• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KECELAKAAN KERJA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI PADA PT ARTISTIKA KREASI MANDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KECELAKAAN KERJA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI PADA PT ARTISTIKA KREASI MANDIRI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS KECELAKAAN KERJA UNTUK

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN

PENERAPAN SISTEM INFORMASI PADA

PT ARTISTIKA KREASI MANDIRI

Adrians Perdana, Fuadi A. Nasution, J. Sudirwan

Binus University, Jl. K. H. Syahdan, 021- 5345830, adrians.perdana@yahoo.com

ABSTRACT

Amid rapid growth of industry in Indonesia, there will be so many challenges and problems

within the sector. One of the main problem is working accident which shows increasing trend over

the years. This report discussed ratio working accidents which occurred in PT Artistika Kreasi

Mandiri, and analyze the impact on productivity. Lost Time Frequency Rate method is one of the

working accident ratio method commonly used to calculate lost time due to accidents in working.

This due to lost time can have significant working delay and decreasing working productivity. If this

accident happened, this will be detrimental to company revenue. Lost time ratio and other working

accident ratio will be analyze to measure its impact on productivity of employee. It aims to provide

understanding/insight to company if this issue needs regular review and full attention from Top

Management. To support Top management in managing working accident data and analysis, author

using Object Oriented Analysis and Design to determine requirement and design of the system. This

system could be use as tools in review, decision making and continuous improvement.

Keywords: Accidents, the ratio of Lost Time, productivity, Object Oriented Analysis and Design,

Continuous Improvement.

ABSTRAK

Seiring dengan pertumbuhan pesat dunia industri di Indonesia, maka akan banyak pula

bermunculan tantangan dan permasalahan dalam dunia industri. Salah satunya adalah kecelakaan

kerja yang dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Laporan ini membahas mengenai

rasio kecelakaan kerja yang terjadi di PT Artistika Kreasi Mandiri, dan melihat pengaruh

kecelakaan kerja tersebut terhadap produktivitas. Metode Lost Time Frequency Rate merupakan

salah satu metode rasio kecelakaan kerja yang digunakan untuk menghitung rasio lost time akibat

kecelakaan kerja, dikarenakan lost time tersebut dapat menyebabkan penundaan kerja sampai

dengan penurunan produktivitas kerja. Jika hal tersebut terjadi, maka hal ini akan sangat

merugikan perusahaan dari segi pendapatan. Rasio lost time dan rasio kecelakaan kerja lainnya ini

nanti akan dilihat pengaruhnya terhadap produktivitas kerja dari pekerja yang mengalami

kecelakaan kerja. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada perusahaan bahwa

permasalahan kecelakaan kerja dan tindakan pencegahannya perlu dilakukan review dan perhatian

penuh. Untuk mendukung pihak top management dalam melakukan manajemen data kecelakaan

kerja, maka digunakan metode Object Oriented Analysis and Design untuk menentukan kebutuhan

(2)

2

dan perancangan sistem. Sistem ini nanti bertujuan sebagai tools dalam melakukan review,

pengambilan keputusan, dan continuous improvement.

Kata Kunci: Kecelakaan Kerja, Rasio Lost Time, Produktivitas, Object Oriented Analysis and

Design, Continuous Improvement.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat perkembangan industri yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan bertambah pesat dan menjalarnya industri baik dalam skala kecil, skala menengah maupun dalam skala besar. Menurut Badan Pusat Statistik (Badan Pusat Statistik, 2013), perekonomian Indonesia pada tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23% dari tahun 2011 dengan kontribusi PDB (Produk Domestik Bruto) dari bidang industri pengolahan sebesar 23,94% dan untuk industri pengolahan sendiri mengalami peningkatan sebesar 5,73%.

Dengan perkembangan yang tinggi dan semakin pesatnya industri, tentu berbanding lurus dengan munculnya tantangan dan permasalahan dalam dunia industri. Salah satu tantangan dan permasalahan yang muncul adalah bagaimana mengatasi kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan. Tantangan dan permasalahan ini harus segera ditindaklanjuti. Kecelakaan kerja dapat merugikan perusahaan dan menurunkan produktivitas. Menurut data statistik kecelakaan kerja versi Jamsostek periode 2011 (Jamsostek, 2011), kecelakaan kerja di Indonesia pada tahun 2011 sebesar 99.491 kasus. Sedangkan kecelakaan kerja pada tahun 2012 meningkat menjadi 103.000 kasus atau naik sebesar 3,41% (Jamsostek, 2013).

PT Artistika Kreasi Mandiri merupakan perusahaan penghasil furniture outdoor yang telah berdiri selama hampir 7 tahun. Didirikan pada tahun 2006, PT Artistika Kreasi Mandiri memulai bisnisnya dengan menempatkan kantor di Bekasi Timur serta pabrik yang berada di Subang, Jawa Barat. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2007 kantor dan pabrik dipindahkan menjadi satu lokasi yaitu bertempat di Serang, Cikarang. PT Artistika Kreasi Mandiri memproduksi furniture, mulai dari kursi, meja, pot tanaman, tempat tidur, dan lain-lain. Keunggulan yang dimiliki perusahaan yakni terletak pada bahan baku yang digunakan, yaitu rotan sintetik. Rotan sintetik (synthetic rattan) merupakan bahan yang seperti rotan buatan yang ramah lingkungan serta tahan lama jika dibandingkan dengan rotan asli yang tidak tahan lama.

Dalam menjalankan proses bisnisnya, setiap hari bagian produksi tidak dapat dilepaskan dengan peralatan tangan dan mesin yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Pada PT Artistika Kreasi Mandiri, kecelakaan kerja belum terlalu diperhitungkan pengaruhnya bagi perusahaan. Hal tersebut terlihat dari belum adanya sistem pencatatan data secara pasti dan terstruktur yang dilakukan dari perusahaan. Belum adanya data history yang terstruktur tersebut, menjadi permasalahan tersendiri bagi perusahaan jika mereka ingin melihat keterkaitan antara kecelakaan kerja dengan pengaruh kinerja dan produktivitas kerja. Perusahaan juga tidak memperhitungkan pengaruh lost time pekerja yang mengalami kecelakaan kerja, sehingga tidak dapat menilai pengaruhnya terhadap aset perusahaan baik finansial maupun produktivitas.

Dalam operasionalnya, PT Artistika Kreasi Mandiri hanya melakukan tindakan langsung untuk kecelakaan kerja yang bersifat ringan dan untuk kecelakaan kerja yang bersifat berat, langsung memberikan kebebasan kepada korban untuk dirawat di rumah atau dilarikan ke rumah sakit. Data kecelakaan kerja tidak dicatat secara lengkap, sehingga tidak adanya data history yang jelas bagi perusahaan mengenai kecelakaan kerja yang terjadi.

Selain menimbulkan kerugian finansial, kecelakaan kerja akan mempengaruhi keberadaan aset perusahaan yaitu pekerja dari perusahaan itu sendiri. Apabila kecelakaan kerja tidak diatasi dan dicari akar permasalahan, maka akan terjadi peningkatan risiko banyaknya korban jiwa untuk kejadian kecelakaan kerja yang berulang di perusahaan. Kerugian akibat kecelakaan kerja sendiri dapat bermacam-macam, mulai dari biaya pengobatan, kompensasi kecelakaan, perubahan sistem kerja, hilangnya waktu bekerja dan lain sebagainya.

(3)

3

Studi kasus ini menitikberatkan pada perhitungan lost time bagi pekerja akibat kecelakaan kerja. Metode yang digunakan yaitu Lost Time Frequency Rate (LTFR), menghitung rasio lost time dari pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dikarenakan kecelakaan kerja yang terjadi terlebih jika menimbulkan lost time dapat berpengaruh dalam hal produktivitas dari perusahaan kedepannya. Perhitungan LTFR dilakukan dengan mengambil data untuk para pekerja yang mengalami kecelakaan baik kecelakaan yang sifatnya dapat diatasi segera (incident) maupun yang mengharuskan pekerja untuk dirawat atau dipulangkan karena terluka parah (injury). Hal ini karena kecelakaan kerja yang sifatnya incident maupun injury dapat mengakibatkan lost time bagi pekerja tergantung pada klasifikasi kecelakaan kerja yang terjadi. Dikarenakan kekurangan perusahaan dalam pencatatan data kecelakaan kerja, diperlukan perancangan sebuah sistem penyimpanan (database) untuk kecelakaan kerja dan produktivitas kerja.

Permasalahan utama dari PT Artistika Kreasi Mandiri yaitu tidak diperhitungkannya pengaruh kecelakaan kerja terhadap produktivitas kerja terlebih jika kecelakaan tersebut dapat menimbulkan lost time. Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Berapa rasio lost time akibat kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan? • Apakah kecelakaan kerja mempengaruhi produktivitas kerja perusahaan?

• Bagaimana sistem informasi yang dirancang untuk melakukan pencatatan kecelakaan kerja dan perhitungan produktivitas kerja di perusahaan?

• Bagaimana usulan perbaikan yang dibutuhkan oleh perusahaan terhadap permasalahan kecelakaan kerja dan produktivitas?

Lost Time Frequency Rate

Lost Time Injury/Diseases merupakan kejadian yang mengakibatkan kematian, cacat permanen, kehilangan waktu bekerja selama satu hari atau lebih yang diakibatkan kecelakaan kerja (Australian Standard, 1990, p. 6). LTFR merupakan salah satu metode analisis untuk menilai level kesehatan dan keselamatan di tempat kerja secara silang antara aturan, pelatihan, dan tingkah laku (Geldart, Smith, Shannon, & Lohfeld, 2010, p. 562). Lost Time Injury Frequency Rate atau yang sering disingkat LTIFR/LTFR merupakan jumlah waktu yang hilang akibat cedera atau kecelakaan kerja per satu juta jam kerja pekerja. Untuk menghitung rasio jumlah cedera atau kecelakaan kerja yang mengakibatkan lost time per satu jam kerja pekerja, maka rumusnya adalah sebagai berikut (Commonwealth of Australia , 2012):

Dalam menghitung rasio insidensi dari suatu perusahaan, OSHA merekomendasikan perhitungan untuk menampilkan statistik incidence rate (IR) per 100 full time pekerja setiap tahunnya (Freivalds, 2009, p. 334):

IR = 200.000 x I/H Dimana:

I = Jumlah cedera dalam periode waktu tertentu

H = Jam kerja pekerja dalam periode waktu yang sama

Dapat dikatakan bahwa, incidence rate merupakan jumlah kejadian atau kecelakaan kerja yang dapat berupa cedera atau sakit setiap 100 orang pekerja yang dipekerjakan (Mayendra, 2009, p. 16).

Produktivitas Kerja

Produktivitas berkaitan dengan penggunaan input secara efektif guna menghasilkan output (Sundjoto, 2008, p. 57). Produktivitas mengandung pengertian sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan sumber daya yang digunakan secara keseluruhan (input). Terdapat dua dimensi di dalam produktivitas, yaitu efektivitas dan efisiensi. Efektivitas yang dimaksud lebih mengarah kepada pencapaian kerja yang maksimal, sedangkan efisiensi berkaitan dengan perbandingan sumber daya yang digunakan dengan realisasi penggunaan atau bagaimana pekerjaan dilakukan (Agustini, 2012, p. 4).

Produktivitas kerja merupakan perbandingan dari hasil (output) dari pekerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu produk tersebut (Widhayanti, 2004, p. 8). Produktivitas kerja dapat dirumuskan sebagai berikut (Widhayanti, 2004, p. 9):

(4)

4

Siklus PDSA

Siklus PDSA merupakan sebuah siklus yang digunakan untuk menguji perubahan dengan mengembangkan rencana untuk menguji perubahan (Plan), melaksanakan tes atau uji coba (Do), mengamati dan belajar dari konsekuensi (Study), dan menentukan apa yang harus dilakukan perubahan dan modifikasi untuk menerapkan perubahan (Act) (Institute for Healthcare Improvement, 2011). PDSA pada intinya dilakukan untuk menguji hasil uji coba perubahan dan menilai dampaknya. Uji coba perubahan dengan siklus ini mungkin saja tidak memenuhi keinginan, oleh sebab itu lebih aman dan lebih efektif jika uji coba dilakukan dalam skala kecil sebelum dilakukan penerapannya di semua bagian. Hal-hal yang dilakukan perubahan dan dilakukan uji coba perubahan pada dasarnya berkaitan dengan pengurangan biaya, waktu, dan risiko dari sebuah pekerjaan (Institute for Innovation and Improvement, 2008).

Adapun empat tahapan dalam siklus PDSA adalah sebagai berikut (Institute for Innovation and Improvement, 2008):

1. Plan, merupakan tahapan perencanaan perubahan yang akan diuji coba dan diterapkan.

2. Do, melakukan uji coba atau perubahan.

3. Study, mempelajari dan mengevaluasi data sebelum dan setelah perubahan serta merefleksikan apa yang

telah dipelajari.

4. Act, merencanakan siklus perubahan berikutnya atau implementasi penuh.

Object Oriented Analysis and Design

Merupakan proses desain yang berbasis object oriented dalam merancang sistem yang berfungsi untuk menjembatani antara kebutuhan pengguna dengan pemrograman yang dilakukan di dalam sistem. Metode analisis ini merupakan proses pengembangan sistem informasi yang di dalamnya terdiri dari kumpulan beberapa model Unified Modeling Language (UML). Sistem analisis berbasis OOAD mempersiapkan seseorang untuk merancang dan mengembangkan sistem yang dibuat mulai dari blueprint, sampai dengan perancangan kode (coding) secara terstruktur (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010, p. 388).

Tabel 1 Tools OOAD

Requirement Analysis Design System

- Activity Diagram

- Event Table

- Use Case Diagram

- Use Case Description

- Domain Class Diagram

- Structure Database

- Activity-Data Matrix

- State Transition Diagram

- System Sequence Diagram

- Storyboarding

- First-Cut Class Diagram

- Deployment Environment

- Software Architecture

- Completed Three-Layer Sequence Diagram

- Updated Design Class Diagram

- Package Diagram

(5)

5

METODE PENELITIAN

Untuk melakukan studi kasus ini, berikut adalah urutan dari metode penelitian:

Gambar 1 Diagram Alir

Langkah awal dalam pelaksanaan penelitian adalah menetapkan perusahaan yang akan menjadi tempat observasi dan pengambilan data untuk penelitian. Observasi lapangan dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian seperti data kecelakaan kerja penyebab kecelakaan kerja, data produksi dari divisi terkait, atau dari segi prosedur dan tenaga kerja. Selain itu, observasi dilakukan supaya dapat melihat secara langsung kondisi yang sebenarnya di perusahaan secara aktual.

Selanjutnya melakukan Identifikasi masalah yaitu melakukan identifikasi masalah mengenai fokus permasalahan dan sebab akibat permasalahan serta memperhatikan ruang lingkup dan batasan dari penelitian sehingga memudahkan dalam melakukan pengumpulan dan pengolahan data nantinya. Permasalahan pada PT Artistika Kreasi Mandiri yang ingin diteliti yaitu tingkat kecelakaan kerja yang terjadi sampai menimbulkan lost time pada perusahaan. Kecelakaan kerja dan lost time sendiri nantinya dianalisis apakah akan mempengaruhi produktivitas kerja atau tidak. Di sisi lain, perusahaan tidak melakukan pencatatan mengenai kecelakaan kerja yang terjadi terhadap pekerja sehingga sulit untuk mencari data history mengenai kecelakaan kerja.

Setelah melakukan observasi dan mempelajari studi pustaka terkait, dilakukan pengumpulan data pada perusahaan berupa kecelakaan kerja yang terjadi dalam kurun waktu April 2012 – Maret 2013, manhours, jumlah pekerja perusahaan, data hasil dan waktu produksi serta data penunjang lainnya seperti yang dibutuhkan untuk pengolahan data pada tahap berikutnya.

Setelah data didapatkan dari kegiatan pengumpulan data, dilakukan pengolahan data sesuai dengan topik dan permasalahan yang ada. Hal ini ditujukan untuk mencari hasil yang diharapkan menjadi solusi dari permasalahan yang ada. Data kecelakaan kerja yang didapatkan diklasifikasikan dan digambarkan penyebab masalah ke dalam Ishikawa Chart. Setelah data kecelakaan kerja diolah, dapat dilakukan perhitungan lost time dengan menggunakan metode Lost Time Frequency Rate dengan manhours sebagai data pendukung. Untuk melihat keterkaitan kecelakaan kerja dan produktivitas, maka dilakukan perhitungan produktivitas dengan data jumlah dan waktu produksi sehingga didapatkan output dari pekerja.

Analisis data dilakukan setelah proses pengolahan data selesai dilakukan. Analisis dilakukan untuk mengetahui penyebab dan faktor-faktor apa saja yang menjadi permasalahan. Data kecelakaan kerja yang telah diolah dikaitkan dengan tingkat produktivitas yang ada sehingga dapat dilihat hubungan antara

(6)

6

munculnya kecelakaan kerja dengan perubahan produktivitas pekerja. Setelah itu, dapat ditarik sebuah solusi yang didasari dari penyebab kecelakaan kerja yang terjadi di PT Artistika Kreasi Mandiri yang sebelumnya telah digambarkan dalam Ishikawa Chart. Selain permasalahan kecelakaan kerja, sistem yang dirancang dilakukan analisis sesuai dengan kebutuhan dan pertimbangan yang telah ditentukan. Dari analisis tersebut nantinya muncul solusi dari pemecahan masalah yang kemudian nanti akan diimplementasikan. Implementasi solusi yang tepat akan dianalisis berdasarkan siklus PDSA (Plan, Do, Study, Act) yang disesuaikan dengan ruang lingkup dan kondisi pada PT Artistika Kreasi Mandiri. Di samping itu, perlu dilakukan studi pustaka sebagai penunjang dari analisis data.

Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data, maka didapatkan struktur data dan model matematika yang nantinya akan dimasukkan ke dalam sistem yang akan dibuat. Sistem dirancang mengacu pada pengolahan data dan analisis kebutuhan, dikarenakan sistem ditujukan untuk membantu record data, data history, serta pengambilan keputusan bagi pihak eksekutif.Sistem dirancang berdasarkan proses bisnis, aktor yang terkait dalam sistem, event yang terjadi, serta kegiatan apa yang ingin dilakukan dengan menggunakan sistem. Untuk tampilan sistem (user interface) disesuaikan dengan kebutuhan dari aktor-aktor yang akan menggunakan sistem nantinya. Perancangan sistem juga dilakukan uji coba berkali-kali sampai dengan didapatkan rancangan yang sesuai dan tepat.

Setelah hasil analisis dan pembahasan data didapatkan, maka dapat ditarik kesimpulan atas permasalahan yang menjadi topik dalam melakukan studi kasus, dimana pada kesimpulan terdapat inti dari permasalahan dan bagaimana solusi dari permasalahan tersebut. Selain kesimpulan, perlu juga dicantumkan saran dari penulis sebagai solusi dari hasil observasi yang telah diteliti. Saran merupakan usulan perbaikan guna memperbaiki kesalahan dan meningkatkan kinerja perusahaan agar menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.

HASIL DAN BAHASAN

Ishikawa Chart

Melihat banyaknya kecelakaan kerja di perusahaan, maka dilakukan pemetaan penyebab dari kecelakaan kerja tersebut. Pemetaan tersebut digambarkan pada ishikawa chart berikut ini:

Work Incident Tools Environment Method Man Skill Turn over Training Behaviour Maintenance Atribute SOP Safety Prosedure Life Cycle Temperature Noise Sound Machine

(7)

7

Lost Time Frequency Rate

Pada tahap pengumpulan data, telah dijabarkan jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di PT Artistika Kreasi Mandiri. Penjabaran tersebut mengenai kecelakaan kerja yang diklasifikasikan ke dalam FAC, MTC, RWC, dan LTI. Tujuannya yaitu untuk mengetahui sifat kecelakaan kerja yang dicatat oleh perusahaan. Selain itu, diketahui juga jumlah pekerja dan jam kerja mereka. Kedua data tersebut merupakan data pendukung dalam pengolahan LTFR.

Perhitungan LTFR, merupakan perhitungan rasio kecelakaan kerja yang mengakibatkan lost time per 1 juta jam kerja pekerja. Perhitungan LTFR dilakukan dengan rumus:

Selain menghitung LTFR, dilakukan juga perhitungan TIFR dan TRIR. Total Incident Frequency Rate (TFIR) merupakan rasio total kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan yang dalam hal ini berarti mulai dari FAC, MTC, RWDC, dan LTI digunakan dalam perhitungan. Perhitungan TIFR dilakukan dengan rumus:

Tahapan akhir yakni melakukan perhitungan TRIR. Total Recordable Incident Frequency Rate (TRIR) merupakan rasio insiden kecelakaan kerja yang dicatat perusahaan. Masih sama dengan LTFR dan TFIR, satuan yang digunakan disini per satu juta jam kerja pekerja. Dalam TRIR, perusahaan hanya mencatat MTC, RWDC, dan LTI dalam perhitungannya. Hal ini dikarenakan perusahaan beranggapan bahwa ketiga hal tersebut merupakan insiden yang lebih perlu diperhitungkan mengingat FAC yang memiliki frekuensi tidak tetap dan tidak terlalu memberikan dampak bagi proses bisnis perusahaan. Perhitungan TRIR dilakukan dengan rumus:

Tabel 2 Perhitungan Rasio Kecelakaan

Nilai Satuan Keterangan

LTFR (Lost Time

Frequency Rate) 23,395

Rasio lost time per 1

juta jam kerja LTI/Man Hours x 1.000.000 TIFR (Total Incident

Frequency Rate) 2339,51

Rasio total insiden per 1 juta jam kerja

(FAC+MTC+RWDC+LTI)/Man Hours x 1.000.000 TRIR (Total Recordable Incident Frequency Rate) 853,92

Rasio insiden yang dicatat perusahaan per

1 juta jam kerja

(MTC+RWDC+LTI)/Man Hours x 1.000.000

Produktivitas

Produktivitas merupakan hal penting sebagai salah satu faktor dalam pengukuran kinerja. Semakin tinggi tingkat produktivitas, maka semakin baik kinerja dari pekerja yang terkait dalam proses produksi di perusahaan. Semakin banyak produk yang dihasilkan pekerja per satuan waktu tertentu, maka semakin tinggi produktivitas yang dihasilkan. Dalam perhitungan produktivitas, digunakan rumus sebagai berikut:

Setelah perhitungan LTFR kecelakaan kerja, dicari produktivitas dari pekerja. Produktivitas dicari bertujuan untuk melihat keterkaitan antara kecelakaan kerja dengan tingkat produktivitas. Berikut ini adalah hasil kenaikan produktivitas dengan membandingkan produktivitas awal dengan kecelakaan kerja dan produktivitas akhir tanpa kecelakaan kerja:

(8)

8

Tabel 3 Kenaikan Produktivitas

No Produk

Besar Kenaikan Produktivitas Frame (6 orang) Weaving 1 U Chair 12% 25% 2 Amberes Arm 17% 25% 3 Amberes Side 17% 25% 4 Caddie 17% 25% 5 Cylon Chair 7% 33%

6 Lucy Lazy Arm 17% 33%

7 Lucy Dining Arm Chair 11% 25%

8 Lucy Foot Stole 11% 25%

9 Lucy Center 17% 25%

10 Lucy Coffee Table 11% 25%

Rata-rata 13% 27%

Siklus PDSA

Untuk itu perlu penerapan perbaikan atau solusi dengan analisis siklus PDSA (Plan-Do-Study-Act) sebagai bentuk continous improvement untuk perbaikan perusahaan kedepannya. Adapun tahapan penerapan siklus ini dalam perusahaan adalah sebagai berikut:

(9)

9

Analisis Sistem Informasi

Analisis perancangan sistem informasi diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan sistem. Hal ini dianalisis berdasarkan proses bisnis yang ada dan di modelkan ke dalam UML. Komponen yang dibutuhkan dalam merancang sistem yaitu aktor, fungsi, aktivitas, serta arsitektur data. Fungsi sistem nantinya menentukan inputan dan output yang nantinya dibutuhkan oleh aktor dalam sistem. Berikut adalah diagram analisis aktivitas perusahaan dan fungsi dalam sistem yang berguna dalam perancangan sistem informasi sesuai dengan kriteria input dan output dari setiap fungsi:

Gambar 4 Activity Diagram dan Use Case

Selanjutnya adalah class diagram. Merupakan diagram yang menggambarkan struktur data dan asosiasi antar kelas. Dari masing-masing data dalam kelas, memiliki atribut yang merupakan informasi. Informasi ini nantinya dibutuhkan untuk perancangan sistem informasi.

Selain melakukan analisis kebutuhan, dalam merancang sistem perlu juga melakukan analisis desain sistem. Desain dimulai dengan mengembangkan navigasi data dari setiap arsitektur dalam sistem. Setelah itu, ditentukan standar dari spesifikasi teknologi informasi dan arsitekur jaringan dari sistem seperti dalam hal ini adalah menggunakan topologi star untuk sistem arsitektur. Sistem ini nantinya hanya memerlukan satu server yang nantinya terhubung ke dalam jaringan LAN. Hasil dari perancangan desain ini berupa sistem yang memiliki fungsi-fungsi yang telah ditentukan pada analisis kebutuhan sistem sebelumnya, seperti laporan untuk pihak top management dalam melihat lost time dan kecelakaan kerja, produktivitas, dan sebagainya.

(10)

10

Gambar 5 Class Diagram dan Storyboard

Hasil Uji Coba Sistem

Setelah sistem dirancang baik secara arsitektur dan infrastrukturnya, maka dilakukan uji coba hasil untuk melihat pengaruh yang dihasilkan dari penerapan sistem nantinya. Uji coba juga bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi dari sistem lama ke sistem baru. Secara keseluruhan, hasil uji coba sistem adalah sebagai berikut:

• Setiap divisi yang berinteraksi dengan sistem, dapat melakukan manajemen data dengan mudah. • Tingkat akurasi data dan keamanan data lebih terjamin.

• Dengan penggunaan sistem, dapat melihat data-data pada periode sebelumnya dikarenakan data tersebut disimpan ke dalam database. Sedangkan sistem sebelumnya, banyak data hilang dikarenakan manajemen data masih dilakukan secara manual yaitu dengan pencatatan di atas kertas.

• Adanya sistem yang sistematis dan terintegrasi di masing-masing divisi maupun antar divisi. Jadi, ketika suatu divisi memerlukan data di divisi lain, mereka dapat menghubungkan kebutuhan tersebut dalam sistem tanpa harus melakukan pencarian dokumen secara manual. Hal ini tentunya lebih praktis dibandingkan dengan sistem kerja sebelumnya.

Untuk pihak top management, sistem sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Sistem ini dapat dikatakan sebagai DSS (Decision Support System). Mereka dapat dengan mudah melakukan review terhadap sistem kerja mereka, terlebih terhadap hal yang menyangkut kecelakaan kerja dan produktivitas. Dengan penyajian data di dalam laporan yang diberikan oleh sistem, pihak top management dapat dengan mudah menafsirkan rasio kecelakaan kerja dan produktivitas di perusahaan. Hal ini tidak dimiliki oleh sistem sebelumnya, sehingga pihak top management tidak memperhatikan masalah kecelakaan kerja dan keterkaitannya terhadap produktivitas perusahaan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengamatan, pengolahan, dan analisis data serta perancangan sistem yang telah dilakukan pada PT Artistika Kreasi Mandiri maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

• PT Artistika Kreasi Mandiri memiliki rasio kecelakaan kerja yang cukup tinggi jika dilihat secara keseluruhan. Untuk rasio lost time (LTFR) yang dimiliki oleh perusahaan bernilai 23,395 atau 24

(11)

11

kecelakaan kerja dalam satu juta jam kerja dari pekerja. Jika di konversikan dalam jam, maka dapat dikatakan bahwa terdapat 187,16 jam lost time dari satu juta jam kerja perusahaan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, nilai tersebut dapat dikatakan rendah jika melihat proses produksi perusahaan di lapangan yang bersifat semi tradisional dan memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Sedangkan untuk nilai rasio lainnya seperti TIFR dan TRIR, perusahaan memiliki nilai rasio yang lebih tinggi dibandingkan dengan rasio lost time (LTFR).

• Dari hasil pengamatan proses kerja yang dikondisikan dengan menggunakan kelengkapan K3, didapatkan bahwa ada peningkatan produktivitas rata-rata sebesar 13% di bagian pembuatan frame dan rata-rata sebesar 27% di bagian weaving. Hal ini menyadarkan bahwa kecelakaan kerja dapat memberikan dampak besar dalam mempengaruhi tingkat produktivitas. Semakin kecil kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan, maka akan semakin besar tingkat produktivitas para pekerjanya. Begitu juga sebaliknya, apabila kecelakaan kerja semakin sering terjadi maka produktivitas dari para pekerja akan semakin rendah. • PT Artistika Kreasi Mandiri membutuhkan sistem informasi yang mengatur pencatatan data serta dukungan pihak top management untuk melakukan review sistem kerja serta pengambilan keputusan. Dengan perancangan sistem baru, masing-masing divisi yang terhubung dalam sistem kesehatan dan keselamatan kerja dapat melakukan manajemen data kecelakaan kerja dengan baik dan mudah, sehingga data dapat di akses dengan mudah jika diperlukan. Sistem ini juga dapat sebagai alat ukur produktivitas pekerja di perusahaan. Selain itu, sistem ini mengintegrasikan semua divisi terkait sehingga sharing information dapat dengan mudah dilakukan.

• Menindaklanjuti hasil rasio kecelakaan kerja dan tingkat produktivitas, maka perlu dilakukan usulan perbaikan secara sistematis dalam sistem kerja perusahaan. Berdasarkan analisis PDSA, untuk mengatasi turn over yang tinggi, perusahaan harus merubah sistem perekrutan pekerja menjadi sistem kontrak. Selain itu, perusahaan perlu melakukan pelatihan dasar untuk mengatasi ketidakpahaman pekerja terhadap jobdesk mereka akibat tingkat turn over yang tinggi. Selanjutnya, perlu dilakukan sosialisasi dan standarisasi instruksi kerja dan peraturan yang nyata dan tertulis dimana berisikan secara jelas mengenai aturan masing-masing pekerjaan, prosedur masing-masing pekerjaan, dampak dan hukuman dari pelanggaran yang dilakukan untuk mengatasi perbedaan knowledge dan behavior dari pekerja. Sosialisasi yang diberikan harus dapat memberikan sebuah deskripsi yang mudah dipahami oleh pekerja dengan berbagai cara seperi gambar atau video.

Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

Dukungan dari pihak top management untuk melakukan perubahan sesuai dengan usulan perbaikan sangat diperlukan.

• Sebelum sistem di implementasi, perlu dilakukan anggaran pembiayaan untuk penanaman investasi software, hardware, dan network serta pelatihan terhadap operator.

Perusahaan harus melakukan pembaruan master data dalam sistem guna mendukung fungsi dari sistem. • Kepada para pembaca yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan untuk mengembangkan

sistem yang lebih dinamis.

• Kepada para pembaca yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan untuk melakukan pengumpulan data history dengan periode lebih lama agar referensi hasil lebih banyak dan bervariasi. • Kecelakaan kerja harus di eliminasi dikarenakan akan mempengaruhi produktivitas. Dengan

mempertimbangkan pendidikan dari pekerja, maka untuk usulan perbaikan terkait peralatan harus dirancang khusus sesuai keamanan, kenyamanan, dan kebutuhan pekerja.

REFERENSI

Agustini, F. (2012). Pemberdayaan Kelompok Dosen Bidang Kajian Ekonomi Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Dosen. Manajemen Bisnis, Jurnal Magister Manajemen, 1(12), 1-16.

Australian Standard. (1990). Workplace Injury and Disease. Sydney: Standards Australia.

Bilsel, R. U. (2012). Ishikawa Cause and Effect Diagrams Using Capture Recapture Techniques. Quality Technology & Quantitative Management, 9(2), 137-152.

(12)

12

Commonwealth of Australia . (2012). Safe Work Australia. Retrieved October 21, 2012, from http://www.safeworkaustralia.gov.au:

http://www.safeworkaustralia.gov.au/sites/SWA/AboutSafeWorkAustralia/WhatWeDo/Statistics/Pag es/LostTimeInjuryFrequencyRates.aspx.

Fouad, R. H., & Mukattash, A. (2010). Statistical Process Control Tools: A Practical guide for Jordanian Industrial Organizations. Jordan Journal of Mechanical and Industrial Engineering, 4(6), 693-700. Freivalds, A. (2009). Niebel's Methods, Standards, and Work Design (12th ed.). New York: McGraw Hill. Geldart, S., Smith, C. A., Shannon, H. S., & Lohfeld, L. (2010). Organizational practices and workplace

health and safety: A cross-sectional study. Safety Science(48), 562-569.

Institute for Healthcare Improvement. (2011, April 24). Plan-Do-Study-Act (PDSA) Worksheet. Retrieved

from Plan-Do-Study-Act (PDSA) Worksheet:

http://www.ihi.org/knowledge/Pages/Tools/PlanDoStudyActWorksheet.aspx

Institute for Innovation and Improvement. (2008). Quality and Service Improvement Tools: Plan, Do, Study,

Act (PDSA). Retrieved from Plan, Do, Study, Act (PDSA):

http://www.institute.nhs.uk/quality_and_service_improvement_tools/quality_and_service_improvem ent_tools/plan_do_study_act.html

Lestari, T. (2007). Hubungan Keselamatan dan Kesehatan (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor). Bogor: Institut Pertanian Bogor. Mayendra, O. (2009). Analisis Penyebab Kecelakaan. Jakarta: FKMUI.

Patil, R. P. (2011). Productivity Enhancement and Measurement In Pharmaceutical Industry. International Journal of Pharma. Research & Development, 3(1), 193-198.

Perdhaki. (2009, November 13). Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia. Retrieved from www.perdhaki.org: http://www.perdhaki.org/content/undang-undang-kesehatan-no-36-tahun-2009 Ridley, J. (2008). Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (3rd ed.). Jakarta: Erlangga.

Satzinger, J., Jackson, R., & Burd, S. (2010). Systems & Analysis Design A Changing World (5th ed.). Boston: Course Technology.

Shahin, A., Arabzad, S. M., & Ghorbani, M. (2010, November). Proposing an Integrated Framework of Seven Basic and New Quality Management Tools and Techniques: A Roadmap. Research Journal of Internatıonal Studıes - Issue 17(17), 183-195.

Skotnicka-Zasadzien, B., & Bialy, W. (2011, March). An analysis of possibilities to use a Pareto chart for evaluating mining machines’ failure frequency. Polska: Institute of the Production Engineering Silesian University of Technology.

Suhartini. (2007, December). Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PDAM Tirtamarta Yogyakarta (Pendekatan Teori Ekspektasi Victor VRoom). Jurnal Akuntansi & Manajemen, 18(3), 163-177.

Sundjoto. (2008, April). Analisis Produktivitas dan Kinerja Sebagai Pengukur Performance Karyawan Perusahaan. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 2(1), 57-63.

Syaaf, F. M. (2008). Analisis Perilaku Beresiko (At-Risk Behaviour) pada Pekerja Unit Usaha Las Sektor Informal di Kota X Tahun 2008. Jakarta: FKM UI.

Talib, F. (2010). Pareto Analysis of Total Quality Management Factors Critical to Success for Service Industries. International Journal for Quality Research UDK- 005.6 Original Scientific Paper (1.01), 4(2), 155-168.

Widhayanti, R. (2004). Analisis Hubungan Motivasi Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Di PT. Dahana. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

RIWAYAT HIDUP

Adrians Perdana lahir di kota Palembang, Indonesia pada tanggal 28 bulan Januari tahun 1991. Penulis menamatkan pendidikan SMA pada tahun 2008 di Xaverius 1 dan meraih gelar S.T. dan S.Kom pada tahun 2013 di Binus University.

Gambar

Tabel 1 Tools OOAD
Gambar 1 Diagram Alir
Gambar 2 Ishikawa Chart Kecelakaan Kerja
Gambar 3 Siklus PDSA (continuous improvement)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang mana telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Kecerdasan sosial diorganisir dalam dua kategori besar yaitu :kesadaran sosial ( apa yang kita rasakan tentang orang lain) dan fasilitas sosial (apa yang kita lakukan dengan

Gangguan pertukaran gas merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara oksigen yang dihirup dengan karbondioksida yang dikeluarkan pada pertukaran gas antara

Kriteria hasil: Klien dan keluarga mengerti tentang penjelasan yang diberikan, klien kooperatif terhadap tindakan perawatan yang diberikan. Rencana Tindakan: No Intervensi

e. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan pesan agar peserta didik selalu belajar.. Contoh teks cerita ulang a. Dia anak dari seorang kepala suku.

melihat (1) kedekatan antar objek (2) karakteristik atau peubah penciri setiap objek, dan (3) keterkaitan antar peubah.  Menggunakan konsep

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah cabang sekunder meskipun tidak berbeda nyata secara statistik, namun jika dilihat dari angka yang diperoleh pada Situgede merupakan

Zhang (2007) mengajukan model pertumbuhan ekonomi dua sektor dalam waktu diskret, di mana dalam sistem produksi, produsen akan menghasilkan dua output (dua jenis produk)