pembiayaan dalam hal ini adalah menentukan apakah pembiayaan akan diberikan atau ditolak, jika diterima maka akan dipersiapkan administrasinya. Biasanya keputusan pembiayaan mencakup: 1) Jumlah uang yang diterima

2) Jangka waktu pengembalian pembiayaan 3) Biaya-biaya yang harus dibayar

f. Penandatanganan akad pembiayaan

Sebelum pembiayaan dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad pemberian pembiayaan dengan dua cara sbb :

1) Antara bank dengan debitur secara langsung 2) Atau melalui notaries

g. Realisasi pembiayaan

Realisasi pembiayaan diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan.

h. Penyaluran atau penarikan dana

Merupakan pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian pembiayaan dan dapat diambil sesuai dengan ketentuan dan tujuan pembiayaan.

Referensi

Dokumen terkait

Kalimat yang digaris bawahi di atas, terdapat kata-kata yang bermakna referensial atau memiliki referen (acuan). Kata ‘ roti’ ‘ roti’ berarti mengacu kepada sebuah

 Mengetahui tentang definisi daya, energi dan hubungan antara tegangan, arus, hambatan dan waktu Kuliah, mimbar Papan tulis, OHP Latihan soal : Menghitung arus,

Dalam pemilihan judul “Perkembangan Lembaga Pengajaran dan Pengembangan Al-Qur’an (LPPQ) Al-Karim Sidoarjo Jawa Timur (1992- 2014)” penulis menemukan kesamaan pada lembaga

Makalah dalam seminar tentang “Pengaturan dan Akibat Hukum Pengangkatan Anak” (Depok: Auditorium FHUI, 29 November 2006) hal 6.. beberapa generasi keturunan yang menyangkut

koridor/solid (bertujuan agar debu yang berasal dari solid tidak pindah ke ruang pengolahan liquid yang relatif tidak berdebu) 3. Tekanan diruang produksi non-betalaktam >

Analisis Data Pelaksanaan Education Games Pada Mata Pelajaran Fiqih Dari dapat hasil observasi tentang pelaksanaan education games diatas dapat diuraiakan bahwa pendahuluan dan

Untuk memberi nama senyawa-senyawa aldehide menurut aturan IUPAC adalah sebagai berikut : beri nama sesuai nama alkana dengan mengganti aliran “ ana “ menjadi “ anal

b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas maka perlu menetapkan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Cikajang tentang isi rekam